Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PAREPARE 2.1. GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, GEOLOGI DAN GEOHIDROLOGI 2.1.1. Kondisi Gografis Kota Parepare merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi strategis karena terletak pada jalur perlintasan transportasi darat maupun laut, baik arah Utara – Selatan maupun Timur – Barat, dengan luas 99,33 km2 yang secara geografis terletak antara 3o 57’ 39” - 4o 04’ 49” Lintang Selatan dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Terdiri atas 4 (empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yang secara administrasi memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, dan - Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar 2.1.2. Kondisi Topografi dan Kemiringan Lereng Wilayah Kota Parepare apabila ditinjau dari aspek topografinya terdiri dari daerah datar sampai bergelombang, dengan klasifikasi kurang lebih 80% luas daerahnya merupakan daerah perbukitan dan sisanya daerah datar dengan ketinggian 25 – 500 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan dataran tinggi bergelombang dan berbukit (88,96%) dengan fungsi dominan untuk lahan perkebunan (18,56%), kehutanan (43,04%), dan daerah permukiman (1,57%), serta sebagaian kecil merupakan dataran rendah yang rata hingga landai (11,04%) dengan fungsi permukiman (2,80%), pertanian (9,40%) dan perikanan (0,24%). Kota Parepare sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian atau perbukitan terutama pada wilayah Kecamatan Bacukiki dengan ketinggian >500 meter dpl. Khusus untuk Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang, berada pada ketinggian 0-500 m dpl. Dengan kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa morfologi Kota Parepare terbagi atas morfologi rendah dan tinggi (perbukitan/pegunungan). Lebih jelasnya lihat tabel berikut. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Tabel 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut Tiap Kecamatan Di Kota Parepare No Kecamatan Luas Ketinggian Wilayah (Ha) 0-7 m 8-25 m 26-100 m 101-500 m > 500 m 1 Bacukiki 154,6 776,4 2668,78 3119,0 316,11 2 Ujung 87,16 214,78 476,64 54,40 - 3 Soreang 70,84 38,6 914,64 105,92 - 4 Bacukiki Barat * * * * * 312,6 1029,78 5060,06 2279,32 316,11 Jumlah Sumber Ket : Data Pokok Kota Parepare : Data Menyatu dengan Kec. Induk Tingkat kemiringan lereng merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah yang sangat mempengaruhi terhadap kesesuaian lahan dan penataan lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan ketahanan konstruksi bangunan. Kemiringan lereng adalah faktor utama yang menentukan fungsi kawasan, untuk diarahkan sebagai kawasan lindung atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional seperti persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng diuraikan sebagai berikut : Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan kecil. • Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan pertanian, namun bila terjadi kesalahan dalam pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi. • Kelerengan 10% - 30% yakni daerah yang sangat mungkin mengalami erosi, terutama bila tumbuhan pada permukaannya ditebang, daerah ini masih dapat dibudidayakan namun dengan usaha lebih. • Kelerengan > 30% yakni daerah yang sangat peka terhadap bahaya erosi, dan kegiatan di atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa akibat terhadap lingkungan yang lebih luas. Faktor kemiringan lereng sangat berkaitan dengan kemampuan lahan untuk mengakomodasikan berbagai aktifitas masyarakat dalam suatu ruang. Aktifitas masyarakat akan relatif mudah dilakukan pada lahan yang landai dengan kemiringan 0-2%. Kemiringan lahan untuk kegiatan perkotaan sebaiknya tidak melebihi dari 15% agar memudahkan pembangunan sarana dan prasarana kota. Lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 15% POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum cenderung mempunyai kendala dalam pemanfaatan ruang kota, karena semakin curam kondisi suatu lahan, maka akan semakin mudah terjadi erosi terhadap permukaan tanah. Morfologi wilayah Kota Parepare secara umum dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu: dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. (1) Morfologi dataran rendah terdapat pada bagian yang sempit sekitar muara Sungai KarajaE, sepanjang pesisir dan melebar di sekitar Soreang. Tingginya berkisar antara 0 sampai 50 meter di atas muka laut, dengan lereng landai hingga datar. (2) Morfologi perbukitan secara luas menempati bagian barat wilayah kota, memanjang dengan arah kurang lebih Utara Selatan, umumnya berlereng landai hingga curam. Ketinggiannya berkisar antara 50 sampai 250 meter di atas muka laut di sekitar Bacukiki dan Lapadde. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Gambar Peta Topografi POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Lereng Wilayah Diperinci Menurut Kelurahan Kota Parepare NO. I. 1. 2. Kecamatan/ Kelurahan Kelas Lereng 0–2% Ha % Cappagalung Kampung Baru 25,9 37,0 20,4 44,4 LompoE 129,3 11,3 4. Lumpue 180,3 36,1 6. 7. Watang Bacukiki Bumi Harapan Sumpang Minangae Jumlah > 40 % % Ha % Ha % 21,6 60,0 2. Uj. Sabbang 36,0 3. Ujung Bulu 4. Lapadde 5. Mallusetasi III. Kecamatan Soreang 1. Lakessi 15,0 2. Ujung Baru 17,6 36,7 136,3 23,7 51,5 - - 46 0,46 538,5 47,1 361,6 31,6 113,6 1,9 4,2 90,2 18,1 9,9 26,1 100 4,5 11,8 118,4 11,9 18 81,8 100 59,6 91,6 12,0 100 Ujung Lare 9,4 52,1 6. Bukit Indah 5,8 4,8 30,0 5,4 POKJA AMPL-BM Kota Parepare 89,7 17,9 9,9 1.143 11,52 138,9 27,8 499 5,02 8,9 349,4 13,7 1.769,3 69,3 2.552 25,69 88,9 14,4 - - 4,6 1.066,2 35,8 643,8 21,6 5. Harapan 0,70 12,2 39,2 Labukkang Bukit 70 18,8 60,8 1. Pisang - 440,9 71,6 Kecamatan Ujung Kampung - 3,5 II. Soreang 30,7 43,9 21,4 Tiro Sompe Watang 13,4 19,1 226,6 9. 7. Ha % 8,1 LemoE 4. Ha 206,7 8. 3. 16 – 40 % Kecamatan Bacukiki 3. 5. 3 – 15 % 64,6 10,5 - - 616 6,21 31 0,31 1128,6 37,9 2.975 29,97 6,4 16,8 21,7 57,0 - - 38 0,38 6,7 18,7 7,7 21,3 - - 36 0,36 - - - 36 0,36 3,8 10,1 - - 38 0,38 647,9 64,9 231,7 23,2 - - - - 29,7 78,1 4,0 18,2 - - 21,8 45,3 - 988 10,06 - - - - 22 0,22 - - - - 15 0,15 8,64 18,0 - - 48 0,48 5,4 8,4 - - - - 65 0,65 - - - - - - 12 0,12 6,4 35,6 2,24 12,4 - - 18 0,18 79,0 66,4 34,2 28,8 - - 119 1,19 224,2 34,3 301,8 54,3 - - 556 5,59 Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Jumlah (Ha) 1.096,9 3.421,4 2.199,7 3.215,4 9.933 Jumlah (%) 11,0 34,4 22,1 32,4 100,0 Sumber : Amdal Kawasan Industri Parepare Ket. : Data u/ Kec. Bacukiki Barat masih menyatu dengan Kecamatan Induk (Bacukiki) Satuan ini menempati daerah yang sempit di antara morfologi dataran rendah dan pegunungan. (3) Morfologi pegunungan menempati sebagian besar daerah hulu DAS KarajaE yang membentang arah kurang lebih Utara-Selatan, dan melebar di bagian Selatan. Satuan morfologi ini umumnya berlereng terjal, mempunyai ketinggian melebihi 250 meter di atas muka laut. 2.1.3. Kondisi Geologi Formasi geologi yang terdapat Kota Parepare sebagai pembentuk struktur batuan di wilayah Kota Parepare antara lain endapan alluvial, batu gamping koral dan batuan vulkanik seperti tuff, breksi, konglomerat dan lava. Sedangkan struktur tanah dan batuan di wilayah Kota Parepare meliputi struktur batuan (geologi) yang terdiri dari struktur batuan gunung api kering (Qv) dan batuan gunung api bersipat menengah dan basah (Tnv) dan struktur batuan Tnv yang terletak di daerah sebelah selatan wilayah Kota Parepare, sedangkan kondisi fisiografi secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yakni daratan rendah dan perbukitan, dengan urainnya ; • Dataran Rendah Adapun bentuk dataran rendah di wilayah Kota Parepare terdapat dua (2) jenis, yakni alluvial dan martin, Untuk jenis alluvial terbentuk dari deposit alluvium berbahan halus yang berasal bagian hulu sungai dan daerah sekitarnya, sungai utama dan anak sungainya beserta aliran permukaan mendeposisikan bahan-bahan suspensi, debu, pasir, kerikil dan kerakal sehingga terbentuk dataran alluvial luas yang berumur subresen yang dijumpai dalam bentuk lahan tanggul sungai, alur-alur draenase. Proses-proses erosi, deposisi dan sedimentasi serta pergerakan air dapat membentuk lahan baru dengan bentuk wilayah datar, sedangkan kelompok martin adalah bentuk daratan pantai yang terbentuk karena danya proses agradasi yakni proses pengendapan material yang diangkut dari sungai, sehingga terjadinya penambahan daratan. Disamping itu adanya proses lain seperti pengangkatan daratan atau penurunan air laut, namun kedua proses ini terjadi secara terpisah sehingga dapat membentuk teras martin, sedangkan bentuk martin yang terdapat di Kota Parepare berupa daratan pasang surut, endapan delta dan beting pasir. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum • Perbukitan Kelompok perbukitan adalah batuan basal yang tergolong batuan vulkanik dengan proses endogen dan eksogen yang dapat mengubah bentuk asli morfologi volkan menjadi perbukitan, yaitu melalui proses-proses pengangktan, erosi, gradasi, deposisi dan gerakan massa, sehingga terbentuklah perbukitan dengan amplitudo kurang dari 200 meter dila dibandingkan dengan daerah sekitarnya dan membentuk bukit-bukit kecil dengan pola acak. Bentuk-bentuk lahan yang termasuk dalam kelompok perbukitan di Kota Parepare adalah pola acak berlereng (8-15 %), berlereng (15-25 %), berlereng 925-40 %) lebih dari 40 %. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Parepare meliputi : Tanah inceptisol adalah jenis tanah yang mulai memperlihatkan perkembangan horizon genetic, sehingga tanah ini lebih tua dari pada tanah entisol. Tanah Inceptisol berkembang pada rejim temperature yang panas maka inceptisol tersebut dikategorikan sebagai sub ordo Tropeps dan grup Dystropepts. Ordo Alfisol adalah jenis tanah yang dicirikan dengan horizon argilik, penetapan ordo alfisol ini masih bersifat sementara karena salah satu persyaratan utama yaitu kejenuhan basa harus lebih dari 35% pada horizon lapisan bawah. Ordo Ultisol adalah jenis tanah yang termasuk ordo ultisol adalah tanah-tanah yang telah mengalami perkembangan yang lebih lanjut yang dapat disebabkan oleh proses pencucian yang sangat intensif. Tanah ini dicirikan oleh adanya horizon argilik dan kejenuhan basa kurang dari 35% pada horizon bawah. 2.1.3.1 Jenis Tanah Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan Aluvium, Miosen tengah-akhir serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan sedikit terobosan Andesit. Endapan Aluvium terdiri dari lempung, pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang tidak padu (lepas). Endapan ini berasal dari hasil desintegrasi batuan yang lebih tua. Struktur tanah yang terbentuk meliputi jenis tanah entisol, inceptisol, molisol, dan ultisol. Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah barat, memanjang dari utara ke selatan dan pada umumnya diisi oleh endapan sedimen Sungai dan pantai berpotensi pengembangan pertanian dan perikanan (tambak). Sedangkan morfologi perbukitan dengan ketinggian ± 50 – 200 meter dari permukaan laut yang berada pada bagian tengah ke arah Timur dan Selatan pada umumnya wilayah perbukitan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan. Berdasarkan Litostratigrafi, wilayah Kota Parepare mencakup 4 (empat) satuan batuan. (1) Satuan tufa kasar dan tufa halus yang bersifat masam. Satuan tufa kasar dan tufa halus ini menempati pada bagian Utara Kota Parepare, bersesuaian dengan satuan morfologi POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum dataran rendah. (2) Satuan Batugapamping yang dijumpai di daerah Tanah Mailiye dalam komposisi kalkarenit. Kemudian menumpang tidak selaras di atas satuan tufa yaitu satuan breksi vulkanik. Satuan batuan ini terdiri dari fragmen dan matrik yang bersifat andesitan. Batuan ini tersingkap dengan baik di bagian Selatan dan Barat Kota Parepare. (3) Satuan Batuan Beku yang dijumpai di pantai Lumpue, batuan beku ini bersifat masam. (4) Satuan keempat termuda, yaitu satuan alluvial yang menempati sebagian pantai Kota Parepare. Bahannya berupa bongkahan, kerakal, kerikil, pasir dan lempung serta endapan pantai yang sampai sekarang pembentuknya masih berlangsung. Formasi geologi di Kota Parepare sebagai pembentuk struktur batuan antara lain: endapan alluvial dan pantai, pasir, lempung, lumpur dan batu gamping koral. Selain itu terdapat juga batu gunung api berupa tufa, breksi, konglomerate dan lava. Jenis tanah di Kota Parepare antara lain berupa : Tanah Regosol, tanah ini memiliki tekstur yang kasar dengan tanah kadar pasir yang lebih dari 60% dan memiliki solum yang dangkal. Tanah Alluvial, adalah tanah endapan yang tidak memiliki horizon yang lengkap karena kerap kali tercuci akibat erosi pada daerah kemiringan. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Gambar 1.5 Peta Struktur Geologi POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Gambar 1.6 Peta Sebaran Jenis Tanah POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum 2.1.4. Kondisi Geohidrologi 2.1.4.1 Air Permukan dan Air Tanah Secara hidrologis, penyediaan air bersih bagi masyarakat bersumber dari air permukaan, yaitu Sungai KarajaE dan air tanah yang tersebar pada beberapa titik di Kota Parepare. Sumber air tanah yang dapat dimanfaatkan masyarakat adalah air tanah dangkal dan tanah dalam. Sumber air tanah dalam yang saat ini masih berfungsi yaitu sumur dalam P-2B Soreang, P-1D Harapan, P-5B Wekke’e dan P-4B Takkalao serta P-2C Soreang yang jumlah seluruh kapasitasnya mencapai 100 liter/detik. Untuk tanah dangkal berasal dari sumber Labatu dengan kapasitas 145 liter/detik. Gambaran perkembangan kapasitas produksi air