bab ii gambaran umum kota parepare

advertisement
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA PAREPARE
2.1. GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, GEOLOGI DAN GEOHIDROLOGI
2.1.1. Kondisi Gografis
Kota Parepare merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi
strategis karena terletak pada jalur perlintasan transportasi darat maupun laut, baik arah Utara
– Selatan maupun Timur – Barat, dengan luas 99,33 km2 yang secara geografis terletak antara 3o
57’ 39” - 4o 04’ 49” Lintang Selatan dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Terdiri atas 4
(empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yang secara administrasi memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
2.1.2. Kondisi Topografi dan Kemiringan Lereng
Wilayah Kota Parepare apabila ditinjau dari aspek topografinya terdiri dari daerah datar
sampai bergelombang, dengan klasifikasi kurang lebih 80% luas daerahnya merupakan daerah
perbukitan dan sisanya daerah datar dengan ketinggian 25 – 500 meter diatas permukaan laut
(mdpl), dengan dataran tinggi bergelombang dan berbukit (88,96%) dengan fungsi dominan
untuk lahan perkebunan (18,56%), kehutanan (43,04%), dan daerah permukiman (1,57%),
serta sebagaian kecil merupakan dataran rendah yang rata hingga landai (11,04%) dengan
fungsi permukiman (2,80%), pertanian (9,40%) dan perikanan (0,24%).
Kota Parepare sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian atau perbukitan
terutama pada wilayah Kecamatan Bacukiki dengan ketinggian >500 meter dpl. Khusus untuk
Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang, berada pada ketinggian 0-500 m dpl. Dengan kondisi
seperti ini memperlihatkan bahwa morfologi Kota Parepare terbagi atas morfologi rendah dan
tinggi (perbukitan/pegunungan). Lebih jelasnya lihat tabel berikut.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Tabel 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut Tiap Kecamatan Di
Kota Parepare
No
Kecamatan
Luas Ketinggian Wilayah (Ha)
0-7 m
8-25 m
26-100 m
101-500 m
> 500 m
1
Bacukiki
154,6
776,4
2668,78
3119,0
316,11
2
Ujung
87,16
214,78
476,64
54,40
-
3
Soreang
70,84
38,6
914,64
105,92
-
4
Bacukiki Barat
*
*
*
*
*
312,6
1029,78
5060,06
2279,32
316,11
Jumlah
Sumber
Ket
: Data Pokok Kota Parepare
: Data Menyatu dengan Kec. Induk
Tingkat kemiringan lereng merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah yang
sangat mempengaruhi terhadap kesesuaian lahan dan penataan lingkungan alami. Untuk
kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan ketahanan
konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng adalah faktor utama yang menentukan fungsi kawasan, untuk
diarahkan sebagai kawasan lindung atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kawasan
fungsional seperti persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan
kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai
untuk perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng
diuraikan sebagai berikut :
Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan kecil.
•
Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan pertanian, namun bila
terjadi kesalahan dalam pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.
•
Kelerengan 10% - 30% yakni daerah yang sangat mungkin mengalami erosi, terutama bila
tumbuhan pada permukaannya ditebang, daerah ini masih dapat dibudidayakan namun
dengan usaha lebih.
•
Kelerengan > 30% yakni daerah yang sangat peka terhadap bahaya erosi, dan kegiatan di
atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa
akibat terhadap lingkungan yang lebih luas.
Faktor kemiringan lereng sangat berkaitan dengan kemampuan lahan untuk
mengakomodasikan berbagai aktifitas masyarakat dalam suatu ruang. Aktifitas masyarakat
akan relatif mudah dilakukan pada lahan yang landai dengan kemiringan
0-2%. Kemiringan
lahan untuk kegiatan perkotaan sebaiknya tidak melebihi dari 15% agar memudahkan
pembangunan sarana dan prasarana kota. Lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 15%
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
cenderung mempunyai kendala dalam pemanfaatan ruang kota, karena semakin curam kondisi
suatu lahan, maka akan semakin mudah terjadi erosi terhadap permukaan tanah.
Morfologi wilayah Kota Parepare secara umum dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu:
dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. (1) Morfologi dataran rendah terdapat pada
bagian yang sempit sekitar muara Sungai KarajaE, sepanjang pesisir dan melebar di sekitar
Soreang. Tingginya berkisar antara 0 sampai 50 meter di atas muka laut, dengan lereng landai
hingga datar. (2) Morfologi perbukitan secara luas menempati bagian barat wilayah kota,
memanjang dengan arah kurang lebih Utara Selatan, umumnya berlereng landai hingga curam.
Ketinggiannya berkisar antara 50 sampai 250 meter di atas muka laut di sekitar Bacukiki dan
Lapadde.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Gambar Peta Topografi
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Lereng Wilayah Diperinci Menurut Kelurahan Kota Parepare
NO.
I.
1.
2.
Kecamatan/
Kelurahan
Kelas Lereng
0–2%
Ha
%
Cappagalung
Kampung
Baru
25,9 37,0
20,4 44,4
LompoE
129,3 11,3
4.
Lumpue
180,3 36,1
6.
7.
