MANAJEMEN WAKTU Manajemen Waktu Pendahuluan: Manusia membuat rencana di dalam suatu batasan waktu, menengok ke belakang melampaui rentang waktu tertentu, dan menetapkan sasaransasaran yang harus dicapai dalam suatu periode waktu. Waktu dapat mempermudah pencapaian tujuan, atau dapat pula menjadi penghalang kuat dalam mencapai tujuan. Waktu dapat membuat seseorang gugup dalam keadaan tertentu dan membuat orang tersebut santai di lain keadaan. Kehidupan dijalani menurut jadwal waktu. Meskipun demikian, waktu tidak mengatur manusia, manusialah yang seharusnya mampu mengendalikan waktu dengan cara mengelola kegiatan dengan baik. Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari, tetapi ternyata hanya sedikit saja yang merasa mempunyai cukup waktu. Apakah anda juga sering mengatakan “Andaikan satu hari itu lebih dari 24 jam?”. Tidak seorangpun yang mempunyai tambahan waktu lebih dari 24 jam, tidak juga bagi seorang Presiden ataupun Profesor. Tetapi mengapa prestasi seseorang berbeda-beda? Kuncinya adalah efisiensi waktu dan anda akan mencoba melakukannya saat ini. Pertemuan ini akan membantu peserta: Mengenal konsep manajemen waktu; Mengenai konsep penting dan urgen; Melakukan diagnosis diri sendiri: matriks manajemen waktu; dan Memulai perubahan manajemen kegiatan. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 1 MANAJEMEN WAKTU Latihan: Marilah kita merenung sejenak, bersikap jujur, dan mencoba memikirkan pernyataan-pernyataan berikut ini. “Andaikan satu hari itu lebih dari 24 jam” Seharusnya pekerjaan ini sudah saya selesaikan minggu ini, tetapi saya terlalu sibuk, tidak ada waktu lagi. Minggu depan saja saya kerjakan. Saya ingin sekali dapat melakukan hal-hal baru di organisasi saya, tetapi ............ Andaikan saya tidak perlu mengikuti pertemuan ini, pasti saya sudah bisa melakukan hal-hal yang lain. Menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru sambil berkeluh kesah “Mengapa tidak kemarin-kemarin mengerjakannya, pasti hasilnya lebih baik” Gara-gara si A menceritakan rencananya secara panjang lebar pada saya, target saya menyelesaikan makalah ini tidak tercapai. Saya sudah berusaha menyelesaikan pekerjaan saya dengan cepat, tetapi masih juga saya merasa kurang waktu. Saya ingin meluangkan lebih banyak waktu bagi keluarga saya. Saya hanya bisa menyelesaikan pekerjaan saya dengan cara lembur. Saya seharusnya meluangkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan strategi pertemuan saya dengan Bupati, tetapi selama satu minggu berturut-turut saya harus mengikuti lokakarya. Saya kehabisan waktu. Kalau saja saya punya waktu luang lebih banyak, saya ingin sekali mengerjakan ................................ Mengapa muncul komentar-komentar di atas? Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 2 MANAJEMEN WAKTU FILOSOFI WAKTU DAN KOMPAS Pada dasarnya, hidup manusia diatur oleh 2 kekuatan yang dapat berjalan selaras ataupun saling bertentangan. Kedua kekuatan tersebut adalah waktu dan kompas. Waktu menunjukkan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan, volume komitmen, dan alokasi jadwal, sedangkan kompas mewakili visi, nilainilai yang diacu, prinsip, dan tujuan hidup. Seseorang mungkin saja mempunyai tujuan hidup yang sangat mulia, namun kehilangan waktu untuk mencapai cita-cita tersebut; atau bekerja secara sangat efisien namun merasa kehilangan arah. Faktor kekuatan mana yang lebih mendominasi kegiatan anda? Renungkanlah 2 pertanyaan berikut ini: Apa tugas Direktur Rumahsakit atau Dokabu, yang saudara anggap paling vital bagi organisasinya? Berapa banyak waktu yang anda curahkan bagi kegiatan tersebut? Apabila anda menemukan kesenjangan-kesenjangan pada jawaban antara kedua pertanyaan tersebut, maka anda telah membuat keputusan yang tepat untuk mengikuti lokakarya ini. Apabila sedikit timbul kesenjangan, maka anda termasuk dalam kelompok “elite” yang menganggap waktu sebagai aset pribadi yang terbesar, dan oleh karenanya perlu diinvestasikan sejak dini. Generasi-generasi dalam manajemen waktu Kesenjangan-kesenjangan yang muncul antara yang “seharusnya” dengan yang “sesungguhnya” menciptakan berbagai pendekatan manajemen dalam hal manajemen waktu. Setidaknya terdapat 3 generasi dalam manajemen waktu dengan karakteristik sebagai berikut: Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 3 MANAJEMEN WAKTU Generas i Karakteristik Kekuatan Kelemahan Pertama Prinsip “reminder”, yai-tu catatan-catatan dan ceklis kegiatan yang harus dilakukan, agar tidak lupa. Apabila seluruh kegiatan tidak dapat dilakukan hari ini, maka kegiatan tersebut dimasukkan dalam kegiatan esok hari-nya. Prinsip “perencanaan dan persiapan”. Ciri-cirinya adalah membawa kalender dan buku janji untuk efisiensi, tanggung jawab individu, pencapaian tujuan, perencanaan, dan pen-jadwalan kegiatan mendatang. Yang termasuk generasi ini akan membuat janji, menulis komitmen, menulis deadline, tempat pertemuan,dll. Terkadang Kemampuan beradaptasi terhadap kegiatan yang mendadak Lebih responsif terhadap orang lain Tidak terlalu kaku Tidak terlalu stres Catatan “yang harus dikerjakan” Tidak ada struktur yang nyata Komitmen terhadap orang lain dilupakan Sedikit yang dapat dicapai Bergerak dari krisis ke krisis, oleh karena melupakan struktur dan jadwal Yang utama adalah apa yang ada di depan anda Mempunyai catatan janji dan komitmen Banyak kegiatan yang dapat dicapai melalui perencanaan Pertemuan dan penya-jian yang lebih efektif karena melakukan per-siapan Mengakibatkan jadwal yang sangat padat, melebihi kemampuan Mengarah ke apa yang diinginkan, bukannya yang dibutuhkan Cara berpikir dan bertindak yang individual, orang lain merupakan hambatan Yang utama adalah kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan Kedua Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 4 MANAJEMEN WAKTU Ketiga dengan cara komputerisasi Prinsip “perencanaan, pemrioritasan, dan pengendalian”. Generasi ini mengalokasikan waktu untuk klarifikasi prioritas kegiatan. “Apa yang ingin saya per-oleh?”