perkembangan perdagangan indonesia dengan mesir

advertisement
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – ITALIA
PERIODE : JANUARI – MEI 2013
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia
1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-Mei 2013 sebesar
US$ 409,22 miliar, atau turun sebesar 2,85% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 421,23 miliar. Total perdagangan tersebut
terdiri dari ekspor Italia ke Dunia periode Januari-Mei 2013 sebesar US$ 209,55
miliar, atau naik sebesar 0,60% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2012, yang tercatat sebesar US$ 208,30 miliar.
Sedangkan, impor Italia dari Dunia
sebesar US$ 199,67 miliar, atau turun 6,23% apabila dibanding nilai impor periode
Januari-Mei 2012, sebesar US$ 212,92 miliar. Neraca perdagangan Italia dengan
Dunia periode Januari-Mei 2013, surplus sebesar US$ 9,89 miliar. Sementara itu, pada
periode yang sama tahun 2012, neraca perdagangan Italia dengan Dunia tercatat defisit
sebesar US$ 4,62 miliar.
2. Negara tujuan utama ekspor Italia, pada periode Januari-Mei 2013, antara lain :
Jerman sebesar US$ 26,70 miliar dengan penurunan sebesar 3,97%, dan pangsanya
sebesar 12,74%. Kemudian, Perancis dengan nilai sebesar US$ 23,47 miliar, turun
sebesar 2,18%, dan pangsanya sebesar 11,20%. Selanjutnya, Amerika Serikat sebesar
US$ 14,46 miliar (-0,88%); Swiss sebesar US$ 12,08 miliar (-1,41%), dan Inggris
sebesar US$ 9,98 miliar (+0,30%). Nilai ekspor Italia ke Jerman, dan Perancis yang
tergabung dalam Uni Eropa, dan Amerika Serikat (di luar Uni Eropa) pada periode ini,
pangsanya mencapai 30,84% .
3. Negara asal utama impor Italia, pada periode ini, antara lain : Jerman sebesar
US$ 29,46 miliar dengan penurunan sebesar 5,95%, dan pangsanya sebesar 14,76%.
Kemudian, Perancis dengan nilai sebesar US$ 16,81 miliar, turun sebesar 5,46%, dan
pangsanya sebesar 8,42%. Selanjutnya, China sebesar US$ 12,71 miliar (-6,86%);
Russia sebesar US$ 11,70 miliar (+16,23%), dan Belanda sebesar US$ 10,87
miliar (-0,88%). Nilai impor Italia dari Jerman dan Perancis yang tergabung dalam
Uni Eropa, serta China sebagai negara di luar Uni Eropa pada periode ini, pangsanya
mencapai 29,54% .
B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Italia dengan Indonesia
1. Total nilai perdagangan Italia dengan Indonesia, pada periode Januari-Mei 2013
sebesar US$ 1.764,75 juta, atau naik sebesar 2,64% apabila dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2012, sebesar US$ 1.719,31 juta.
Total perdagangan
tersebut, terdiri dari ekspor Indonesia pada periode Januari-Mei 2013 sebesar
US$ 1.154,68 juta, turun sebesar 1,45% apabila dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2012, sebesar US$ 1.171,69 juta. Sementara itu, nilai Impor Indonesia
pada periode Januari-Mei 2013, sebesar US$ 610,06 juta, atau meningkat sebesar
11,40% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat
sebesar US$ 547,62 juta.
2. Dalam neraca perdagangan Italia dengan Indonesia periode Januari-Mei 2013,
Indonesia berhasil surplus sebesar US$ 544,62 juta, atau turun sebesar 12,73%
dibanding surplus pada periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar
US$ 624,07 juta.
3. Perkembangan impor Italia terhadap komoditi ekspor non migas utama Indonesia
periode Januari-Mei 2013 adalah sebagai berikut :

Minyak Kelapa Sawit (HS 1511) mencapai US$ 416,24 juta, meningkat sebesar
41,04%. Posisi Indonesia sebagai pemasok di urutan ke-1, diikuti Malaysia;
Belanda, dan Papua Nuigini;

Batubara (HS 2701) mencapai US$ 194,27 juta, naik 9,89% (posisi pemasok
urutan ke-3, setelah Amerika Serikat & Russia; Pangsa pasarnya, sebesar 18,71% .

