kiat-kiat guru dalam menerapkan paikem pada pembelajaran

advertisement
KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2
MADRASAH IBTIDAIYAH DI KOTA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
DAUD EKO SAPUTRO
NIM 11508016
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal
: Naskah skripsi
Saudara Daud Eko Saputro
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama
ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Daud Eko Saputro
NIM
: 11508016
Jurusan / Progdi
: Tarbiyah / PGMI
Judul
: KIA-KIAT
GURU
PAIKEM
PADA
MATEMATIKA
IBTIDAIYAH
DALAM
KELAS
DIKOTA
MENERAPKAN
PEMBELAJARAN
2
MADRASAH
SALATIGA
TAHUN
AJARAN 2011/2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga,19 Februari 2013
Pembimbing,
Drs. H . A . Sultoni, M.Pd
NIP. 196811041998031001
SKRIPSI
ii
KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH DI
KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH
DAUD EKO SAPUTRO
NIM : 11508016
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
Pada hari, Rabu , tanggal 10, April, 2013
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd i)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd
Sekretaris penguji
: M. Hafidz, M.Ag
Penguji I
: Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji II
: Budiyono Saputro, M.Pd
Penguji III
: Drs. H. Ahmadd Sultoni, M.Pd
Salatiga, 10 April 2013
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 1958027 198303 1002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Daud Eko Saputro
NIM
: 11508016
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGM)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan
jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 April
2013
Yang Menyatakan
Daud Eko Saputro
11508016
iv
MOTTO
(‫ﻛ ُﻠ ﱡﻜ ُﻢ ْ ر َاع ٍ و َﻛ ُﻠ ﱡﻜ ُﻢ ْ ﻣ َ ﺴ ْ ﺆ ُ و ْ ل ٌ ﻋ َﻦ ْ ر َﻋ ِ ﯿﱠﺘ ِﮫ ِ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﯿﮫ‬
Artinya: “Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung
jawabannya
mengenai
orang
yang
dipimpinnya. (H.R. Bukhari Muslim)
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk,
Ayahanda Sutiyo dan Ibunda fatimah,
dua insan mulia yang dengan cinta dan kasihnya aku memiliki
serta Adikku Dwi Lestari & Rika Wulandari
yang selalu menyayangiku dan memberikan motivasi semangat, Bapak
Kardjan & Umi Samiasih yang selalu membimbingku, Keluarga besar
Bapak Su’udi yang selalu membimbingku,
Kekasihku yang selalu mengisi hari-hariku dalam kedamaian dengan
cinta, kasih, dan senyuman yang membuat damainya suasana hati
Kawan-kawanku semua yang ada di Salatiga,
dan seluruh pihak yang tak mungkin kusebut satu persatu.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
“Alhamdulillahi Robbil Aalamiien”, segala puji hanya bagi Allah
SWT, karena berkat rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan
Nabiyulloh Agung Muhammad SAW, pembawa risalah kebenaran, penunjuk
arah dari dunia penuh kegelapan, kedholiman, kepada dunia terang benderang,
penuh hidayah dan berkah. Semoga dengan shalawat ini, penulis memperoleh
syafaat beliau dari dunia sampai yaumil qiyamah. Amin.
Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul
“Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran Matematika
Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga” ini telah selesai. Skripsi ini
merupakan salah satu guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Hasil karya ini tidak lepas
dari peran dan bantuan segala pihak yang dengan
tulus tanpa pamrih
memperlancar penulisan ini. Kesempatan yang baik, penulis gunakan sebagai
sarana menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Bapak. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Bapak. Suwardi M, Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3.
Bapak. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGMI.
4.
Bapak Drs. H . Ahmad Sulthoni M, Pd Selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyusun hingga terselesaikannya Skripsi ini.
vii
5.
Bapak Sudiyanto, S.H selaku Kepala dan Staf Perpustakaan Kampus 1 STAIN
Salatiga dan Perpustakaan Syari’ah Kampus 2 STAIN Salatiga.
6.
Bapak Drs. H . Abdul Basith M, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’aref
Pulutan, Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
7.
Bapak Zulfa Anturida S. Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
Kalibeneng, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
8.
Bapak Agus Rahmad Yuanta S,Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kecandran, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
9.
Bapak Khaeroni S, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Global,
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
10.
Ayah Sutiyo, Ibu fatimah, serta adik Dwi Lestari dan Rika Wulandari yang tercinta
dan tersayang, yang senantiasa mendo’akan, dan memotivasi dengan tulus dan
ikhlas.
Terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya, penulis hanya
bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
viii
ABSTRAK
Saputro, Daud Eko. 2012. Kiat-kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada
Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
.Skripsi .Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing: Drs. H .Ahmad Sultoni, M.Pd.
Kata kunci: Kiat-kiat Guru, Paikem, Pembelajaran Matematika
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran PAIKEM
(pembelajaran aktif
inovatif kreatif efektif dan
menyenangkan) dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat diterapkannya
model PAIKEM dalam pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah di kota
Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi
penelitian serupa yang membahas tentang PAIKEM.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil latar di
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik
deskriptif analitik, yaitu teknik analisa data dengan menuturkan, menafsirkan serta
mengklarifikasikan dan membandingkan fenomena-fenomena.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa penerapan
pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan berlangsung sangat baik.
Hal ini tercermin dari; 1) Aktivitas Guru, yakni dalam menyampaikan pelajaran
Matematika kepada siswa guru menggunakan berbagai cara, metode dan tehnik untuk
mengembangkan, memaksimalkan, dan mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar, baik aktif fisik maupun aktif mental. 2) Aktifitas Peserta Didik:
dalam pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga setiap peserta
didik terlibat aktif dalam pelajaran khususnya Matematika karena peserta didik lebih
merasa tertarik dengan guru pada semester sekarang dibandingkan dengan guru
pada semester lalu. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya terbatas pada keaktifan
fisik seperti sibuk bekerja dan bergerak. Tetapi juga keaktifan mental seperti sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan. kiat-kiat
yang dilakukan atau diterapkan oleh guru dalam menerapkan metode PAIKEM pada
pembelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga sebagai berikut:
a) Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan.b)Saat menyampaikan materi
menggunakan metode yang bisa membangkitkan semangat siswa untuk
belajar.c)Memberikan motifasi pada materi yang akan disampaikan.d) Guru menerapkan
cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok. Faktor-faktor
yang mendukung
diterapkannya model pembelajaran
PAIKEM ini diantaranya adalah terciptanya program kelompok belajar seminggu dua
kali dengan bimbingan dari guru-guru Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan faktor-faktor
yang menghambat diantaranya yaitu kesulitan siswa dalam memehami materi dan
media atau alat peraga yang kurang memadai.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................
iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................
vii
ABSTRAK .............................................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
E. Penegasan Istilah .................................................................................
8
F. Metode Penelitian ................................................................................
13
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................
13
2.
Kehadiran Peneliti.......................................................................
13
3.
Lokasi Penelitian ........................................................................
14
4.
Sumber Data ..............................................................................
14
5.
Proses Pengumpulan Data ..........................................................
15
6.
Analisis Data .............................................................................
17
7.
Rencana Pengujian Keabsahan Data ...........................................
19
8.
Tahap-tahap Penelitian ................................................................
21
G. Sistematika Penulisan ..........................................................................
22
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru ....................................................................................................
24
1. Pengertian Guru .............................................................................
24
2. Tanggung Jawab Guru ...................................................................
25
3. Kiat-kiat Guru ............... .................................................................
25
x
B. Metode Paikem ...................................................................................
28
1. Penjelasan Paikem .........................................................................
28
2. Penjabaran Paikem .........................................................................
30
a. Pembelajaran Aktif .................................................................
30
b. Pembelajaran Inovatif .............................................................
32
c. Pembelajaran Kreatif ...............................................................
33
d. Pembelajaran Evektif ..............................................................
33
e. Pembelajaran Menyenangkan ..................................................
34
3. Langkah Penerapan Paikem ...........................................................
34
a. Penerapan Paikem Dalam Proses Pembelajaran .......................
34
4. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM ..................................
35
C. Mapel Matematika ...............................................................................
37
D. Penerapan PAIKEM pada Matematika ..................................................
39
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga .........................
42
1. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Global ...............................................
42
2. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibeneng ..................................
45
3. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran ........................................
48
4. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan .............................................
51
B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem ............................
54
1. Sistem penerapan metode Paikem ..................................................
55
2.
Kondisi Prestasi Matematika Sebelum Penerapan Paikem .............
57
3.
Alasan Penerapan Paikem .............................................................
58
4.
Kapan Mulai diterapkan Paikem ....................................................
59
5.
Bagaimanakah Penerapanya ..........................................................
59
6.
Contoh Peneran Paikem ................................................................
60
7.
Kendala Dalam Penerapan Paikem ................................................
61
8.
Cara Mengatasi Kendala Paikem....................................................
62
9.
Fasilitas Sekolah yang Mendukung Paikem ...................................
63
10. Nilai Positif Penerapan Paikem Dari Pandangan Guru, Siswa, dan
Kepala Sekolah ...........................................................................
64
C. Hasil Penerapan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga ..................................................................
xi
65
D. Faktor-faktor yang Mendukung Dan Menghambat Pelaksanaan Paikem Pada
Pembelajaran Matematika ....................................................................
BAB IV
70
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi Atau Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Dalam Proses
Belajar Mengajar Matapelajaran Matematika .......................................
73
B. Kendala Yang di Hadapi Guru Dalam Menerapkan PAIKEM ...............
76
C. Kiat-kiat Guru dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran matematika
79
D. Faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dalam proses penerapan
PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas II Madrasah Ibtidaiyah di
Kota Salatiga .......................................................................................
BAB V
81
PENUTUP
A. Kempulan.............................................................................................
82
B. Saran ....................................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
BAB II
Tabel 2 . 1 Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan pembelajaran
kooperatif.
BAB III
Tabel 3 . 1 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan
Tabel 3 . 2 Nilai raport Matematika Madrasah ibtidaiyah Negeri Kecandran
Tabel 3 . 3 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
Tabel 3 . 4 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Global
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATARBELAKANG
Proses belajar mengajar matematika yang berlangsung saat ini
banyak menyebabkan siswa yang mengalami kendala dalampenguasaan
materi. Salah satunya penyebabnya adalah kesalahan guru dalam
menerapkan strategi atau proses pengajaran, sehingga prestasi siswa rendah.
Matematika sebagai induk dari berbagai cabang ilmu harus
dilaksanakan dengan baik, apalagi matematika oleh sebagian siswa
dianggap pelajaran yang sulit dan momok yang menakutkan sehingga siswa
kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika.
