BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman.” Sampai
batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam
pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2008:46). Definisi John B. Hoben,
mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: “Komunikasi adalah
pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut
adalahbahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan.
2.1.1.1 Konseptualisasi Komunikasi
John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan
Edward M. Bodaken mengatakan ada tiga kerangkapemahaman mengenai
komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah,komunikasi sebagai
interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi
yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga)
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka)
ataupun melalui media seperti media cetak dan media elektronik.
9
10
Konseptualisasi
komunikasi
sebagai
tindakan
satu-arah
menyoroti
penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan
komunikasi bersifat instrumental dan persuasif.
b. Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan
memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang pertama
bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang
kedua, dan begitu seterusnya. .
c. Komunikasi sebagai transaksi
Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau
pemahaman
yang
diperoleh
pada
dasarnya
bersifat
pribadi.
Dalam
komunikasitransaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang
telahmenafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku
nonverbalnya. Pemahaman ini mirip dengan “definisi berorientasi-penerima”seperti
yang dikemukakan Burgoon, yang menekankan variabel-variabel yangberbeda, yakni
penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu juga
berlangsung dua-arah, bukan satu-arah (Mulyana, 2008:67).
2.1.1.2 Unsur Komunikasi
Lasswell mengemukakan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu
sama lain, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima
(receiver), dan efek (effect). (Mulyana, 2008)
11
a. Sumber
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi. Sumber bisa merupakan seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam
hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan
atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang
idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian
(encoding).
b. Pesan
Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan dan maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol
yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
c. Saluran atau Media
Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dapat merujuk pada bentuk
pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran
nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan secara langsung (tatapmuka) atau melalui media massa.
d. Penerima
Penerima sering juga disebut sebagai audiens yang menerima pesan dari
sumber. Penerima pesan menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal
dan atau nonverbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses ini
disebut penyandian balik (encoding).
12
e. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari
sumber. Efek ini dapat muncul ketika pengetahuan penerima menjadi bertambah,
menjadi terhibur atau muncul perubahan sikap berdasarkan pesan yang diterima dari
sumber.
2.1.2 Komunikasi Massa
Menurut Bittner definisi dari komunikasi massa, yaitu: “mass comunication is
messages comunicated through a mass medium to a large number of
people”(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang) (Bittner, 1980 : 10). Maka dari penjelasan Bittner
tersebut menimbulkan pertanyaan apakah komunikasi massa adalah suatu pesan atau
proses? Apakah yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi
interpersonal atau komunikasi media? (Rakhmat, 2007 : 188)
Sedangkan menurut Gerbner juga pernah mengatakan, “mass comunication is the
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broaldy shared continuous flow of masseges in industrial societies” komunikasi
masa adalah produksi dan distribusi yang berlandasan teknologi dan lembaga dari
arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Dalam buku Rakhmat, 2007:188-189; Maletzke telah menghimpun banyak
definisi, dan beberapa diantaranya adalah:
1. Komunikasi masa adalah bentuk komunikasi yang penyampaiannya
melalui media masa yang disampaikan secara satu arah kepada publik.
13
2. Komunikasi masaditujukan untuk semua orang tidak hanya untuk
individu. Penyampaian komunikasi masa memerlukan media untuk
penyebarannya.
3. Komunikasi masa dapat dibedakan dari berbagai karakterisitik utama
yaitu diarahkan pada khalayak yang relatif besar, bersifat heterogen,
dan anonim, penyampaian pesan secara terbuka, bersifat sekilas
(ditayangkan sekali saja), komunikator cenderung dengan Public
Figure atau orang-orang penting yang melibatkan orang banyak.
2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki empat fungsi (Mulyana, 2008 : 5) , adapun fungsi
tersebut adalah :
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan terhindar
dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur,
dan mempupuk hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk
menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi)
kita.
Perasaan
tersebut
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang,
14
rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat prilaku nonverbal.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup,
yang disebut para antropolog sebagai rites of passages, mulai dari upacara,
kelahiran, sunatan, ulangtahun, siraman, pernikahan, ulangtahun perkawinan,
sampai upacara kematian.