Watang
Bacukiki
Bumi
Harapan
Sumpang
Minangae
Jumlah
> 40 %
%
Ha
%
Ha
%
21,6 60,0
2.
Uj. Sabbang
36,0
3.
Ujung Bulu
4.
Lapadde
5.
Mallusetasi
III.
Kecamatan Soreang
1.
Lakessi
15,0
2.
Ujung Baru
17,6 36,7
136,3
23,7 51,5
-
-
46
0,46
538,5 47,1 361,6 31,6
113,6
1,9
4,2
90,2 18,1
9,9 26,1
100
4,5 11,8
118,4 11,9
18 81,8
100
59,6 91,6
12,0
100
Ujung Lare
9,4 52,1
6.
Bukit Indah
5,8
4,8
30,0
5,4
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
89,7 17,9
9,9 1.143 11,52
138,9 27,8
499
5,02
8,9 349,4 13,7 1.769,3 69,3 2.552 25,69
88,9 14,4
-
-
4,6 1.066,2 35,8 643,8 21,6
5.
Harapan
0,70
12,2 39,2
Labukkang
Bukit
70
18,8 60,8
1.
Pisang
-
440,9 71,6
Kecamatan Ujung
Kampung
-
3,5
II.
Soreang
30,7 43,9
21,4
Tiro Sompe
Watang
13,4 19,1
226,6
9.
7.
Ha
%
8,1
LemoE
4.
Ha
206,7
8.
3.
16 – 40 %
Kecamatan Bacukiki
3.
5.
3 – 15 %
64,6 10,5
-
-
616
6,21
31
0,31
1128,6 37,9 2.975 29,97
6,4 16,8
21,7 57,0
-
-
38
0,38
6,7 18,7
7,7 21,3
-
-
36
0,36
-
-
-
36
0,36
3,8 10,1
-
-
38
0,38
647,9 64,9 231,7 23,2
-
-
-
-
29,7 78,1
4,0 18,2
-
-
21,8 45,3
-
988 10,06
-
-
-
-
22
0,22
-
-
-
-
15
0,15
8,64 18,0
-
-
48
0,48
5,4
8,4
-
-
-
-
65
0,65
-
-
-
-
-
-
12
0,12
6,4 35,6
2,24 12,4
-
-
18
0,18
79,0 66,4
34,2 28,8
-
-
119
1,19
224,2 34,3 301,8 54,3
-
-
556
5,59
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Jumlah (Ha)
1.096,9
3.421,4
2.199,7
3.215,4
9.933
Jumlah (%)
11,0
34,4
22,1
32,4
100,0
Sumber : Amdal Kawasan Industri Parepare
Ket.
: Data u/ Kec. Bacukiki Barat masih menyatu dengan Kecamatan Induk (Bacukiki)
Satuan ini menempati daerah yang sempit di antara morfologi dataran rendah dan
pegunungan. (3) Morfologi pegunungan menempati sebagian besar daerah hulu DAS KarajaE
yang membentang arah kurang lebih Utara-Selatan, dan melebar di bagian Selatan. Satuan
morfologi ini umumnya berlereng terjal, mempunyai ketinggian melebihi 250 meter di atas
muka laut.
2.1.3. Kondisi Geologi
Formasi geologi yang terdapat Kota Parepare sebagai pembentuk struktur batuan di
wilayah Kota Parepare antara lain endapan alluvial, batu gamping koral dan batuan vulkanik
seperti tuff, breksi, konglomerat dan lava. Sedangkan struktur tanah dan batuan di wilayah Kota
Parepare meliputi struktur batuan (geologi) yang terdiri dari struktur batuan gunung api kering
(Qv) dan batuan gunung api bersipat menengah dan basah (Tnv) dan struktur batuan Tnv yang
terletak di daerah sebelah selatan wilayah Kota Parepare, sedangkan kondisi fisiografi secara
garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yakni daratan rendah dan
perbukitan, dengan urainnya ;
•
Dataran Rendah
Adapun bentuk dataran rendah di wilayah Kota Parepare terdapat dua (2) jenis, yakni
alluvial dan martin, Untuk jenis alluvial terbentuk dari deposit alluvium berbahan halus yang
berasal bagian hulu sungai dan daerah sekitarnya, sungai utama dan anak sungainya beserta
aliran permukaan mendeposisikan bahan-bahan suspensi, debu, pasir, kerikil dan kerakal
sehingga terbentuk dataran alluvial luas yang berumur subresen yang dijumpai dalam
bentuk lahan tanggul sungai, alur-alur draenase. Proses-proses erosi, deposisi dan
sedimentasi serta pergerakan air dapat membentuk lahan baru dengan bentuk wilayah
datar, sedangkan kelompok martin adalah bentuk daratan pantai yang terbentuk karena
danya proses agradasi yakni proses pengendapan material yang diangkut dari sungai,
sehingga terjadinya penambahan daratan. Disamping itu adanya proses lain seperti
pengangkatan daratan atau penurunan air laut, namun kedua proses ini terjadi secara
terpisah sehingga dapat membentuk teras martin, sedangkan bentuk martin yang terdapat di
Kota Parepare berupa daratan pasang surut, endapan delta dan beting pasir.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
•
Perbukitan
Kelompok perbukitan adalah batuan basal yang tergolong batuan vulkanik dengan proses
endogen dan eksogen yang dapat mengubah bentuk asli morfologi volkan menjadi
perbukitan, yaitu melalui proses-proses pengangktan, erosi, gradasi, deposisi dan gerakan
massa, sehingga terbentuklah perbukitan dengan amplitudo kurang dari 200 meter dila
dibandingkan dengan daerah sekitarnya dan membentuk bukit-bukit kecil dengan pola acak.
