PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

advertisement
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME
PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA
Nurdamayanti1
H Abduh.H. Harun2
Alri Lande3
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap nasionalisme
siswa di SMK Negeri 1 Banawa dengan indikator: 1) Cinta tanah air; 2)
Menghargai jasa-jasa pahlawan; 3) Rela berkorban; 4) Mengutamakan persatuan
dan kesatuan; 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah; 6) Memiliki sikap
tengangg rasa sesama manusia dan bagaimana pengembangan dalam materi,
metode serta media pembelajaran PKn yang dapat menanamkan sikap
nasionalisme. Penelitian bertujuan mendeskripsikan sikap nasionalisme siswa dan
pengembangan pembelajaran PKn yang dilakukan agar nilai-nilai nasionalisme
lebih mudah diterapkan. Penelitian menerapkan metode survei.Teknik
pengumpulan data dengan angket dan wawancara. Analisis data dengan
persentase dan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Populasi
penelitian seluruh siswa SMK Negeri 1 banawa berjumlah 843 dan pengambilan
sampel dengan cara kuota random sampling berjumlah 85 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan sikap nasionalisme siswa cukup baik di tinjau
dari 6 indikator antara lain: 1) Cinta tanah air skor 227 (66,76%-baik); 2)
Menghargai jasa-jasa pahlawan skor 235 (69,19%-baik); 3)Rela berkorban skor
204 (59,90%-baik); 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan skor 252 (74,12%baik); 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah skor 182 (53,63%-cukup
baik); 6) Memiliki sikap tengangg rasa sesama manusia skor 264 (77,65%-baik)
dan hasil pengembangan pembelajaran antara lain: 1) menanamkan nilai-nilai
pancasila dan budaya disetiap pembelajaran skor 254 (74,56%-baik); 2)
menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasi skor 163
(48,04%-cukup baik); 3)menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap
pembelajaran skor 223 (65,44%-baik); 4)melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran dan memberikan pengutan, gagasan dan kesimpulan di setiap
pembelajaran skor 286(84,12%-sangat baik). Upaya pengembangan pembelajaran
PKn melalui metode,materi dan media telah dilakukan walaupun belum
maksimal.
Kata Kunci : Sikap Nasionalisme, Pengembangan Pembelajaran
1
Nurdamayanti A 321 11 011, Mahasiswa Studi PPKn, Universitas Tadulako Sebagai Penulis
Pembimbing I
3
Pembimbing II
2
I. PENDAHULUAN
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki
bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional .
Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan pengaruh yang besar bagi
kemajuan suatu bangsa tersebut.
Generasi muda adalah penerus bangsa dan merupakan sebuah keharusan
pemuda harus memiliki nasionalisme terhadap negara,
namun dengan
perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan semakin
memudarnya rasa nasionalisme dikarenakan berbagai faktor. Nasionalisme sangat
penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud
kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat
melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan
bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia. Namun dengan
memudarnya
rasa
nasionalisme
pada
remaja
dapat
mengancam
dan
menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan
menjadi lemah. Untuk membangun pemuda bangsa yang memiliki mental dan
kepribadian bangsa diperlukan suatu usaha, salah satu usaha yang terpenting
adalah melalui pendidikan secara nasional.
Tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan secara nasional antara lain
bahwa Pendidikan Nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa
cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa setia kawan sosial.
Hal ini selaras dengan karakteristik dan sikap nasionalisme sendiri seperti yang
dikemukan oleh Suprapto (1987:54):4
1. Bangga menjadi bangsa dan bagian masyarakat Indonesia,
2. Mengakui dan mempertahankan dan memajukan negara serta
nama baik bangsa,
3. Senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas dan
kedamaian
antar
kelompok
masyarakat
dengan
semangat
persaudaraan Indonesia,
4
Suprapto. (1987). Sosiologi dan Antropologi Untuk SMA. Bandung : Armico
4. Menyadari sepenuhnya sebagai bagian dari bangsa lain untuk
menciptakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan,
memiliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia,
5. Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan sendiri
dan golongan atau kelompoknya.
