lampiran ii peraturan bupati garut nomor 1406 tahun 2015 tanggal 31

advertisement
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR
1406 TAHUN 2015
TANGGAL 31 - 12 - 2015
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN MASYARAKAT
ESENSIAL
DAN
KEPERAWATAN
1 . Pelayanan Promosi Kesehatan dan UKS
a) Cakupan Sekolah yang Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah
judul
cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
dimensi mutu
perilaku sehat
tujuan
tergambarkannya kemampuan sekolah yang menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat
definisi operasional
cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari
pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa
termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi
pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya
frekuensi
data
setahun sekali
pengumpulan
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan sekolah
denominator
semua sekolah yang ada di wilayah kerja
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Derah (SIKDA) dan laporan
sekolah melalui UKS
target
40%
langkah kegiatan
pendataan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan,
pemantauan
penanggung jawab
Petugas Promkes dan UKS
b) Cakupan Institusi Kesehatan ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
judul
cakupan institusi kesehatan ber-Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
dimensi mutu
perilaku sehat
tujuan
tergambarkannya institusi kesehatan yang menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat
definisi operasional
cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari
pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa
termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi
pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya
frekuensi
data
setahun sekali
pengumpulan
periode analisa
setahun sekali
2
numerator
jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan
sekolah
denominator
semua sekolah yang ada diwilayah kerja
sumber data
sikda dan laporan sekolah melalui UKS
target
40%
langkah kegiatan
pendataan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan,
pemantauan
penanggung jawab
Petugas Promkes dan UKS
c) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah
Tangga
judul
cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga
dimensi mutu
perilaku sehat
tujuan
tergambarkannya
kemampuan
puskesmas
dalam
mendorong pemberdayaan masyarakat menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat
definisi operasional
cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga adalah sekumpulan perilaku yang
dilakukan dengan kesadaran dan berdasarkan hasil
pembelajaran dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara mandiri
frekuensi
data
setahun sekali
pengumpulan
periode analisa
setahun sekali
Numerator
jumlah kumulatif keluarga yang mempraktekan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
denominator
jumlah seluruh keluarga yang ada
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan
bulanan promosi kesehatan
target
65 %
langkah kegiatan
pendataan RT ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), analisa data, pembinaan, monitoring dan evaluasi
penanggung jawab
Petugas Promkes dan program terkait
d) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
judul
cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
dimensi mutu
akses pelayanan kesehatan,
kesehatan dan kesinambungan
tujuan
1. meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara
optimal
2. terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta
didik
3. tertanganinya peserta didik yang bermasalah dalam
kesehatan
4. tersedianya data atau informasi untuk menilai
perkembangan kesehatan peserta didik
5. penyusun
program/perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi program UKS
frekuensi
data
pengumpulan
efektifitas
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
di kelas 1
pelayanan
ajaran siswa
3
periode analisa
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran di kelas 1
numerator
jumlah murid kelas 1 dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih
(guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun
tertentu
denominator
jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di 1 (satu) wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
sumber data
1. catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan
2. data UPTD Pendidikan dan KUA Kecamatan
target
100%
langkah kegiatan
1. pendataan
2. pemeliharaan UKS KIT, UKGS KIT
3. pembinaan petugas pelaksana penjaringan, guru UKS
dan dokter kecil
penanggung jawab
Koordinator UKS
frekuensi
data
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
di kelas 1
pengumpulan
ajaran siswa
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
a)
Cakupan Rumah Sehat
judul
cakupan rumah sehat
dimensi mutu
kualitas
rumah
sehat
Undang-Undang/Permenkes
tujuan
diketahuinya rumah yang memenuhi syarat kesehatan
definisi operasional
rumah yang memenuhi kriteria minimal adalah akses air
minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan
pencahayaan (Permenkes No. 1077/Per/V/Menkes/2011
tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah) yang dihitung kumulatif
frekuensi pengumpulan
data
3 (tiga) bulan sekali
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah rumah sehat yang ada pada wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
denominator
jumlah rumah sehat yang di survei/di data/di inspeksi
sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
sumber data
dari hail survei atau laporan Puskesmas
target
100%
langkah kegiatan
penentuan titik rumah sehat yang di survei pada
kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut
penanggung jawab
Petugas Sanitarian
sesuai
standar
b) Cakupan Air Bersih
judul
cakupan air bersih
dimensi mutu
kualitas sanitasi dasar dipermukiman
tujuan
diketahuinya
permukiman
kualitas
sanitasi
dasar
di
lingkungan
4
definisi operasional
air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran),
keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan
air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung,
sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal
10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan
limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air
kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui
tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung
prekuensi pengumpulan
data
3 (tiga) bulan sekali
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah sarana air yang ada pada wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
denominator
jumlah sarana air yang di survei/di data/di inspeksi
sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
sumber data
dari hail survei atau laporan Puskesmas
target
100%
langkah kegiatan
penentuan titik sarana air yang di survei pada kunjungan
sarana air bersih, pengkajian, analisa dan tindak lanjut,
serta pemeriksaan laboratorium kualitas air
penanggung jawab
Petugas Sanitarian
c) Cakupan Kakus/Jamban Keluarga
judul
cakupan kakus/jamban keluarga
dimensi mutu
kualitas sanitasi dasar di permukiman
tujuan
diketahuinya
permukiman
definisi operasional
fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan
sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata
rantai penularan penyakit sesuai Permenkes No 3 Tahun
2014 dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/Sistem
Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa
atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan
akhir tidak mencemari sumber air/tanah
frekuensi pengumpulan
data
3 (tiga) bulan sekali
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah jamban sehat yang ada pada wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
denominator
jumlah jamban sehat yang di survei/di data/di inspeksi
sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
sumber data
dari hail survei atau laporan Puskesmas
target
100%
langkah kegiatan
penentuan titik jamban sehat yang di survei pada
kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut
penanggung jawab
Petugas Sanitarian
kualitas
sanitasi
dasar
di
lingkungan
d) Cakupan Pengolahan Sampah
judul
cakupan pengolahan sampah
dimensi mutu
kualitas sanitasi dasar dipermukiman
Tujuan
diketahuinya
permukiman
kualitas
sanitasi
dasar
di
lingkungan
5
definisi operasional
pengolahan sampah adalah suatu upaya mengelola
sampah baik organik maupun non organik yang berasal
dari sampah domestik atau non domestik untuk dikelola
lebih lanjut
prekuensi pengumpulan
data
3 (tiga) bulan sekali
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
denominator
jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di 1 (satu)