. Prioritas ditetapkan setiap hari, baik secara manual maupun menggunakan “electronic organizer”. Ada tanggung jawab terhadap hasil kegiatan Berkaitan dengan nilai Menterjemahkan nilainilai ke dalam tujuan dan tindakan Meningkatkan produktivitas dengan cara perencanaan dan penetapan prioritas Meningkatkan efisiensi Berfungsi sebagai struktur Memperkuat keterampilan manajemen waktu dan diri sendiri Merasa terkendali vs mengendalikan orang lain Nilai tidak selalu sejalan dengan prinsip realita Mengakibatkan rasa bersa-lah, terlalu ba nyak program, dan peran yang tidak seimbang Terlalu banyak kegiatan yang melebihi kapasitas, dan orang lain diperlakukan sebagai “mesin” Kaku, kurang spontan Yang utama tergantung dari urgensi dan nilai-nilai Meskipun telah mengalami 3 perubahan generasi, prinsip-prinsip manajemen waktu di atas baru berhasil menjawab pertanyaan: Apakah kita telah melakukan kegiatan dengan baik? Namun demikian, pendekatan di atas tetap saja belum mampu menjawab pertanyaan yang paling utama berikut ini: Apakah kita telah melakukan kegiatan yang seharusnya kita lakukan? Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 5 MANAJEMEN WAKTU Latihan: Isilah ceklis berikut ini dengan sejujurnya, dengan cara melingkari angka yang sesuai: 0 Hampir tidak pernah 1 Kadang-kadang 2 Sering 3 Hampir selalu CARA ANDA MENGELOLA WAKTU 1. Setiap hari saya menyisihkan sedikit waktu untuk merencanakan dan memikirkan pekerjaan saya. 2. Saya menetapkan sasaran spesifik dan tertulis serta batas waktunya. 3. Saya membuat “daftar harian” yang harus dikerjakan, mengatur masalah dalam urutan kepentingannya dan berusaha melakukan yang terpenting secepat mungkin. 4. Saya mengetahui peraturan 80-20 dan saya gunakan dalam pekerjaan saya. (Peraturan 80-20 menyatakan bahwa 80% waktu digunakan untuk mencapai 20% hasil yang positif; atau sebaliknya, 20% waktu digunakan untuk memproduksi 80% hasil yang positif). 5. Saya memakai rencana yang longgar untuk menghadapi krisis dan hal yang tidak terduga 6. Saya mendelegasikan apa saja yang dapat saya delegasikan kepada orang lain. 7. Saya mencoba menangani setiap carik kertas hanya sekali, 8. Saya makan siang sekadarnya saja supaya tidak mengantuk setelah makan. 9. Saya berusaha aktif untuk mencegah gangguan yang dapat mengacaukan hari kerja saya (misalnya telepon, tamu, rapat, dll). 10. Saya mampu berkata “tidak” atas permintaan orang lain untuk mencegah ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) 0 3 1 2 0 3 1 2 0 3 1 2 0 3 1 2 0 3 1 2 0 3 1 2 0 3 0 3 1 2 1 2 0 3 1 2 0 3 1 2 HALAMAN 6 MANAJEMEN WAKTU Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 7 MANAJEMEN WAKTU Silakan membuka halaman ini, apabila anda telah selesai mengisi ceklis di halaman sebelumnya. Kunci: Untuk menghitung skor anda, berikanlah: nilai 3 untuk kategori hampir selalu nilai 2 untuk kategori sering nilai 1 untuk kategori kadang-kadang nilai 0 untuk kategori hampir tidak pernah Jumlah semua nilai dan interpretasikan skor anda sebagai berikut: 0 -15 15-20 20-25 25-27 28-30 Berpikirlah untuk mulai mengelola waktu Anda sudah berbuat baik, tingkatkan lagi Sangat baik Unggul Anda tidak jujur! Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 8 MANAJEMEN WAKTU ANTARA URGENSI DAN KEPENTINGAN Menginjak pada hari pertama, kedua, ketiga……dstnya pelatihan jarak-jauh ini, apakah anda pernah merasakan hal-hal di bawah ini? Bersikaplah jujur terhadap diri anda sendiri, oleh karena hanya andalah yang mengetahui jawabannya. Andaikata saya tidak mengikuti kursus ini, saya dapat banyak menyelesaikan pekerjaan di kantor yang harus segera saya tangani, mulai dari rapat dengan Bupati, persiapan peringatan 17 Agustus, penjelasan mengenai DIP, hingga laporan kegiatan proyek. Saya tidak dapat berkonsentrasi penuh. Secara tidak saya sadari saya terbayang pekerjaan di kantor. Bagaimana saya dapat berpikir jauh ke depan, kalau pekerjaan saya 3 hari terakhir ini saja belum dapat saya selesaikan. Pernyataan-pernyataan di atas mengandung 2 unsur yang dilematik, yaitu antara urgensi dan kepentingan. Sesuai yang urgen, belum tentu penting. Demikian pula sebaliknya. Hal-hal yang dapat dikategorikan urgen misalnya menjawab telpun, menemui tamu, menghadiri rapat mendadak, dan sebagainya. Sedangkan hal-hal yang penting misalnya menyusun perencanaan stratejik, membangun aliansi, mencari peluang baru, mengembangkan diri sendiri, dan seterusnya. Apakah mendahulukan hal-hal yang urgen selalu berarti buruk? Jawabannya adalah tidak, apabila hal tersebut tidak berarti mengesampingkan hal-hal yang penting. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 9 MANAJEMEN WAKTU Matriks Manajemen Waktu Urgen Penting I Tidak urgen II Krisis Masalah yang menekan Mengejar deadline, pertemuan, persiapan Tidak penting III Persiapan Pencegahan Klarifikasi nilai Perencanaan Membangun aliansi Rekreasi yang positif Pemberdayaan IV Interupsi, telepon Surat, laporan Pertemuan Masalah yang menekan Kegiatan yang umum Banyak pekerjaan Surat yang tidak penting Telepon Pembuang waktu Kegiatan “melarikan diri” Latihan: Pertanyaan yang menarik untuk disimak adalah apakah anda termasuk kelompok yang gaya hidupnya didominasi oleh kekuatan “urgensi” ataukah didorong oleh “kepentingan”?. Isilah ceklis berikut ini dengan melingkari angka yang sesuai: 0 Tidak pernah 2 Kadang-kadang 4 Selalu Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 10 MANAJEMEN WAKTU INDEKS URGENSI 1. Pekerjaan dapat saya selesaikan dengan baik apabila saya dikejar waktu 2. Apabila saya tidak dapat meluangkan waktu untuk diri saya sendiri, saya seringkali menyalahkan kegiatan lain yang menekan dan membuat saya terburu-buru 3. Saya seringkali frustasi oleh karena lingkungan yang sangat lamban. Saya benci menunggu. 4. Saya merasa bersalah apabila saya mengambil cuti atau tidak masuk kantor. 5. Saya selalu terburu-buru, dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. 6. Saya seringkali menyadari bahwa saya menolak orang lain mendekati saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya. 7. Saya merasa sangat cemas apabila saya tidak mengetahui kegiatan di kantor selama lebih dari beberapa menit. 