analisis proses pengambilan keputusan pembelian

advertisement
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP
ATRIBUT JASA LBPP LIA
(PADA LBPP LIA JALAN BARU, BOGOR)
Oleh
GALIH SAPUTRA ARISTA
H24061783
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
Galih Saputra Arista. H24061783. Analisis Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian dan Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA (Pada
LBPP LIA Jalan Baru). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.
LBPP LIA adalah salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang berdiri
pada tanggal 7 September 1959. Semakin banyaknya lembaga kursus bahasa
Inggris yang muncul, membuat setiap lembaga kursus bahasa Inggris berlombalomba dalam mengemas produk jasa kursus tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
maka penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis proses keputusan konsumen
dalam pembelian atribut jasa LBPP LIA dan mengetahui hubungan antara
karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan konsumen, (2)
Menganalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan
pelaksanaan terhadap atribut jasa LBPP LIA, (3) Memberikan rekomendasi
bauran pemasaran dalam peningkatan dan pengembangan LBPP LIA.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan studi literature.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode quota sampling
dengan jumlah populasi yang diambil sebanyak 90 responden. Analisis yang
digunakan meliputi Uji Khi-Kuadrat, analisis deskriptif, dan Importance
Performance Analysis (IPA) dibantu dengan Microsoft Excel 2007 dan Software
SPSS versi 16.0 for Windows.
Pengenalan kebutuhan konsumen LBPP LIA diawali dengan adanya
kebutuhan akan kursus bahasa Inggris. Sebagian besar konsumen mengetahui
LBPP LIA dari teman. Yang menjadi pusat perhatian dari LBPP LIA pertama kali
adalah kenyamanan lingkungan LBPP LIA. Sebagian besar konsumen
merencanakan dengan baik sebelum memutuskan memilih LBPP LIA sebagai
tempat kursus. Media promosi yang paling mempengaruhi konsumen adalah
teman. Secara umum konsumen merasa puas terhadap LBPP LIA dan sebagian
besar konsumen mengaku tidak akan beralih ke lembaga bahasa Inggris lain.
berdasarkan Uji Khi-Kuadrat dihasilkan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan
dengan keinginan beralih ke lembaga lain, selain itu usia dan jenis pekerjaan ayah
juga memiliki hubungan dengan besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA dan
keputusan yang diambil jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia. Jenis
pekerjaan ibu memiliki hubungan dengan alasan memilih LBPP LIA.
Berdasarkan Importance Performance Analysis dihasilkan bahwa terdapat
tiga atribut yang berada di Kuadran I yang pelaksanaanya harus ditingkatkan lagi
oleh LBPP LIA diantaranya adalah para pengajar maupun non pengajar (staf)
cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa, keramahan dan
kesopanan seluruh pengajar dan staf, serta hubungan antara siswa dan kesopanan
seluruh pengajar dan staf. Sebagian besar atribut berada di Kuadran II dan
Kuadran III dimana atribut di Kuadran II dinilai bahwa kepentingan dan
pelaksanaannya berada pada tingkat tinggi dan sesuai. Sedangkan atribut yang
berada di Kuadran III merupakan prioritas rendah. Tidak terdapat satupun atribut
yang berada di Kuadran IV. Rekomendasi yang diberikan meliputi tujuh alat
bauran pemasaran yang digunakan untuk memasarkan jasa (produk, harga,
promosi, distribusi, orang, bukti fisik, dan proses).
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP
ATRIBUT JASA LBPP LIA
(PADA LBPP LIA JALAN BARU, BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
GALIH SAPUTRA ARISTA
H24061783
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul Skripsi
: Analisis Proses Pengambilan Keputan Pembelian dan
Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA
(Pada LBPP LIA Jalan Baru, Bogor)
Nama
: Galih Saputra Arista
NIM
: H24061783
Menyetujui
Pembimbing,
(Ir. Mimin Aminah, MM)
NIP : 19660907 199103 2 002
Mengetahui :
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)
NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Galih Saputra Arista. Dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Februari
1987. Penulis adalah anak sulung dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda
Aris Budianto dan Ibunda Marhaentyas Ismiwati.
Sebelum menjadi mahasiswa, penulis menjalani pendidikan di TK Islam
Karya Mukti Bogor pada Tahun 1991. Penulis melanjutkan pendidikannya di
Sekolah Dasar (SD) Negeri 04 Citeureup pada tahun 1993, kemudian melanjutkan
ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Kota Bogor pada Tahun
1999, dan Madrasah Aliyah (MA) Husnul Khotimah, Kuningan Jawa Barat pada
Tahun 2002 berhasil masuk ke dalam program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Tahun 2006
melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor), dan
tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai angkatan
ke 43.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif bergabung dengan berbagai
organisasi kemahasiswaan seperti AGRIC (UKM Basket IPB), Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM), menjadi staf di divisi
Budaya dan Olahraga. Penulis juga tergabung dalam Organisasi Pecinta Alam
KAREMATA FEM IPB. Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis pernah
membawa tim basket FEM menjadi juara 1 pada Olimpiade Mahasiswa IPB
(OMI) dua tahun berturut-turut pada tahun 2008 dan 2009. Penulis juga pernah
membawa tim basket TPB (Tingkat Persiapan Bersama) menjadi juara 1 pada
OMI tahun 2007. Prestasi lainnya adalah penulis pernah membawa tim bola
basket IPB menjadi juara 1 pada Pra-LIBAMA (Liga Basket Mahasiswa) Jawa
Barat tahun 2008.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian dan Preferensi
Konsumen Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA Jalan Baru, Bogor.” Skripsi ini
diajukan guna melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui atribut yang dianggap paling
penting oleh konsumen LBPP LIA ketika akhirnya memutuskan untuk membeli
jasa LBPP LIA.
Penulis sadar skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Bogor, Agustus 2010
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama
dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa
penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, do’a, dan kerjasama
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Orang Tua (Bapak Aris Budianto dan Ibu Marhaentyas Ismiwati) dan adikadik penulis (dik Nurbaity Rahmah, dik Hafizhah, dik Alya Maulidina, dan
dik Jihan Al Khansa) yang telah memberikan dukungan, semangat dan
do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan program Sarjana ini.
2.
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
pengarahan kepada penulis.
3.
Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM atas
ketersediaanya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. Semua saran
maupun
kritik
Ibu
merupakan
hal
yang
sangat
berharga
dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/i Departemen Manajemen, FEM IPB.
5.
Ibu Fenny Kurniawati dan seluruh pihak LBPP LIA Jalan Baru yang telah
mengizinkan penulis melaksanakan penelitian.
6.
Stevia Septiani yang telah menemani penulis suka dan duka dalam menyusun
skripsi ini serta memberikan motivasi, semangat, dukungan, dan do’a.
7.
Keluarga ku di KAREMATA dari angkatan pelopor sampai angkatan 7 yang
telah banyak memberikan pelajaran mengenai arti kekeluargaan.
8.
Teman-Teman Pathrees (Ojan, Rauf, Toni, Rofiq, dan Tisond) yang telah
banyak membantu dan memberikan dukungan, do’a serta kerjasamanya setiap
ujian selama kuliah.
9.
Teman-teman kosan (Wira, Majid, Nanang, A Deden, Rofiq, Pras, Rendi dan
Kunto) yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan.
v
10. Teman-teman satu bimbingan (Rauf, Jihan, Adit, Didit, Ranti,dan Bule) yang
telah banyak membantu dan memberikan semangat serta do’anya.
11. Teman-teman yang banyak melukiskan warna dalam kehidupan kuliah
penulis (Ikbal, Wiwit, Emma, Vita, Aurora, Erika, Tania, Puma, Putay, Mby,
Ephal, Jojo, Ilham, Ayu, Jali, Fifi, Tono, Apip, Delon, Sofi, Isti, Helga,
Rarisa, Nene, Winda, Esa, Gilang, Mores).
12. Teman-teman manajemen 43 yang telah memberikan banyak kenangan indah
serta kebersamaan selama penulis kuliah.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
I.
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Perumusan Masalah .................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
Batasan Penelitian ....................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 5
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Definisi Lembaga Kursus dan Pendidikan Non Formal .............................. 5
Definisi Pemasaran ..................................................................................... 5
Bauran Pemasaran ...................................................................................... 6
Definisi Perilaku Konsumen ....................................................................... 7
Model Perilaku Konsumen ......................................................................... 9
Proses Pengambilan Keputusan ................................................................ 11
2.6.1 Pengenalan Kebutuhan dan Pencarian Informasi ......................... 11
2.6.2 Evaluasi Alternatif ........................................................................ 13
2.6.3 Pembelian dan Hasilnya ............................................................... 14
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan ...... 15
2.8 Perilaku Pasca Pembelian ......................................................................... 16
2.9 Preferensi Konsumen ................................................................................ 17
2.10 Definisi Jasa .............................................................................................. 17
2.10.1 Klasifikasi Jasa ............................................................................. 18
2.10.2 Karakteristik Jasa .......................................................................... 18
2.10.3 Kualitas Jasa ................................................................................. 20
2.11 Atribut Jasa LBPP LIA ............................................................................. 21
2.12 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 23
vii
III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 25
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 25
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 26
Tahapan Penelitian ................................................................................... 27
Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 28
Metode Penarikan Contoh ........................................................................ 29
Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 30
Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 31
3.7.1 Variabel Demografi ...................................................................... 31
3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 31
3.7.3 Uji Khi-Kuadrat ............................................................................ 32
3.7.4 Importance Performance Analysis ............................................... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 38
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Gambaran Umum LBPP LIA ................................................................... 38
4.1.1 Sejarah Ringkas ............................................................................ 38
4.1.2 Segmentation, Targeting, dan Positioning LBPP LIA ................. 39
4.1.3 Visi dan Misi ................................................................................ 39
4.1.4 Lokasi ........................................................................................... 40
4.1.5 Fasilitas ......................................................................................... 40
4.1.6 Struktur Organisasi ........................................................................ 40
Karakteristik Umum Konsumen ............................................................... 40
4.2.1 Jenis Kelamin ............................................................................... 41
4.2.2 Usia ............................................................................................... 41
4.2.3 Jumlah Anggota Keluarga ............................................................ 42
4.2.4 Pekerjaan Orang Tua .................................................................... 42
4.2.5 Sumber Dana ................................................................................ 43
Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan
Keputusan ................................................................................................. 44
Proses Pengambilan Keputusan ................................................................ 48
4.4.1 Pengenalan Kebutuhan ................................................................. 48
4.4.2 Pencarian Informasi ...................................................................... 51
4.4.3 Evaluasi Alternatif ........................................................................ 54
4.4.4 Proses Pembelian .......................................................................... 60
4.4.5 Perilaku Pasca Pembelian ............................................................. 62
Preferensi Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan
Pelaksanaan Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA ........................................ 64
4.5.1 Tingkat Kepentingan .................................................................... 66
4.5.2 Tingkat Pelaksanaan ..................................................................... 73
Importance Performance Analysis ........................................................... 80
Diagram Kartesius .................................................................................... 87
4.7.1 Kuadran I ...................................................................................... 87
4.7.2 Kuadran II ..................................................................................... 89
4.7.3 Kuadran III ................................................................................... 91
4.7.4 Kuadran IV ................................................................................... 93
Rekomendasi Bauran Pemasaran yang Dapat Dilakukan Dalam
Peningkatan dan Pengembangan LBPP LIA ............................................ 95
viii
4.8.1 Bauran Produk .............................................................................. 95
4.8.2 Bauran Harga ................................................................................ 96
4.8.3 Bauran Promosi ............................................................................ 96
4.8.4 Bauran Distribusi .......................................................................... 97
4.8.5 Bauran Orang ................................................................................ 97
4.8.6 Bauran Bukti Fisik ........................................................................ 97
4.8.7 Bauran Proses ............................................................................... 98
4.9 Implikasi Manajerial ................................................................................. 98
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 102
1.
2.
Kesimpulan ...................................................................................................... 102
Saran ................................................................................................................ 103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 105
ix
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Halaman
Daftar lembaga kursus bahasa Inggris Kota Bogor ................................................... 2
Data jumlah populasi LBPP LIA Jalan Baru, Bogor Tahun 2010 term 1002 ......... 29
Proporsi sampel tiap-tiap program ........................................................................... 30
Skor tingkat kepentingan ......................................................................................... 33
Skala tingkat kepentingan ........................................................................................ 34
Skor tingkat pelaksanaan ........................................................................................ 34
Skala tingkat pelaksanaan ........................................................................................ 35
Sebaran konsumen menurut jenis kelamin ............................................................. 41
Sebaran konsumen kelompok usia .......................................................................... 42
Sebaran konsumen jumlah anggota keluarga ......................................................... 42
Sebaran konsumen menurut jenis pekerjaan ayah ................................................... 42
Sebaran konsumen menurut jenis pekerjaan ibu...................................................... 43
Sebaran konsumen menurut sumber dana untuk mengikuti kursus ......................... 44
Biaya yang dikeluarkan tiap program per levelnya di LBPP LIA ........................... 44
Uji khi-kuadrat karakteristik konsumen dengan alasan memilih LBPP LIA
sebagai tempat kursus .............................................................................................. 45
Uji khi-kuadrat karakteristik konsumen dengan pengambilan keputusan ............... 47
Uji khi-kuadrat karakteristik konsumen dengan biaya yang dikeluarkan untuk
menyelesaikan program kursus tiap levelnya di LBPP LIA .................................... 48
Tabulasi silang antara tingkat kelas dengan sebaran konsumen menurut kesulitan
dalam memahami bahasa inggris ............................................................................. 49
Sebaran konsumen menurut penyebab kesulitan ..................................................... 50
Sebaran konsumen menurut manfaat yang dicari .................................................... 51
Sebaran konsumen menurut sumber informasi ........................................................ 53
Tabulasi silang antara sumber informasi konsumen dengan usia ............................ 53
Tabulasi silang antara pengaruh iklan dan promosi dengan jenis kelamin dan
usia ........................................................................................................................... 54
Sebaran konsumen menurut perhatian pertama kali saat tertarik memilih LBPP
LIA ........................................................................................................................... 55
Hasil tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan alasan memilih LBPP LIA ....... 56
Sebaran konsumen menurut cara memutuskan LBPP LIA sebagai tempat kursus . 57
Hasil tabulasi silang antara pekerjaan ayah dengan besar ongkos yang
dikeluarkan untuk mencapai LBPP LIA .................................................................. 58
Hasil tabulasi silang antara usia konsumen dengan keputusan yang diambil jika
fasilitas yang diinginkan tidak tersedia .................................................................... 59
Hasil tabulasi silang dan uji khi-kuadrat antara pekerjaan ayah dengan keputusan
konsumen jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia ........................................... 59
Sebaran konsumen menurut media yang paling mempengaruhi ............................. 60
x
31. Hasil tabulasi silang antara sumber dana dengan biaya yang dikeluarkan untuk
menyelesaikan kursus tiap levelnya ......................................................................... 61
32. Sebaran konsumen menurut ketersediaan membayar lebih untuk tambahan
fasilitas ..................................................................................................................... 62
33. Sebaran konsumen menurut tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap lbpp lia .... 63
34. Hasil tabulasi silang antara jenis kelamin konsumen dengan keinginan beralih ke
lembaga lain ............................................................................................................ 64
35. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA dimensi tangible (berwujud) .. 66
36. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA dimensi reliability
(keandalan) .............................................................................................................. 68
37. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA dimensi responsiveness
(kesigapan) ............................................................................................................... 70
38. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA dimensi assurance
(keyakinan) .............................................................................................................. 71
39. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA dimensi empathy (empati) ...... 72
40. Urutan tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA dimensi tangible (berwujud) .. 74
41. Urutan tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA dimensi reliability
(keandalan) .............................................................................................................. 76
42. Urutan tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA dimensi responsiveness
(kesigapan) ............................................................................................................... 77
43. Urutan tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA dimensi assurance
(keyakinan) .............................................................................................................. 78
44. Urutan tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA dimensi empathy (empati) ...... 79
45. Tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA ........................................................... 81
46. Tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA ........................................................... 84
xi
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Halaman
Model perilaku keputusan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya 10
Lima tahap proses keputusan pembelian ............................................................... 11
Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian ................. 12
Komponen dasar proses evaluasi alternatif ........................................................... 14
Alur kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 26
Diagram alir tahapan penelitian ............................................................................ 28
Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan .......................... 36
Bagan organisasi cabang LBPP LIA Jalan Baru ................................................... 40
Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut jasa
LBPP LIA .............................................................................................................. 94
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Kuesioner penelitian ............................................................................................ 108
Hasil uji validitas berdasarkan tingkat kepentingan ............................................ 114
Output SPSS uji reliabilitas tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan ......... 115
Hasil uji khi-kuadrat ............................................................................................ 116
Skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan Atribut Jasa LBPP
LIA ...................................................................................................................... 134
xiii
1
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemampuan berbahasa Inggris secara baik dan
benar merupakan nilai tambah untuk meraih sukses dalam dunia kerja. Hal
inilah yang mendorong seseorang untuk meningkatkan segala kemampuan
yang dimilikinya meliputi keterampilan, pengalaman kerja, termasuk
kemampuan berbahasa asing. Penguasaan bahasa Inggris sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan bersaing dalam pasar tenaga kerja internasional.
Memiliki kemampuan hard skill dan soft skill saja tidaklah cukup, untuk
menghadapi era globalisasi dan tantangan dunia internasional, kemampuan
bahasa Inggris sudah menjadi mutlak untuk dikuasai. Oleh karena itu, setiap
orang khususnya para pelajar dan mahasiswa perlu membekali diri dengan
belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris yang merupakan bahasa
pengantar internasional yang sangat diperlukan dalam dunia kerja.
Saat ini, pendidikan bahasa Inggris telah diberikan hampir ke seluruh
tingkatan pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai ke
perguruan tinggi (universitas). Namun, pendidikan bahasa Inggris yang
diberikan di lingkungan pendidikan formal hanyalah terbatas karena
banyaknya kurikulum mata pelajaran lain. Oleh karena itu, banyak orangorang yang masih merasa kurang maksimal dalam memahami bahasa Inggris
sehingga untuk mempelajari dan memahami bahasa Inggris secara lebih jauh
seseorang harus mengikuti kursus bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga pendidikan yang khusus mengajarkan bahasa Inggris.
Fenomena tersebut yang mendasari munculnya berbagai macam
kursus bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia, para pelaku jasa mulai
berlomba-lomba untuk mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris yang saat
ini memang sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Hal tersebut membuat
lembaga kursus bahasa Inggris pada saat ini menempati posisi pertama dalam
lima besar jenis kursus yang diminati di Provinsi Jawa Barat dengan
persentasi sebesar 24,38 persen, selanjutnya adalah kursus komputer 23,71
2
persen, kursus jahit 20,10 persen, Tata Rias Pengantin (TRP) 14,47 persen,
Tata Kecantikan Rambut (TKR) 13,53 persen (Dinas Pendidikan Pemuda Dan
Olahraga Kota Bogor, 2009).
Di Bogor sendiri jumlah lembaga kursus bahasa Inggris sangat
bertumbuh pesat, terlihat dari banyaknya lembaga kursus bahasa Inggris yang
ada saat ini. Data perkembangan jumlah lembaga kursus bahasa Inggris di
Kota Bogor pada tiga dekade terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Lembaga Kursus Bahasa Inggris Kota Bogor
Tahun 1980-1999
Nama Lembaga
Alamat
Tanggal Berdiri
Bogor English Course
Jl. Sukasari 1 no. 22 G1 Juli 1989
Bogor
LBPP LIA Pakuan
Jl. Pakuan no. 76, Bogor
1 Mei 1994
LIA Group
Jl. Polisi 1 no. 4, Bogor
1 Januari 1999
(Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota Bogor, 2009).
Tahun 2000-2010
Nama Lembaga
Global Reach College
Kumon Sipatahunan
Educational Training Center
(ETC)
Fly Education & Training
Kumon
Surya Tri Sakti Education &
Training Center
EL Rahma Education Center
LBPP LIA Jalan Baru
Vawere Institute
Dinamika Global Edukasi
Independent English Course
ECF
Eden (Everyday English)
New Concept
Alamat
Jl. Pajajaran no.76, Bogor
Jl. Sipatahunan no.17 Vila
Duta, Bogor
Jl. Pakuan no.16 Ciheuleut,
Bogor
Jl.
Merdeka
no.
132,
Ciwaringin, Bogor
Jl. Bang Barung Raya, Ruko
VIP Blok AO, Bogor
Jl. KH. Soleh Iskandar no. 1-2
Tanah Sareal, Bogor
Jl. Dr. Sumeru no. 21G, Bogor
Jl. KH. Soleh Iskandar no. 2,
Bogor
Jl. Raya Kayu Manis no. A1-2
Perum TTC, Bogor
Jl. Padjajaran no. 88, Bogor
Jl. Raya Taman Cimanggu no.
50, Bogor
Jl. Gagalur Raya Bantar Jati,
Bogor
Jl. Salak no. 10, Bogor
Jl. Palupu Raya no. 18
Tanggal Berdiri
8 Mei 2002
1 September 2007
1 Maret 2006
4 Januari 2007
1 Februari 2008
25 Juni 2001
1 April 2000
17 Maret 2009
1 Januari 2008
17 September 2004
1 Maret 2008
3 Januari 2007
22 Oktober 2008
1 Agustus 2007
(Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota Bogor, 2009).
Lembaga bahasa Inggris di Kota Bogor mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat (Tabel 1). Pada tahun 1980-1999 hanya terdapat tiga lembaga
kursus dan kemudian tumbuh pesat pada tahun 2000-2010 menjadi berjumlah
empat belas lembaga. Jumlah lembaga kursus yang begitu banyaknya
3
membuat persaingan yang sangat ketat diantara lembaga-lembaga kursus yang
ada. LBPP LIA Jalan Baru yang merupakan lembaga kursus bahasa Inggris
yang termuda di Kota Bogor (Tabel 1) tentunya harus mengetahui apa yang
menjadi keinginan konsumen agar dapat bersaing untuk meraih pasar dengan
lembaga bahasa Inggris lainnya. Dengan diketahuinya proses pengambilan
keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap atribut jasa yang
ditawarkan (dalam hal ini LBPP LIA Jalan Baru, Bogor), akan memudahkan
LBPP LIA untuk mengkomunikasikan produknya dan melakukan berbagai
strategi pemasaran yang bertujuan untuk merebut hati konsumen.
1.2. Perumusan Masalah
Semakin lama semakin banyak lembaga pendidikan bahasa Inggris
yang tumbuh untuk membantu memahami dan menguasai bahasa Inggris,
dengan jenis dan harga yang bervariasi, serta menawarkan berbagai macam
fasilitas pula. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat bahwa terdapat
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam diri
individu untuk menentukan lembaga pendidikan bahasa Inggris mana yang
ingin dipilih sebagai tempat belajar bahasa Inggris yang paling tepat.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris yang paling
diminati, LBPP LIA dalam pengembangannya tidak hanya mencakup
pendidikan bahasa Inggris saja, namun juga keseluruhan atribut yang
menyertainya. Atribut LBPP LIA dapat berupa hal-hal yang terkait dengan
LBPP LIA ataupun hal-hal yang menonjol dari lembaga tersebut.
Berdasarkan latar belakang, masalah-masalah utama yang diteliti
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah proses pengambilan keputusan pembelian terhadap
atribut jasa LBPP LIA dan hubungannya dengan karakteristik
konsumen?
2. Bagaimanakah preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan
dan pelaksanaannya terhadap atribut jasa LBPP LIA ?
3. Bagaimanakah rekomendasi bauran pemasaran yang dapat dilakukan
dalam peningkatan dan pengembangan LBPP LIA ?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen dalam
pembelian atribut jasa LBPP LIA dan hubungannya dengan
karakteristik konsumen.
2. Menganalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan
dan pelaksanaan terhadap atribut jasa LBPP LIA.
3. Memberikan rekomendasi bauran pemasaran dalam peningkatan dan
pengembangan LBPP LIA.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pertimbangan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam
pengembangan LBPP LIA. Selain itu, menjadi bahan rujukan bagi pihak lain
yang akan melakukan penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang
berkaitan.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada siswa-siswi yang mengikuti program
pendidikan bahasa Inggris di LBPP LIA Jalan Baru, yang dikelompokkan
menjadi English for Teens untuk SMP, English for Adults untuk SMA, dan
Conversation Class untuk Mahasiswa dan Umum Tahun Akademik 2010 term
1002.
5
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Lembaga Kursus dan Pendidikan Non Formal
Lembaga kursus adalah salah satu wadah yang didirikan oleh
perorangan atau sekelompok orang, lembaga sosial/yayasan, perusahaan
perseorangan yang memiliki beberapa komponen seperti memiliki satuan isi,
proses, kompetensi lulusan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan (Dinas
Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota Bogor, 2010).
Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal juga
berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal.
Beberapa contoh pendidikan non formal diantaranya adalah lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis (Dinas Pendidikan Pemuda
Dan Olahraga Kota Bogor, 2010).
2.2. Definisi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
untuk berkembang dan mendapatkan laba. Perusahaan berharap bahwa
konsumen akan merasakan kepuasan dengan serangkaian kegiatan pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan. Arti pemasaran sering dikacaukan dengan
pengertian penjualan, perdagangan, dan distribusi. Padahal istilah-istilah
tersebut hanya merupakan suatu bagian dari keseluruhan kegiatan pemasaran.
Seiring berjalannya waktu, sejak orang-orang mengenal kegiatan pemasaran
hingga saat ini, telah banyak definisi pemasaran yang dikemukakan.
Salah satu definisi yang jelas mengenai pemasaran adalah suatu proses
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002).
6
Selain itu, definisi lain mengenai pemasaran dikemukakan oleh Stanton
dalam Angipora (2002), pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis
yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan
mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. Dari
kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menjual produknya baik barang maupun jasa dalam
rangka bertahan dari ancaman yang datang dari para kompetitor.
2.3. Bauran Pemasaran
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap
perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan
kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu
adalah strategi acuan/bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang
dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarnya (Assauri, 2004).
Menurut Kotler (2002) pengertian bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran jasa
menurut Lupiyoadi (2001) terdiri dari produk, harga, promosi, orang,
distribusi, proses, dan customer service. Sebagai suatu bauran, elemenelemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu
tidak tepat
pengorganisasiannya maka akan
mempengaruhi strategi
pemasaran secara keseluruhan.
Produk adalah segala sesuatu yang dipasarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Produk-produk yang
dipasarkan berupa barang fisik, jasa, tempat, organisasi, dan gagasan. Jasa
merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk
fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara
bersamaan serta memberikan nilai tambah konsumen (Lupiyoadi, 2001).
7
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, atau unsur-unsur lainnya yang menghasilkan biaya. Harga adalah
unsur
bauran
pemasaran
yang
paling
fleksibel.
Harga
juga
mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut
kepada pasar tentang produk dan mereknya (Kotler, 2005).
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2005). Promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk
tersebut (Kotler, 1997).
Orang yang dimaksud disini adalah semua partisipan yang memainkan
sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa
berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi
persepsi pembeli (Umar, 2003). Menurut Lupiyoadi (2001) orang dalam
hubungannya dengan pemasaran jasa adalah yang bertugas sebagai service
provider dan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
Customer service dalam pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome
dari kegiatan distribusi dan logistik dimana pelayanan diberikan kepada
konsumen untuk mencapai kepuasan. Kegiatan ini meliputi aktivitas untuk
memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-transaksi,
saat
transaksi
mencerminkan
dan pasca transaksi
bagaimana
semua
(Lupiyoadi,
elemen
2001).
bauran
Proses
pemasaran
ini
jasa
dikoordinasikan untuk menjamin semua kualitas dan konsistensi jasa yang
diberikan kepada konsumen (Umar, 2003).
2.4. Definisi Perilaku Konsumen
Menurut Zaltman dan Wallendorf dalam Mangkunegara (2002),
perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial
yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya.