permukaan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 23. Perkembangan Kapasitas Produksi Air Permukaan, Tahun 2001 – 2009 Air 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008/9 Permukaan ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt 16,72 16,34 16,34 16,33 16,29 15,07 39,19 40 13,02 12,92 13,11 14,09 16,02 15,09 16,98 20 - 16,11 10,45 6,43 8,18 9,42 16,57 20 - - - - 12,90 14,62 16,41 20 - - 9,10 10,57 8,80 9,17 17,32 20 29,74 45,37 49,00 47,42 62,19 63,37 106,47 120 IPA I Sungai Karajae IPA II Sungai Karajae IPA III Sungai Karajae IPA IV Sungai Karajae IPA V Sungai Karajae Jumlah Sumber : PDAM Kota Parepare, 2009 POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Gambaran perkembangan kapasitas produksi air bawah tanah dapat dilihat pada Tabel 2.4. sebagai berikut. Tabel 2.4. Perkembangan Kapasitas Produksi Air Bawah Tanah, Tahun 2001 – 2009 Air Bawah 2001 Tanah 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008/9 ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt Sumur Dalam P-1 D 13,56 13,25 11,26 8,77 7,40 5,82 - - 15,85 14,68 14,38 12,98 12,52 12,16 10 - - - - - - - 9,47 - - - - - - - 13,37 12,56 9,52 - - - - 14,67 15,35 16,72 16,68 16,57 20 10,40 7,23 5,13 6,20 - - 20 - - - 16,08 16,68 17,59 20 10,64 12,40 14,37 14,11 12,37 15,31 - 5 5 5 5 5 5 - Harapan Sumur Dalam P-1 E 15,10 Harapan Sumur Dalam P-2 B 16,79 Soreang Sumur Dalam P-2 C 9,02 Soreang Sumur Dalam P-2 E Soreang Sumur Dalam P-2 F Soreang Sumur Dalam P-4 B 12,56 Takkalao Sumur Dalam P-4 C Takkalao Sumur Dalam P-5 B 12,71 wekke’e Sumur Dangkal 5 POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Labatu Jumlah Sumber 84,74 64,61 78,61 75,56 88,01 69,07 66,63 70 : PDAM Kota Parepare, 2009 dan Dokumen Prasarana Infrastruktur Kota Parepare 2009 Ditinjau dari keadaan hidrologisnya, Kota Parepare dalam memanfaatkan sumber air baku yang melayani masyarakat adalah air permukaan dari aliran air sungai Karajae. Sungai ini mempunyai debit air 99 liter/detik pada musim kemarau dan 500 liter/detik pada musim hujan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan dan pengawasan daerah aliran sungai di Kota Parepare sangat mendesak dilakukan, terlebih lagi dengan wilayah yang terkait langsung dengannya, seperti kawasan hutan lindung, kawasan konservasi dan daerah resapan hujan. Selain pemanfaatan air permukaan, pengembangan pemanfaatan air baku bagi sistem penyediaan air bersih di Kota Parepare juga memanfaatkan air tanah dengan kedalaman 100 m yang terletak di dalam wilayah Kota Parepare. Oleh sebab itu untuk terus memperoleh manfaat sumber air baku dari air tanah yang terletak di wilayah Kota Parepare perlu diadakan penghijauan dan revegetasi daerah aliran air tanah. 2.1.4.2 Klimatologi Kondisi iklim di wilayah Kota Parepare terbagi dalam dua zona yakni zona hujan masing-masing zona C2 dan D2. Zona iklim tipe C2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar 5-6 bulan dan jumlah bulan kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian barat Kota Parepare sampai pesisir pantai dengan luas ± 60% dari luas wilayah Kota Parepare, sedangkan Zona iklim tipe D2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar 3-4 bulan dan jumlah bulan kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian timur Kota Parepare dengan luas ±40% dari luas wilayah Kota Parepare. Dengan demikian, Kota Parepare didominasi oleh tipe iklim C2 dimana jumlah bulan basah lebih dominan dibanding bulan kering. Karena wilayah Kota Parepare memiliki dua (2) pola musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Dari data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamatan Kecamatan Ujung menunjukkan bahwa rerata curah hujan tahunan berkisar 1796 mm/thn. Curah hujan bulanan yang terjadi di wilayah ini umumnya lebih kecil dari 400 mm/thn kecuali pada bulan desember. Besar curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 40-428 mm dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi pada bulan desember, tabel 2.5 berikut ini : POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Curah hujan tertinggi di Kota Parepare adalah 556 mm/tahun dan terendah menunjukkan angka 0 mm/tahun atau nol hari pada Bulan Agustus di Kecamatan Bacukiki. Rata-rata kecepatan angin berkisar antara 2,5-5,8 m/detik yang bertiup dari arah Barat ke Timur selama Bulan November sampai April, sedangkan temperatur suhu udara rata-rata berkisar 28,1-28,8 0C. Tabel 2. 