Bentuk-bentuk lahan yang termasuk dalam kelompok perbukitan di Kota Parepare adalah
pola acak berlereng (8-15 %), berlereng (15-25 %), berlereng 925-40 %) lebih dari 40 %.
Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Parepare meliputi :
Tanah inceptisol adalah jenis tanah yang mulai memperlihatkan perkembangan horizon
genetic, sehingga tanah ini lebih tua dari pada tanah entisol. Tanah Inceptisol
berkembang pada rejim temperature yang panas maka inceptisol tersebut dikategorikan
sebagai sub ordo Tropeps dan grup Dystropepts.
Ordo Alfisol adalah jenis tanah yang dicirikan dengan horizon argilik, penetapan ordo
alfisol ini masih bersifat sementara karena salah satu persyaratan utama yaitu
kejenuhan basa harus lebih dari 35% pada horizon lapisan bawah.
Ordo Ultisol adalah jenis tanah yang termasuk ordo ultisol adalah tanah-tanah yang telah
mengalami perkembangan yang lebih lanjut yang dapat disebabkan oleh proses
pencucian yang sangat intensif. Tanah ini dicirikan oleh adanya horizon argilik dan
kejenuhan basa kurang dari 35% pada horizon bawah.
2.1.3.1 Jenis Tanah
Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan Aluvium, Miosen tengah-akhir
serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan sedikit terobosan Andesit. Endapan Aluvium terdiri
dari lempung, pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang tidak padu (lepas). Endapan ini
berasal dari hasil desintegrasi batuan yang lebih tua. Struktur tanah yang terbentuk meliputi
jenis tanah entisol, inceptisol, molisol, dan ultisol.
Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah barat, memanjang dari utara
ke selatan dan pada umumnya diisi oleh endapan sedimen Sungai dan pantai berpotensi
pengembangan pertanian dan perikanan (tambak). Sedangkan morfologi perbukitan dengan
ketinggian ± 50 – 200 meter dari permukaan laut yang berada pada bagian tengah ke arah
Timur dan Selatan pada umumnya wilayah perbukitan yang berpotensi untuk pengembangan
perkebunan.
Berdasarkan Litostratigrafi, wilayah Kota Parepare mencakup 4 (empat) satuan
batuan. (1) Satuan tufa kasar dan tufa halus yang bersifat masam. Satuan tufa kasar dan tufa
halus ini menempati pada bagian Utara Kota Parepare, bersesuaian dengan satuan morfologi
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
dataran rendah. (2) Satuan Batugapamping yang dijumpai di daerah Tanah Mailiye dalam
komposisi kalkarenit. Kemudian menumpang tidak selaras di atas satuan tufa yaitu satuan
breksi vulkanik. Satuan batuan ini terdiri dari fragmen dan matrik yang bersifat andesitan.
Batuan ini tersingkap dengan baik di bagian Selatan dan Barat Kota Parepare. (3) Satuan Batuan
Beku yang dijumpai di pantai Lumpue, batuan beku ini bersifat masam. (4) Satuan keempat
termuda, yaitu satuan alluvial yang menempati sebagian pantai Kota Parepare. Bahannya
berupa bongkahan, kerakal, kerikil, pasir dan lempung serta endapan pantai yang sampai
sekarang pembentuknya masih berlangsung.
Formasi geologi di Kota Parepare sebagai pembentuk struktur batuan antara lain:
endapan alluvial dan pantai, pasir, lempung, lumpur dan batu gamping koral. Selain itu terdapat
juga batu gunung api berupa tufa, breksi, konglomerate dan lava. Jenis tanah di Kota Parepare
antara lain berupa :
Tanah Regosol, tanah ini memiliki tekstur yang kasar dengan tanah kadar pasir yang lebih
dari 60% dan memiliki solum yang dangkal.
Tanah Alluvial, adalah tanah endapan yang tidak memiliki horizon yang lengkap karena
kerap kali tercuci akibat erosi pada daerah kemiringan.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Gambar 1.5 Peta Struktur Geologi
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Gambar 1.6 Peta Sebaran Jenis Tanah
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
2.1.4. Kondisi Geohidrologi
2.1.4.1 Air Permukan dan Air Tanah
Secara hidrologis, penyediaan air bersih bagi masyarakat bersumber dari air permukaan,
yaitu Sungai KarajaE dan air tanah yang tersebar pada beberapa titik di Kota Parepare. Sumber
air tanah yang dapat dimanfaatkan masyarakat adalah air tanah dangkal dan tanah dalam.