8. Saya seringkali memikirkan pekerjaan lain ketika saya melakukan suatu pekerjaan. 9. Saya merasa sangat baik ketika menghadapi situasi yang krisis 10. Produksi adrenalin akibat suatu krisis sangat memuaskan dibandingkan pencapaian bertahap terhadap hasil jangka panjang 11. Saya seringkali mengorbankan waktu yang produktif dengan orang lain untuk menangani krisis 12. Saya berasumsi bahwa orang lain dengan sendirinya akan memahami saya bila saya mengecewakan mereka oleh karena harus menangani suatu krisis. 13. Saya bergantung pada kegiatan menyelesaikan masalah yang krisis untuk memberi kesan bahwa hari ini telah saya isi dengan kegiatan yang bermakna 14. Saya seringkali makan siang atau makan snack sambil bekerja 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 15. Saya terus berpendapat bahwa suatu hari nanti saya akan mampu melakukan pekerjaan yang benar-benar ingin saya lakukan Jumlahkan skornya, dengan interpretasi sebagai berikut: Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 11 MANAJEMEN WAKTU 0 -25 26-45 46+ Orientasi terhadap urgensi rendah Orientasi terhadap urgensi tinggi Adiktif terhadap urgensi Bagaimana skor anda? Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 12 MANAJEMEN WAKTU Kalau skor anda tinggi, anda tidak perlu berkecil hati, namun mulailah menata kembali kegiatan anda. Orientasi yang tinggi terhadap urgensi berarti bahwa kita akan berespons cepat terhadap segala hal yang memerlukan perhatian segera. Dengan kata lain, indikator yang terutama dalam urgensi adalah waktu. Contohnya adalah telpun, tamu yang datang, staf yang ingin mendiskusikan suatu masalah yang urgen di lapangan, dan sebagainya. Mengapa kekuatan ke arah urgensi ini dapat mengganggu? Bayangkan apabila anda sedang dalam proses menulis laporan, dan disamping meja anda telpon berdering-dering tak henti-hentinya. Sebagai manusia biasa, tentunya kita tidak tahan akan dering telepon, dan akan mengangkatnya dan berbicara dengan si penelpon dengan senang hati dan mungkin panjang lebar. Bagaimana apabila gangguan tersebut lebih dari 2-3 kali? Berikut adalah ilustrasi nyata bagaimana gangguan sesaat bisa menimbulkan dampak yang panjang. “Gangguan satu menit itu minimal akan melibatkan hal-hal tersebut di bawah ini: (1) berpikir tentang apa yang terakhir anda kerjakan; (2) pikiran anda berpindah gigi dari rasa emosi karena gangguan tersebut kemudian memikirkan apa yang ditanyakan oleh si pengganggu; (3) waktu untuk bereaksi secara koheren, berusaha menutupi gelombang emosi; (4) mendengarkan pertanyaan kedua dan ketiga dan/atau komentar dari pengganggu (5) memberi reaksi lagi sambil dalam hati berjanji untuk tidak membiarkan hal ini terulang lagi, bahkan mungkin sambil menyalahkan staf anda; (6) mengucapkan selamat jalan dan menekankan betapa menyenangkan untuk dapat berbincang-bincang lagi, yang dengan mudah membuat perjanjian atau undangan untuk datang dalam jam-jam kerja biasa; (7) minum kopi untuk menenangkan syaraf anda; (8) duduk dan berusaha mengingat apa yang sedang dikerjakan sebelum terjadinya gangguan itu dan sampai di mana anda menangani masalah tersebut. Total, gangguan ini paling tidak akan memakan waktu 30 menit, belum termasuk biaya gangguan sistem saraf anda yang tidak dapat dihitung” (Lynne, 1994). Kekuatan kedua bersumber pada kepentingan. Disebut penting oleh karena berkaitan dengan hasil yang dicapai, menunjang misi dan visi organisasi. Organisasi yang berorientasi pada rencana stratejik akan senantiasa memiliki individu-individu yang memberi prioritas tinggi pada kekuatan “kepentingan”. Prinsip Pareto Prinsip Pareto, adalah suatu prinsip sederhana yang dapat mengilustrasikan proporsi kegiatan-kegiatan yang urgen dan yang penting. Nama Pareto Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 13 MANAJEMEN WAKTU diambil dari nama seorang ahli ekonomi dan sosiologi Italia pada abad 19, Vilfredo Pareto, yang menyatakan bahwa secara relatif sejumlah kecil hal, tugas, atau perilaku dalam kelompok adalah penting (MacKenzie, 1972). Juran (1964) menyebut hal-hal tersebut "sedikit tapi penting" dan hal-hal pelengkapnya disebut "banyak tapi sepele". Prinsip Pareto adalah suatu cara untuk memperlihatkan bahwa biasanya masalah situasional yang banyak tapi sepele membutuhkan 80% waktu kelompok untuk memproduksi 20 % hasil positif. Sebaliknya, masalah atau situasi yang sedikit tapi penting memakai 20% waktu yang ada untuk memproduksi 80% hasil yang positif. Prinsip ini diterapkan di bidang keperawatan, misalnya dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasaan pasien. Sistem keperawatan, selain kesiapan di atas rata-rata untuk melaksanakan tugas ini, membutuhkan kesadaran yang tinggi dan struktur yang rendah. Mereka mengidentifikasi 20 intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Ketika Prinsip Pareto diterapkan, ternyata 4 dari 20 intervensi yang ada secara umum dapat menyebabkan 80% perubahan yang terjadi pada pasien, setelah intervensi ini dilaksanakan dan dievaluasi. Intervensi-intervensi lainnya hanya memberikan sedikit hasil dalam hal efektivitas beaya. Waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang memberi hasil rendah, atau penyia-nyiaan waktu, dapat disalurkan untuk melakukan intervensi dengan hasil yang lebih tinggi terhadap masalah lain, yang juga berprioritas tinggi tapi dalam tingkat yang berbeda. Gambar. 1 menggambarkan proses prioritas ini. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 14 MANAJEMEN WAKTU Hasil Satuan unit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sedikit tapi penting 20% waktu yang ada 80% hasil positif banyak tapi sepele 80% waktu yang tersedia 20% hasil Rasio Usahahasil 1:4 4:1 saluran yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang memberi hasil yang lebih tinggi Gambar 1 Proses prioritas menggunakan Prinsip Pareto Bagi organisasi yang kinerjanya, tinggi, kalau kita kembali ke 4 kuadran manajemen waktu, maka gambaran yang ideal adalah sebagai berikut (huruf kecil menunjukkan organisasi pada umumnya): Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 15 MANAJEMEN WAKTU Urgen Penting I Tidak urgen II 20-25% 25-30% Tidak penting III 65-80% 15% IV 15% 50-60% < 1% 2-3% MENGARAH KE KUADRAN II MANAJEMEN WAKTU Apakah anda sudah mulai tergugah untuk menata kembali segala sesuatu yang berkaitan dengan hidup anda? Apakah anda ingin mencoba menjadi seseorang yang berorientasi pada kuadran II? Bila ya, berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Mengidentifikasi peran Tuliskan seluruh peran-peran yang anda lakukan dalam 7 hari berikut, baik yang berkaitan dengan keluarga, pekerjaan, kegiatan di masyarakat, atau diri anda sendiri. 2. Menuliskan tujuan Sebutkan maksimal 3 hal penting untuk setiap peran yang ditulis pada langkah 1. Tujuan ini didasarkan atas tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam waktu 7 hari. 3. Menyusun jadwal Buatlah jadwal untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Anda dapat menggunakan sistem blok waktu atau menetapkan waktu-waktu tertentu untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Sebagai contoh, kalau membaca artikel merupakan tujuan yang penting dalam minggu depan, maka anda dapat menyusun blok waktu, misalnya hari Senin, jam 08.00 11.00, atau menetapkan waktu-waktu terbaik untuk membaca, misalnya 1 jam sehari, 08.00 - 09.00. 4. Mengadaptasi menjadi kegiatan harian Setelah menetapkan peran, tujuan, dan jadwal waktu dalam satu minggu, maka kegiatan harian lebih merupakan fungsi penetapan prioritas kegiatan, Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 16 MANAJEMEN WAKTU kepatuhan terhadap aktivitas yang telah direncanakan dan pemberian respons terhadap hal-hal yang mungkin di luar dugaan. Keempat kegiatan tersebut dapat tertuang dalam lembar isian berikut ini: (lihat buku 7 kebiasaan, halaman 158-159). Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 17 MANAJEMEN WAKTU Latihan: Identifikasi peran dan tujuan untuk masing-masing peran dalam 1 minggu mendatang Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 18 MANAJEMEN WAKTU TIPS-TIPS DALAM MANAJEMEN WAKTU 1. Jenis Waktu Ada dua kategori waktu: waktu untuk keahlian khusus dan waktu manajemen. Waktu untuk keahlian khusus melibatkan pertanggungjawabanpertanggungjawaban yang hanya dapat dicapai sendiri. Hal ini tidak mengesampingkan adanya kebutuhan masukan dari orang lain, seperti yang diperlukan untuk tugas tersebut. Secara sederhana ini berarti bahwa aktivitas yang dilakukan biasanya dilakukan oleh manajer. Supervisi perawat mungkin menganggap penyusunan pegawai, penetapan tujuan-tujuan jangka panjang, dan/atau persiapan rencana untuk pertemuan perawat bangsal yang akan datang sebagai hal-hal yang membutuhkan keahlian khusus. Harap diingat bahwa penggolongan aktivitas-aktivitas dalam kategori tersebut bersifat relatif, sesuai dengan kekhasan sistem dan kebutuhannya. Waktu manajemen adalah waktu yang digunakan bersama atau diberikan kepada anggota lain dalam suatu sistem. Hal ini melibatkan beberapa tingkatan interaksi antara dua ataupun lebih banyak orang. Waktu manajemen dapat dibagi menjadi waktu untuk memberi respon dan waktu untuk menentukan. Waktu untuk memberi respon umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti berbicara di telepon karena menerima telepon atau menelpon kembali, mendapat kunjungan kantor, menghadiri pertemuan, dan mengadakan kontrol keliling. Waktu untuk menentukan adalah waktu yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas yang mengharapkan atau membutuhkan suatu respon tetapi pemimpin memiliki pilihan untuk memutuskan keharusan bertindak sesuai dengan permintaan. Waktu yang tersedia dapat lebih digunakan untuk melakukan kegiatan lain. 2. Komitmen Pribadi untuk Bertambah Baik Berapa orang psikiatriskah yang dibutuhkan untuk mengganti bola lampu 60 watt? Jawabannya adalah "hanya satu, tetapi bola lampunya harus berkemauan". Jawaban ini dangkal tapi benar. Brown (1980) menyebut komitmen pribadi terhadap penghematan waktu sebagai sine qua non. Jadi, periksalah diri anda sendiri. Mereka yang tertarik harap meneruskan membaca. Mereka yang menemukan ketidakmauan sebaiknya mencoba mencari sebabnya dan berusaha merubah ketidakmauan menjadi kemauan, kemudian teruslah membaca. McConnell (1983) menekankan bahwa untuk menjadi manajer yang efektif bagi orang lain, seoarang pemimpin harus menjadi manajer yang efektif bagi dirinya sendiri, melalui usaha pribadi. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 19 MANAJEMEN WAKTU 3. Belajar Berkata Tidak Bacalah buku berjudul When I Say No, I Feel Guilty yang dikarang oleh Smith (1985). Seseorang selalu memiliki prioritas berupa hal-hal yang perlu, yang harus dikerjakan oleh orang lain. Di Rumah Sakit, jumlah "seseorang" ini banyak sekali. Manajer harus membedakan hal-hal yang penting dari yang tidak penting, atau tugas dengan hasil tinggi dari yang hasilnya rendah. Kemudian katakan tidak kepada kategori yang kedua serta ya kepada yang pertama. Hal ini harus dapat dilakukan tanpa perasaan bersalah atau emosi kekalahan diri lainnya. 4. Mencatat Penggunaan Waktu "Time Analysis Worksheet" adalah salah satu cara untuk menentukan cara penggunaan waktu dan untuk apa waktu digunakan. Ini meningkatkan kesadaran perilaku seseorang dengan jalan merubah hal yang abstrak menjadi nyata. "Time Log", yang juga ditemukan dalam latihan, dapat digunakan untuk tujuan yang sama. 5. Melawan versus Mencegah Api Graf (1986) menjelaskan bahwa memerangi api adalah bereaksi terhadap apapun yang terjadi, ibaratnya seperti meminyaki roda yang berderit. Hal ini perlu dilakukan jika perencanaannya jelek. Pencegahan api melibatkan perencanaan kontigensi, yaitu melihat ke depan dan bertanya, "apakah yang dapat dilakukan sekarang untuk mencegah terjadinya masalah di masa yang akan datang?" Tentu saja, mencegah api dapat berubah menjadi parasit baik di dalam maupun terhadap dirinya sendiri. Jadi simpanlah energi yang cukup di bidang ini untuk memastikan bahwa hasil yang didapat cukup memuaskan. 