Keberhasilan pembelajaran matematika dipengaruhi oleh ketepatan
guru dalam mengelola kelas diantaranya ketetapan dalam memilih strategi,
metode, dan pendekatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran guru
serta siswa terlibat aktif. Apabila dalam proses pembelajaran ditemukan
adanya siswa yang tidak mampu menyerap materi maka akan segera
diketahui oleh guru dan guru akan segera mencari jalan penyelesaianya
dengan memberikan bimbingan dan latihan.
Beberapa guru yang handal sangatlah kharismatik, sementara ada
juga guru yang efektif bersifat emosional. Guru yang efektif melibatkan
siswa dalam pembelajaran aktif, debat, diskusi, penelitian dan semua hal
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Seorang guru juga selalu
1
memberikan umpan balikyang membantu siswa untuk berkembang
sekaligus memperbaiki tugas yang sesui dengan standar pendidikan. Dalam
sutu proses pengajaran seorang guru harus bisa membimbing siswa atau
peserta didik untuk mampu menguasai materi yang sedang di ajarkan.
Dalam proses belajar mengajar itu sangat kompleks dan beragam
pengetahuan tentang pengajaran, pembelajaran, dan materi yang akan di
ajarkan itu sangat berkaitan satu sama lain. Sebagai seorang yang
profesional, seorang guru mempunyai komitmen untuk belajar apa yang
belum mereka ketahui agar para siswa dapat berhasil dalam proses
pemelajaran.
Pengajar atau seorang guru dalam situasi apapun tetap dinilai oleh
warga masyarakat sebagai pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam
penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama,khususnya bagi para siswa agar
mereka siap untuk membangun lingkungan hidup beserta sosialnya.dapat
dipastikan guru yangsemakin bermutu semakin besar sumbangannya bagi
perkembangan diri siswa dan perkembangan masyarakatnya. Guru yang
bermutu mampu berperan sebagai pemimpin diantara kelompok siswanya
dan juga diantara sesamanya ia juga mampu berperan sebagai pendukung
serta penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya dan sekaligus sebagai
teladan bagi siswa serta lingkungan sosialnya dan secara mendasar guru
yang bermutu tersebut juga giat mencari kemajuan dalam meningkatkan
kecakapan diri dalam berkarya dan dalam pengapdian sosialnya (Samana,
2003: 14)
2
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama tenologi
informasi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal
ini bedampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa terkecuali
bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem
kehidupan telah berupaya mengembangkan stuktur kurikulum, sistem
pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas (Sudjatmiko,2003).
Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan yang
memberikan kecakapan hidup, yaitu memberikan ketrampilan dan keahlian
dengan kopetensi tinggi. demikian nantinya peserta didik diharapkan dapat
bertahan
dalam
suasana
yang
akan
selalu
berubah
dan
berkembang.Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masarakat. Kualitas dan hasil belajar mengajar menunjukan bahwa
interaksi antara siswa dan sumber belajar seperti dengan guru dan
lingkungan, tidak berjalan dengan efektif sehingga hasil belajar yang
dicapai tidak optimal. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupaykan
agar lingkungan belajar dapat mendukung pembelajaran efektif dan berpusat
pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dalam artian
bahwa
potensi dan
karakteristik wilayah/daerah akan digali dan
dimanfaatkan oleh siswa sebagai sarana pembelajaran, dan selanjutna akan
menghapus kejenuhan dn menciptakan peserta didik berkreasi berfikir.
3
Model dan metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan dengan baik oleh siswa. Metode
mengajar yang digunakan hendaknya metode yang dapat memotivasi siswa
agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu
masalah yang dihadapi ataupun untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan
mengemukakan pendapatnya sendiri dalam mengatasi masalah.
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman sebagai sumber dn
alat belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supay pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif.
PP No. 19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspirtif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas dan kemandirian sesua dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik”. Hal tersebut merupakan bahwa guru
perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM).
Dalam hal ini sangat penting penerpan pembelajaran yang aktif,
kreatif,
inovatif,
efektif
dan
menyenangkan
4
(PAIKEM),
Dalam
pambelajaran matematika karena siswa cenderung sulit dalam menguasai
materi ataupun dalam proses pengajaran. Dengan penerapan PAIKEM
diharapkan siswa atau peserta didik lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran matematika.
Karena seringkali matapelajaran
matematika
dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi peserta didik. Dengan
demikian diharapkan seorang pengajar atau guru mampu menguasai kiatkiat pengajaran PAIKEM agar peserta didik lebih mudah menguasai
pelajarn matematika dengan mudah dan menyenangkan.
Dari uraian pembelajarn aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan
(PAIKEM) harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas
yaitu peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Permasalahanya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru
dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya
belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari
pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar
tidak mengkonsumsi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi
oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi
terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Dengan demikian seorang guru atau pengajar
diharapkan
mampu
mengatasi
kesulitan
belajar
siswa
terutama
matapelajaran matematika dengan menggunakan penerapan PAIKEM.
Berdasarkan munculnya masalah diatas, seorang guru hendaknya
dapat menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
5
mampu menguasai materi matematika. Berdasarkan latarbelakang itulah
penulis terdorong melakukan penelitian dengan mengangkat judul, “kiatkiat guru dalam menerapkan paikem pada pembelajaran matematika siswa
kelas II MI di KOTA SALATIGA tahun ajaran 2011/2012”.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan diatas, maka
dalam penelitiam ini ada beberapa rumusan permasalahan antara lain:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam proses
belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan PAIKEM di
Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata
pelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2011/2012?
4. Apa faktor pendukung penerapan PAIKEM dalam mapel Matematika
kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
C.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam
proses belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.
6
2. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan PAIKEM di Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada
mapel matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2011/2012.
4. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan PAIKEM pada
mapel Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2011/2012.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
Adapun manfat tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang
penerapan motode PAIKEM dalam meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya mata pelajaran Matematika dan sebagai bahan pengembangan
dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar
pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat
dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang
dibahas.
7
2. Manfaat praktis
a.
Bagi peneliti
Sebagai wahana dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sehingga bisa digunakan
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih mrndalam.
b.
Bagi institusi pendidikan
Sebagai sumber tambahan wawasan dan bahan masukan kepada
lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikan kualitas pendidikan.
c.
Bagi tenaga pengajar atau guru MI
Sebagai masukan bagi tenaga pengajar atau guru MI agar lebih kreatif
dalam melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan
PAIKEM dalam setiap pengajaran.
d.
Bagi masyarakat
Sebagai wacana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
proses belajar mengajar dengan menerapkan PAIKEM.
E.
PENEGASAN ISTILAH
1. Kiat-kiat Guru
Kiat-kiat guru yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sistem,
cara kerja, model dan metode yang digunakan pihak sekolah
(khususnya guru pembimbing di Madrasah Ibtidaiyah di Kota
8
Salatiga) dalam upaya menerapkan metode PAIKEM pada
pembelajaran matematika di Madrasah.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajarmengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah
terbukti
meningkatkan
hasil
belajar.
Keadaan
aktif
dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan , kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan.
2. PAIKEM
Paikem merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, evektif, dan menyenangkan. Istilah aktif maksudnya
9
pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna
pemahaman informasi ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh
peserta didik sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak
semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang
hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu
pengetahuan atau informasi.
Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar,
sumber
belajar,
dan
sarana
belajar.
Hal
tersebut
dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan Pendidikan merupakan kunci
untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple
kompetensi
harus
melewati
proses
pendidikan
yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan
merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah
dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang masalah lingkungan dan untuk menanamkan
sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
10
Kalau penulis menyimpulkan judul “Kiat-kiat guru dalam
menerapkan Paikem pada pembelajaran matematika kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga”. Adalah bagai mana
sebenarnya sistem, model dan cara kerja pihak madrasah dalam
menerapkan metode Paikem. Sehingga siswa mempunyai prestasi
yang baik yang tercermin dalam proses pembelajaran baik
akademik ataupun non akademik.
Istilah Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran
diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang
lebih baik.
Istilah
Kreatif, memiliki
makna
bahwa
pembelajaran
merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta
didik, karena pada dasarnya setiap individu imajinasi dan rasa
ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru
dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam
sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat
berkembang secara maksimal.
Istilah Efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun
yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan
tercapai secara maksimal.
Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi
baru oleh peserta didik
setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada
11
perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada diri peserta
didik.
Sedangkan
istilah Menyenangkan, dimaksudkan bahwa
proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana
yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan berkesan akan menarik
minat peserta
didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran
akan
dapat
tercapai
dengan
maksimal.
Dissamping
itu,
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi
hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan
mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada
kegiatan belajar berikutnya.
3. Mapel Matematika
Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan
diajarkan sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur oprasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan
(Alwi,2007:723).
12
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan
bahwa matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan
dengan bilangan-bilangan.
Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman
konsep matematika dapat diawali secara induktif melalui
pengalaman nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat
digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Kegiatan dapat
melalui beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar
sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang
diharapakan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif,. Dengan
demikian cara belajar induktif dan deduktif sangat berperan
penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan dapat sikap
kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
F.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moaleong, 2008:5). Dalam
penelitian kualitatif tidak menggunakan prosedur analisis statistika.
13
2. Kehadiran peneliti
Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data,
peran peneliti partisipan dan pengamat penuh. Kehadiran peneliti
diketahui setatusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
a.
Lembar observasi
Yaitu alat umum yang digunakan oleh pengamat, dalam hal
ini pengamat relatif bebas membuat catatan. Catatan berupa
langkah-langkah
peristiwa
atau
tentang
gambaran
umum
(Moaleong, 2008: 181).
Yang berisi petunjuk secara garis besar tentang isi wawan
cara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan
seluruhnya dapat tercakup (Moleong, 2008: 187).
3. Lokasi dan subyek penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Global,Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan, Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kecandran, Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Asas Islam
Kalibening di Kota
Salatiga, dan yang diperoleh dari kepala
sekolah,pembina sekolah, guru yang ada pada Madrasah Ibtidaiyah di
Kota Salatiga. Alasan penulis melakukan penelitian di Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga tersebut merupakan sekolah yang memiliki
prestasi baik bidang akademik dan non akademik. Dengan demikian
14
dengan adanya penelitian ditempat tersebut bisa memberikan peran
untuk mewujudkan pendidikan ideal, bagi Madrasah Ibtidaiyah dan
masarakat pada umumnya.
