BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman.” Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2008:46). Definisi John B. Hoben, mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: “Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut adalahbahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. 2.1.1.1 Konseptualisasi Komunikasi John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken mengatakan ada tiga kerangkapemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah,komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media seperti media cetak dan media elektronik. 9 10 Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat instrumental dan persuasif. b. Komunikasi sebagai interaksi Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. . c. Komunikasi sebagai transaksi Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang diperoleh pada dasarnya bersifat pribadi. Dalam komunikasitransaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telahmenafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Pemahaman ini mirip dengan “definisi berorientasi-penerima”seperti yang dikemukakan Burgoon, yang menekankan variabel-variabel yangberbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu juga berlangsung dua-arah, bukan satu-arah (Mulyana, 2008:67). 2.1.1.2 Unsur Komunikasi Lasswell mengemukakan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect). (Mulyana, 2008) 11 a. Sumber Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa merupakan seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). b. Pesan Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. c. Saluran atau Media Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dapat merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan secara langsung (tatapmuka) atau melalui media massa. d. Penerima Penerima sering juga disebut sebagai audiens yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses ini disebut penyandian balik (encoding). 12 e. Efek Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari sumber. Efek ini dapat muncul ketika pengetahuan penerima menjadi bertambah, menjadi terhibur atau muncul perubahan sikap berdasarkan pesan yang diterima dari sumber. 2.1.2 Komunikasi Massa Menurut Bittner definisi dari komunikasi massa, yaitu: “mass comunication is messages comunicated through a mass medium to a large number of people”(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Bittner, 1980 : 10). Maka dari penjelasan Bittner tersebut menimbulkan pertanyaan apakah komunikasi massa adalah suatu pesan atau proses? Apakah yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi media? (Rakhmat, 2007 : 188) Sedangkan menurut Gerbner juga pernah mengatakan, “mass comunication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broaldy shared continuous flow of masseges in industrial societies” komunikasi masa adalah produksi dan distribusi yang berlandasan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dalam buku Rakhmat, 2007:188-189; Maletzke telah menghimpun banyak definisi, dan beberapa diantaranya adalah: 1. Komunikasi masa adalah bentuk komunikasi yang penyampaiannya melalui media masa yang disampaikan secara satu arah kepada publik. 13 2. Komunikasi masaditujukan untuk semua orang tidak hanya untuk individu. Penyampaian komunikasi masa memerlukan media untuk penyebarannya. 3. Komunikasi masa dapat dibedakan dari berbagai karakterisitik utama yaitu diarahkan pada khalayak yang relatif besar, bersifat heterogen, dan anonim, penyampaian pesan secara terbuka, bersifat sekilas (ditayangkan sekali saja), komunikator cenderung dengan Public Figure atau orang-orang penting yang melibatkan orang banyak. 2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki empat fungsi (Mulyana, 2008 : 5) , adapun fungsi tersebut adalah : 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan mempupuk hubungan dengan orang lain. 2. Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, 14 rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat prilaku nonverbal. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passages, mulai dari upacara, kelahiran, sunatan, ulangtahun, siraman, pernikahan, ulangtahun perkawinan, sampai upacara kematian. Fungsi ritual juga tampak dalam acara pelamaran dilakukan keluarga calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita. Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum : a) Menginformasikan b) Mengajar c) Mendorong d) Mengubah sikap dan keyakinan e) Mengubah perilaku atau menggerakan tindakan , dan f) Menghibur Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara 15 menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan diketahui. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Contoh dari tujuan jangka pendek adalah seperti memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik. Tujuan jangka panjang dapat diraih melalui keahlian komunikasi, contohnya seperti berpidato, berunding, berbahasa asing, atau keahlian dalam menulis. Kedua tujuan tersebut tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karir, seperti untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.. 2.1.2.2 Efek Komunikasi Massa Efek dari komunikasi massa adalah disaat komunikan atau si penerima pesan mengalami suatu perubahan yang terjadi di dalam dirinya karena menerima pesanpesan dari suatu sumber. Perubahan yang dialami komunikan dapat berupa pengetahuan, sikap, dan juga perilaku nyata. Bagaimana bisa dikatakan demikian, karena komunikasi dapat dikatakan efektif ketika ia menghasilkan efek yang diharapkan oleh komunikator yang dapat diketahui melalui umpan balik sehingga komunikator dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikannya tersebut sampai atau tidak kepada komunikannya (Lamintang, 2013 : 10-11). 16 Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana, Keith R. Stamm dan John E.Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama,Efek Primer yaitu meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, EfekSekunder yaitu meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan, pengetahuan dansikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Lamintang, 2013:10). a. Efek Primer Dalam komunikasi massa, terdapat efek komunikasi yang nyata dan jelas. Jika dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak bisa lepas dari media massa, berarti efek yang ditimbulkan telah nyata terjadi. Secara sederhana, efek primer terjadi jika dua orang mengatakan telah terjadi proseskomunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Jadi, terpaan media massa yang mengenai audiens menjadi salah satu bentuk efek primer. b. Efek Sekunder Secara tradisional, ada beberapa jenis “efek” yang disebabkan media massa. Salah satunya adalah efek uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan). Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi massa, tetapi dalam efek sekunder, akan mencoba membahas efek kegunaan dan kepuasan tersebut. Swanson (1979) mengatakan bahwa ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa audiens aktif di dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak secara spontan dan otomatis merespons pesan-pesan media massa, namun individu menggunakan isi media tersebut untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha menikmati media massa. Sementara menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media memengaruhi audiens, tetapi juga bagaimana audiens 17 mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut memengaruhi pesan yang diterima (Nurudin, 2009:210-211). 2.1.3 Media Massa Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat, digunakan untuk berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam seperti media cetak dan media elektronik, serta sudah menjadi kebutuhan hidup oleh masyarakat secara luas mulai dari kota hingga pedesaaan. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi di berbagai belahan dunia (Mondry, 2008:12). Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi massa seperti pers, media-media cetak pada umumnya seperti majalah dan jurnal, dan berbagai media elektronik seperti radio, bioskop, dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas (Lamintang, 2013 : 21) Media massa dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu media cetak dan juga media elektronik. Kedua media tersebut pastilah memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Adapun penjelasan dari bentuk-bentuk dari media massa yang dikutip pada Lamintang, 2013: 21-22 adalah sebagai berikut : a. Media Cetak Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata-kata, gambar atau foto 18 dengan tata warna dan halaman putih dengan fungsi utama adalah memberikan informasi atau menghibur. b. Media Elektronik Media elektronik adalah media yang menggunakan alat-alat elektronik seperti Radio dan Televisi. Fungsinya sama dengan media cetak hanya bentuk dan cara penyampaiannya saja yang berbeda. Seperti radio yang berperan sebagai media elektronik tertua ini merupakan media elektronik yang memberikan informasi melalui suara. Namun seiring berjalannya waktu radio kini banyak yang menggunakan streaming langsung melalui online yang ditambahkan perangkat kamera sehingga dapat dilihat oleh para pendengarnya. Berbeda dengan radio yang hanya melalui audio, televisi merupakan media massa yang memadukan antara radio dengan film. Sehingga televisi memiliki gambar yang bergerak yang dapat dilihat dan didengar oleh penonton. Setiap media baik cetak maupun elektronik pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Fox yang menyatakan bahwa suratkabar, majalah, radio, televisi dan film sebagai media massa yang digunakan pada komunikasi massa masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai media komunikasi massa dalam menyampaikan pesan pihak yang akan menerimanya (Suryani, 2008 : 208). 