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
sumber data
dari hail survei atau laporan Puskesmas
target
90%
langkah kegiatan
penentuan titik Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPS) yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian,
analisa dan tindak lanjut
penanggung jawab
Petugas Sanitarian
e) Cakupan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL)
f)
judul
sarana pengolahan air limbah (SPAL)
dimensi mutu
kualitas sanitasi dasar dipermukiman
tujuan
diketahuinya
permukiman
definisi operasional
sarana pengolahan air limbah adalah suatu kontruksi
tempat penampungan limbah domestik yang diolah
supaya tidak mencemari lingkungan atau tidak terjadi
pencemaran terhadap air baku dan tanah
prekuensi pengumpulan
data
3 (tiga) bulan sekali
periode analisa
setahun sekali
numerator
jumlah SPAL yang ada pada wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
denominator
jumlah SPAL yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
sumber data
dari hail survei atau laporan Puskesmas
target
80%
langkah kegiatan
penentuan titik SPAL yang di survei pada kunjungan
rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut
penanggung jawab
Petugas Sanitarian
kualitas
sanitasi
dasar
di
lingkungan
Target/Sasaran Cakupan Tempat Umum yang Sesuai Persyaratan
Kesehatan
judul
cakupan tempat
lingkungan
umum
yang
dibina
dimensi mutu
kualitas
tujuan
meningkatkannya
kualitas
di tempat tempat umum
definisi operasional
tempat-tempat umum yang dibina adalah fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama (praktik bidan,
dokter, klinik dan Puskesmas beserta jaringannya
kesehatan
kesehatan
lingkungan
6
frekuensi pengumpulan
data
1 (satu) tahun 1 (satu) kali di wilayah kerja
periode analisa
1 (satu) tahun 1 (satu) kali
numerator
jumlah tempat-tempat umum yang telah sesuai dengan
syarat kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh tempat-tempat umum yang ada
di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
sumber data
hasil pembinaan ispeksi tempat-tempat umum
target
90%
langkah kegiatan
penentuan tempat-tempat umum yang akan dibina,
pembinaan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum,
analisis, rencana tindak lanjut
penanggung jawab
Sanitarian Puskesmas
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
a)
Cakupan K4 Ibu Hamil (Bumil)
judul
cakupan kunjungan ibu hamil K-4
dimensi mutu
keselamatan dan kontinuitas
tujuan
agar terpantau
definisi operasional
cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu)
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali
di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
denominator
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan
Kohort ibu, dan PWS KIA
target
96%
langkah kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
penanggung jawab
Penanggung Jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan
Bidan Desa
Daerah
(SIKDA)
(LB3),
pengadaan buku KIA (dengan Stiker P4K)
pendataan ibu hamil
pelayanan antenatal sesuai standar
kunjungan rumah bagi yang DO
pembuatan kantong persalinan
pelatihan KIP/K
pencatatan dan pelaporan
supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis
manajemen KIA)
7
b) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi
judul
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
dimensi mutu
keselamatan dan kontinuitas
tujuan
agar terpantau aman dan selamat
definisi operasional
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin
yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
90%
langkah kegiatan
1. kemitraan bidan - dukun
2. perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi
(P4K)
3. pelayanan persalinan
4. penyediaan/penggantian peralatan persalinan (bidan
KIT)
5. pelatihan/magang (APN)
6. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis
manajemen program KIA)
penanggung jawab
Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan
Desa
c) Cakupan Pelayanan Nifas
judul
cakupan pelayanan nifas
dimensi mutu
keselamatan dan kontinuitas
tujuan
agar terpantau
definisi operasional
cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan pada ibu dan
neonatal pada masa 6 (enam) jam sampai 42 (empat
puluh dua) hari pasca persalinan sesuai standar
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan
nifas sesui standar di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan
Kohort ibu, dan PWS KIA
target
96%
Daerah
(SIKDA)
(LB3),
8
langkah kegiatan
1. pelayanan nifas sesuai standar (ibu dan neonatus)
2. pelayanan KB pasca persalinan
3. pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan
neonatal
4. pelayanan rujukan nifas
5. kunjungan rumah bagi yang DO
6. pencatatan dan pelaporan
7. supervisi, monitoring dan Evaluasi (PWS KIA, analisis
manajemen program KIA)
penanggung jawab
Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan
Bidan Desa
d) Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani
judul
cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
dimensi mutu
keselamatan dan kontinuitas
tujuan
agar terpantau dan segera diatasi
definisi operasional
cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
adalah neonatus dengan komplikasi di 1 (satu) wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh
pelayanan kesehatan
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani dari
1 (satu) wilayah kerja di sarana pelayanan kesehatan
denominator
neonatus dengan kompliksi yang ada dengan perkiraan
15% (lima belas persen) dari bayi baru lahir di 1 (satu)
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama di sarana
pelayanan kesehatan
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan
pelaksanaan audit maternal dan neonatal
target
65%
langkah kegiatan
1. deteksi dini ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
komplikasi
2. pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan
neonatal sesuai standar
3. penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat
esensial yang memadai dan transpor
4. pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen
asfiksia bayi baru lahir, MTBS, PONED bagi Tim
Puskesmas
5. pelaksanaan PONED
6. pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi
neonatus yang dirujuk
7. pencatatan dan pelaporan
8. pemantaun pasca pelatihan dan evaluasi
9. pelaksanaan dan pemantapan AMP
10. rujukan pasien, tenaga medis dan spesimen
penanggung jawab
Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan
Bidan Desa
9
e) Cakupan Kunjungan Bayi
judul
cakupan kunjungan Bayi
dimensi mutu
akses pelayanan kesehatan,
kesehatan dan kesinambungan
tujuan
1. meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan
kesehatan dasar
2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan
sehingga
cepat
mendapatkan
pertolongan,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
definisi operasional
cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh
dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi
klinis kesehatan paling sedikit 4 (empat) kali di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Catatan:
1. bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan
2. cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan
bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan
kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, rumah
bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah,
posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan
sebagainya melalui kunjungan petugas
3. setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal
4 (empat) kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3
bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur
6-9 bulan dan 1 (satu) kali pada umur 9-12 bulan
4. pelayanan kesehatan meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak),
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi (meliputi: konseling ASI eksklusif, pemberian
makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatan dan tanda bahaya bayi sakit sesuai MTBS,
pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A
kapsul biru pada usia 6-11 bulan)
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
efektifitas
pelayanan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu)
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
denominator
seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu
sumber data
kohort bayi, laporan kunjungan bayi
target
90%
langkah kegiatan
1. peningkatan kompetensi klinis kesehatan bayi
meliputi SDIDTK dan MTBS/MTBM MTBS
2. pemantauan paska sosialisasi teknis SDIDTK dan
kalakarya MTBS/MTBM
3. pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas
kesehatan
4. pelayanan rujukan
5. pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi
6. pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak datang
ke fasilitas kesehatan.
penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA,
Koordinator MTBS/MTBM
Koordinator
SDIDTK
dan
10
f)
Cakupan Pelayanan Anak Balita
judul
cakupan pelayanan anak balita
dimensi mutu
akses pelayanan kesehatan,
kesehatan dan kesinambungan
tujuan
1. meningkatkan akses anak balita terhadap pelayanan
kesehatan dasar
2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan
sehingga
cepat
mendapatkan
pertolongan,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
definisi operasional
cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita
(12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan.
catatan:
1. anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan
efektifitas
pelayanan
2. setiap
anak umur 12-59 bulan memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan, minimal 8 kali dalam setahun tercatat
di Kohort anak balita, Buku KIA/KMS, atau
buku pencatatan dan pelaporan lainnya
3. pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap
anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui
pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6
bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita atau
pencatatan pelaporan lainnya.
4. suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU)
diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali
pertahun (bulan Februari dan Agustus)
frekuensi
data
pengumpulan
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh
pelayanan
pemantauan
pertumbuhan
minimal
8 (delapan) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun
tertentu
denominator
jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di 1 (satu)
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
sumber data
kohort balita, laporan pelayanan anak balita
target
85%
langkah kegiatan
1. pendataan sasaran anak usia 12-59 bulan
2. pemantauan pertumbuhan anak usia 12-59 bulan
minimal 8 (delapan) kali dalam setahun
3. pemantauan perkembangan anak usia 12-59 bulan
minimal tiap 6 (enam) bulan sekali
4. melakukan intervensi bila dijumpai gangguan
pertumbuhan dan kelainan perkembangan
5. melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah
dilakukan intervensi
6. penyediaan skrining KIT SDIDTK
7. distribusi vitamin A dosis tinggi (200.000 iu) sesuai
sasaran
8. penggunaan
formulir
pendukung
pencatatan
pelaporan
9. monitoring dan evaluasi
penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA,
Koordinator MTBS/MTBM
Koordinator
SDIDTK
dan
11
g) Pelayanan Imunisasi, Universal Child Immunization (UCI) Desa
Judul
Universal Child Immunization (UCI) Desa
dimensi mutu
perlindungan kesehatan
tujuan
terlindunginya anak dari PD3I (penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi) dalam komunitas Desa
definisi operasional
suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar lengkap pada
semua bayi (usia dibawah satu tahun) atau dimana ≥
85% dari jumlah bayi yang ada disuatu Desa sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari
BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak
frekuensi pengumpulan
data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah bayi yang diimunisasi masing-masing antigen
BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak
denominator
jumlah sasaran bayi disuatu desa salam satu tahun
berjalan
sumber data
buku catatan imunisasi
target
100%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, menyusun jadwal
persiapan logistik imunisasi, pelayanan
pencatatan, pelaporan dan evaluasi PWS
penanggung jawab
Koordinator Imunisasi
imunisasi,
imunisasi,
h) Cakupan Peserta KB Aktif
Judul
cakupan peserta KB Aktif
dimensi mutu
akses terhadap kesehatan
tujuan
meningkatnya kualitas kesehatan ibu
definisi operasional
cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif
dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan
kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
denominator
jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di 1 (satu)
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
langkah kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
penanggung jawab
pendataan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS)
konseling KB untuk Pasangan Usia Subur (PUS)
pelayanan kontrasepsi sesuai standar.
pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
pelatihan
klinis
pelayanan
kontrasepsi
terkini/contraceptive technical update
pelatihan peningkatan kinerja pelayanan KB
pelatihan penggunaan Alat Bantu Pengambilan
Keputusan (ABPK) Ber-KB
penguatan sistem informasi pelayanan KB
supervisi, monitoring dan evaluasi
Pemegang Program KB
12
4. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
a) Cakupan Pemberian Makanan
Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin
Pendamping
ASI
pada
Anak
judul
cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
dimensi mutu
efektifitas pelayanan
pelayanan
tujuan
memenuhi kebutuhan gizi yang tidak dapat dipenuhi oleh
ASI
definisi operasional
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
anak usia 6- 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
dari keluarga miskin selama 90 (sembilan puluh) hari
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
kesehatan
dan
kesinambungan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah anak usia 6-24 bulan dari Gakin yang mendapat
MP-ASI di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
denominator
jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari Gakin di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
sumber data
laporan Khusus MP-ASI, LB3-SIKDA
target
100%
langkah kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
penanggung jawab
pendataan sasaran
melaksanakan konseling menyusui
distribusi sampai ke sasaran
pencatatan pelaporan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan
MP-ASI
pemberian
Nutrisionis/Tenaga Pelaksana Gizi
b) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
judul
cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
dimensi mutu
efektifitas pelayanan
pelayanan
tujuan
meningkatkan status gizi balita dan menurunkan angka
kematian anak gizi buruk
definisi operasional
cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah
balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan
kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
kesehatan
dan
kesinambungan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana
pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
13
sumber data
LB3–Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), W-1
(Laporan Wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk
Puskesmas
target
100%
langkah kegiatan
1. surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif
2. respon cepat penanganan kasus gizi buruk
3. penanganan Gizi buruk sesuai pedoman tatalaksana
gizi buruk
4. penyediaan formula 75/100
5. perawatan kasus gizi buruk di Therapeutic Feeding
Center (TFC)
6. Pemantauan dan kunjungan rumah kasus gizi buruk
pasca rawat (Community Therapeutic Center)
penanggung jawab
Tim Asuhan Gizi (Dokter, Nutrisionis, Bidan/Perawat)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a) Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan KLB
judul
penyelidikan epidemologi dan penanggulangan keadian
luar biasa (KLB)
dimensi mutu
cakupan Desa/Kelurahan mengalami keadian luar biasa
(KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam
tujuan
mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa
(KLB) dan mengetahui sumber, cara penanggulangannya.