Nasionalisme merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila yang perlu diwariskan kepada generasi
penerus termasuk para siswa di sekolah. Dengan menanamkan sikap
nasionalisme, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia pembangunan yakni
generasi yang mampu mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan
negaranya, untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan suatu usaha melalui
pendidikan
di
sekolah
yang
berupa
membina,
mengembangkan,
dan
menyempurnakan potensi siswa menuju proses pendewasaannya.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)
memegang peranan
penting untuk menunjang terhadap pencapaian tersebut seperti yang telah di
jelaskan dalam Pasal 37 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional mengemukakan bahwa :
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaaan dan
cinta tanah air. Pendidikan kewrganegaraan pada dasarnya adalah
pendidikan kebangsaan atau pendidikan karakter bangsa.
PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang memfokuskan pelajarannya
pada pembentukan manusia Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2003)5 Hal
tersebut senada dengan tri fungsi peran PKn seperti dikemukakan oleh Achmad
Kosasih Djahiri ( 1996 : 19)6sebagai berikut :
6
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta:Depdiknas
6
Achmad Kosasih Djahiri. (1996). Teknik Pengembangan Program Pendidikan Nilai Moral.
Bandung : Lab. PMPKN IKIP Bandung
1.
Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia
Indonesia yang berjiwa Pancasila dn berkepribadian Indonesia
2.
Membina bangsa Indonesia melek politik, melek hukum dan
melek pembangunan serta melek permasalahan diri, masyarakat
bangsa dan negara
3.
Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya
untuk belajar lebih maju).
Sementara itu menurut Somantri (2001:279)7 Tujuan umum pelajaran PKn
ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat
dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa
dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati.Untuk itu Pengembangan
pembelajaran PKn sangat dibutuhkan dalam menanamkan sikap nasionalisme,
Guru memiliki peran yang sangat penting dan untuk seorang Guru harus kreatif
dan inovatif dalam pengembangan pembelajaran PKn dan tidak hanya berpatukan
terhadap materi yang di sajikan tetapi harus memilih metode yang tepat dalam
proses pembelajaran .
II. METODE PENELITIAN
Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan jenis penelitian
kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan apa yang sedang berlaku. Pada
penelitian
ada
upaya
mendeskripsi,
mencatat,
menganalisis
dan
menginterpretasikan kondisi yang terjadi sekarang ini. Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan metode survey. Menurut Arikunto (2002:102)8 “populasi
adalah keseluruhan objek yang akan diteliti”. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMKN 1 Banawa yang berjumlah
843 orang siswa.
7
Soemantri,Muhammad Numan.(2001).Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung
:PT.Remaja Rosdakarya.
8
Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Dasar penentuan jumlah sampel untuk mewakili populasi dalam penelitian ini
adalah berpedoman pada Arikunto (2002 : 112) bahwa : “Sekedar ancer-ancer
maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil 10-15% atau lebih”. Adapun teknik pemilihan sampel dengan
cara kuota random sampling yaitu Pengambilan sample yang jumlahnya telah
ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan kriteria tersebut, maka penulis menetapkan
jumlah sampel sebanyak 10% karena populasinya lebih dari 100 orang. Dengan
demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah : 85 orang siswa. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan angket/kuesioner.
Teknik analisis data dengan cara perhitugan berdasarkan presentase(%) khusus
angket dengan rumus :
=
100
Keterangan:
(Anas Sudijono, 2003:40)
P = Angka Presentase
f = Frekuensi
N = Jumlah Responden
Untuk menganalisis teknik pengumpulan data melalui wawancara penulis
melakukan melalui 3 tahap yaitu:Reduksi data,Penyajian data Penarikan
kesimpulan/Verifikasi data (Milles dan Huberman,1992 : 16)9
III. HASIL
Sikap nasionalisme terdiri dari 6 indikator yaitu sikap cinta tanah air,
menghargai jasa-jasa pahlawan, rela berkorban demi bangsa dan negara,
mengutamakan persatuan, berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dan
memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia.
