BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah laju pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin pesat banyak industri khususnya industri yang bergerak dalam bidang pangan mengembangkan produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perkembangan di bidang pangan menghasilkan bermacam-macam produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Salah satu produk yang banyak bermunculan di pasar dan dibutuhkan oleh konsumen yaitu produk minuman instant. Gaya hidup manusia yang berubah dan cenderung semakin konsumtif membuat para pelaku industri pangan menciptakan berbagai inovasi produk minuman sesuai dengan keinginan pasar. Di antara produk minuman instant yang banyak diminati pasar yaitu minuman yang terbuat dari bahan baku teh. Minuman yang mengambil bahan bakunya dari daun teh ini sudah sejak lama menjadi minuman konsumsi manusia karena teh mempunyai khasiat untuk pengobatan dan memiliki rasa yang unik. Teh merupakan salah satu produk hasil perkebunan yang memiliki potensi besar perdagangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Permintaan teh dipasaran terus meningkat, hal tersebut dikarenakan banyaknya permintaan dari konsumen akan berbagai jenis produk dengan bahan baku utama teh. Produk berbahan baku teh tersebut seperti minuman teh botol, teh kotak, teh seduh dan masih banyak produk berbahan baku teh 1 lainya. Permintaan konsumen tersebut menjadi tuntutan bagi pihak produsen untuk menyediakan produk yang diinginkan. Banyaknya permintaan pasar dan perubahan selera konsumen membuat perusahaan meningkatkan hasil produksinya dan menerapkan mutu yang berstandar. Penyediaan bahan baku dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen harus berkualitas sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi oleh konsumen. Bahan baku berkualitas haruslah memenuhi kriteria standar yang ditentukan baik dari perusahaan maupun pemerintah (SNI). Perusahaan yang menghasilkan bahan baku daun teh di Indonesia salahsatunya yaitu PT. Rumpun Sari Kemuning. PT. Rumpun Sari Kemuning 1 merupakan perusahaan penghasil teh hijau atau teh yang diolah menjadi produk setengah jadi. PT. Rumpun Sari Kemuning terletak di Karanganyar Solo Jawa Tengah. Perusahaan tersebut mengolah hasil panennya menjadi produk setengah jadi kemudian dikirim keperusahaan teh yang lain untuk diolah menjadi produk jadi. Pengiriman produk setengah jadi dilakukan setiap ada pesanan karena perusahaan tersebut sudah memiliki kerjasama keperusahaan yang lain yang mengolah hasil teh keproses selanjutnya. Agar produk selalu tersedia maka PT. Rumpun Sari Kemuning memiliki pabrik yang beroperasi selama 24 jam dengan pasokan bahan baku terpenuhi. Perusahaan menghasilkan suatu produk tidak hanya ditinjau dari aspek kwantitas dan skala yang dihaslikan tapi perusahaan menghasilkan suatu produk harus berlandaskan suatu standar yang diterapkan dalam perusahaan. 2 Tercapainya produk yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu dari pemanenan, bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi. Sehingga perlu adanya pengendalian mutu untuk menaikan standar kualitas dan mengetahui penyebab turunnya mutu produk. Penerapan seven tools dapat digunakan untuk mengetahui adanya penurunan mutu sehingga tingkat ketidaksesuaian dalam satu unit dapat dikendalikan. Penggunaan seven tools dapat dilakukan dengan 7 metode pengujian yaitu histogram, pareto diagram, scater diagram, check shet, fish bhone diagram, defececontration diagram dan control chart. 7 metode tersebut akan mengidentifikasi kekurangan produk disetiap bagiannya sesuai dengan metode yang akan digunakan sehingga dengan diketahui kekurangannya maka produk dapat dikendalikan untuk meningkatkan kualitas. Penggunaan metode seven tools pada kerja praktek ini menggunakan 3 alat kendali mutu yaitu Control Chart, Pareto Diagram Dan Ishikawa Diagram. Metode tersebut akan menilai produk sesuai hasil pengumpulan data dan identifikasi. Metode pengendalian mutu dengan menggunakan tiga alat kendali mutu dimaksudkan agar kualitas produk teh hijau yang dicapai PT. Rumpun Sari Kemuning dapat secara continyu sesuai standar yang diterapkan. Selain untuk meningkatkan kualitas, pengendalian mutu juga dapat mencegah terjadinya kecacatan produk sehingga penyebab terjadinya kerusakan pada produk dapat teridentifikasi. Adanya kecacatan pada produk dapat terjadi di seluruh proses produksi yaitu pada input produksi hingga proses distribusi. Dengan demikian tiga alat kendali mutu yaitu Control 3 Chart, Pareto Diagram Dan Ishikawa Diagram diharapkan dapat membantu mengatasi terjadinya kecacatan pada produk. 1.2 Batasan Masalah Kerja praktek yang dilakukan yaitu menilai produk teh setengah jadi atau teh hijau dengan menggunakan metode seven tools diantaranya yaitu Control Chart, Pareto Diagram Dan Ishikawa Diagram. Supaya lebih terarah dalam menilai mutu teh maka dilakukan pembatasan masalah terhadap pelaksanaan kerja praktek tersebut, yaitu : 1. Atribut Mutu teh hijau yang digunakan yaitu Kenampakan teh hijau kering (warna, bentuk, bau, tekstur, keseragaman ukuran, benda asing), warna air seduhan, rasa air seduhan, kenampakan air seduhan dan kadar air. 2. Standar Kualitas yang digunakan berdasarkan standar perusahaan dan SNI 01-3945-1995. 3. Pengujian Mutu pada periode bulan Januari 2012. 4. Metode pengujian mutu dengan tiga alat kendali mutu Control Chart, Pareto Diagram Dan Ishikawa Diagram. 5. Pengujian mutu dilakukan dengan menggunakan sampel teh hijau jenis campuran. 4 1.3 Tujuan 1. Menganalisa atribut mutu teh hijau berdasarkan SNI, diantaranya karakteristik teh hijau kering, warna air seduhan, rasa air seduhan, kenampakan ampas seduhan dan kadar air. 2. Mengidentifikasi penyebab penurunan mutu pada produk teh hijau menggunakan Control Chart, Pareto Diagram Dan Ishikawa Diagram. 3. Solusi terhadap pemecahan permasalahan yang ada. 1.4 Manfaat 1. Bagi Perusahaan A. Dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan akademik baik secara teknis maupun non teknis. B. Mendapat masukan tentang adanya mutu produk yang harus dikendalikan. 2. Bagi Mahasiswa A. Sebagai sarana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang pernah atau telah didapatkan dari perguruan tinggi untuk dapat diterapkan pada dunia nyata. B. Sebagai sarana untuk memperdalam materi yang diambil selama masa pendidikan perkuliahan di perguruan tinggi. C. Pengalaman kerja secara langsung yang dapat membandingkan antara teori dan praktik atau aplikasinya di lingkungan kerja yang juga mendukung interpersonal skill. 5