Karet Alam (HS 4001) mencapai US$ 40,90 juta, turun sebesar 13,77% (posisi
pemasok di urutan ke-2, setelah Thailand, diikuti Pantai Gading, Malaysia,
Vietnam) Pangsa pasar Indonesia sebesar 25,79%.

Alas kaki (HS 6403) mencapai US$ 43,11 juta, naik 0,73% (posisi pemasok
urutan ke-12, dimana urutan teratas secara berurutan, masing-masing Romania;
China, Belgia.);

Kopi (HS 0901) mencapai US$ 36,59 juta, naik 47,09% (posisi pemasok urutan
ke-4, dimana urutan teratas secara berurutan, masing-masing Brazil; Vietnam,
India, Indonesia, dan Swiss). Pangsa pasar Indonesia sebesar 4,93%;

Coconut (copra), palm kernel (HS 1513) dengan nilai sebesar US$ 14,96 juta,
turun sebesar 3,96% .
Posisi pemasok urutan ke-2, setelah Pilipina, diikuti
Belanda, dan Jerman,.;

Timah (HS 8001) dengan nilai sebesar US$ 13,38 juta, turun sebesar 21,48%
(posisi pemasok urutan ke-1, diikuti Malaysia, Belgia, Belanda, dan Jerman.);

Industrial monocarboxylic fatty acids (HS 3823), dengan nilai sebesar US$ 12,92
juta, turun 25,62% (posisi pemasok di urutan ke-3, setelah Jerman dan Belanda);

Yarn (oth th sewing thread) of Synth Staple (HS 5509), dengan nilai sebesar
US$ 11,09 juta, naik 21,69% (posisi pemasok urutan ke-4, setelah Romania; Turki,
dan Bulgaria.);

Other Furniture and Parts Thereof (HS 9403) mencapai US$ 9,10 juta, mengalami
penurunan sebesar 22,33% (posisi pemasok urutan ke-12, dimana urutan teratas
secara berurutan, masing-masing China; Jerman, Polandia, Perancis, dan
Romania.).
Dari ke-10 komoditi ekspor non migas utama Indonesia di pasar Italia, pada
periode ini, negara pesaing Indonesia umumnya dari kawasan Eropa, sedangkan
dari kawasan Asia dan ASEAN pesaing Indonesia adalah : China; Thailand,
Malaysia dan Vietnam.
Sementara itu, dari beberapa komoditi ekspor yang potensial dari Indonesia ke Italia,
pada periode ini, terdapat 3 (tiga) komoditi, dengan nilai di atas US$ 0,7 juta, yaitu :

Tricycles, Scooters, Pedal Cars and Similar Toys; Dolls' Carriages; (HS 9503),
dengan nilai US$ 4,44 juta, naik 18,84% dibanding tahun 2012. Posisi Indonesia di
urutan ke-8, dimana Vietnam (ke-13) dan Malaysia (ke-14) sebagai pemasok dari
ASEAN;

Vegetable products not elsewhere specified (HS 1404) mencapai US$ 4,51 juta,
turun 1,32% dibanding periode yang sama tahun 2012. Posisi Indonesia di urutan
ke-2, setelah Spanyol, diikuti Ekuador, dan Peru,dst.

Electric instantaneous or storage water heaters and immersion heaters; (HS 8516)
mencapai US$ 1,29 juta, meningkat sebesar 72,30% dibanding periode yang sama
tahun 2012. Posisi Indonesia di urutan
ke-22, dimana posisi teratas secara
berturut-turut adalah China; Jerman; Romania, dan Perancis,dst.
4. Impor Indonesia dari Italia antara lain:

Dishwashing Machines; Machinery for Cleaning or Drying Bottles (HS 8422)
sebesar US$ 64,09 juta, meningkat sebesar 65,25% dibanding periode yang sama
tahun 2012, yang mencapai US$ 38,78 juta;

Machines & Mechanical Appliances having Individual Function (HS 8479)
sebesar US$ 27,28 juta, meningkat sebesar 49,73% dibanding periode yang sama
tahun 2012;