8
Engel, et al (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menentukan tindakan tersebut. Ada dua elemen penting dari arti perilaku
konsumen itu : (1) proses pengambilan keputusan dan (2) kegiatan fisik, yang
semua
ini
melibatkan
individu
dalam
menilai,
mendapatkan,
dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Definisi lain
dikemukakan oleh Loudon dan Della Bitta dalam Mangkunegara (2002),
perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan
dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan
jasa. Selain itu juga, Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok
atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
dapat dipengaruhi lingkungan.
Ilmu-ilmu sosial kadang-kadang mengartikan kata “behavior”
hanyalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau mudah
diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang
terlihat jelas hanyalah merupakan satu bagian dari proses pengambilan
keputusan. Jadi, analisa perilaku konsumen yang realistis hendaknya
menganalisa juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang
selalu menyertai setiap pembelian. Dalam mempelajari perilaku konsumen
bukan hanya mempelajari apa yang akan dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga
dimana, bagaimana kebiasaannya, dan dalam kondisi macam apa barangbarang dan jasa-jasa tersebut dibeli.
Pengertian perilaku konsumen sering disalahartikan dengan pengertian
perilaku pembeli (buyer behavior). Padahal perilaku pembeli mengandung
dua pengertian, yang pertama adalah bila diterapkan pada perilaku konsumen
lebih menunjukkan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlihat
dalam pertukaran uang atau kekayaan lain dengan barang-barang dan jasajasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan
9
pertukaran itu. Pengertian yang kedua, mempunyai arti lebih khusus, yaitu
perilaku pelanggan (customer behavior), yang sering digunakan sebagai
sebutan yang lebih inklusif dibandingkan dengan perilaku konsumen.
Menurut Umar (2003), perilaku konsumen merupakan suatu tindakantindakan nyata individu atau kumpulan individu, misalnya suatu organisasi
yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan
mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan.
Seringkali seorang konsumen memutuskan untuk melakukan tindakan
pembelian barang dan jasa ataupun berbagai pilihan lain karena di dalam
benak konsumen, pilihan tersebut adalah pilihan yang memiliki kualitas
paling baik, dan bahkan mungkin karena harganya paling murah. Namun
tidak jarang banyak motivasi lain selain kualitas dan harga yang menjadi
pertimbangan para konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang
dan jasa. Contohnya karena ikut-ikutan orang lain, untuk mempertahankan
gengsi, dan lain sebagainya. Dan kadang-kadang, motivasi-motivasi tersebut
yang lebih dominan, sehingga apabila perusahaan mengetahui apa sebenarnya
yang menjadi kunci seorang konsumen dalam melakukan tindakan pembelian,
akan mempermudah perusahaan untuk membujuk atau mendorong konsumen
agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
2.5. Model Perilaku Konsumen
Menganalisa atau mempelajari perilaku konsumen memang bukan
suatu yang mudah, masalah perilaku konsumen merupakan suatu hal yang
sangat kompleks. Ketidakmudahan tersebut terutama karena banyaknya
variabel yang mempengaruhinya dan kecenderungannya untuk saling
berinteraksi. Sebagai usaha untuk mempermudahnya, maka dikembangkan
model perilaku konsumen.
Model dikembangkan untuk berbagai macam kegunaan, tetapi tujuan
utama dari pengembangan model perilaku konsumen adalah (1) membantu
kita untuk mengembangkan teori yang mengarahkan penelitian perilaku
konsumen, dan (2) sebagai bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang
terus berkembang tentang perilaku konsumen. Salah satu model yang telah
10
dikembangkan adalah model Engel, Blackwell dan Miniard (1994), dapat
dilihat pada Gambar 1.
Pengaruh Lingkungan
Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh Pribadi
Keluarga
Situasi
Perbedaan Individu
Sumber Daya Konsumen
Motivasi & Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian/Gaya hidup
Demografi
Proses Keputusan
asi
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Proses Psikologis
Pengolahan Informasi
Pembelajaran
Perubahan Sikap/Perilaku
Gambar 1. Model Perilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya (Engel, Blackwell dan Miniard, 1994).
Model tersebut menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi
dan dibentuk oleh faktor lingkungan, perbedaan individu, serta proses-proses
psikologis. Dimana pengaruh lingkungan yaitu meliputi budaya, kelas sosial,
pengaruh pribadi, keluarga dan juga situasi. Sementara perbedaan individu
meliputi sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
sikap, kepribadian atau gaya hidup, dan demografi. Proses psikologi meliputi
pengolahan
informasi,
pembelajaran,
dan
perubahan
sikap/perilaku.
Kesemuanya itu akan mempengaruhi proses keputusan yang meliputi yang
meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian dan hasil.
Kotler (2002) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen yaitu:
1. Cultural Factors (faktor-faktor budaya)
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling dalam dan luas bagi
perilaku konsumen. Pemasar butuh untuk mengetahui peran yang perlu
dimainkan oleh budaya, sub-budaya, dan kelas sosial dari konsumen.
11
2. Social Factors (faktor-faktor sosial)
Dalam interaksi dengan pemasar, perilaku konsumen dipengaruhi oleh
faktor- faktor sosial seperti kelompok konsumen, keluarga, serta peran dan
status konsumen di masyarakat.
3. Personal Factors (faktor-faktor pribadi)
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi antaralain
usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
4. Psychological Factors (faktor-faktor psikologis)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
2.6. Proses Pengambilan Keputusan
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka. Pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif yang disajikan secara kognitif dan memilih
salah satu diantaranya.
Berdasarkan model Engel, et al (1994), proses keputusan pembelian
oleh konsumen terdiri dari lima tahapan. Kelima tahapan
tersebut yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses
pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Kelima tahapan tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Infomasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Hasil
Gambar 2. Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian (Engel et al, 1994).
2.6.1 Pengenalan Kebutuhan dan Pencarian Informasi
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan
yang ada dalam diri (Mangkunegara, 2002). Apabila kebutuhan tidak
terpenuhi, maka konsumen akan menunjukkan perilaku kecewa.
12
Sebaliknya,
jika
kebutuhunnya
terpenuhi,
konsumen
akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa
puasnya.
Menurut Kotler (2002) proses pembelian dimulai saat pembeli
mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Timbulnya kebutuhan dapat
dipicu oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti
lapar, haus, dan lain-lain yang akan timbul dan menjadi dorongan untuk
memenuhi dorongan tersebut. Selain itu kebutuhan dapat juga berasal
dari rangsangan eksternal. Segera setelah konsumen tergerak oleh suatu
stimulus, maka kemungkinan ia akan berusaha untuk mencari lebih
banyak informasi.
Menurut
Engel,
et
al
(1994),
pengenalan
kebutuhan
didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan
mengaktifkan proses keputusan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi
tingkat
tertentu,
maka
kebutuhn
pun
dikenali.
Namun,
jika
ketidaksesuaian itu berada di bawah tingkat ambang, maka pengenalan
kebutuhan pun tidak terjadi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Keadaan yang
diinginkan
Keadaan Aktual
Tingkat
Di bawah ambang
Di atas ambang
Ketidaksesuaian
Tidak ada pengenalan
kebutuhan
Pengenalan Kebutuhan
Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat
Ketidaksesuaian (Engel, et al, 1994).
Pencarian informasi, merupakan tahap kedua dari proses
keputusan pembelian yang menurut Engel, et al (1994) didefinisikan
sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam
ingatan dan pengumpulan informasi dari lingkungan. Pencarian ini
dapat bersifat internal maupun eksternal. Pencarian internal merupakan
13
pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang
relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka
panjang. Apabila pencarian internal memberikan informasi yang
memadai, maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Sebaliknya jika
informasi yang dibutuhkan belum memadai atau bahkan tidak tersedia
sama sekali, maka perlu diadakan pencarian eksternal. Seberapa besar
pencarian yang dilakukan oleh seseorang tergantung pada kekuatan
dorongannya, jumlah informasi yang dimilikinya, kemudahan untuk
memperoleh informasi tambahan, nilai yang diberikan pada informasi
tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian tersebut.
Menurut Kotler (1997), sumber-sumber informasi konsumen
terdiri dari empat kelompok, yaitu : (1) sumber pribadi, (2) sumber
komersial, (3) sumber publik, (4) sumber pengalaman. Setiap sumber
informasi tersebut memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Secara umum, konsumen
mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari
sumber komersial. Sumber-sumber informasi yang berbeda dapat
menuntun konsumen dalam setiap keputusan pembelian yang berbeda.
Tahap pencarian dipengaruhi oleh faktor lain yaitu situasi
pencarian, ciri-ciri produk/jasa konsumen itu sendiri (Engel, et al,
1994). Tekanan waktu merupakan salah satu sumber pengaruh situasi.
Pada situasi pembelian yang mendesak menuntut sedikit waktu untuk
melakukan pencarian ekstensif dan teliti. Pencarian ekstensif akan
dilakukan jika konsumen merasakan terdapat perbedaan ciri-ciri
produk/jasa diantara merek-merek yang ada. Terakhir, pengetahuan,
keterlibatan,
kepercayaan,
sikap,
serta
karakteristik
demografi
merupakan karakteristik konsumen yang mempengaruhi pencarian
informasi.
2.6.2 Evaluasi Alternatif
Engel, et al (1994) mendefinisikan evaluasi alternatif sebagai
proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh
konsumen. Pada tahap evaluasi, konsumen harus: (1) menentukan
14
kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (2) memutuskan
alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (3) menilai kinerja dari
alternatif yang dipertimbangkan, dan (4) memilih dan menerapkan
kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir (Gambar 4).
Menentukan kriteria
evaluasi
Menentukan alternatif
evaluasi
Menilai Kinerja
Menerapkan kaidah
keputusan
Gambar 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif (Engel, et al,
1995).
2.6.3 Pembelian dan Hasilnya
Suatu kegiatan pembelian yang nyata hanyalah merupakan salah
satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik
lainnya yang terjadi dalam proses pembelian dalam suatu periode waktu
tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu. Tahap akhir dari proses
keputusan adalah tindakan pembelian. Pada tahap ini konsumen harus
mengambil keputusan tentang kapan membeli, dimana membeli, dan
bagaimana membayar. Engel, et al (1995) menyatakan bahwa
pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian
dan pengaruh lingkungan, dan atau perbedaan individu.
Niat pembelian pada konsumen memiliki dua kategori: (1)
produk maupun merek dan (2) kelas produk saja. Niat pembelian yang
mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang
terencana sepenuhnya. Dalam hal ini konsumen bersedia menyediakan
waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli sehingga distribusi
menjadi selektif. Pembelian pada kelas produk saja dapat dikatakan
sebagai pembelian yang terencana apabila memilih merek dilakukan di
tempat penjualan (Kotler, 1995).
15
Kotler (1997) menyebutkan ada dua faktor yang berada di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah
sikap atau pendirian orang lain. Seberapa jauh faktor tersebut akan
mempengaruhi alternatif yang disukai oleh seseorang tergantung pada
intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen dan memotivasi konsumen untuk menuruti keinginan
orang lain. Semakin kuat sifat negatif dan semakin dekat orang lain
tersebut
dengan
konsumen,
maka
konsumen
akan
semakin
menyesuaikan maksud pembeliannya. Faktor yang kedua yang dapat
mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian adalah
faktor situasi yang sudah diantisipasi. Adanya faktor situasi yang tidak
diantisipasi akan dapat mengubah rencana pembelian suatu produk yang
akan dilakukan konsumen.
Perilaku proses keputusan pembelian tidak berhenti begitu
pembelian dilaksanakan. Setelah pembelian terjadi, konsumen akan
mengevaluasi pembelian yang dilakukannya. Evaluasi lebih lanjut akan
membandingkan kinerja produk atau jasa berdasarkan harapan, hasilnya
adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi mengukuhkan
loyalitas pembeli. Sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan
keluhan. Komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut
ganti rugi melaluui sarana hukum.
2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan pembelian setiap konsumen berbeda dan bervariasi.
Hal ini disebabkan karena keputusan pembelian yang dilakukan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Engel, et al (1994) mengungkapkan ada tiga faktor yang
mempengaruhi proses keputusan, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) faktor
perbedaan dan pengaruh individual, dan (3) faktor psikologis.
Pengaruh lingkungan merupakan pengaruh karena melakukan
interaksi dengan individu lainnya atau dengan lingkungan lainnya yang
diterima oleh konsumen individu. Pengaruh tersebut dapat berupa budaya,
keluarga, status sosial, kelompok acuan, dan situasi.
16
Keputusan pembelian bergantung pada perbedaan individu yang
dimiliki oleh konsumen yang berupa motivasi dan keterlibatan konsumen
terhadap produk, pengetahuan, gaya hidup, kepribadian, dan sikap yang
dimiliki konsumen. Faktor tersebut berasal dari individu konsumen itu sendiri
sebagai seorang manusia.
Proses psikologis meliputi tiga proses, yaitu: (1) pemrosesan
informasi (suatu proses dimana informasi ditransformasikan, dikurangi,
dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan digunakan), (2) proses
pembelajaran (proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam
pengetahuan, sikap, dan/atau perilaku), (3) perubahan sikap dan perilaku.
Pada dasarnya tahapan atau proses yang dilalui oleh suatu rangsangan
pemasaran adalah tahapan yang bertujuan untuk mendapatkan pusat
perhatian, pengertian, penerimaan, dan ingatan konsumen terhadap produk
tertentu. Selanjutnya konsumen diharapkan dapat menjadikan produk tersebut
sebagai salah satu alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhannya.
2.8. Perilaku Pasca Pembelian
Terdapat lima tahap perilaku pasca pembelian konsumen, yaitu (1)
konsumsi, (2) kepuasan atau ketidakpuasan, (3) perilaku keluhan konsumen,
(4) disposisi produk, dan (5) kesetiaan merek. Selama tahap konsumsi,
konsumen menggunakan dan mempelajari produk (barang maupun jasa).
Tahap ini akan diikuti oleh penilaian konsumen mengenai kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen tersebut terhadap kinerja produk, mengenai hal ini
mereka dapat mengutarakan keluhannya pada penyedia produk.
Dua tahap terakhir, meliputi bagaimana konsumen membuang produk
yang mereka beli dan apakah mereka membentuk kesetiaan merek serta niat
untuk membeli di masa datang. Pada bisnis jasa, konsumen tidak membuang
jasa karena sifat jasa tidak berwujud (Mowen dan Minor dalam Sumarwan,
2003).
17
2.9. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau
tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang
dikonsumsi. Menurut Kotler (2000) prefensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi
digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Misalnya
terdapat seorang konsumen yang ingin mengkonsumsi produk dengan sumber
daya terbatas, maka ia harus memilih alternatif, sehingga nilai guna atau
utilitas yang diperoleh dapat mencapai hasil yang optimal. Studi seperti ini
dapat memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru,
harga dan bauran pemasaran lainnya.
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat
kegunaan dan nilai relatif yang penting setiap atribut yang terdapat pada jasa
lembaga pendidikan bahasa Inggris. Atribut yang diduga mempengaruhi
preferensi konsumen pada penelitian ini meliputi atribut yang dianalisis
dengan menggunakan dimensi kualitas jasa antara lain, keandalan
(reliability), kesigapan (responsiveness), keyakinan (assurance), berwujud
(tangibles) dan empati (empathy). Menurut Brunelle (2009) saluran preferensi
konsumen dijelaskan oleh karakteristik berikut, yaitu
kepercayaan diri
konsumen, risiko yang dirasakan, sikap konsumen, pengalaman konsumen,
motif konsumen, kompleksitas produk yang dirasakan, produk intangible
yang dirasakan, dan keterlibatan konsumen terhadap produk.
2.10. Definisi Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa
itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal sampai jasa
sebagai suatu produk. Berikut ini adalah pendapat para pakar pemasaran jasa
mengenai definisi jasa.
Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada
pihak lainnya (Lovelock, 2005). Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap
tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
18
sesuatu. Berdasarkan definisi-definisi jasa tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa jasa merupakan produk yang tidak berwujud, tidak menimbulkan suatu
kepemilikan, produksinya dapat disertai ataupun tidak disertai produk fisik
yang pekerjaannya dilakukan oleh satu orang sebagai pemberi jasa guna
memberikan manfaat yang berarti bagi orang yang menerima jasa tersebut.
2.10.1 Klasifikasi Jasa
Menurut Kotler (2005) tawaran tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1)
Produk berwujud murni
Penawaran hanya terdiri dari produk fisik, misalnya : sabun mandi,
pasta gigi atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya
yang menyertai produk tersebut.
2) Produk berwujud disertai layanan
Penawaran yang terdiri dari produk fisik yang disertai dengan satu
atau beberapa layanan layanan untuk meningkatkan daya tarik
pelanggannya dimana penjualannya tergantung kepada kualitas
produk tersebut dan tersedianya pelayanan pelanggan.
3) Campuran
Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang
sama, misalnya pelanggan dapat menikmati makanan dan
pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan.
4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan
Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan
dan barang pendukung lainnya
5) Jasa murni
Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, seperti : menjaga bayi,
memijat, psikoterapi, dan sebagainya.
2.10.2 Karakteristik Jasa
Lebih lanjut Kotler (2005) menyatakan bahwa ada empat
karakteristik pokok jasa yang membedakannya dengan barang, yaitu:
19
a. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa yang bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasa,
diraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli. Seseorang tidak
dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut terlebih
dahulu. Oleh karena itu, untuk mencari bukti dari kualitas jasa yang
diinginkan tersebut, mereka akan melihat dari tempat, orang,
peralatan, alat komunikasi, simbol dan harganya. Tugas penyedia
jasa adalah memberikan bukti-bukti fisik untuk mewujudkan
sesuatu yang abstrak.
b. Tidak terpisahkan (inseparability)
Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga
merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun
pelanggan akan mempengaruhi outcome dari jasa tersebut.
c. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarrized
output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk,
kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut dihasilkan. Pada industri jasa yang bersifat people based,
komponen manusia terlibat jauh lebih besar dari operasi jasa yang
bersifat equipment based yang berarti bahwa hasil operasi jasa
yang bersifat people based cenderung kurang terstandarisasi dan
seragam dibandingkan hasil dari jasa yang bersifat equipment
based. Oleh karena itu, pembeli jasa seringkali meminta pendapat
orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa.
d. Mudah Lenyap (perishability)
Jika permintaan terhadap jasa bersifat konstan, maka jasa
merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapaat
disimpan, sehingga bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan
berlalu begitu saja. Pada umunya permintaan jasa bervariasi dan
dipengaruhi faktor musiman. Guna menyeimbangkan penawaran
dan permintaan terhadap jasa pada kondisi yang bersifat tidak
20
menentu maka perusahaan harus mengevaluasi kapasitasnya
dengan cara substitusi dari persediaan jasanya.
2.10.3 Kualitas Jasa
Menurut Hindle dan Thomas dalam Lupiyoadi (2001) kualitas
adalah sebuah pendekatan kepada bisnis dan industri yang dimulai dari
sudut pandang pelanggan yang bertujuan untuk menghasilkan produk
atau jasa yang melebihi apa yang diharapkan pelanggan oleh produk
atau jasa tersebut dan mengukur sampai dimana keberhasilan produk
atau jasa tersebut. Para pelanggan menjadi tidak tertarik dengan
penyedia jasa (kualitas jasa dipersepsikan buruk) bila jasa yang
dirasakan lebih kecil dibandingkan dengan jasa yang diharapkan
pelanggan. Kualitas jasa akan dipersepsikan baik dan memuaskan oleh
pelanggan apabila jasa yang dirasakan telah sesuai dengan harapan
pelanggan. Kemudian pada akhirnya pelanggan akan loyal dan
menggunakan
penyedia
jasa
tersebut
kembali
(kualitas
jasa
dipersepsikan ideal) bila jasa yang dirasakan lebih besar dari pada jasa
yang diharapkan pelanggan.
Selain itu, yang bergerak di bidang jasa sangat tergantung pada
kualitas jasa yang diberikan. Mereka berpendapat bahwa jasa terdiri
dari lima dimensi, yaitu : keandalan (reliability), kesigapan (assurance),
berwujud (tangibles) dan empati (empathy).
a) Keandalan (reliability)
Keandalam merupakan kemampuan dari penyedia jasa untuk
memberikan servis yang telah dijanjikan secara akurat, dapat
dipercaya dan dapat diandalkan. Ddengan kata lain, keandalan
berarti sejauhmana penyedia jasa mampu memberikan apa yang
telah dijanjikan kepada pelanggan.
b) Kesigapan (responsiveness)
Responsif merupakan penyedia jasa terutama stafnya untuk
membantu konsumen serta memberikan pelayanan yang tepat
sesuai kebutuhan konsumen. Dimensi ini menekankan pada sikap
21
dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam
menghadapi permintaan, keluhan dan masalah konsumen.
c) Keyakinan (assurance)
Keyakinan merupakan dimensi yang menekankan kemampuan
penyedia jasa untuk membangkitkan rasa percaya diri dan
keyakinan diri konsumen bahwa pihak penyedia jasa terutama para
pegawainya mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.
d) Berwujud (tangibles)
Berwujud berupa penampilan fisik penyedia jasa seperti gedung,
tata letak peralatan, interior dan eksterior, serta penampilan fisik
dari personel penyedia jasa.
e) Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan penyedia jasa memperlakukan
konsumen sebagai individu-individu yang spesial.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas jasa merupakan penyampaian jasa dari pihak pemberi
jasa untuk menghasilkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan dimana pelanggan akan menilai dari hasil kerja
dan cara penyampaian jasa tersebut.
2.11. Atribut Jasa LBPP LIA
LBPP LIA menawarkan jasa pendidikan bagi konsumennya.
Pengelola jasa harus berupaya sebaik-baiknya untuk mengidentifikasi harapan
konsumen mengenai jasa yang mereka berikan. Pemberi jasa harus
mendefinisikan secara jelas apa yang harus diberikan kepada konsumen agar
mereka mengetahui yang akan mereka peroleh.
Produk LBPP LIA adalah unsur penawaran jasa baik berupa
pelayanan dan fasilitas-fasilitas, serta kemudahan-kemudahan yang dapat
diperoleh dan dinikmati konsumen selama menjadi siswa atau siswi di LBPP
LIA ini. Atribut LBPP LIA dapat berupa banyak hal yang terkait dengan
lembaga itu sendiri ataupun hal-hal yang menonjol dari LBPP LIA tersebut.
Atribut yang menonjol tersebut diidentifikasikan menjadi :
22
a) Tangible (berwujud)
1. Media belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) memadai.
2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan.
3. Kenyaman lingkungan.
4. Ketersediaan tempat parkir.
5. Ketersediaan toilet.
6. Ketersediaan papan informasi.
7. Penampilan pengajar dan staf.
8. Penataan gedung dan peralatan.
b) Reliabilty (keandalan)
1. Tenaga pengajar yang kompeten.
2. Tenaga non pengajar (administrasi, satpam, cleaning service, teknisi) yang
terampil.
3. Kelancaran proses belajar mengajar.
4. Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan.
5. Harga yang ditetapkan secara wajar.
c) Responsiveness (kesigapan)
1. Para pengajar maupun non pengajar (staf) cepat tanggap terhadap keluhan
atau masalah yang dihadapi siswa.
2. Para pengajar siap dan mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi.
d) Assurance (keyakinan)
1. Keamanan selama berada di LBPP LIA.
2. Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf.
3. Citra (image) LBPP LIA yang baik di mata masyarakat.
e) Empathy (empati)
1. Hubungan antara siswa dengan pengajar dan staf terjalin dekat dan akrab.
2. Kemudahan untuk mendapatkan jasa dan fasilitas yang ada.
3. Tersedia kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan siswa.
Pemilihan atribut berdasarkan keinginan peneliti dan disepakati bersama
dengan pihak LBPP LIA.
23
2.12.Penelitian Terdahulu
Yosiana (2005) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap atribut
jasa Politeknik KENT, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Politeknik KENT”. Dengan
menggunakan Importance Performance Analysis, dihasilkan nilai penting
setiap atribut dan dapat diketahui bahwa atribut yang dinilai paling penting
oleh konsumen adalah tenaga pengajar atau kualitas dosen-dosen.
Renova (2006) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap atribut
jasa bimbingan belajar Primagama, dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama”.
Dengan menggunakan alat Importance Performance Analysis untuk
mengetahui bagaimana penilaian konsumen berdasarkan tingkat kepentingan
dan pelaksanaan terhadap atribut jasa LP bimbel Primagama, Analisis
Thurstone digunakan untuk mengetahui urutan peringkat kepentingan atribut
yang paling penting sampai yang paling tidak penting menurut penilaian
konsumen, selain itu dilakukan juga analisis deskriptif serta uji Khi-Kuadrat.
Brunelle (2009) dalam penelitiannya yang berjudul The Moderating
Role of Cognitive Fit In Consumer Channel Preference. Hipotesis dalam
penelitian tersebut menyatakan bahwa saluran preferensi konsumen
dijelaskan oleh karakteristik berikut, yaitu kepercayaan diri konsumen, risiko
yang dirasakan, sikap konsumen, pengalaman konsumen, motif konsumen,
kompleksitas produk yang dirasakan, produk intangible yang dirasakan, dan
keterlibatan konsumen terhadap produk. Studi tersebut menyajikan hasil dari
eksperimen yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan tentang saluran
preferensi konsumen dengan menguji kecocokan teori kognitif dalam konteks
komersial. Data dari dua sampel yang berbeda (749 siswa mengenai proses
pembelian komputer dari pengecer barang elektronik yang terkenal dan 290
anggota serikat yang membeli tiket pesawat dari agen perjalanan terkenal).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kognitif cocok dan
sesuai antara bagaimana informasi yang disajikan kepada konsumen dan sifat
masalah yang akan dipecahkan, kemudian menunjukkan adanya hubungan
moderat antara karakteristik individu dan karakteristik produk yang
24
diidentifikasi dalam studi masa lalu dan saluran preferensi konsumen.
Temuan penelitian tersebut mendukung kecocokan teori kognitif dalam
konteks komersial dan membuka cara baru untuk menjelaskan saluran
preferensi konsumen.
Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu maka dapat diperoleh
gambaran mengenai penelitian yang terkait dengan topik penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis,
dengan alasan keakuratannya dalam menentukan peringkat jasa dan
berdasarkan pemahaman atas penelitian terdahulu yang juga menggunakan
alat analisis ini. Lebih jelasnya, Importance Performance Analysis digunakan
untuk mengetahui preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan
pelaksanaan terhadap atribut jasa LBPP LIA, proses pengambilan keputusan
konsumen diketahui menggunakan analisis deskriptif, hubungan antara
karakteristik responden dengan proses pengambilan keputusan konsumen
dapat diketahui dengan menggunakan uji Khi-Kuadrat.
25
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Salah
satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan keuntungan dengan cara
meningkatkan volume penjualannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
perusahaan harus mempunyai strategi dalam memasarkan produknya.
Perusahaan harus memahami konsumennya terlebih dahulu agar dapat
menentukan strategi yang tepat.
Fokus dari penelitian ini adalah konsumen lembaga pendidikan bahasa
Inggris, karena pemasar jasa lembaga pendidikan bahasa Inggris bertujuan
untuk memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga
pemasar perlu memahami perilaku konsumen. Dalam setiap kegiatan
konsumsinya konsumen cenderung melalui proses pengambilan keputusan
terlebih dahulu serta bertujuan memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Tingkat kepuasan konsumen tidak hanya ditentukan oleh satu faktor
melainkan berbagai faktor. Dengan menganalisis atribut apa yang paling
penting menurut penilaian konsumen, dapat membantu perusahaan untuk
lebih memahami lagi konsumen jasa.
Penilaian ini menggunakan alat Importance Performance Analysis.
Selain itu dilakukan juga analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik
konsumen dan bagaimana proses pengambilan keputusan pembeliannya serta
Uji Khi-Kuadrat untuk mengetahui apakah ada hubungan nyata antara
karakteristik konsumen dengan pengambilan keputusan pembelian jasa LBPP
LIA. Bagan alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
26
Jasa
pendidikan
LBPP LIA
Visi dan
Misi LBPP
LIA
Studi Perilaku
Konsumen
1.
2.
3.
4.
5.