Menemukan penderita atau tersangka penderita,
penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan,
perluasan dan menghentikan suatu KLB
definisi operasional
rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara epidemologi
untuk memastikan adanya suatu keadian luar biasa
(KLB), mengetahui gambaran penyebaran keadian luar
biasa (KLB) dan mengetahui sumber dan cara-cara
penanggulangannya, gejala atau penyakit yang diamati
adalah:
1. Acute Flacid Paralysis (AFP)
2. Diare Akut
3. Suspect Dengue
4. Diare Berdarah
5. Suspect Difteri
6. Gigitan Hewan Penular Rabies
7. Suspect Flu Burung Pada Manusia
8. ILI (Penyakit Serupa Influenza)
9. Suspect Penyakit Tangan, Kaki, Mulut
10. Malaria Konfirmasi
11. Suspect Kolera
12. Pertussis
13. Suspek Leptospirosis
14. Pneumonia
15. Suspect Meningitis/Encephalitis
frekuensi
data
pengumpulan
setiap 2 minggu
periode analisa
setiap 2 minggu
numerator
jumlah kejadian luar biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang
ditangani < 24 jam periode/kurun waktu yang sama
14
denominator
jumlah keadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada
wilayah Desa/Kelurahan pada periode/kurun waktu yang
sama
sumber data
1. laporan keadian luar biasa (KLB) 24 jam (W1)
2. laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan
keadian luar biasa (KLB)
3. laporan masyarakat dan media massa
target
100%
langkah kegiatan
1.
2.
3.
4.
SDM
1. Dokter
2. Perawat
3. Tenaga epidemologi kesehatan
penanggung jawab
Koordinator
Surveilance
Epidemologi
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
pengumpulan data
penyedian dan analisis data
diseminasi
pencegahan dan penanggulangan keadian luar biasa
(KLB)
5. monitoring dan evaluasi
6. pelatihan
dan
b) Penemuan TB Paru BTA (+)
judul
penemuan TB Paru BTA (+)
dimensi mutu
efektifitas pelayanan kesehatan
tujuan
penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak
sewaktu pagi dan sewaktu sore SPS dan diobati unit
pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu
definisi operasional
angka penemuan pasien baru TB BTA (+) atau case
detection rate adalah presentasi jumlah penderita baru
TB BTA (+) yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah
perkiraan kasus baru TB BTA (+) dalam wilayah tertentu
dalam waktu 1 (satu) tahun
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang ditemukan dan
diobati di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun
denominator
jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) dalam suatu
wilayah dalam 1 (satu) tahun
sumber data
1. pelaporan TB 07
2. TB 08
3. TB 11
target
90%
langkah kegiatan
tatalaksana TB Baru, pemeriksaan sputum, pelatihan,
penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring serta
evaluasi
penanggung jawab
Programer TB
15
c) Cakupan Penemuan Penderita Diare
judul
penemuan penderita diare
dimensi mutu
akses atau jangkauan kesehatan
tujuan
untuk mengetahui jumlah penderita diare ke semua
sarana pelayanan kesehatan dalam kurun waktu dalam
satu tahun
definisi operasional
penemuan penderita diare adalah jumlah penderita diare
yang datang dan dilayani disarana kesehatan dan kader
disuatu wilayah tertentu dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah diare yang datang dan dilayani disarana
kesehatan dan kader suatu wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun
denominator
jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang sama
sumber data
catatan kader, register penderita, LB 1, Laporan bulanan
dan Klinik
target
100%
langkah kegiatan
tatalaksana
kasus
penyediaan
formulir
RR,
pengumpulan, pengolahan data dan analisis data,
pelatihan petugas, promosi/penyuluhan, jejaring kerja
dan kemitraan, pertemuan evaluasi
penanggung jawab
Programer Diare
d) Penemuan Penderita Pnemonia Balita
judul
penemuan penderita pneumonia balita
dimensi mutu
akses dan jangkauan kesehatan
tujuan
mengetahui kasus pneumoni balita sesuai program
definisi operasional
presentasi balita dengan pneumonia yang ditemukan dan
diberikan tatalaksana sesuai standar disarana kesehatan
disuatu wilayah dalam waktu satu tahun
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah penderita pneumonia balita
yang ditangani
di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun
denominator
jumlah perkiraan penderitaa pneumonia balita di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
sumber data
kartu penderita/register harian, laporan bulanan
Puskesmas, kartu penderita/register pasien fasilitas
swasta/medical record rumah sakit swasta
target
100%
langkah kegiatan
pelayanan penderita, penyediaan alat (peralatan ISPA),
pelatihan petugas, penyuluhan ke masyarkat, jejaring
kerja dan kemitraan, pengumpulan, pengolahan, dan
analisis data, monitoring/supervisi ke sarana kesehatan,
pertemuan evaluasi, pencatatan dan pelaporan
penanggung jawab
Koordinator P2M
16
e) Penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang Ditangani
judul
penderita DBD yang ditangani
dimensi mutu
kesinambungan pelayanan
tujuan
memberikan pelayanan sedini mungkin terhadap kasus
DBD
definisi operasional
presentase DBD yang ditangani sesuai standar
di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun dibandingkan
dengan
jumlah
penderita
DBD
yang
ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun
yang sama
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah penderita DBD yang disatu wilayah kerja dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun
denominator
jumlah perkiraan penderita DBD di 1 (satu) wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), Sistem
Pencatanan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS)
target
100%
langkah kegiatan
penegakan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita
di tingkat Puskesmas dan RS, pelatihan SDM,
penanggulangan kasus oleh Puskesmas, penyidikan
epidemiologi, pencatatan dan laporan, monitoring dan
evaluasi
penanggung jawab
Programer DBD
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a) Cakupan Keluarga Rawan di Bina
judul
cakupan keluarga rawan di bina
dimensi mutu
kuantitas layanan
tujuan
mengetahui akses keluarga rawan terhadap pelayanan
kesehatan tingkat pertama
definisi operasional
cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga
rawan yang belum selesai dibina maupun yang sudah
selesai dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
Jumlah keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
denominator
jumlah keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
sumber data
register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien,
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan
kunjungan
target
15%
langkah kegiatan
pendataan keluarga rawan, kunjungan rumah
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
dan Perkesmas
17
B.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
judul
cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa
dimensi mutu
akses layanan
tujuan
mengetahui akses masyarakat
kesehatan jiwa tingkat pertama
definisi operasional
cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah
persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi
dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
Jumlah pasien yang diperiksa Deteksi Dini Gangguan
Kesehatan Jiwa di Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun
denominator
Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
sumber data
register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien,
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan
kunjungan
target
20%
langkah kegiatan
pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan
SDM
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab
Pengembangan
Upaya
terhadap
Kesehatan
pelayanan
Masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
judul
Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM)
dimensi mutu
akses layanan
tujuan
mengetahui akses masyarakat
kesehatan gigi tingkat pertama
definisi operasional
Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang
mendapat pembinaan dari petugas puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
Jumlah UKBM yang mendapat pembinaan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
denominator
Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
sumber data
register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien,
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan
kunjungan
target
20%
langkah kegiatan
pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan
SDM
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab
Pengembangan
Upaya
terhadap
Kesehatan
pelayanan
Masyarakat
18
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
judul
Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional
dimensi mutu
Kualitas layanan
tujuan
mengetahui akses masyarakat
kesehatan gigi tingkat pertama
definisi operasional
Cakupan pembinaan Pengobat tradisional adalah
cakupan Pengobat tradisional yang dibina oleh Petugas
Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina petugas
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
denominator
Jumlah
Pengobat Tradisional seluruhnya di wilayah
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
13%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, pembinaan
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab
Pengembangan
Upaya
terhadap
Kesehatan
pelayanan
Masyarakat
4. Pelayanan Kesehatan Olahraga
judul
cakupan pembinaan kelompok olahraga
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui
kesehatan
definisi operasional
cakupan pembinaan kelompok olah raga adalah cakupan
kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari
petugas Puskesmas
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah kelompok olah raga yang mendapat pembinaan
dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
denominator
jumlah seluruh kelompok olah raga yang berada
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, pembinaan
penanggung
pengumpul data
jawab
akses
Penanggung jawab
Pengembangan
masyarakat
Upaya
terhadap
Kesehatan
pelayanan
Masyarakat
5. Pelayanan Kesehatan Indera
judul
cakupan penanganan penyakit katarak
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui
kesehatan
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
19
definisi operasional
cakupan penanganan penyakit katarak adalah persentase
jumlah penanganan penyakit katarak di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah pasien katarak yang di operasi di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
denominator
jumlah pasien terdeteksi katarak di wilayah
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, pembinaan
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab
Pengembangan
Upaya
Kesehatan
kerja
Masyarakat
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
judul
cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui
kesehatan
definisi operasional
cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah
persentase Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada
usia lanjut di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas
pada kurun waktu satu tahun
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah sasaran usia lanjut yang mendapatkan Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu)
tahun
denominator
jumlah sasaran usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
selama kurun waktu 1 (satu) tahun
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, pembinaan
penanggung
pengumpul data
jawab
akses
Penanggung jawab
Pengembangan
masyarakat
Upaya
terhadap
Kesehatan
pelayanan
Masyarakat
7. Pelayanan Kesehatan Kerja
judul
cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja (UKK)
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui
kesehatan
definisi operasional
cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja adalah
persentase Pos UKK yang mendapatkan pembinaan
kesehatan kerja dari petugas Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah Pos UKK yang mendapat pembinaan kesehatan
kerja dari petugas Puskesmas
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
20
denominator
jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
langkah kegiatan
pendataan sasaran, pembinaan
penanggung
pengumpul data
C.
jawab
Penanggung jawab
Pengembangan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
a) Cakupan Rawat Jalan
judul
cakupan rawat jalan
dimensi mutu
kuantitas layanan
tujuan
mengetahui akses masyarakat
kesehatan tingkat pertama
definisi operasional
cakupan kunjungan rawat jalan adalah persentase
kunjungan baru rawat jalan Puskesmas yang berasal dari
dalam wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya
(Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling) dalam kurun
waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
terhadap
pelayanan
periode analisa
setiap bulan
numerator
kunjungan baru pasien rawat jalan Puskesmas dan
jaringannya yang berasal dari dalam wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu tertentu
denominator
jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
sumber data
register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien,
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan
kunjungan
target
15%
langkah kegiatan
pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan
SDM
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
b) Pemberi Pelayanan Medis Dokter dan Dokter Gigi
judul
pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas
dimensi mutu
kompetensi
tujuan
tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga dokter dan
dokter gigi
definisi operasional
pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas
adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis
(dokter umum dan dokter gigi) sesuai dengan setandar
pelayanan ke sehatan dasar
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
21
numerator
jumlah kunjungan pasen rawat jalan yang di berikan oleh
tenaga medis di tingkat Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
denominator
jumlah
seluruh
kunjungan
pasen
rawat
jalan
di tingkat Puskesmas pada kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan
kunjungan,
target
1. Dokter Umum: 80%
2. Dokter Gigi: 80%
langkah kegiatan
pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas,
monitoring dan evaluasi
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
c) Waktu Tunggu di Rawat Jalan
judul
waktu tunggu di rawat jalan
dimensi mutu
kualitas dan keamanan
tujuan
mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai
mendapat pelayanan
definisi operasional
waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang
diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik
di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan
mendapatkan pelayanan rawat jalan
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya
catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan
untuk dilayani
denominator
jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan
rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit
pelayanan
sumber data
kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA)
target
20 menit
langkah kegiatan
sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling
survei
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
dan Tim Gugus Kendali Mutu
d) Waktu Tunggu Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
judul
waktu tunggu di pelayanan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
dimensi mutu
kualitas dan keamanan
tujuan
mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai
mendapat pelayanan
definisi operasional
waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang
diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik
di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan
mendapatkan pelayanan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
22
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya
catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan
untuk dilayani
denominator
jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan
rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit
pelayanan
sumber data
kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA)
target
20 menit
langkah kegiatan
sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling
survei
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
dan Tim Gugus Kendali Mutu
e ) Registrasi Pasien dan Catatan Medik
1 ) Lama Waktu Pendaftaran Pasien Baru
judul
lama waktu pendaftaran pasien baru
dimensi mutu
kualitas, dan keamanan
tujuan
teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu yang
ditetapkan (cepat, tepat dan akurat)
definisi operasional
lama waktu pendaftaran adalah waktu yang dibutuhkan
mulai dari pasien diidentifikasi sampai selesai sesuai
dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA)
frekuensi
pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk regitrasi
sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) dalam kurun waktu tertentu
denominator
jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu
yang sama
sumber data
registrasi kunjungan
target
5 menit
langkah kegiatan
persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga dan
sampling survei
penanggung jawab
pengumpul data
Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
dan Tim Gugus Kendali Mutu
2) Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik
judul
waktu pembuatan dan penemuan catatan medik
dimensi mutu
kualitas dan keamanan
tujuan
pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai
dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,tepat dan
akurat)
definisi operasional
waktu pembuatan dan penemuan catatan medik adalah
waktu yang diperlukan mulai dari pasien teridentifikasi
sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA) sampai mempunyai lembar catatan
medik
23
frekuensi
pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai
standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