Fungsi ritual juga tampak dalam acara pelamaran dilakukan keluarga calon
mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita. Komunikasi ritual
sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum :
a) Menginformasikan
b) Mengajar
c) Mendorong
d) Mengubah sikap dan keyakinan
e) Mengubah perilaku atau menggerakan tindakan , dan
f) Menghibur
Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk
(bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan
(to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara
15
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang
disampaikannya akurat dan diketahui.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan
dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pribadi dan pekerjaan, baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Contoh dari tujuan jangka
pendek adalah seperti memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik.
Tujuan jangka panjang dapat diraih melalui keahlian komunikasi, contohnya
seperti berpidato, berunding, berbahasa asing, atau keahlian dalam menulis. Kedua
tujuan tersebut tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai kesan itu secara
kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa
keberhasilan
dalam
karir,
seperti
untuk
memperoleh
jabatan,
kekuasaan,
penghormatan sosial, dan kekayaan..
2.1.2.2 Efek Komunikasi Massa
Efek dari komunikasi massa adalah disaat komunikan atau si penerima pesan
mengalami suatu perubahan yang terjadi di dalam dirinya karena menerima pesanpesan dari suatu sumber. Perubahan yang dialami komunikan dapat berupa
pengetahuan, sikap, dan juga perilaku nyata.
Bagaimana bisa dikatakan demikian, karena komunikasi dapat dikatakan
efektif ketika ia menghasilkan efek yang diharapkan oleh komunikator yang dapat
diketahui melalui umpan balik sehingga komunikator dapat mengetahui apakah
pesan yang disampaikannya tersebut sampai atau tidak kepada komunikannya
(Lamintang, 2013 : 10-11).
16
Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana,
Keith R. Stamm dan John E.Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar.
Pertama,Efek Primer yaitu meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua,
EfekSekunder yaitu meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan, pengetahuan
dansikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Lamintang, 2013:10).
a. Efek Primer
Dalam komunikasi massa, terdapat efek komunikasi yang nyata dan jelas.
Jika dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak bisa lepas dari media massa, berarti
efek yang ditimbulkan telah nyata terjadi. Secara sederhana, efek primer terjadi jika
dua orang mengatakan telah terjadi proseskomunikasi terhadap objek yang
dilihatnya. Jadi, terpaan media massa yang mengenai audiens menjadi salah satu
bentuk efek primer.
b. Efek Sekunder
Secara tradisional, ada beberapa jenis “efek” yang disebabkan media massa.
Salah satunya adalah efek uses and gratifications
(kegunaan dan kepuasan).
Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi massa,
tetapi dalam efek sekunder, akan mencoba membahas efek kegunaan dan kepuasan
tersebut.
Swanson (1979) mengatakan bahwa ide dasar yang melatarbelakangi efek ini
adalah bahwa audiens aktif di dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak
secara spontan dan otomatis merespons pesan-pesan media massa, namun individu
menggunakan isi media tersebut untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha
menikmati media massa.
Sementara menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak
hanya bagaimana media memengaruhi audiens, tetapi juga bagaimana audiens
17
mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi
antar individu akan ikut memengaruhi pesan yang diterima (Nurudin, 2009:210-211).
2.1.3 Media Massa
Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat,
digunakan untuk berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola
secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Media massa yang kini
digunakan masyarakat semakin beragam seperti media cetak dan media elektronik,
serta sudah menjadi kebutuhan hidup oleh masyarakat secara luas mulai dari kota
hingga pedesaaan. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan beragam
hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi di berbagai belahan
dunia (Mondry, 2008:12).
Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi
massa seperti pers, media-media cetak pada umumnya seperti majalah dan jurnal,
dan berbagai media elektronik seperti radio, bioskop, dan televisi yang mampu
menjangkau masyarakat luas (Lamintang, 2013 : 21)
Media massa dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu media cetak dan
juga media elektronik. Kedua media tersebut pastilah memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing.