Berdasarkan hasil penelitian sikap nasionalisme siswa dengan indikator cinta
tanah air mendapat nilai skor 227 dengan presentase 66,76% dan masuk dalam
kategori baik, menghargai jasa-jasa pahlawan nilai skor 235 dengan presentase
9
Milles dan Huberman, (1992 : 16) Analisis data kualitatif (terjemahan tjetjep rohandi). Jakarta:
ui. Press
69,19% dan masuk dalam kategori baik, rela berkorban nilai skor 240 dengan
presentase 59,90% dan masuk dalam kategori cukup baik, mengutamakan
persatuan dan kesatuan nilai skor 252 dengan presentase 74,12% dan masuk
dalam kategori baik, berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah nilai skor 182
dengan presentase 53,63% dan masuk dalam kategori cukup baik, memiliki sikap
tenggang rasa sesama manusia nilai skor 264 dengan presentase 77,65% dan
masuk dalam kategori baik,nilai skor rata-rata 226 dengan presentase 66,47%
dalam masuk dalam kategori baik artinya sikap nasionalisme siswa dengan 6
indikator tersebut dapat di kategorikan baik.
Tabel : Kategori Sikap Nasionalisme
No
Tanggapan
Responden
TP (1)
F
%
Pilihan Jawaban Responden
J (2)
SR (3)
SL (4)
F
%
F
%
F
%
N
Skor Kategori
1
ITEM 1
15
17,65
19
22,35
22
25,88
29
34,12
85
235
B
2
ITEM 2
2
2,35
49
57,65
17
20,00
17
20,00
85
219
B
3
ITEM 3
13
15,29
19
22,35
37
43,53
16
18,82
85
226
B
4
ITEM 4
0
0
5
5,88
20
23,53
60
70,59
85
310
SB
5
ITEM 5
7
8,24
29
34,12
41
48,24
8
9,41
85
220
B
6
ITEM 6
11
12,94
52
61,18
18
21,18
4
4,17
85
115
TB
7
ITEM 7
17
20,00
53
62,35
14
16,47
1
1,18
85
169
CB
8
ITEM 8
1
1,18
15
17,65
32
37,65
37
43,53
85
275
B
9
ITEM 9
37
43,53
24
28,24
14
16,47
10
11,76
85
167
CB
10
ITEM 10
7
8,24
22
25,88
38
44,71
18
21,18
85
237
B
11
ITEM 11
2
2,35
12
14,12
43
50,59
28
32,94
85
267
B
12
ITEM 12
4
4,71
29
34,12
40
47,06
12
14,12
85
230
B
13
ITEM 13
20
23,53
42
49,41
19
22,35
4
4,47
85
177
CB
14
ITEM 14
46
54,12
27
31,76
8
9,41
4
4,47
85
140
TB
15
ITEM 15
5
5,88
1
1,18
29
34,12
50
58,82
85
294
SB
16
ITEM 16
1
1,18
17
20,00
49
57,65
18
21,18
85
254
B
17
ITEM 17
1
1,88
25
29,41
43
50,59
16
18,82
85
244
B
3847
226
B
Jumlah
Rata-Rata
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan jawaban responden terhadap
item-item pertanyaan mengenai nasionalisme sebagai berikut :
1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 1) “mengenai cinta
tanah air dalam bentuk menghargai produk dalam negeri” sebagian besar
responden menjawab Selalu (34,12) dengan skor nilai 235. Kondisi ini
termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sudah
berkembang.
2. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 2) yaitu
“mengenai cinta tanah air dalam bentuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar” sebagian besar responden menjawab jarang
(57,65) dengan skor nilai 219. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik
3. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 3) yaitu
“mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dengan cara giat dalam
belajar” sebagian besar responden menjawab sering (43,53) dengan skor
nilai 226. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap
nasionalisme siswa sedang berkembang.
4. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 4) yaitu
“mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti
upacara dengan khitman dengan cara memakai atribut lengkap saat
upacara ” sebagian besar responden menjawab selalu (70,59) dengan
skor nilai 310. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
5. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 5) yaitu
“mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti
upacara dengan khitmad walaupun dalam kondisi kurang sehat”
sebagian besar responden menjawab sering (48,24) dengan skor nilai
220. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
6. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 6) yaitu
“mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti
upacara dengan khitmad dengan cara disiplin saat upacara berlangsung”
sebagian besar responden menjawab jarang (61,18) dengan skor nilai
115. Kondisi ini termasuk dalam kategori tidak baik.
7. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 7) yaitu
“mengenai sikap rela berkorban dalam bentuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan hari-hari besar negara..” sebagian besar responden menjawab
Sering
(62,35) dengan skor nilai 169. Kondisi ini termasuk dalam
kategori cukup baik. Artinya sikap nasionalisme siswa cukup
berkembang.
8. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 8) yaitu
“mengenai rasa bangga yang di miliki ketika mendengar lagu indonesia
raya” sebagian besar responden menjawab jarang (62,35) dengan skor
nilai 275. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
9. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 9) yaitu
“mengenai sikap rela berkorban dalam bentuk semagat bela negera
ketika ada negara lain yang mengklaim budaya indonesia” sebagian
besar responden menjawab tidak pernah (43,53) dengan skor nilai 167.
Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik.
10. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 10) yaitu
“mengenai mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam memupuk rasa
toleransi antar suku, agama, etnik dan budaya” sebagian besar responden
menjawab sering (44,71) dengan skor nilai 237. Kondisi ini termasuk
dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sedang
berkembang.
11. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 11) yaitu
“mengenai mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam mengharagai
perbedaan pendapat” sebagian besar responden menjawab sering
(50,59) dengan skor nilai 267. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
12. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 12) yaitu
“mengenai berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dalam menjaga
kelestarian lingkugan.” sebagian besar responden menjawab sering
(47,06) dengan skor nilai 230. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang.
13. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 13) yaitu
“mengenai ikut partisipasi dalam aksi menanam seribu pohon.” sebagian
besar responden menjawab jarang
(49,41) dengan skor nilai 117.
Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik.
14. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 14) yaitu
“mengenai berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dalam
melestarikan budaya bangsa.” sebagian besar responden menjawab tidak
pernah
(54,12) dengan skor nilai 140. Kondisi ini termasuk dalam
kategori tidak baik.
15. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 15) yaitu
“mengenai sikap tenggang rasa sesama manusia dalam menghormati
hak-hak orang lain.” sebagian besar responden menjawab selalu (58,82)
dengan skor nilai 294. Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik.
Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang.
16. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 16) yaitu
“mengenai sikap tenggang rasa sesama manusia dengan memberikan
pertologan kepada sesorang lagi kesusahan.” sebagian besar responden
menjawab sering (57,65) dengan skor nilai 254. Kondisi ini termasuk
dalam kategori baik.
17. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 17) yaitu
“mengenai
sikap tenggang rasa sesama manusia dengan kerelaan
membantu teman yang mengalami musibah.” sebagian besar responden
menjawab sering (50,59) dengan skor nilai 244. Kondisi ini termasuk
dalam kategori baik.
Pengembangan Pembelajaran Pkn
Pengembangan pembelajaran dibutuhkan dalam hal meningkatkan kualitas
untuk mencapai hasil yang maksimal di dalam penelitian ini pengembangan
pembelajran terdiri dari 4 indikator yaitu: 1).menanamkan nilai-nilai pancasila
dan budaya disetiap
pembelajaran,
2).mengunakan metode dan media
pembelajaran yang bervairiasi , 3).menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap
pembelajaran, dan 4).Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan
pengutan,gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian tanggapan respoden mengenai guru dalam
menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya disetiap pembelajaran nilai skor 254
dengan presentase 74,56% dan masuk dalam kategori baik, guru dalam
mengunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasinilai skor 163
dengan presentase 48,04% dan masuk dalam kategori cukup baik, guru dalam
menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran nilai skor 223 dengan
presentase 65,44% dan masuk dalam kategori baik, guru dalam melibatkan siswa
untuk aktif dalam pembelajran skor nilai 286 dengan presentase 84,12% dan
masuk dalam kategori sangat baik,jumlah nilai skor rata-rata 233 dengan
presentase 68,61% dan masuk dala kategori cukup baik, artinya pengembangan
pembelajaran yang dilakukan sudah baik.