Karakteristik
Konsumen
Proses Pengambilan Keputusan
(Engel, dkk, 1994)
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Proses Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Preferensi Terhadap
Atribut Jasa LBPP LIA
Importance
Performance
Analysis
Analisis Deskriptif dan
Uji Khi-Kuadrat
Rekomendasi Bauran Pemasaran dalam
Peningkatan dan Pengembangan LBPP LIA
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang proses pengambilan keputusan pembelian dan
preferensi konsumen terhadap atribut jasa LBPP LIA dilakukan di LBPP LIA
Jalan Baru yang beralamat di Jl. Kh. Soleh Iskandar No. 2, Bogor. Pemilihan
lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa
LBPP LIA Jalan Baru merupakan lembaga bahasa Inggris yang termuda di
Kota Bogor, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai preferensi
27
konsumen. Selain itu, LBPP LIA dapat diakses oleh segala lapisan
masyarakat, letaknya yang mudah ditemukan dan merupakan salah satu
lembaga pendidikan bahasa Inggris yang dikenal di kota Bogor. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei 2010.
3.3. Tahapan Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan survei terlebih dahulu
agar mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di lokasi dan mengetahui situasi
dan kondisi yang ada di sekitar lokasi tempat penelitian. Dari tahapan
penelitian yang disajikan secara lengkap pada Gambar 6, penelitian mengenai
proses pengambilan keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap
atribut jasa LBPP LIA didasari dari keingintahuan hal yang menyebabkan
konsumen lebih memilih mengikuti kursus bahasa Inggris di LBPP LIA.
Keingintahuan tersebut timbul setelah datang dan mengamati langsung LBPP
LIA. Tahap selanjutnya yaitu menentukan judul dan tujuan dari penelitian ini.
Dilanjutkan dengan melakukan studi pustaka, guna mencari hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian ini menggunakan data primer hasil pengisian kuesioner yang
dilakukan oleh siswa-siswi yang mengikuti program kursus bahasa Inggris di
LBPP LIA cabang Jalan Baru, Jl. Kh. Soleh Iskandar no. 2, Bogor.
Penyusunan kuesioner dilakukan setelah dilakukan identifikasi atribut jasa
LBPP LIA. Sebelum kuesioner disebarkan, dilakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner sebanyak 30 responden. Data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis. Selanjutnya dilakukan pembahasan hasil
pengolahan dan analisis data tersebut. Secara lengkap diagram alir tahapan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
28
Mulai
Penentuan Judul dan Tujuan
Penelitian
Studi Pustaka
Identifikasi Atribut
Penyusunan Kuesioner
Uji Coba Kuesioner
Tidak
Valid &
Reliabel ?
Ya
Survei Konsumen
Tabulasi Data Karakteristik
Konsumen
Analisis Data
Pembahasan
Selesai
Gambar 6. Diagram alir tahapan penelitian
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan peneliti langsung
dari sumber aslinya. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, artinya
sudah dikumpulkan oleh orang lain atau oleh peneliti sendiri sebelumnya.
Sumber data sekunder bisa berasal dari sumber eksternal dan sumber internal.
Sumber eksternal bisa meliputi buku-buku referensi dan bahan pustaka yang
menunjang penelitian dan dianggap perlu oleh peneliti. Sedangkan sumber
data internal yaitu berupa informasi-informasi yang berasal dari LBPP LIA
itu sendiri, dapat meliputi data perusahaan berupa brosur dan modul tahunan,
29
sumber elektronik dari situs resmi LBPP LIA, dan sebagainya yang terkait
dengan kebutuhan penelitian.
3.5. Metode Penarikan Contoh
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode quota
sampling. Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti merumuskan
kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti. Sedangkan tahap
kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara
convenience atau judgement. Sampel yang diambil adalah siswa LBPP LIA
Jalan Baru yang sudah mengikuti kursus selama 1 Bulan.
Ukuran contoh yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan
dengan rumus Slovin (Simamora, 2002) :
..............................................................................................(1)
Dengan
n= jumlah responden
N= ukuran populasi
e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh
yang bisa ditolerir.
Data jumlah populasi tahun 2010 term 1002 dapat dilihat pada Tabel
2. Dari data (Tabel 2) terlihat bahwa jumlah populasi adalah 787 orang,
dengan menggunakan rumus Slovin, taraf nyata sebesar 10 persen (e) maka,
responden yang diambil adalah 88,72 setara dengan 90 orang responden.
Tabel 2. Data Jumlah Populasi LBPP LIA Jalan Baru, Bogor Tahun
2010 term 1002
Program
Jumlah (orang)
Persentase (%)
English for Teens (ET)
441
56,04
Elementary (EL)
Intermediate (IN)
High Intermediate (HI)
Conversation (CV)
Total
Sumber : LBPP LIA jalan baru, 2010.
70
128
109
39
787
8,89
16,26
13,85
4,96
100
30
Dengan rumus Slovin diperoleh jumlah responden yang digunakan
pada penelitian ini, yaitu :
=
=
= 88,72 ≈ 89 ≈ 90
Selanjutnya, agar sampel yang didapat sesuai dengan proporsinya,
maka pembagian sampel per program dilakukan dengan metode kuota.
Jumlah sampel untuk setiap program dapat dilihat pada tabel 3.
English for Teens (ET) :
= 50,43202 ≈ 50 responden
Elementary (EL)
:
= 8,0050826 ≈ 8 responden
Intermediate (IN)
:
= 14,637865 ≈ 15 responden
High Intermediate (HI) :
= 12,465057 ≈ 12 responden
Conversation (CV)
= 4,4599746 ≈ 5 responden
:
Tabel 3. Proporsi Sampel Tiap-Tiap Program
Program
Jumlah Responden
Persentase (%)
English for Teens (ET)
50
55,56
Elementary (EL)
8
8,89
Intermediate (IN)
15
16,67
High Intermediate (HI)
12
13,33
Conversation (CV)
5
5,55
Jumlah
90
100
3.6. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan data primer dengan cara
mengamati atau melihat langsung pelaksanaan dari atribut-atribut jasa
LBPP LIA, jadi memungkinkan mengetahui objek penelitian pada keadaan
yang sebenarnya.
2. Wawancara, dengan melakukan wawancara secara lisan kepada siswasiswi maupun staf dan kepala cabang LBPP LIA Jalan Baru, untuk
31
mendapatkan data yang lebih lengkap serta dapat secara langsung
mengetahui alasan-alasan yang ingin diketahui.
3. Penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada
responden dalam bentuk kuesioner. Kuesioner disebarkan dengan
memanfaatkan waktu istirahat siswa-siswi yang pada saat itu sedang
mengikuti kursus. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1.
4. Studi literatur, digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang
berhubungan dengan LBPP LIA dan tentang preferensi konsumen serta
data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Variabel Demografi
Variabel demografi menggambarkan pengelompokan responden
kedalam kategori-kategori berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah
anggota keluarga, pekerjaan orang tua (ayah dan ibu), sumber dana, dan
lain-lain. Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif.
3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Simamora (2004) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Artinya, mampu memperoleh data yang tepat dari peubah
yang diteliti. Simamora (2004) juga mendefinisikan bahwa reliabilitas
merupakan tingkat keandalan kuesioner.
Uji validitas dalam penelitian ini, menggunakan korelasi
product moment Pearson. Jumlah responden untuk uji coba minimal 30
orang. Angka korelasi yang didapat harus dipertimbangkan dengan
angka kritis tabel korelasi r. Product moment besar dari nilai tabel,
maka pertanyaan valid atau sahih. Pengujian kuesioner dilakukan
terhadap 30 responden (n=30) yang sedang mengikuti program kursus
bahasa Inggris di LBPP LIA dengan menggunakan tingkat kepercayaan
95 persen (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan
menggunakan metode Product Moment Pearson yang dilakukan dengan
32
menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.0, diperoleh hasil korelasi
setiap pertanyaan untuk masing-masing atribut tingkat kepentingan.
Dari hasil uji validitas yang diperoleh, seluruh nilai korelasi atau
r-hasil setiap pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel, artinya semua
pernyataan dinyatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada
lampiran 2.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi suatu alat
ukur yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
teknik Cronbach. Uji reliabilitas terhadap 30 responden menunjukkan
nilai alpha (α Cronbach) yang lebih besar dari nilai r-tabel sehingga
kuesioner dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
lampiran 3.
3.7.3 Uji Khi-Kuadrat
Teknik Khi-Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah
hubungan atau asosiasi antara kedua variabel signifikan atau tidak
secara statistik. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk melihat
apakah ada hubungan sistematik antara kedua variabel yang diteliti
(Rangkuti, 2002). Hipotesis yang diuji dengan Khi-Kuadrat adalah
sebagai berikut :
H0 : kedua variabel tidak memiliki hubungan
H1 : kedua variabel memiliki hubungan
Hipotesis nol ditolak jika nilai X2 yang diperoleh lebih dari atau
sama dengan nilai kritik Khi-Kuadrat. Tingkat kepercayaan yang
digunakan dalam penelitian sebesar 95 persen. Hipotesis ini diuji
dengan menggunakan rumus :
................................................................................(2)
Dimana : X2 : nilai Khi-Kuadrat
Oi : nilai observasi
Ei : nilai yang diharapkan
33
3.7.4 Importance Performance Analysis
Untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen berdasarkan
tingkat kepentingan dan pelaksanaan terhadap atribut jasa LBPP LIA,
digunakan Importance Performance Analysis (Rangkuti, 2002). Data
yang digunakan adalah data skala Likert, yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata
dari suatu produk atau jasa oleh pelanggan. Skala ini digunakan karena
memberi peluang kepada konsumen untuk mengekspresikan perasaan
mereka terhadap suatu pernyataan. Data skala Likert diberi skor
kuantitatif untuk dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Untuk tingkat
kepentingan diberi skor (Tabel 4).
Tabel 4. Skor Tingkat Kepentingan
Kriteria Jawaban
Skor (Nilai)
Sangat Tidak Penting
1
Tidak Penting
2
Biasa
3
Penting
4
Sangat Penting
5
Skor penilaian masing-masing atribut dapat dimasukkan ke
dalam skala tingkat kepentingan sehingga dapat dinilai apakah atribut
tersebut termasuk sangat penting, penting, biasa, tidak penting atau
sangat tidak penting. Hal tersebut ditentukan melalui ukuran/range
jawaban responden berdasarkan:
a.
Nilai/skor terkecil yang diperoleh adalah 354 yaitu nilai sangat
tidak penting terhadap indikator tingkat kepentingan atribut jasa
LBPP LIA.
b.
Nilai/skor terbesar yang diperoleh adalah 433 yaitu nilai sangat
penting terhadap indikator tingkat kepentingan atribut jasa LBPP
LIA.
Besar range untuk tiap kelas :
Skor terbesar – Skor terkecil
Bobot
yaitu
433-354 = 15,8 = 16
5
34
Maka range tiap kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Skala Tingkat Kepentingan
Kriteria Jawaban
Skala
Sangat Tidak Penting
354 – 370
Tidak Penting
371 – 387
Biasa
388 – 404
Penting
405 – 421
Sangat Penting
422 - 438
Tingkat pelaksanaan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan dari atribut-atribut jasa yang dilakukan oleh LBPP
LIA berdasarkan penilaian konsumen. Adapun skor untuk tingkat
pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Skor Tingkat Pelaksanaan
Kriteria Jawaban
Skor (Nilai)
Sangat Tidak Puas
1
Tidak Puas
2
Biasa
3
Puas
4
Sangat Puas
5
Skor penilaian masing-masing atribut dapat dimasukkan ke
dalam skala tingkat pelaksanaan sehingga dapat dinilai apakah atribut
tersebut dirasa oleh konsumen sangat puas, puas, biasa, tidak puas atau
sangat tidak puas. Hal tersebut ditentukan melalui ukuran/range
jawaban responden berdasarkan:
a.
Nilai/skor terkecil yang diperoleh adalah 322 yaitu nilai sangat
tidak puas terhadap indikator tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP
LIA.
b.
Nilai/skor terbesar yang diperoleh adalah 389 yaitu nilai sangat
puas terhadap indikator tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP LIA.
35
Besar range untuk tiap kelas :
Skor terbesar – Skor terkecil
Bobot
yaitu
389 - 322 = 13,4 = 13
5
Maka range tiap kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Skala Tingkat Pelaksanaan
Kriteria Jawaban
Skala
Sangat Tidak Puas
322 – 335
Tidak Puas
336 – 349
Biasa
350 – 363
Puas
364 – 377
Sangat Puas
378 – 391
Nilai atau skor rata-rata kepentingan atribut dihitung dengan
menggunakan rumus :
............................................................................................(3)
Dimana :
Y = skor rata-rata tingkat kepentingan per responden
n = responden
Sedangkan untuk mengetahui apakah atribut-atribut yang
menjadi preferensi konsumen tersebut sudah dilaksanakan dengan baik
atau tidak oleh LBPP LIA, dihitung dengan menggunakan rumus
tingkat pelaksanaan :
............................................................................................(4)
Dimana :
X = rata-rata tingkat pelaksanaan per responden
n = responden
Adapun hasil dari penghitungan tersebut akan dimasukkan kedalam
diagram kartesius, dengan menggunakan rumus :
......................................................................(5)
Dimana :
TKi= tingkat kesesuian responden
36
Xi= bobot penilaian tingkat pelaksanaan atribut jasa LBPP
LIA
Yi= bobot penilaian tingkat kepentingan atribut jasa LBPP
LIA
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi
menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua baris yang saling
berpotongan tegak lurus di titik (A,B) dimana A merupakan hasil dari
rata-rata skor rata-rata tingkat pelaksanaan, dan B merupakan hasil dari
rata-rata skor rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut jasa yang
mempengaruhi konsumen. Nilai A dan B diukur dengan rumus :
dan
Dimana :
....................................................................(6)
A = batas sumbu X (tingkat pelaksanaan)
B = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)
k = jumlah atribut
Adapun diagram kartesius ditunjukkan pada Gambar 7 dibawah ini :
Y (tingkat kepentingan)
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
I
II
Prioritas Rendah
Berlebihan
II
IV
B
X(tingkat pelaksanaan)
A
Gambar 7. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan (Rangkuti, 2002)
Diagram Kartesius diatas terbagi menjadi kedalam empat
kuadran. Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang
berbeda-beda :
a)
Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang
dirasakan sangat penting oleh konsumen, namun pihak LBPP LIA
37
belum melaksanakannya sesuai dengan harapan konsumen.
Sehingga menempati prioritas utama untuk segera diperbaiki.
b)
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang
dirasa sangat penting oleh konsumen dan telah dilaksanakan oleh
LBPP LIA sesuai dengan harapan konsumen. Kondisi ini harus
dipertahankan.
c)
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa yang dirasa kurang
penting oleh konsumen dan pelaksanaannya juga dinilai masih
kurang baik.
d)
Kuadran IV (Prioritas Berlebihan)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang
dirasa
kurang
oleh
konsumen,
namun
LBPP
LIA
melaksanakannya dengan baik, sehingga dianggap berlebihan.
telah
38
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum LBPP LIA
4.1.1 Sejarah Ringkas
Yayasan LIA berawal dari Lembaga Persahabatan Indonesia
Amerika atau LIA yang didirikan pada tanggal 7 September 1959.
Yayasan LIA bergerak di bidang jasa pendidikan formal dan nonformal,
terutama pendidikan bahsa sebagai kegiatan inti. Sejak awal berdirinya
dikelola oleh tenaga professional dan tokoh nasional, antara lain: Prof.
Dr. Saparinah Sadli, Prof. Harun Alrasyid Zain, SE, Prof. Dr. Fuad
Hassan (Alm), Prof. Dr. Conny Semiawan.
Saat ini YAYASAN LIA memiliki kurang lebih 1.100 orang
karyawan dan 5 unit kegiatannya yaitu Lembaga Bahasa dan
Profesional (LBPP-LIA), Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA LIA) di
Jakarta dan Jogjakarta, Pusat Penerbitan LIA (PP LIA), dan Dana
Pensiun LIA (DAPEN LIA). Berbekal pengalaman yang dimiliki,
dalam usia “emas” ini LIA berkomitmen untuk terus menjadi pusat
pembelajaran yang terbaik dan tersebar di Indonesia melalui
penyelenggaraan berbagai program pendidikan dan bahasa yang
didukung oleh fasilitas yang lengkap.
Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional LIA (LBPP LIA)
sendiri merupakan unit kegiatan yang menyelenggarakan pendidikan
non formal yaitu kursus bahasa Inggris, bahasa Indonesia untuk orang
asing serta berbagai program pendidikan profesi seperti Manajemen
Informatika, Perhotelan, dan Sekretaris & Public Relation. Melalui
kerjasama antara Yayasan LIA dengan Yayasan Mitra, LBPP LIA kini
memiliki 60 gerai yang tersebar di 18 provinsi di Indonesia melayani
lebih dari 240.000 siswa per tahun didukung oleh lebih dari 1000
tenaga pengajar yang professional.
39
4.1.2 Segmentation, Targeting, dan Positioning LBPP LIA
LBPP LIA yang sudah berdiri selama 51 tahun membuat
perusahaan ini matang dalam menentukan kriteria segmentation,
targeting, dan positioning untuk melaksanakan jasa pendidikan bahasa
Inggris. LBPP LIA memiliki kriteria STP yang telah sesuai, sehingga
perusahaan ini mampu melayani konsumen dari berbagai kalangan.
Segmentasi pasar LBPP LIA adalah untuk kalangan menengah.
LBPP LIA menawarkan harga yang sangat terjangkau yaitu di bawah
Rp. 1.000.000,- tiap levelnya, di samping itu untuk pembayaran juga
diperbolehkan dengan cara pencicilan.
Targeting LBPP LIA sangat beragam, yaitu dari mulai anak
Sekolah Dasar sampai orang yang sudah bekerja. LBPP LIA merupakan
lembaga kursus bahasa Inggris yang sangat dikenal di Indonesia.
Lembaga bahasa Inggris yang berkualitas baik dan memiliki harga
terjangkau merupakan positioning yang berusaha diciptakan oleh
perusahaan kepada para konsumen nya.
4.1.3 Visi dan Misi
Visi Yayasan LIA yang menaungi LBPP LIA adalah menjadi
pusat pembelajaran yang terbaik dan yang tersebar di Indonesia melalui
berbagai program pendidikan dan sarana penunjangnya terutama
pendidikan bahasa. Misi Lembaga ini adalah:
1.
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan intelektual, emosi dan spiritual.
2.
Menciptakan suatu struktur organisasi dinamis yang mendukung
dan mempercepat kemungkinan partisipasi pengguna jasa dan mitra
usaha dalam tatanan manajemen yang sehat dan professional.
3.
Meningkatkan kinerja karyawan dan sekaligus kinerja unit
kegiatan.
4.
Mengadakan pengembangan organisasi dan sekaligus merancang
secara efektif dan efisien.
5.
Memperlancar penyelesaian masalah penting dan mendesak yang
berkaitan dengan adanya pengembangan usaha.
40
6.
Menciptakan rasa ketenangan bekerja melalui sistem imbal jasa
yang memadai dan sistem pengembangan karir yang jelas.
4.1.4 Lokasi
LBPP LIA berlokasi di Jl. KH. Soleh Iskandar No. 2, Bogor.
Bangunan yang terdiri dari tiga lantai memiliki luas tanah 13,90m X
20,30m. Bangunan tersebut juga memiliki lahan parkir yang memiliki
luas 13,90m X 14,80m.
4.1.5 Fasilitas
LBPP LIA Jalan Baru memeiliki beberapa fasilitas antara lain,
ruang kelas sebanyak 15 ruangan, tape dan CD Player 17 unit, televisi 3
unit, DVD Player 3 unit, rung tunggu, perpustakaan, mushola, dan
toilet.
4.1.6 Stuktur Organisasi
KEPALA CABANG
WAKIL KEPALA CABANG
SEKRETARIS
KEPALA SEKSI
ADMINISTRASI
KEPALA SEKSI
UMUM
PENATA ADMINISTRASI
PELAYANAN UMUM
KEPALA SEKSI
PERPUSTAKAAN
KEPALA SEKSI
PELAYANAN
PELANGGAN
PENATA
PERPUSTAKAAN
PENATA UMUM
PENATA
PELAYANAN
PELANGGAN
PENGEMUDI
OPERATOR
TELEPON
TEKNISI
PEMBUKUAN
PENATA ADMINISTRASI
PERSONALIA
KEPALA KELOMPOK
SATPAM
KEPALA SEKSI
OPERASI
AKADEMIS
GURU
PENATA
AKADEMIS
PEMBANTU UMUM
PETUGAS PEMELIHARAAN
SATPAM
Gambar 8. Bagan organisasi cabang LBPP LIA Jalan Baru.
4.2. Karakteristik Umum Konsumen
Karakteristik umum konsumen pada penelitian ini dibedakan
berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, jumlah anggota
keluarga, serta dari mana konsumen mendapatkan uang untuk mengikuti
41
kursus di LBPP LIA. Semua informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
produsen untuk pengembangan dan peningkatan kualitas LBPP LIA.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan penyebaran kuesioner secara acak terhadap 90
konsumen, diperoleh sebanyak 41,10 persen konsumen yang berjenis
kelamin laki-laki, sedangkan sisanya sebanyak 58,90 persen
konsumen berjenis kelamin perempuan. Terlihat bahwa persentase
terbesar dari konsumen yang mengikuti kursus di LBPP LIA adalah
konsumen dengan jenis kelamin perempuan. Data sebaran konsumen
menurut jenis kelamin disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Konsumen Menurut Jenis Kelamin
Konsumen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Laki-Laki
37
41,10
Perempuan
53
58,90
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Jenis Kelamin
4.2.2 Usia
Usia konsumen yang mengikuti kursus di LBPP LIA
dikelompokkan menjadi tiga. Konsumen yang berusia < 15 tahun, 1517 tahun, dan > 17 tahun. Terlihat bahwa persentase terbesar konsumen
yang mengikuti kursus di LBPP LIA ini adalah konsumen yang berusia
< 15 tahun (60%). Usia < 15 tahun merupakan usia yang diwakili oleh
siswa yang masih duduk di bangku SMP. Pada LBPP LIA jalan baru
sangat wajar didominasi oleh siswa SMP karena memang lokasi nya
yang sangat dekat dari beberapa SMP, diantaranya SMPN 5 Bogor,
SMP Bina Insani, SMPN 12 Bogor dan lain-lain. Selain itu juga lokasi
LBPP LIA jalan baru sangat dekat dengan perumahan-perumahan
sekitar, seperti Bukit Cimanggu City, Taman Cimanggu, dan lain-lain.
Sehingga banyak orang tua yang mengkursuskan anaknya di LBPP LIA
jalan baru dikarenakan dekat dari rumah. Sedangkan konsumen yang
berusia >17 tahun merupakan kelompok yang memiliki persentase
terkecil (5,6%). Data sebaran konsumen menurut kelompok usia dapat
dilihat pada Tabel 9.
42
Tabel 9. Sebaran Konsumen Menurut Kelompok Usia
Konsumen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
< 15 tahun
54
60
15-17 tahun
31
34,4
> 17 tahun
5
5,6
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Usia
4.2.3 Jumlah Anggota Keluarga
Pada penelitian ini jumlah anggota keluarga dikelompokkan
menjadi dua yaitu konsumen yang memiliki jumlah keluarga 1-4 anak
sebanyak 87 orang (96,7%) dan kelompok yang memiliki jumlah
anggota keluarga 5-8 anak sebanyak 3 orang (3,3%). Dengan jumlah
anggota keluarga mayoritas 1-4 anak memungkinkan para orang tua
untuk mengeluarkan pengeluaran lebih untuk biaya kursus. Data
sebaran konsumen berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Konsumen Menurut Jumlah Anggota Keluarga
Konsumen
Jumlah Anggota
Keluarga
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1-4 anak
87
96,7
5-8 anak
3
3,3
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
4.2.4 Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua konsumen sangat
beragam. Jenis pekerjaan tersebut dibedakan atas dua kelompok yaitu
jenis pekerjaan ayah (Tabel 11) dan jenis pekerjaan ibu (Tabel 12).
Tabel 11. Sebaran Konsumen Menurut Jenis Pekerjaan Ayah
Konsumen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Pegawai Negeri
36
40
Pegawai Swasta
33
36,7
Wiraswasta
9
10
Pensiunan
1
1,1
Lain-Lain
11
12,2
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Jenis Pekerjaan Ayah
43
Berdasarkan hasil penelitian, jenis pekerjaan ayah sebagian
besar adalah bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 36 orang
(40%). Dengan penghasilan sebagai pegawai negeri memungkinkan
untuk membayar biaya yang harus dikeluarkan untuk kursus di LBPP
LIA. Selanjutnya ada yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 33
0rang (36,7%), wiraswasta sebanyak 9 orang (10%), dan lain-lain
sebanyak 11 orang (12,2%). Ada juga responden yang ayah nya sudah
menjadi pensiunan sebanyak 1 orang.
Tabel 12. Sebaran Konsumen Menurut Jenis Pekerjaan Ibu
Konsumen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga
49
54,4
Pegawai Negeri
21
23,3
Pegawai Swasta
10
11,1
Wiraswasta
4
4,4
Pensiunan
1
1,1
Lain-Lain
5
5,6
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Jenis Pekerjaan Ayah
Ibu juga memiliki jenis pekerjaan yang beragam. Sebagian besar
ibu konsumen bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 49
orang (54,4%), namun ada juga ibu konsumen yang bekerja sebagai
pegawai negeri sebanyak 21 orang (23,3%), pegawai swasta sebanyak
10 orang (11,1%), wiraswasta sebanyak 4 orang (4,4%), dan lain-lain.
Ibu konsumen juga ada yang sudah pensiunan sebanyak 1 orang.
4.2.5 Sumber Dana
Sumber dana merupakan dari mana konsumen mendapatkan
uang atau biaya untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti program
kursus di LBPP LIA. Sebagian besar konsumen dibiayai oleh orang tua
yaitu sebanyak 88 orang (97,8%). Persentase ini sangat besar bila
dibandingkan dengan sumber dana yang lain, namun hal ini merupakan
suatu yang wajar mengingat rata-rata usia konsumen adalah < 15 tahun,
yang seluruh biaya hidupnya bergantung pada orang tua. Data sebaran
konsumen menurut sumber dana yang didapatkan untuk mengikuti
kursus bahasa Inggris disajikan pada Tabel 13.
44
Tabel 13. Sebaran Konsumen Menurut Sumber Dana Untuk
Mengikuti Kursus
Konsumen
Sumber Dana
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Orang Tua
88
97,8
Beasiswa
1
1,1
Lain-Lain
1
1,1
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Terdapat perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Hal
tersebut disebabkan karena setiap jenjang memiliki biaya yang berbeda,
daftar biaya yang dikeluarkan tiap program per levelnya dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Biaya yang Dikeluarkan Tiap Program per Levelnya di
LBPP LIA
Tingkat kelas
Program
Biaya
SMP
English for Teens 1-12
Rp. 695.000
SMA
Elementary 1-4
Rp. 695.000
Intermediate 1-4
Rp. 750.000
High Intermediate
Rp. 825.000
Conversation 1-6
Rp. 975.000
Umum
Sumber : LBPP LIA, 2010
4.3. Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan
Keputusan
Identifikasi pengaruh antara karakteristik konsumen dengan proses
pengambilan keputusan konsumen untuk mengikuti program kursus di LBPP
LIA dianalisis dengan menggunakan uji Khi-Kuadrat. Pengaruh ini dilihat
dari nilai Khi-Kuadrat hitung.
Hipotesis yang digunakan :
H0 : tidak terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses
pengambilan keputusan pembelian
H1: terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses
pengambilan keputusan pembelian
45
Tabel 15. Uji Khi-Kuadrat Karakteristik Konsumen Dengan Alasan
Memilih LBPP LIA Sebagai Tempat Kursus
Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Karakteristik
Khi-Kuadrat
Khi-Kuadrat
Konsumen
Keputusan
Hitung
Tabel
Tingkat Kelas
16,977
18,307
Terima H0
Jenis Kelamin
0,973
11,070
Terima H0
Usia
17,470
18,307
Terima H0
Jumlah Anggota
Keluarga
2,136
11,070
Terima H0
Pekerjaan Ayah
27,498
31,410
Pekerjaan Ibu
38,842
37,652
Sumber Dana
3,533
18,307
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Terima H0
Tolak H0
Terima H0
Pekerjaan ibu memiliki nilai Khi-Kuadrat hitung yang lebih besar
daripada Khi-Kuadrat tabel, sehingga pekerjaan ibu memiliki hubungan
dengan alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat mengikuti program kursus.