6. Waktu Terbaik Kebanyakan orang memiliki porsi tertentu dari harinya yang mereka sadari sebagai "waktu terbaik". Selama jangka waktu ini, mereka bekerja sebaik mungkin, dan pekerjaan biasanya dengan mudah dapat diselesaikan. Temukanlah blok waktu ini dan gunakan gantungan peringatan "jangan ganggu " di luar pintu, tolak telepon yang masuk, jangan adakan jadwal pertemuan, dan lain sebagainya. Mungkin ini merupakan waktu penyelesaian 80 % kerja anda, jadi lindungilah waktu ini. 7. Mencegah Gangguan Keramahan selalu diperlukan, tetapi tidak seharusnya dikacaukan dengan kebutuhan untuk memberikan perhatian penuh terhadap telepon atau kunjungan-kunjungan. Seorang manajer dapat melakukan "kebijaksanaan Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 20 MANAJEMEN WAKTU pintu terbuka" ketika diputuskan bahwa pintu memang seharusnya terbuka, tetapi pasti bukan pada saat waktu terbaik kita. Para pengunjung seharusnya dapat dicegah. Cukup katakan sesekali, "Saya akan berbicara dengan anda setelah saya tidak sedang dalam suatu pekerjaan. Kita dapat menjadwalkan bertemu di...." Seseorang yang bertipe suka mampir pasti akan mengerti maksud anda setelah sindiran pertama atau kedua seperti itu. Berbicaralah dengan para pengunjung yang mampir secara berdiri dan berada di luar kantor, bila memang memungkinkan. Ini merupakan halangan bagi gangguan yang tidak menyenangkan dari pengunjung. Hadapi pula kemungkinan adanya pengganggu yang "sadar ini bukanlah jam kantor yang umum tetapi hanya membutuhkan satu menit saja untuk pertanyaan yang 'kilat'". Skenarionya mungkin akan menjadi demikian. Telepon adalah suatu bentuk piranha yang lain karena ia dapat berdering kapan saja, dan bahkan kadang-kadang suara deringnya saja sudah sangat mengganggu. Jika memungkinkan, perintahkan kepada sekretaris anda untuk menyaring telepon yang masuk berdasarkan "respon segera dibutuhkan" dan "respon dapat ditunda". Tangani telepon yang mendesak dan aturlah jam-jam menelepon untuk menjawab telepon yang lain. Jika dapat, mintalah sekretaris menghentikan telepon dan mentransfernya kepada yang menelepon. Daftar pemboros waktu utama: 1. Gangguan telepon 2. Tamu yang datang tanpa perjanjian 3. Rapat (baik yang terjadwal maupun tidak) 4. Saat genting 5. Tidak adanya tujuan, prioritas, dan rencana 6. Meja yang semrawut dan disorganisasi pribadi 7. Pendelegasian tidak efektif dan keterlibatan dalam pekerjaan rutin dan terinci 8. Mencoba terlalu banyak jalan dan perkiraan waktu yang tidak wajar 9. Tidak jelasnya komunikasi atau instruksi 10. Informasi yang tidak cukup, terlambat 11. Keraguan dan penundaan 12. Tidak mampu mengatakan tidak 13. Tanggung jawab dan wewenang yang membingungkan 14. Tidak menyelesaikan tugas 15. Tidak adanya disiplin-diri Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 21 MANAJEMEN WAKTU 8. Mengatur Pertemuan Hukum Kedua Parkinson menyatakan bahwa "manusia cenderung menghabiskan waktu dan usahanya untuk tugas-tugas yang terbalik dengan kepentingan mereka" (diambil dari MacKenzie, 1972, hal. 107). MacKenzie (1972) dan pengarang menawarkan beberapa peraturan agar dapat lebih memanfaatkan pertemuan-pertemuan. 1. Mulailah pada waktunya, beri peringatan hanya pada saat pertama. 2. Akhiri pada waktunya. 3. Kembangkan suatu rencana dan edarkan kepada para peserta sebelum pertemuan dimulai. 4. Hanya orang-orang yang dibutuhkan saja yang boleh menghadiri pertemuan. 5. Kumpulkan informasi sebelum pertemuan, dan ringkaslah selama pertemuan. 6. Taati terus rencana pertemuan, hindari gangguan, singkirkan gangguan dari rencana semula. 7. Batasi waktu yang digunakan untuk membahas suatu rencana tertentu, lanjutkan pertemuan sehingga tercapai tujuannya. 8. Aturlah lingkungan yang nyaman, tetapi jangan terlalu nyaman sehingga orang lain justru memilih untuk tetap berada disana daripada di tempat lain. 9. Hal-hal yang secara alami merupakan suatu komunikasi satu arah lebih baik diketik dan disebarkan, bukan diumumkan secara verbal. Pilihan terakhir ini hanya membuang-buang waktu saja. 10. Perintahkan sekretaris membuat dan menyebarkan laporan hasil pertemuan dalam jangka waktu satu minggu dari tanggal pertemuan diadakan. Laporan ini seharusnya mencatat masalah-masalah yang ada dan keputusannya. Laporan singkat tentang poin-poin diskusi dapat disertakan. Jika laporan berupa catatan kata perkata dalam pertemuan tersebut, maka sebenarnya sekretaris hanya membuangbuang waktu saja, demikian pula mereka yang membacanya. 9. Membangun Perangkap Waktu Dalam The Time Trap, MacKenzie (1972) mencakup lampiran tentang penyia-nyiaan waktu yang paling sering ditemui, masalah, dan kemungkinan penyelesaiannya. Daftar ini tidak lengkap, namun jelas dapat membantu. Bagaimana membangun perangkap waktu Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 22 MANAJEMEN WAKTU Penyia-nyia waktu Kurangnya perencanaan Sebab-sebab yang mungkin Kegagalan melihat keuntungan Orientasi tindakan Kesuksesan tanpa rencana Kurangnya prioritas Kurangnya sasaran dan tujuan Komitmen yang berlebih Minat luas Kebingungan menentukan prioritas Kegagalan menetapkan prioritas Manajemen krisis Kurangnya perencanaan Perkiraan waktu yang tidak masuk akal Orientasi masalah Kecanggungan bawahan mengabarkan berita buruk Ketergesaan Ketidaksabaran menghadapi rincian Reaksi terhadap persoalan yang mendesak Kurangnya perencanaan ke depan Mengusahakan terlalu banyak dalam waktu yang terlalu pendek Pemecahan Memahami bahwa perencanaan membutuhkan waktu, tetapi pada akhirnya menghemat waktu Tekankan pada hasil, bukan aktivitas Sadarilah bahwa kesuksesan seringkali terjadi dengan metode, bukan karena metode Tuliskan sasaran dan tujuan Diskusikan prioritas dengan bawahan katakan tidak Letakkan yang utama terlebih dahulu Kembangkan filosofi waktu Hubungkan prioritas dengan jadwal kejadian Aplikasikan pemecahan yang sama seperti pada masalah kurangnya perencanaan Tambahkan sedikit waktu Beri waktu untuk gangguan Berorientasilah pada kesempatan Anjurkan transmisi informasi secara cepat sebagai hal pokok bagi tindakan