Tabel : Kategori Pengembangan Pembelajaran PKn
No
Tanggapan
Responden
Pilihan Jawaban Responden
TP (1)
J (2)
SR (3)
F
%
F
%
F
%
SL (4)
F
%
N
Skor
Kategori
1
ITEM 1
1
1,18
8
9,41
46
54,12 30 35,29
275
B
2
ITEM 2
0
0
25
29.41
33
38,82 27 31,26
257
B
3
ITEM 3
16
18,82
39
45,88
26
30,59
4,71
188
CB
4
ITEM 4
1
1,18
7
8,24
29
34,12 48 56,47
294
SB
5
ITEM 5
35
41,18
30
35,29
18
21,18
2
2,35
157
CB
6
ITEM 6
59
69,41
21
24,71
3
3,53
2
2,35
118
TB
7
ITEM 7
12
14,12
21
24,71
47
55,29
5
5,88
215
B
4
8
ITEM 8
2
2,35
16
18,82
49
57,65 18 21,18
253
B
9
ITEM 9
14
16,47
39
45,88
28
32,94
4,71
192
CB
10
ITEM 10
0
0
8
9,41
35
41,18 42 49,41
289
SB
11
ITEM 11
0
0
5
5,88
34
46 54,12
296
SB
12
ITEM 12
0
0
9
10,59
49
57,65 27 31,76
273
B
40
4
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan jawaban responden terhadap
item-item pertanyaan mengenai nasionalisme sebagai berikut :
1. Tanggapan
responden
terhadap
pertanyaan
(item
1)
“mengenai
menanamkan nilai-nilai pancasila disetiap pembelajaran” sebagian besar
responden menjawab sering (54,12) dengan skor nilai 275. Kondisi ini
termasuk dalam kategori baik. Artinya guru dalam menanamkan nilai-nilai
pancasila dan budaya disetiap pembelajaran sudah baik.
2. Tanggapan
responden
terhadap
pertanyaan
(item
2)
“mengenai
menanamkan nilai-nilai budaya disetiap pembelajaran” sebagian besar
responden menjawab sering (38,82) dengan skor nilai 257. Kondisi ini
termasuk dalam kategori baik.
3. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 3) “mengenai kedisplinan
guru dalam mengajar” sebagian besar responden menjawab jarang (45,88)
dengan skor nilai 257. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik.
4. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 4) “mengenai tauladan
seorang guru” sebagian besar responden menjawab selalu (56,47) dengan
skor nilai 295. Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik.
5. Tanggapan
responden
terhadap
pertanyaan
(item
5)
“mengenai
penggunaan model pembelajaran yang bervairiasi” sebagian besar
responden menjawab tidak pernah (41,18) dengan skor nilai 157. Kondisi
ini termasuk dalam kategori tidak baik.
6. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 6) “mengenai pengunaan
dan pengembangan metode pembelajaran” sebagian besar responden
menjawab tidak pernah (69,41) dengan skor nilai 118. Kondisi ini
termasuk dalam kategori tidak baik. Artinya mengunakan metode dan
model pembelajaran yang bervairiasi kurang baik.
7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 7) “mengenai pengunaan
media pembelajaran” sebagian besar responden menjawab selalu (55,29)
dengan skor nilai 215. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.
8. Tanggapan
responden
terhadap
pertanyaan
(item
8)
“mengenai
menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran” sebagian
besar responden menjawab selalu (57,65) dengan skor nilai 253 .Kondisi
ini termasuk dalam kategori baik.
9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 9) “mengenai ketegasan
seorang guru dalam memberikan saksi pada siswa yang datang terlambat”
sebagian besar responden menjawab jarang (45,88) dengan skor nilai
192.Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik.