dalam kurun waktu tertentu
denominator
jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu
yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Family
Folder
target
10 menit
langkah kegiatan
penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana,
pengaturan tenaga dan sampling survei
penanggung jawab
pengumpul data
Penanggung jawab UKP
3) Kelengkapan Informed Consent pada Tindakan Medis yang
Dilakukan
f)
judul
kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang
dilakukan
dimensi mutu
kualitas dan keamanan
tujuan
tersampaikannya segala konsekuensi atas tindakan
medis yang dilakukan kepada pasien atau keluarganya
definisi operasional
kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang
dilakukan adalah jumlah informed consent yang dibuat
terhadap seluaruh pasien yang akan mengalami tindakan
medis baik di rawat jalan maupun rawat inap
frekuensi
pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah informed consent
denominator
jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu
sumber data
register pasien, rekam medis
target
100%
langkah kegiatan
penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana
penanggung jawab
pengumpul data
Penanggung jawab UKP
Kepuasan Pasien
judul
kepuasan pasien
dimensi mutu
Kualitas
tujuan
mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan
yang telah diberikan puskesmas
definisi operasional
kepuasan
pasien
adalah
persepsi
pasien
yang
berhubungan dengan tingkat harapan atas pelayanan
yang
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah informed consent
24
denominator
jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu
sumber data
register pasien, rekam medis
target
10 menit
langkah kegiatan
penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab UKP
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi
judul
ratio penambalan dan pencabutan gigi
dimensi mutu
kualitas dan keamanan
tujuan
mengetahui kualitas pengobatan rawat jalan gigi
definisi operasional
perbandingan
antara
pencabutan gigi pasien
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
tindakan
penambalan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah tindakan penambalan
denominator
jumlah tindakan pencabutan
sumber data
register rawat jalan dan kartu rekam medis
target
2:1
langkah kegiatan
sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan
penanggung
pengumpul data
jawab
dan
Penanggung jawab UKP
b) Lama Waktu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
judul
waktu pelayanan Gigi
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
memberikan kepastian rentang waktu pelayanan gigi
definisi operasional
waktu tunggu pelayanan gigi adalah waktu yang
diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan
sampai dengan penyerahan resep kepada pasien
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu pelayanan gigi
denominator
jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan
sumber data
kartu antrian, kartu rekam medis
target
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
langkah kegiatan
optimalisasi Sistem Infomasi Kesehatan Daerah (SIKDA),
pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring
dan evaluasi
perawatan
pencabutan
scalling
curatage
pencabutan sulung
penambalan permanen
pengobatan oral
10
30
60
10
10
30
10
menit
meni
menit
menit
menit
menit
menit
25
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab UKP
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
judul
pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
memberikan kepastian rentang waktu pelayanan KIA-KB
yang bersifat UKP
definisi operasional
waktu tunggu pelayanan KIA-KB adalah waktu yang
diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan
sampai dengan penyerahan resep kepada pasien
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu pelayanan KIA-KB
denominator
jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan KIA-KB
sumber data
kartu antrian, kartu rekam medis
target
1. pendaftaran
5 menit
2. pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)
10 menit
3. pemeriksaan Post Natal Care (PNC)
15 menit
4. Manajemen
(MTBM)
langkah kegiatan
penanggung
pengumpul data
Terpadau
Bayi
Muda
10 menit
5. pelayanan Imunisasi
10 menit
6. pelayanan KB Suntik
10 menit
7. pemasangan KB Implant
15 menit
8. pencabutan KB Implant
30 menit
9. pemasangan KB IUD
30 menit
10. pencabutan KB IUD
15 menit
11. pemeriksaan USG
10 menit
optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA),
pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring
dan evaluasi
jawab
Penanggung jawab UKP
4. Pelayanan Gawat Darurat
a) Waktu Tanggap Pelayanan
judul
waktu tanggap pelayanan UGD
dimensi mutu
keselamatan dan efektifitas
tujuan
agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap,
responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien
definisi operasional
waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu
sejenak pasien itu datang sampai mendapatkan
penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
26
numerator
jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak
kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak
sampai dengan mendapatkan pelayanan
denominator
jumlah
seluruh
(n = 25/Pelayanan)
sumber data
data sampling pasien UGD
target
5 menit terlayani setelah pasien datang
langkah kegiatan
pembentukan tim jaga, pengaturan
melengkapi sarana dan prasarana
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
pasien
yang
di
sampling
jadwal
tugas,
b) Kematian Pasien < 24 jam di UGD
judul
kematian pasien < 24 jam di UGD
dimensi mutu
keselamatan dan efektifitas
tujuan
agar terselenggara pelayanan di UGD yang kompoten,
cepat,
tanggap,
responsif
sehingga
mampu
menyelamatkan pasien
definisi operasional
kematian pasien < 24 jam adalah kematian pasein
di UGD sejak periode datang sampai mendapat
penanganan yang komprohesif < 24 jam dalam kurun
waktu tertentu
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode Analisa
setiap bulan
numerator
jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam
di UGD sejak periode datang pada kurun waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh pasien yang di tangani di UGD pada
kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
0%
langkah kegiatan
peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan
prasarana
penanggung jawab
Kepala UGD
5. Pelayanan Gizi Klinik
judul
waktu tunggu di konseling gizi
dimensi mutu
kualitas
tujuan
mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai
mendapat pelayanan konseling gizi
definisi operasional
waktu tunggu konseling gizi
diperlukan oleh pasien mulai dari
di unit pelayanan sampai
mendapatkan pelayanan konseling
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
Jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya
catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan
untuk dilayani
denominator
jumlah seluruh pasien yang catatan mediknya sudah
terdistribusi di unit pelayanan
adalah waktu yang
adanya catatan medik
dengan pemanggilan
di klinik gizi
27
sumber data
kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA)
target
10 menit
langkah kegiatan
sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling
survei
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab UKP
6. Pelayanan Rawat Inap/PONED
a) Waktu Tanggap Pelayanan
judul
waktu tanggap pelayanan
dimensi mutu
keselamatan dan efektifitas
tujuan
agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap,
responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien
definisi operasional
waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu
sejenak pasien itu datang sampai mendapatkan
penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak
kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak
sampai dengan mendapatkan pelayanan
denominator
Jumlah
seluruh
(n = 25/Pelayanan)
sumber data
data sampling pasien
target
5 menit terlayani setelah pasien datang
langkah kegiatan
pembentukan tim jaga, pengaturan
melengkapi sarana dan prasarana
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
pasien
yang
di
sampling
jadwal
tugas,
b) Penanganan Rujukan
judul
penanganan rujukan persalinan
dimensi mutu
kompetensi, keselamatan dan efektifitas
tujuan
terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat, tanggap
dan responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien
definisi operasional
penanganan
rujukan
adalah
tindakan
dalam
memutuskan rujukan bagi pasien karena diagnosa dan
indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I
Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan
tingkat II (rumah sakit)
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah kumulatif pasien yang karena diagnosa dan
indikasi di rujuk ke fasilitas rumah sakit pada kurun
waktu tertentu
denominator
jumlah seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas pada
kurun waktu yang sama
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
28
target
100%
langkah kegiatan
peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan
prasarana
penanggung
pengumpul data
jawab
Penanggung jawab UKP
c) Bed Occupancy Rate (BOR)
judul
bed occupancy rate (BOR)
dimensi mutu
kuantitas layanan
tujuan
mengetahui kuantitas layanan rawat inap yang telah
diberikan
definisi operasional
bed occupancy rate (BOR) adalah persentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan
gambaran
tinggi
rendahnya
tingkat
pemanfaatan tempat tidur.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah hari perawatan dalam satu bulan
denominator
jumlah tempat tidur x 30
sumber data
register rawat inap
target
80%
langkah kegiatan
validasi data rawat inap
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
d) Rata-rata Hari Rawat
judul
rata-rata hari rawat
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi layanan rawat
inap yang telah diberikan
definisi operasional
rata-rata hari rawat adalah rata-rata lama seorang pasien
dirawat.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah lama dirawat
denominator
jumlah pasien keluar (hidup dan mati)
sumber data
register rawat inap
target
100%
langkah kegiatan
validasi data rawat inap
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
e) Visite Dokter Per hari
judul
visite dokter per hari
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang
telah diberikan
29
f)
definisi operasional
visite dokter per hari adalah frekuensi tenaga medi untuk
memeriksa pasien selama dalam perawatan rawat inap
dalam periode harian
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah frekuensi kunjungan
denominator
jumlah hari pada periode tertentu
sumber data
register rawat inap, rekam medis rawat inap
target
1 (satu) kali
langkah kegiatan
validasi data rawat inap
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
Kejadian Pulang Paksa
judul
kejadian pulang paksa
dimensi mutu
kualitas layanan
tujuan
mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang
telah diberikan
definisi operasional
kejadian pulang paksa adalah Frekuensi atas kondisi
dimana pasien meminta pulang dari pelayanan rawat
inap tanpa indikasi medis.
frekuensi
data
setiap Bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
frekuensi kejadian pulang paksa
denominator
jumlah pasien keluar (hidup dan mati) dalam periode
1 (satu) bulan
sumber data
register rawat inap
target
< 5%
langkah kegiatan
validasi data rawat inap
penanggung jawab
Penanggung jawab UKP
7. Pelayanan Kefarmasian
a) Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan
judul
ketersediaan obat sesuai kebutuhan
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
terpenuhinya jumlah dan jenis obat pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kebutuhan
definisi operasional
ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan
obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan dasar yang di apotek pada kurun waktu
tertentu
denominator
jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas pada kurun waktu yang
sama
30
sumber data
Laporan
(LPLPO)
target
90%
langkah kegiatan
perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat,
monitoring dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Pemakaian
dan
Lembar
Permintaan
Obat
Koordinator Farmasi (Apotek)
b) Ketersediaan Obat sesuai Formularium Nasional
judul
ketersediaan obat sesuai fornas
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai
dengan daftar Formularium Nasional
definisi operasional
ketersediaan obat sesuai fornas adalah ketersediaan obat
pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas yang
terdapat dalam Formularium Nasional
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan dasar yang di apotek yang sesuai dengan
Formularium Nasional
denominator
jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada
kurun waktu yang sama
sumber data
LPPO
target
90%
langkah kegiatan
perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat,
monitoring dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek)
c) Ketersediaan Obat Generik
judul
ketersediaan obat generik
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
tersedianya obat generik untuk pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kebutuhan
definisi operasional
ketersediaan obat generik adalah ketersediaan obat
generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar
di apotek Puskesmas.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah jenis obat generik yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan dasar yang di apotek.
denominator
jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada
kurun waktu yang sama
sumber data
LPPO
target
90%
31
langkah kegiatan
perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat,
monitoring dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek)
d) Penggunaan Obat Generik
judul
penggunaan obat generik
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
digunakannya obat generik untuk pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kebutuhan
definisi operasional
penggunaan obat generik adalah penggunaan obat
generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar
di apotek Puskesmas.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah item jenis obat generik yang diberikan kepada
pasien untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek.
denominator
jumlah jenis obat yang diberikan kepada
di Puskesmas pada kurun waktu yang sama
sumber data
LPPO
target
90%
langkah kegiatan
perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat,
monitoring dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
pasien
Koordinator Farmasi (Apotek)
e) Tidak Adanya Obat Hilang, Rusak dan Kedaluarsa
judul
tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
mengurangi jumlah obat hilang, rusak dan kaduluarsa
pada proses penyimpanan
definisi operasional
tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada
proses pengelolaan.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah dan jenis obat yang hilang, rusak dan kadaluarsa
denominator
jumlah dan jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada
kurun waktu yang sama
sumber data
LPPO, daftar obat rusak dan kedaluarsa
target
90%
langkah kegiatan
perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat,
monitoring dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek)
32
f)
Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi
judul
waktu tunggu pelayanan obat jadi
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat
definisi operasional
waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah waktu yang
diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya
obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan
pemakaian obat
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi
denominator
jumlah pasien yang mendapatkan resep obat
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep
target
10 menit
langkah kegiatan
optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA),
pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring
dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali
Mutu
g) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
judul
waktu tunggu pelayanan obat racikan
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat
definisi operasional
waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah waktu yang
diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya
obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan
pemakaian obat
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi
denominator
jumlah pasien yang mendapatkan resep obat
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep
target
25 menit
langkah kegiatan
optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA),
pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring
dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali
Mutu
h) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
judul
tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
mencegah adanya kejadian kesalahan dalam pemberian
obat
definisi operasional
tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
33
frekuensi
data
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah kejadian kesalahan pemberian obat
denominator
jumlah kunjungan resep pada kurun waktu yang sama
sumber data
catatan keluhan/pengaduan kesalahan pemberian obat,
laporan bulanan pelayanan kefarmasian di Puskesmas,
catatan pengobatan pasien
target
100%
langkah kegiatan
10. Pengkajian Resep, dimulai dari seleksi:
a. persyaratan administrasi, meliputi:
1) nama, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
2) nama dan paraf dokter
3) tanggal resep
4) ruangan/unit asal resep
b. persyaratan farmasetik, meliputi:
1) bentuk dan kekuatan sediaan
2) dosis dan jumlah obat
3) stabilitas dan ketersediaan
4) aturan dan cara penggunaan
5) inkompatibilitas (ketidakcampuran obat).
c. persyaratan klinis, meliputi:
1) ketepatan
indikasi,
dosis
dan
waktu
penggunaan Obat
2) duplikasi pengobatan.