4. Sumber data
Data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik
purpusive dan bersifat snowball sampling. Data siswa yang berprestasi
disekolah, guru-guru yang membina, dengan teknik bola salju
(snowball sampling). Sanafiah faisal (1990) mengutip pendapat
spredley mengemukakan bahwa situasi sosial untuk sampel awal sangat
disarankan situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari
banyaknya domain lainya. Jadi dalam penelitian ini yang dianggap
sampel sumber datanya adalah:
a. Data primer adalah data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian
ini yang diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga yang akan membawa peneliti
kepada siapa-siapa yang dianggap ahli yang berkecimpung dalam
kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM.
b. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari pegawai
administrasi dan masarakat lingkungan sekolah.
5. Prosedurpengumpulan data
Adapun metode-metode penelitian yang penulis gunakan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a.
Metode observasiparticipant
15
Observasi
adalah
pengamatan
dan
pencatatan
dengan
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi
dilakukan pada Madrasah ibtidaiyah di Kota Salatiga untuk
mengetahui tingkah laku individu ataupun proses terjadinya sesuatu
kegiatan yang dapat diamati dalam situasi sebenarnya, dimana
opservasi ini digunakan untuk melihat secara pasti.
Dalam
penelitian
Kualitatif,
pengamatan
dimanfaatkan
sebesar-besarnya. Teknik pengumpulan ini merupakan pengalaman
secara langsung, sehingga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat prilaku dan kejadian pada keadaan
sebenarnya (Moleong, 2008: 174).
b.
Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi
kegiatan di sekolah yang menjadi objek penelitian.
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan , transkip, prasasti, notulen,
raport, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 202).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti diantaranya mengumpulkan data tentang letak geografis,
data nilai raport, dan sebagainya yang berkaitan dengan PAIKEM.
16
c.
Metode interview
Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penyelidikan.
Dalam hal ini yang penulis gunakan adalah bentuk interview
langsung atau terbuka yaitu pada waktu wawancara terhadap
responden, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang telah
disusun sedemikian rupa, dan responden diberi kebebasan untuk
menjawab.
Dalam hal ini metode interview digunakan untuk melakukan
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Kepala Madrasah
Ibtidaiyah yang ada di Kota Salatiga, dan para Guru yang
mengampu pelajaran Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
untuk mengetahui bagaimana penerapan PAIKEM yang terjadi
Madrasah Ibtidaiyah.
6. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan ini selanjutna
dianalisis supaya bisa diambil kesimpulan/pengertian. Adapun
metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis
kualitatif, menurut Moleong, metode kualitatif adalah: sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati (Moleong, 1991:3).
17
Dengan kata lain analisis kualitatif adalah menganalisis data
dengan menggambarkan data melalui kata-kata atau kalimat yang
berupa pembahasan untuk diambil kesimpulannya.
Gambar 1.1 Komponen dalam analisis data
Data collectin
Data display
Conclusion
Data reductiont
Darwing/variyfying
a.
Data reduksi
Berarti
merangkum,
memilih
hal-hal
yang
pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang
pokok dan penting, membuat kategorisasi berdasarkan huruf besar,
huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting di ilustrasikan
dalam bentuk simbol-simbol seperti #, %, @. Dibuang karena
dianggap tidak penting bagi peneliti.
18
b.
Data display
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan dan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Milles
an Huberman (1984) dalam melakukan display data, selain dengan
teks yang naratif, juga dapat dapat berupa grafik, matrik, dan chart.
Data display disini digunakan sebagai pencatatan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian di
cantumkan dalam penulisan skripsi, dalam hal ini yang berkaitan
erat yaitu tentang penjabaran hasil wawancara Kepala Madrasah,
dan Guru
yang mengampu pelajaran matematiaka, untuk
melengkapi data.
c.
Conclusions drawing/ferivication
Dalam analisis data kualitatif menurut Milles and huberman
adalah penarikan kesimpulan dan ferivikasi. Temuan ini dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang.sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dapat berupa hubungan kausal interaktif, hipotesis atau teori. Data
display yang dikemukakan yang didukung data-data yang mantab,
maka dapat dijadikan kesimpulan yang krdibel.
7. Rencana pengujian keabsahan data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data(validitas
internal), uji depenabilitas(reliabelitas), uji trnferebilitas(validitas
ekternal), uji komfirmabilitas(obyektivitas).
19
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas yang
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,
triagulasi, dan analisis khusus negatif.
a.
Perpanjangan
pengamatan,
perpanjangan
pengamatan
akan
memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan.
b.
Meningkatkan ketekunan, bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan
menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan
kedalaman. Seperti halnya dalam meningkatkan prestasi siswa
dalam
peljaran
matematika
dengan
menggunakan
metode
PAIKEM.
c.
Triagulasi, yaitu teknik pemeriksaan keapsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keparluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadp data itu. Teknik
triagulasi yang sering dipakai adalah pemeriksaan melalui sumber
lainya, artinya membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam hal ini hasil nilai
raport sesudah menggunakn metode PAIKEM.
20
Setelah data terkumpul, maka untuk menganalisis data tersebut,
penulis berpedoman kepada Moaleong yang dilaksanakan dengan tiga
tahap yaitu:
a.
Persiapan atau pemerosesan satuan (unity zing) terdiri atas:
1) Pemeriksaan kelengkapan identitas responden.
2) Pemeriksaan terhadap kelengkapan data.
3) Pemeriksaan terhadap jenis isian data.
b.
Tabulasi (kategori sasi), terdiri atas:
Pemberian kode sesuai dengan klarifikasi topik yang dibahas, yaitu
menenai
kiat-kiat
guru
dalam
menerapkan
paikem
pada
matapelajaran matematika sekota salatiga tahun akademik 20112012.
c.
Penafsiran data dilakukan melalui:
1.
Pemaparan data secara sistematis.
2.
Menetapkan
kategori
konseptual
dan
kenyataan
da
diilustrasikan pada paparan konsep.
3.
Menarik suatu kesimpulan.
8. Tahap-Tahap penelitian
Menurut Moleong (2002:84-109) juga menyatakan dalam tahaptahap penelitian peneliti kualitatif harus memuat:
a.
Tahap pra lapangan
Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam
persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun
21
kedalam
kegiatan
penelitian
berupa:
menyusun
rancangan
penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan,
memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan
penelitian, serta memperhatikan persoalan penelitian.
b.
Tahap pekerjaan lapangan
Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara sungguhsungguh berusaha memahami latar penelitan selain peneliti benarbenar dengan segala daya dan tenaganya mempersiapkan dirinya
menghadapi lapangan penelitian dengan memahami latar penelitian
dan persiapan diri , memasuki lapangan, berperan sambil
mengumpulkan data.
c.
Tahap Analisis Data
Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga
dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk
menemukan tema dan hipotesis. Sejumlah petunjuk analisis data
diberikan sebagai pegangan peneliti menggunakan metode berfikir
induktif.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan
terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya
sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan
runtut.
22
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, kegunaan penelitian,
Penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penelitian.
Bab II : Kajian pustaka
Berisi tentang pengertian Guru, kiat-kiat guru, pengertianPAIKEM, langkah
penerapan PAIKEM, pengertianan setrategi pembelajaran, pengertian
pembelajaran matematika di MI.
Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum madrasah ibtidaiyah dikota salatiga
(sejarah singkat, letak geografis, visi misi, keadaan,) hasil penelitian.
Bab IV : Analisis Data
Bab ini berisi analisa data tentang kiat-kiat guru dalam menerapkan
PAIKEM pada matapelajaran matematika dikota salatiga,kiat-kiat apa saja
yang bisa diterapkan dalam pemelajaran matematika, serta faktor yang
mendukung dan yang menghambat dalam penerapan PAIKEM sekota
salatiga.
Bab V : Penutup
Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan, dan saran.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru
1.
Pengertian Guru
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur
manusua sumber yang menempati posisi dan yang memegang peran
penting dalam pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda dalam
pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal
adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada disekolah,
sisanya ada di rumah dan dimasarakat (syaiful bahri jamarah:2000:1).
Menurut pepatah jawa, guru adalah digugu lan ditiru yang berarti
bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan
masih banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainya walaupun
intinya sama. Saat ini sosok guru sudah ikut “ter-reformasi”. Guru
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku,
memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan
teknologi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan dengan
kepercayaan yang diberikan kepada guru maka dipundak guru diberikan
tugas dan tanggung jawab yang berat (djamarah:2000:31).
24
2.
Tanggung Jawab Guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan
anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak
didikdinya menjadi sampah masarakat. Untuk itulah guru dengan penuh
dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik
agar di masa mendatang menjadi berguna bagi nusa dan bangsa.
Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri
di
lembaga pendidikan. Bukan guru yang hanya menuangkan ilmu
pengetahuan kedalam otak anak didik. Sementara jiwa dan wataknya
tidak dibina. Memberi ilmu pengetahuanya kepada anak didik adalah
suatu perbuatan yang mudah, tapi untuk membentuk jiwa dan watak anak
didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk
hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan
sejumlah
norma
hidup
sesuai
idiologi,
falsafah
dan
bahkan
agama(djamarah:2000:35).
3. Kiat-Kiat Guru
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka
pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah
berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang
dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang
hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga,
25
jika cara pengajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan
ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan , kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah
guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru
26
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa,
dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru
dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka
mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan
sendiri siswa yang memanjat tangga itu. Tingkat pemahaman siswa
menurut model Gagne,1985 (dalam Kemendiknas :
2011) dapat
dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu:
a. Belajar isyarat,
b. Stimulus-respon,
c. Rangkaian gerak,
d. Rangkaian verbal,
e. Membedakan,
f. Pembentukan konsep,
g. Pembentukan aturan dan
h. Pemecahan masalah (problem solving).
Implementasi pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya dengan metode mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
27
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi
otak
kiri dan
otak
kanan
yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa.
Menyenangkan
adalah
suasana
belajar-mengajar
yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
B. METODE PAIKEM
1.
Penjelasan PAIKEM
PAIKEM
merupakan
singkatan
dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM
dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching)
yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran
yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan
siwa
melakukan
kegiatan
yang
beragam
untuk
mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam
arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar
28
yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM,
ialah:
a)
metode ceramah plus,
b) metode diskusi;
c)
metode demonstrasi;
d) metode role-play; dan
e)
metode simulasi.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur
daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja
sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut
harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
29
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM sesuai dengan huruf
yang menyusun namanya pembelajaran.
PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang
mempunyai atau memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
2. Penjabaran PAIKEM
a.
Pembelajaran Aktif
Pengemban pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh
pengalaman baru. Siswa aktif terlibat dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pengalamanya. Teori belajar konstruktivisme
merupakan titik berangkat pembelajaran ini.
Menurut Taslimuharrom (2008)
sebuah proses belajar
dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:
1) Keterlekatan pada tugas (Commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran
hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan
kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan
dengan kepentingan pribadi (personal);
2) Tanggung jawab (Responsibility)
30
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan
wewenang
kepada
siswa
untuk
berpikir
kritis
secara
bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar
dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan
peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi
intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi
kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah
motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan
langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang
lain.