Maka dapat disimpulkan adalah tolak H0.
Tabel 16 memperlihatkan bagaimana hubungan atau pengaruh antara
karakteristik konsumen terhadap besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA,
keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak terpenuhi, dan keinginan
beralih ke lembaga lain. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa karakteristik
konsumen seperti tingkat kelas, usia, jenis pekerjaan ayah, dan sumber dana
memiliki nilai Khi-Kuadrat hitung lebih besar daripada nilai Khi-Kuadrat
tabel, maka tolak H0 artinya karakteristik tersebut memiliki hubungan dengan
besar ongkos untuk mencapai LBP LIA. Untuk setiap tingkat kelas yang
berbeda berarti juga memiliki usia yang berbeda, sehingga jumlah ongkos
yang dikeluarkan untuk membayar ongkos transportasi umum juga berbeda,
begitu pula dengan mereka yang orang tuanya memiliki pendapatan besar,
memungkinkan untuk mengantar jemput anaknya untuk mengikuti kursus di
LBPP LIA, sehingga mereka pun mengeluarkan ongkos yang lebih kecil
daripada konsumen lain yang tidak diantar jemput.
Sedangkan Beberapa karakteristik konsumen memiliki hubungan
dengan keputusan yang diambil jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
seperti tingkat kelas, usia, pekerjaan ayah, dan sumber dana. karakteristik
tersebut memiliki nilai Khi-Kuadrat hitung yang lebih besar dari nilai Khi-
46
Kuadrat tabel. Jenis pekerjaan ayah dan sumber dana juga memiliki nilai KhiKuadrat hitung yang lebih besar daripada nilai Khi-Kuadrat tabel, artinya
karakteristik ini memiliki hubungan dengan keputusan yang diambil jika
fasilitas yang diinginkan tidak terpenuhi. Ayah sebagai pemberi dana bagi
konsumen untuk mengikuti program kursus di LBPP LIA merupakan
pembuat keputusan yang mutlak bagi anak-anak mereka, dengan uang yang
sudah dikeluarkan tentunya mengharapkan fasilitas yang memadai untuk
mendukung kegiatan pembelajaran anaknya.
Jenis kelamin merupakan karakteristik konsumen yang memiliki
hubungan terhadap keinginan beralih ke lembaga lain. Karakteristik tersebut
memiliki nilai Khi Kuadrat hitung yang lebih besar daripada nilai KhiKuadrat tabel, maka Tolak H0.
47
Tabel
16.
Uji Khi-Kuadrat Karakteristik Konsumen Dengan
Pengambilan Keputusan
Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Karakteristik
Khi-Kuadrat
Khi-Kuadrat
Konsumen
Keputusan
Hitung
Tabel
Tingkat Kelas
17,592
15,507
Tolak H0
Jenis Kelamin
5,037
9,488
Terima H0
Usia
19,681
15,507
Tolak H0
Jumlah Anggota
1,393
9,488
Terima H0
Keluarga
Pekerjaan Ayah
28,173
26,296
Tolak H0
Pekerjaan Ibu
17,944
31,410
Terima H0
Sumber Dana
23,744
15,507
Tolak H0
Keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Karakteristik
Khi-Kuadrat
Khi-Kuadrat
Konsumen
Keputusan
Hitung
Tabel
Tingkat Kelas
9,643
5,991
Tolak H0
Jenis Kelamin
0,671
3,841
Terima H0
Usia
9,643
5,991
Tolak H0
Jumlah Anggota
0,524
3,841
Terima H0
Keluarga
Pekerjaan Ayah
12,596
9,488
Tolak H0
Pekerjaan Ibu
8,649
11,070
Terima H0
Sumber Dana
6,138
5,991
Tolak H0
Keinginan beralih ke lembaga lain
Karakteristik
Khi-Kuadrat
Khi-Kuadrat
Konsumen
Keputusan
Hitung
Tabel
Tingkat Kelas
3,325
5,991
Terima H0
Jenis Kelamin
4,789
3,841
Tolak H0
Usia
3,325
5,991
Terima H0
Jumlah Anggota
Keluarga
1,065
3,841
Terima H0
Pekerjaan Ayah
2,607
9,488
Pekerjaan Ibu
4,797
11,070
Sumber Dana
3,271
5,991
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Terima H0
Terima H0
Terima H0
Karakteristik konsumen yang memiliki hubungan terhadap berapa
biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program kursus tiap levelnya di
LBPP LIA adalah sumber dana. Sumber dana merupakan dari mana
konsumen mendapatkan uang untuk mengikuti kursus di LBPP LIA.
walaupun mayoritas sumber dana konsumen berasal dari orang tua, namun
masih terdapat konsumen yang mendapatkan sumber dana untuk biaya kursus
dari beasiswa ataupun dari hasil dia bekerja. Nilai Khi-kuadrat antara sumber
48
dana dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program kursus di
LBPP LIA sebesar 21,877. Terlihat bahwa nilai uji Khi-Kuadrat lebih besar
daripada nilai Khi-kuadrat tabel (12,592) artinya tolak H0 atau kedua variabel
memiliki hubungan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji Khi-Kuadrat Karakteristik Konsumen Dengan Biaya yang
Dikeluarkan Untuk Menyelesaikan Program Kursus Tiap
Levelnya di LBPP LIA
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kursus
tiap levelnya
Karakteristik
Konsumen
Khi-Kuadrat
Khi-Kuadrat Tabel
Keputusan
Hitung
Tingkat Kelas
4,726
12,592
Terima H0
Jenis Kelamin
2,035
7,815
Terima H0
Usia
6,137
12,592
Terima H0
Jumlah Anggota
0,477
7,815
Terima H0
Keluarga
Pekerjaan Ayah
13,672
21,026
Terima H0
Pekerjaan Ibu
6,181
24,996
Terima H0
Sumber Dana
21,877
12,592
Tolak H0
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
4.4. Proses Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Model Engel, dkk. (1994) proses pengambilan keputusan
pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan perilaku pasca pembelian.
4.4.1 Pengenalan Kebutuhan
Seseorang ingin melakukan pembelian dikarenakan kebutuhan
yang dirasakan terhadap sesuatu. Proses pembelian jasa LBPP LIA oleh
konsumen dimulai ketika mereka mulai mengenali dan merasakan
kebutuhan akan jasa tersebut. Berbagai macam permasalahan membuat
konsumen berusaha untuk mencari jasa yang dapat memecahkan
permasalahan yang sedang dihadapi. Kebutuhan akan jasa kursus
bahasa Inggris membuat konsumen datang ke LBPP LIA. Proses
pengenalan kebutuhan adalah suatu proses yang kompleks. Hal tersebut
dikarenakan
proses
ini
melibatkan
banyak
variabel
termasuk
pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik, kepribadian, dan
macam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.
49
Selain itu, proses ini melibatkan juga proses pembandingan terhadap
macam-macam kebutuhan yang relatif penting.
Proses pembelian jasa LBPP LIA oleh konsumen dimulai ketika
mereka mulai merasakan dan mengenali kebutuhan mereka akan jasa
tersebut. Yaitu ketika mereka merasa kesulitan dalam memahami
bahasa Inggris. Dari hasil tabulasi silang antara tingkat kelas dengan
apakah konsumen kesulitan dalam memahami bahasa Inggris, didapat
bahwa pada penelitian ini jumlah konsumen yang merasa kesulitan
memahami bahasa Inggris lebih sedikit daripada yang tidak merasa
kesulitan yaitu 44,4 persen. Sedangkan konsumen yang tidak merasa
kesulitan dalam memahami bahasa Inggris berjumlah 55,6 persen. Hal
ini dikarenakan sebagian besar konsumen masih duduk di bangku SMP.
Mereka merasa bahasa Inggris itu mudah dikarenakan materi yang
diberikan di level SMP masih terasa mudah. Berbeda dengan konsumen
yang sudah berkuliah yang merasa kesulitan dalam memahami bahasa
Inggris (5,6%). Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat kelas maka semakin tinggi tingkat kesulitan
bahasa Inggris. Data tabulasi silang antara tingkat kelas dengan sebaran
konsumen menurut apakah mengalami kesulitan atau tidak dalam
memahami bahasa Inggris dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Tabulasi Silang Antara Tingkat Kelas Dengan Sebaran
Konsumen Menurut Kesulitan Dalam Memahami
Bahasa Inggris
Kesulitan atau Tidak
Total
Tingkat Kelas
(%)
Ya
Tidak
SMP
23,3
SMA
15.6
Kuliah dan Umum
5,6
Total (%)
44,4
Sumber : Data Primer, per April 2010
36,7
18,9
0
55,6
60
34,4
5,6
100
Bagi mereka yang merasa kesulitan dalam memahami bahasa
Inggris tentunya memiliki penyebab atau alasan. Materi bahasa Inggris
yang diajarkan di sekolah kurang mendalam, mempraktikan bahasa
Inggris dalam percakap sehari-hari, dan lain-lain dijadikan penyebab
50
dan alasan konsumen mengapa mereka bisa merasa kesulitan dalam
memahami bahasa Inggris. Dari berbagai alasan dan penyebab yang
dikemukakan, terdapat 18,9 persen menyatakan bahwa materi bahasa
Inggris yang diberikan di sekolah kurang mendalam. Selain itu terdapat
pula 18,9 persen konsumen yang menyatakan bahwa mereka kesulitan
dalam mempraktikan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Dari
hasil penelitian, didapat pula 6,7 persen konsumen yang merasa
kesulitan dalam memahami bahasa Inggris dikarenakan lingkungan
tempatnya yang kurang mendukung untuk belajar dan mempraktikan
bahasa Inggris. Contohnya, di rumah ataupun di sekolah tidak memadai
untuk berlatih berbicara dalam bahasa Inggris. Data sebaran konsumen
menurut penyebab kesulitan memahami bahasa Inggris disajikan pada
Tabel 19.
Tabel 19. Sebaran Konsumen Menurut Penyebab Kesulitan Dalam
Memahami Bahasa Inggris
Konsumen
Penyebab Kesulitan
Jumlah (orang) Persentase (%)
Materi bahasa Inggris yang
diajarkan di sekolah kurang
17
18,9
mendalam
Praktik bahasa Inggris dalam
17
18,9
percakapan sehari-hari
Lingkungan
yang
kurang
6
6,7
mendukung
Tidak kesulitan
50
55,6
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Walaupun sebagian besar konsumen (55,6%) merasa tidak
kesulitan dalam memahami bahasa Inggris, akan tetapi seluruh
konsumen
(100%)
beranggapan
bahwa
mereka
memerlukan
pengetahuan bahasa Inggris lebih dalam lagi, sehingga mereka tetap
membutuhkan kursus bahasa Inggris. Kebutuhan akan jasa LBPP LIA
dimulai pada kesadaran akan manfaat yang didapat bila mengkonsumsi
jasa tersebut. Terdapat berbagai macam manfaat yang dikemukakan
oleh para konsumen dalam mengkonsumsi jasa LBPP LIA. Dari hasil
penelitian didapat sebanyak 64,4 persen mengaku bahwa manfaat yang
51
dicari dari mengikuti kursus bahasa Inggris di LBPP LIA adalah karena
dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. LBPP LIA selalu
berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada
konsumen. LBPP LIA memiliki metode sendiri untuk memberikan
pelajaran kepada siswanya, kedekatan antara pengajar dan murid
menjadi salah satu cara untuk membangkitkan minat siswanya dalam
belajar bahasa Inggris, sehingga apabila siswa memiliki kesulitan dalam
memahami bahasa inggris, mereka tidak akan merasa segan lagi untuk
bertanya. Manfaat lainnya yang dirasakan oleh konsumen adalah bisa
menguasai bahasa Inggris terutama conversation (percakapan), terdapat
26,7 persen yang mencari manfaat tersebut. LBPP LIA memiliki kelas
khusus yaitu Conversation Class, sehingga bagi konsumen yang
mengkhususkan belajar percakapan bahasa Inggris bisa memasuki kelas
tersebut. Selain itu ada juga yang ingin membiasakan diri berada di
lingkungan berbahasa Inggris yaitu sebanyak 6,7 persen dan juga
manfaat lain-lain sebanyak 2,2 persen. Data sebaran konsumen menurut
manfaat yang dicari disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Sebaran Konsumen Menurut Manfaat yang Dicari
Manfaat yang dicari
Responden
Jumlah (orang) Persentase (%)
Meningkatkan
kemampuan
bahasa Inggris
Bisa menguasai Conversation
Membiasakan diri di lingkungan
berbahasa Inggris
Lain-lain
Total
Sumber : Data Primer, per April 2010
58
64,4
24
26,7
6
6,7
2
90
2,2
100
4.4.2 Pencarian Informasi
Setelah mengenali dan memahami manfaat dari mengkonsumsi
jasa LBPP LIA, maka konsumen akan termotivasi untuk melakukan
pencarian informasi mengenai jasa yang akan mereka konsumsi.
Pencarian informasi ada yang bersifat aktif maupun pasif, internal
maupun eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa
kunjungan
ke
tempat-tempat
dimana
konsumen
merasa
akan
52
mendapatkan apa yang dicari, mereka akan mengunjungi beberapa
tempat untuk melakukan perbandingan harga, dan kualitas produk.
Sedangkan pencarian informasi pasif misalkan hanya dengan membaca
suatu iklan di majalah atau di surat kabar tanpa mempunyai tujuan
khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi internal berasal dari komunikasi interpersonal.
Sedangkan pencarian informasi eksternal berasal dari media massa
(majalah, surat kabar, radio, dan televisi), selain itu juga berasal dari
kegiatan pemasaran perusahaan (iklan, publikasi, informasi dari pihakpihak terkait).
Sebagian besar konsumen mengetahui informasi tentang LBPP
LIA dari teman yaitu sebanyak 42,2 persen. Dari hasil ini terlihat bahwa
teman memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberi informasi,
sehingga secara tidak langsung teman menjadi media penyebar
informasi yang sangat efektif. Melihat hal ini, LBPP LIA perlu
memberikan perhatian khusus bahwasanya promosi dari mulut ke mulut
sangat efektif, sehingga perlu ditingkatkan lagi pelayanan yang
diberikan kepada para konsumen nya agar nantinya para konsumen
tetap menceritakan apa yang dirasakannya kepada orang lain.
Pada penelitian ini, keluarga juga berperan penting sebagai
sumber informasi yang potential bagi konsumen LBPP LIA, terlihat
sebanyak 37,8 persen mengaku mengetahui LBPP LIA dari keluarga
mereka. Keluarga disini adalah para kakak dan orang tua. Hal ini
menunjukkan bahwa LBPP LIA memiliki konsumen yang loyal, selain
itu juga LBPP LIA juga sudah mendapatkan kepercayaan dari para
orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya untuk belajar bahasa
Inggris di LBPP LIA. Sumber informasi lainnya adalah brosur
sebanyak 15,6 persen, sedangkan sumber informasi melalui media
massa dari televisi justru sangat kecil yaitu hanya 1,1 persen dan
koran/majalah hanya 3,3 persen. Data sebaran konsumen menurut
sumber informasinya bisa dilihat pada Tabel 21.
53
Tabel 21. Sebaran Konsumen Menurut Sumber Informasi
Konsumen
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Keluarga
34
37,8
Teman
38
42,2
Televisi
1
1,1
Radio
2
2,2
Koran/majalah
3
3,3
Brosur
14
15,6
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Sumber Informasi
Untuk konsumen yang berumur < 15 Tahun mendapatkan
informasi mengenai LBPP LIA dari keluarga (23,3%) dan juga dari
teman (23,3%). Mengingat keluarga juga merupakan sumber informasi
bagi konsumen yang berusia <15 Tahun, maka LBPP LIA perlu
membedakan strategi promosinya. Promosi dapat dilakukan dengan
cara melakukan promosi di mal-mal atau pusat pertokoan yang biasanya
ramai dikunjungi oleh para orang tua. Data selengkapnya disajikan
dalam Tabel 22.
Tabel 22. Tabulasi Silang antara Usia dengan Sumber Informasi
Konsumen
Sumber Informasi
Total
Usia
Keluarga Teman Televisi Koran/Majalah Brosur (%)
< 15
23,3
23,3
1,1
Tahun
15-17
11,1
18,9
0
Tahun
> 17
3,3
0
0
Tahun
Total
37,8
42,2
1,1
(%)
Sumber : Data Primer, per April 2010
1,1
11,1
60
1,1
3,3
34,4
1,1
1,1
5,6
3,3
15,6
100
Jika ingin melihat bagaimana pengaruh iklan dan promosi dalam
pengambilan keputusan pembelian konsumen maka menggunakan hasil
tabulasi silang antara pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen
dengan jenis kelamin dan usia. Dari hasil penelitian dapat terlihat yaitu
sebanyak 62,2 persen terpengaruh oleh iklan dan promosi adalah
wanita, yaitu sebanyak 58,9 persen dan memiliki kecenderungan untuk
54
mengikuti kursus bahasa Inggris setelah melihat iklan atau promosi
(35,6%). Selain itu, konsumen yang berusia < 15 tahun lebih
terpengaruh oleh iklan dan promosi, yaitu sebesar 60 persen dimana
mereka cenderung untuk mengikuti kursus bahasa Inggris setelah
melihat iklan atau promosi (34,4%). Secara lebih lengkap data
mengenai tabulasi silang antara pengaruh iklan dan promosi dengan
jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Tabulasi Silang Antara Pengaruh Iklan dan Promosi
Dengan Jenis Kelamin dan Usia
Jenis
Usia
Pengaruh
kelamin
Total
Total
Iklan dan
(%)
(%)
Wa
<15
15-17
> 17
Promosi
Pria
nita
tahun tahun tahun
Mengetahui
info lebih
7,8 16,7 24,4
15,6
7,8
1,1
24,4
banyak
Mengikuti
26,7 35,6 62,2
34,4
23,3
4,4
62,2
kursus
Tidak
6,7
6,7
13,3
10
3,3
0
13,3
terpengaruh
Total (%)
41,1
58,9
100
60
34,4
5,6
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 23) dapat dilihat bahwa
sebagian besar konsumen (62,2%) terpengaruh untuk mengikuti kursus
bahasa Inggris di LBPP LIA. Hal ini sangat berbalik dimana sebagian
konsumen mendapatkan informasi dari teman (Tabel 21), namun
sebenarnya konsumen akan terpengaruh untuk mengikuti kursus apabila
LBPP LIA melakukan promosi lebih lanjut. Sehingga masukan kepada
pihak LBPP LIA agar meningkatkan kembali iklan dan promosinya.
4.4.3 Evaluasi Alternatif
Setelah mendapatkan informasi-informasi mengenai produk
yang akan dikonsumsi, maka konsumen akan melakukan evaluasi dari
pilihan-pilihan yang ada, mereka akan menentukan kriteria-kriteria
yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu
keputusan
yang dirasa paling
bermanfaat
untuk
memecahkan
permasalahannya. Bagi sebagian besar orang yang memilih LBPP LIA
55
sebagai tempat kursus bahasa Inggris, kenyamanan merupakan fakor
utama yang menjadi pusat perhatian mereka. Dari hasil penelitian
terlihat sebanyak 34,4 persen memilih kenyamanan belajar di LBPP
LIA menjadi alasan utama mereka untuk belajar bahasa Inggris disana.
LBPP LIA disarankan hanya membatasi jumlah siswa per kelas
maksimal 10 orang, agar kenyamanan selama proses belajar-mengajar
tetap terjaga. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para
konsumen yang sangat mengutamakan kenyamanan dalam belajar.
Faktor lainnya yang menjadi pusat perhatian konsumen adalah faktor
lokasi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 24,4 persen, saat tertarik
memilih LBPP LIA sebagai tempat mengikuti program kursus untuk
pertama kalinya, yang menjadi pusat perhatian adalah lokasi. Lokasi
LBPP LIA jalan baru sangat strategis, dimana berada di lingkungan
sekolah dan juga di sekitar LBPP LIA jalan baru banyak terdapat
perumahan. Faktor harga tidak menjadi daya tarik utama bagi
konsumen LBPP LIA, dari hasil penelitian terlihat hanya 14,4 persen
yang memilih harga atau biaya sebagai daya tarik pertama ketika kursus
di LBPP LIA. Hal tersebut wajar adanya dikarenakan LBPP LIA
memiliki biaya yang sangat terjangkau dibandingkan dengan lembaga
bahasa Inggris yang lain. Data selengkapnya mengenai sebaran
konsumen menurut pusat perhatian pertama kali saat memilih LBPP
LIA sebagai tempat kursus bahasa Inggris disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Sebaran Konsumen Menurut Perhatian Pertama Kali
Saat Tertarik Memilih LBPP LIA
Konsumen
Pusat perhatian pertama kali
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Harga atau biaya
13
14,4
Kenyamanan
31
34,4
Lokasi
22
24,4
Fasilitas
14
15,6
Tenaga pengajar
9
10
Pelayanan
1
1,1
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari hasil tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan alasan
memilih LBPP LIA sebagai lembaga kursus menunjukkan bahwa
56
mayoritas ibu konsumen yang berprofesi ibu rumah tangga memilih
LBPP LIA untuk para konsumen dengan alasan LBPP LIA memiliki
tenaga pengajar yang kompeten (22,2%). Hal ini dapat menjadi salah
satu keunggulan dari LBPP LIA itu sendiri, karena dimata para orang
tua yang bertindak sebagai customer LBPP LIA memiliki image yang
baik dalam hal kualitas tenaga pengajarnya. Dengan adanya hasil
tersebut
LBPP
LIA
dapat
membuat
suatu
strategi
untuk
mempertahankan keunggulannya tersebut, misalnya dengan melakukan
proses rekruitmen tenaga pengajar dengan lebih ketat agar terpilih
tenaga-tenaga pengajar yang kompeten. Secara lengkap hasil tabulasi
silang mengenai pekerjaan ibu dengan alasan memilih LBPP LIA dapat
dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Ibu dengan
Alasan Memilih LBPP LIA.
Alasan
Pekerjaan
Ibu
Tenaga Harga Kelengka
pengajar terjan
pan
kompeten gkau
fasilitas
Ibu Rumah
22.2
2.2
10
Tangga
Pegawai
7.8
3.3
3.3
Negeri
Pegawai
3.3
0
4.4
Swasta
Wiraswasta
2.2
0
0
Pensiunan
1.1
0
0
Lain-lain
0
1.1
3.3
Total (%)
36.7
6.7
21.1
Sumber : Data Primer, per April 2010
Total
Pelayanan
memuaskan
Lokasi
mudah
dijangkau
Lainlain
(%)
7.8
12.2
0
54.4
2.2
6.7
0
23.3
1.1
2.2
0
11.1
0
0
0
11.1
1.1
0
1.1
23.3
1.1
0
0
1.1
4.4
1.1
5.6
100
Terdapat dua kemungkinan yang dilakukan konsumen dalam
mengambil keputusan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus, yaitu
apakah direncanakan dengan baik atau mendadak. Pada penelitian ini,
mayoritas konsumen menyatakan bahwa mereka telah merencanakan
dengan baik ketika memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus, yaitu
sejumlah 75,6 persen. Sebagian besar dari konsumen telah memiliki
niat atau rencana untuk belajar bahasa Inggris di LBPP LIA sebelum
57
mereka datang ke LBPP LIA. Selain itu pula, karena mayoritas
konsumen masih dipengaruhi oleh orang tua dalam mengambil
keputusan dan biasanya para orang tua sudah merencanakan dengan
baik sebelum mengambil keputusan untuk memilih LBPP LIA sebagai
tempat kursus. Sedangkan sisanya mengaku tidak merencanakan
sebelumnya atau mendadak ketika memilih LBPP LIA sebagai tempat
kursus mereka, misalnya karena diajak teman. Tidak direncanakan atau
mendadak artinya, sebelum memutuskan untuk memilih LBPP LIA
sebagai tempat kursus, mereka tidak berniat untuk mengikuti kursus
bahasa Inggris sebelumnya. Data sebaran menurut bagaimana cara
memutuskan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus disajikan dalam
Tabel 26.
Tabel 26. Sebaran Konsumen Menurut Cara Memutuskan LBPP
LIA Sebagai Tempat Kursus
Konsumen
Cara memutuskan LBPP LIA
sebagai tempat kursus
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Direncanakan dengan baik
68
75,6
Mendadak
22
24,4
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pekerjaan ayah dengan
besar ongkos didapat bahwa, mayoritas dari konsumen memiliki ayah
yang bekerja sebagai pegawai negeri (40%), dengan didominasi oleh
konsumen yang memiliki ongkos sebesar < 10.000 (28,9%). Selain itu
dari hasil penelitian didapat bahwa mayoritas konsumen mengeluarkan
ongkos < 10.000 untuk mencapai LBPP LIA, berdasarkan hasil
observasi sebelumnya salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah
konsumen LBPP LIA yang mayoritas siswa SMP memiliki lokasi
sekolah dan rumah yang cukup dekat dengan LBPP LIA sehingga
ongkos yang dikeluarkan oleh konsumen tidak terlalu besar. Secara
lengkap hasil tabulasi silang antara pekerjaan ayah dengan besar ongkos
dapat dilihat pada Tabel 27.
58
Tabel 27. Hasil Tabulasi Silang antara Pekerjaan Ayah dengan
Besar Ongkos
Besar Ongkos
Total
Pekerjaan
Tidak
<
10.000- 15.000>
Ayah
(%)
keluar
10.000 15.000 20.000 20.000
ongkos
Pegawai
1.1
28.9
4.4
2.2
3.3
40
Negeri
Pegawai
0
31.1
2.2
1.1
2.2
36.7
Swasta
Wiraswasta
0
5.6
2.2
1.1
1.1
10
Pensiunan
0
0
0
1.1
0
1.1
Lain-lain
0
6.7
4.4
0
1.1
12.2
Total (%)
1.1
72.2
13.3
5.6
7.8
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Hasil tabulasi silang antara usia dengan keputusan yang diambil
jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia menunjukkan bahwa
mayoritas konsumen yang berusia < 15 tahun (60%) dan 15-17 tahun
(34,4%) akan tetap menggunakan fasilitas yang ada walaupun fasilitas
yang mereka inginkan tidak tersedia. Hal ini dikarenakan konsumen
tersebut masih dipengaruhi oleh orang tua dalam mengambil suatu
keputusan. Sedangkan pada sebagian besar konsumen yang berusia >
17 tahun (3,3%) menyatakan ingin beralih ke lembaga lain apabila
fasilitas yang diinginkan tidak tersedia. Hal ini dapat disebabkan karena
konsumen yang berusia > 17 tahun lebih bisa dalam menentukan
bagaimana bersikap terhadap suatu fenomena yang terjadi. Namun,
dilihat dari hasil penelitian sebagian besar konsumen (85,6%) dari
berbagai usia menyatakan loyal kepada LBPP LIA. Secara lengkap data
mengenai tabulasi silang antara usia dengan keputusan yang diambil
jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia dapat dilihat pada Tabel 28.