5 Jumlah Curah Hujan, Kecepatan Angin, Dan Suhu Udara Rata-Rata Tiap Kecamatan Di Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Bulan CH KA (mm) (m/dtk) Kecamatan Ujung SUHU (0C) CH KA (mm) (m/dtk) Suhu (0C) Kecamatan Soreang CH KA (mm) (m/dtk) SUHU (0C) Januari 303 1,7 28,7 205 1,7 28,7 205 1,7 28,7 Februari 51 1,8 28,2 265 1,7 28,2 265 1,7 28,2 Maret 212 1,9 28,2 442 2,0 28,2 442 2,0 28,2 April 336 2,0 28,1 313 1,9 28,1 313 1,9 28,1 Mei 142 2,1 28,6 115 1,9 28,6 115 1,9 28,6 Juni 78 2,2 28,8 23 2,1 28,8 23 2,1 28,8 Juli 16 2,8 28,5 42 2,6 28,5 42 2,6 28,5 Agustus 2 2,5 28,5 115 2,4 28,5 115 2,4 28,5 September 4 5,9 28,7 87 5,8 28,7 87 5,8 28,7 Oktober 30 2,7 28,7 93 2,3 28,7 93 2,3 28,7 November 204 2,5 28,7 152 2,5 28,7 152 2,5 28,7 Desember 385 2,4 28,6 556 2,5 28,6 556 2,5 28,6 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2009 Ket. : Data u/ Kec. Bacukiki Barat masih menyatu dengan Kecamatan Induk (Bacukiki) 2.2. ADMINISTRASI Luas Wilayah Kota Parepare secara administrasi adalah 99,33 km2 terdiri atas 4 (empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan. Berdasarkan luas wilayah dari masingmasing kecamatan Kota Parepare, menunjukkan bahwa wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Bacukiki dengan luas kurang lebih 66,70 Km2, atau sekitar 67,15% dari luas wilayah Kota Parepare, sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Soreang dengan luas wilayah kurang lebih 8,33 Km2 atau sekitar 8,38 % dari luas Kota Parepare. Secara terperinci luas dari masing-masing kecamatan dan kelurahan di Kota Parepare, dapat dilihat pada tabel 2.6 dan peta 1.3, berikut ini : POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Tabel 2.6 Luas Wilayah Diperinci Menurut Kecamatan dan Kelurahan Kota Parepare Tahun 2009 Persentase (%) Terhadap Luas Kelurahan luas No Kecamatan (Km2) Kecamatan Kota 1 Bacukiki Watang Bacukiki 25,52 38,26 25,69 44,60 Lemoe 29,75 29,95 7,9 Lompoe 5,27 5,31 9,24 Galung Maloang 6,16 6,20 100 Total 66,70 67,15 2 Bacukiki Barat Lumpue 4,99 38,38 5,02 47,38 Bumi Harapan 6,16 6,20 2,38 Sumpang Minangae 0,31 0,31 5,38 Cappa Galung 0,70 0,70 2,92 Tiro Sompe 0,38 0,38 3,54 Kampung Baru 0,46 0,46 100 Total 13,00 13.09 3 Ujung Labukkang 0,36 3,19 0,36 1,95 Mallusetasi 0,22 0,22 3,19 Ujung Sabbang 0,36 0,36 3,36 Ujung Bulu 0,38 0,38 88,32 Lapadde 9,98 10,05 100 Total 11,30 11.38 4 Soreang Kampung Pisang 0,12 1,44 0,12 1,80 Lakessi 0,15 0,15 5,76 Ujung Baru 0,48 0,48 2,16 Ujung Lare 0,18 0,18 14,29 Bukit Indah 1,19 1,2 7,8 Watang Soreang 0,65 0,65 66,75 Bukit harapan 5,65 5,60 100 Total 8,33 8.39 Jumlah 22 99.33 100,00 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010 POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Gambar 1.3 Peta Wilayah Perencanaan (terlampir) POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum 2.3 KEPENDUDUKAN 2.3.1 Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kota Parepare setiap tahun mengalami peningkatan, baik yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk Kota Parepare sendiri maupun migrasi dari daerah sekitar Kota Parepare. Pada dasarnya tingkat perkembangan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengestimasi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengn pendekatan matematis dengan pertimbanngan jumlah penduduk 5 tahun terakhir. Data jumlah penduduk Kota Parepare 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada Tahun 2006 sebanyak 115.169 jiwa, yang terdiri dari 56.883 jiwa laki-laki serta 58.286 jiwa perempuan, dan 27.464 kepala keluarga (KK) dan mengalami peningkatan menjadi 129.013 jiwa pada tahun 2010 yang terdiri dari 63.241 jiwa laki-laki serta 65.772 jiwa perempuan, dan 28.879 kepala keluarga (KK) dimana setiap keluarga rata-rata memiliki anggota keluarga sebanyak 4 sampai 5 orang. Hal tersebut memperlihatkan adanya perkembangan penduduk selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan rerata pertumbuhan 2,88 % pertahun. Pertumbuhan penduduk Kota Parepare berdasarkan jenis kelamin dan pertumbuhan penduduk Kota Parepare pada setiap kecamatan selama kurun waktu 2006 hingga 2010 dapat dilihat pada tabel 2.7, tabel 2.8 dan diagram 2.1, berikut ini : Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Parepare Tahun 2006 - 2010 NO. TAHUN 1 2 3 4 5 2006 2007 2008 2009 2010 LAKI-LAKI PEREMPUAN 56.883 56.967 57.931 57.032 63.241 58.286 59.342 59.132 61.810 65.772 JUMLAH SEX RATIO 115.169 116.309 117.063 118.842 129.013 98 96 98 92 96 Sumber data : Kota Parepare Dalam Angka 2010 Sex ratio Kota Parepare pada tahun 2010 sekitar 96 yang berarti terdapat sekitar 96 orang lakilaki diantara 100 perempuan, hampir seimbang laki-laki dan perempuan. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Tabel 3.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Di Kota Parepare Tahun 2006 - 2010 Tahun Pertumbuhan No 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk (%) Kecamatan 1 Bacukiki 13.633 13.768 13.857 14.068 14.477 1,51 2 Bacukiki Barat 30.592 34.601 36.482 37.036 39.035 1,71 3 Ujung 29.584 29.681 29.150 29.593 32.033 2,01 4 Soreang 41.360 38.259 37.574 38.145 43.468 1,71 118.842 129.013 2,88 Jumlah 115.169 116.309 117.063 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2010 Diagram 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2006-2010 135,000 129,013 130,000 125,000 118,842 120,000 115,169 116,309 117,063 2007 2008 115,000 110,000 105,000 2006 2009 2010 Sumber : Tabel 2.7 Data pertumbuhan jumlah penduduk pada tabel diatas merupakan akumulasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kota Parepare. Data kecenderungan pertumbuhan penduduk Kota parepare 5 tahun terakhir denagn tingkat pertumbuhan rerata 2,88 % pertahun, maka dengan metode pendekatan matematis dapat dilakukan proyeksi atau perkiraan jumlah penduduk hingga tahun 2015. Hasil analisa dilakukan menunjukkan perkiraan jumlah penduduk Kota Parepare hingga tahun 2015 mencapai 139.721 jiwa, secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.8 dan diagram 2.2. Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Tabel 2.8 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2011-1015 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 2011 2012 2013 2014 2015 1 Bacukiki 14.696 14.918 15.144 15.373 15.606 2 Bacukiki Barat 39.701 40.378 41.066 41.767 42.479 3 Ujung 32.676 33.333 34.002 34.685 35.381 4 Soreang 44.012 44.562 45.119 45.683 46.255 Jumlah 131.085 133.191 135.332 137.508 139.721 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010 dan Hasil Estimasi Poja AMPL Tahun 2011 Diagram 2.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Parepare Tahun 2011-2015 142,000 139,721 140,000 137,508 138,000 135,332 136,000 133,191 134,000 132,000 131,085 130,000 128,000 126,000 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Tabel 2.8 2.3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Distribusi penduduk berkaitan dengan jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah dengan berdasarkan pada batasan administrasi wilayah yang bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah akan mempengaruhi tingkat konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dapat melayani kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut. Jumlah penduduk Kota Parepare pada akhir tahun 2010 berjumlah 129.013 jiwa yang terdistribusi pada 4 kecamatan dengan tingkat persebaran penduduk tidak merata pada setiap kecamatan. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Soreang dengan jumlah penduduk sebanyak 43.468 jiwa atau sekitar 33,69% dari jumlah penduduk Kota Parepare sedangkan distribusi penduduk terkecil adalah Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum kecamatan Bacukiki dengan jumlah penduduk kurang lebih 14.477 jiwa atau sekitar 11, 22% dari jumlah Penduduk Kota Parepare, Parepare secara rinci diuraikan pada tabel 2.9 dan diagram 2.3 berikut ini : Tabel 2.9 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Parepare Tahun 2010 No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Distribusi Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 1 Bacukiki 66,70 14.477 11,22 217 2 Bacukiki Barat 13,00 39.035 30,26 3.003 3 Ujung 11,30 32.033 24,83 2.835 4 Soreang 8,33 43.468 33,69 5.218 99,33 129.013 100,00 1.299 Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Diagram 2.3 Distribusi Penduduk Kota Parepare Tahun 2010 Distribusi Penduduk 11% 34% Bacukiki 30% Bacukiki Barat Ujung 25% Soreang Sumber : Tabel 2.9 Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa distribusi dan tingkat kepadatan penduduk tiap-tiap tiap kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk Kota Parepare mencapai 1.299 jiwa/Km2. Dengan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Bacukiki yaitu 217 jiwa/Km2, selanjutnya Kecamatan Ujung dengan kepadatan 2.835 jiwa/Km2, Kecamatan Bacukiki Barat dengan kepadatan 3.003 jiwa/Km2 dan Kecamatan Soreang yang merupakan kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatan penduduk 5.218 jiwa/Km2. Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut sangat dipengaruhi oleh perbandingan antara jumlah penduduk yang menghuni setiap kecamatan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah kecamatan. 