Dorongan mencapai prestasi dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya,
memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari
orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat
apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada
siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk
aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya
sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang
yang menuangkan air ke dalam ember.
31
Alhasil, di satu sisi guru aktif:
a)
memberikan umpan balik;
b) mengajukan pertanyaan yang menantang; dan
c)
mendiskusikan gagasan siswa.
Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal:
a) bertanya / meminta penjelasan;
b) mengemukakan gagasan; dan
c) mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.
b. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari modal
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang di terapkan dalam pembelajaran inovatif. Membangun
pembelajaran inovatif sendiri bisa dengan cara diantaranya dengan
cara mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur
setiap kemampuan serap ilmu masing-masing orang atau peserta
didik.
Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal:
1) menggunakan
bahan/materi
baru
yang
bermanfaat
dan
bermartabat;
2) menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya
baru;
32
3) memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi
pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah
dan lingkungan; melibatkan perangkat teknologi pembelajaran
c.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
paikem
juga
dirancang
untuk
mengembangkan kreatifitas. Pembeljaran haruslah memberikan
ruang yang cukup bagi prakasa, inisiatif, dan kreatifitas, serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik dan psikologisnya. Ciri orang yang belajar mandiri yaitu:
1) Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran
tertentu yang sedang dihadapinya.
2) Mampu memilih setrategi belajar tertentu yang mampu
mengatasi masalah belajarnya.
3) Memotivasi keefektifan setrategi tersebut dan
4) Termotivasi untuk terlibat dalam situasi Belajar tersebut sampai
masalahnya terselesaikan.
d. Pembelajaran Efektif
Menyiratkan
bahwa
pembelajaran
harus
dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah
dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam karakteristik, efektif
dari pembelajaran ini mengacu dari penggunaan berbagai setrategi
yang relevan dengan hasil belajarnya.
33
e.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan
tetap
memperhatikan
suasana
belajar
yang
menyenangkan.
Seseorang yang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuanya
memerlukan
dukungan
suasana
dan
fasilitas
belajar
yang
menyenangkan.
3. Langkah Penerapan PAIKEM
a. Penerapan paikem dalam proses pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai
berikut:
1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan
belajar melalui berbuat
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan
lingkungan
sebagai
semangat, termasuk menggunakan
sumber
belajar
untuk
menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
34
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
6.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. erikBut adalah tabel beberapa
contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
b. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus
dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya
pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi
secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk
mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar
hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga
memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan
semata potensi akademiknya.
1. Kelebihan Pakem
Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain,
pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih
menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber
pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat
membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam
metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut
35
berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki
kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan
mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa
dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi
siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.
Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode
pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk
menciptakan
suasana
pembelajaran
dengan
menggunakan
beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu
metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang
siswa
dapat
pengamatan,
melakukan
atau
kegiatan
wawancara
melakukan
kemudian
percobaan,
mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri.
2. Kelemahan PAIKEM
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak
mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan
merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan
sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata
pelajaran yang yang sedang dipelajari siswa. Hal ini jelas sekali
dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru
tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai
hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran
pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak
36
akan mampu melakukan metode pembelajaran paikem dengan
baik di dalam kelas.
C. MAPEL MATEMATIKA
1.
Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Mathein atau
manthenein yang artinya mempelajari, namun kata ini erat kaitanya
dengan bahasa Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandayan
(Nasution/1982/12).
Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan diajarkan
sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan
antar bilangan dan prosedur oprasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa
matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan dengan bilanganbilangan.
Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep
matematika dapat diawali secara induktif melalui pengalaman nyata atau
intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari
konsep matematika. Kegiatan dapat melalui beberapa contoh atau fakta
yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala),
memperkirakan hasil baru yang diharapakan, yang kemudian dibuktikan
37
secara deduktif,. Dengan demikian cara belajar induktif dan deduktif
sangat berperan penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan
dapat sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
2.
Fungsi dan Tujuan Matematika
Matematika
(Depdiknas,
2003)
berfungsi
membangun
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkus
dan
trigeometri.
Matematika
juga
berfungsi
mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika
yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, garafik, dan
tabel.
Tujuan pembelajaran matematika seperti yang tecantum dalam
kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) adalah :
a. Melatih cara befikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya,
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inskonsistensi.
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi
dan penemuan dangan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
38
d. Mengmbangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
D. Penerapan PAIKEM dalam Matematika
Berdasarkan paparanya PAIKEM mempunyai lima unsur, kelima
unsur utama yang terdapat dalam paikem yaitu Aktif, inovatif, kreatif,
Evektif, dan Menyenangkan merupakan pembelajaran yang ingin
ditampilkan peneliti dalam pembelajaran matematika di Madrasah
Ibtidaiyah. Berdasarkan karakteristik dan psikologi anak di Madrasah,
PAIKEM ini sangat cocok karena PAIKEM adalah model pembelajaran
yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan (proses belajar) yang
beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman
berbagai sumber, dan alat bantu belajar supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan menarik.
Adapun penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dinyatakan
dalam bentuk sintaks PAIKEM, sintaks PAIKEM pada dasarnya direduksi
dari berbagai model pembelajaran (Ahmadi dan Amri, 2011:33). Berkaitan
dengan itu peneliti mengambil sinteks dengan setting pembelajaran
langsung dan kooperatif.
Tabel 2.1
Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan
pembelajaran kooperatif.
39
Tahap
Langkah pembelajaran
Tahap pendahuluan
1. Memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan tentang materi sebelumya yang
berkaitan
dengan
materi
yang
akan
disampaikan
2. Memotivasi siswa
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Tahap 2 konsepsi Menyampaikan materi dan memberikan informasi
awal
dengan memberikan contoh-contoh, demonstrasi,
diskusi kelas, bahkan bacaan ataupun kajian
pustaka
Tahap
3
membimbing
kelompok
1. Menempatkan
siswa
dalam
kelompok-
kelompok belajar
belajar
dan bekerja
2. Memberikan LKS
3. Menjelaskan
langkah-langkah
kegiatan
yang akan dilaksanakan
4. Membimbing siswa melakukan kegiatan
eksplorasi
melalui
kegiatan
pengamatan,eksperimen,penugasan,diskusi
kelompok ataupun kegiatan lainya yang
dapat membangun keaktifan dan kreativfitas
siswa
Tahap 4 menelaah
1. Meminta siswa untuk mempresentasikan
40
pemahaman
dan
memberikan umpan
balik
hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang
telah dikerjakan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi hasil persentasi
3. Memberikan penguatan konsep mengenai
materi yang disampaikan
4. Memberikan umpan balik terhadap tugas
yang diberikan
Tahap
5
pengembangan
1. Membimbing
siswa
merefleksi
semua
materi pembelajaran yang telah dilakukan
2. Memberikan tugas rumah berupa tugas
pengmbangan
Tahap
6 Melaksanakan penilaian pada ahir pelajaran dalam
menganalisis
dan bentuk tes
mengevaluasi
Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa penerapan PAIKEM
dalam proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan guru hanya
bertugas sebagai fasilitator. Hal ini sejalan dengan tujuan matematika
menurut Depdiknas (2003) yang menyebutkan pembelajaran matematika
membantu siswa melatih cara berfikirnya dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikan, informasi, atau eksperimen.
41
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
1.
MI Global Salatiga
a. Letak Geografis
Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah Global terletak di
Blotongan, Blotongan merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
Sidorejo, kota salatiga. Untuk menuju ke MI Global sangat terjangkau
letaknya tidak begitu jauh dari perkotaan, hasil wawancara peneliti
kepada Kepala Madrasah yang isinya sebagai berikut:
“Letak madrasah ibtidaiyah global tidak terlalu plosok sangat
mudah untuk menuju kesini , alhamdullilah cukup baik karena dekat
dengan jalan raya kemudian dekat dengan puskesmas, kemudian
dekat dengan taman kanak-kanak hal ini membuat MI global semakin
rame”
b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Global Salatiga
Madrasah ibtidaiyah global salatiga berdiri sejak 1 januari
1966, hal ini dikuatkan dengan berdasarkan dokumen profil sekolah,
diperoleh data sebagai berikut:
1.
Nama sekolah
: MI Global salatiga
2.
Alamat
: Blotongan
42
Kecamatan
: Sidorejo
Kota
: Salatiga
Profinsi
: Jawa Tengah
3.
Yayasan
: Ma'arif NU Kota Salatiga
4.
Status
: Swasta
5.
NSM
: 15.2.03.62.01.001
6.
NSB
: 110010
7.
Tahun berdiri
: 1966
8.
Status tanah
: Hak Pakai
9.
Nama kepala sekolah
: Khaeroni S. Pd.i
c. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Global
Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/09.15/11-12-2012)
1) Visi Madrasah
Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan amanat Agama, Pancasila, dan Undang – Undang Dasar
1945.
2) Misi Madrasah
a)
Pelaksanaan
Jama’ah
Pendidikan Islam Ala Ahlussunnah Wal
melalui pembinaan keimanan dan akhlaqul
Karimah dengan tetap memahami pluralitas sosial.
b) Pengembangan ketrampilan melalui pendidikan yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
43
c)
Pelayanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap
kepentingan lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
d) Mengusahakan agar peserta didik mampu mengembangkan
ketrampilan berpikir, berbuat sesuai dengan perkembangan
zaman.
3) Tujuan Madrasah
a)
Mendidik murid agar memiliki Keimanan dan Ketaqwaan
yang kuat
b) Mendidik murid berahlaqul karimah
c)
Mendidik murid menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi
d) Mendidik murid memiliki ketrampilan dalam masyarakat
e)
Mendidik murid mampu memberikan kemanfaatan pada
lingkungan
f)
Mendidik murid memiliki kecintaan terhadap bangsa dan
negara
g) Mendidik murid mampu menghargai budaya positif yang
berlaku dimasyarakat
Mendidik murid mampu memahami keragaman budaya,
agama, dan adat istiadat dalam masyarakat.
44
2.
MI Asas Islam Kalibening
a.
Letak Geografis
Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah asas islam terletak
di kalibening. Kalibening merupakan salah satu kelurahan di
kecamatan tingkir, kota salatiga. Mengingat jalan menuju sekolah
agak jauh, dulu cukup sulit untuk mengakses jalan kearea sekolah,
kendaraan umum belum ada yang melewati daerah ini, hal itu di
paparkan oleh salah satu sumber dari hasil wawancara peneliti yang
isinya sebagai berikut:
“letak Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam sekarang tidak terlalu
pelosok dan nyaman untuk belajar karena jauh dengan jalan raya,
dulu sekitr MI masih persawahan semua, alhamdulilah sekarang
kondisinya cukup baik, karena berdampingan dengan sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan taman kanak-kanak membuat
madrasah ibtidaiyah semakin rame(W/KS/09.28/08-12-2012)”.