10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 10) “mengenai
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran ” sebagian besar responden
menjawab selalu (49,41) dengan skor nilai 289.Kondisi ini termasuk
dalam kategori sangat baik.
11. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 11) “mengenai
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan cara menegur siswa
yang tidak memperhatikan pembelajaran” sebagian besar responden
menjawab selalu (54,12) dengan skor nilai 296..Kondisi ini termasuk
dalam kategori sangat baik.
12. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 12) “mengenai
memberikan
pengutan
dan
gagasan
serta
kesimpulan
di
setiap
pembelajaran” sebagian besar responden menjawab sering (57,65) dengan
skor nilai 273..Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. Artinya
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan pengutan dan
gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran sangat baik.
IV. PEMBAHASAN
Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan disekolah, hal ini dikarenakan
bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta
semangat bagi generasi muda khususnya pelajar yang akan menentukan masa
depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Penanaman sikap
nasionalisme di SMK Negeri 1 Banawa memang sudah menjadi tujuan sekolah
karena sesuai dengan salah satu misi sekolah yaitu membentuk sikap dan prilaku
santun serta berbudi luhur berbasir imtaq dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya bangsa.
Sikap nasionalisme adalah suatu tindakan yang mencerminkan akan rasa cinta
terhadap tanah air sikap nasionalisme dalam penelitian ini mencangkup 6
indikator antara lain : 1) Cinta tanah air adalah perasaan cinta terhadap negaranya
untuk selalu untuk memelihara, membela, melindungi. Bentuk cinta tanah air
dapat ditunjukkan dengan bangga menggunakan produk dalam negeri,dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, hasil peneilitian
menunjukkan 66,76% sikap nasionalisme siswa terhadap cinta tanah air sudah
baik.2)Menghargai jasa-jasa pahlawan dapat ditunjukkan dengan
mengikuti
upacara dengan khidmat dan giat dalam belajar benar, hasil peneilitian
menunjukkan
69,19% sikap nasionalisme siswa dalam menghargai jasa-jasa
pahlawan sudah baik.3) Rela berkorban dapat ditunjukkan dengan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan hari-hari besar negara dan memiliki semangat bela
negara, hasil peneilitian menunjukkan 59,90% sikap nasionalisme siswa dengan
indikator rela berkorban cukup baik. 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan
dapat ditunjukkan dengan mengharagai perbedaan pendapat dan memupuk rasa
toleransi antar suku, agama, etnik dan budaya, hasil peneilitian menunjukkan
74,12% sikap nasionalisme siswa dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan
sudah baik 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dapat ditunjukkan
dengan menjaga kelestarian
alam dan melestarikan budaya bangsa, hasil
peneilitian menunjukkan 53,63% sikap nasionalisme siswa dengan indikator
berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah cukup baik 6) Memiliki sikap
tengangg rasa sesama manusia dapat ditunjukkan dengan menghormati hak-hak
orang lain dan kerelaan membantu teman yang mengalami musibah, hasil
peneilitian menunjukkan 77,65% sikap nasionalisme siswa dalam mengutamakan
persatuan dan kesatuan sudah baik
Hasil penelitian tersebut mengambarkan bahwa sikap nasionalisme siswa
telah mulai memudar karena jumlah presentase yang di dapat tidak begitu baik..
Realitas menujukan bahwa memang ada pergeseran dan perubahan pada
masyarakat dalam hal sikap nasionalisme hal ini pun terjadi pada genersi muda
khususnya siswa dan siswi perlunya pengawasan dan peninggkatan kualitas dan
stargesi mengajar agar transformasi ilmu serta penanaman nilai-nilai nasionalisme
dapat dengan muda di terima oleh siswa.