Sumber air tanah dalam yang saat ini masih berfungsi yaitu sumur dalam P-2B Soreang, P-1D
Harapan, P-5B Wekke’e dan P-4B Takkalao serta P-2C Soreang yang jumlah seluruh
kapasitasnya mencapai 100 liter/detik. Untuk tanah dangkal berasal dari sumber Labatu
dengan kapasitas 145 liter/detik.
Gambaran perkembangan kapasitas produksi air permukaan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 23.
Perkembangan Kapasitas Produksi Air Permukaan, Tahun 2001 – 2009
Air
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008/9
Permukaan
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
ltr/dt
16,72
16,34
16,34
16,33
16,29
15,07
39,19
40
13,02
12,92
13,11
14,09
16,02
15,09
16,98
20
-
16,11
10,45
6,43
8,18
9,42
16,57
20
-
-
-
-
12,90
14,62
16,41
20
-
-
9,10
10,57
8,80
9,17
17,32
20
29,74
45,37
49,00
47,42
62,19
63,37
106,47
120
IPA I Sungai
Karajae
IPA II Sungai
Karajae
IPA III Sungai
Karajae
IPA IV Sungai
Karajae
IPA V Sungai
Karajae
Jumlah
Sumber :
PDAM Kota Parepare, 2009
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Gambaran perkembangan kapasitas produksi air bawah tanah dapat dilihat pada Tabel 2.4.
sebagai berikut.
Tabel 2.4.
Perkembangan Kapasitas Produksi Air Bawah Tanah, Tahun 2001 – 2009
Air Bawah 2001
Tanah
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008/9
ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt
Sumur
Dalam P-1 D 13,56
13,25
11,26
8,77
7,40
5,82
-
-
15,85
14,68
14,38
12,98
12,52
12,16
10
-
-
-
-
-
-
-
9,47
-
-
-
-
-
-
-
13,37
12,56
9,52
-
-
-
-
14,67
15,35
16,72
16,68
16,57
20
10,40
7,23
5,13
6,20
-
-
20
-
-
-
16,08
16,68
17,59
20
10,64
12,40
14,37
14,11
12,37
15,31
-
5
5
5
5
5
5
-
Harapan
Sumur
Dalam P-1 E 15,10
Harapan
Sumur
Dalam P-2 B 16,79
Soreang
Sumur
Dalam P-2 C 9,02
Soreang
Sumur
Dalam P-2 E Soreang
Sumur
Dalam P-2 F Soreang
Sumur
Dalam P-4 B 12,56
Takkalao
Sumur
Dalam P-4 C Takkalao
Sumur
Dalam P-5 B 12,71
wekke’e
Sumur
Dangkal
5
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Labatu
Jumlah
Sumber
84,74
64,61
78,61
75,56
88,01
69,07
66,63
70
: PDAM Kota Parepare, 2009 dan Dokumen Prasarana Infrastruktur Kota Parepare
2009
Ditinjau dari keadaan hidrologisnya, Kota Parepare dalam memanfaatkan sumber air baku
yang melayani masyarakat adalah air permukaan dari aliran air sungai Karajae. Sungai ini
mempunyai debit air 99 liter/detik pada musim kemarau dan 500 liter/detik pada musim
hujan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan dan pengawasan daerah aliran
sungai di Kota Parepare sangat mendesak dilakukan, terlebih lagi dengan wilayah yang terkait
langsung dengannya, seperti kawasan hutan lindung, kawasan konservasi dan daerah resapan
hujan.
Selain pemanfaatan air permukaan, pengembangan pemanfaatan air baku bagi sistem
penyediaan air bersih di Kota Parepare juga memanfaatkan air tanah dengan kedalaman 100 m
yang terletak di dalam wilayah Kota Parepare. Oleh sebab itu untuk terus memperoleh manfaat
sumber air baku dari air tanah yang terletak di wilayah Kota Parepare perlu diadakan
penghijauan dan revegetasi daerah aliran air tanah.
2.1.4.2 Klimatologi
Kondisi iklim di wilayah Kota Parepare terbagi dalam dua zona yakni zona hujan
masing-masing zona C2 dan D2. Zona iklim tipe C2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar
5-6 bulan dan jumlah bulan kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian barat Kota
Parepare sampai pesisir pantai dengan luas ± 60% dari luas wilayah Kota Parepare, sedangkan
Zona iklim tipe D2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar 3-4 bulan dan jumlah bulan
kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian timur Kota Parepare dengan luas ±40% dari
luas wilayah Kota Parepare. Dengan demikian, Kota Parepare didominasi oleh tipe iklim C2
dimana jumlah bulan basah lebih dominan dibanding bulan kering.
Karena wilayah Kota Parepare memiliki dua (2) pola musim yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Dari data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamatan Kecamatan
Ujung menunjukkan bahwa rerata curah hujan tahunan berkisar 1796 mm/thn. Curah hujan
bulanan yang terjadi di wilayah ini umumnya lebih kecil dari 400 mm/thn kecuali pada bulan
desember. Besar curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 40-428 mm dengan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi pada bulan desember, tabel 2.5 berikut ini :
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Curah hujan tertinggi di Kota Parepare adalah 556 mm/tahun dan terendah
menunjukkan angka 0 mm/tahun atau nol hari pada Bulan Agustus di Kecamatan Bacukiki.
