HUBUNGAN KUALITAS HIDUP DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER DI RSUP SANGLAH DENPASAR Pradana, I Putu Wira., Siluh Nym. Alit Nuryani, BoN, MN (Pembimbing 1), I Wayan Surasta, S.Kp (Pembimbing 2). Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Cancer is a chronic disease with high mortality. Cancer patients will experience various problems such as physical, psychosocial, and spiritual which will affecting the quality of life of patients. A way to improve the quality of life is to provide palliative care. Palliative care is an integrated care that includes pain and symptoms management, psychological, and spiritual support. The aim of this study was to determine the relationship of quality of life with palliative care needs in cancer patients in Sanglah Hospital Denpasar. This study was a correlational study with a cross-sectional approach. Sample consisted of 85 cancer patients were selected by purposive sampling, given questionnaire EORTC QLQ-C30 version 3 to assess the quality of life and NEST to assess the needs of palliative care. The Spearman Rank test showed significant values (p) = 0.000 which is smaller than α = 0.05 (5%). Coefficient correlation values was found at 0.824 with negative values, this indicating the relationship between variables is very strong. It can be concluded that there is a very strong inverse correlation between the quality of life with palliative care needs in cancer patients. Keywords: cancer patients, quality of life, palliative care needs penyakit kanker (Sarafino, 2006 dalam PENDAHULUAN Rusli, 2011). Kanker istilah Pada tahun 2008 sebanyak 7,6 umum untuk satu kelompok besar juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit yang dapat mempengaruhi kanker. Jumlah ini merupakan 13% setiap bagian tubuh. Penyakit kanker dari seluruh kematian setiap tahunnya sangat ditakuti oleh kebanyakan orang. (Globocan, 2008 dalam WHO, 2011). Hal ini dikarenakan tingginya angka WHO memperkirakan angka kematian kematian akibat kanker akan meningkat secara yang merupakan disebabkan oleh signifikan pada tahun-tahun mendatang, dan akan mencapai sekitar WHO (2010) 12 juta kematian pertahun di seluruh bahwa dunia pada tahun 2030. membutuhkan perawatan paliatif. Hal Pengobatan kanker pada stadium lanjut ini berarti bahwa perawatan paliatif sangat sulit dan hasilnya kurang diberikan memuaskan (Manuaba, 2008). Pada ditegakkan stadium lanjut, pasien kanker tidak stadium hanya mengalami berbagai masalah berbeda diungkapkan oleh Australian fisik, tetapi juga mengalami gangguan Palliative Care, yang menyatakan psikososial yang bahwa ketentuan perawatan paliatif mempengaruhi kualitas hidup pasien. tidak harus berdasarkan waktu, namun Dalam atas dan sebuah spiritual penelitian oleh semua menyatakan pasien sejak awal tanpa diagnosa mempedulikan penyakit. dasar kanker Pendapat kebutuhan yang fisik dan Heydarnejad et al (2009), mengenai psikososial yang diidentifikasi dari kualitas hidup penderita kanker pasca pasien dan keluarga. Tidak semua kemoterapi pada 200 pasien kanker, orang didapatkan sebanyak 22 (11%) pasien mengancam tingkat kualitas hidupnya baik, 132 membutuhkan (66%) pasien tingkat kualitas hidupnya (Waller et al., 2011). dengan penyakit nyawa yang akan perawatan paliatif sedang, dan 46 (23%) pasien tingkat Berdasarkan studi pendahuluan kualitas hidupnya buruk. Oleh sebab yang dilakukan di RSUP Sanglah itu, kebutuhan pasien tidak hanya pada Denpasar, diperoleh data bahwa pemenuhan atau pengobatan gejala perawatan paliatif baru mulai fisik, namun dukungan juga pentingnya diberikan pada pasien dengan kondisi terhadap kebutuhan terminal yang akan segera meninggal. psikologis, sosial, dan spiritual yang Hal dilakukan pendekatan sumber daya