korektif sewaktuwaktu Membutuhkan waktu untuk dapat menguasainya. Selamatkan waktu anda agar tidak mengerjakannya secara berlebihan Bedakan hal-hal yang mendesak dari hal-hal yang penting Perencanaan membutuhkan waktu. Tapi pengembaliannya lebih banyak lagi Lakukan lebih sedikit usaha. Perbanyak delegasi Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 23 MANAJEMEN WAKTU Penyia-nyia waktu Kertas kerja dan membaca Sebab-sebab yang mungkin Ledakan pengetahuan Komputerisasi Kegagalan menyaring Rutinitas dan hal-hal sepele Kurangnya prioritas Pengawasan yang berlebih terhadap bawahan Pengunjung Penolakan untuk mendelegasikan; merasa lebih aman jika mengetahui detil operasional Kesenangan akan sosialisasi Tidak mampu mengatakan ‘tidak’ Telepon Pertemuanpertemuan Kurangnya disiplin diri Keinginan untuk selalu mendapat informasi dan dilibatkan Takut bertanggung jawab untuk membuat keputusan Keragu-raguan Komunikasi yang berlebih Kepemimpinan yang jelek Pemecahan Membaca secara selektif Belajar membaca cepat Kuasai data komputer tanpa kecuali Ingatlah prinsip Pareto. Delegasikan membaca kepada bawahan Tetapkan sasaran dan konsentrasikan. Delegasikan yang tidak perlu Delegasi, kemudian berilah bawahan ruang lingkup. Lihat hasilnya, bukan rincian ataupun metodenya Sadarilah bahwa tanpa adanya pendelegasian, sulit menyelesaikan pekerjaan dengan orang lain Lakukan di tempat lain. Temui pengunjung di luar kantor. Jika perlu, ajaklah makan siang. Lakukan pertemuan berdiri Lakukan penyaringan. Katakan tidak. Tunjukkan sikap tidak bersedia. Terapkan kebijaksanaan pintu terbuka Lakukan penyaringan dan menelepon dalam kelompok Jangan terlibat dalam hal-hal yang tidak perlu. Aturlah dengan pengecualian Buat keputusan tanpa perlu mengadakan pertemuan Buat keputusan walaupun tidak tersedia beberapa fakta Cegahlah pertemuan-pertemuan yang tidak perlu. Adakan pertemuan hanya jika dibutuhkan Gunakan rencana. Tetap pada subyek. Siapkan laporan singkat Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 24 MANAJEMEN WAKTU sesegera mungkin Penyia-nyia waktu Keraguraguan Kurangnya pendelegasian Sebab-sebab yang mungkin Kurangnya kepercayaan terhadap fakta-fakta yang ada Penekanan terhadap setiap fakta, kelumpuhan analisis Pemecahan Tingkatkan pengumpulan fakta dan validkan prosedurnya Terimalah resiko sebagai hal yang menguntungkan. Gunakan kesalahan sebagai proses belajar Ketakutan akan Delegasikan yang benar konsekuensi suatu menjadi salah. Gunakan kesalahan kesalahan sebagai proses belajar Kurangnya proses Kumpulkan data, tetapkan pembuatan sasaran, selidiki alternatif dan keputusan yang konsekuensi negatif yang ada, rasional buatlah keputusan dan laksanakan Ketakutan akan Pelatihan. Biarkan beberapa ketidakmampuan kesalahan terjadi. Adakan bawahan penggantian bila diperlukan Ketakutan akan Delegasi secara penuh. kompetensi bawahan Berikan kredit. Pastikan tumbuhnya kerjasama untuk mempertahankan tantangan Beban kerja bawahan Seimbangkan beban kerja. terlalu besar Bentuk susunan pegawai. Atur kembali prioritas Sumber: Dicetak kembali, atas izin penerbit, dari The Time Trap: Managing your way out, oleh R. Alec MacKenzie, 1972 by AMACOM, bagian dari American Management Associations, hal. 173-176. Daftar ini diambil dari “Troubleshooting Chart for Time Wasters”, dalam Managing time at the top, MacKenzie. New York, The President’s Association, 1970. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 25 MANAJEMEN WAKTU Latihan Analisis-diri pengelolaan waktu Di bawah ini terdaftar sejumlah pertanyaan tentang berbagai jalan untuk mendekati pekerjaan. Jawablah pertanyaan itu dengan mengingat pola kebiasaan khas Anda. Tidak ada orang lain yang akan melihat hasilnya, terkecuali Anda sendiri. Berlakulah jujur. Lihat nilai Anda dalam “pengelolaan waktu”, bandingkanlah dengan orang lain. Hampir tidak pernah Kadang kadang saja Sering Hampir selalu 1. Saya membuat catatan tertulis tentang bagaimana saya menggunakan sebagian besar hari kerja saya 2. Tugas yang paling tidak menyenangkan saya jadwalkan pada saat energi saya sedang dipuncak. 3. Saya meninjau pekerja-an saya kembali dan mendelegasikan kegiatan yang dapat dilakukan sebaik yang dilakukan oleh orang lain. 4. Saya mempunyai waktu untuk menger-jakan apa yang saya hendak kerjakan dan apa yang harus saya kerjakan sehubungan dengan pekerjaan yang harus saya laksanakan. 5. Saya menganalisis pekerjaan saya untuk menentukan bagaimana saya dapat menggabungkan atau menghilangkan kegiatan. 6. Tindakan yang mengarah ke tujuan jangka pendek didahulukan atas tindakan yang mungkin lebih penting dalam jangka waktu lama. 7. Bos saya menugaskan lebih banyak pekerjaan dari yang ia perkirakan dapat saya tangani. 8. Saya menangani tugas jangka pendek (menjawab telepon, membaca korespondensi, dll.) sebelum menangani proyek berjangka wak-tu lama. 9. Saya meninjau kembali urutan kegiatan pekerjaan saya dan membu-at perbaikan di mana perlu. 10. Saya mengatur prioritas tugas berda-sarkan pada pentingnya sasaran tugas. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 26 MANAJEMEN WAKTU 40 PEMBOROS WAKTU Perencanaan Tidak adanya tujuan/prioritas/rencana Krisis manajemen, pengalihan prioritas Mencoba terlalu banyak sekaligus/perkiraan waktu tidak wajar Menunggu pesawat terbang/perjanjian Perjalanan Tergesa-gesa/tidak sabar Organisasi Disorganisasi pribadi/meja yang kacau-balau Tanggung jawab dan wewenang yang membingungkan Usaha ganda Lebih dari satu bos Surat-menyurat/birokrasi/membaca Sistem arsip yang buruk Kemudahan yang tidak mencukupi peralatan Penempatan Staf Staf yang tidak terlatih/tidak mencukupi Terlalu sedikit/terlalu banyak staf Absensi/kelambanan/perputaran pegawai Staf yang terlalu tergantung (tidak mandiri) Mangarahkan Pendelegasian yang tidak efektif/terlibat dalam rincian rutin Tidak ada motivasi/tidak perduli Tidak ada koordinasi/kerjasama tim Pengendalian Gangguan telepon Tamu mendadak Ketidakmampuan untuk berkata “tidak” Informasi yang tidak lengkap/terlambat Tidak ada disiplin diri Tidak menyelesaikan