Taps, Cocks, Valves & Similar Appliances For Pipes (HS 8479) sebesar US$
22,45 juta, turun sebesar 8,20%, dibanding tahun 2012; Ke-3 komoditi di atas
kontribusinya terhadap nilai impor Indonesia dari Italia, pada periode Januari-Mei
2013, mencapai US$ 113,82 juta, atau sebesar 18,66% dari nilai total impor
Indonesia dari Italia pada periode ini.
C. Informasi lainnya
1.
Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan II tahun 2013
Berdasarkan data ISTAT bulan Agustus 2013, PDB Italia pada triwulan kedua tahun
2013 menurun 0,2% dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2012. Sementara
pertumbuhan year on year tercatat menurun 2,0%. Data sementara, menunjukkan
bahwa keadaan kuartal kedua masih lebih baik daripada kuartal sebelumnya.
Perekonomian Italia semakin membaik, meskipun masih dalam bayang-bayang
kondisi ekonomi dunia yang kurang baik.
2.
Informasi bea masuk impor & aturan yang dikenakan UE/Italia kepada
produk impor (termasuk Indonesia).

Kebijakan Impor – Italia
Uni Eropa memiliki rezim impor liberal dimana perizinan impor tidak umum.
Izin impor dikeluarkan dengan mempertimbangkan ketentuan perjanjian
perdagangan Uni Eropa yang relevan dan kebutuhan negara pengimpor tertentu.
Dibawah “EU New Approach to Technical Harmonisation”, beberapa produk
tertentu harus memenuhi standar kualitas tertentu. Salah satu yang harus
diterapkan adalah keselamatan mainan anak-anak, mesin-mesin, kompatibilitas
elektromagnetik (EMC), peralatan komunikasi, perangkat medis, peralatan berat
non otomatis, produk konstruksi, peralatan ledak listrik, peralatan listrik
tegangan rendah, dll.
Produk berkualitas harus ada tanda CE untuk menunjukkan kompatibilitas,
ditempelkan pada produk impor baik oleh produsen, maupun importir sebagai
bukti patuh pada ketentuan.
Pedagang harus memperhatikan hukum kewajiban dagang produk Uni Eropa,
yang mencakup semua tanggung jawab mengenai cacat produk yang tidak
diharapkan konsumen. Baik penjual dan produsen di Uni Eropa harus
bertanggungjawab, dibawah hukum yang berlaku. Bea Impor di negara-negara
Eropa dikenakan bea tarif (berdasarkan nilai impor / C.I.F) ditambah pajak
pertambahan nilai (PPN) yang bervariasi sesuai dengan negara-negara
pengimpor yang berbeda. Tingkat standar untuk Italia adalah 21%.
Bea masuk dikenakan berdasarkan nilai transaksi harga yang sebenarnya dibayar
untuk barang (sesuai harga di faktur) termasuk biaya transportasi dan asuransi.
Sementara, dasar Pajak PPN atas impor adalah nilai pabean yang berbeda-beda
berdasarkan bea masuk dan biaya transportasi ke tempat/negara tujuan. Ada
penjelasan jenis barang yang diimpor kepada petugas, untuk memudahkan
petugas pabean dalam pengecekan besar pajak atas barang yang diimpor dan
pengecekan apakah ada pembatasan impor atau lisensi yang diperlukan untuk
impor.
Uni Eropa mengumumkan perkembangan skema Eco-label untuk 219 produk,
terutama alas kaki, tekstil dan komputer pribadi. Eksportir perdagangan dengan
negara anggota, harus mendapatkan pemasok yang mengikuti metode produksi
yang ketat. Eksportir Indonesia, kemungkinan harus memastikan bahwa metode
produksi yang bersangkutan memenuhi kriteria label, sebelum masuk ke pasar
Uni Eropa.

Kesesuaian standar Eropa dan tanda CE.
Produk yang diimpor harus memenuhi ketentuan standar Eropa, tanda CE harus
tertera pada produk, baik ketika produk diimpor atau ketika produk dijual.
Sebagian daftar produk yang wajib diberikan label CE : Mainan anak-anak;
Mesin pertanian, mesin industri; Traktor ; Peralatan bertenaga bensin ; Alat olah
raga dan rekreasi ; Produk konstruksi ; Peralatan medis dan Active Implants;
Peralatan listrik dan Elektronik ; Alat komunikasi.
Pada umumnya, untuk alat medis dan kesehatan diperlukan juga penjelasan
produk dari “instansi yang berwenang” seperti : European Medicines Agency
(EMA); Medical Device Safety Service dan Ministero della Salute / Ministry of
Health.