59
Tabel 28. Hasil Tabulasi Silang antara Usia Konsumen dengan
Keputusan yang Diambil jika Fasilitas yang Diinginkan
Tidak Tersedia
Keputusan
Total
Usia
Mencari
Menggunakan
(%)
tempat lain
fasilitas yang ada
< 15 tahun
5,6
54,4
60
15-17 tahun
5.6
28,9
34,4
> 17 tahun
3,3
2,2
5,6
Total (%)
14,4
85,6
100
Sumber : Data Primer, per bulan April 2010
Di sisi lain, hasil tabulasi silang antara pekerjaan ayah dengan
keputusan konsumen jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
menunjukkan bahwa dengan berbagai jenis pekerjaan ayah konsumen
yang ada mayoritas dari konsumen memutuskan untuk tetap
menggunakan fasilitas yang ada. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa sebagian besar konsumen merupakan konsumen yang memiliki
loyalitas yang cukup baik terhadap LBPP LIA. Secara lengkap hasil
tabulasi silang mengenai pekerjaan ayah dengan keputusan konsumen
jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Tabulasi silang antara Pekerjaan Ayah dengan
Keputusan Konsumen Jika Fasilitas yang Diinginkan
Tidak Tersedia
Keputusan
Total
Pekerjaan Ayah
Mencari
Menggunakan
(%)
tempat lain
fasilitas yang ada
Pegawai Negeri
2.2
Pegawai Swasta
5.6
Wiraswasta
1.1
Pensiunan
1.1
Lain-lain
4.4
Total (%)
14.4
Sumber : Data Primer, per April 2010
37.8
31.1
8.9
0
7.8
85.6
40
36.7
10
1.1
12.2
100
60
4.4.4 Proses Pembelian
Proses pembelian merupakan proses dalam pembelian nyata.
Setelah proses-proses sebelumnya dilaksanakan, maka konsumen akan
mengambil keputusan akan melakukan pembelian atau tidak.
Media yang mempengaruhi proses pembelian bermacammacam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar media
yang paling mempengaruhi konsumen untuk memilih LBPP LIA
sebagai tempat kursus adalah teman. Sebanyak 33,3 persen mengaku
bahwa teman adalah media yang paling mempengaruhi bagi mereka,
karena dilihat dari karakteristik konsumen yang mayoritas merupakan
siswa sekolah, teman merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi
mereka. Media lain yang berpengaruh yaitu keluarga atau saudara. Hal
ini dikarenakan keluarga atau saudara merupakan kerabat terdekat bagi
konsumen, sehingga diyakini bahwa keluarga atau saudara dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Data
selengkapnya mengenai sebaran konsumen menurut media yang paling
mempengaruhi dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Sebaran Konsumen Menurut Media yang Paling
Mempengaruhi
Responden
Media
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Keluarga/saudara
26
28,9
Teman
30
33,3
Televisi
5
5,6
Radio
2
2,2
Koran/majalah
7
7,8
Tidak terpengaruh
20
22,2
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari Tabel 30, terlihat perbedaan yang sangat kontras dari media
yang paling mempengaruhi. Media massa baik media cetak ataupun
media siaran (televisi dan radio) terlihat memiliki persentase yang
sangat kecil dibandingkan media teman ataupun keluarga atau saudara.
Hal ini dikarenakan sebagian besar konsumen LBPP LIA berusia < 15
tahun, konsumen seusia ini lebih mudah terpengaruh atau terbujuk
melalui pendekatan persuasif, baik oleh teman maupun keluarga atau
61
saudara, mereka memiliki kecenderungan untuk mengikuti apa yang
dilakukan oleh orang lain.
Dari hasil tabulasi silang antara sumber dana dengan besar biaya
yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kursus tiap levelnya terlihat
bahwa mayoritas konsumen, yaitu sebanyak 85,6 persen mengeluarkan
biaya sebesar Rp.500.000 – Rp. 1.000.000 dan mayoritas biaya tersebut
merupakan tanggungan orang tua, yaitu sebesar 97,8 persen. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa dengan biaya kursus di LBPP LIA yang
rata-rata > Rp. 500.000 maka wajar bahwa sebagian besar konsumen
mendapatkan dana dari orang tua. Secara lengkap data mengenai
tabulasi silang antara sumber dana dengan biaya yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan kursus tiap levelnya dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Hasil Tabulasi Silang antara Sumber Dana dengan Biaya
yang Dikeluarkan Untuk Menyelesaikan Kursus Tiap
Levelnya
Biaya tiap Levelnya (Rp)
Sumber
Total
<
500.000- 1.000.000>
Dana
(%)
500.000 1.000.000 1.500.000 1.500.000
Orang
5,6
85,6
3,3
3,3
97,8
Tua
Beasiswa
0
0
0
1,1
1,1
Lain-lain
0
1,1
0
0
1,1
3,3
4,4
100
Total
5,6
86,7
(%)
Sumber : Data Primer, per April 2010
Pada penelitian ini dapat diketahui apakah konsumen bersedia
untuk membayar lebih untuk tambahan suatu fasilitas. Terlihat
sebanyak 65,6 persen mengaku bersedia untuk membayar lebih untuk
suatu tambahan fasilitas, mereka beranggapan fasilitas merupakan hal
penting yang perlu disediakan oleh LBPP LIA untuk menunjang proses
belajar mereka. Selain itu pula sumber pendapatan konsumen sebagian
besar berasal dari orang tua sehingga konsumen tidak keberatan untuk
membayar lebih untuk suatu tambahan suatu fasilitas. Namun demikian
terdapat pula konsumen yang tidak bersedia membayar lebih untuk
tambahan fasilitas tersebut, menurut mereka biaya yang sudah mereka
62
keluarkan sudah cukup untuk mendapatkan fasilitas yang mereka
inginkan sehingga mereka pun tidak bersedia membayar lebih untuk
tambahan fasilitas. Data sebaran konsumen menurut ketersediaan
membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas dapat dilihat pada Tabel
32.
Tabel 32. Sebaran Konsumen Menurut Ketersediaan Membayar
Lebih Untuk Tambahan Fasilitas
Konsumen
Ketersediaan membayar lebih
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Ya
59
65,6
Tidak
31
34,4
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
4.4.5 Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian terhadap atribut jasa LBPP LIA,
konsumen akan merasakan dampak apa yang dihasilkan dari pembelian
tersebut, apakah konsumen merasakan kepuasan atau ketidakpuasan.
Hal ini akan menjadi indikator apakah konsumen akan melakukan
pembelian ulang atau tidak di masa yang mendatang.
Setelah membeli jasa dari LBPP LIA, maka akan timbul sikap
tertentu yang akan mempengaruhi kesetiaan konsumen. Sikap tersebut
dinyatakan oleh tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen LBPP
LIA setelah mereka melakukan pembelian jasa. Tingkat kepuasan
menunjukkan sejauh mana LBPP LIA mampu memberikan kepuasan
bagi para konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih
terdapat konsumen yang merasa tidak puas terhadap jasa LBPP LIA.
Terdapat juga konsumen yang merasa sangat puas, yaitu sebanyak 13,3
persen. Adapula yang merasa biasa saja, dan sebagian besar mengaku
merasa sudah puas terhadap jasa LBPP LIA. Sebanyak 71,1 persen
merasa sudah puas terhadap apa yang mereka rasakan di LBPP LIA
karena apa yang diinginkan sudah terpenuhi. Data sebaran konsumen
menurut apa yang dirasakan terhadap LBPP LIA dapat dilihat pada
Tabel 33.
63
Tabel 33. Sebaran Konsumen Menurut Tingkat Kepuasan yang
Dirasakan Terhadap LBPP LIA.
Responden
Tingkat Kepuasan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Sangat puas
12
13,3
Puas
64
71,1
Biasa
12
13,3
Kurang puas
2
2,2
Total
90
100
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari hasil tabulasi silang antara jenis kelamin konsumen dengan
keinginan beralih ke lembaga lain didapatkan bahwa dari 37 konsumen
pria didapat sebanyak 86,5 persen menyatakan loyal terhadap LBPP
LIA, sedangkan dari 53 konsumen wanita didapat sebanyak 66 persen
yang menyatakan loyal kepada LBPP LIA. Maka dapat disimpulkan
bahwa konsumen yang berjenis kelamin pria memiliki tingkat loyalitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen wanita. Namun
secara keseluruhan konsumen LBPP LIA masih loyal terhadap LBPP
LIA. Secara lengkap data mengenai tabulasi silang antara jenis kelamin
konsumen dengan keinginan beralih ke lembaga lain dapat dilihat pada
Tabel 34.
64
Tabel 34. Hasil Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin Konsumen
dengan Keinginan Beralih ke Lembaga Lain
Jenis Kelamin
S
e
t
e Pria
l
a
h
Wanita
m
e
l
e Total
w
a
Keinginan beralih
Total (%)
ya
tidak
Orang
5
32
37
Persentase
13.5%
86.5%
100.0%
% of Total
Orang
5.6%
18
35.6%
35
41.1%
53
Persentase
34.0%
66.0%
100.0%
% of Total
20.0%
38.9%
58.9%
Orang
23
67
90
Persentase
25.6%
74.4%
100.0%
% of Total
25.6%
74.4%
100.0%
Sumber : Data Primer, per April 2010
Setelah melewati tahapan evaluasi pasca pembelian, maka proses
keputusan pembelian terhadap atribut jasa LBPP LIA telah selesai.
4.5.
Preferensi Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan
Pelaksanaan Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA
Preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan
dan
dan
pelaksanaan terhadap atribut jasa LBPP LIA yang dianalisis terdiri dari
dimensi kualitas jasa yaitu : Tangible (berwujud), Reliability (keandalan),
Responsiveness (kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy (empati).
Masing-masing dimensi dibagi menjadi beberapa atribut.
A. Tangible (berwujud)
Dimensi kualitas atribut jasa ini merupakan tolak ukur yang nampak
terlihat atau berwujud, sehingga konsumen bisa melihat atribut tersebut.
Terdapat delapan atribut yang dianalisis dari dimensi kualitas jasa ini, yaitu
media untuk belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain),
kebersihan dan kerapihan lingkungan, kenyamanan lingkungan, ketersediaan
tempat parkir, ketersediaan toilet, ketersediaan papan informasi, penampilan
pengajar dan staf, dan penataan gedung dan peralatan.
65
B. Reliability (keandalan)
Dimensi kualitas jasa ini merupakan dimensi kualitas yang
menjelaskan kriteria-kriteria yang ada di LBPP LIA yang menjelaskan
kemampuan LBPP LIA dalam memberikan sesuatu yang dijanjikan secara
tepat dan akurat sehingga konsumen merasa kebutuhannya terpenuhi.
Terdapat lima atribut yang danalisis yaitu, tenaga pengajar yang kompeten,
tenaga non pengajar (administrasi, satpam, cleaning service, dan teknisi) yang
terampil, kelancaran proses belajar dan mengajar, kurikulum dan metode
pengajaran yang relevan, dan harga yang ditetapkan secara wajar.
C. Responsiveness (kesigapan)
Dimensi kualitas jasa ini merupakan dimensi kualitas yang
menjelaskan kesigapan LBPP LIA dalam memenuhi semua kebutuhan
konsumen, misalnya dalam memberikan bantuan atau menanggapi semua
keluhan yang dimiliki konsumen. Terdapat dua atribut yang dianalisis yaitu,
para pengajar maupun non pengajar (staf) cepat tanggap terhadap keluhan
atau masalah yang dihadapi siswa dan para pengajar siap serta mudah
dihubungi bila siswa ingin konsultasi.
D. Assurance (keyakinan)
Dimensi kualitas jasa ini merupakan dimensi kualitas yang dapat
membuat konsumen yakin akan jasa yang dibelinya, sehingga konsumen
tidak ragu-ragu dalam melakukan pembelian serta merasakan kenyamanan
selama melakukan pembelian jasa tersebut. Terdapat tiga atribut yang
dianalisis yaitu, keamanan selam berada di LBPP LIA, keramahan dan
kesopanan seluruh pengajar dan staf, dan citra (image) LBPP LIA yang baik
di mata masyarakat.
E. Empathy (empati)
Dimensi kualitas jasa ini merupakan dimensi kualitas dimana pihak
pemberi jasa berusaha untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
konsumennya, sehingga semua kebutuhan konsumen dapat terpenuhhi dengan
baik. Terdapat tiga atribut yang dianalisis yaitu, hubungan antara siswa
dengan pengajar dan staf terjalin dengan dekat dan akrab, kemudahan untuk
66
memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada, dan tersedia kotak saran untuk
melayani dan menerima keluhan siswa.
4.5.1 Tingkat Kepentingan
Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis akan
menunjukkan nilai kepentingan atribut dari masing-masing dimensi
kualitas jasa.
1.
Tangible (berwujud)
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut dalam dimensi
jasa ini yang dinilai paling penting oleh konsumen adalah atribut
kebersihan dan kerapihan lingkungan dengan nilai kepentingan sebesar
4,711. Atribut penting selanjutnya adalah ketersediaan toilet dengan
nilai kepentingan 4,689, dan media untuk belajar (white board, spidol,
televisi, tape, dan lain-lain) serta kenyamanan lingkungan (memiliki
nilai kepentingan yang sama yaitu 4,644). Sedangkan atribut yang
dianggap tidak penting adalah penampilan pengajar dan staf dengan
nilai kepentingan 4,100 dan ketersediaan tempat parkir dengan nilai
kepentingan 4,033. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa LBPP LIA
dimensi tangible (berwujud)selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Tangible (Berwujud)
Nilai
Atribut
Rangking
Kepentingan
1. Media untuk belajar (white board,
spidol, televisi, tape, dan lain-lain) yang
4,644
3
memadai
2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan
4,711
1
3. Kenyamanan lingkungan
4,644
4
4. Ketersediaan tempat parkir
4,033
8
5. Ketersediaan toilet
4,689
2
6. Ketersediaan papan informasi
4,300
5
7. Penampilan pengajar dan staf
4,100
7
8. Penataan gedung dan peralatan
4,167
6
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari analisis tersebut, terlihat bahwa konsumen LBPP LIA
sangat
mementingkan
kebersihan
dan
kerapihan
lingkungan.
Kebersihan dan kerapihan lingkungan sangat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian, lingkungan yang bersih dan
67
rapi akan membuat konsumen merasa nyaman dalam melakukan segala
kegiatan. Apabila lingkungan kotor dan berantakan, maka konsentrasi
belajar konsumen akan terganggu. Oleh karena itu LBPP LIA perlu
meningkatkan kebersihan dan kerapihan lingkungannya.
Atribut kedua yang dipentingkan konsumen adalah ketersediaan
toilet. Keseluruhan ruangan di LBPP LIA menggunakan air conditioner
(AC) sehingga intensitas buang air pun menjadi meningkat. Oleh karena
itu ketersediaan toilet sangat dipentingkan oleh para konsumen.
Atribut selanjutnya adalah Media untuk belajar (white board,
spidol, televisi, tape, dan lain-lain) dan kenyamanan lingkungan,
memiliki nilai kepentingan yang sama yaitu 4,644. Media belajar sangat
menunjang kelancaran kegiatan belajar-mengajar, oleh karena itu perlu
diperhatikan oleh pihak LBPP LIA. Apabila kebutuhan dasar ini tidak
sanggup untuk dipenuhi maka akan mempengaruhi loyalitas konsumen.
Kenyamanan berpengaruh dalam konsentrasi konsumen dalam proses
belajar. Apabila lingkungan terasa nyaman, maka belajar pun akan
terasa nyaman dan semua kegiatan yang dilakukan selama berada di
LBPP LIA terasa nyaman.
Ketersediaaan papan informasi menempati peringkat kelima
yang dipentingkan oleh konsumen. Informasi sangat penting dalam
setiap kegiatan belajar mengajar di LBPP LIA. Informasi harus
tersampaikan dengan jelas agar tidak terjadi missunderstanding antara
siswa dengan pihak informan. Papan informasi juga berguna untuk
mempermudah penyampaian informasi kepada semua pihak.
Tiga atribut terendah pada dimensi tangible masing-masing
adalah penataan gedung dan peralatan (nilai kepentingan 4,167),
penampilan pengajar dan staf (nilai kepentingan 4,100), dan yang
memiliki nilai kepentingan terendah yaitu ketersediaan tempat parkir
(nilai kepentingan 4,033). Penataan gedung dan peralatan bukanlah
atribut utama yang harus diperhatikan, masih banyak prioritas-prioritas
lain yang lebih didahulukan. Penampilan pengajar dan staf juga
memiliki nilai kepentingan yang rendah dibandingkan atribut-atribut
68
lainnya. Konsumen tidak terlalu mementingkan hal tersebut, menurut
mereka yang penting adalah kualitas para pengajar dan staf
dibandingkan penampilannya. Begitu pula dengan ketersediaan tempat
parkir, atribut ini memiliki nilai kepentingan terendah. Menurut
konsumen, tempat parkir di LBPP LIA sudah lebih dari cukup,
dikarenakan parkirannya yang bergabung dengan ruko-ruko lain.
2.
Reliability (keandalan)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang paling
dipentingkan dari dimensi reliability (keandalan) adalah kelancaran
proses belajar mengajar dengan nilai kepentingan sebesar 4,811. Aribut
penting selanjutnya adalah tenaga pengajar yang kompeten dengan nilai
kepentingan 4,778, kurikulum dan pengajaran yang relevan dengan nilai
kepentingan 4,611, dan harga yang ditetapkan secara wajar dengan nilai
kepentingan sebesar 4,311. Sedangkan atribut yang memiliki nilai
kepentingan terendah pada dimensi ini adalah atribut tenaga non
pengajar (administrasai, satpam, cleaning service, teknisi) yang terampil
dengan nilai kepentingan 4,289. Urutan tingkat kepentingan atribut jasa
LBPP LIA dimensi Reliability (keandalan) selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 36.
Tabel 36. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Reliability (Keandalan)
Nilai
Atribut
Rangking
Kepentingan
1. Tenaga pengajar yang kompeten
4,778
2
2. Tenaga non pengajar (administrasi,
satpam, cleaning service, teknisi) yang
4,289
5
terampil
3. Kelancaran proses belajar dan mengajar
4,811
1
4. Kurikulum dan metode pengajaran yang
4,611
3
relevan
5. Harga yang ditetapkan secara wajar
4,311
4
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari analisis diatas terlihat jelas bahwa konsumen LBPP LIA
sangat mementingkan kelancaran proses belajar dan mengajar. Atribut
tersebut memiliki nilai kepentingan sebesar 4,811. Konsumen LBPP
LIA datang ke tempat kursus dengan niat untuk belajar bahasa Inggris,
69
konsumen LBPP LIA juga telah mengeluarkan biaya untuk dapat
menguasai bahasa Inggris, sehingga konsumen LBPP LIA sangat
mementingkan kelancaran proses belajar dan mengajar, sebab apabila
proses belajar mengajar tidak terlaksana dengan lancar, memungkinkan
konsumen untuk beralih ke lembaga bahasa Inggris lain karena niat
awal mereka untuk dapat menguasai bahasa Inggris tidak berhasil
dicapai.
Atribut yang kedua adalah tenaga pengajar yang kompeten.
Atribut tersebut memiliki nilai kepentingan sebesar 4,778. Melihat niat
awal dari para konsumen yang ingin dapat menguasai bahasa Inggris,
mutlak bagi pihak LBPP LIA untuk memberikan guru-guru terbaik dan
berkualitas, sehingga konsumen dapat loyal dan menjadi percaya
dengan kualitas LBPP LIA. Atribut tersebut apabila ditingkatkan oleh
pihak LBPP LIA akan menjadi faktor atau alasan utama dari para
konsumen untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat belajar bahasa
Inggris mereka.
Atribut yang berada di peringkat ke tiga adalah kurikulum dan
metode pengajaran yang relevan. Atribut ini memiliki nilai kepentingan
sebesar 4,611. Salah satu alasan dari konsumen untuk memilih LBPP
LIA sebagai tempat kursus adalah agar dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris, mereka percaya bahwa LBPP LIA
memiliki kurikulum yang relevan dan metode pengajaran yang menarik,
sehingga tidak membosankan belajar di LBPP LIA. Kebenyakan
konsumen bertujuan untuk menunjang pelajaran bahasa Inggris yang
telah diajarkan di sekolah sehingga nantinya mereka tidak akan
kesulitan ketika menghadapi ujian.
Selanjutnya adalah atribut harga yang ditetapkan secara wajar.
Atribut ini memiliki nilai kepentingan sebesar 4,311. Atribut ini hanya
menduduki peringkat keempat dikarenakan konsumen merasa bahwa
LBPP LIA memiliki harga yang relatif murah dibandingkan lembaga
bahasa Inggris lain, sehingga mereka menganggap harga tidak menjadi
hal yang paling dipentingkan di LBPP LIA
70
Atribut yang memiliki nilai kepentingan terendah adalah tenaga
non pengajar (administrasi, satpam, cleaning service, teknisi, dan lainlain) yang terampil. Atribut tersebut hanya memiliki nilai kepentingan
sebesar 4,289. Konsumen LBPP LIA tidak terlalu mementingkan
atribut ini karena mereka lebih mengutamakan atribut-atribut yang
dapat menunjang belajar bahasa Inggris mereka.
3.
Responsiveness (kesigapan)
Berdasarkan hasil penelitian, atribut para pengajar maupun non
pengajar (staf) yang cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang
dihadapi siswa (memiliki nilai kepentingan sebesar 4,556) lebih
dipentingkan dibandingkan dengan atribut para pengajar siap dan
mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi (nilai kepentingan 4,311).
Hasil dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Responsiveness (Kesigapan)
Nilai
Atribut
Rangking
Kepentingan
1. Para pengajar maupun non pengajar
(staf) cepat tanggap terhadap keluhan
4,556
1
atau masalah yang dihadapi siswa
2. Para pengajar siap dan mudah
4,311
2
dihubungi bila siswa ingin konsultasi
Sumber : Data Primer, per April 2010
Berdasarkan hasil diatas, atribut para pengajar maupun non
pengajar (staf) yang cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang
dihadapi siswa (nilai kepentingan 4,556) lebih dipentingkan oleh
konsumen ketimbang atribut para pengajar siap dan mudah dihubungi
bila siswa ingin konsultasi (nilai kepentingan 4,311). Hal tersebut
disebabkan karena konsumen tidak hanya menginginkan permasalahan
mengenai kesulitan belajar bahasa Inggris saja yang terpecahkan, tetapi
konsumen juga mengharapkan para tenaga non pengajar sanggup untuk
membantu mereka dalam menyelesaikan segala bentuk masalah
administrasi. Apabila LBPP LIA mampu meningkatkan hal tersebut
maka kepuasan konsumen pun akan meningkat.
71
4.
Assurance (keyakinan)
Pada dimensi kali ini, atribut yang paling dipentingkan menurut
konsumen adalah keamanan selama berada di LBPP LIA. Atribut ini
memiliki nilai kepentingan sebesar 4,744. Atribut selanjutnya adalah
keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf (nilai kepentingan
sebesar 4,611), dan atribut yang menempati peringkat kepentingan
terakhir adalah citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat (nilai
kepentingan 4,567). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 38.
Tabel 38. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Assurance (Keyakinan)
Atribut
Nilai Kepentingan
Rangking
1. Keamananan selama berada di
4,744
1
LBPP LIA
2. Keramahan dan kesopanan
4,611
2
seluruh pengajar dan staf
3. Citra (image) LIA yang baik
4,567
3
di mata masyarakat
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari Tabel 38, bahwa keamanan selama berada di LBPP LIA
menempati peringkat kesatu (nilai kepentingan 4,744). Konsumen
mengharapkan selama mereka berada di lingkungan LBPP LIA
mendapatkan jaminan keamanan dari segala macam bahaya, seperti
bencana ataupun ancaman kehilangan barang pribadi. Konsumen sangat
mengharapkan para satpam yang berjaga benar-benar memantau
keamanan di LBPP LIA, sehingga apabila lingkungan LBPP LIA sudah
terasa aman, maka konsumen pun akan mersa lebih nyaman lagi.
Konsumen juga mementingkan keramahan dan kesopanan para
pengajar dan staf. Atribut tersebut menduduki peringkat kedua dengan
nilai kepentingan 4,611. Konsumen akan merasa nyaman apabila
seluruh pengajar dan staf bersifat ramah ketika dimintai bantuan oleh
konsumen, hal ini pula yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Atribut pada dimensi ini yang memiliki nilai kepentingan
terendah adalah citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat (nilai
kepentingan 4,567). Citra LBPP LIA sangat berpengaruh dalam
mempertahankan pasar, selain itu citra juga dapat meningkatkan
72
kepercayaan dan keyakinan konsumen untuk memilih LBPP LIA
sebagai tempat belajar bahasa Inggris bagi mereka. Namun konsumen
lebih tertarik untuk mengetahui lebih jelas mengenai LBPP LIA dengan
melihat langsung attitude seluruh pegawai dibandingkan dengan hanya
mendengar citra (image) dari orang lain, sehingga atribut ini menempati
peringkat terakhir pada dimensi assurance (keyakinan).
5.
Empathy (empati)
Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang paling dipentingkan
oleh konsumen pada dimensi ini adalah hubungan antara siswa dengan
pengajar dan staf yang terjalin dengan dekat dan akrab. Atribut tersebut
memiliki nilai kepentingan sebesar 4,489. Atribut yang dipentingkan
selanjutnya adalah kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas
yang ada (nilai kepentingan 4,400), dan tersedianya kotak saran untuk
melayani dan menerima keluhan siswa. Hasil penelitian ini disajikan
dalam Tabel 39.
Tabel 39. Urutan Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Empathy (Empati)
Nilai
Atribut
Rangking
Kepentingan
1. Hubungan antara siswa dengan pengajar
dan staf yang terjalin dengan dekat dan
4,489
1
akrab
2. Kemudahan untuk memanfaatkan jasa
4,400
2
dan fasilitas yang ada
3. Tersedia kotak saran untuk melayani dan
3,933
3
menerima keluhan siswa
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari hasil perhitungan nilai kepentingan diatas, dihasilkan
atribut yang paling dipentingkan konsumen dari dimensi ini adalah
hubungan antara siswa dengan pengajar dan staf yang terjalin dengan
akrab dan dekat (nilai kepentingan 4,489). Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen sangat menginginkan suasana kekeluargaan di dalam
lingkungan LBPP LIA, suasana yang akrab hangat sangat mendukung
terciptanya suasan belajar yang kondusif. Oleh karena itu konsumen
sangat mempentingkan atribut ini.
73
Atribut yang berada di urutan kedua adalah kemudahan untuk
memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada (nilai kepentingan 4,400).
Tujuan utama dari konsumen datang ke LBPP LIA adalah untuk
belajar, apabila seluruh fasilitas yang ada tidak dapat diakses dengan
mudah oleh konsumen maka akan menurunkan kepuasan konsumen
yang berakibat loyalitas konsumen akan berkurang.
Atribut yang menempati peringkat terakhir dari dimensi
empathy (empati) adalah tersedianya kotak saran untuk melayani dan
menerima keluhan siswa (nilai kepentingan 3,933). Sejauh ini menurut
penilaian konsumen bahwa dalam penyampaian keluhan masih relatif
mudah untuk menyampaikan secara langsung kepada pengajar maupun
staf. Cara ini dinilai lebih efektif ketimbang harus memasukkan surat
kritik dan saran kedalam kotak saran karena lebih cepat tersampaikan
dan lebih cepat ditanggapi oleh para pengajar maupun staf.
4.5.2 Tingkat Pelaksanaan
Dalam penelitian ini, dianalisis juga tingkat pelaksanaan atributatribut jasa LBPP LIA oleh konsumen LBPP LIA. Hal ini penting untuk
diketahui karena keberadaan LBPP LIA sangat tergantung dari para
konsumennya. Bagaimana pelaksanaan atribut-atribut jasa LBPP LIA
dapat diketahui dari nilai tingkat pelaksanaan sehingga bermanfaat bagi
perbaikan LBPP LIA kedepannya.
1.
Tangible (berwujud)
Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang dinilai paling baik
pelaksanaanya pada dimensi ini menurut para konsumen adalah media
untuk belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) dengan
nilai tingkat pelaksanaan sebesar 4,222. Atribut selanjutnya adalah
ketersediaan toilet dengan nilai tingkat pelaksanaan 4,178, kebersihan
dan kerapihan lingkungan dengan nilai tingkat pelaksanaan 4,111.