Adapun penjelasan dari bentuk-bentuk dari media massa yang dikutip pada
Lamintang, 2013: 21-22 adalah sebagai berikut :
a. Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesan-pesan
visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka
media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata-kata, gambar atau foto
18
dengan tata warna dan halaman putih dengan fungsi utama adalah memberikan
informasi atau menghibur.
b. Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang menggunakan alat-alat elektronik seperti
Radio dan Televisi. Fungsinya sama dengan media cetak hanya bentuk dan cara
penyampaiannya saja yang berbeda. Seperti radio yang berperan sebagai media
elektronik tertua ini merupakan media elektronik yang memberikan informasi
melalui suara. Namun seiring berjalannya waktu radio kini banyak yang
menggunakan streaming langsung melalui online yang ditambahkan perangkat
kamera sehingga dapat dilihat oleh para pendengarnya. Berbeda dengan radio yang
hanya melalui audio, televisi merupakan media massa yang memadukan antara radio
dengan film. Sehingga televisi memiliki gambar yang bergerak yang dapat dilihat
dan didengar oleh penonton.
Setiap media baik cetak maupun elektronik pastilah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Fox yang menyatakan bahwa
suratkabar, majalah, radio, televisi dan film sebagai media massa yang digunakan
pada komunikasi massa masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan
sebagai media komunikasi massa dalam menyampaikan pesan pihak yang akan
menerimanya (Suryani, 2008 : 208).
19
Adapun kekurangan dan kelebihan media dapat terlihat pada tabel 2.1 sebagai
berikut :
Table 2.1
Evaluasi Berbagai Jenis Media
Media
Surat Kabar
Televisi
Radio
Majalah
Kelebihan
• Fleksibel
• Tepat waktu
• Mampu menjangkau pasar
lokal dengan baik
• Jangkauan penerimaannya
luas
• Tingkat kepercayaan tinggi
• Informasi dapat dilihat,
didengar dan gambar dapat
bergerak menarik untuk di
tonton.
• Perhatian tinggi jangkauan
luas
• Mempunyai banyak
pendengar
• Selektivitas geografi dan
demografi tinggi
• Biaya murah
• Mempunyai selektivias
demografi dan geografi yang
tinggi.
• Prestise dan kredibel
• Hasil cetakan berkualitas.
• Berumur panjang.
• Jumlah pembaca yang
meneruskan iinformasi cukup
baik
Kelemahan
• Umur informasi pendek
• Kualitas gambar dan cetakan
kurang
• Sedikit khalayak yang
meneruskan informasi
• Biaya mahal
• Kebingungan tinggi.
• Tingkatan penayangan cepat
berlalu dan khalayak kurang
mempunyai daya seleksi
• Khalayak hanya
mendengarkan saja
• Perhatian yang lebih rendah
dibandingkan televisi
• Penyiaran cepat berlalu
• Waktu tunggu yang lama.
• Waktu sirkulasi yang
terbuang.
• Tidak ada jaminan posisi yang
baik.
Sumber: Kotler dan Fox dalam Suryani, (2008:208)
2.1.4 Televisi
Televisi di Indonesia pertama kali muncul ketika tahun 1962, yaitu ketika adanya
liputan Asian Games di Jakarta. Meskipun saat itu masih dengan tampilan hitam
20
putih, namun siaran televisi pertama di Indonesia tersebut cukup membuat
masyarakat terpukau. Meskipun siaran pertama di Indonesia adalah tahun 1962,
namun boomingnya televisi adalah ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan
decoder pada tahun 1992.
Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum,
baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan
(Riswandi, 2009 : 1-2).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah “Sistem penyiaran gambar
yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan
menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi
gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat
dilihat dan bunyi yang dapat di dengar” (Lamintang, 2013:23).
2.1.5 Program Karya Artistik
1. Program musik : suatu program yang materi siaranya mengutamakan aspek atau
yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siaranya.
2. Program Drama Radio : Suatu program yang menyajikan secara audio pola
pelakonan /dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu
yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara
musik, lagu serta efek suara seperlunya.
3. Program Kuis Radio : Suatu program yang materi siaranya didasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan
21
kepada pendengar agar menaggapinya sebagai suatu bentuk pertisipasinya atau
interraktif, yang di kompensasikan dengan suatu hadiah.
4. Program Variety Show : Suatu program yang sajianya terdiri dari sejumlah
kompbinasi dari bergam format acara yang di kemas secara dinamis dan menarik
dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. Isi program Variety Show terdiri ari
beberapa segeman bisa berupa gossip, dialog interaktif, kuis, permintaan lagu, info
aktual dan lain-lain.
5. Program Komedi/humor : Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang
menggelitik
dan
mengundak
tawa
secara
auditif
sehingga
merangsang
penontonuntuk tersenyum atau tertawa. Program komedi secara genrenya meliputi :
jokes, lawak, anekdot, serta parodi.