Pelabelan/Kemasan
Persyaratan pelabelan bervariasi tergantung pada produk, sangat kompleks dan
berbeda-beda. Label harus mencakup informasi mengenai asal, identitas,
kualitas, komposisi dan konservasi produk (harus dalam bahasa Italia, dan/atau
bahasa Inggris atau Perancis).
Persyaratan pelabelan dasar di Italia yaitu : Nama produk ; Nama/alamat
produsen, pengemas, penjual atau importir dalam bahasa Italia ; Negara dan
tempat asal ; Bahan dalam ukuran berat (metrik dan volume) ; Aditif dengan
kategori ; Kondisi penyimpanan tertentu ; Tanggal kadaluarsa ; Indikasi alergi ;
Indikasi batas maksimum lemak untuk produk berbasis daging ; Kuantitas bersih
dalam volume untuk cairan dan dalam satuan massa, untuk semua produk
lainnya serta Petunjuk penggunaan (jika perlu).
April 2004 aturan ketat pada label GM (Genetically Modified) mulai berlaku di
Eropa, memperluas pelabelan produk makanan yang ada di pasar/supermarket.
Berdasarkan aturan baru, semua makanan yang mengandung atau terdiri dari
organisme hasil rekayasa genetika (GMO), atau diproduksi dari GMO harus
diberi label pada produk tsb. Label harus ditulis dalam bahasa Italia dan berisi
daftar semua bahan yang terkandung dalam produk dan tanggal kadaluarsa
produk. Fitur khusus lainnya mungkin diperlukan untuk bahan-bahan tertentu.

Tarif/Bea Masuk
Italia (UE)
memberlakukan bea masuk
bagi semua produk impor. Harga
bervariasi, tergantung pada apakah produk yang diimpor massal belum diproses
atau siap konsumsi dalam kemasan eceran. PPN harus ditambahkan ke CIF –
nilai biaya, asuransi dan pengiriman impor. Besaran pajak yang paling umum di
Italia adalah 21%, produk makanan 10%, buku-buku/science, dan obatobatan/peralatan kesehatan 4%.

Produk Pertanian dan Makanan
Dengan adanya pasar tunggal, pemeriksaan hewan pada produk asal hewan dan
pada hewan hidup, dilakukan untuk melindungi kesehatan hewan dan
melindungi kesehatan masyarakat.
Pemeriksaan dilakukan Otoritas di negara produksi dan negara penjualan hewan.
Negara Uni Eropa menerima hewan atau produk hewan dari negara anggota UE
dan dilakukan pemeriksaan sampel acak.
Yang berwenang memeriksa adalah Veterinary Offices for Community
Procedures (UVAC), yang didirikan dan merupakan bagian dari Kementerian
Kesehatan.
Hewan dan produk asal hewan dari luar perbatasan UE harus tunduk pada
pemeriksaan yang lebih sistematis, sebelum diizinkan masuk ke wilayah Uni
Eropa.
Produk hewan yang masuk ke negara Eropa harus disetujui UE termasuk
makanan laut, daging, produk berbasis daging dan produk susu. Produk-produk
ini harus disertai sertifikat sanitasi yang benar. Beberapa produk dapat diimpor
secara komersial hanya dengan operator yang disetujui, termasuk tembakau dan
minuman beralkohol.
Pemeriksaan pada produk nabati yang diimpor dari
negara-negara di luar perbatasan Uni Eropa adalah tanggung jawab negara dan
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.

Tekstil dan Busana
Hampir semua barang dapat diimpor tanpa izin impor dan bebas dari pembatasan
kuantitas. Namun, langkah-langkah pemantauan diterapkan untuk impor produk
tertentu. Yang terpenting adalah lisensi impor untuk tekstil. Lisensi diberikan
kepada importir Italia, apabila importir dapat menjelaskann produk tertentu
benar-benar diperlukan. Produk tekstil dan pakaian paling sering dikontrol
seperti senjata dan amunisi.
Lisensi impor cepat diberikan dan penundaan karena kurangnya dokumentasi
dan informasi yang tepat. Lisensi tidak dapat dipindahtangankan.

Produk berbahaya
Produk berbahaya (senjata, amunisi, alat perang, dlsb. termasuk isotop untuk
penggunaan medis) memerlukan izin ekspor, izin impor dan/atau pengawasan.
Produk berbahaya atau tidak diinginkan, otorisasi diperlukan untuk mengimpor
limbah rumah tangga dan industri. Produk sensitif atau produk teknologi tinggi,
diperlukan izin ekspor, izin impor dan pengawasan.
Sumber : Laporan Atdag Roma, Italia, Agustus 2013
Download