2.4 PENDIDIKAN Tabel 2.10 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Parepare Tahun 2009/2010 TK SD SMP SMA SMK No. Kecamatan/ Kelurahan Negeri Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Kec. Ujung 14 20 3 3 2 2 1 1 1 2. Kec. Soreang 14 24 10 3 4 1 2 1 3 3. Kec. Bacukiki 3 11 - 4 1 - - - 1 4. Kec. Bacukiki Barat 13 25 3 3 1 2 - 1 2 Jumlah 44 80 16 13 8 5 3 3 7 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010 Tabel 2.11 JumlahTenaga Pengajar Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2010 Tabel 2.12 Jumlah Murid Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2009/2010 TK No. 1 Kecamatan/Kelurahan 2 SD SMP SMA SMK Negeri Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri/ Swasta Negeri/ Swasta 3 5 6 7 8 9 11 1. Kec. Ujung 750 4.919 586 2.034 369 1.867 719 2. Kec. Soreang 626 4.613 486 1.521 327 567 1.549 3. Kec. Bacukiki 118 1.624 - 579 43 - 20 4. Kec. Bacukiki Barat 469 4.756 - 1.936 16 1.013 1.540 Jumlah 1.963 15.912 1.072 6.070 755 3.447 3.828 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka 2010 POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum 2.5 KESEHATAN Sarana Kesehatan yang ada di Kota Parepare terdiri dari 6 (enam) unit Puskesmas Perawatan, 17 unit Pustu, 8 Unit Rumah Sakit terdiri dari 3 (tiga) unit rumah sakit umum, 1 (satu) unit rumah sakit khusus penyakit kusta dan 4 (empat) unit rumah sakit bersalin, 115 posyandu (aktif 89 posyandu), dan 8 (Delapan) unit Poskesdes. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan di Kota Parepare tahun 2009 sebanyak 727 tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga dokter 63 orang terdiri dari 13 Dokter Spesialis, 35 Dokter Umum, 15 Dokter Gigi, Perawat 397 orang, bidan 93 orang, Farmasi 30 orang, Gizi 20 orang, Teknisi Medis 50 orang, sanitasi 20 orang dan kesehatan masyarakat 46 orang. Dimana tenaga kesehatan ini tersebar bukan saja difasilitas kesehatan milik pemerintah tetapi fasilitas swasta juga. 2.6 SOSIAL MASYARAKAT Struktur penduduk menurut agama berdasarkan data yang ada (Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2010) menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Kota Parepare adalah pemeluk Agama Islam yaitu sebanyak 11.484 jiwa atau sekitar 86.70% dari total jumlah penduduk Kota Parepare. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas pemeluk Agama Kristen Protestan dan Katolik masing-masing 8.104 jiwa dan 5.243 jiwa, pemeluk Agama Hindu dan Budha masing-masing sebanyak 1.826 jiwa dan 1.398 jiwa, selengkapnya diuraikan pada tabel 2.14, Distribusi penduduk pemeluk Agama Islam tersebar merata di seluruh kecamatan, begitu pula dengan pemeluk agama lainnya. Tabel 2. 14 Struktur Penduduk Menurut Agama di Kota Parepare Tahun 2009 No Kecamatan A g a m a Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konfhucu Total 1 Bacukiki 38.601 702 725 882 126 21 41.057 2 Ujung 35.146 1.109 1252 631 727 261 39.126 3 Soreang 37.737 6.293 3266 313 545 252 48.406 4 Bacukiki Barat * * * * * * * Jumlah 111.484 8.104 5.243 1.826 1.398 534 128.589 Persentase (%) 86,70 6,30 4,08 1,42 1,09 0,42 100 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2010 Ket * : Data Menyatu Dengan Kecamatan Induk Sarana ibadah yang ada di Kota Parepare terdiri dari ... bangunan mesjid, .....bangunan langgar, bangunan mushola, .... bangunan gereja dan ... wihara POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum 2.7 PEREKONOMIAN 2.8 VISI MISI KOTA PAREPARE 2.8.1 Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Parepare Tahun 2008 2013 Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun 2008 - 2013 adalah : Terwujudnya Parepare sebagai Bandar Madani dengan Masyarakat yang Mandiri, Religius serta Berkomitmen Lingkungan Bandar Madani adalah kondisi sebagai sebuah kota yang didalamnya berlangsung kehidupan yang sejahtera dan berperadaban dengan dukungan sarana, prasarana dan fasilitas yang mencukupi. Citra Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada kesejahteraan dan peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai spirit zaman. Mandiri adalah kondisi tatanan masyarakat yang berpendidikan, sehat, produktif, sadar kewajiban, dan berdaya. Citra mandiri ditandai oleh pencapaian kualitas manusia dalam hal pendidikan dan kesehatan, kemampuan berproduksi secara inovatif, menjalankan kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, serta mampu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan dengan potensi dan sumberdaya yang ada. Religius adalah kondisi tatanan masyarakat yang agamis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, cinta kerukunan dan kedamaian, saling menghargai dan toleran, serta menjunjung tinggi hak-hak sesama manusia. Berkomitmen Lingkungan adalah kondisi tatanan masyarakat yang menghargai dan cinta terhadap lingkungan sebagai tempat hidup serta efisien dan efektif dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.8.2 Misi Misi pembangunan Kota Parepare dalam kurun waktu 2008 - 2013 adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat; 2. Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat; 3. Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota; 4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan; 5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humanis; 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. 2.8.3 Nilai-nilai Dasar Untuk menjaga konsistensi antara pembangunan masa lalu dengan pembangunan mendatang sebagaimana yang tertuang pada Visi dan Misi yang dijabarkan ke dalam kebijakan pembangunan pada kurun waktu 2006-2008, maka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah beranjak dalam koridor norma-norma agama dan budaya lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kota yang dinamis. POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tata pergaulan masyarakat nilai-nilai yang dianut berpedoman dan menjadi sumber inspirasi/kekuatan berdasarkan pada norma agama, norma kesusilaan, norma adat, norma hukum dan tata pergaulan yang harmonis. Adapun nilai-nilai yang menjadi bingkai dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tata pergaulan masyarakat di kota Parepare didasarkan pada tradisi masyarakat Kota Parepare dan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam bentuk: - Sipakatau, sipakalebbi, simase-maseang Saling menghormati, saling menghargai, saling mengasihi antara satu dengan yang lain dan senantiasa berlaku bijak duduk bersama merumuskan suatu masalah dan mencari jalan keluar yang terbaik, sebagai wujud pengakuan atas kesederajatan manusia ciptaan Tuhan. - Mali siparappe, malilu sipakainge, siwata menre tassiwata no Saling mengingatkan, saling membantu dan tidak saling menjatuhkan. - Massidi siri, massidi gau Bermusyawarah dan bertukar pikiran antara pemerintah dan masyarakat sebagai suatu keluarga untuk mencari solusi yang terbaik dalam suasana interaksi komunikatif yang kondusif. - Sipaiyya sipakkelo Pemerintah dan masyarakat saling mufakat dan mengiyakan - Lempu getteng, ada tongen, temmapasilaingeng Jujur, tegas, berani, kuat dalam pendirian, berpegang pada kebenaran, serta berlaku adil pada semua pihak. - Resopatemmangingngi namalomo naletei pammase dewatae. Hanya dalam kerja keras terdapat kemudahan dan rahmat dari Tuhan - Kesetaraan Memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada setiap anggota masyarakat dalam lingkup tata pergaulan. - Akuntabilitas Menjadikan setiap langkah dalam pengambilan kebijaksanaan, keputusan dan tindakan lainnya harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik sesuai dengan kinerja yang telah disepakati bersama. - Transparansi Mendorong timbulnya saling percaya antara komponen masyarakat, baik pemerintah, swasta, stakeholders lainnya melalui penyebarluasan media informasi yang akurat dan memadai. - Efektif dan Efisien POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum Penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara optimal yang berbasis pada pencapaian kinerja dalam menjamin terselenggaranya pembangunan, dan pelayanan terhadap masyarakat. 2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH Setelah adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Parepare No 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah maka secara otomatis Peraturan Daerah Kota Parepare No 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sudah tidak digunakan kembali sebagai dasar hukum Pemerintahan Kota Parepare. Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Parepare yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) AMPL-BM adalah sebagai berikut : 1. Sekretariat Daerah Kota Parepare 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare 3. Dinas Kesehatan Kota Parepare 4. Badan Lingkungan Hidup Kota Parepare 5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Parepare 6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan Kota Parepare 7. Dinas Tata Ruang dan Pengawasan bangunan Kota Parepare 8. Dinas PU Kota Parepare 9. Dinas Perindag, Koperasi dan UKM Kota Parepare 10. Kecamatan 11. PDAM Kota Parepare POKJA AMPL-BM Kota Parepare Buku Putih Kota Parepare Gambaran Umum KELOMPOK KERJA AMPL-BM KOTA PAREPARE POKJA AMPL-BM Kota Parepare