6. Program sponsor : suatu program yang isi siaranya dimuati oleh informasi dan
data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara.
7. Program Cerita dongeng atau lengenda : bentuk penyajian program yang
disajikansecara dramatisasi atau naratif berdasarkan kisah-kisah dongeng atau cerita
legena yang sudah dikenal luas (Triartanto, 2010 : 148-149).
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Humor
Dalam Ensiklopedia Indonesia (1982), humor itu kualitas untuk menghimbau
rasa geli atau lucu, karena keganjilannya atau ketidakpantasannya yang menggelikan.
Selain itu menurut Arwah Setiawan (Suhadi, 1989), definisi humor adalah rasa atau
gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia
22
bisa berupa rasa, atau kesadaran, di dalam diri kita (sense of humor). Bisa berupa
suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun dari luar diri kita. Bila dihadapkan
pada humor, kita bisa langsung tertawa lepas atau cenderung tertawa saja, misalnya
tersenyum atau merasa tergelitik di dalam batin saja. Rangsangan yang ditimbulkan
haruslah rangsangan mental untuk tertawa, bukan rang- sangan fisik seperti dikili-kili
yang mendatangkan rasa geli namun bukan akibat humor.
Dalam majalah Astaga, Setiawan (1990) pernah mengungkapkan teori humor
yang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Teori keunggulan, yaitu seseorang akan tertawa jika ia secara tiba-tiba
memperoleh perasaan unggul atau lebih sempurna dihadapkan pada pihak lain yang
melakukan
kesalahan,
kekurangan
atau
mengalami
ke-adaan
yang
tidak
menguntungkan. Kita dapat tertawa terbahak-bahak pada waktu melihat pela- wak
terjatuh, terinjak kaki temannya serta melakukan berbagai kekeliruan dan kebodohan.
(2) Teori ketaksesuaian, yaitu perasaan lucu timbul karena kita dihadapkan
pada situasi yang sama sekali tak terduga atau tidak pada tempatnya secara
mendadak, sebagai perubahan atas situasi yang sangat diharapkan. Harapan
dikacaukan, kita dibawa pada suatu sikap mental yang sama sekali berbeda. Sebagai
contoh adalah rasa humor yang timbul karena kita melihat kartun yang
menggambarkan seseorang yang sedang mancing. Gambar pertama, menunjukkan
orang dengan penuh harapan menunggu umpannya dilahap ikan. Gambar kedua
menunjukkan rasa gembira orang itu karena ada tanda-tanda bahwa ikan yang besar
te- lah menarik kailnya. Gambar ketiga, menunjukkan tiba-tiba, orang itu tercebur ke
sungai. Rupanya, ikan yang amat besar telah menyeretnya ke dalam sungai.
23
(3) Teori kelegaan atau kebebasan, yaitu inti humor adalah pelepasan atas
kekangan-kekangan yang terdapat pada diri seseorang. Bila dorongan-dorongan batin
alamiah mendapat kekangan, dapat dilepaskan atau dikendorkan, seperti melalui
lelucon seks, sindiran jenaka atau umpatan, meledaklah perasaan menjadi tertawa.
Dari ketiga jenis teori humor diatas maka goyang Cesar dalam penelitian ini
dapat dikatakan sebagai teori kelegaan atau kebebasan. Karena goyang Cesar dapat
melepaskan atau mengendorkan dorongan-dorongan batin akibat mendapat tekanan
seperti stres dengan pekerjaan atau urusan lainnya.
Jenis Humor
Jenis humor menurut Arwah Setiawan (1988) dapat dibedakan menurut
kriterium bentuk ekspresi . Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor
dibagi menjadi tiga jenis yakni:
(1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya
bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar.
(2) humor dalam pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan
yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum.
(3) humor dalam kesenian, atau seni humor. Humor dalam kesenian masih
dibagi menjadi seperti berikut:
a. Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, dan pantomim lucu.
b. Humor grafis, misalnya: kartun, kari- katur, foto jenaka, dan patung lucu.
c. Humor literatur, misalnya: cerpen lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan
semacamnya.
24
Berdasarkan jenisnya, goyang Cesar termasuk tari humor sehingga
goyang Cesar masuk pada jenis humor dalam kesenian, yaitu humor lakuan.