Suparlan (2002: 15)10 menyimpulkan “lewat pendidikan nasional
diharapkan warga Negara memiliki kesadaran cinta tanah airnya,
tebal semangat kebangsaan, cukup berkembang
kesetiakawanan
sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu
membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan negara dan bangsa”. Adanya pelaksanaan pengajaran
pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil
bagi pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan
dapat membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang
sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Hasil penelitian mengenai pengembangan pembelajaran PKn dengan 4
indikator di antara adalah : 1) menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya
disetiap pembelajaran responden menyatakan sudah baik dengan presetase
74,56%. , Hal ini menunjukan bahwa Guru Pkn telah melakukan usaha-usaha
untuk selalu mengigatkan kepada siswa mengenai nilai-nilai pancasila dan betapa
pentinya untuk selalu melestarikan budaya sebagai identitas bangsa. 2)
10
Al Hakim, Suparlan, dkk. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang
Menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasi responden
menyatakan kurang baik dengan presetase 48,04% menyatakan bahwa Guru PKn
tidak pernah menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dan
hasil tersebut masuk dalam kategori kurang baik .Penggunaan metode dan media
yang bervariasi memang belum secara maksimal dilakukan akan tetapi usaha
untuk terus mengembangkan pembelajaran melalui media dan metode terus di
lakukan oleh Guru SMKN 1 Banawa. 3) Menanamkan nilai kepahlawanan pada
setiap pembelajaran, responden menyatakan sudah baik dengan presetase 65,44%
hasil ini juga sejalan dengan observasi yang di lakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru
selalu memotivasi siswa dengan cara memberi nasehat agar hiduplah seperti para
pahlawan dengan penuh perjuagan dan pantang menyerah untuk mencapai apa
yang kalian inginkan. 4) melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan
memberikan pengutan,gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran, responden
menyatakan sangat baik dengan presetase 84,12% hasil ini juga sejalan dengan
observasi yang di lakukan selama proses pembelajaran Guru Pkn memberikan
kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya dan berpendapat tanpa ada laragan
sedikitpun setelah proses pembelajaran selesai guru memberikan kesimpulan
sebagai bahan untuk memperkuat materi dan mempermudah siswa dalam
menangkap isi materi yang di maksud.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Sikap nasionalisme siswa cukup baik, nilai rata-rata skor sikap nasionalisme
berjumlah 226 dengan presentase 66,47% masuk dalam kategori baik dan nilai
skor rata-rata pengembangan pembelajaran berjumlah 241 dengan presentase
68,61% dan masuk dalam kriteria baik.
Pengembangan pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Guru PKn sudah
cukup baik walaupun belum maksimal, pelaksanaan pengembangan pembelajaran
pkn berpengaruh terhadap sikap nasionalisme, dengan melakukan pengembangan
pembelajaran dengan maksimal maka penanaman nilai-nilai nasionalisme akan
lebih mudah diterapkan karena tantagan di kemudian hari menjadi lebih sulit jika
generasi muda tidak di bekali dengan rasa cinta tanah air pada negerinya.
2) Saran
1. Bagi guru PKn harus mengintergrasian nilai-nilai nasionalisme pada setiap
materi yang ada dalam pokok materi PKn dan Guru dalam melaksanakan
pembelajaran diharapkan lebih mengembangkan lagi metode dan media
pembelajaran agar transformasi ilmu lebih mudah dan cepat di terima oleh
siswa.
2. Bagi Siswa seharusnya lebih meningkatkan pemahaman tentang materi
Pkn, karena materi PKn itu memuat nilai-nilai yang berguna bagi siswa,
siswa juga harus menyadari pentingnya rasa nasionalime dan terus
mencintai negeri ini karena generasi muda merupakan penerus bangsa ini.
DAFTAR RUJUKAN
Achmad Kosasih Djahiri. (1996). Teknik Pengembangan Program Pendidikan
Nilai Moral. Bandung : Lab. PMPKN IKIP Bandung
Al Hakim, Suparlan, dkk. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang
Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Milles dan Huberman, (1992 : 16) Analisis data kualitatif (terjemahan tjetjep
rohandi). Jakarta: ui. Press
Soemantri,Muhammad Numan.(2001).Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS.
Bandung :PT.Remaja Rosdakarya.
Suprapto. (1987). Sosiologi dan Antropologi Untuk SMA. Bandung : Armico
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas
Download