Rata-rata kecepatan angin berkisar antara 2,5-5,8 m/detik yang bertiup dari arah Barat ke
Timur selama Bulan November sampai April, sedangkan temperatur suhu udara rata-rata
berkisar 28,1-28,8 0C.
Tabel 2. 5 Jumlah Curah Hujan, Kecepatan Angin, Dan Suhu Udara Rata-Rata Tiap
Kecamatan Di Kota Parepare
Kecamatan Bacukiki
Bulan
CH
KA
(mm) (m/dtk)
Kecamatan Ujung
SUHU
(0C)
CH
KA
(mm) (m/dtk)
Suhu
(0C)
Kecamatan Soreang
CH
KA
(mm) (m/dtk)
SUHU
(0C)
Januari
303
1,7
28,7
205
1,7
28,7
205
1,7
28,7
Februari
51
1,8
28,2
265
1,7
28,2
265
1,7
28,2
Maret
212
1,9
28,2
442
2,0
28,2
442
2,0
28,2
April
336
2,0
28,1
313
1,9
28,1
313
1,9
28,1
Mei
142
2,1
28,6
115
1,9
28,6
115
1,9
28,6
Juni
78
2,2
28,8
23
2,1
28,8
23
2,1
28,8
Juli
16
2,8
28,5
42
2,6
28,5
42
2,6
28,5
Agustus
2
2,5
28,5
115
2,4
28,5
115
2,4
28,5
September
4
5,9
28,7
87
5,8
28,7
87
5,8
28,7
Oktober
30
2,7
28,7
93
2,3
28,7
93
2,3
28,7
November
204
2,5
28,7
152
2,5
28,7
152
2,5
28,7
Desember
385
2,4
28,6
556
2,5
28,6
556
2,5
28,6
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2009
Ket.
: Data u/ Kec. Bacukiki Barat masih menyatu dengan Kecamatan Induk (Bacukiki)
2.2. ADMINISTRASI
Luas Wilayah Kota Parepare secara administrasi adalah 99,33 km2 terdiri atas 4
(empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan. Berdasarkan luas wilayah dari masingmasing kecamatan Kota Parepare, menunjukkan bahwa wilayah kecamatan terluas adalah
Kecamatan Bacukiki dengan luas kurang lebih 66,70 Km2, atau sekitar 67,15% dari luas wilayah
Kota Parepare, sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Soreang dengan luas wilayah kurang lebih 8,33 Km2 atau sekitar 8,38 % dari luas Kota Parepare.
Secara terperinci luas dari masing-masing kecamatan dan kelurahan di Kota Parepare, dapat
dilihat pada tabel 2.6 dan peta 1.3, berikut ini :
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Tabel 2.6 Luas Wilayah Diperinci Menurut Kecamatan dan Kelurahan Kota Parepare
Tahun 2009
Persentase (%) Terhadap
Luas
Kelurahan
luas
No
Kecamatan
(Km2)
Kecamatan
Kota
1 Bacukiki
Watang Bacukiki
25,52
38,26
25,69
44,60
Lemoe
29,75
29,95
7,9
Lompoe
5,27
5,31
9,24
Galung Maloang
6,16
6,20
100
Total
66,70
67,15
2 Bacukiki Barat
Lumpue
4,99
38,38
5,02
47,38
Bumi Harapan
6,16
6,20
2,38
Sumpang Minangae
0,31
0,31
5,38
Cappa Galung
0,70
0,70
2,92
Tiro Sompe
0,38
0,38
3,54
Kampung Baru
0,46
0,46
100
Total
13,00
13.09
3 Ujung
Labukkang
0,36
3,19
0,36
1,95
Mallusetasi
0,22
0,22
3,19
Ujung Sabbang
0,36
0,36
3,36
Ujung Bulu
0,38
0,38
88,32
Lapadde
9,98
10,05
100
Total
11,30
11.38
4 Soreang
Kampung Pisang
0,12
1,44
0,12
1,80
Lakessi
0,15
0,15
5,76
Ujung Baru
0,48
0,48
2,16
Ujung Lare
0,18
0,18
14,29
Bukit Indah
1,19
1,2
7,8
Watang Soreang
0,65
0,65
66,75
Bukit harapan
5,65
5,60
100
Total
8,33
8.39
Jumlah
22
99.33
100,00
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Gambar 1.3 Peta Wilayah Perencanaan
(terlampir)
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
2.3 KEPENDUDUKAN
2.3.1 Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Parepare setiap tahun mengalami peningkatan, baik yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk Kota Parepare sendiri maupun migrasi dari
daerah sekitar Kota Parepare. Pada dasarnya tingkat perkembangan jumlah penduduk, dapat
digunakan untuk mengestimasi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi
jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengn pendekatan matematis dengan
pertimbanngan jumlah penduduk 5 tahun terakhir.
