BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Cendekiawan, Aziz. B (2015)
mengkaji efektifitas penggunaan sosial media twitter akun @infoimunisasi
sebagai media promosi kesehatan oleh PT. Bio Farma (Persero). Hasil dari
pengukuran efektifitas penggunaan sosial media twitter yang diukur dengan
menggunakan EPIC Model yang telah menghasilkan skor 3,78 yang masuk
dalam kategori efektif. Dan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
Nugroho, Subianto. D (2015) mengkaji hubungan persepsi terhadap iklan
obat di televisi dengan perilaku swamedikasi masyarakat di kabupaten
Banyumas. Hasil dari pengukuran persepsi masyarakat di Kabupaten
Banyumas (86%) cenderung memeiliki persepsi terhadap iklan obat batuk di
televisi yang baik sedangkan (88%) masyarakat di Kabupaten Banyumas
cenderung memeiliki perilaku swamedikasi yang baik, dan hubungan antara
persepsi terhadap iklan obat batuk di televisi dengan perilaku swamedikasi
masyarakat di Kabupaten Banyumas dengan p value uji lamda 0,003
(p>0,05) dan memiliki korelasi 0,714 yang berarti memeiliki korelasi
sedang/cukup kuat.
Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
sebelumnya adalah mengukur persepsi dalam penggunaan media atau
penggunaan media sebagai media promosi kesehatan, sedangkan yang
membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah subyek yang akan
diteliti tentang persepsi atau promosi kesehatan tidak pada masyarakat atau
satu instasi, namun pada subyek apoteker di wilayah Kabupaten Banyumas.
Hal lain yang diteliti adalah tentang persepsi dan sikap apoteker di wilayah
Banyumas dalam penggunaan media sosial sebagai media promosi
kesehatan masyarakat.
3
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
B. Landasan Teori
1. Media Sosial
a. Definisi Media Sosial
Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir
dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan
semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi saling berbagi dan
memebentuk
sebuah
jaringan
secara
online,
sehingga
dapat
menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video
YouTube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan
orang secara gratis (Zarella,2010: 2-3).
b. Macam-Macam Media Sosial
Media sosial mempunyai banyak bentuk diantaranya yang paling
populer yaitu microblogging (Twitter), facebook, instagram, dan blog.
Twitter adalah suatu situs web yang merupakan layanan dari microblog,
yaitu suatu bentuk blog yang membatsi ukuran setiap post-nya, yang
memberikan fasilitas bagi pengguna untuk dapat menuliskan pesan dalam
twitter update hanya berisi 140 karakter. Twitter merupakan salah satu
jejaring sosial yang paling mudah digunakan, karena hanya memerlukan
waktu yang singkat tetapi informasi yang disampaikan dapat langsung
menyebar secara luas. (Zarella, 2010: 31).
Ciri-ciri dari sebuah microblogging atau twitter, yaitu memiliki update
status yang biasa disebut dengan tweet berjumlah 140 karakter lebih
singkat dari media lainnya. Dapat mengomentari twet yang dibuat oleh
following dengan menggunakan reply, selanjutnya dapat ditulis dengan
menggunakan fungsi RT@username, memiliki cara sendiri untuk berbagi
foto dan video yang biasa disebut dengan tweetpic (Madcoms, 2010: 144159).
Facebook adalah suatu situs jejering sosial yang dapat dijadikan
sebagai tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh
orang yang ada di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan
yang lainnya. Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat
4
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
digunakan oleh manusia untuk bertukar informasi, berbagi foto, video dan
lainnya (Madcoms,2010: 1).
Ciri-ciri dari sebuah akun facebook, yaitu memiliki pages dan
groups, dapat melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai
dengan kebutuhan, dapat langsung memberi komentar atau memberikan
apresiasi dari update status orang-orang yang sudah menjadi teman di
facebook, memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik
facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan orangorang yang sudah berteman di facebook, dapat berbagi foto dengan cara
tagging, dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi
tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan
singkat mengenai foto tersebut, dapat membuat album video yang
berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB
(Madcoms, 2010: 20-60).
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya
ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.Satu
fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk
persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan
Polaroid.Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan
oleh kamera pada peralatan bergerak.Instagram dapat digunakan di
iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS
3.1.2 atau yang terbaru dan telepon kameraAndroid apapun dengan sistem
operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini tersebar melalui Apple
App Store dan Google Play (Frommer, 2010).
Ciri-ciri dari instagram yaitu komunikasi antara sesama pengguna
instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga
mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.
Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda
suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat
menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Selain itu, instagram juga
dapat terkoneksi langsung dengan aplikasi sosial media yang lain seperti
5
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
twitter dan facebook. Instagram juga mampu melakukan proses edit
terhadap foto sebelum diunggah ke jaringan. Foto-foto yang akan
diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan
Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang
digunakan di dalam Instagram adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas
berbentuk persegi saja.
Youtube merupakan sebuah situs web berbagi video. Situs ini
memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.
Aplikasi ini untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan
pengguna, termasuk klip film, klip tv, dan video musik. Selain itu ada pula
konten amatir seperti blog video, video orisinil pendek, dan video
pendidikan.
2. Promosi Kesehatan
a. Definisi Promosi Kesehatan
Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah pengembangan
dari isitilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan
Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi,, Informasi dan
Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang
dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan semata, akan tetapi didalamnya terdapat usaha untuk
memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
memelihara
dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu
mengenal,
mewujudkan
aspirasinya,
kebutuhannya,
serta
mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa
promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri
maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
6
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Menurut Green (Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor
utama yaitu :
1) Faktor
predisposisi
(predisposising
factors)
yang
meliputi
pengetahuan dan sikap seseorang.
2) Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana,
prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan
perilaku.
3) Faktor penguat (reinforcing factors)merupakan faktor penguat bagi
seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat,
undang-undang, peraturan-peraturan, surat keputusan.
Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter : 1986) “Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve their health. To reach a state of complate physical, mental, and
social well being, an individual or group must be able to identify and
realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the
environment”
Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2005).
b. Strategi Promosi Kesehatan
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan
secara global terdiri dari tiga hal, yaitu :
7
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
1) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di
berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat
tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
Kegiatan advokasi ada bermacam-macam bentuk baik secara
formal maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau
presentasi dan seminar tentang isu atau usulan program yang ingin
dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya berkunjung kepada para pejabat relevan
dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta
dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau dalam bentuk dana atau
fasilitas lain.
2) Dukungan sosial (Social Support)
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan
utama kegiatan ini adalah agar tokoh masyrakat sebagai jembatan
antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan
masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan
sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat, semonar,
lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina
suasana adalah para tokoh masyarakat diberbagai tingkat sasarn
sekunder.
3) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan
adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
8
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan kesehatan,
keorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi,
pelatihan-pelatihan
untuk
kemampuan
peningkatan
pendapatan
keluarga (Notoatnodjo, 2005).
c. Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga,
masyarakat, pemerintah/ lintas sektor/ politisi/ swasta, dan petugas atau
pelaksana program.
1) Individu/Keluarga diharapkan
a) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran
(baik langsung maupun melalui media massa)
b) Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memeilhara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.
c) Mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
d) Berperan serta dalam kegiatan sosial, khususnya yang
berkaitan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
kesehatan.
2) Masyarakat diharapkan
a) Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan ata
upaya kesehatan.
b) Bergotong royong mewujudkan lingkungan sehat.
3) Pemerintah/Lintas sektor/Politisi/Swasta diharapkan
a) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
b) Membuat kebijakan sosial yang memerhatikan dampak di
bidang kesehatan.
4) Petugas atau Pelaksana Program diharapkan
a) Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap
program kesehatan.
b) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberi
kepuasan kepada masyarakat.
9
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Sasaran promosi kesehatan perlu dikenali secara khsus, rinci dan
jelas agar promosi kesehatan lebih efektif. Oleh karena itu, sasaran
promosi kesehatan tersebut dihubungkan dengan tatanan rumah tangga,
tatanan tempat kerja, tatanan institusi kesehatan, tatanan institusi
pendidikan, dan tatanan tempat-tempat umum.Menurut Weiss (1991),
program promosi dikembangkan dalam tiga daerah utama, yaitu sekolah,
tempat kerja, dan kelompok masyarakat. dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat,
sekolah, dan tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe
(1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah
pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik,sasaran dibagi lagi menjadi sasaran primer,
sekunder, dan tersier:
(1) Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berprilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat
paling besar dari perubahan perilaku tersebut.
(2) Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memeiliki
pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder
diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan
kepada sasaran primer.
(3) Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana,
pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan).
d. Penggunaan Media Dalam Promosi Kesehatan
Menurut Notoamodjo (2007) media promosi kesehatan pada
hakikatnya adalah alat bantu pendidikan atau alat bantu lihat dan dengar
(AVA). Alat-alat tersebut disebut sebagai media promosi kesehatan adalah
karena
alat-alat
tersebut
merupakan
saluran
(channel)
untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau
klien.