tugas Tidak ada standar/pengendalian/laporan kemajuan Gangguan visual/bising Pengendalian berlebihan Tidak diberi informasi Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 27 MANAJEMEN WAKTU Tidak hadirnya orang untuk mengadakan informasi Komunikasi Rapat Kurang atau tidak jelasnya komunikasi dan instruksi Pergaulan sosial/mengobrol “penyakit mengirim memo”/komunikasi berlebihan Gagal untuk mendengarkan Membuat keputusan Penundaan/keraguan Menginginkan semua fakta Keputusan tergesa-gesa Penyebab dan pemecahan. Berikut ini ada beberapa penyebab dan pemecahan untuk tiga pemboros waktu yang umum kami temukan diperusahaan minyak: gangguan telepon, pendelegasian dan rapat yang tisak efektif. Penyebab dan pemecahan untuk gangguan telepon dan pendelegasian yang tidak efektif dikelompokkan sebagai intern (terutama dikendalikan oleh perilaku kita) dan ekstern (dikendalikan oleh orang lain, situasi dan kebijakan). Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 28 MANAJEMEN WAKTU Gangguan telepon Penyebab Intern 1. Tidak menyadari akibatnya. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pemecahan Sediakan waktu untuk mencatat panggilan telepon. Kaji asalnya, luas dan sebabnya. Tidak ada rencana untuk mena- Kembangkan rencana untuk menyanganinya. ring, mendelegasikan dan mengkonsolidasikan. Ego. Merasa dirinya penting. Akui adanya faktor ego. Jangan melebih-lebihkan pentingnya keberadaan Anda bagi orang lain. Keinginan untuk menunjukkan Hendaknya membuat perbedaan keberadaan. antara keberadaan untuk bisnis pergaulan sosial. Tidak membuat rencana untuk Waktu sepi; penyaringan; tetapkan tidak berada di tempat. waktu untuk menerima tamu/teltpon. Keinginan untuk mengetahui. Selesaikan pekerjaan menurut rencana yang berlandaskan pasti. Akui bahwa anggota tim Anda dengan sendirinya ingin memberi informasi kepada Anda tentang apa yang mereka kerjakan, dan bukan hal yang esensial saja. Keinginan untuk ikut terlibat. Akui bahaya dalam keterlibatan dalam rincian. Jauhkan diri Anda dari hal rutin dan rinci. Menerima dan menelepon sendiri. Delegasikan Tidak ada pendelegasian. Delegasikan lebih banyak. Rencanakan kunjungan. Buat daftar dari pokok pembicaraan. Tidak membuat daftar dari pokok Organisasikan diri Anda. Rencanakan pembicaraan. kunjungan. Buat daftar dari pokok pembicaraan. Staf yang terlalu tergantung. Tolak untuk membuat keputusan bagi mereka. Dorong inisiatif. Biarkan mereka membuat kesalahan. Takut menyinggung perasaan. Jangan terlalu perasa. Sekretaris ulung tidak pernah menyinggung perasaan bila tak perlu. Berkonsentrasi pada prioritas. Penyebab Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) Pemecahan HALAMAN 29 MANAJEMEN WAKTU 13. Tidak mampu untuk mengakiri Belajar dan praktekkan teknik: percakapan. Tentukan batas waktu sebelumnya (“Ya Toni, saya hanya mempunyai waktu beberapa menit saja untuk-mu.” Bayangkan akhir pembicaraan (“Ben, sebelum kita akhiri pembicaraan ini ...”). Hendaknya Anda berterus terang (“Maaf, tetapi saya harus pergi sekarang.”) 14. Perkirakan waktu yang tidak Sekretaris mengganggu dengan realistis/wajar. peringatan akan item yang penting dan perlu perhatian Anda sekarang. Letakkan penghitung waktu untuk merebus telur di depan telepon Anda. Catat waktu Anda menelepon. Akui bahwa pembicaraan telepon dapat lebih lama daripada yang diperlukan. 15. Tidak mampu untuk mengelola Belajar dan kembangkan rencana. sekretaris Anda sendiri. Terapkan rencana. Latih atau ganti dengan sekretaris berpengalaman dan tidak memerlukan latihan lagi. Ekstern 16. Penyaringan yang tidak efektif. Menganalisis masalahnya, Kembangkan rencana. Bahaslah dengan rekan sekerja untuk menghindari kejutan dan menyinggung perasaan. Bicarakan dengan sekretaris untuk memperoleh pengertian dan kepercayaannya. Terapkan dan dukung usaha sekretaris. 17. Tanpa sekretaris. Jika Anda memerlukan seorang sekretaris, baik untuk penuh atau sebagian waktu, adakan dulu penelitian kelayakan untuk memastikan kebutuhan. Bila Anda mempunyai asisten, ia dapat digunakan sebagai pengganti sekretaris. Jika tidak, aturlah sedemikian rupa sehingga pesan-pesan diambil pada saat-saat tertentu. Cari tempat untuk menyepi. Gunakan cut-off switch. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 30 MANAJEMEN WAKTU Penyebab Pemecahan 16. Nomor telepon yang keliru. Buat daftar dari orang dan nomor mereka. Bari instruksi kepada personalia mengenai pemanggilan telepon. “Nomor-nomor yang sering digunakan” supaya terlihat dengan jelas. 17. Tanggung jawab yang membi- Jelaskan sejelas-jelasnya. ngungkan. 18. Kebijakan “menjawab sendiri” Akui bahwa cara ini memboroskan waktu dan bakat. Ubah atau hilangkan kebijakan itu. 19. Sistem telepon buruk. Pelajari dan tingkatkan mutu. Rapat yang tidak efektif. Banyak manajer mengatakan lebih banyak waktu terbuang dalam rapat yang tidak efektif, daripada dalam segi lain dari kehidupan organisasional. Namun demikian rapat sangat kritis untuk dapat mengerjakan sesuatu. Di bawah ini dicantumkan penyebab masalah dan usulan penangkalannya, untuk digunakan sebagai pedoman. RAPAT Penyebab Sebelum rapat 1. Tidak jelas maksudnya. 2. 3. 4. 5. Pemecahan Jangan adakan rapat tanpa mak-sud; nyatakan maksud rapat secara tertulis, bila itu mungkin. Tidak ada agenda. Jangan adakan rapat tanpa agen-da. Rapat terjadwal harus memiliki agenda tertulis; untuk yang tidak terjadwal dapat agenda lisan saja agar orang dapat mempersiapkan diri dan keputusan dujadwalkan. Orang yang diundang tidak tepat Hanya mereka yang diperlukan saja /terlalu banyak atau sedikit. yang hadir. Saatnya tidak tepat. Pastikan bahwa saat rapat sesuai. Tempatnya keliru. Pilih tempat rapat yang konsisten dengan tujuan rapat, bebas dari gangguan, tersedia perlengkapan fisik yang diperlukan, dan tidak terlalu jauh bagi sebagian besar peserta. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 31 MANAJEMEN WAKTU 6. Tidak ada perencanaan. Sediakan kesempatan dan buat rencana paling sesuai untuk rapat dapat seefektif mungkin. Penyebab 1. Terlalu banyak rapat. 