Fungsi Humor
Fungsi humor menurut Sujoko (1982) adalah:
(1) melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan;
(2) menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar;
(3) mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut;
(4) menghibur;
(5) melancarkan pikiran;
(6) membuat orang mentoleransi sesuatu;
(7) membuat orang memahami soal pelik. (Rahmanadji, 2007)
2.2.2 Minat
Seperti yang dikatakan dalam encyclopedia of psycology, minat merupakan
faktor yang ada dalam diri seseorang, yang menyebabkan dia tertarik atau menolak
terhadap objek, orang, dan kegiatan dalam lingkungannya. Dalam penelitian ini,
minat yang dimaksudkan adalah seberapa besar minat penonton untuk menonton
program Yuk Keep Smile berdasarkan salahsatu unsur dalam program tersebut yaitu
goyang Cesar. Dalam menimbulkan minat seseorang dalam menonton suatu
program, penonton harus mengetahui sebelumnya apa saja faktor yang disukai dalam
sebuah program televisi, sehingga ketika penonton mencari program yang ingin
25
dilihat, penonton mengetahui apakah dalam program tersebut memiliki faktor yang
memang disukainya yang menimbulkan minat penonton untuk menonton.
Sarlito Wirawan menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial,
bahwa minat dapat diartikan sebagai berikut:
1.Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
2.Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
3.Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu. (Sarwono, 2003 : 52)
Dari beberapa definisi minat yang dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan,
bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap hal-hal yang disukainya yang
disertai perasaan senang, sehingga membuatnya lebih selektif terhadap minatnya.
Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut teori Acceptance Rejection yang dikemukakan Fryer, keberadaan
minat didasari atas orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap suatu objek,
subjek, atau aktifitas. Orientasi tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi
penerimaan individu. Jika seorang individu merasa suka dengan suatu objek, subjek,
atau aktifitas tertentu makan individu tersebut akan menerimanya. Namun
sebaliknya, jika seorang individu tidak memiliki rasa suka atau ketertarikanterhadap
suatu objek, subjek, atau aktifitas tertentu, maka individu tersebut akan menolaknya.
26
Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika ia menolak berarti ia tidak berminat.
(Sarwono, 2003 : 71)
Menurut Crow and Crow (1982), ada tiga faktor yang mempengaruhi
timbulnya minat, yaitu;
1.Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat
seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian
ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
2.Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan
dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk
mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3.Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat
meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat
seseorang. (Sarwono, 2003 : 76)
Dari ketiga faktor diatas, jika dihubungkan dengan penelitian ini dapat
dikaitkan dalam faktor pertama, yaitu timbulnya minat menonton karena adanya
faktor dorongan dari dalam, seperti goyang Cesar yang dapat mempengaruhi minat
menonton karena adanya minat untuk mempelajari gerakannya, melakukan penelitian
ilmiah, atau aktifitas lain seperti goyang bersama dalam jumlah orang yang cukup
banyak.
27
2.2.3 Audience
Audience merupakan jutaan penonton televisi, ribuan televisi, ribuan pembaca
buku majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama
lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang
diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing
individu bisa saling mengekspresikan yang diterimanya (Nurudin, 2011: 104).
Hiebert dan kawan-kawan mengatakan bahwa audience pada komunikasi
massa memiliki lima karakterisitik, yaitu sebagai berikut:
1.Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka,
individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan
berdasarkan seleksi kesadaran.
2.Audience cenderung besar, berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan
sasaran komunikasi massa. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut
audience.
3.Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan
kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi
heterogenitasnya juga tetap ada.
4.Audience cenderung anonim. Yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak
mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus perkasus, tetapi meliputi
semua audience.
28
5.Audience secara fisik dipisahkan dari kounikator. Dapat juga dikatakan
audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa audience merupakan
orang yang tidak saling mengenal, berasal dari berbagai lapisan, berasal dari berbagai
jangkauan wilayah, berkumpul dalam suatu tempat dan mengkonsumsi media massa,
baik televisi, majalah, buku, atau jurnal ilmiah.