10
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, juga memandang bahwa sebagai salah satu upaya dalam
mempromosikan kesehatan adalah dengan melakukan promosi melalui
berbagai media, baik media cetak, media elektroniik, maupun media luar
ruang. Dalam hal ini media diposisikan sebagai saran untuk membuat
suasan yang kondusif terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap
kesehatan. Adapun, jenis media promosi kesehatan yang telah selama ini
telah dikembangkan antara lain berbentuk media cetak, seperti : leaflet,
brosur, poster, kalender, dan lain-lain. Kemudian juga berbentuk media
elektronik, seperti melalui siaran radio dan televisi, pembuatan kaset dan
VCD, serta juga melalui internet.
Pesan-pesan kesehatan yang disebarluaskan melalui media,
beberapa diantaranya cukup berhasil dalam membina suasana serta
mengajak
masyarakat
untuk
berbuat
sesuatu.
Namun,
beberapa
diantaranya juga ada yang kurang mendapat sambutan masyarakat. akan
tetapi, secara umum penggunaan media dapat dikatakan amat menunjang
dalam program-program promosi kesehatan (Pusat Promosi Kesehatan,
2006).
e. Klasifikasi Jenis Media Promosi Kesehatan
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan,
maka Notoatmodjo (2007) membagi media promosi kesehatan menjadi
tiga jenis media, yaitu :media cetak, media elektronik, serta media papan.
Adapun penjelasan masing-masing jenis media tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan
kesehatan sangatlah bervariasi bentuknya, diantaranya bentuk media
cetak yang digunakan untuk melakukan promosi kesehatan adalah
sebagai berikut:
a) Booklet, yang merupakan suatu media untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, yang dapat berisi
tulisan maupun gambar.
11
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
b) Leaflet, yang merupakan bentuk penyampaian informasi atau
pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi
dapat berupa kalimat maupun gambar, ataupun kombinasi dari
keduanya.
c) Flyer (selebaran), yang bentuknya seperti leaflet, akan tetapi
tidak berlipat
d) Flip chart (lembar balik, yang merupakan media penyampaian
pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik, yang
biasanya berupa sebuah buku dimana tiap lembar (halaman) berisi
gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai
pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
f) Poster, yang merupakan bentuk media cetak yang berisi pesan
atau informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di temboktembok, di tempat-tempat umum, atau kendaraan umum.
g) Foto-foto yang mengukapkan informasi kesehatan.
2) Media Elektronik
Media elektronik sebgai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi kesehatan juga berbeda-beda jenisnya. Jenis media
elektronik yang banyak digunakan dalam melakukan promosi
kesehatan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Televisi, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui
media televisi dapat tersaji dalam bentuk: sandiwara, sinetron,
forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato
(ceramah), Tv Spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.
b) Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain:
obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan
sebagainya.
12
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
c) Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
dapat dilakukan melalui rekaman video.
d) Slide, slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi-informasi kesehatan.
e) Film Strip, film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehtan.
f) Media Papan (Billboard), papan (billboard) yang dipasang di
tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau
informasi kesehatan. Media papan ini juga dapat mencakup pesanpesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan-kendaraan umum, seperti bus dan taksi.
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan membagi media
promosi kesehatan menjadi tiga jenis media, dimana pada masing-masing
jenisnya dapat menjadi beberapa bentuk media yang lebih spesifik. Tiga
jenis media promosi kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Media audio visual, seperti dalam bentuk program televisi yang
dapat berupa tayangan talk show, Spot TV, sinetron, instructional,
interaksi, PSA, interaktif, iklan layanan masyarakat, variety show,
telesinema, standing sign, spanduk, pin dan filter.
(2) Media visual, seperti dalam bentuk: poster, leaflet, booklet, brosur,
stiker, kalender, lembar balik, buku dan slide.
(3) Media audio, seperti dalam bentuk siaran radio yang dapat berupa
filler atau spot radio dan cerita radio.
3. Apoteker
a. Pengertian Apoteker
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat
keputusan.Surat keputusan MentriKesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002
tentang apoteker berbunyi, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
lulus dan telah mengucapkan sumpah jabaan apoteker berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
13
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Menurut Asiza (kompas,18/3/2005) menyatakan bahwa apoteker
adalah orang yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan mengenai
obat-obatan. Sebelum menebus obat di apotek, tanyakan seputar obat yang
akan dikonsumsi kepada apoteker, kalau perlu minta informasi tertulis
tentang obat tertentu.