dari tim perawatan interdisiplin. Hal inilah yang dikenal paliatif. Adanya perbedaan pendapat sebagai perawatan paliatif (Menkes RI, mengenai 2007). paliatif, dengan ini dikarenakan pemberian maka keterbatasan perawatan dibutuhkan suatu pengkajian perawatan tentang paliatif kebutuhan pasien Instrumen Penelitian terkait Instrumen yang digunakan dengan kualitas hidupnya. Berdasarkan dalam penelitian ini berupa kuesioner. latar belakang di atas, penulis tertarik Kuesioner untuk hidup meneliti hubungan kualitas untuk menilai menggunakan European hidup dengan kebutuhan perawatan Organization paliatif pada pasien kanker di RSUP Treatment of Cancer Quality of Life Sanglah Denpasar. Questionnairre-Core QLQ-C30) for kualitas versi Research 30 3, and (EORTC sedangkan METODE PENELITIAN kuesioner untuk menilai kebutuhan Rancangan Penelitian perawatan paliatif menggunakan Penelitian ini adalah penelitian kuesioner Needs at the End of Life kuantitatif, dengan jenis penelitian non Screening Tool (NEST) yang sudah eksperimental. Rancangan diuji validitas dan reliabilitasnya oleh penelitian adalah ini dalam korelasional peneliti. dengan model pendekatan subjek yang digunakan adalah cross-sectional. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Populasi dan Sampel Pengumpulan data dilakukan Populasi pada penelitian ini dari tanggal 22 Mei hingga 7 Juni adalah seluruh pasien kanker yang 2012. Responden yang memenuhi dirawat di RSUP Sanglah Denpasar kriteria inklusi diberikan penjelasan yang diwakili Ruang Cempaka Timur, tentang tujuan dan manfaat penelitian, Kamboja, dan Angsoka III. Setelah serta risiko yang mungkin dialami dilakukan penghitungan besar sampel selama penelitian. Responden yang diperoleh 85 sampel yang sesuai menyatakan kriteria inklusi dan eksklusi. sebagai responden penelitian, diminta bersedia menandatangani Peneliti untuk informed kemudian ikut consent. memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian memberikan kuesioner kesempatan HASIL PENELITIAN dan kepada Data karakteristik responden yang dikumpulkan menunjukan responden untuk bertanya apabila ada sebagian besar responden berjenis pertanyaan di dalam kuesioner yang kelamin perempuan, yaitu sebanyak 56 kurang dimengerti oleh responden. responden (65,9%), sebagian besar Setelah data terkumpul maka responden berada pada kategori usia data dideskripsikan dan diberikan skor. dewasa (41-65 tahun), yaitu sebanyak Dikatakan kualitas hidup buruk jika 48 orang (56,6%), sebagian besar skor < 500, sedang jika skor 501-1000, responden dengan diagnosa KNF, dan baik jika skor > 1000 (Fayers et al, yaitu sebanyak 19 orang (22,4%). 2001), kebutuhan Setelah dilakukan pengukuran kualitas perawatan paliatif tinggi apabila skor > hidup pada responden, diperoleh data 900, kebutuhan perawatan paliatif responden dengan kualitas hidup buruk sedang (skor ≤ 500) sebanyak 10 orang sedangkan apabila skor 401-900, kebutuhan perawatan paliatif rendah (11,8%), apabila skor ≤400 (Richardson et al, sebanyak 61 orang (71,8%), dan baik 2005). Selanjutnya ditabulasikan, data (skor > 1000) sebanyak 14 orang dimasukan ke dalam tabel distribusi (16,5%). Data ini menunjukan bahwa frekuensi dan diinterpretasikan. sebagian besar responden kualitas Dalam menganalisis hubungan kualitas hidup dengan (skor 501-1000) hidupnya sedang (skor 501-1000). Sedangkan setelah dilakukan perawatan paliatif pada pasien kanker pengukuran kebutuhan perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, uji yang paliatif pada responden, diperoleh digunakan adalah uji Rank Spearman responden dengan komputerisasi. perawatan paliatif rendah (skor ≤ 400) Tingkat kemaknaan atau kesalahan sebanyak 14 orang (16,5%), sedang pada penelitian ini adalah 5% (p ≤ (skor 