2.2.4 Uses and Gratifications Model
Seperti yang telah sempat dikatakan pada bagian latar belakang bahwa YKS
merupakan program komedi yang interaktif karena melibatkan penonton di studio
ketika melakukan goyangan yang khas yang dimiliki oleh program YKS. Penelitian
ini melihat dari sudut pandang konten yang dimiliki YKS yang berbentuk
keunikan seperti goyang Cesar mempengaruhi masyarakat untuk tetap menonton.
Seberapa besar pengaruh dari goyang Cesar sehingga masyarakat setia untuk terus
menonton setiap episodenya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan Uses and
Gratifications Model.
Pada model Uses and Gratifications Model ini terjadi pergeseran dari tujuan
komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa
dalam melayani masyarakat akan kebutuhan mereka dalam mengkonsumi media.
Elihu Katz (1959) menjelaskan dalam sebuah artikel mengenai pendekatan
uses and gratification untuk pertama kali sebagai reaksinya terhadap penyataan yang
sampaikan oleh Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya
akan mati. Katz mengatakan bahwa bahwa kebanyakan penelitian komunikasi massa
29
berpengaruh kecil kepada khalayak yang dipersuasi, oleh karena itu dia menegaskan
bahwa penelitian komunikasi yang saat itu sedang sekarat adalah studi komunikasi
sebagai persuasi. Berbeda dengan penelitian komunikasi yang memang saat itu
sedang sekarat, Katz mengatakan penelitiannya tersebut lebih kepada jawaban dari
sebuah pertanyaan apa yang dilakukan media unutk khalayak?
Dalam model ini terlihat bahwa sebenarnya hal terpenting adalah bukan
bagaimana media massa dapat merubah sikap khalayak, tetapi lebih kepada
bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan dari setiap individu tersebut. Karena
khalayak yang aktif akan memilih media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya
masing-masing.
Abraham Maslow (1954) telah membedakan lima perangkat kebutuhan dasar,
antara lain:
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan Keamanan
c. Kebutuhan Cinta
d. Kebutuhan Penghargaan
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Jika dilihat dari lima kebutuhan tersebut, maka kebutuhan cinta, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri yang menarik perhatian para peneliti dari
uses and gratifications.
Pendekatan model ini sebenarnya dapat dikatakan tidak lagi baru. Karena para
pakar telah melakukan penelitian di awal dekade 1940-an dan 1950-an mengenai
mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Kemudian
pada dekade 1960-an dan 1970-an di sejumlah negara seperti Amerika, Inggris,
30
Finlandia, Swedia, dan Jepang telah melakukan penelitian yang sistematik untuk
membina teori uses and gratifications. (Effendy, 2003 : 289)
2.2.5 Diffusion of Innovation Theory
Seperti yang telah kita ketahui bahwa program Yuk Keep Smile di Trans TV
merupakan program komedi yang bukan hanya memberikan lawakan komedi, tetapi
juga menampilkan inovasi kreatif di dalamnya, yaitu dengan adanya goyang Cesar
yang dapat menarik perhatian penonton dengan gerakannya yang menghibur dan
juga terasa mengajak penonton untuk berpartisipasi dalam program tersebut.
Dalam penelitian ini sudut pandang yang dilihat adalah melalui sisi bagaimana
salahsatu konten dalam program Yuk Keep Smile di Trans TV yaitu goyang Cesar
dapat mempengaruhi minat untuk menonton program tersebut. Dari sudut pandang
tersebut maka pendekatan Diffusion of Innovation Theory dapat digunakan dalam
penelitian ini. Teori Diffusion of Innovation Theory ini berawal ketika muncul
sebuah artikel yang berjudul The People’s Choice yang ditulis oleh Paul Lazarfeld,
Bernard Barelson, dan H. Gaudet tahun 1994. Teori ini mengatakan bahwa
komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk
mempengaruhi orang-orang. Sehingga adanya inovasi (penemuan), lalu disebarkan
(difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk mengikutinya.
Di awal perkembangannya, teori ini mendudukan peran pemimpin opini dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Artinya media massa mempunyai
pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Menurut Rogers dan
Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan disebarkan kepada
masyarakat yang menjadi anggota sistem sosial. (Nurudin, 2007 : 187-188)
31
2.3 Definisi dan Operasional Konsep
2.3.1 Definisi Operasional
Menurut Walizer dan Wiener, Operasional adalah seperangkat petunjuk yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau
konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di
sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel. Definisi operasional yaitu unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur sebuah variabel.