Apoteker adalah orang yang mempunyai keahlian dan kewenangan
di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan,
dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian.
Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, minimal empat
tahun, ditambah satu tahun untu pendidikan profesi apoteker. Apoteker di
Indonesia bergabung dalam organisasi profesi apoteker yang disebut
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Apoteker di Indonesia kurang diakui
keberadaannya tidak seperti halnya di negara lain. Banyak yang
mengatakan kesejahteraan apoteker sekarang ini di Indonesia sangat
memprihatinkan dibanding 10 tahun yang lalu.
Seorang apoteker yang baru lulus juga disumpah seperti dokter.
Sumpah itu intinya adalah seorang apoteker harus memanfaatkan ilmunya
untuk kebaikan manusia. Seorang apoteker dilarang menggunakan
pengetahuannya untuk merugikan orang lai. Menurut ISFI (Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia) (2003), apoteker merupakan tenaga ahli yang
mempunyai kewenangan di bidang kefarmasian melalui keahlian yang
diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian.
Sementara menurut Moch.Saiful Bachri, apoteker adalah sebuah
profesi kesehatan yang diakui keberadaannya oleh UU tenaga kesehatan
seperti dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan. Para kesehatan itu masingmasing juga berkumpul dalam sebuah organisasi profesi yang diakui
keberadaannya oleh pemerintah, IDI untuk profesi dokter, IBI untuk
profesi bidan, IDGI untuk profesi profesi dokter gigi, dan IAI untuk
profesi apoteker. Masing-masing organisasi profesi ini punya kewenangan
mengatur rumah tangganya dan bersifat independent. Mereka mempunyai
kode etik dalam menjalankan profesinya.
14
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
b. Hak dan Kewajiban Apoteker
Hak dari seorang apoteker adalah sebagai berikut :
1) Berhak melakukan pekerjaan kefarmasian (Permenkes No.992)
2) Berhak menjadi penanggung jawab pedagang besar farmasi penyalur
obat dan atau bahan baku obat (Permenkes No.1191 tahun 2002)
3) Berhak menjalankan peracikan obat (perbuatan atau penyerahan obatobatan untuk maksud-maksud kesehatan), (UU obat keras/st.No.419
tanggal 22 Desember 1949 pasal 1).
4) Berwenang
menyelenggarakan
apotek
disuatu
tempat
setelah
mendapat SIA dari menteri (Permenkes No. 922 tahun 1991 pasal 1).
5) Berwenang menjadi penanggung jawab usaha industri obat tradisional
(Permenkes No. 246 tahun 1990 pasal 8).
6) Berwenang menjadi penanggung jawab pengawas mutu di industri
farmasi jadi dan bahan baku obat (SK Menkes No. 245 tahun 1990).
7) Berwenang menerima dan menyalurkan obat keras melalui pedagang
besar farmasi atau apotek (Permenkes No. 198 tahun 1993 pasal 16).
8) Melakukan masa bakti apoteker di saran kesehatan pemerintah atau
sarana kesehatan lain, seperti sarana kesehatan milik BUMN/BUML,
industri farmasi, industri obat tradisional, industri kosmetik, industri
makanan dan minuman, apotek diluar ibu kota negara, pedagang besar
farmasi, rumah sakit, pendidikan tinggi dan menengah bidang farmasi
milik swasta (sebagai pelajar), atau di lembaga penelitian dan
pengembangan (sebagai peneliti), (Permenkes No. 149 tahun 1998).
Menyangkut tentang kewajiban tentang apoteker adalah sebagai
berikut :
a) Menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan
farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin
(Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 12 ayat 1).
b) Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya yang dilandasi oleh kepentingan masyarakat
(Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 15 ayat 1).
15
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
c) Berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih
tepat (Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 13 ayat 3).
d) Memberikan informasi berkaitan dengan penggunaan obat
yang di sarankan kepada pasien dan pengguna obat secara
tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat
(Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 15 ayat 4).
e) Apabila apoteker mengagap bahwa terdapat kekeliruan resep
atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep (Permenkes No.
922 tahun 1993 pasal 16 ayat 1).
f) Menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti jika
berhalangan melaksanakan tugasnya (Kepmenkes No. 1332
tahun 2002 pasal 19).
g) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti dalam
pengelolaan apotek (Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal
20).
h) Menyerahkan resep, narkotika, obat, dan pembekalan farmasi;
kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika;
serta berita acaranya jika menyerahkan tanggung jawab
pengelolaan kefarmasian
i) Mengamankan pembekalan farmasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku jika SIA-nya dicabut.
4. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses menyangkut kesan atau informasi kedalam
otak manusia melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dikatakan lewat indranya
yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa persepsi adalah
tanggapan langsung dari suatu terapan atau proses seseorang dalam
mengikuti beberapa hal melalui panca indranya (Depdikbud 1991:675).
16
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Sedangkan menurut (Bilmo Walgito 1997:53) dalam Nafatali
“persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu
merupakan proses yang berwujud diterimanya situmulus oleh individu
melalui reseptornya, kemudian diteruskan kepusat saraf yaitu otak dan
terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang ia lihat,
apa yang ia dengar dan seterusnya individu mengalami persepsi”.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk
dalam rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi
dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah
faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut
(Notoatmodjo 2010: 104-109).
1)
Faktor Eksternal
a) Kontras : Cara termudah untuk menarik perhatian adalah
dengan membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau
gerakan.
b) Kontras warna: Jika kita naik gunung maka kita dianjurkan
menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan
pencarian jika kita tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras
dengan warna hijau di sekelilingnya akan lebih cepat menarik
perhatian kita.
c) Kontras ukuran: Cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan
iklan, dimana mereka akan membuat papan iklan yang besar
sekali (balihoo) seperti yang dilakukan iklan-iklan rokok.
d) Kontras bentuk: Di antara kumpulan orang yang kurus-kurus
maka kita akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan
gemuk.
e) Kontras gerakan: Gerakan akan menarik perhatian kita jika
benda-benda lainnya diam. Misalnya jika pada saat kuliah ada
seorang
mahasiswa yang terkantuk-kantuk dan kepalanya
17
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
terayun-ayun,
maka
dosen
pasti
akan
dengan
cepat
memperhatikan mahasiswa ini dan menegurnya.
f)
Perubahan intensitas: Suara yang berubah dari pelan menjadi
keras atau cahay yang berubah dengan intensitas tinggi akan
menarik perhatian kita. Misalnya iklan dengan suara yang tibatiba menjadi keras akan lebih menarik perhatian kita. Atau
kedipan lampu yang menyilaukan akan menarik perhatian kita.
g) Pengulangan (repetition): Iklan yang diulang-ulang akan
lebih menarik perhatian kita, walaupun seringkali kita merasa
jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya
stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian kita, maka
akhirnya akan mendapat perhatian kita.
h) Sesuatu yang baru (novelty): Suatu stimulus yang baru akan
lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita
ketahui.
i)
Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: Suatu
stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik
perhatian kita.
2) Faktor Internal
Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi
bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya.
Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda.
1. Pengalaman/pengetahuan: Pengelaman atau pengetahuan yang
dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa
lalu atau apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya
perbedaan interpretasi.
2. Harapan atau expectation: Harapan terhadap sesuatu akan
memperngaruhi persepsi terhadap stimulus. Jika anda datang ke
rumah sakut membawa seseorang dalam keadaan gawat, maka
ketika ada seseorang dengan jas putih datang, maka anda akan
langsung memanggilnya sebagai dokter. Namun jika anda tahu
18
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
yang datang bukan dokter, maka anda akan kecewa dan berteriak,
“Mana dokternya?”
3. Kebutuhan: Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat
masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan
menyebabkan kita menginterpretasikan stimulus secara berbeda.
4. Motivasi: Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika
seseorang ingin lulus dengan cum laude maka angka B akan
diintepretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika seseorang
ingin cepat lulus maka nilai B akan diintepretasikan sebagai nilai
yang sudah baik.
5. Emosi: Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada. Seorang yang sedang jatuh cinta merupakan
contoh klasik yang bagus. Jika kita sedang jatuh cinta maka semua
akan kita persepsikan serba indah.
6. Budaya; Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja. Kita akan melihat orang tua
sebagai sama saja cerewetnya dan suka membanggakan masa
lalunya. Demikian pula orang tua akan menginterpretasikan anak
muda sekarang sebagai anak muda yang kurang tau sopan santun
dan kurang mau bekerja keras.
5. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,
dan sebagainya). Menurut Notoatmodjo (2005) sikap adalah suatu
sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala
kejiwaan yang lain.
19
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok,
ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude) yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. Artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Artinya sikap
adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau
perilaku terbuka..
20
Persepsi dan Sikap Apoteker..., Noorma Choirunnisa Maulani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Download