Berdasarkan penelitian, walaupun Madrasah Ibtidaiyah
Asas islam letaknya agak masuk bukan berarti Madrasah Ibtidaiyah
tersebut berada di daerah terbelakang. Hal ini bisa dilihat desa
kalibening termasuk wilayah yang cukup berpotensi, potensi selain
pertanian, perdagangan, pengolahan makanan siap saji/manufacture
seperti tempe, aneka kripik, aneka kue, bebek/ayam goreng, bengkel,
ternak sapi, budi daya ikan dan sebagainya. Sementara itu potensi
sumberdaya alam yang dominan di kalibening antara lain, lahan tanah
45
yang masih cukup luas, sumber air yang mudah, dibuktikan dengan
sumber mata air atau sungai.
Ternyata
potensi
tersebut
banyak
yang
membantu
masarakat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Kalibening
juga sangat setrategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung
dengan adanya berbagai macan fasilitas pendidikan, di antaranya
taman pendidikan kanak-kanak, ekolah menengah kejuruan, sekolah
alternatif Qoriyah Toyibah, sekolah islam terpadu, pendidikan Anak
Usia Dini.
Kalibening merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
Tingkir, kota salatiga, yang mempunyai batas wilayah disebelah timur
Kelurahan Tingkir Lor, sebelah selatan Kelurahan Tingkir Tengah,
sebelah barat Kelurahan Ledok dan sebelah utara Kelurahan Sidorejo
Kidul.
b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam berdiri sejak tahun 1959, hal
ini dikuatkan degan hasil wawancara sebagai berikut:
“Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam ini berdiri sejak tahun 1959,
yang mulanya Madrasah Ibtidaiyah terletak di daerah Sidorejo kidul,
karena lahan didaerah siddorejo Kidul kurang memadahi, maka
Madrasah
Ibtidaiyah
Asas
(W/KS/10.12/8-12-2012).
46
Islam
pindah
di
kalibening”
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai
berikut:
Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
1.
Nama Sekolah
: MI Asas Islam
2.
Alamat
: Kalibening
Kecamatan
: Tingkir
Kota
: Salatiga
Profinsi
: Jawa Tengah
3.
Yayasan
: Yayasan Pendidikan Asas Islam
4.
Status
: Swasta
5.
NSM
: 111233730005
6.
NSB
: 01870820612201
7.
Tahun Berdiri
: 1959
8.
Status Tanah
: Hak Pakai
9.
Luas Tanah
: 3135m
10. Nama Kepala Sekolah
c.
: Zulfa Anturinda S.Pd
Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/08.38/10-12-2012)
1) Visi sekolah
Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, santun dalam
prilaku serta beriman dan bertaqwa.
2) Misi Sekolah
47
a)
Melaksanakan pembelajaran PAKEM
b) Memberikan pembinaan dalam menghadapi lomba
c)
Menyampaikan pemahaman Al-Qur’an dan Hadist
d) Meningkatkan akhlakul karimah peserta didik
e)
Melaksanakan pembiasaan kegiatan beribadah
3) Tujuan Sekolah
a)
Membangun murid yang berkualitas
b) Membantu peserta didik yang beriman, berilmu, bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur.
c)
Meningkatkan peserta didik yang berkepribadian, mandiri,
tangguh, cerdas, trampil, disiplin, kreatif, bertanggung jawab
serta berorientasi ke masa depan.
d) Menumbuhkan semangat patriotik dan sinta tanah air.
3.
MIN Kecandran
a.
Letak Geografis
Dari hasil pengamatan yang telah di laksanakan, MIN
Kecandran terletak di wilayah Kelurahan Kecandran
Sidomukti Kota Salatiga, mengingat MIN
Kecamatan
kecandarn terletak di
sebelah barat kota salatiga dan terletak di cecamatan sidomukti kota
salatiga, untuk menuju ke MIN Kecandran saat ini sangat lah mudah
apa lagi dengan adanya jalan baru yang menghubungkan antara solo
48
dan semarang, MIN Keandran terletak di sebelah kanan jalan sekitar
500m dari jalan raya.
MIN Kecandran menempati lahan seluas 873 meter persegi,
dengan panjang 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 serta
dikelilingi pagar tembok sepanjang 56 m. Berdasarkan penelitian
walaupun MIN kecandran letaknya agak masuk, bukan berarti MIN
Kecandran terbelakang, hal ini bisa dilihat Kecandran termasuk
daerah yang berpotensi baik dari segi pertanian, perkebunan,
perdagangan ataupun makanan siap saji, maupun dalam hal
pendidikan. Kecandran merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
sidomukti, kota salatiga, dan sangat dekat dengan perbatasan
kecamatan getasan,
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai berikut:
Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam(D/09.35/20-12-2012):
1.
Nama Sekolah
: MIN Kecandran
2.
Alamat
: Kecandran
Kecamatan
: Sidomukti
Kota
: Salatiga
Profinsi
: Jawa Tengah
3.
Yayasan
: Ma’arif
4.
Status
: Negri
5.
Tahun Berdiri
: 1970
6.
Status Tanah
: Hak Pakai
49
7.
Luas Tanah
: 873m
8.
Nama Kepala Sekolah
: Agus Rahmad Yuanta S.Pd
b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negri kecandran
1. Visi Madrasah
Mencetak Anak Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan,Tehnologi,
Seni Dan Budaya (Iptek),Iman Dan Takwa(Imtak) Serta Ahlakul
Karimah
2. Misi Madrasah
a.
Melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) YANG
KONDUSIF
b.
Melatih berbagai kegiatan untuk mengasah anak didik
c.
Menjunjung tinggi sikap disiplin, jujur, berwibawa, berbudi
luhur dalam
d.
norma-norma Agama Islam
Mengamalkan Syariat Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunah Rosul
3. Tujuan Madrasah
a.
Strategis
Meningkatkan mutu pendidikan di MIN Kecancran Salatiga
melalui peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pembentukan akhlak mulia
peningkatan
kualitas
50
pembelajaran,
peningkatan
profesionalisme gur, peningkatan kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana, dan optimalisasi sumber daya sekolah.
b.
Teknik :
1) Menyusun tata aturan penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran.
2) Menyusun paket pendidikan dan pembelajaran.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang
pendidikan dan pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber dana yang dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
5) Menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung
pendidikan dan pembelajaran
6) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan.
4.
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif pulutan
a.
Letak geografis
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan terletak di Kelurahan Pulutan,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Letak georafis dan jarak tempuh
untuk menuju Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan juga sangat
terjangkau walaupun terletak agak pojok tapi madrasah ibtidaiyah
ma’afif pulutan sangat setrategis. Apalagi dengan adanya jalan lingkar
yang menambah jarak tempuh menjadi mudah. Jarak antara jalan
51
lingkar dengan madrasah ibtidaiyah ma’arif pulutan sekitar 700m hal
ini menjadikan madrasah ibtidaiyah ma’arif pulutan sangatlah
setrategis dan terjangkau.
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan berdiri pada tahun 1954
yang didirikan oleh tokoh masyarakat Desa Pulutan antara lain: KH.
Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH. Nawawi, H. Ridwan, dan H. Abdul
Rouf. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selain Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan masih banyak sekolah dan lembaga pendidikan
yang ada disana.
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai
berikut:
1.
Nama Sekolah
: MI Ma’arif Pulutan
2.
Alamat
: Pulutan
Kecamatan
: Sidorejo
Kota
: Salatiga
Profinsi
: Jawa Tengah
3.
Yayasan
: Ma’arif
4.
Status
: Disamakan
5.
Tahun Berdiri
: 1954
6.
Status Tanah
: Hak Pakai/Tanah Wakaf
7.
Nama Kepala Sekolah
: Drs. H. Abdul Basith, M.PdI
52
b. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan
1) Visi Madrasah
Visi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan adalah “Terwujudnya
centre of excellence on Elementery school dalam agama dan budi
pekerti, bahasa dan sains-tech”
2) Misi Madrasah
Adapun untuk mencapai visi tersebut di atas MI Ma’arif Pulutan
mempunyai misi sebagai berikut:
a)
Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama. Bangsa
dan tanah air.
b) Menanamkan nilai-nilai ajaran islam ahlusunah wal jamaah
dalam prilaku sehari-hari.
c)
Membentuk akhlak mulia dan berprestasi tinggi.
d) Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dengan
beragam bahasa (Arab, Inggris, dan jawa).
e)
Membekali sain-tech tepat guna.
3) Tujuan Madrasah
a)
Membentuk lulusan
madrasah
yang memiliki aqidah
islamiyah yang mantap.
b) Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi
c)
Menciptakan lulusan madrasah yang memiliku keluasan
wawasan mengenai agama Islam.
53
d) Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.
e)
Membentuk
moralitas
lulusan
dan
madrasah
akhlaq
yang
al-karimah
mengedepankan
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menciptakan lulusan madrasah yang kompetitif baik untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi
multiple
kompetensi
harus
melewati
proses
pendidikan
yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan
bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan
terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan
dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi
positif
yang
melatarbelakangi
pembelajaran
dengan
pendekatan
lingkungan.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan
mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret.
Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa
dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di
lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu)
54
dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang
dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Peneliti terilhami menuangkan penelitian ini dengan maksud untuk
dikembangkan menjadi visi misi sekolah sebagai prioritas untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat
menjadi bahan masukan bagi para guru untuk menengok lingkungan
sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi yang
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model
pendekatan ini pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat
mencetak siswa yang cerdas dan cinta lingkungan.
Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus
bertindak secara lokal. Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun,
bahkan mencari hikmah dari berbagai macam pengalaman bangsa-bangsa
lain di seluruh dunia, namun pengetahuan tentang pengalaman bangsabangsa lain tersebut dijadikan sebagai pembelajaran dalam tindakan di
lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja seperti itu, kita tidak perlu
melakukan trial and error yang berkepanjangan, melainkan kita belajar dari
kesalahan-kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja
dari paradigma yang benar. Hal ini bisa dilihat dari hasil paparan data yang
diperoleh peneliti sebagai berikut:
1.
Sistem Penerapan Metode Paikem
a)
Strategi yang berpusat pada guru
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan
strategi ekspositori, pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas
pertimbangan :
1) Karakteristik
peserta didik dengan kemandirian belum
memadai;
2) Sumber referensi terbatas;
3) Jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
55
4) Alokasi waktu terbatas; dan
5) Jumlah
materi
(tuntutan
kompetensi
dalam
aspek
pengetahuan) atau bahan banyak.
