BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Investor Pengolahan Susu Siap Alokasikan US$ 340 Juta
Jakarta, 8 Desember 2015 - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima
minat investasi serius di sektor peternakan terintegrasi dengan pengolahan susu
dengan nilai investasi sebesar US$ 340 juta (atau sekitar Rp 4,59 triliun dengan kurs Rp
13.500) untuk pengembangan fasilitas pabriknya di Indonesia. Pada tahap awal,
investor tersebut telah membangun pabrik di Malang senilai US$ 15 juta yang siap
beroperasi di pertengahan tahun 2016.
Salah satu perhatian utama dari perusahaan adalah perlunya peraturan pemerintah
untuk mendorong penyerapan susu dari hasil peternak sapi perah lokal sehingga
investasi pengolahan susu yang dilakukan dapat berdampak positif pada kesejahteraan
peternak susu lokal.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa minat investasi yang telah
disampaikan ke BKPM cukup strategis, di antaranya mengurangi impor hingga US$ 37,2
juta di tahun ke-10, meningkatkan ekspor hingga US$ 615 juta selama 10 tahun. Franky
menambahkan, dari sisi ketahanan pangan, minat investasi yang dilakukan juga akan
berdampak positif pada peningkatan ketersediaan susu dalam negeri dari sebelumnya
19,5% menjadi 40%.
Franky menambahkan, perusahaan juga memiliki perhatian terhadap kesejahteraan
peternak sapi perah lokal. Berdasarkan kalkulasi yang dilakukan investor, kata Franky,
produksi peternak sapi perah lokal melalui Koperasi Unit Desa (KUD) juga akan
meningkat menjadi 1,42 miliar liter dengan melibatkan 71 ribu peternak sapi perah
lokal.
"BKPM senantiasa mendorong setiap investasi yang masuk mampu memberikan nilai
lebih ke masyarakat. Termasuk sektor ini dapat memberikan manfaat bagi peternak
sapi," ujar Franky dalam keterangan resmi kepada pers, hari ini (8/12).
Salah satu kepedulian utama dari investor, menurut Franky adalah perlunya peraturan
pemerintah untuk mendorong penyerapan susu dari hasil peternak sapi perah lokal
sehingga investasi pengolahan susu yang dilakukan dapat berdampak positif pada
kesejahteraan peternak susu lokal. Kebijakan menyerap susu lokal diharapkan bisa
membantu naiknya harga beli susu ke KUD. "Posisi saat ini harga di Tiongkok setara
dengan Rp 8.500 per liter," ungkapnya.
Menurut Franky, pola semacam ini sudah diterapkan di sektor daging sapi, di mana
dalam Peraturan Menteri Pertanian 139 Tahun 2014 importir harus melakukan
penyerapan sapi daging lokal sebesar 3% untuk importir dan 1,5% untuk produsen.
Industri pengolahan susu termasuk dalam industri substitusi impor yang menjadi
prioritas BKPM. Saat ini, BKPM menetapkan sektor prioritas investasi di antaranya
infrastruktur, industri padat karya, pertanian, industri substitusi impor, industri
pengolahan ekspor, maritim, hilirisasi pertambangan serta pariwisata dan kawasan
industri.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
HP: 08161946825
E-mail: [email protected]
Download