Sedangkan atribut yang dianggap konsumen belum maksimal
pelaksanaanya atau memiliki nilai tingkat pelaksanaan rendah adalah
penampilan pengajar dan staf, penataan gedung dan peralatan (memiliki
nilai tingkat pelaksanaan yang sama yaitu sebesar 3,856), dan yang
74
memiliki nilai terendah adalah ketersediaan tempat parkir (nilai tingkat
pelaksanaan 3,733). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 40. Urutan Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Tangible (Berwujud)
Nilai
Atribut
Rangking
Pelaksanaan
1. Media untuk belajar (white board,
spidol, televisi, tape, dan lain-lain)
4,222
1
yang memadai
2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan
4,111
3
3. Kenyamanan lingkungan
4,022
4
4. Ketersediaan tempat parkir
3,733
8
5. Ketersediaan toilet
4,178
2
6. Ketersediaan papan informasi
3,911
5
7. Penampilan pengajar dan staf
3,856
6
8. Penataan gedung dan peralatan
3,856
7
Sumber : Data Primer, per April 2010
Dari Tabel 40, terlihat bahwa atribut yang menempati peringkat
pertama menurut penilaian konsumen adalah media untuk belajar (white
board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain). Atribut ini memiliki nilai
pelaksanaan terbesar yaitu 4,222. Konsumen menilai bahwa mereka
tidak kekurangan media yang menunjang mereka untuk belajar bahasa
Inggris, LBPP LIA sudah memiliki fasilitas yang cukup layak sehingga
konsumen tidak mengalami hambatan dalam proses belajar.
Atribut yang menempati peringkat kedua adalah ketersediaan
toilet. Konsumen menilai bahwa LBPP LIA sudah memiliki jumlah
toilet yang cukup, toilet juga dinilai sudah bersih sehingga konsumen
merasa nyaman apabila ingin buang air.
Kebersihan dan kerapihan lingkungan dengan nilai pelaksanaan
4,111 menunjukkan bahwa konsumen merasa nyaman belajar di LBPP
LIA dikarenakan LBPP LIA sudah menjaga kebersihan dan kerapihan
lingkungannya. LBPP LIA harus mempertahankan hal ini, karena
kebersihan dan kerapihan lingkungan sangat penting demi terciptanya
suasana yang kondusif.
Kenyamanan lingkungan menjadi atribut yang menempati
urutan keempat. Menunjukkan bahwa kenyamanan lingkungan dinilai
baik oleh konsumen. Kebersihan dan kerapihan yang terjaga
75
menciptakan kenyamanan lingkungan. Kedua hal tersebut merupakan
salah satu faktor yang membuat konsumen bertahan untuk belajar
bahasa Inggris di LBPP LIA.
Atribut yang menempati urutan kelima adalah ketersediaan
papan informasi. Atribut ini memiliki nilai pelaksanaan sebesar 3,911,
dengan tersedianya papan informasi di lobi dan di depan kelas lantai
satu dan dua, sudah cukup bagi konsumen untuk mendapatkan
informasi.
Tiga atribut terendah dari dimensi tangible (berwujud) menurut
penilaian konsumen adalah penampilan pengajar dan staf (nilai
pelaksanaan 3,856), penataan gedung dan peralatan (nilai pelaksanaan
3,856), dan ketersediaan tempat parkir (nilai pelaksanaan 3,733).
Konsumen menilai penampilan pengajar dan staf belum terlalu
maksimal, mereka menganggap penampilan para pengajar dan staf akan
lebih rapi dan kompak apabila mengenakan seragam secara serempak.
Bangunan LBPP LIA yang masih berstatus sewa membuat penataan
yang belum maksimal menurut konsumen. Tempat parkir menempati
urutan terakhir dengan nilai pelaksanaan 3,733. Lingkungan LBPP LIA
yang berdekatan dengan ruko-ruko lain terkadang membuat tempat
parkir menjadi penuh, sehingga konsumen yang ingin memarkirkan
kendaraan harus parkir di tempat yang agak jauh dari LBPP LIA.
2.
Reliability (keandalan)
Pada dimensi reliability (keandalan) atribut yang sudah baik
pelaksanaanya atau memiliki nilai pelaksanaan yang tinggi adalah
kelancaran proses belajar mengajar. Atribut tersebut memiliki nilai
pelaksanaan sebesar 4,322. Atribut selanjutnya adalah tenaga pengajar
yang kompeten (nilai pelaksanaan 4,222), kurikulum dan metode
pengajarab yang relevan (nilai pelaksanaan 4,189). Atribut yang
menempati posisi dua terendah adalah harga yang ditetapkan secara
wajar (nilai pelaksanaan 3,856) dan tenaga non pengajar (administrasi,
satpam, cleaning service, teknisi) yang terampil (nilai pelaksanaan
3,822). Hasilnya disajikan dalam Tabel 41.
76
Tabel 41. Urutan Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Reliability (Keandalan)
Nilai
Atribut
Rangking
Pelaksanaan
1. Tenaga pengajar yang kompeten
4,222
2
2. Tenaga non pengajar (administrasi,
satpam, cleaning service, teknisi) yang
3,822
5
terampil
3. Kelancaran proses belajar dan mengajar
4,322
1
4. Kurikulum dan metode pengajaran yang
4,189
3
relevan
5. Harga yang ditetapkan secara wajar
3,856
4
Sumber : Data Primer, per April 2010
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
atribut
yang
menempati
peringkat pertama adalah kelancaran proses belajar mengajar. Atribut
tersebut memiliki nilai pelaksanaan 4,322. Atribut ini dinilai baik
pelaksanaannya oleh konsumen, mereka merasa nyaman belajar di
LBPP
LIA
karena
tidak
terdapat
hambatan
apapun
dalam
pelaksanaannya. LBPP LIA perlu mempertahankan hal tersebut bila
ingin mempertahankan konsumennya.
Atribut yang menempati urutan kedua adalah tenaga pengajar
yang kompeten. Konsumen menganggap bahwa LBPP LIA sudah
memiliki tenaga pengajar yang kompeten sehingga mereka bisa mudah
memahami materi yang diberikan. LBPP LIA memang menyiapkan
para pengajarnya secara maksimal, hal ini dibuktikan dari proses seleksi
calon pengajar LBPP LIA yang sangat ketat, sehingga LBPP LIA tidak
menyiapkan tenaga pengajar dari sembarang orang.
Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan menempati
urutan ketiga. Dari ketiga atribut diatas menunjukkan bahwa secara
keseluruhan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di LBPP LIA sudah
terlaksana dengan baik menurut konsumen LBPP LIA. Kurikulum yang
diterapkan pun sudah sesuai dengan konsumen, sehingga konsumen
sangat merasa terbantu dalam mempelajari bahasa Inggris.
Dua atribut terakhir dari dimensi ini adalah harga yang
ditetapkan secara wajar (nilai pelaksanaan 3,856) dan tenaga non
77
pengajar (administrasi, satpam, cleaning service, teknisi) yang terampil
(nilai pelaksanaan 3,822). Masih terdapat konsumen yang tidak puas
dengan harga yang ditetapkan oleh LBPP LIA, menurut mereka harga
yang ditetapkan masih tinggi sehingga mereka merasa keberatan dalam
melakukan pembayaran. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh LBPP
LIA sebagai pemberi jasa untuk mementingkan keluhan dari para
konsumennya. konsumen menilai untuk tenaga non pengajar masih
belum maksimal, masih banyak dari mereka yang tidak terlayani ketika
berhadapan dengan petugas administrasi. Pihak LBPP LIA perlu
meningkatkan lagi masalah ini, karena tenaga non pengajar yang lebih
sering berinteraksi dengan konsumen untuk masalah administrasi dan
lain-lain.
3.
Responsiveness (kesigapan)
Pada dimensi ini, atribut para pengajar maupun non pengajar
(staf) cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa
dinilai lebih baik pelaksanaannya ketimbang para pengajar siap dan
mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi. Data tersebut dapat dilihat
pada Tabel 42.
Tabel 42. Urutan Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Responsiveness (Kesigapan)
Nilai
Atribut
Rangking
Pelaksanaan
1. Para pengajar maupun non pengajar
(staf) cepat tanggap terhadap keluhan
3,922
1
atau masalah yang dihadapi siswa
2. Para pengajar siap dan mudah
3,611
2
dihubungi bila siswa ingin konsultasi
Sumber : Data Primer, per April 2010
Konsumen menilai bahwa para pengajar maupun non pengajar
sudah cukup cepat dalam merespon keluhan yang disampaikan oleh
konsumen, walaupun memang pada pelaksanaannya masih terdapat
konsumen yang belum puas. Atribut ini memiliki nilai pelaksanaan
sebesar 3,922. Pada dasarnya LBPP LIA sangat terbuka bagi para
konsumen untuk menyampaikan berbagai macam keluhan atau hanya
sekedar untuk berkonsultasi, namun pada pelaksanaannya konsumen
78
masih merasa canggung untuk menghubungi guru ataupun staf apabila
ingin berkonsultasi.
4.
Assurance (keyakinan)
Atribut yang dinilai paling maksimal dalam pelaksanaannya dari
dimensi assurance (keyakinan) adalah keamanan selama berada di
LBPP LIA, atribut ini memiliki nilai pelaksanaan sebesar 4,256. Atribut
selanjunya adalah citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat
dengan nilai pelaksanaan sebesar 4,211 dan yang terakhir adalah
keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf dengan nilai
pelaksanaan sebesar 3,856. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel
43.
Tabel 43. Urutan Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Assurance (Keyakinan)
Nilai
Atribut
Rangking
Pelaksanaan
1. Keamananan selama berada di LBPP
4,256
1
LIA
2. Keramahan dan kesopanan seluruh
3,856
3
pengajar dan staf
3. Citra (image) LIA yang baik di mata
4,211
2
masyarakat
Sumber : Data Primer, per April 2010
Keamanan selama berada di LBPP LIA menjadi atribut yang
dinilai paling baik pelaksanaannya dari dimensi ini. Atribut tersebut
memiliki nilai pelaksanaan sebesar 4,256, hal ini dapat dirasakan oleh
konsumen karena belum pernah ada kejadian kehilangan barang
maupun kendaraan mereka ketika diparkir. Tidak adanya rasa khawatir
yang dirasakan konsumen dapat meningkatkan kenyamanan dan
konsentrasi konsumen dalam belajar.
Atribut yang berada di urutan kedua adalah citra (image) LIA
yang baik di mata masyarakat. konsumen menganggap citra LBPP LIA
sudah sangat baik, hal tersebut dapat terlihat dari lulusan LBPP LIA
yang mahir berbahasa Inggris, sehingga menjadi daya tarik bagi mereka
untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus. Keramahan dan
kesopanan seluruh pengajar dan staf memiliki nilai pelaksanaan
terendah dalam dimensi assurance (keyakinan) ini (nilai pelaksanaan
79
3,856). Menurut konsumen masih terdapat pengajar maupun staf yang
kurang ramah. LBPP LIA harus mengevaluasi hal ini, karena apabila
konsumen terus merasa seperti ini, dalam jangka panjang LBPP LIA
akan kehilangan konsumennya.
5.
Empathy (empati)
Penilaian
konsumen
mengenai
atribut
yang
terbaik
pelaksanaannya pada dimensi ini adalah hubungan antara siswa dengan
pengajar dan staf terjalin dengan akrab dan dekat. Atribut tersebut
memiliki nilai pelaksanaan terbesar yaitu 3,967. Urutan kedua ditempati
oleh atribut kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang
ada, atribut ini memiliki nilai pelaksanaan sebesar 3,878. Dan yang
memiliki nilai pelaksanaan terendah adalah tersedia kotak saran untuk
melayani dan menerima keluhan siswa, atribut ini hanya memiliki nilai
pelaksanaan sebesar 3,578. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
44.
Tabel 44. Urutan Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
Dimensi Empathy (Empati)
Nilai
Atribut
Rangking
Kepentingan
1. Hubungan antara siswa dengan
pengajar dan staf yang terjalin dengan
3,967
1
dekat dan akrab
2. Kemudahan untuk memanfaatkan jasa
3,878
2
dan fasilitas yang ada
3. Tersedia kotak saran untuk melayani
3,578
3
dan menerima keluhan siswa
Sumber : Data Primer, per April 2010
Hubungan antara siswa dengan pengajar dan staf yang terjalin
dengan dekat dan akrab menempati urutan pertama. Konsumen sudah
cukup puas dengan pelaksanaan atribut ini walaupun masih terdapat
konsumen yang tidak puas dengan pelaksanaannya.
LBPP LIA dalam kegiatan belajar mengajar memberikan
kebebasan kepada konsumen untuk menggunakan seluruh fasilitas yang
ada. Konsumen merasa puas dengan pelaksanaan atribut ini. Masukan
untuk LBPP LIA lebih ditingkatkan lagi fasilitas-fasilitas untuk
menunjang kegiatan belajar, misalnya fasilitas internet.
80
Tersedianya kotak saran menempati urutan terakhir, atribut ini
dianggap sebagai hal yang biasa saja bagi konsumen. Keberadaan kotak
saran ini kurang efektif karena dari pihak LBPP LIA tidak
mengumumkan kepada konsumen bahwa mereka berhak memasukkan
kritik dan saran ke dalam kotak tersebut, sehingga masih banyak
konsumen yang tidak mengetahui keberadaan kotak saran tersebut. Hal
ini perlu ditingkatkan lagi mengingat kritik dan saran sangat penting
dalam pembangungan pen pengembangan LBPP LIA di masa yang
akan datang.
4.6. Importance Performance Analysis
Importance Performance Analysis adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari suatu
perusahaan. Hal ini penting dilakukan agar perusahaan dapat mengukur
sejauh mana kinerjanya selama ini, sehingga mampu melakukan perbaikan
yang berguna bagi pengembangan perusahaan. Untuk skor penilaian tingkat
kepentingan didapat dari total penjumlahan skor penilaian (ΣYi). Hasil
penelitian secara keseluruhan mengenai tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan berdasarkan nilai/skor atribut jasa LBPP LIA dapat dilihat pada
Tabel 45.
81
Tabel 45. Tingkat Kepentingan Atribut Jasa LBPP LIA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Atribut Produk
Jumlah Responden (n=90)
Media untuk belajar yang memadai
Kebersihan dan kerapihan lingkungan
Kenyamanan lingkungan
Ketersediaan tempat parkir
Ketersediaan toilet
Ketersediaan papan informasi
Penampilan pengajar dan staf
Penataan gedung dan peralatan
Tenaga pengajar yang kompeten
Tenaga non pengajar yang terampil
Kelancaran proses belajar mengajar
Kurikulum dan metode pengajaran yang
relevan
13 Harga yang ditetapkan secara wajar
14 Para pengajar maupun non pengajar (staf)
cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah
yang dihadapi
15 Para pengajar siap dan mudah dihubungi bila
siswa ingin konsultasi
16 Keamanan selama berada di LBPP LIA
17 Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar
dan staf
18 Citra (image) LIA yang baik di mata
masyarakat
19 Hubungan antara siswa dengan pelajar dan staf
terjalin dengan dekat dan akrab
20 Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan
fasilitas yang ada
21 Tersedia kotak saran untuk melayani dan
menerima keluhan siswa
TOTAL
RATA-RATA
Sumber : Data Primer, per April 2010
Skor
Penilaian
(Yi)
418
424
418
363
422
387
369
375
430
386
433
Skor Ratarata
(Yi)
4,644
4,711
4,644
4,033
4,689
4,300
4,100
4,167
4,778
4,289
4,811
415
4,611
388
4,311
410
4,556
388
4,311
427
4,744
415
4,611
411
4,567
404
4,489
396
4,400
354
3,933
93,700
4,462
Berdasarkan skala skor penilaian tingkat kepentingan, maka atributatribut yang dianggap sangat penting oleh konsumen LBPP LIA diantaranya
adalah kelancaran proses belajar mengajar, tenaga pengajar yang kompeten,
keamanan selama berada di LBPP LIA, kebersihan dan kerapihan lingkungan,
dan ketersediaan toilet. Dapat dilihat bahwa konsumen sangat mementingkan
kelancaran proses belajar mengajar di LBPP LIA. Tujuan awal mereka datang
82
ke LIA adalah untuk belajar bahasa Inggris, mereka memiliki harapan yaitu
mahir berbahasa Inggris sehingga kelancaran dalam proses belajar mengajar
adalah sangat penting bagi konsumen. Tenaga pengajar yang kompeten juga
termasuk hal yang sangat dipentingkan oleh konsumen, karen hal ini sangat
menunjang tercapainya tujuan konsumen untuk mahir berbahasa Inggris.
Selain hal-hal yang dapat menunjang tercapainya tujuan akademis konsumen,
mereka juga sangat mementingkan faktor-faktor lingkungan di LBPP LIA,
seperti keamanan, kebersihan dan kerapihan lingkungan. Ketiga hal tersebut
sangat penting untuk dijaga di LBPP LIA, karena apabila tempat belajar
kondusif, konsumen akan merasa nyaman dan betah untuk belajar di LBPP
LIA. Hal ini dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Fasilitas toilet juga
merupakan hal yang sangat dipentingkan bagi konsumen. Ruangan yang berAC membuat intensitas buang air menjadi meningkat, oleh karena itu
konsumen sangat mementingkan ketersediaan toilet.
Sedangkan atribut yang dinilai penting oleh konsumen meliputi media
untuk belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai,
kenyamanan lingkungan, kurikulum dan metode pengajaran yang relevan,
keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf, citra (image) LIA yang
baik di mata masyarakat, dan Para pengajar maupun non pengajar (staf) cepat
tanggap terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi. Faktor lingkungan dan
sarana penunjang akademis kembali dianggap penting oleh konsumen. Hal ini
didorong oleh niat konsumen untuk belajar bahasa Inggris, sehingga
kenyamanan lingkungan, media belajar dan kurikulum serta metode
pengajaran dipandang penting oleh konsumen. Konsumen juga sangat
mementingkan keramahan dan kesopanan dari seluruh pegawai LBPP LIA
baik pengajar maupun non pengajar nya. LBPP LIA sebagai perusahaan jasa
pendidikan harus menerapkan hal tersebut agar dapat mempertahankan
loyalitas konsumen. Selain keramahan dan kesopanan, pegawa LBPP LIA
perlu cepat dan tanggap dalam merespon kebutuhan konsumennya termasuk
mendengarkan keluhan-keluhan dari mereka. Citra yang baik juga merupakan
hal penting, konsumen tidak akan memasuki suatu lembaga yang memiliki
83
citra yang buruk. Oleh karena itu LBPP LIA perlu menjaga nama baik di
mata masyarakat.
Atribut yang dinilai biasa saja meliputi hubungan antara siswa dengan
pelajar dan staf terjalin dengan dekat dan akrab, kemudahan untuk
memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada, harga yang ditetapkan secara
wajar, dan Para pengajar siap dan mudah dihubungi bila siswa ingin
konsultasi. Hubungan yang terjalin dengan akrab dan dekat antara siswa
dengan pengajar dan staf merupakan hal yang biasa bagi konsumen. Hal itu
wajar dikarenakan waktu bertemu mereka yang hanya dua kali dalam satu
minggu, dan konsumen lebih memfokuskan untuk belajar bahasa Inggris
dibandingkan dengan membangun relationship. Akses terhadap fasilitas yang
ada juga dipandang sebagai suatu yang biasa. Menurut konsumen fasilitas di
LBPP LIA memang sudah sepatutnya mereka dapatkan sehingga mereka
menganggap hal tersebut sebagai suatu yang biasa. Konsumen menganggap
harga di LBPP LIA menjadi hal yang biasa saja, karena sebagian besar dari
mereka mendapatkan biaya dari orang tua. LBPP LIA sendiri sudah
menyesuaikan harga yang ditetapkan. Konsumen masih merasa canggung
untuk berkonsultasi dengan pengajar, sehingga atribut mengenai para
pengajar siap dan mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi dipandang
sebagai suatu yang biasa. Penataan gedung dan peralatan, dan tenaga non
pengajar yang terampil dipandang sebagai atribut yang tidak penting oleh
konsumen. Dengan waktu belajar mereka di LBPP LIA yang relatif singkat
(dua kali seminggu per dua jam) maka konsumen tidak mementingkan kedua
atribut tersebut. Mereka lebih fokus kepada mengikuti materi yang diberikan
oleh para pengajar. Atribut yang dipandang sangat tidak penting oleh
konsumen adalah ketersediaan tempat parkir dan ketersediaan kotak saran.
Konsumen tidak peduli dengan ketersediaan tempat parkir dan kotak saran,
kebanyakan dari mereka menggunakan angkutan umum atau ada pula yang
diantar, dan mereka lebih sering menyampaikan keluhan langsung kepada
para pengajar dan lebih efektif daripada memasukkan kertas ke dalam kotak
saran. Selain analisis tingkat kepentingan, dalam penelitian ini juga dilakukan
analisis terhadap tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut jasa LBPP LIA. Skor
84
penilaian didapat dari total penjumlahan skor penilaian (ΣXi). Data mengenai
tingkat pelaksanaan dari atribut jasa LBPP LIA disajikan dalam Tabel 46.
Tabel 46. Tingkat Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
No
1
Atribut Produk
Jumlah Responden (n=90)
Media untuk belajar (white board, spidol,
televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai
2 Kebersihan dan kerapihan lingkungan
3 Kenyamanan lingkungan
4 Ketersediaan tempat parkir
5 Ketersediaan toilet
6 Ketersediaan papan informasi
7 Penampilan pengajar dan staf
8 Penataan gedung dan peralatan
9 Tenaga pengajar yang kompeten
10 Tenaga non pengajar (administrasi, satpam,
cleaning service, teknisi) yang terampil
11 Kelancaran proses belajar mengajar
12 Kurikulum dan metode pengajaran yang
relevan
13 Harga yang ditetapkan secara wajar
14 Para pengajar maupun non pengajar (staf)
cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah
yang dihadapi
15 Para pengajar siap dan mudah dihubungi bila
siswa ingin konsultasi
16 Keamanan selama berada di LBPP LIA
17 Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar
dan staf
18 Citra (image) LIA yang baik di mata
masyarakat
19 Hubungan antara siswa dengan pelajar dan
staf terjalin dengan dekat dan akrab
20 Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan
fasilitas yang ada
21 Tersedia kotak saran untuk melayani dan
menerima keluhan siswa
TOTAL
RATA-RATA
Sumber : Data Primer, per April 2010
Skor
Penilaian
(Xi)
Skor
Ratarata
(Xi)
380
4,222
370
362
336
376
352
347
347
380
4,111
4,022
3,733
4,178
3,911
3,856
3,856
4,222
344
3,822
389
4,322
377
4,189
347
3,856
353
3,922
325
3,611
383
4,256
347
3,856
379
4,211
357
3,967
349
3,878
322
3,578
83,578
3,980
Berdasarkan skala skor penilaian tingkat pelaksanaan, atribut-atribut
yang dirasa sangat puas oleh konsumen adalah kelancaran proses belajar
85
mengajar, keamanan selama berada di LBPP LIA, media untuk belajar (white
board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai, tenaga pengajar
yang kompeten, dan citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat.
konsumen merasa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sudah sangat baik,
tidak ada gangguan apapun selama pelaksanaan kegiatan belajar mereka.
LBPP LIA sudah berhasil menjaga keamanan di sekitar lingkungannya, oleh
karena itu LBPP LIA harus mempertahankan hal tersebut. Sarana untuk
belajar bagi siswa pun dinilai sudah sangat baik pelaksanaannya, konsumen
merasa sangat puas dengan sarana belajar yang sudah ada. LBPP LIA juga
menyediakan pengajar yang sangat kompeten, sehingga konsumen sangat
puas diajarkan oleh pengajar LBPP LIA. Menurut konsumen LBPP LIA
sudah memiliki citra/image yang sangat baik di mata masyarakat, hal ini
merupakan salah satu yang menyebabkan LBPP LIA tidak pernah kehilangan
konsumennya.
Atribut yang dirasakan puas oleh konsumen LBPP LIA diantaranya
adalah kurikulum dan metode pengajaran yang relevan, ketersediaan toilet,
dan kebersihan dan kerapihan lingkungan. Dengan kurikulum dan metode
pengajaran yang diterapkan LBPP LIA saat ini, konsumen sudah merasa
puas, karena sangat relevan dengan materi yang ada di sekolah sehingga
permasalahan yang ada dapat terjawab. Konsumen juga sudah merasa puas
dengan toilet yang ada di LBPP LIA, jumlah yang ada sudah terasa cukup,
begitu pula dengan kebersihan dan kerapihan lingkungan LBPP LIA.
Atribut yang dinilai biasa saja pelaksanaannya oleh konsumen
meliputi kenyamanan lingkungan, hubungan antara siswa dengan pelajar dan
staf terjalin dengan dekat dan akrab, para pengajar maupun non pengajar
(staf) cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi, dan
ketersediaan papan informasi. Kenyamanan di LBPP LIA dirasakan biasa saja
oleh konsumen, karen menurut mereka memang sepatutnya tempat belajar di
siapkan senyaman mungkin. Hubungan antara siswa dengan pegawai LBPP
LIA juga dirasa biasa saja, karena waktu bertemu sangat terbatas sehingga
tidak ada kesempatan untuk mengenal lebih dekat lagi satu sama lain.
Ketanggapan para pengajar maupun non pengajar dalam merespon masalah
86
atau keluhan siswa dinilai pelaksanaannya biasa saja. LBPP LIA sebagai
perusahaan jasa perlu meningktakan lagi hal ini, agar segala macam keluhan
dan masalah yang dihadapi konsumen bisa teratasi. Tersedianya papan
informasi juga dirasakan sebagai hal yang biasa saja. Konsumen biasa
mendapatkan informasi dari para pengajar secara langsung sehingga adanya
papan informasi tidak terlalu dirasakan oleh konsumen.
Terdapat cukup banyak atribut yang dirasakan tidak puas dalam
pelaksanaannya oleh konsumen meliputi kemudahan untuk memanfaatkan
jasa dan fasilitas yang ada, keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan
staf, penataan gedung dan peralatan, penampilan pengajar dan staf, tenaga
non pengajar (administrasi, satpam, cleaning service, teknisi) yang terampil,
dan ketersediaan tempat parkir. Pemanfaatan jasa dan fasilitas yang ada di
LBPP LIA dirasakan tidak puas oleh konsumen karena mereka merasa bahwa
LBPP LIA belum menyediakan fasilitas selengkap yang diharapkan. Dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat LBPP LIA
diharapkan menyediakan fasilitas internet bagi konsumennya. masih terdapat
juga konsumen yang merasa bahwa pegawai LBPP LIA baik pengajar
maupun staf tidak ramah kepada mereka. LBPP LIA sebagai pelaksana jasa
harus memperhatikan hal ini jika tidak ingin kehilangan konsumennya.
Penataan gedung dan peralatan juga dirasakan tidak puas, walaupun LBPP
LIA jalan baru masih mengontrak gedung, namun tetap harus ditata dengan
rapi agar konsumen makin merasa nyaman belajar. Konsumen juga tidak
merasa puas dengan penampilan para pengajar maupun staf. hal ini karena
pakaian pegawai LBPP LIA tidak seragam, oleh karena itu LBPP LIA
dipandang perlu untuk membuatkan seragam bagi para pegawainya. Begitu
pula dengan tenaga non pengajar, konsumen tidak puas dengan kinerja para
tenaga non pengajar, dari segi pelayanan administrasi, teknisi yang kurang
sigap ketika AC kelas rusak dan lain-lain. Konsumen juga tidak puas pada
tempat parkir yang ada, karena status tempat parkir di lingkungan LBPP LIA
bukan hanya untuk siswa, tapi juga bagi orang-orang yang ingin berkunjung
ke ruko-ruko di sekitar LBPP LIA. LBPP LIA perlu membuat parkiran
khusus bagi para konsumennya.
87
Atribut para pengajar siap dan mudah dihubungi bila siswa ingin
konsultasi dan tersedia kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan
siswa dirasakan sebagai atribut yang paling tidak baik pelaksanaannya oleh
konsumen. Pengajar LBPP LIA tidak pernah menyarankan kepada siswa yang
memiliki keluhan untuk menghubunginya ketika menemui masalah di luar
jam kursus, sehingga siswa merasa segan untuk menghubungi pengajarnya.
Kotak saran yang ada juga sangat tidak efektif. Kertas saran yang dimasukkan
ke dalam kotak tersebut sangat lamban diresponnya, sehingga konsumen
lebih baik menyampaikan langsung kepada pihak LBPP LIA.