19 Adapun kekurangan dan kelebihan media dapat terlihat pada tabel 2.1 sebagai berikut : Table 2.1 Evaluasi Berbagai Jenis Media Media Surat Kabar Televisi Radio Majalah Kelebihan • Fleksibel • Tepat waktu • Mampu menjangkau pasar lokal dengan baik • Jangkauan penerimaannya luas • Tingkat kepercayaan tinggi • Informasi dapat dilihat, didengar dan gambar dapat bergerak menarik untuk di tonton. • Perhatian tinggi jangkauan luas • Mempunyai banyak pendengar • Selektivitas geografi dan demografi tinggi • Biaya murah • Mempunyai selektivias demografi dan geografi yang tinggi. • Prestise dan kredibel • Hasil cetakan berkualitas. • Berumur panjang. • Jumlah pembaca yang meneruskan iinformasi cukup baik Kelemahan • Umur informasi pendek • Kualitas gambar dan cetakan kurang • Sedikit khalayak yang meneruskan informasi • Biaya mahal • Kebingungan tinggi. • Tingkatan penayangan cepat berlalu dan khalayak kurang mempunyai daya seleksi • Khalayak hanya mendengarkan saja • Perhatian yang lebih rendah dibandingkan televisi • Penyiaran cepat berlalu • Waktu tunggu yang lama. • Waktu sirkulasi yang terbuang. • Tidak ada jaminan posisi yang baik. Sumber: Kotler dan Fox dalam Suryani, (2008:208) 2.1.4 Televisi Televisi di Indonesia pertama kali muncul ketika tahun 1962, yaitu ketika adanya liputan Asian Games di Jakarta. Meskipun saat itu masih dengan tampilan hitam 20 putih, namun siaran televisi pertama di Indonesia tersebut cukup membuat masyarakat terpukau. Meskipun siaran pertama di Indonesia adalah tahun 1962, namun boomingnya televisi adalah ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder pada tahun 1992. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan (Riswandi, 2009 : 1-2). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah “Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat di dengar” (Lamintang, 2013:23). 2.1.5 Program Karya Artistik 1. Program musik : suatu program yang materi siaranya mengutamakan aspek atau yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siaranya. 2. Program Drama Radio : Suatu program yang menyajikan secara audio pola pelakonan /dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu serta efek suara seperlunya. 3. Program Kuis Radio : Suatu program yang materi siaranya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan 21 kepada pendengar agar menaggapinya sebagai suatu bentuk pertisipasinya atau interraktif, yang di kompensasikan dengan suatu hadiah. 4. Program Variety Show : Suatu program yang sajianya terdiri dari sejumlah kompbinasi dari bergam format acara yang di kemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. Isi program Variety Show terdiri ari beberapa segeman bisa berupa gossip, dialog interaktif, kuis, permintaan lagu, info aktual dan lain-lain. 5. Program Komedi/humor : Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundak tawa secara auditif sehingga merangsang penontonuntuk tersenyum atau tertawa. Program komedi secara genrenya meliputi : jokes, lawak, anekdot, serta parodi. 6. Program sponsor : suatu program yang isi siaranya dimuati oleh informasi dan data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara. 7. Program Cerita dongeng atau lengenda : bentuk penyajian program yang disajikansecara dramatisasi atau naratif berdasarkan kisah-kisah dongeng atau cerita legena yang sudah dikenal luas (Triartanto, 2010 : 148-149). 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Humor Dalam Ensiklopedia Indonesia (1982), humor itu kualitas untuk menghimbau rasa geli atau lucu, karena keganjilannya atau ketidakpantasannya yang menggelikan. Selain itu menurut Arwah Setiawan (Suhadi, 1989), definisi humor adalah rasa atau gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia 22 bisa berupa rasa, atau kesadaran, di dalam diri kita (sense of humor). Bisa berupa suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun dari luar diri kita. Bila dihadapkan pada humor, kita bisa langsung tertawa lepas atau cenderung tertawa saja, misalnya tersenyum atau merasa tergelitik di dalam batin saja. Rangsangan yang ditimbulkan haruslah rangsangan mental untuk tertawa, bukan rang- sangan fisik seperti dikili-kili yang mendatangkan rasa geli namun bukan akibat humor. Dalam majalah Astaga, Setiawan (1990) pernah mengungkapkan teori humor yang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: (1) Teori keunggulan, yaitu seseorang akan tertawa jika ia secara tiba-tiba memperoleh perasaan unggul atau lebih sempurna dihadapkan pada pihak lain yang melakukan kesalahan, kekurangan atau mengalami ke-adaan yang tidak menguntungkan. Kita dapat tertawa terbahak-bahak pada waktu