Data jumlah penduduk Kota Parepare 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk
pada Tahun 2006 sebanyak 115.169 jiwa, yang terdiri dari 56.883 jiwa laki-laki serta 58.286
jiwa perempuan, dan 27.464 kepala keluarga (KK) dan mengalami peningkatan menjadi
129.013 jiwa pada tahun 2010 yang terdiri dari 63.241 jiwa laki-laki serta 65.772 jiwa
perempuan, dan 28.879 kepala keluarga (KK) dimana setiap keluarga rata-rata memiliki
anggota keluarga sebanyak 4 sampai 5 orang. Hal tersebut memperlihatkan adanya
perkembangan penduduk selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan rerata pertumbuhan
2,88 % pertahun. Pertumbuhan penduduk Kota Parepare berdasarkan jenis kelamin dan
pertumbuhan penduduk Kota Parepare pada setiap kecamatan selama kurun waktu 2006
hingga 2010 dapat dilihat pada tabel 2.7, tabel 2.8 dan diagram 2.1, berikut ini :
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Parepare Tahun 2006
- 2010
NO.
TAHUN
1
2
3
4
5
2006
2007
2008
2009
2010
LAKI-LAKI PEREMPUAN
56.883
56.967
57.931
57.032
63.241
58.286
59.342
59.132
61.810
65.772
JUMLAH
SEX
RATIO
115.169
116.309
117.063
118.842
129.013
98
96
98
92
96
Sumber data : Kota Parepare Dalam Angka 2010
Sex ratio Kota Parepare pada tahun 2010 sekitar 96 yang berarti terdapat sekitar 96 orang lakilaki diantara 100 perempuan, hampir seimbang laki-laki dan perempuan.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Tabel 3.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Di Kota Parepare Tahun 2006 - 2010
Tahun Pertumbuhan
No
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
Pertumbuhan
Penduduk (%)
Kecamatan
1
Bacukiki
13.633
13.768
13.857
14.068
14.477
1,51
2
Bacukiki Barat
30.592
34.601
36.482
37.036
39.035
1,71
3
Ujung
29.584
29.681
29.150
29.593
32.033
2,01
4
Soreang
41.360
38.259
37.574
38.145
43.468
1,71
118.842
129.013
2,88
Jumlah
115.169
116.309 117.063
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2010
Diagram 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2006-2010
135,000
129,013
130,000
125,000
118,842
120,000
115,169
116,309
117,063
2007
2008
115,000
110,000
105,000
2006
2009
2010
Sumber : Tabel 2.7
Data pertumbuhan jumlah penduduk pada tabel diatas merupakan akumulasi dari faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kota Parepare. Data kecenderungan
pertumbuhan penduduk Kota parepare 5 tahun terakhir denagn tingkat pertumbuhan rerata
2,88 % pertahun, maka dengan metode pendekatan matematis dapat dilakukan proyeksi atau
perkiraan jumlah penduduk hingga tahun 2015. Hasil analisa dilakukan menunjukkan perkiraan
jumlah penduduk Kota Parepare hingga tahun 2015 mencapai 139.721 jiwa, secara rinci dapat
dilihat pada tabel 2.8 dan diagram 2.2.
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Tabel 2.8 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2011-1015
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2011
2012
2013
2014
2015
1
Bacukiki
14.696
14.918
15.144
15.373
15.606
2
Bacukiki Barat
39.701
40.378
41.066
41.767
42.479
3
Ujung
32.676
33.333
34.002
34.685
35.381
4
Soreang
44.012
44.562
45.119
45.683
46.255
Jumlah
131.085
133.191
135.332
137.508
139.721
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010 dan Hasil Estimasi Poja AMPL Tahun 2011
Diagram 2.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2011-2015
142,000
139,721
140,000
137,508
138,000
135,332
136,000
133,191
134,000
132,000
131,085
130,000
128,000
126,000
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Tabel 2.8
2.3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Distribusi penduduk berkaitan dengan jumlah penduduk yang menghuni suatu
wilayah dengan berdasarkan pada batasan administrasi wilayah yang bersangkutan.
Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah akan mempengaruhi tingkat
konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dapat melayani
kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut.
Jumlah penduduk Kota Parepare pada akhir tahun 2010 berjumlah 129.013 jiwa
yang terdistribusi pada 4 kecamatan dengan tingkat persebaran penduduk tidak merata
pada setiap kecamatan. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan
Soreang dengan jumlah penduduk sebanyak 43.468 jiwa atau sekitar 33,69% dari
jumlah penduduk Kota Parepare sedangkan distribusi penduduk terkecil adalah
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
kecamatan Bacukiki dengan jumlah penduduk kurang lebih 14.477 jiwa atau sekitar 11,
22% dari jumlah Penduduk Kota Parepare,
Parepare secara rinci diuraikan pada tabel 2.9 dan diagram
2.3 berikut ini :
Tabel 2.9 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Parepare Tahun 2010
No
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Distribusi
Penduduk
(%)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1
Bacukiki
66,70
14.477
11,22
217
2
Bacukiki Barat
13,00
39.035
30,26
3.003
3
Ujung
11,30
32.033
24,83
2.835
4
Soreang
8,33
43.468
33,69
5.218
99,33
129.013
100,00
1.299
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik
Diagram 2.3 Distribusi Penduduk Kota Parepare Tahun 2010
Distribusi Penduduk
11%
34%
Bacukiki
30%
Bacukiki Barat
Ujung
25%
Soreang
Sumber : Tabel 2.9
Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa distribusi dan tingkat
kepadatan penduduk tiap-tiap
tiap kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk
Kota Parepare mencapai 1.299 jiwa/Km2. Dengan tingkat kepadatan penduduk
terendah berada di Kecamatan Bacukiki yaitu 217 jiwa/Km2, selanjutnya Kecamatan
Ujung dengan kepadatan 2.835 jiwa/Km2, Kecamatan Bacukiki Barat dengan kepadatan
3.003 jiwa/Km2 dan Kecamatan Soreang yang merupakan kecamatan terpadat dengan
tingkat kepadatan penduduk 5.218 jiwa/Km2.