4.7. Diagram Kartesius
Diagram kartesius dibuat untuk mengetahui posisi atribut saat ini
dalam diagram pencar pada sumbu kartesius. Hasil dari diagram ini berguna
untuk mengetahui atribut manakah yang menjadi prioritas lebih dibandingkan
dengan atribut yang lainnya yang berguna untuk menentukan kebijakan yang
dilakukan
untuk
menentukan
kebijakan
dalam
peningkatan
dan
pengembangan dari LBPP LIA. Dengan mengetahui atribut-atribut yang
menjadi prioritas, maka perusahaan akan mampu melakukan perbaikanperbaikan yang berguna dalam pembuatan kebijakan yang efektif, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Selain itu, LBPP LIA akan mampu
menghemat biaya pengeluaran dengan tidak mengalokasikan sumber daya
yang berlebihan kepada atribut-atribut yang dinilai tidak terlalu penting bagi
konsumen. Dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis
didapatkan sebuah diagram kartesius yang memiliki empat kuadran, yaitu
kuadran I (prioritas utama), kuadran II (pertahankan prestasi), kuadran III
(prioritas rendah), kuadran IV (berlebihan). Dari hasil penelitian didapat ratarata tingkat tingkat kepentingan sebesar 4,462 dan rata-rata tingkat
pelaksanaan sebesar 3,980.
4.7.1 Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran I menunjukkan posisi atribut yang dianggap penting
oleh konsumen, namun pihak LBPP LIA belum melaksanakan dengan
baik. Nilai rata-rata tingkat kepentingan dari atribut ini berada di atas
88
rata-rata nilai tingkat kepentingan secara keseluruhan (4,462), akan
tetapi nilai rata-rata tingkat pelaksanaan atribut masih berada dibawah
rata-rata nilai tingkat pelaksanaan secara keseluruhan (3,980). LBPP
LIA perlu melakukan perbaikan dan menjadikan prioritas untuk atributatribut yang ada di kuadran ini.
Atribut yang termasuk dalam kuadran I meliputi para pengajar
maupun non pengajar (staf) cepat tanggap terhadap keluhan atau
masalah yang dihadapi siswa (atribut no 14), keramahan dan kesopanan
seluruh pengajar dan staf (atribut no 17), dan hubungan antara siswa
dengan pengajar dan staf terjalin dengan dekat dan akrab (atribut no
19). Atribut-atribut ini sangat dipentingkan oleh konsumen, namun
LBPP LIA belum melaksanakan dengan baik.
Dengan waktu pertemuan yang relatif singkat (dua kali
seminggu per dua jam pertemuan) akan sulit membina relationship
antara pegawai LBPP LIA dengan konsumennya, hubungan antara
keduanya hanya sebatas antara guru dan murid atau hanya sebatas staf
dan murid, dengan waktu yang hanya sebentar tersebut, konsumen
benar-benar akan memfokuskan untuk belajar bahasa Inggris. LBPP
LIA harus jeli melihat hal tersebut, karena membina hubungan dengan
baik kepada konsumen sangat penting dilakukan untuk menjaga
loyalitas konsumen.
Menurut konsumen, para pengajar maupun non pengajar (staf)
juga kurang tanggap dalam menanggapi keluhan atau masalah yang
dihadapi oleh mereka. Konsumen merasa segan untuk bertanya
mengenai kesulitan mereka tentang bahasa Inggris kepada para
pengajar, konsumen juga sering merasa tidak dilayani dengan baik oleh
pegawai administrasi. Hal ini dilatari oleh hubungan yang terjalin antara
keduanya tidak terjalin dengan dekat dan akrab, petugas administrasi
yang hanya satu orang membuat konsumen harus mengantri sehingga
terkadang banyak dari konsumen yang membatalkan untuk mengurus
administrasi. Keramahan dan kesopanan para pengajar maupun non
pengajar juga dirasa tidak dilaksanakan dengan baik, banyak dari
89
konsumen yang masih merasa para pegawai tersebut kurang ramah
dalam melayani segala kebutuhan konsumen.
Jika melihat atribut-atribut yang berada di kuadran I, rata-rata
atribut tersebut berkaitan dengan attitude (sikap) para pegawai. LBPP
LIA sebagai perusahaan jasa di bidang pendidikan harus benar-benar
mempunyai sikap yang baik. Keramahan, kesopanan, kesigapan, dan
kemampuan membina relationship merupakan hal yang sangat penting
diterapkan di dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa,
karena kepuasan konsumen merupakan hal utama yang harus
diperhatikan
dalam
rangka
memikat
konsumen
baru
ataupun
mempertahankan konsumen yang sudah ada. Ketika hal-hal tersebut
tidak dapat dirasakan oleh konsumen, dampaknya akan buruk bagi
LBPP LIA ketika mereka keluar, mereka akan membawa hal-hal negatif
tentang LBPP LIA yang akan berbahaya bagi LBPP LIA. Maka
diharapkan saat ini LBPP LIA lebih memperhatikan attitude (sikap)
para pegawainya baik pengajar maupun non pengajar.
4.7.2 Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran II menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang
dirasakan sangat penting oleh konsumen, dan telah dilaksanakan
dengan baik oleh LBPP LIA sesuai harapan konsumen, sehingga
merupakan prestasi bagi LBPP LIA. Kondisi ini harus dipertahankan
bahkan ditingkatkan agar lebih maksimal oleh LBPP LIA. Atribut jasa
LBPP LIA yang masuk ke dalam kuadran II ini antara lain, media untuk
belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai
(atribut no 1), kebersihan dan kerapihan lingkungan (atribut no 2),
kenyamanan lingkungan (atribut no 3), ketersediaan toilet (atribut no 5),
tenaga pengajar yang kompeten (atribut no 9), kelancaran proses belajar
dan mengajar (atribut no 11), kurikulum dan metode pengajaran yang
relevan (atribut no 12), keamanan selama berada di LBPP LIA (atribut
no 16), dan citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat( atribut no
18). Atribut-atribut tersebut merupakan atribut-atribut yang memiliki
nilai kepentingan yang diatas rata-rata nilai tingkat kepentingan(4,462)
90
secara keseluruhan dan memiliki nilai tingkat pelaksanaan diatas ratarata nilai tingkat pelaksanaan secara keseluruhan (3,980).
Media untuk belajar di LBPP LIA dirasakan oleh konsumen
sudah cukup baik, mereka tidak pernah merasa kekurangan dengan
media
belajar
yang
ada
di
LBPP
LIA.
LBPP
LIA
harus
mempertahankan hal ini, agar semua kebutuhan konsumen agar media
yang mendukung belajar mereka dapat terus terpenuhi. Kebersihan dan
kerapihan, serta kenyamanan lingkungan LBPP LIA menjadi salah satu
atribut yang dianggap penting oleh konsumen, dan LBPP LIA juga
telah melaksanakan atribut ini dengan baik. oleh karena itu kebersihan
dan kerapihan di LBPP LIA harus dipertahankan. Mengingat kegiatan
kebersihan dan kerapihan berkaitan langsung dengan tugas office boy,
maka pihak LBPP LIA perlu memberikan penghargaan kepada mereka
yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. walaupun terkadang
keberadaan
mereka
terkadang
disepelekan,
tetapi
sebenarnya
keberadaan mereka sangat diperlukan demi kelancaran proses belajar
mengajar di LBPP LIA.
Ketersediaan toilet juga merupakan atribut yang dipentingkan
oleh konsumen, LBPP LIA juga telah menyediakan toilet dengan baik.
Konsumen tidak pernah merasa kekurangan dengan jumlah toilet yang
ada, dan konsumen tidak pernah mengeluhkan kebersihan dari toilet
yang ada. LBPP LIA harus mempertahankan keadaan ini.
Tenaga pengajar yang kompeten, kelancaran proses belajar
mengajar, dan kurikulum serta metode pengajaran yang relevan juga
dipentingkan oleh konsumen. LBPP LIA juga sudah memiliki tenaga
yang pengajar yang kompeten, dan kurikulum yang relevan.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan dengan
lancar. LBPP LIA sudah melaksanakan atribut ini dengan baik,
sehingga perlu dipertahankan.
Kebutuhan rasa aman adalah sesuatu yang penting dalam hidup
manusia. Begitu pula bagi konsumen LBPP LIA, mereka menganggap
penting atribut ini, dan LBPP LIA telah merespon dengan baik
91
kebutuhan tersebut dengan menyediakan satpam untuk menjaga
keamanan lingkungan LBPP LIA. Hasilnya, konsumen merasa
pelaksanaan atribut keamanan ini sudah baik, dan harus dipertahankan.
Citra (image) perusahaan yang baik di mata masyarakat juga
merupakan suatu hal yang penting. LBPP LIA sudah memiliki citra
yang baik, hal ini yang membuat LBPP LIA tidak pernah kehilangan
konsumennya. oleh karena itu, atribut ini perlu dipertahankan.
Dalam hal ini pihak LBPP LIA telah berhasil memberikan yang
terbaik untuk memenuhi kepuasan konsumen. Oleh karena itu, LBPP
LIA harus mempertahankan kinerja atribut-atribut ini agar tidak
mengalami penurunan.
4.7.3 Kuadran III (Prioritas Rendah)
Menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang dirasa kurang
penting oleh konsumen dan pelaksanaannya dinilai kurang baik. Atribut
jasa LBPP LIA yang termasuk ke dalam kuadran III ini antara lain,
ketersediaan tempat parkir (atribut no 4), ketersediaan papan informasi
(atribut no 6), penampilan pengajar dan staf (atribut no 7), penataan
gedung dan peralatan (atribut no 8), tenaga non pengajar (adminstrasi,
satpam, cleaning service, teknisi) yang terampil (atribut no 10), harga
yang ditetapkan secara wajar (atribut no 13), para pengajar siap dan
mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi (atribut no 15),
kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada (atribut no
20), dan tersedia kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan
siswa (atribut no 21). Atribut-atribut pada kuadran III ini memiliki nilai
tingkat kepentingan dibawah rata-rata nilai tingkat kepentingan secara
keseluruhan (4,462), dan juga memiliki nilai tingkat pelaksanaan di
bawah rata-rata nilai tingkat pelaksanaan secara keseluruhan (3,980).
Berdasarkan hasil penelitian, tempat parkir tidak terlalu
dipentingkan oleh konsumen karena kebanyakan dari mereka
menggunakan angkutan umum atau ada pula yang diantar, LBPP LIA
juga belum menyediakan tempat parkir dengan baik karena status
tempat parkir di lingkungan LBPP LIA bukan hanya untuk siswa, tapi
92
juga bagi orang-orang yang ingin berkunjung ke ruko-ruko di sekitar
LBPP LIA sehingga konsumen terkadang sulit untuk mendapatkan
tempat parkir. Sebagai rekomendasi, LBPP LIA perlu membuat
parkiran khusus bagi para konsumennya.
Ketersediaan fasilitas seperti papan informasi dan kotak saran
juga tidak dipentingkan oleh konsumen serta LBPP LIA belum
memaksimalkan pelaksanaan atribut-atribut ini. Kebanyakan konsumen
lebih sering mendapatkan informasi langsung dari para pengajar mereka
ketimbang harus membaca papan informasi, penyampaian informasi
secara langsung atau tatap muka lebih efektif daripada memasang
informasi di papan informasi. Dalam menyampaikan aspirasi juga lebih
sering dilakukan konsumen secara langsung daripada harus menulis di
kertas dan memasukkannya ke dalam kotak saran, hal tersebut lebih
dipandang efektif bagi konsumen.
Penataan gedung dan peralatan, Penampilan pengajar dan staf,
tenaga non pengajar (adminstrasi, satpam, cleaning service, teknisi)
yang terampil, tidak dipentingkan oleh konsumen. Dengan waktu
belajar mereka di LBPP LIA yang relatif singkat (dua kali seminggu per
dua jam) maka konsumen tidak mementingkan atribut-atribut tersebut.
Mereka lebih fokus kepada mengikuti materi yang diberikan oleh para
pengajar. Pada pelaksanaanya LBPP LIA juga belum dapat maksimal,
status gedung yang masih kontrak menjadi halangan untuk melakukan
penataan gedung dan peralatan dengan baik. Selain itu, pegawai di
LBPP LIA baik pengajar maupun non pengajar tidak memiliki seragam,
sehingga dinilai belum kompak oleh konsumen.
Harga menempati posisi dimana atribut tersebut menjadi atribut
yang tidak terlalu dipentingkan, dan pelaksanaannya juga dinilai kurang
sesuai dengan harapan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa harga
bukanlah faktor utama yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen LBPP LIA. Selain itu, karena
kebanyakan konsumen LBPP LIA masih berstatus anak, dimana biaya
mereka didapatkan dari orang tua, sehingga konsumen tidak
93
memikirkan tentang biaya. Walaupun begitu, LBPP LIA harus tetap
memperhatikan atribut harga ini, dimana harga merupakan hal yang
paling sensitif bagi konsumen.
Konsumen jarang sekali melakukan konsultasi kepada pihak
LBPP LIA sehingga atribut ini tidak dipentingkan oleh konsumen.
LBPP LIA pun dinilai tidak maksimal dalam melaksanakan atribut ini
karena para pengajar atau non pengajar jarang menyarankan kepada
konsumen untuk melakukan konsultasi. LBPP LIA penting untuk
mengetahui apa yang diinginkan konsumennya agar kedepannya LBPP
LIA dapat meningkatkan pelayanannya sehingga semua keinginan
konsumen dapat terpenuhi.
Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada
tidak dipentingkan dan dirasa belum baik dalam pelaksanaannya. Hal
ini dikarenakan LBPP LIA belum mampu menyediakan semua fasilitas
yang diharapkan konsumen.
4.7.4 Kuadran IV (Berlebihan)
Menunjukkan atribut-atribut jasa LBPP LIA yang dirasa tidak
penting oleh konsumen, namun LBPP LIA telah melaksanakannya
dengan baik, sehingga dirasa berlebihan. Tidak terdapat satu atribut pun
yang berada di kuadran IV ini, artinya tidak ada pelaksanaan atribut
yang berlebihan dibandingkan dengan kepentingannya menurut
penilaian konsumen. Diagram Kartesius dapat dilihat pada Gambar 9.
94
Kepentingan
Matriks IPA
4,900
4,800
4,700
4,600
4,500
4,400
4,300
4,200
4,100
4,000
3,900
3,800
9
Kuadran I
3
17
14
2
5
12
11
16
1
18
Kuadran II
19
15
10
Kuadran III
4
20
13
6
Kuadran IV
8
7
21
3,400 3,500 3,600 3,700 3,800 3,900 4,000 4,100 4,200 4,300 4,400 4,500 4,600
Kinerja
Gambar
9.
Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan
Pelaksanaan Atribut Jasa LBPP LIA
dan
Tingkat
Keterangan :
a. Dimensi Tangible (Berwujud)
1. Media untuk belajar yang memadai
2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan
3. Kenyamanan lingkungan
4. Ketersediaan tempat parkir
5. Ketersediaan toilet
6. Ketersediaan papan informasi
7. Penampilan pengajar dan staf
8. Penataan gedung dan peralatan
b. Dimensi Reliability (Keandalan)
9. Tenaga pengajar yang kompeten
10. Tenaga non pengajar yang terampil
11. Kelancaran proses belajar mengajar
12. Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan
13. Harga
c. Dimensi Responsiveness (Kesigapan)
14. Para pengajar dan non pengajar cepat tanggap terhadap keluhan siswa
15. Para pengajar siap dan mudah dihubungi bila siswa ingin konsultasi
d. Dimensi Assurance (Keyakinan)
16. Keamanan selama berada di LBPP LIA
17. Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf
95
18. Citra (image) LIA di mata masyarakat
e. Dimensi Empathy (Empati)
19. Hubungan antara siswa dengan pengajar dan staf terjalin dengan dekat
dan akrab
20. Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada
21. Tersedia kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan siswa
4.8. Rekomendasi Bauran Pemasaran yang Dapat Dilakukan Dalam
Peningkatan dan Pengembangan LBPP LIA
Dalam rangka mewujudkan usaha peningkatan dan pengembangan
LBPP LIA, perlu dipertimbangkan bauran pemasaran atau langkah-langkah
yang harus ditempuh dan diterapkan. Salah satu alternatif yang dapat
dipertimbangkan untuk menentukan bauran pemasaran dapat menggunakan
hasil analisis preferensi konsumen terhadap atribut jasa LBPP LIA.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata didapat hasil yang sangat beragam dari
konsumen. Dengan adanya hasil yang beragam ini, maka dapat diberikan
beberapa rekomendasi bauran pemasaran yang dapat diterapkan oleh pihak
LBPP LIA dalam rangka peningkatan dan pengembangan LBPP LIA.
Rekomendasi bauran pemasaran yang diberikan meliputi tujuh alat bauran
pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, distribusi, orang
bukti fisik, dan proses.
4.8.1 Bauran Produk
Berdasarkan hasil penelitian, kurikulum dan metode pengajaran
yang relevan yang dijalankan oleh pihak LBPP LIA berada pada
kuadran II yang artinya, pelaksanaan dan kepentingan dari atribut ini
berada pada tingkat tinggi dan sesuai sehingga prestasi ini harus
dipertahankan. Masukan bagi LBPP LIA, di lingkungan LBPP LIA
hendaknya diwajibkan untuk menggunakan bahasa Inggris agar semua
materi yang telah diajarkan dapat dilatih dan di praktikkan sehingga
nantinya para konsumen dapat terbiasa berbicara dalam bahasa Inggris,
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan konsumen yaitu untuk
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris termasuk juga meningkatkan
kemampuan
conversation.
Berdasarkan
urutan
nilai
tingkat
kepentingan, atribut tenaga pengajar yang kompeten berada pada urutan
kedua dalam dimensi reliability, artinya pihak LBPP LIA telah
96
menyediakan pengajar yang kompeten dan perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan kembali sehingga dapat menjadi aset dan keunggulan
tersendiri dari LBPP LIA. Tenaga pengajar yang kompeten juga
merupakan atribut yang menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih
LBPP LIA, sehingga atribut tersebut dapat menjadi keunggulan bagi
LBPP LIA. Rekomendasi bagi pihak LBPP LIA agar terus
meningkatkan proses seleksi yang ketat bagi para calon pengajar di
LBPP LIA agar kualitas pengajar LBPP LIA tetap terjaga.
4.8.2 Bauran Harga
Penetapan harga secara wajar dinilai sangat penting oleh
sebagian besar konsumen sebesar 44,4 persen. Melihat hal ini LBPP
LIA harus benar-benar mempertimbangkan masalah penetapan harga.
Sebagian besar konsumen (86,7%) mengaku mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 500,000 – Rp. 1.000.000. Meskipun atribut penetapan harga
berada di kuadran III pada diagram kartesius (Gambar 9), pihak LBPP
LIA harus tetap menjaga dan meningkatkan kepuasan konsumen.
Penetapan harga harus sangat sesuai dengan kemampuan konsumen dan
juga harus sesuai dengan keuntungan yang diharapkan perusahaan.
4.8.3 Bauran Promosi
Semakin ketatnya persaingan antara lembaga kursus bahasa
Inggris dilatar belakangi kebutuhan akan bahasa Inggris membuat setiap
lembaga bahasa Inggris harus berpikir keras mengenai strategi promosi
yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 62,2 persen iklan dan
promosi mempengaruhi konsumen untuk memilih LBPP LIA sebagai
tempat kursus, artinya LBPP LIA harus lebih meningkatkan kembali
bauran pemasaran ini. Melihat dari media yang paling mempengaruhi
konsumen, didapat bahwa teman merupakan media yang paling banyak
mempengaruhi (33,3%), oleh karena itu, promosi yang dilakukan harus
ditingkatkan lagi, bisa melalui media elektronik, brosur, billbord, atau
sering menjadi sponsor pada acara-acara yang diikuti siswa sekolah.
Dengan usaha-usaha seperti ini, lebih banyak lagi khalayak yang
mengetahui keberadaan LBPP LIA.
97
4.8.4 Bauran Distribusi
Salah satu atribut yang dijadikan alternatif dalam memilih LBPP
LIA adalah lokasi. Faktor lokasi menempati urutan kedua dari alasan
memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus, yaitu sebanyak 23,3 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen juga memperhitungkan lokasi
keberadaan LBPP LIA sebelum mereka memutuskan untuk mengikuti
kursus. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen menilai lokasi LBPP
LIA sudah sangat strategis dan mudah dijangkau.
Saran bagi LBPP LIA untuk meningkatkan informasi mengenai
keberadaan LBPP LIA di tempat mereka berada dengan memasang
plang LBPP LIA yang berukuran besar agar konsumen yang ingin
datang dapat mengetahui dengan jelas dimana LBPP LIA berada.
4.8.5 Bauran Orang
Sumber daya manusia turut membantu segala proses pemasaran
yang juga menentukan efektif tidaknya proses pemasaran tersebut.
Namun, berdasarkan hasil penelitian, para pegawai LBPP LIA baik
pengajar maupun non pengajar masih dirasakan tidak sigap untuk
menanggapi keluhan konsumen, hubungan di antara pegawai dan
konsumen pun tidak terjalin dengan akrab dan dekat, dan keramahan
serta kesopanan dari pegawai LBPP LIA dinilai masih kurang. Hal
tersebut dapat dilihat pada diagram kartesius dimana atribut-atribut
tersebut berada di kuadran I (Gambar 9). Saran untuk LBPP LIA agar
lebih memperhatikan keramahan dan kesopanan para pegawainya baik
pengajar maupun non pengajar dan LBPP LIA juga sangat perlu untuk
menjaga kualitas tenaga pengajar dan non pengajar yang cepat tanggap
terhadap keluhan siswa.
4.8.6 Bauran Bukti Fisik
Berdasarkan hasil penelitian, LBPP LIA sudah berhasil dalam
menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan konsumen, seperti
media belajar, kebersihan dan kerapihan lingkungan, kenyamanan
lingkungan, dan ketersediaan toilet. Atribut-atribut tersebut berada di
kuadran II pada diagram kartesius (Gambar 9), sehingga perlu
98
dipertahankan oleh pihak LBPP LIA. Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan LBPP LIA, dipandang perlu untuk menyediakan fasilitas
yang diinginkan oleh konsumen seperti fasilitas internet. Kebutuhan
akan informasi dunia membuat konsumen LBPP LIA menginginkan
fasilitas tersebut. Selain itu, tempat parkir khusus juga dirasakan perlu
diadakan karena kondisi parkiran yang sekarang masih bergabung
dengan orang-orang yang mengunjungi ruko-ruko di sekitar LBPP LIA.
4.8.7 Bauran Proses
Pada bauran ini, atribut yang harus ditingkatkan lagi
pelaksanaanya oleh pihak LBPP LIA adalah kesigapan para pengajar
dan staf dalam menanggapi masalah yang dihadapi konsumen, selain itu
keramahan dan kesopanan serta pembinaan relationship perlu diperbaiki
juga oleh pihak LBPP LIA. Atribut tersebut berada pada kuadran I
dimana atribut-atribut tersebut sangat dipentingkan oleh konsumen,
namun pada pelaksanaanya LBPP LIA masih dinilai belum maksimal.
Walaupun proses belajar mengajar telah berjalan dengan lancar, namun
hal-hal tersebut diatas perlu dipebaiki agar masalah-masalah seperti itu
tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
3.9. Implikasi Manajerial
Setiap perusahaan harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen nya
secara efektif dan efisien. Dimana fungsi manajemen yang pertama adalah
Planning (perencanaan). Proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen diawali dengan proses pengenalan kebutuhan. Seseorang ingin
melakukan pembelian dikarenakan kebutuhan yang dirasakan terhadap
sesuatu. Proses pembelian jasa LBPP LIA oleh konsumen dimulai ketika
mereka mulai mengenali dan merasakan kebutuhan akan jasa tersebut.
Berbagai macam permasalahan membuat konsumen berusaha untuk mencari
jasa yang dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Kebutuhan
akan jasa kursus bahasa Inggris membuat konsumen datang ke LBPP LIA.
melihat kebutuhan dari konsumen tersebut maka LBPP LIA harus
merencanakan pelaksanaan jasa secara tepat. LBPP LIA harus membuat
99
perencanaan promosi kepada konsumen secara baik agar konsumen dapat
mengenal, dan tertarik untuk membeli jasa dari LBPP LIA. Dari hasil
penelitian, seluruh konsumen LBPP LIA merasakan kebutuhan akan
pengetahuan bahasa Inggris. Setelah mengenali apa yang menjadi
kebutuhannya, maka konsumen akan mencari informasi mengenai hal-hal
yang terkait dengan kebutuhannya tersebut. Konsumen mengaku bahwa
teman merupakan sumber informasi yang paling dominan daripada sumbersumber informasi yang lain. berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
LBPP LIA harus merancang promosi melalui sumber-sumber lain, seperti
melalui media iklan. Media iklan tersebut bisa melalui iklan televisi, brosur,
pamphlet, ataupun pemasangan Bilboard agar LBPP LIA lebih dikenal lagi
oleh para masyarakat.
Setelah mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan
kebutuhannya, maka konsumen akan menentukan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai alternatif-alternatif yang ada kemudian menilai
kinerja dari alternatif tersebut dan akhirnya membuat pilihan akhir. Terkait
dengan fungsi manajemen yang kedua yaitu Organizing (pengaturan), LBPP
LIA harus mampu mengatur segala perangkat yang ada di LBPP LIA baik
dari sumber daya manusia maupun sumber daya yang lainnya agar ketika
memberikan jasa kepada konsumen dapat berjalan dengan lancar.
Fungsi manajemen yang ketiga yaitu Actuating (pelaksanaan), LBPP
LIA sebagai perusahaan jasa harus melaksanakan jasa kegiatannya dalam
memberikan jasa dengan efektif, agar seluruh konsumen merasakan puas
terhadap LBPP LIA sehingga dapat mempertahankan konsumen. Dari hasil
penelitian,
ternyata
kenyamanan
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi konsumen untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus,
selain itu tenaga pengajar yang kompeten menjadi alasan utama dari
konsumen untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus.
Tahapan berikutnya adalah proses pembelian. Dari hasil penelitian
didapat keluarga dan teman merupakan media yang paling mempengaruhi
konsumen untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus. Tahapan terakhir
dari proses pengambilan keputusan pembelian adalah perilaku pasca
100
pembelian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar konsumen
menyatakan puas terhadap LBPP LIA. Melihat hasil penelitian tersebut maka
LBPP LIA harus melaksanakan fungsi manajemen yang terakhir yaitu
Controlling (pengawasan). Konsumen sangat mengutamakan kenyamanan
dan tenaga pengajar yang kompeten, oleh karena itu LBPP LIA harus
mempertahankan hal-hal tersebut agar pelaksanaan atribut-atribut tersebut
dapat tetap berjalan dengan baik.
Preferensi konsumen adalah suatu pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Penelitian kali
ini ingin mengetahui atribut-atribut LBPP LIA mana yang sangat
dipentingkan oleh konsumen. Terdapat dua puluh satu atribut yang diteliti.
Dari hasil penelitian didapat bahwa atribut yang sangat dipentingkan oleh
konsumen adalah keramahan, kesopanan, kemampuan membina relationship,
dan kesigapan para pegawai baik pengajar maupun non pengajar dalam
merespon masalah yang dihadapi konsumen. Selain itu terdapat juga atribut
yang dipentingkan juga seperti media untuk belajar, kebersihan dan kerapihan
lingkungan, kenyamanan lingkungan, ketersediaan toilet, tenaga pengajar
yang kompeten, kelancaran proses belajar dan mengajar, kurikulum dan
metode pengajaran yang relevan, keamanan selama berada di LBPP LIA, dan
citra (image) LIA yang baik di mata masyarakat.
Berdasarkan pemaparan diatas, LBPP LIA perlu melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai cara-cara promosi yang efektif untuk menarik
konsumen potensial LBPP LIA. Mengingat sebagian besar konsumen
mendapatkan informasi mengenai LBPP LIA hanya sebatas dari teman atau
keluarga, hal ini berbanding terbalik dengan efek yang ditimbulkan dari
pengaruh iklan dan promosi, dimana sebagian besar konsumen menjawab
bahwa mereka akan mengikuti kursus bahasa Inggris di LBPP LIA setelah
melihat iklan atau promosi. Hal tersebut sangat berkaitan dengan fungsi
manajemen yang pertama yaitu Planning (perencanaan), iklan dan promosi
sangat penting dalam menarik konsumen, sehingga LBPP LIA harus
merencanakan promosi dengan baik.