2. Terlalu sedikit rapat. 3. Kurang pemberitahuan. 4. Tidak dimulai tepat waktu. Pemecahan Ada kebutuhan untuk “menguji” rapat berkala. Sekali-kali hendaknya tidak mengadakan rapat untuk melihat apa yang akan terjadi. Atau dapat juga memperpendek waktunya menjadi setengah saja untuk rapat yang cenderung berke-panjangan. Kaji kebutuhan untuk berpartisipasi, informasi dan koordinasi. Jadwalkan sesuai dengan itu. Berikan pemberitahuan secara tertulis termasuk semua yang esensial dan sumbangan yang diharapkan serta bahan yang perlu untuk mempersiapkan diri. Mulailah tepat waktu. (Jika menunggu peserta yang datang terlambat, maka pemimpin menghukum mereka yang datang tepat waktu dan memberi imbalan kepada yang datang terlambat!) Selama rapat 11. Pergaulan sosial. Pergaulan sosial hendaknya dilakukan pada kesempatan yang ebih sesuai. 12. Memperkenankan gangguan. Tetapkan kebijakan dan beritahu semua orang. Bila mungkin jangan memperkenankan gangguan kecuali keadaan darurat yang mendesak. Pesan-pesan untuk disimpan sampai saat istirahat atau makan siang. 13. Menyimpan dari agenda. Tuntut dan harapkan untuk mengkuti agenda yang sudah ditetapkan. Tentang adanya agenda “tersembunyi”. 14. Gagal menetapkan saat penga- Beri batasan waktu untuk rapat dan khiran atau batas waktu untuk setiap pokok pembicaraan dalam setiap subyek. agenda, supaya waktu pembahasan sesuai dengan pentingnya subyek. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 32 MANAJEMEN WAKTU 15. Menahan orang setelah keperlu- an mereka selesai. 16. Keraguan. Hendaknya mereka meninggalkan ruang rapat segera setelah keperluan mereka selesai. Selalu ingat tujuan Anda dan bertindaklah ke arah itu. Penyebab Pemecahan 17. Memutuskan tanpa informasi yang Pastikan bahwa informasi yang diperlukan tersedia sebelum memanggil rapat. Gunakan informasi itu. 18. Gagal untuk menutup rapat pada Tutup rapat pada saatnya. Bila tidak, waktunya. maka tidak seorangpun dapat merencanakan waktunya sesudah rapat. 19. Gagal untuk meringkas penda-pat. Ringkaskan pendapat untuk memastikan bahwa semua menyetujuinya, dan ingatkan peserta akan tugas mereka. Sesudah rapat. 20. Tidak ada notulen. Catat semua keputusan, tugas dan batas waktu dalam notulen yang singkat. Bagikan dalam waktu satu hari setelah rapat selesai. 21. Gagal untuk bertindak lanjut. Pastikan bahwa ada tindak-lanjut yang efektif atas semua keputusan. Daftarkan semua item di bawah “Bisnis yang belum terselesaikan” 22. Gagal untuk membubarkan panitia Inventarisasikan panitia yang ada. jika bisnis atau tujuan sudah Bubarkan yang sudah menyelesaikan tercapai. tugasnya. cukup. Pendelegasian. Gagal untuk mendelegasikan merupakan salah satu dilema yang mengarah kepada manajemen yang tidak efektif. Paling sedikit ada banyak faktor intern yang menyebabkan kegagalan ini, dan empat penyebab ekstern. Pendelegasian yang benar mungkin saja menjadi penghemat waktu terbesar bagi manajer dan perlu untuk mengembangkan potensi bawahan. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 33 MANAJEMEN WAKTU PENDELEGASIAN YANG TIDAK EFEKTIF Penyebab Pemecahan Intern 1. Tidak yakin - takut kegagaln. 2. Tidak percaya pada staf. 3. Melibatkan diri rincian dan rutin. sendiri dalam 4. Mendelegasikan tanggung jawab tanpa wewenang. 5. Memberikan instruksi yang tidak jelas, tidak lengkap membingungkan. atau 6. Iri atas kemauan bawahan. 7. Anda dapat mengerjakan sendiri pekerjaan lebih cepat dan lebih baik. 8. Merasa lebih nyaman bila “bertindak” daripada “mengelola”. 9. Mengharap setiap orang “mengerti semua rincian.” 10. Kegagalan untuk memantapkan kendali yang memadai. 11. Kendali berlebihan. Akui fakta ini. Terimalah resiko sebagai sesuatu yang mesti ada. Jangan takut membuat kesalahan, dan belajarlah dari kesalahan itu Latih, kembangkan dan berikan kepercayaan pada mereka. Jangan lakukan sesuatu yang dapat Anda delegasikan; lepaskan diri Anda dari rincian. Hendaknya selalu mendelegasikan wewenang yang seimbang dengan tanggung jawab. Pastikan instruksi Anda itu jelas, lengkap dan tidak meragukan. Minta bawahan untuk mengulang kembali instruksi Anda untuk memeriksa pengertiannya. Anda harus menertawakan diri sendiri. Berikan pujian penuh kepada yang berhak menerimanya. Kembangkan pengganti Anda sendiri. Turunkan standar sampai tingkat yang masih dapat “diterima”, dan bukan tingkat kinerja Anda sendiri. Hindari kesempurnaan. Akui bahwa praktek mengacu kekeberhasilan, yang kemudian menuju ke kenyamanan. Kendalikanlah. Akui bahwa Anda tidak dapat mengharapkan ini dari seseorang yang sudah mendelegasikan tanggung jawab untuk ditangani. Tetapkan rencana, jadwal terperinci, laporan kemajuan, pemantauan batas waktu. Bersantailah sedikit. Tekankan pada metode dan prosedur pencapaian sasaran. Ukur hasil dan bukan Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 34 MANAJEMEN WAKTU 12. Gagal untuk bertindak lanjut. Penyebab Ekstern 13. Kurangnya bawahan sehingga melampaui kemampuan. 14. Staf yang tidak mencukupi dan tidak terlatih. 15. Pendelegasian ke atas. 16. Masalahnya tidak jelas. kegiatannya. Hendaknya selalu memantau kemajuan pada waktunya supaya masih dapat mengambil tindakan koreksi. Pemecahan Batasi pengharapan dan kurangi tanggung jawab yang diterima. Latih dan tugaskan kembali; memperkerjakan staf baru dengan seleksi lebih baik. Tolak membuat keputusan bagi bawahan. Bila mereka memerlukan bantuan, tanyakan pertanyaan yang benar. Hendaknya jujur. Minta bawahan untuk menulusurinya dan memberikan informasi kepada Anda. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 35 MANAJEMEN WAKTU BAHAN BACAAN 1. Lynne, E. L. M. 1994. Management in health care: A theoretical and experiential approach. 1st ed. London, MacMillan, hal. 280-294 2. Covey, S.R. 1993. The seven habits of highly effective people (7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif). Jakarta, Binarupa Aksara. 3. Merrill, A.R. and Merrill, R.R. 1994. First Things First: to live, to love, to learn, to leave a legacy. London, Simon&Schuster. Pengembangan Ketrampilan Manajerial (MMR-UGM) HALAMAN 36