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut sangat dipengaruhi oleh
perbandingan antara jumlah penduduk yang menghuni setiap kecamatan terhadap
luasan (perubahan luas) wilayah kecamatan.
2.4 PENDIDIKAN
Tabel 2.10 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Parepare Tahun 2009/2010
TK
SD
SMP
SMA
SMK
No.
Kecamatan/
Kelurahan
Negeri
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
1.
Kec. Ujung
14
20
3
3
2
2
1
1
1
2.
Kec. Soreang
14
24
10
3
4
1
2
1
3
3.
Kec. Bacukiki
3
11
-
4
1
-
-
-
1
4.
Kec. Bacukiki
Barat
13
25
3
3
1
2
-
1
2
Jumlah
44
80
16
13
8
5
3
3
7
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010
Tabel 2.11 JumlahTenaga Pengajar Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Parepare
Tahun 2010
Tabel 2.12 Jumlah Murid Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Parepare Tahun
2009/2010
TK
No.
1
Kecamatan/Kelurahan
2
SD
SMP
SMA
SMK
Negeri
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri/
Swasta
Negeri/
Swasta
3
5
6
7
8
9
11
1.
Kec. Ujung
750
4.919
586
2.034
369
1.867
719
2.
Kec. Soreang
626
4.613
486
1.521
327
567
1.549
3.
Kec. Bacukiki
118
1.624
-
579
43
-
20
4.
Kec. Bacukiki Barat
469
4.756
-
1.936
16
1.013
1.540
Jumlah
1.963
15.912
1.072
6.070
755
3.447
3.828
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
2.5 KESEHATAN
Sarana Kesehatan yang ada di Kota Parepare terdiri dari 6 (enam) unit
Puskesmas Perawatan, 17 unit Pustu, 8 Unit Rumah Sakit terdiri dari 3 (tiga) unit
rumah sakit umum, 1 (satu) unit rumah sakit khusus penyakit kusta dan 4 (empat) unit
rumah sakit bersalin, 115 posyandu (aktif 89 posyandu), dan 8 (Delapan) unit
Poskesdes. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan di Kota Parepare tahun 2009 sebanyak
727 tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga dokter 63 orang terdiri dari 13 Dokter
Spesialis, 35 Dokter Umum, 15 Dokter Gigi, Perawat 397 orang, bidan 93 orang, Farmasi
30 orang, Gizi 20 orang, Teknisi Medis 50 orang, sanitasi 20 orang dan kesehatan
masyarakat 46 orang. Dimana tenaga kesehatan ini tersebar bukan saja difasilitas
kesehatan milik pemerintah tetapi fasilitas swasta juga.
2.6 SOSIAL MASYARAKAT
Struktur penduduk menurut agama berdasarkan data yang ada (Kota Parepare
Dalam Angka Tahun 2010) menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Kota Parepare
adalah pemeluk Agama Islam yaitu sebanyak 11.484 jiwa atau sekitar 86.70% dari total
jumlah penduduk Kota Parepare. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas
pemeluk Agama Kristen Protestan dan Katolik masing-masing 8.104 jiwa dan 5.243
jiwa, pemeluk Agama Hindu dan Budha masing-masing sebanyak 1.826 jiwa dan 1.398
jiwa, selengkapnya diuraikan pada tabel 2.14, Distribusi penduduk pemeluk Agama
Islam tersebar merata di seluruh kecamatan, begitu pula dengan pemeluk agama
lainnya.
Tabel 2. 14 Struktur Penduduk Menurut Agama di Kota Parepare Tahun 2009
No
Kecamatan
A g a m a
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Konfhucu
Total
1
Bacukiki
38.601
702
725
882
126
21
41.057
2
Ujung
35.146
1.109
1252
631
727
261
39.126
3
Soreang
37.737
6.293
3266
313
545
252
48.406
4
Bacukiki
Barat
*
*
*
*
*
*
*
Jumlah
111.484
8.104
5.243
1.826
1.398
534
128.589
Persentase (%)
86,70
6,30
4,08
1,42
1,09
0,42
100
Sumber : Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2010
Ket * : Data Menyatu Dengan Kecamatan Induk
Sarana ibadah yang ada di Kota Parepare terdiri dari ... bangunan mesjid, .....bangunan
langgar, bangunan mushola, .... bangunan gereja dan ... wihara
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
2.7 PEREKONOMIAN
2.8 VISI MISI KOTA PAREPARE
2.8.1 Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Parepare Tahun 2008 2013
Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun 2008 - 2013
adalah :
Terwujudnya Parepare sebagai Bandar Madani dengan Masyarakat
yang Mandiri, Religius serta Berkomitmen Lingkungan
Bandar Madani adalah kondisi sebagai sebuah kota yang didalamnya berlangsung
kehidupan yang sejahtera dan berperadaban dengan dukungan sarana, prasarana dan
fasilitas yang mencukupi. Citra Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada
kesejahteraan dan peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai
spirit zaman.