melihat pela- wak terjatuh, terinjak kaki temannya serta melakukan berbagai kekeliruan dan kebodohan. (2) Teori ketaksesuaian, yaitu perasaan lucu timbul karena kita dihadapkan pada situasi yang sama sekali tak terduga atau tidak pada tempatnya secara mendadak, sebagai perubahan atas situasi yang sangat diharapkan. Harapan dikacaukan, kita dibawa pada suatu sikap mental yang sama sekali berbeda. Sebagai contoh adalah rasa humor yang timbul karena kita melihat kartun yang menggambarkan seseorang yang sedang mancing. Gambar pertama, menunjukkan orang dengan penuh harapan menunggu umpannya dilahap ikan. Gambar kedua menunjukkan rasa gembira orang itu karena ada tanda-tanda bahwa ikan yang besar te- lah menarik kailnya. Gambar ketiga, menunjukkan tiba-tiba, orang itu tercebur ke sungai. Rupanya, ikan yang amat besar telah menyeretnya ke dalam sungai. 23 (3) Teori kelegaan atau kebebasan, yaitu inti humor adalah pelepasan atas kekangan-kekangan yang terdapat pada diri seseorang. Bila dorongan-dorongan batin alamiah mendapat kekangan, dapat dilepaskan atau dikendorkan, seperti melalui lelucon seks, sindiran jenaka atau umpatan, meledaklah perasaan menjadi tertawa. Dari ketiga jenis teori humor diatas maka goyang Cesar dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai teori kelegaan atau kebebasan. Karena goyang Cesar dapat melepaskan atau mengendorkan dorongan-dorongan batin akibat mendapat tekanan seperti stres dengan pekerjaan atau urusan lainnya. Jenis Humor Jenis humor menurut Arwah Setiawan (1988) dapat dibedakan menurut kriterium bentuk ekspresi . Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis yakni: (1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar. (2) humor dalam pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum. (3) humor dalam kesenian, atau seni humor. Humor dalam kesenian masih dibagi menjadi seperti berikut: a. Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, dan pantomim lucu. b. Humor grafis, misalnya: kartun, kari- katur, foto jenaka, dan patung lucu. c. Humor literatur, misalnya: cerpen lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan semacamnya. 24 Berdasarkan jenisnya, goyang Cesar termasuk tari humor sehingga goyang Cesar masuk pada jenis humor dalam kesenian, yaitu humor lakuan. Fungsi Humor Fungsi humor menurut Sujoko (1982) adalah: (1) melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan; (2) menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar; (3) mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut; (4) menghibur; (5) melancarkan pikiran; (6) membuat orang mentoleransi sesuatu; (7) membuat orang memahami soal pelik. (Rahmanadji, 2007) 2.2.2 Minat Seperti yang dikatakan dalam encyclopedia of psycology, minat merupakan faktor yang ada dalam diri seseorang, yang menyebabkan dia tertarik atau menolak terhadap objek, orang, dan kegiatan dalam lingkungannya. Dalam penelitian ini, minat yang dimaksudkan adalah seberapa besar minat penonton untuk menonton program Yuk Keep Smile berdasarkan salahsatu unsur dalam program tersebut yaitu goyang Cesar. Dalam menimbulkan minat seseorang dalam menonton suatu program, penonton harus mengetahui sebelumnya apa saja faktor yang disukai dalam sebuah program televisi, sehingga ketika penonton mencari program yang ingin 25 dilihat, penonton mengetahui apakah dalam program tersebut memiliki faktor yang memang disukainya yang menimbulkan minat penonton untuk menonton. Sarlito Wirawan menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial, bahwa minat dapat diartikan sebagai berikut: 1.Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. 2.Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu. 3.Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu. (Sarwono, 2003 : 52) Dari beberapa definisi minat yang dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap hal-hal yang disukainya yang disertai perasaan senang, sehingga membuatnya lebih selektif terhadap minatnya. Faktor yang Mempengaruhi Minat Menurut teori Acceptance Rejection yang dikemukakan Fryer, keberadaan minat didasari atas orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap suatu objek, subjek, atau aktifitas. Orientasi tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika seorang individu merasa suka dengan suatu objek, subjek, atau aktifitas tertentu makan individu tersebut akan menerimanya. Namun sebaliknya, jika seorang individu tidak memiliki rasa suka atau ketertarikanterhadap suatu objek, subjek, atau aktifitas tertentu, maka individu tersebut akan menolaknya. 26 Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika ia menolak berarti ia tidak berminat. (Sarwono, 2003 : 71) Menurut Crow and Crow (1982), ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu; 1.Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang. 2.Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3.Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. (Sarwono, 2003 : 76) Dari ketiga faktor diatas, jika dihubungkan dengan penelitian ini dapat dikaitkan dalam faktor pertama, yaitu timbulnya minat menonton karena adanya faktor dorongan dari dalam, seperti goyang Cesar yang dapat mempengaruhi minat menonton karena adanya minat untuk mempelajari gerakannya, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain seperti goyang bersama dalam jumlah orang yang cukup banyak. 27 2.2.3 Audience Audience merupakan jutaan penonton televisi, ribuan televisi, ribuan pembaca buku majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mengekspresikan yang diterimanya (Nurudin, 2011: 104). Hiebert dan kawan-kawan mengatakan bahwa audience pada komunikasi massa memiliki lima karakterisitik, yaitu sebagai berikut: 1.Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka, individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2.Audience cenderung besar, berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut audience. 3.Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. 4.Audience cenderung anonim. Yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus perkasus, tetapi meliputi semua audience. 28 5.Audience secara fisik dipisahkan dari kounikator. Dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa audience merupakan orang yang tidak saling mengenal, berasal dari berbagai lapisan, berasal dari berbagai jangkauan wilayah, berkumpul dalam suatu tempat dan mengkonsumsi media massa, baik televisi, majalah, buku, atau jurnal ilmiah. 2.2.4 Uses and Gratifications Model Seperti yang telah sempat dikatakan pada bagian latar belakang bahwa YKS merupakan program komedi yang interaktif karena melibatkan penonton di studio ketika melakukan goyangan yang khas yang dimiliki oleh program YKS. Penelitian ini melihat dari sudut pandang konten yang dimiliki YKS yang berbentuk keunikan seperti goyang Cesar mempengaruhi masyarakat untuk tetap menonton. Seberapa besar pengaruh dari goyang Cesar sehingga masyarakat setia untuk terus menonton setiap episodenya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan Uses and Gratifications Model. Pada model Uses and Gratifications Model ini terjadi pergeseran dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani masyarakat akan kebutuhan mereka dalam mengkonsumi media. Elihu Katz (1959) menjelaskan dalam sebuah artikel mengenai pendekatan uses and gratification untuk pertama kali sebagai reaksinya terhadap penyataan yang sampaikan oleh Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz mengatakan bahwa bahwa kebanyakan penelitian komunikasi massa 29 berpengaruh kecil kepada khalayak yang dipersuasi, oleh karena itu dia menegaskan bahwa penelitian komunikasi yang saat itu sedang sekarat adalah studi komunikasi sebagai persuasi. Berbeda dengan penelitian komunikasi yang memang saat itu sedang sekarat, Katz mengatakan penelitiannya tersebut lebih kepada jawaban dari sebuah pertanyaan apa yang dilakukan media unutk khalayak? Dalam model ini terlihat bahwa sebenarnya hal terpenting adalah bukan bagaimana media massa dapat merubah sikap khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan dari setiap individu tersebut. Karena khalayak yang aktif akan memilih media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing. Abraham Maslow (1954) telah membedakan lima perangkat kebutuhan dasar, antara lain: a. Kebutuhan Fisiologis b. Kebutuhan Keamanan c. Kebutuhan Cinta d. Kebutuhan Penghargaan e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Jika dilihat dari lima kebutuhan tersebut, maka kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri yang menarik perhatian para peneliti dari uses and gratifications. Pendekatan model ini sebenarnya dapat dikatakan tidak lagi baru. Karena para pakar telah melakukan penelitian di awal dekade 1940-an dan 1950-an mengenai mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Kemudian pada dekade 1960-an dan 1970-an di sejumlah negara seperti Amerika, Inggris, 30 Finlandia, Swedia, dan Jepang telah melakukan penelitian yang sistematik untuk membina teori uses and gratifications. (Effendy, 2003 : 289) 2.2.5 Diffusion of Innovation Theory Seperti yang telah kita ketahui bahwa program Yuk Keep Smile di Trans TV merupakan program komedi yang bukan hanya memberikan lawakan komedi, tetapi juga menampilkan inovasi kreatif di dalamnya, yaitu dengan adanya goyang Cesar yang dapat menarik perhatian penonton dengan gerakannya yang menghibur dan juga terasa mengajak penonton untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Dalam penelitian ini sudut pandang yang dilihat adalah melalui sisi bagaimana salahsatu konten dalam program Yuk Keep Smile di Trans TV yaitu goyang Cesar dapat mempengaruhi minat untuk