Dalam system ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak
didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur. Secara garis besar prosedur strategi ini adalah :
a. Preparasi
Guru mempersiapkan ( preparasi ) bahan selengkapnya secara
sistematis dan rapi.
b. Apersepsi
Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan
perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan .
c. Presentasi
Guru menyajikan ( presentasi ) bahan dengan cara memberikan ceramah
atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari
buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.
d. Resitasi
Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang telah
dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan atau mengulang kembali
dengan kata – kata sendiri ( resitasi ) tentang pokok – pokok masalah
yang telah dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tulisan.
b)
Strategi yang berpusat pada peserta didik
Pendekatan
pembelajaran
yang
berpusat
pada
peserta
didik
menggunakan strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry), Pemilihan
strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan :
1.
Karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai
2.
Sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
3.
Jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak
4.
Materi pembelajaran tidak terlalu luas
56
2.
Kondisi Prestasi Matematika Sebelum Penerapan Paikem
Berdasarkan penelitian mengenai penerapan PAIKEM di Madrasah
Ibtidaiyah di kota salatiga sangatlah beragam. Ada sebagian sekolah
yang menerapkan paikem sudah dari awal pengajaran ada juga yang
menerapkan saat pelajaran tertentu teru tama matematika. Pada
awalnya jarang seorang guru menerapkan metode paikem saat
mengajar akan tetapi setelah melihat hasil nilai yang tidak memuaskan
dari pengajaran matematika yang diperoleh siswa maka metode
paikem diterapkan seperti hasil wawancara yang diperoleh peneliti
sebagai berikut:
“Saya mengajar disini sudah lumayan lama mas, dulu saat awal
mengajar memang saya jarang menerapkan paikem akan tetapi
dengan nilai yang tidak memuaskan itu membuat saya bingung dan
mulai saat itu saya menerapkan metode paikem pada matematika,
alhamdullilah peningkatan nilainya lumayan bagus”(W/09.45/09-122012).
“Penerapan paikem sering saya
terapkan saat pelajaran
matematika karena siswa lebih mudah dalam memahami materi yang
ajarkan”(W/09.50/09-12-2012).
“Saya menerapkan Paikem sejak saya mulai mengajar disini kirakira sudah sekitar 5 tahun, kebetulan saya mengajar matematika jadi
sangat cocok untuk diterapkan”(W/08.45/10-12-2012).
57
“Saat menerapkan paikem saya mulai dari dulu karena metode
paikem sangat bagus untuk diterapkan pada matapelajaran terutama
pada matematika”(W/09.13/10-12-2012).
3.
Alasan Penerapan Paikem
Dari beberapa madrasah ibtidaiyah yang ada di salatiga alasan
mengapa menerapkan metode paikem sangat beragam, ada sebagian
guru yang mengatakan karena penerapan paikem cocok diterapkan
pada proses pembelajaran terutama pelajaran matematika. Akan tetapi
ada juga guru yang mengatakan paikem harus disesuaikan dengan
materi yang disampaikan, seperti hasil penelitian sebagai berikut:
“Menurut saya penerapan paikem cocok saja diterapkan pada
proses pembelajaran akan tetapi terkadang ada yang tidak pas
makanya
harus
disesuaikan
dengan
materi
yang
diajarkan”(W/10.05/09-12-2012).
“Paikem menurut saya sangat bagus diterapkan karena dengan
metode ini siswa akan lebih mudah untuk menerima dan memahami
materi yang kita ajarkan”(W/08.25/10-12-2012).
“Dalam penerapanya paikem menurut saya sangat bagus untuk
diterapkan
menurut
saya
siswa
lebih
mudah
untuk
memahami”(W/08.30/11-12-2012).
“Menurut saya metode Paikem bagus diterapkan karena sangat
sesuai dengan pelajaran yang saya ajarkan”(W/09.45/11-12-2012).
58
4.
Kapan Mulai diterapkan Paikem
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa
Madrasah Ibtidaiyah dikota salatiga dapat dilihat sebagai berikut:
“Saya menerapkan metode Paikem sudah lama mas, dari saya
mengajar saya sudah menggunakan metode paikem tapi saya
sesuaikan dengan pelajaran yang saya ajarkan”(W/08.30/10-122012).
“Penerapan paikem di madrasah Ibtidaiyah penting diterapkan
karena metode paikem lebih mudah diterima, dan hasilnya juga
lumayan bagus apalagi untuk pelajaran matematika itu sangatlah
penting”(W/08.30/14-12-2012).
“Paikem cocok mas diterapkan di pelajaran matematika karena
dengan metode ini sangat mennyenangkan jadi siswa lebih mudah
untuk memahami pelajaran yang disampaikan terutama matematika
jangan sampai siswa itu jenuh dengan palajaran makanya harus
senang”(W/08.15/15-12-2012).
“Saya menerapkan metode paikem sudah lama, saya menggunakan
paikem mulai dari saya mengajar karena metode ini pas dan bagus
untuk diterapkan”(W/08.35/15-12-2012).
5.
Bagaimanakah Penerapanya
Dalam penerapanya Metode Paikem di Madrasah Ibtidaiyah di kota
salatiga dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut:
59
“Penerapan paikem yang saya terpkan biasanya saat proses
belajar mengajar tapi tidak sepenuhnya dengan paikem saya harus
mengkombinasikan dengan metode yang lain agar sesuai dengan
materi yang saya ajarkan”(W/08.45/15-12-2012).
“Alhamdullilah saya menerapkan metode paikem setiap kali saya
mengajar karena metode ini menurut saya sangat cocok dan sesuai
apalagi untuk pelajaran matematika”(W/08.28/16-12-2012).
“Dalam penerapanya selama ini bagus karena menurut saya cocok
dan
siswapun
mudah
menerima
materi
yang
saya
sampaikan”(W/09.13/16-12-2012).
“Dalam penerapanya metode Paikem di madrasah ibtidaiyah sini
sangat bagus hal itu bisa dilihat di nilai raport siswa yang
memuaskan”(W/10.12/16-12-2012).
“Selama penerapan metode paikem di sini sangat baik, disamping
itu murid-murid juga lebih bisa dan mudah untuk menerima materi
yang disampaikan”(W/10.48/16-12-2012).
6.
Contoh Peneran Paikem
Seorang guru dalam menerapkan paikem sangatlah beragam akan
tetapi dapat kita contoh dari penerapan paikem dari hasil wawancara
peneliti sebagai berikut:
“Dalam menerapkan paikem saya biasanya menggunakan alat
peraga yang ada di madrasah akan tetapi terkadang tidak sesuai,
makanya sering saya menggunakan alat-alat atau bahan-bahan yang
60
sudah tidak terpakai seperti halnya kulit kerang yang sya gunakan
untuk membantu proses penerapan paikem pada materi yang saya
sampaikan agar siswa lebih senang dan bisa menerima materi yang
saya sampaikan”(W/10.35/16-12-2012).
7.
Kendala Dalam Penerapan Paikem
Penerapan paikem pada madrasah ibtidaiyah di kota salatiga tidak
selalu berjalan dengan apa yang di inginkan seperti halnya dengan
metode-metode yang lain, hal ini terjadi karena beberapa faktor yang
menjadi kendala tercapainya metode paikem.
Dari beberapa faktor tersebut di atas antaranya sumberdaya
manusia yang tidak memadai, sarana, dan prasarana yang tidak komlit
atau tidak memadai, media pembelajaran yang kurang memadai, dan
kurangnya guru dalam mengembangkan kreatifitas dalam menerapkan
metode yang digunakan terutama metode paikem. Adapun kendala
dalam penerapan paikem bisa dilihat dari wawancara peneliti sebagai
berikut:
“Kendala yang saya alami dalam menerapkan metode paikem di
antaranya karena disebabkan karena tidak semua materi terutama
matematika dapat disampaikan dengan metode paikem”(W/08.45/1612-2012).
“Dalam kendalanya saat menerapkan metode paikem menurut
saya biasanya disebkan karena siswa yang selalu sibuk sendiri
61
dengan temanya sehingga materi yang disampaikan terkadang tidak
bisa diterima”(W/09.12/16-12-2012).
“Menurut saya kendala yang menghambat tercapainya metode
paikem salah satunya yaitu kurangnya bahan pendukung seperti alat
peraga yang tidak memadai dengan baik sehingga guru harus
mencari sendiri”(W/10.14/16-12-2012).
“Dalam penerapan metode paikem biasanya yang menghambat
adalah faktor siswanya sendiri yang rame dan sulit di tenangkan
sehingga saat guru menjelaskan materi siswa tidak bisa mengikuti
karena rame sendiri”(W/10.56/16-12-2012).
8.
Cara Mengatasi Kendala Paikem
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari
beberapa madrasah ibtidaiyah dikota salatiga, ada beberapa faktor
yang menghambat dalam menyampaikan materi dengan metode
paikem terutama dalam hal pelajaran matematika. Adapun cara
mengatasinya yaitu dengan sumberdaya manusia yang memadai,
sarana, dan prasarana yang mendukung, serta kreativitas guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dan dalam menguasai metode
pengajaran. Seperti halnya dengan hasil wawancara peneliti sebagai
berikut:
“Menurut saya ya mas, untuk mengatasi kendala dalam penerapan
metode paikem harus di kembalikan pada guru yang mengajar karena
guru harus bisa menguasai materi yang akan diajarkan dan metode
62
yang diterapkan maka seorang guru harus kreatif dalam penguasaan
metode terutama metode paikem”(W/09.15/16-12-2012).
“Untuk mengatasi kendala dalam dalam penerapan metode paikem
salah satunya dengan menenangkan siswa agar memperhatikan
materi yang akan disampaikan”(W/08.26/17-12-2012).
“Dalam mengatasi kendala penerapan metode paikem bisa dengan
menyiapkan semua hal baik dari siswa ataupun dengan menyiapkan
materi yang akan disampaikan agar tidak kesulitan dalam
menyampaikan”(W/08.58/17-12-2012).
“Biasanya saya sebelum mengajar menyiapkan semua yang
menjadi tugas saya dengan menyiapkan siswa dan materi yang akan
saya sampaikan”(W/09.34/17-12-2012).
9.
Fasilitas Sekolah yang Mendukung Paikem
Seperti yang telah disampaikan peneliti di atas ada beberapa faktor
yang mempengaruhi dan yang mendukung terciptanya paikem yang
ideal. Dalam hal ini yang berkaitan erat dengan terciptanya paikem
tersebut yaitu fasilitas yang mendukung tercapainya paikem dapat
dilihat dari hasil wawancara peneliti sebagai berikut:
“Terciptanya atau terwujudnya suatu pelajaran yaitu didukung
dengan metode yang digunakan dalam hal ini sekolah atau madrasah
harus mendukung terciptanya hal tersebut dengan cara memberikan
fasilitas yang sesuai dengan metode yang digunakan sebagai contoh
menyediakan alat peraga dan sebagainya”(W/09.30/16-12-2012).