401-900) sebanyak 65 orang 0,05). (76,5%), dan tinggi bantuan kebutuhan sedang dengan kebutuhan (skor >900) sebanyak 6 orang (7,1%). Data ini dengan data Riskesdas (2007), yang menunjukan bahwa sebagian besar menyatakan angka prevalensi kanker responden pada perempuan sebesar 5,7 per 1000 memiliki kebutuhan perawatan paliatif sedang (skor 401- penduduk, 900). kanker pada laki-laki adalah 2,9 per Setelah dilakukan analisis 1000 sedangkan penduduk. prevalensi Beberapa statistik korelasi dengan uji Rank diperkirakan Spearman, nilai perempuan yang kanker, seperti dewasa ini perempuan dibandingkan dengan nilai α = 0,05 cenderung melakukan hal-hal yang (5%), dimana nilai p < 0,05, sehingga merugikan kesehatan seperti gaya Ha diterima dan Ho ditolak yang hidup tidak sehat, merokok, dan berarti bahwa terdapat hubungan yang konsumsi makanan berlemak. Selain signifikan antara kualitas hidup dengan itu hormon estrogen atau progesteron kebutuhan perawatan paliatif pada yang berlebihan dalam tubuh dapat pasien kanker di RSUP Sanglah memicu kanker (Indrati, 2005). Faktor Denpasar. Nilai koefisien korelasi (r) imunologi wanita yang lebih lemah didapatkan dari signifikansi didapatkan (p) = -0,824. 0,000 Nilai tersebut menjadi faktor lebih laki-laki penyebab rentan juga terserang menyebabkan berada diantara interval koefisien 0,8- wanita lebih mudah terserang kanker 1,0 yang yang hubungan menandakan antar variabel tingkat tersebut sangat kuat. disebabkan oleh virus (Kartawiguna, 2002). Dari hasil pengamatan karakteristik responden berdasarkan PEMBAHASAN Dari usia, diperoleh data sebagian besar hasil pengamatan responden berada pada kategori usia karakteristik responden berdasarkan dewasa. Hasil penelitian ini sejalan jenis kelamin, diperoleh data sebagian dengan data Riskesdas (2007) yang besar kelamin menyatakan bahwa angka kejadian perempuan. Hasil penelitian ini sejalan kanker meningkat tajam mencapai 7 responden berjenis orang per 1000 penduduk setelah Dari hasil pengamatan seseorang berusia 35 tahun ke atas. karakteristik responden berdasarkan Usia merupakan faktor mendasar lain diagnosa dalam perkembangan kanker. Seiring sebagian bertambahnya besar diperoleh responden data dengan maka terjadi diagnosa KNF. Hasil penelitian ini risiko secara berbeda dengan data Profil Kesehatan kecenderungan Indonesia (2008), yang menyatakan mekanisme perbaikan sel menjadi kanker terbanyak pada pasien rawat kurang efektif seiring dengan penuaan, inap adalah kanker payudara (18,40%), dan penurunan sistem imun. Faktor- kanker faktor kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%). akumulasi usia medis, faktor keseluruhan, inilah yang insiden kanker bertambahnya menyebabkan bertambah dengan usia serviks (10,3%), disusul Hasil ini (Kartawiguna, mungkin disebabkan karena salah satu 2002; WHO, 2011). Angka ketahanan tempat dilakukan penelitian adalah hidup juga akan mempengaruhi jumlah ruang Kamboja yang memang banyak pasien merawat kanker berdasarkan usia. pasien KNF, sehingga Berdasarkan penelitian Sihombing dan kemungkinan pasien dengan diagnosa Sirait (2007), angka ketahanan hidup KNF untuk terpilih menjadi responden dipengaruhi lebih besar. oleh stadium dan pengobatan kanker. Stadium kanker Berdasarkan hasil pengukuran tentu akan berkembang bersamaan kualitas dengan bertambahnya waktu atau usia diperoleh pasien sehingga menurunkan angka responden kualitas hidupnya sedang ketahanan ini (skor 501-1000). Hasil ini sejalan mungkin menjadi salah satu faktor dengan hasil penelitian Heydarnejad et sedikitnya pasien kanker pada usia tua al (2009), mengenai kualitas hidup (65 tahun) yang ditemukan pada penderita kanker pasca kemoterapi penelitian ini. pada 200 pasien kanker, dimana hidup pasien. Hal hidup data