Mandiri adalah kondisi tatanan masyarakat yang berpendidikan, sehat, produktif,
sadar kewajiban, dan berdaya. Citra mandiri ditandai oleh pencapaian kualitas manusia
dalam hal pendidikan dan kesehatan, kemampuan berproduksi secara inovatif,
menjalankan kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, serta mampu mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan dengan potensi dan sumberdaya yang ada.
Religius adalah kondisi tatanan masyarakat yang agamis, menjunjung tinggi etika
dan moralitas, cinta kerukunan dan kedamaian, saling menghargai dan toleran, serta
menjunjung tinggi hak-hak sesama manusia.
Berkomitmen Lingkungan adalah kondisi tatanan masyarakat yang menghargai
dan cinta terhadap lingkungan sebagai tempat hidup serta efisien dan efektif dalam
memanfaatkan sumberdaya alam.
2.8.2 Misi
Misi pembangunan Kota Parepare dalam kurun waktu 2008 - 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat;
2. Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat;
3. Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota;
4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan;
5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humanis;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
2.8.3 Nilai-nilai Dasar
Untuk menjaga konsistensi antara pembangunan masa lalu dengan pembangunan
mendatang sebagaimana yang tertuang pada Visi dan Misi yang dijabarkan ke dalam
kebijakan pembangunan pada kurun waktu 2006-2008, maka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah beranjak dalam koridor norma-norma agama
dan budaya lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kota yang dinamis.
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tata pergaulan
masyarakat nilai-nilai yang dianut berpedoman dan menjadi sumber inspirasi/kekuatan
berdasarkan pada norma agama, norma kesusilaan, norma adat, norma hukum dan tata
pergaulan yang harmonis.
Adapun nilai-nilai yang menjadi bingkai dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan tata pergaulan masyarakat di kota Parepare
didasarkan pada tradisi masyarakat Kota Parepare dan prinsip-prinsip
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam bentuk:
-
Sipakatau, sipakalebbi, simase-maseang
Saling menghormati, saling menghargai, saling mengasihi antara satu dengan yang
lain dan senantiasa berlaku bijak duduk bersama merumuskan suatu masalah dan
mencari jalan keluar yang terbaik, sebagai wujud pengakuan atas kesederajatan
manusia ciptaan Tuhan.
-
Mali siparappe, malilu sipakainge, siwata menre tassiwata no
Saling mengingatkan, saling membantu dan tidak saling menjatuhkan.
-
Massidi siri, massidi gau
Bermusyawarah dan bertukar pikiran antara pemerintah dan masyarakat sebagai
suatu keluarga untuk mencari solusi yang terbaik dalam suasana interaksi
komunikatif yang kondusif.
-
Sipaiyya sipakkelo
Pemerintah dan masyarakat saling mufakat dan mengiyakan
-
Lempu getteng, ada tongen, temmapasilaingeng
Jujur, tegas, berani, kuat dalam pendirian, berpegang pada kebenaran, serta berlaku
adil pada semua pihak.
-
Resopatemmangingngi namalomo naletei pammase dewatae.
Hanya dalam kerja keras terdapat kemudahan dan rahmat dari Tuhan
-
Kesetaraan
Memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada setiap anggota masyarakat
dalam lingkup tata pergaulan.
-
Akuntabilitas
Menjadikan setiap langkah dalam pengambilan kebijaksanaan, keputusan dan
tindakan lainnya harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik sesuai dengan
kinerja yang telah disepakati bersama.
-
Transparansi
Mendorong timbulnya saling percaya antara komponen masyarakat, baik
pemerintah, swasta, stakeholders lainnya melalui penyebarluasan media informasi
yang akurat dan memadai.
-
Efektif dan Efisien
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
Penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara optimal yang berbasis pada
pencapaian kinerja dalam menjamin terselenggaranya pembangunan, dan
pelayanan terhadap masyarakat.
2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH
Setelah adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Parepare No 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah maka secara otomatis Peraturan Daerah Kota Parepare No 9
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sudah tidak
digunakan kembali sebagai dasar hukum Pemerintahan Kota Parepare.
Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Parepare yang masuk dalam
Kelompok Kerja (Pokja) AMPL-BM adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah Kota Parepare
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare
3. Dinas Kesehatan Kota Parepare
4. Badan Lingkungan Hidup Kota Parepare
5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Parepare
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan Kota Parepare
7. Dinas Tata Ruang dan Pengawasan bangunan Kota Parepare
8. Dinas PU Kota Parepare
9. Dinas Perindag, Koperasi dan UKM Kota Parepare
10. Kecamatan
11. PDAM Kota Parepare
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Buku Putih Kota Parepare
Gambaran Umum
KELOMPOK KERJA AMPL-BM KOTA PAREPARE
POKJA AMPL-BM Kota Parepare
Download