(Martono, 2010 : 82)
2.3.2 Definisi Konsep
Definisi konsep menurut Kriyantono, 2010: 17 adalah mengekspresikan sebuah
ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan faktafakta yang diperoleh dari pengamatan (Kriyantono, 2010: 17). Sedangkan konsep
yang sifatnya telah diberi nilai dalam bentuk bilang disebut dengan variabel.
Definisi variabel sendiri adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep
operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuannya secara
relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut,
dan diukur. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia empiris dan dunia
teoritis (Kriyantono, 2010: 20).
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memperlihatkan
penelitian, yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
32
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab dari variabel
lainnya (Kriyantono, 2010: 21). Maka yang dimaksud dengan variabel bebas pada
penelitian ini adalah pengaruh goyang Cesar program Yuk Keep Smile di Trans TV.
Dimensi yang digunakan untuk variabel x adalah fungsi humor.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi dan menimbulkan
akibat yang disebabkan variabel sebelumnya (Kriyantono, 2010: 21). Oleh karena itu
yang disebut dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah minat menonton studi
pada followers situs jejaring sosial twitter @YuKeepSmile_TTV. Dimensi yang
digunakan pada variabel ini diambil dari teori minat.
Untuk skala perhitungannya sendiri, variabel terikat sama dengan variabel
bebas, yaitu dengan menggunakan skala likert dimana responden memilih jawaban
antara sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Semua
pilihan jawaban tersebut juga memiliki poin-poin tersendiri dari 5 sampai dengan 1.
2.3.3 Operasional Konsep
Tabel 2.2
Operasional Konsep
Variabel X (Goyang Cesar Progam YKS)
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
X
Menyampaikan
Pesan
1. Goyang Cesar dapat
menyampaikan pesan
untuk tersenyum
melalui slogannya.
2. Gerakan goyang Cesar
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Ragu- ragu :
3
33
membuat penonton
untuk tetap ceria.
3. Musik yang digunakan
goyang Cesar membuat
penonton bersemangat.
Goyang
Cesar
Progam
YKS
1. Goyang Cesar dapat
menghilangkan segala
perbedaan.
Toleransi
2. Goyang Cesar dapat
mengajari nilai yang
positif pada perilaku
penonton dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Goyang Cesar dapat
menyamaratakan selera
banyak orang melalui
gerakan dan musiknya.
1. Goyang Cesar dapat
menghibur penonton.
Menghibur
2. Goyang Cesar dapat
menghilangkan stres
penonton.
3. Goyang Cesar
memberikan motivasi
bagi penonton.
- Tidak Setuju
:2
- Sangat Tidak
Setuju : 1
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Ragu- ragu :
3
- Tidak Setuju
:2
- Sangat Tidak
Setuju : 1
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Ragu- ragu :
3
- Tidak Setuju
:2
- Sangat Tidak
Setuju : 1
Variabel Y (Minat Menonton)
Variabel
Y
Dimensi
Indikator
Skala
34
Dorongan Dari
Dalam
1. Penonton menonton
program YKS karena
merasa terdorong untuk
mengetahui goyang
Cesar.
2. Gerakan goyang Cesar
membuat penonton ingin
mengikuti.
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Raguragu : 3
- Tidak
Setuju : 2
- Sangat
Tidak
Setuju : 1
3. Goyang Cesar membuat
penonton ingin terus
menonton program YKS.
Minat
Menonton
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Raguragu : 3
- Tidak
Setuju : 2
- Sangat
2. Penonton mengetahui Tidak
goyang Cesar agar
Setuju : 1
tidak tertinggal dari
lingkungannya akan
hal baru.
1. Penonton menonton
program YKS karena
ingin
mengembangkan
pengetahuan baru
seperti goyang Cesar
Motif Sosial
3. Penonton menyukai
goyang Cesar karena
dapat memotivasi
untuk bekerja
kembali.
1. Goyang Cesar
dapat
menimbulkan
rasa semangat.
Emosional
2. Goyang Cesar
dapat
menghilangkan
stres.
3. Goyang Cesar
dapat membuat
penonton tertawa.
- Sangat
Setuju : 5
- Setuju : 4
- Raguragu : 3
- Tidak
Setuju : 2
- Sangat
Tidak
Setuju : 1
Download