pada responden sebagian besar diperoleh sebagian besar pasien tingkat kualitas hidupnya sedang. Berdasarkan melakukan aktivitas. Sedangkan faktor teori, penurunan kualitas hidup pada sosial dipengaruhi oleh kesulitan sosial penderita kanker dipengaruhi oleh pada pasien kanker (Nuhonni, 2010). faktor yang beranekaragam, seperti Hasil analisis gejala, jenis perawatan yang diperoleh kualitas pasien, status pasien, perawatan paliatif menunjukan bahwa depresi, dan spiritual terdapat hubungan yang signifikan penampilan keyakinan (Kreitler et al, 2007). hidup hubungan antara dengan kualitas kebutuhan hidup dengan Berdasarkan hasil pengukuran kebutuhan perawatan paliatif pada kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP Sanglah responden diperoleh data sebagian Denpasar. Berdasarkan nilai koefisien besar responden kebutuhan perawatan korelasi (r) dapat disimpulkan tingkat paliatifnya sedang (skor 401-900). hubungan Hasil penelitian hampir serupa dengan sangat kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian Burton et al (2010) yang hasil penelitian Skilbeck, et al (2002) menemukan bahwa pasien kanker yang memiliki tinggi terhadap kebutuhan perawatan paliatif paliatif. pada pasien kanker nasopharyngeal. paliatif Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebutuhaan terhadap yang perawatan Kebutuhan dipengaruhi perawatan masalah-masalah yang antar meneliti semakin variabel tentang rendah tersebut pengkajian kualitas hidup, timbul akibat perubahan pada faktor berhubungan dengan tingkat isolasi fisik, psikologis, dan sosial pada sosial pasien kanker. Faktor fisik dipengaruhi emosional, yang juga berhubungan gejala yang terjadi akibat penyakit dengan rendahnya fungsi fisik dan kanker tersebut dan pengobatan yang adanya ketidakmampuan, serta gejala- diperoleh. psikologis gejala fisik. Hal ini menyebabkan dipengaruhi kecemasan atau depresi dibutuhkan perawatan kesehatan dan akibat sosial rasa Faktor kehilangan harapan, kehilangan kontrol, dan kebebasan yang yang tinggi lebih dan tinggi distres dimana perawatan paliatif diharapkan bisa menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pasien kanker. Berdasarkan teori, kualitas kualitas hidupnya sedang (skor 5011000) (71,8%). hidup Hasil identifikasi kebutuhan berhubungan dengan gejala, fungsi, perawatan paliatif pada pasien kanker psikologis, sosial kesejahteraan, dan diperoleh mungkin responden tingkat terendah untuk data sebagian kebutuhan besar perawatan pemenuhan kebutuhan. Kualitas hidup paliatifnya sedang (skor 401-900) sangat (76,5%). terkait termasuk dengan fungsi normalitas, atau Hasil analisis hubungan kualitas kebutuhan minimal manusia yang hidup dengan kebutuhan perawatan harus terpenuhi. Menilai kualitas hidup paliatif menunjukan bahwa terdapat dengan hubungan jelas normal dan menyeluruh yang dengan antara membantu menentukan kapan harus kualitas memberikan perawatan paliatif (World perawatan paliatif pada pasien kanker Health Organization Quality of Life di RSUP Sanglah Denpasar. Group, 2010). hidup signifikan Kualitas kebutuhan hidup dengan kebutuhan perawatan paliatif memiliki KESIMPULAN DAN SARAN Hasil identifikasi karakteristik hubungan yang signifikan, diharapkan pihak RSUP Sanglah responden diperoleh sebagian besar mempertimbangkan responden perawatan paliatif berdasarkan kualitas berjenis kelamin pemberian perempuan, sebagian besar responden hidup berada pada kategori usia dewasa (41- paliatif sebaiknya tetap diberikan pada 65 tahun), sebagian besar responden pasien kanker dengan kualitas hidup dengan diagnosa KNF. baik bukan hanya pada pasien yang Hasil identifikasi kualitas hidup sudah pasien kanker. dinyatakan Perawatan tidak bisa pada pasien kanker diperoleh data disembuhkan atau pada fase terminal. responden sebagian besar responden Bagi peneliti selanjutnya, apabila melaksanakan penelitian sejenis agar menggunakan sampel yang lebih homogen. DAFTAR PUSTAKA Burton C.R, et al. 2010. The Palliative Care Needs of Cancer Patiens: a Prospective Study of Hospital Admissions, (online), (http://ageing. oxfordjournals.org/content/39/ 5/555.full, diakses 10 Juni 2012). Fayers et al. 2001. The EORTC QLQC30 scoring manual. 