menonton program tersebut. Dari sudut pandang tersebut maka pendekatan Diffusion of Innovation Theory dapat digunakan dalam penelitian ini. Teori Diffusion of Innovation Theory ini berawal ketika muncul sebuah artikel yang berjudul The People’s Choice yang ditulis oleh Paul Lazarfeld, Bernard Barelson, dan H. Gaudet tahun 1994. Teori ini mengatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang. Sehingga adanya inovasi (penemuan), lalu disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk mengikutinya. Di awal perkembangannya, teori ini mendudukan peran pemimpin opini dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Artinya media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan disebarkan kepada masyarakat yang menjadi anggota sistem sosial. (Nurudin, 2007 : 187-188) 31 2.3 Definisi dan Operasional Konsep 2.3.1 Definisi Operasional Menurut Walizer dan Wiener, Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel. Definisi operasional yaitu unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur sebuah variabel. (Martono, 2010 : 82) 2.3.2 Definisi Konsep Definisi konsep menurut Kriyantono, 2010: 17 adalah mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan faktafakta yang diperoleh dari pengamatan (Kriyantono, 2010: 17). Sedangkan konsep yang sifatnya telah diberi nilai dalam bentuk bilang disebut dengan variabel. Definisi variabel sendiri adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut, dan diukur. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia empiris dan dunia teoritis (Kriyantono, 2010: 20). Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memperlihatkan penelitian, yaitu: 1. Variabel Bebas (X) 32 Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab dari variabel lainnya (Kriyantono, 2010: 21). Maka yang dimaksud dengan variabel bebas pada penelitian ini adalah pengaruh goyang Cesar program Yuk Keep Smile di Trans TV. Dimensi yang digunakan untuk variabel x adalah fungsi humor. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi dan menimbulkan akibat yang disebabkan variabel sebelumnya (Kriyantono, 2010: 21). Oleh karena itu yang disebut dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah minat menonton studi pada followers situs jejaring sosial twitter @YuKeepSmile_TTV. Dimensi yang digunakan pada variabel ini diambil dari teori minat. Untuk skala perhitungannya sendiri, variabel terikat sama dengan variabel bebas, yaitu dengan menggunakan skala likert dimana responden memilih jawaban antara sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Semua pilihan jawaban tersebut juga memiliki poin-poin tersendiri dari 5 sampai dengan 1. 2.3.3 Operasional Konsep Tabel 2.2 Operasional Konsep Variabel X (Goyang Cesar Progam YKS) Variabel Dimensi Indikator Skala X Menyampaikan Pesan 1. Goyang Cesar dapat menyampaikan pesan untuk tersenyum melalui slogannya. 2. Gerakan goyang Cesar - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 33 membuat penonton untuk tetap ceria. 3. Musik yang digunakan goyang Cesar membuat penonton bersemangat. Goyang Cesar Progam YKS 1. Goyang Cesar dapat menghilangkan segala perbedaan. Toleransi 2. Goyang Cesar dapat mengajari nilai yang positif pada perilaku penonton dalam kehidupan sehari-hari. 3. Goyang Cesar dapat menyamaratakan selera banyak orang melalui gerakan dan musiknya. 1. Goyang Cesar dapat menghibur penonton. Menghibur 2. Goyang Cesar dapat menghilangkan stres penonton. 3. Goyang Cesar memberikan motivasi bagi penonton. - Tidak Setuju :2 - Sangat Tidak Setuju : 1 - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju :2 - Sangat Tidak Setuju : 1 - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju :2 - Sangat Tidak Setuju : 1 Variabel Y (Minat Menonton) Variabel Y Dimensi Indikator Skala 34 Dorongan Dari Dalam 1. Penonton menonton program YKS karena merasa terdorong untuk mengetahui goyang Cesar. 2. Gerakan goyang Cesar membuat penonton ingin mengikuti. - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Raguragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1 3. Goyang Cesar membuat penonton ingin terus menonton program YKS. Minat Menonton - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Raguragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat 2. Penonton mengetahui Tidak goyang Cesar agar Setuju : 1 tidak tertinggal dari lingkungannya akan hal baru. 1. Penonton menonton program YKS karena ingin mengembangkan pengetahuan baru seperti goyang Cesar Motif Sosial 3. Penonton menyukai goyang Cesar karena dapat memotivasi untuk bekerja kembali. 1. Goyang Cesar dapat menimbulkan rasa semangat. Emosional 2. Goyang Cesar dapat menghilangkan stres. 3. Goyang Cesar dapat membuat penonton tertawa. - Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Raguragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1