63
“Fasilitas yang mendukung dari sekolah untuk tercapainya
metodepaikem yang ideal yaitu alat peraga karena paikem harus
dijelaskan
secara
jelas
agar
siswa
paham
materi
yang
disampaika”(W/09.56/16-12-2012).
“Dalam menerapkan metode Paikem fasilitas yang mendukung
dari sekolah atau madrasah bisa seperti alat peraga, multimedia yang
memadai
agar
siswa
mudah
memahami
materi
yang
disampaikan(W/08.30/17-12-2012).
10. Nilai Positif Penerapan Paikem Dari Pandangan Guru, Siswa, dan
Kepala Sekolah
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pada Madrasah Ibtidaiyah dikota salatiga menunjukan bahwa
tanggapan atau respon dari guru, kepala madrasah, dan siswa
menujukan respon yang positif. Hal ini terbukti dengan terbukanya
dari pihak madrasah saat dilakukan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Disamping itu kepala madrasahpun sudah menerapkan
paikem sebelum dilakukanya penelitian dimadrasahnya masingmasing, hal ini terbukti dngan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
“Mengidentifikasi dan memehami, kebutuhan sekolah sehingga
kopetensi guru bertambah dan berkembang dengan baik, sehingga
profesionalisme guru akan terwujud karena guru profesional tidak
hanya menguasai bidang ilmu tetapi bahan ajar, metode yang tepat
64
tetapi mampu memotifasi siswa, memiliki kemampuan yang tinggi dan
wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan”(W/10.12/25-112012).
Dalam hal ini penerapan metode paikem sangatlah penting untuk
diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah, bukan hanya memberikan
kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi yang disampaikan
akan tetapi memudahkan siswa dalam memahami materi yang
disampaikan.
C. Hasil Penerapan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Madrasah
Ibtidaiyah Dikota Salatiga
Hasil penelitian mengenai kiat-kiat guru dalam penerapan paikem
dapat dilihat dari hasil wawancara salah satu kepala sekolah madrasah
ibtidaiyah dikota salatiga sebagai berikut:
“Penerapan metode pelajaran disini sama saja dengan sekolahsekolah MI/SD yang ada di kota salatiga, pelajaran yang disampaikan
juga sama mungkin cara menyampaikan yang berbeda”(W/KS/08.45/1612-2012).
“Guru-guru di sini dalam mengajarkan atau menyampaikan
pelajaran biasa menggunakan metode pelajaran yang sama dengan
sekolah yang lain akan tetapi disini dalam menyampaikan pelajaran
matematika selalu menggunakan metode paikem agar materi yang
disampaikan
bisa
mudah
dimengerti”(W/KS/09.30/16-12-2012).
65
diterima
dan
mudah
Dokumen nilai raport matematika kelas 2 madrasah ibtidaiyah
dikota salatiga(D/09.35/17-2012).
1. Dokumen Nilai Matematika Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan
NO
NAMA
NILAI RAPORT
MATEMATIKA
1
Abdurahman Aufa muna
94
2
Azan Aluna Syahdu
77
3
Agus Riyadi
85
4
Ahmad Syadad Alwi
78
5
Andika Nurhadi Rahma Utomo
80
6
Aulia Naddaatus Sholihah
88
7
Faisol Ahmad Nabila
92
8
Fitri Nur Aini
79
9
Lunting Kusuma Rizky
68
10
Lubna karisma Putri
86
11
Muhammad Ardy P
82
12
Muhammad Ilya Nurul Latif
83
13
Muhammad Roqim
53
14
Muhammad Yunus Amiri
73
15
Muhammad Ikhsan Prayogi
85
16
Nova Riyadi
86
17
Nurita Yuna Crisa
96
18
Randika Ilyas Putranto
71
19
Sholikhah Ayuning Tiyas
83
20
Tristia Novita Fitriani
83
21
Zaenur Anwar
85
66
2. Nilai Raport Matematika MIN Kecanran
NO
NAMA
NILAI RAPORT
MATEMATIKA
1
Abdinegara Ahma
91
2
Andi Rifaldi
77
3
Anna Iryanti Ifah
95
4
Asaris Suraya
75
5
Devi Kurnia Sari
85
6
Dian Saputra
20
7
Faizal Aditya
91
8
Fendi Irawan
60
9
Icwan Wibowo
62
10
Jihan Hasna aisiya
97
11
Ahmmad Mutohar
69
12
Noval Roimadhon
79
13
Nurul Fitriani
65
14
Rayi Dian Chya
88
15
Rina Wulansari
78
16
Syifa Nur Rahma
84
17
Viona Intan Diah
65
18
Yunita Ayu Ardani
95
19
Zafi Raihan
74
20
Zulfa Adila Safitri
94
67
3. Nilai Raport Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
NO
UAS/UKK MATEMATIKA
NILAI RAPORT
MATEMATIKA
1
40
59
2
92
92
3
68
68
4
84
91
5
84
90
6
84
85
7
52
58
8
72
77
9
68
74
10
68
82
11
60
68
12
56
61
13
64
68
14
80
80
15
92
89
16
56
65
17
76
80
68
4. Nilai Raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Global
NO
NAMA
NILAI RAPORT
MATEMATIKA
1
Ahmad Azis sulaiman
6,54
2
Bima Akmal Fabianto
6,84
3
Indana Karimatus Uhwah
6,09
4
Mikail Abdullah
6,57
5
Monica Waradhatul Ummah
6,60
6
Rangga adi Saputra
6,72
7
M. Baghowi
7,12
8
M. Faizul amrudin
6,62
9
Rida dina Maulida
8,11
10
Risa bintan Najiha
6,35
11
Ryan anwar
6,30
12
Fahmina Tri A.S
6,62
Dari hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan
bahwa kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada pembelajaran
matematika kelas 2 madrasah ibtidaiyah dikota salatiga tahun ajaran
2011/2012 sebagai berikut:
1.
Kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada pembelajaran
matematika dikota salatiga bisa dikatakan berhasil jika melihat hasil
dari nilai raport matematika yang di peroleh oleh para siswa, dan
hasil wawancara serta dokumentasi dari beberapa madrasah
ibtidaiyah dikota salatiga.
2.
Dalam menerapkan PAIKEM guru harus lebih kreaif dan inofatif
agar siswa lebih mudah dalam menerima dan memahami materi yang
69
disampaikan. Kemudian seorang guru harus lebih kreatif dan tidak
hanya berpedoman pada metode yang telah ada akan tetapi akan
tetapi guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan metode
pelajaran.
3.
Setiap guru harus memperhatikan masing-masing anak didiknya
sehingga dapat mencapai prestasi yang membanggakan.
D. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
PAIKEM Pada Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah
di Kota Salatiga
Hasil penelitian faktor-faktor
yang mengenai mendukung
penerapan PAIKEM pada pembelajaran matematika di madrasah
ibtidaiyah di salatiga, dapat dilihat dari beberapa wawancara sebagai
berikut:
“Faktor yang mendukung tercapainya penerapan paikem yaitu
sumberdaya manusia yang yang memadai, kemudian sarana yang
memadai seperti bahan ajar yang komplit, akan tetapi kadang guru yang
cerdas dia menggunakan media-media yang ada di sekolah tidak
tergantung dengan media yang telah ada”(W/ks/11-12-2012/10.28).
Dari hasil wawancara, dokumentasi diatas dapat disimpulkan
faktor pendukung tercapainya PAIKEM dalam pembelajaran matematika
madrasah ibtidaiyah disalatiga adalah sebagai berikut:
1.
Sumber daya manusia
70
Dalam setiap proses belajar mengajar sangatlah berperan
dalam hal ini sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
sangatlah
penting
kaitanya
dalam
setiap
pengajaran.
Jika
sumberdaya manusia tidak mendukung maka seorang guru akan
kesulitan dalam menerapkan metode paikem. Sebagai contoh dalam
satu kelas terdapat siswa yang intelejensinya kurang mendukung
maka hal ini akan mempengaruhi teman atau siswa yang lain maka
guru akan disibukan dengan menenangkan siswa tersebut hal
tersebut memnghambat proses belajar mengajar dan materi yang
disampaikan pun tidak tercapai dengan baik.
2.
Sarana dan prasarana
Dalam pembelajaran disamping sumber daya manusia yang
memadai harus juga ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memungkinkan guru atau peserta didik untuk lebih mudah dalam
proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana disini bisa seperti
fasilitas yang ada disekolah, media untuk proses pembelajaran.
3.
Media pembelajaran yang memadai
Guru dalam menyampaikan materi atau bahan ajar tidak cukup
hanya dengan menyampaikan saja, seorang guru juga harus
menyiapkan materi yang akan disampaikan, kemudian menyiapkan
media yang akan digunakan hal ini semata-mata agar siswa bisa
memahami materi yang disampaikan. Maka setiap madrasah harus
mempunyai media yang memadai untuk tercapainya materi yang
71
akan disampaikan, apalagi dalm menerapkan metode paikem seorang
guru harus menyiapkan semua yang berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan.
4.
Dan kreatifitas seorang guru dalam mengajar
Seorang guru dalam mengajar diwajibkan menggunakan
metode yang akan digunakan saat mengajar, kreatifitas dalam
mengajar sangatlah dibutuhkan kemudian mempunyai kreatifitas
dalam menguasai metode pengajaran ini sangatlah penting karena
berkaitan dengan hasil ahir atau nilai yang akan diperoleh oleh
siswa. Jika seorang guru mempunyai kreatifitas dalam menguasai
metode maka saat mnyampaikan materi pun akan lebih mudah dan
siswa mudah untuk menangkap materi yang disampaikan, hal ini
berkaitan dengan nilai yang nantinya diterima atau diperoleh oleh
siswa.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
setiap proses pembelajaran dan dalam menerapkan metode Paikem
ada beberapa faktor yang menghambat tercapainya paikem
diantaranya yaitu faktor penghambatnya adalah, sumber daya
manusia yang tidak memadai, sarana dan prasarana yang tidak
komplit, media pembelajaran yang tidak memadai, dan kurangnya
kreatifitas guru dalam mengembangkan paikem.