3) alergi, interaksi dan efek samping obat
4) kontra indikasi
5) efek adiktif
2. Penyerahan Obat (Dispensing) dan Pemberian
Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat,
memberikan
label/etiket,
menyerahan
sediaan
farmasi dengan informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.
penanggung
pengumpul data
i)
setiap bulan
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek)
Pelayanan Informasi Obat Kepada Pasien
judul
pelayanan informasi obat kepada pasien
dimensi mutu
kompetensi, kualitas dan keselamatan
tujuan
1. pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi
intruksi pengobatan.
2. Menunjang penggunaan Obat yang rasional
definisi operasional
pelayanan informasi obat kepada pasien adalah
merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,
jelas dan terkini pasien.
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
34
numerator
jumlah pasien yang mendapatkan informasi obat
terutama untuk pasien-pasien geriatri, pasien dengan
keluhan penyakit degeneratif, pasien yang mendapatkan
obat lebih dari 4 (empat) jenis dan pasien yang harus
melakukan terapi jangka panjang (TBC, Kusta dll)
denominator
jumlah kunjungan resep pada kurun waktu yang sama
sumber data
laporan bulanan pelayanan kefarmasian di Puskesmas,
lembar checklist pemberian informasi obat pasien, format
pelayanan informasi obat
target
10%
langkah kegiatan
1. memberikan dan menyebarkan informasi kepada
konsumen secara pro aktif dan pasif
2. menjawab pertanyaan dari pasien maupun melalui
telepon, surat atau tatap muka
penanggung
pengumpul data
j)
jawab
Koordinator Farmasi (Apotek)
Rekonstitusi Obat Sirup Kering
judul
rekonstitusi obat sirup kering
dimensi mutu
keselamatan dan kenyamanan
tujuan
tergambarnya perlakuan terhadap obat sirup kering
definisi operasional
rekonstitusi adalah mencampurkan air ke dalam sirup
kering sesuai dengan petunjuk
frekuensi
data
setiap bulan
pengumpulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah obat yang dicampur dengan air di ruang obat
(dibuat segar) sebelum diserahkan kepada pasien
denominator
jumlah seluruh obat sirup kering yang diberikan kepada
pasien
sumber data
resep
target
100%
langkah kegiatan
Kegiatan:
1. sirup kering dikocok
2. sirup kering dibuka tutupnya
3. memasukkan
air
sesuai
dengan
menggunakan gelas ukur
4. menutup botol sirup kering
5. sirup dikocok sampai tercampur rata
penanggung
pengumpul data
jawab
petunjuk
Koordinator Farmasi (Apotek)
8. Durasi Pelayanan Laboratorium dan Penunjang Lainnya
judul
durasi pelayanan laboratorium dan penunjang lainnya
dimensi mutu
kualitas, keselamatan dan kesinambungan
tujuan
tergambar kualitas kinerja petugas dalam memberikan
pelayanan penunjang laboratorium
35
definisi operasional
durasi waktu pemeriksaan spesimen Laboratorium
adalah rata-rata waktu yang diperlukan untuk
melakuakan proses pemeriksaan spesimen laboratorium
sederhana yang meliputi persiapan, KIE, memproses
spesimen, membaca dan menginformasikan hasil kepada
pasien
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah rata-rata
spesimen
denominator
jumlah jenis spesimen yang diperiksa
sumber data
register laboratorium, SIK
target
1. golongan darah
2. haematologi rutin
3. haematologi lengkap
4. kimia darah
5. test narkoba
6. immunologi
7. gula darah sewaktu
8. spesimen sputum
9. urine rutin
10. PP test
11. feses rutin
12. pemeriksaan EKG
13. pemeriksaan radiologi
langkah kegiatan
persiapan
sarana
dan
prasarana,
peningkatan
kompotensi petugas, pecatatan, pelaporan, monitoring
dan evaluasi
penanggung
pengumpul data
D.
jawab
waktu
pemeriksaan
setiap
jenis
5 menit
15 menit
60 menit
30 menit
30 menit
30 menit
5 menit
45 menit
30 menit
5 menit
30 menit
15 menit
30 menit
Koordinator Laboratorium
PELAYANAN JARINGAN PELAYANAN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PUSKESMAS
DAN
JEJARING
1. Puskesmas Pembantu
judul
waktu pelayanan
dimensi mutu
akses pelayanan
tujuan
mengetahui akses pelayanan di jejaring puskesmas
definisi operasional
waktu pelayanan puskesmas pembantu adalah frekuensi
jumlah hari buka puskesmas pembantu dalam satu
minggu
frekuensi pengumpulan data
setiap minggu
periode analisa
setiap minggu
numerator
Jumlah hari buka puskesmas pembantu
denominator
7 Hari
sumber data
register harian puskesmas pembantu
target
100%
36
2. Puskesmas Keliling
judul
jangkauan pelayanan puskesmas keliling
dimensi mutu
akses pelayanan
tujuan
mengetahui akses pelayanan di jejaring puskesmas
definisi operasional
jangkauan pelayanan puskesmas keliling adalah jumlah
desa yang pernah dikunjungi puskesmas keliling dalam
satu bulan
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah desa yang dikunjungi
denominator
jumlah desa di wilayah kerja puskesmas
sumber data
register puskesmas keliling
target
100%
3. Bidan Desa
judul
ketersediaan bidan desa
dimensi mutu
akses pelayanan
tujuan
mengetahui akses pelayanan di jejaring puskesmas
definisi operasional
ketersediaan bidan desa adalah jumlah bidan yang
diberikan tugas sebagai penanggungjawab pelayanan
kesehatan di desa
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah bidan penanggungjawab desa
denominator
jumlah desa di wilayah kerja puskesmas
sumber data
surat perintah
target
100%
4. Jejaring Fasilitas Pelayanan Pesehatan
judul
cakupan pelaporan jejaring fasilitas kesehatan
dimensi mutu
akses pelayanan
tujuan
mengetahui
puskesmas
definisi operasional
cakupan pelaporan jejaring fasilitas kesehatan adalah
jumlah fasilitas kesehatan yang melaporkan data
pelayanan
kesehatan
kepada
puskesmas
selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya
frekuensi pengumpulan data
setiap bulan
periode analisa
setiap bulan
numerator
jumlah fasilitas kesehatan yang melapor
denominator
jumlah fasilitas kesehatan di wilayah kerja puskesmas
sumber data
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
target
100%
data
pelayanan
kesehatan
di
jejaring
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
37
38
Download
Study collections