3rd ed. Brussels: European Organisation for Research and Treatment of Cancer, (online), (http://www.eortc.be/home/qol/ files/SCManualQLQ-C30.pdf, diakses 10 Februari 2012). Heydarnejad et al. 2009. Factors Affecting Quality of Life in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy, (online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov /pmc/articles/PMC3158510/pdf /AFHS1102-0266.pdf, diakses 17 Februari 2012). Indrati, R. 2005. Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita, (online), (http://eprints.undip.ac.id /14998/1/2005E4D002071.pdf, diakses 10 Juni 2012). Kartawiguna, E. 2002. Faktor-faktor yang Berperan pada Karsinogenesis, (online), (http://www.univmed.org/wpco ntent/uploads/2011/02/Vol.20_ no.1_3.pdf, diakses 10 Juni 2012). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI). 2007. Kebijakan Perawatan Paliatif, (online), (http://spiritia.or.id/Dok/skmen kes 812707.pdf, diakses 10 Februari 2012). Kreitler et al. 2007. Stress, Selfefficacy and Quality of Life in Cancer Patients, (online), (http://onlinelibrary.wiley.com/ doi/10.1002/pon.1063/pdf, diakses 17 Februari 2012). Manuaba, T.W. 2008. Masalah Penanganan Kanker di Indonesia. Orasi Ilmiah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Nuhonni, S. A. 2010. Kembang Rampai Perawatan Paliatif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. Profil Kesehatan Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008, (online), (http://www.depkes.go.id/down loads/publikasi/Profil%20Kese hatan%20Indonesia%202008.p df, diakses 15 Juni 2012). Richardson et al. 2005. Patient’s Needs Assesment Tool in Cancer Care: Principles and Practice, (online), (http://www.kcl.ac.uk/teares/n mvc/ external/docs/ar-patientsneeds-assessment-final.pdf, diakses 8 Maret 2012). Riskesdas .2007. Riset Kesehatan Dasar : Laporan Nasional 2007, (online), (http://www.litbang.depkes.go.i d/bl_riskesdas2007/, diakses 10 Juni 2012). Rusli, DN. 2011. Gambaran Explanatory Style pada Individu dalam Menghadapi Penyakit Kanker, (online), (http://repository.usu.ac.id/bitst ream/1234567 89/25646/5/Chapter%20I .pdf, diakses 17 Februari 2012). Sihombing, M. dan Sirait, N. M. 2007. Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, (online), (http://mki.idionline.org/index.p hp?uPage=mki.mki_dl&smod= mki&sp=public&key=MTc1LTI z, diakses 20 Juni 2012) Skilbeck, et al. 2002. Palliative Care in Nasopharyngeal Cancer: a Need Assessment, (online), (http://pmj.sagepub.com/conten t/12/4/249.abstract, diakses 10 Juni 2012). Waller et al. 2011. Development of a Palliative Care Needs Assessment Tool (PC-NAT) for Use by Multi-Disciplinary Health Professionals. Centre For Health Research & PsychoOncology, (online), (http://www.newcastle. edu.au/Resources/Research%2 0Centres/CHERP/publications/ Previous%20pdf%20papers/Pal l%20Med%20Development%2 0and%20Pilot%20testing%20o f%20the%20PC-NAT.pdf, diakses 8 Maret 2012). WHO. 2010. Cancer, (online), (http://www.who.int/cancer/en/ , diakses 7 Januari 2011). WHO. 2011. Cancer, (online), (http://www.who.int/mediacent re/factsheets/ fs297/en/index.html, diakses 7 Januari 2012). World Health Organisation Quality of Life Group. 2010. Study protocol for the World Health Organisation project to develop a Quality of Life assessment instrument (WHOQOL). Qual Life Res. 1993.