72
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi Atau Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Dalam Proses
Belajar Mengajar Matapelajaran Matematika
Berdasarkan pada paparan diatas dalam proses belajar mengajar
dapat diterapkan atau diaplikasikan pada pembelajaran matematika, dapat
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
7.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar
melalui berbuat
8.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
9.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
10. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
11. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
73
12. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. erikBut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang
mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik
telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa
yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Belajar memang merupakan suatu proses
aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan
proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Sehingga, jika cara pengajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran
bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif
juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan
adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
74
Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak
ubahnya seperti bermain biasa. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan
hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan , kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan
tentu saja rasa bosan.
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah
guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa,
dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar.
B. Kendala Yang di Hadapi Guru Dalam Menerapkan PAIKEM
Penerapan PAIKEM pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
tidak selalu berjalan dengan apa yang di inginkan seperti halnya dengan
metode-metode yang lain, hal ini terjadi karena beberapa faktor yang
menjadi kendala tercapainya metode paikem.
75
Dari beberapa faktor tersebut di atas antaranya sumberdaya
manusia yang tidak memadai, sarana, dan prasarana yang tidak komlit
atau tidak memadai, media pembelajaran yang kurang memadai, dan
kurangnya guru dalam mengembangkan kreatifitas dalam menerapkan
metode yang digunakan terutama metode paikem. Berdasarkan hasil dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terdapat kendala-kendala dalam
penerapan PAIKEM pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
diantaranya sebagai berikut:
i.
Tidak semua materi yang disampaikan terutama matematika dapat
di sampaikan dengan PAIKEM.
ii.
Siswa saat disampaikan materi tidak memperhatikan melaikan
sibuk sendiri, sehingga materi yang disampaikan sulit diterima.
iii.
Kurangnya pendukung pengajaran yaitu alat peraga dalam
menerapkan PAIKEM.
Adakalanya peserta didik yang mempunyai kekurangan dalam
menangkap materi yang telah disampaikan itu menjadi sebuah penghabat
dalam tercapainya PAIKEM yang sempurna. Akan tetapi adakalanya
faktor emosi anak itu sendiri yang melatar belakangi sulit tercapainya
materi yang disampaikan oleh guru pengampu mata pelajaran. Dalam hal
ini bisa di simpulkan bahwa faktor yang menghambat tercapainya
penerapan metode PAIKEM yaitu, sumber daya manusia yang tidak
memadai, sarana dan prasarana yang tidak komplit, media pembelajaran
76
yang
tidak
memadai,
dan
kurangnya
kreatifitas
guru
dalam
mengembangkan paikem.
Metode paikem akan berjalan dengan sempurna apa bila dri
faktor-fakor diatas dapat terpenuhi dengan baik. Jika seorang guru
menjelaskan materi yang sedang di ajarkan kalau dari faktor-faktor diatas
tidak terpenuhi maka guru itupun akan mengalami kesulitan saat
menjelaskan. Maka dari itu pihak sekolah haruslah memenuhi fasilitas
ataupun sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar
mengajar agar tercapai pembelajaran yang ideal dan sempurna.
Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti sebagai berikut:
“Kendala yang saya alami dalam menerapkan metode paikem di
antaranya karena disebabkan karena tidak semua materi terutama
matematika dapat disampaikan dengan metode paikem”(W/08.45/1612-2012).
“Dalam kendalanya saat menerapkan metode paikem menurut
saya biasanya disebkan karena siswa yang selalu sibuk sendiri
dengan temanya sehingga materi yang disampaikan terkadang tidak
bisa diterima”(W/09.12/16-12-2012).
“Menurut saya kendala yang menghambat tercapainya metode
paikem salah satunya yaitu kurangnya bahan pendukung seperti alat
peraga yang tidak memadai dengan baik sehingga guru harus
mencari sendiri”(W/10.14/16-12-2012).
77
“Dalam penerapan metode paikem biasanya yang menghambat
adalah faktor siswanya sendiri yang rame dan sulit di tenangkan
sehingga saat guru menjelaskan materi siswa tidak bisa mengikuti
karena rame sendiri”(W/10.56/16-12-2012).
C. Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran
Matematika
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulus
ada beberapa kiat-kiat yang dilakukan atau diterapkan oleh guru dalam
menerapkan metode PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga sebagai berikut:
1. Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan.
2. Saat
menyampaikan
materi
menggunakan
metode
yang
bisa
membangkitkan semangat siswa untuk belajar, guru menggunakan metode
Paikem saat mengajar agar siswa mudah dalam menerima materi yang
disampaikan dan semangat saat belajar.
3. Memberikan motifasi pada materi yang akan disampaikan, yaitu dengan
memberikan pertanyaan umpan balik yang menyinggung materi yang
akan disampaikan.
4. Guru
menerapkan
cara
mengajar
yang
lebih
kooperatif
dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok, dengan demikian guru
membentuk kelompok belajar dan menunjuk tutor sebaya agar lebih
interaktif.
78
Dalam hal ini kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut peneliti,
tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan
aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah
proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif
dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak
ubahnya seperti bermain biasa. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan
hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan , kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan
tentu saja rasa bosan.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama kegiatan
belajar mengajar (KBM). Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan
guru
untuk
kemampuan
menciptakan keadaan
yang
perlu
tersebut. Berikut
dikuasai
adalah tabel
beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
79
D. Faktor-faktor yang Mendukung penghambat Dalam Proses Penerapan
PAIKEM
Pada
Pembelajaran
Matematika
Kelas
2Madrasah
IbtidaiyahdiKota Salatiga
Dalam penerapanya PAIKEM dikota salatiga bisa dikatakan
maksimal di lihat dari nilai hasil ujian siswa kelas II madrasah
ibtidaiyah dikota salatiga sangatlah bagus. Peran karja guru yang
kondusif juga sangatlah penting dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, selain itu juga kreatifitas guru dalam menerapkan metode
paikem haruslah kita beri apresiasi, karena dengan demikian proses
belajar mengajar dapat berjalan. Dengan demikian sekolah juaga
pun harus konsisten dengan menyediakan kebutuhan untuk
mengembangkan kreatifitas guru dalam mengajar dan menerapkan
PAIKEM pada pembelajaran matematika.
1. Faktor-faktor yang mendukung diterapkannya model
PAIKEM adalah:
a. Adanya program kelompok belajar bagi seluruh peserta
didik di Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan dua
kali dalam seminggu. Program ini cukup efektif
untuk meningkatkan kemahiran peserta didik dalam
menguasai pelajaran mtematika.
b. Pengajar atau guru yang mampu dalam bidang
matematika dan telah mengikuti berbagai seminar dan
workshop tentang PAIKEM. Guru juga menyadari
80
bahwa menciptakan lingkungan belajar yangaktif akan
memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam
belajar di ruang kelas.
2. Faktor-faktor yang menghambat diterapkannya PAIKEM
adalah:
a. Kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh peserta
didik sehingga peserta didik sering kesulitan dalam
proses belajar ataupun materi yang disampaikan oleh
guru matematika.
b. Kurangnya alat peraga ataupun media yang mendukung
terciptanya penerapan metode paikem di Madrasah
Ibtidaiyah.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pada paparan diatas dalam proses belajar mengajar metode
PAIKEM dapat diterapkan atau diaplikasikan pada pembelajaran
matematika berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar
melalui berbuat
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan
melibatkam
siswa
sekolahnya.
82
dalam
menciptakan
lingkungan
f. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. erikbut adalah tabel beberapa
contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
2. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan PAIKEM Tidak semua
materi yang disampaikan terutama matematika dapat di sampaikan
dengan PAIKEM.Siswa saat disampaikan materi tidak memperhatikan
melaikan sibuk sendiri, sehingga materi yang disampaikan sulit
diterima.Kurangnya pendukung pengajaran yaitu alat peraga dalam
menerapkan PAIKEM.
a.
Kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh peserta
sehingga
didik
pesertadidikseringkesulitandalamproses
belajarataupun materi yang disampaikanolehguru matematika.
b. Kurangnyaalat peraga ataupun media yang mendukung terciptanya
penerapan metode paikem di Madrasah Ibtidaiyah.
3.
Kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada mapel matematika
yaitu dengan cara
a. Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan
b. Saat menyampaikan materi menggunakan metode yang bisa
membangkitkan
semangat
siswa
untuk
belajar,
guru
menggunakan metode Paikem saat mengajar agar siswa mudah
83
dalam menerima materi yang disampaikan dan semangat saat
belajar.
c. Memberikan motifasi pada materi yang akan disampaikan, yaitu
dengan memberikan pertanyaan umpan balik yang menyinggung
materi yang akan disampaikan
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok
4.
Faktor yang mendukung dalam proses penerapan metode PAIKEM
pada pembelajaran matematika kelas 2 Madrasah ibtidaiyah dikota
salatiga yaitu:
a.Adanyaprogramkelompok
belajarbagiseluruhpesertadidikdiMadrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan dua kali dalam
seminggu.Programinicukupefektifuntukmeningkatkankemahira
npesertadidikdalammenguasai pelajaran mtematika.
b. Pengajaratauguruyangmampudalambidangmatematikadan
telahmengikutiberbagaiseminardanworkshoptentangPAIKEM.
Gurujugamenyadaribahwamenciptakanlingkunganbelajaryanga
ktifakan memberikandampakpositifbagipesertadidik
dalambelajardiruangkelas.
84
B. Saran
1.
Bagi Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
Diharapkan dapat mempertahankan prestasi dan nilai belajar yang telah
diraih dengan selalu mendukung anak didik dan mengembangkan
kreatifitas dalam proses belajar mengajar.
2.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menjadikan motifasi dalam mengembangkan
kreatifitas dalam proses belajar mengajar.
3.
Bagi sekolah dasar lainya
Diharapkan dalm pelaksanaan pembelajaran tidaklah hanya bertumpu
pada pedoman yang telah ada akan tetapi harus seimbang dengan
kinerja pengajaran guru agar selalu meningkatkan kreatifitas dalam
proses belajar mengajar.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Lif khoiru dan Amri, Sofyan. 2011 . PAIKEM GEMBROT. Jakarta:
Prestasi Pustakarya
Arifin.Zaenal, 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Karya
Arikunto, Suharsimi. 2002 .Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Bidang Akademik. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Ahir.Salatiga:
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Djamarah, Bahari, syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Tarmizi, Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(online)
http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatifkreatif-efektif-dan-menyenangkan/ dikunjungi 11 Maret 2012
Moleong, J. Lexy, 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, J. Lexy, 1991. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rusefendi., 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung:
Tarsito
Samana, A.2003. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
R&D.Bandung: Alfa Beta
86
Tarmizi. 2008. Pembelajaran, Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,
(Online),
Umaedi. 2009. Penerapan Paikem Dalam Proses Pembelajaran, (Online),
http://gilig.wordpress.com/2009/11/19/penerapan-paikem-dalam-prosespembelajaran/Diakses 23 Desember 2012
87
Download