101
Dalam rangka melaksanakan fungsi Actuating (pelaksanaan), LBPP
LIA perlu meningkatkan attitude (sikap) para pegawai baik pengajar maupun
staf, seperti keramahan, kesopanan, kemampuan membina relationship, dan
kesigapan para pegawai baik pengajar maupun non pengajar dalam merespon
masalah yang dihadapi konsumen. Pelayanan yang baik sangat dipentingkan
dalam rangka meningkatkan pangsa pasar suatu perusahaan, LBPP LIA Jalan
Baru yang baru berjalan beberapa tahun ini sangat perlu untuk meningkatkan
pangsa pasar agar mampu bersaing dengan lembaga bahasa Inggris yang lain.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut, maka manajemen LBPP LIA
diharapkan melakukan perbaikan dalam rangka pengembangan dan
peningkatan kualitas LBPP LIA. Pihak manajemen dapat memperbaiki fungsi
fungsi manajemen yang telah ada (Planning, Organizing, Controlling,
Actuating) sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan
efisien. Selain itu, dengan melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas
secara terus-menerus akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen pula,
peningkatan kepuasan ini akan diikuti dengan peningkatan loyalitas
konsumen yang pada akhirnya perusahaan akan dapat meningkatkan
profitability sesuai dengan yang diharapkan.
102
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai proses pengambilan keputusan
pembelian jasa LBPP LIA serta analisis tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan aatribut jasa LBPP LIA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengenalan kebutuhan konsumen LBPP LIA diawali dengan adanya
kebutuhan akan kursus bahasa Inggris, untuk menghadapi tantangan
globalisasi di masa depan. Sebagian besar konsumen mengetahui LBPP
LIA dari teman. Yang menjadi pusat perhatian dari LBPP LIA pertama
kali adalah kenyamanan lingkungan LBPP LIA. Sebagian besar konsumen
merencanakan dengan baik sebelum memutuskan memilih LBPP LIA
sebagai tempat kursus. Media promosi yang paling mempengaruhi
konsumen adalah teman. Secara umum konsumen merasa puas terhadap
LBPP LIA dan sebagian besar konsumen mengaku tidak akan beralih ke
lembaga bahasa Inggris lain. Berdasarkan uji Khi-Kuadrat dihasilkan
karakteristik konsumen yaitu pekerjaan ibu memiliki hubungan dengan
alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus. Selain itu, karakteristik
konsumen seperti usia, pekerjaan ayah, dan sumber dana memiliki
hubungan dengan besar ongkos yang dikeluarkan untuk mencapai LBPP
LIA. Selanjutnya karakteristik konsumen seperti tingkat kelas, usia,
pekerjaan ayah, dan sumber dana memiliki hubungan dengan keputusan
yang diambil apabila fasilitas yang diinginkan tidak tersedia. Kemudian
yang terakhir, karakteristik konsumen yaitu jenis kelamin menjadi satusatunya karakteristik konsumen yang memiliki hubungan dengan
keinginan beralih ke lembaga bahasa lain.
2. Atribut yang berada di kuadran I antara lain, para pengajar maupun non
pengajar (staf) cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi
siswa, keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf, serta
hubungan antara siswa dan kesopanan seluruh pengajar dan staf. Tiga
103
Atribut pertama yang berada di kuadran II diantaranya adalah media untuk
belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai,
kebersihan
dan
kerapihan
lingkungan,
kenyamanan
lingkungan,
ketersediaan toilet. Sedangkan tiga atribut yang berada pada kuadran III
yang merupakan prioritas rendah antara lain ketersediaan tempat parkir,
ketersediaan papan informasi, penampilan pengajar dan staf. Tidak
terdapat satupun atribut yang pelaksanaannya berlebihan menurut
penilaian konsumen (kuadran IV).
2. Saran
Merujuk dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran kepada pihak
manajemen LBPP LIA:
1. Prioritas perbaikan adalah keramahan, kesopanan, kemampuan membina
relationship, dan kesigapan para pegawai baik pengajar maupun non
pengajar dalam merespon masalah yang dihadapi konsumen.
2. Perhatikan pelaksanaan bauran pemasaran jasa yang terdiri dari bauran
produk, harga, promosi, distribusi, orang, bukti fisik, dan bauran proses.
Agar pihak manajemen LBPP LIA dapat menerapkan fungsi manajemen
(POAC) secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan dan
mengembangkan LBPP LIA di masa yang akan datang. Rekomendasi
bauran pemasaran yang diberikan kepada pihak LBPP LIA diantaranya
adalah untuk bauran produk hendaknya diwajibkan untuk menggunakan
bahasa Inggris di lingkungan LBPP LIA agar semua materi yang telah
diajarkan dapat dilatih dan dipraktikkan sehingga nantinya para konsumen
dapat terbiasa berbicara dalam bahasa Inggris, sesuai dengan apa yang
menjadi tujuan konsumen yaitu untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris termasuk juga meningkatkan kemampuan conversation. Selain itu
rekomendasi bagi pihak LBPP LIA agar terus meningkatkan proses seleksi
yang ketat bagi para calon pengajar di LBPP LIA agar kualitas pengajar
LBPP LIA tetap terjaga. Untuk bauran harga pihak LBPP LIA harus tetap
menjaga dan meningkatkan kepuasan konsumen. Penetapan harga harus
sangat sesuai dengan kemampuan konsumen dan juga harus sesuai dengan
104
keuntungan yang diharapkan perusahaan. Bauran promosi, promosi yang
dilakukan harus ditingkatkan lagi, bisa melalui media elektronik, brosur,
billbord, atau sering menjadi sponsor pada acara-acara yang diikuti siswa
sekolah. Bauran distribusi, untuk meningkatkan informasi mengenai
keberadaan LBPP LIA di tempat mereka berada dengan memasang plang
LBPP LIA yang berukuran besar agar konsumen yang ingin datang dapat
mengetahui dengan jelas dimana LBPP LIA berada. Untuk bauran orang
LBPP LIA lebih memperhatikan keramahan, kesigapan para pegawainya
baik pengajar maupun non pengajar. Rekomendasi bauran bukti fisik yang
diberikan yaitu LBPP LIA dipandang perlu untuk menyediakan fasilitas
yang diinginkan oleh konsumen seperti fasilitas internet. Selain itu, tempat
parkir khusus juga dirasakan perlu diadakan karena kondisi parkiran yang
sekarang masih bergabung dengan orang-orang yang mengunjungi rukoruko di sekitar LBPP LIA. Terakhir adalah rekomendasi bauran proses
dimana LBPP LIA harus benar-benar memperbaiki atribut-atribut yang
berada di Kuadran I agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar semakin
lancar.
3. Pihak LBPP LIA perlu melakukan survei kepuasan konsumen secara
berkala agar dapat selalu mengetahui dan memantau perkembangan
penilaian konsumen terhadap pelaksanaan dari LBPP LIA selama ini.
Dengan demikian LBPP LIA dapat melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap atribut-atribut yang mengalami penurunan kualitas untuk dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan harapan konsumen.
105
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, Marius. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi). Cet.2.
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Brunelle, E. 2009. The Moderating Role of Cognitive Fit in Consumer Channel
Preference. Journal of Electronic Commerce Research, VOL 10, NO 3.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bogor, 2009.
Engel, J, F., R.D. Blackwell dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen
(Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta.
. 1995. Perilaku Konsumen (Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian. Terjemahan, Jilid 1 dan Jilid 2. PT. Prenhallindo,
Jakarta.
. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, (Terjemahan Jilid 1
dan Jilid 2). PT. Prenhallindo, Jakarta.
. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). Penerbit PT.
Prenhallindo, Jakarta.
. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. PT. Indeks, Jakarta.
Lovelock, C. And L. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. PT. Indeks,
Jakarta.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. PT.
Refika Aditama, Bandung.
106
Rangkuti, F. 2002. Teknik Analisa Segmentasi dan Targetting dalam Marketing.
PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Renova. 2006. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Bimbingan
Belajar Primagama. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Departemen Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Simamora, B. 2002. Panduan Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Yosiana. 2005. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Politeknik
KENT. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen
Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
107
LAMPIRAN
108
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
KUESIONER
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA LBPP LIA
(LBPP LIA Jalan Baru)
Tgl :…………………….
Hasil pengisian kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan
Tugas Akhir (skripsi) berdasarkan penelitian yang berjudul “Analisis Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen terhadap
Atribut Jasa LBPP LIA”. Tugas Akhir ini disusun oleh Galih Saputra Arista,
mahasiswa tingkat akhir pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saya mohon kesediannya untuk mengisi
kuesioner ini dengan lengkap. Kerahasiaan Anda sebagai responden terjamin.
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk : Isilah jawaban anda pada tempat (titik-titik) yang telah
disediakan.
Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang
menuru Anda paling tepat.
No. Responden
Nama responden
Kelas (sekolah/di LIA)
Alamat
Jenis kelamin
Usia
No. HP
Jumlah Anggota Keluarga
: .........................................................
: .........................................................
: .........................................................
: .........................................................
: a. Laki-laki
b. Perempuan
:
:
: .............orang
Apa pekerjaan ayah Anda?
a.Tidak bekerja
b. Pegawai Negeri
c. Pegawai swasta
d. Wiraswasta
e. Pensiunan
f. Lain-lain, sebutkan..............................................
Apa pekerjaan ibu Anda?
a.Tidak bekerja
b. Pegawai Negeri
c. Pegawai swasta
d. Wiraswasta
e. Pensiunan
f. Lain-lain, sebutkan..............................................
Dari mana Anda mendapatkan uang untuk mengikuti kursus bahasa Inggris di
LBPP LIA ini?
a.Orang tua b.Beasiswa c.Tabungan d.Lain-lain,
sebutkan…………………
109
Lanjutan lampiran 1.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengenalan Kebutuhan
1. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memahami bahasa Inggris?
a.Ya, lanjut ke no.2
b.Tidak, lanjut ke no. 3
2. Apa yang menjadi penyebab kesulitan Anda memahami
Inggris?(Jawaban boleh lebih dari 1)
a.Materi bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah kurang mendalam
b.Mempraktikan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari
c.Lingkungan yang kurang mendukung
d.Lain-lain, sebutkan............................................................................
bahasa
3. Apakah menurut Anda pengetahuan bahasa Inggris sangat diperlukan, sehingga
Anda membutuhkan kursus bahasa Inggris?
a.Ya
b.Tidak
4. Manfaat apa yang Anda cari dari kursus bahasa Inggris di LBPP
LIA?(Jawaban boleh lebih dari 1)
a.Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
b.Bisa menguasai bahasa Inggris terutama conversation (percakapan)
c.Membiasakan diri berada di lingkungan berbahasa Inggris
d.Lain-lain, sebutkan.............................................
Pencarian Informasi
5. Darimana Anda mengetahui LBPP LIA? (Jawaban boleh lebih dari 1)
c.Televisi
d.Radio
a.Keluarga
b.Teman
e.Koran/Majalah f.Brosur
g.Lain-lain,
sebutkan...............................
6. Bagaimana iklan dan promosi mempengaruhi anda untuk memilih LBPP LIA?
a.Membuat Anda tertarik untuk mengetahui informasi lebih banyak
b.Membuat Anda mengikuti program kursus bahasa Inggris di LIA
c.Tidak terpengaruh sama sekali
Evaluasi Alternatif
7. Saat Anda tertarik memilih LBPP LIA untuk pertama kalinya, maka yang
menjadi pusat perhatian anda adalah : (Jawaban boleh lebih dari 1)
a.Harga atau biaya bimbel
b.Kenyamanan
c.Keamanan
d.Lokasi
e.Fasilitas
f.Kebersihan
g.Tenaga pengajar
h.Pelayanan
i.Promosi
110
Lanjutan lampiran 1.
8. Alasan Anda untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus adalah?
(Jawaban boleh lebih dari 1)
a.Tenaga pengajar yang kompeten
b.Harga atau biaya kursus yang terjangkau
c.Kelengkapan fasilitas yang memadai
d.Pelayanan yang memuaskan
e.Lokasi yang mudah dijangkau
f.Lain-lain, sebutkan...............................................................
9. Bagaimana cara Anda memutuskan memilih LBPP LIA?
a.Direncanakan dengan baik
b.Mendadak (tidak ada rencana)
10. Berapa besar ongkos Anda untuk mencapai LBPP LIA?
a.< Rp. 10.000
b.Rp.10.000 – Rp. 15.000
c.Rp. 15.000 – Rp. 20.000
d.> Rp. 20.000
11. Jika fasilitas yang Anda inginkan ternyata tidak tersedia di LBPP LIA, maka
Anda?
a. Mencari tempat kursus lain
b.Menggunakan fasilitas yang ada
Proses Pembelian
12. Apakah ada media yang paling mempengaruhi Anda untuk memilih LBPP
LIA sebagai tempat kursus?
a.Ya
b.Tidak
13. Jika “Ya” media apa atau siapa yang paling mempengaruhi Anda? (Jawaban
boleh lebih dari 1)
a.Keluarga / saudara
b.Teman
c.Koran / majalah
d.Televisi
e.Radio
f.Lainnya, sebutkan..........
14. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk menyelesaikan kursus tiap levelnya
di LBPP LIA?
a.< Rp. 500.000
b.Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c.Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
d.> Rp.1.500.000
15. Apakah Anda bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas?
a.Ya
b.Tidak
Perilaku Pasca Pembelian
16. Apakah yang Anda rasakan terhadap LBPP LIA?
a.Sangat puas
b.Puas
c.Biasa
d.Kurang puas e.Sangat tidak puas
17. Apakah Anda ada keinginan untuk beralih ke lembaga kursus lain?
a.Ya
b.Tidak
111
Lanjutan lampiran 1.
PREFERENSI
Petunjuk : Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
atribut LBPP LIA.
Tingkat Kepentingan Atribut
Menurut penilaian Anda, seberapa penting atribut di bawah ini. Silahkan
Anda memberi pernyataan :
SP
: Sangat Penting
P
: Penting
B
: Biasa
TP
: Tidak Penting
STP : Sangat Tidak Penting
Dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang telah disediakan.
Tingkat Pelaksanaan Atribut
Menurut Anda bagaimana pelaksanaan dari atribut di bawah ini. Silahkan
Anda memberi pernyataan :
SP
: Sangat Puas
P
: Puas
B
: Biasa
TP
: Tidak Puas
STP : Sangat Tidak Puas
Dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang telah disediakan.
112
Lanjutan lampiran 1.
STP
Tingkat
Kepentingan
TP
B
P
Atribut
SP
Tangible (berwujud)
STP
Tingkat
Pelaksanaan
TP
B
P
SP
STP
TP
B
P
SP
STP
TP
B
P
SP
Media untuk belajar
(white board, spidol,
televisi, tape, dan lainlain) yang memadai
Kebersihan
dan
kerapihan lingkungan
Kenyamanan
lingkungan
Ketersediaan tempat
parkir
Ketersediaan toilet
STP
TP
B
P
SP
STP
TP
B
P
SP
Ketersediaan
papan
informasi
Penampilan pengajar
dan staf
Penataan gedung dan
peralatan
Reliability
(keandalan)
Tenaga pengajar yang
kompeten
Tenaga non pengajar
(administrasi, satpam,
cleaning
service,
teknisi) yang terampil
Kelancaran
proses
belajar dan mengajar
Kurikulum dan metode
pengajaran
yang
relevan
Harga yang ditetapkan
secara wajar
Responsiveness
(kesigapan)
Para pengajar maupun
non pengajar (staf)
cepat tanggap terhadap
keluhan atau masalah
yang dihadapi siswa
113
Lanjutan lampiran 1.
STP
TP
B
P
SP
STP
TP
B
P
SP
Para pengajar siap dan
mudah dihubungi bila
siswa ingin konsultasi
Assurance
(keyakinan)
Keamanan
selama
berada di LBPP LIA
Keramahan
dan
kesopanan
seluruh
pengajar dan staf
Citra (image) LIA
yang baik di mata
masyarakat
Empathy (empati)
Hubungan antara siswa
dengan pengajar dan
staf terjalin dengan
dekat dan akrab
Kemudahan
untuk
memanfaatkan
jasa
dan fasilitas yang ada
Tersedia kotak saran
untuk melayani dan
menerima
keluhan
siswa
STP
TP
B
P
SP
STP
TP
B
P
SP
Saran Anda dalam meningkatkan pelayanan dan pengembangan LBPP LIA:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................
Terima kasih kepada para responden yang telah meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
114
Lampiran 2. Hasil uji validitas berdasarkan tingkat kepentingan
Atribut
Korelasi R
Kesimpulan
1
0,459
Valid
2
0,586
Valid
3
0,482
Valid
4
0,435
Valid
5
0,598
Valid
6
0,643
Valid
7
0,480
Valid
8
0,510
Valid
9
0,583
Valid
10
0,498
Valid
11
0,430
Valid
12
0,551
Valid
13
0,663
Valid
14
0,634
Valid
15
0,724
Valid
16
0,482
Valid
17
0,523
Valid
18
0,591
Valid
19
0,527
Valid
20
0,759
Valid
21
0,665
Valid
115
Lampiran 3. Output SPSS uji reliabilitas tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.889
21
116
Lampiran 4. Hasil uji Khi-Kuadrat
1. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan alasan memilih LBPP
LIA sebagai tempat kursus
Tingkat kelas * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
16.977
19.143
4.293
10
10
1
.075
.038
.038
90
a. 11 cells (61,1%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,06.
Jenis kelamin * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
.973
1.331
.000
5
5
1
.965
.932
.999
90
a. 5 cells (41,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,41.
Usia * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
17.470
19.334
1.467
10
10
1
90
a. 11 cells (61,1%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,06.
.065
.036
.226
117
Lanjutan lampiran 4.
Jumlah anggota keluarga * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat
kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.136
3.176
.265
5
5
1
.830
.673
.607
90
a. 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,03.
Pekerjaan ayah * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
27.498
28.692
1.405
20
20
1
.122
.094
.236
90
a. 24 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
Pekerjaan ibu * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
38.842
26.047
.252
25
25
1
90
a. 31 cells (86,1%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
.038
.405
.616
118
Lanjutan lampiran 4.
Sumber dana * Alasan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.533
4.092
2.000
10
10
1
.966
.943
.157
90
a. 13 cells (72,2%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
2. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan besar ongkos untuk
mencapai LBPP LIA
Tingkat kelas * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
17.592
15.077
2.230
8
8
1
.025
.058
.135
90
a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,06.
Jenis kelamin * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
5.037
5.431
.399
4
4
1
90
a. 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,41.
.284
.246
.527
119
Lanjutan lampiran 4.
Usia * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
19.681
17.490
2.833
8
8
1
.012
.025
.092
90
a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,06.
Jumlah anggota keluarga * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
1.393
1.559
.064
4
4
1
.845
.816
.800
90
a. 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,03.
Pekerjaan ayah * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
28.173
16.717
1.190
16
16
1
90
a. 21 cells (84,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
.030
.404
.275
120
Lanjutan lampiran 4.
Pekerjaan ibu * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
17.944
19.461
.752
20
20
1
.591
.492
.386
90
a. 26 cells (86,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
Sumber dana * Besar ongkos untuk mencapai LBPP LIA
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
23.744
10.066
3.125
8
8
1
.003
.260
.077
90
a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,01.
3. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan jika fasilitas
yang diinginkan tidak tersedia
Tingkat kelas * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
9.643
6.892
6.383
2
2
1
90
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,72.
.008
.032
.012
121
Lanjutan lampiran 4.
Jenis kelamin * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.413
.265
1
.607
.691
1
.406
.671
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test
.547
Linear-by-Linear Association
.664
b
N of Valid Cases
1
Exact Sig. (1sided)
.308
.415
90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,34.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
9.643
6.892
6.383
2
2
1
.008
.032
.012
90
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,72.
Jumlah anggota keluarg *keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak
tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.469
.000
1
1.000
.953
1
.329
.524
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
b
N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
1.000
.518
1
.472
90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,43.
b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1sided)
.623
122
Lanjutan lampiran 4.
Pekerjaan ayah * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
12.596
10.112
7.622
4
4
1
.013
.039
.006
90
a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,14.
Pekerjaan ibu * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
8.649
8.005
.228
5
5
1
.124
.156
.633
90
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,14.
Sumber dana * keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
6.138
4.229
4.780
2
2
1
90
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,14.
.046
.121
.029
123
Lanjutan lampiran 4.
4. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan apakah ada media
yang paling mempengaruhi untuk memilih LBPP LIA
Tingkat kelas * apakah ada media yang paling mempengaruhi untuk
memilih
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.368
3.402
.002
2
2
1
.306
.182
.963
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,11.
Jenis kelamin * apakah ada media yang paling mempengaruhi untuk
memilih
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.529
.139
1
.710
.402
1
.526
.397
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2sided)
.612
Linear-by-Linear Association
.392
b
N of Valid Cases
1
.531
90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,22.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia * apakah ada media yang paling mempengaruhi untuk memilih
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.664
4.612
.140
2
2
1
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,11.
.160
.100
.708
Exact Sig. (1sided)
.358
124
Lanjutan lampiran 4.
Jumlah anggota keluarga * apakah ada media yang paling mempengaruhi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.346
.055
1
.814
1.537
1
.215
.887
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test
1.000
Linear-by-Linear Association
.877
b
N of Valid Cases
1
.349
90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67.
b. Computed only for a 2x2 table
Pekerjaan ayah * apakah ada media yang paling mempengaruhi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.843
3.359
.058
4
4
1
.428
.500
.810
90
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,22.
Pekerjaan ibu * apakah ada media yang paling mempengaruhi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
6.743
6.585
.111
5
5
1
90
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,22.
.240
.253
.739
Exact Sig. (1sided)
.466
125
Lanjutan lampiran 4.
Sumber dana * apakah ada media yang paling mempengaruhi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
a.
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
.584
1.018
.460
2
2
1
.747
.601
.498
90
4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,2
5. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan apakah bersedia
membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas
Tingkat kelas * apakah bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan
fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.250
2.167
2.037
2
2
1
.325
.338
.153
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,72.
Jenis kelamin * apakah bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan
fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.908
.000
1
1.000
.013
1
.908
.013
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
b
N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
1.000
.013
1
.909
90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,74.
b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1sided)
.542
126
Lanjutan lampiran 4.
Usia * apakah bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
1.671
1.582
1.122
2
2
1
.434
.453
.289
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,72.
Jumlah anggota keluarga* apakah bersedia membayar untuk tambahan
fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.202
.434
1
.510
2.588
1
.108
1.631
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2sided)
.549
Linear-by-Linear Association
1.613
b
N of Valid Cases
1
.204
90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,03.
b. Computed only for a 2x2 table
Pekerjaan ayah* apakah bersedia membayar untuk tambahan fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.384
3.639
.313
4
4
1
90
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,34.
.496
.457
.576
Exact Sig. (1sided)
.277
127
Lanjutan lampiran 4.
Pekerjaan ibu* apakah bersedia membayar untuk tambahan fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.464
5.097
1.408
5
5
1
.629
.404
.235
90
a. 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,34.
Sumber dana* apakah bersedia membayar untuk tambahan fasilitas
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.434
2.981
.064
2
2
1
.296
.225
.801
90
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,34.
6. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan apakah ada keinginan
untuk beralih ke lembaga lain
Tingkat kelas * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.325
2.848
1.023
2
2
1
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,28.
.190
.241
.312
128
Lanjutan lampiran 4.
Jenis kelamin * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.029
3.775
1
.052
5.075
1
.024
4.789
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (1sided)
.048
Linear-by-Linear Association
4.736
b
N of Valid Cases
1
.024
.030
90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,46.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.325
2.848
1.023
2
2
1
.190
.241
.312
90
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,28.
Jumlah anggota keluarga * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga
lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
1
.302
.129
1
.720
1.806
1
.179
1.065
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
b
N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
.567
1.054
1
.305
90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,77.
b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1sided)
.408
129
Lanjutan lampiran 4.
Pekerjaan ayah * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.607
2.696
.000
4
4
1
.626
.610
.993
90
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,26.
Pekerjaan ibu * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
4.797
5.609
.278
5
5
1
.441
.346
.598
90
a. 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,26.
Sumber dana * apakah ada keinginan untuk beralih ke lembaga lain
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.271
3.333
2.070
2
2
1
90
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,26.
.195
.189
.150
130
Lanjutan lampiran 4.
7. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mengikuti kursus tiap levelnya
Tingkat kelas * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
4.726
3.787
1.245
6
6
1
.579
.705
.265
90
a. 10 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,17.
Jenis kelamin * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.035
2.033
.372
3
3
1
.565
.565
.542
90
a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,23.
Usia * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
6.137
5.073
.599
6
6
1
.408
.535
.439
90
a. 10 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,17.
Jumlah anggota keluarga * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
.477
.874
.052
3
3
1
90
a. 7 cells (87,5%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,10.
.924
.832
.820
131
Lanjutan lampiran 4.
Pekerjaan ayah * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
13.672
14.137
4.643
12
12
1
.322
.292
.031
90
a. 16 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,03.
Pekerjaan ibu * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
6.181
7.473
.966
15
15
1
.977
.943
.326
90
a. 21 cells (87,5%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,03.
Sumber dana * biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus tiap level
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
a.
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
21.877
6.755
1.154
6
6
1
90
11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,03.
.001
.344
.283
132
Lanjutan lampiran 4.
8. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan tingkat kepuasan yang
dirasakan terhadap LBPP LIA
Tingkat kelas * tingkat kepuasan yang dirasakan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.539
3.888
.120
6
6
1
.864
.692
.729
90
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,11.
Jenis kelamin * tingkat kepuasan yang dirasakan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
3.172
3.870
2.769
3
3
1
.366
.276
.096
90
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,82.
Usia * tingkat kepuasan yang dirasakan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
2.539
3.888
.120
6
6
1
90
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,11.
.864
.692
.729
133
Lanjutan lampiran 4.
Sumber dana * tingkat kepuasan yang dirasakan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
a
.831
1.382
.009
6
6
1
90
a. 9 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,02.
.991
.967
.924
134
Lampiran 5. Skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan
Atribut Jasa LBPP LIA
No
Atribut Produk
Tingkat
Tingkat
Jumlah Responden (n=90)
kepentingan pelaksanaan
(X)
(Y)
1 Media untuk belajar (white board, spidol,
4,644
4,222
televisi, tape, dan lain-lain) yang memadai
2 Kebersihan dan kerapihan lingkungan
4,711
4,111
3 Kenyamanan lingkungan
4,644
4,022
4 Ketersediaan tempat parkir
4,033
3,733
5 Ketersediaan toilet
4,689
4,178
6 Ketersediaan papan informasi
4,300
3,911
7 Penampilan pengajar dan staf
4,100
3,856
8 Penataan gedung dan peralatan
4,167
3,856
9 Tenaga pengajar yang kompeten
4,778
4,222
10 Tenaga non pengajar (administrasi, satpam,
4,289
3,822
cleaning service, teknisi) yang terampil
11 Kelancaran proses belajar mengajar
4,811
4,322
12 Kurikulum dan metode pengajaran yang
4,611
4,189
relevan
13 Harga yang ditetapkan secara wajar
4,311
3,856
14 Para pengajar maupun non pengajar (staf)
4,556
3,922
cepat tanggap terhadap keluhan atau
masalah yang dihadapi
15 Para pengajar siap dan mudah dihubungi
4,311
3,611
bila siswa ingin konsultasi
16 Keamanan selama berada di LBPP LIA
4,744
4,256
17 Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar
4,611
3,856
dan staf
18 Citra (image) LIA yang baik di mata
4,567
4,211
masyarakat
19 Hubungan antara siswa dengan pelajar dan
4,489
3,967
staf terjalin dengan dekat dan akrab
20 Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan
4,400
3,878
fasilitas yang ada
21 Tersedia kotak saran untuk melayani dan
3,933
3,578
menerima keluhan siswa
TOTAL
93,700
83,578
RATA-RATA
4,462
3,980
Download