10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan) 1. Hakekat Implementasi, PAIKEM a. Hakekat Implementasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata implementasi diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan.1 Menurut Syafrudin nurdin, Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai evaluasi; Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.2 Implementasi dapat diartikan bahwa pengejawantahan dari sebuah pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, penerapan, pelaksanan, perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, perbuatan tersebut sudah direncanakan dan dibuat dalam bentuk sistem rekayasa yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai salah satu implikasi dari tuntutan normatif, Udin S. Wiranaputra mengemukakan bahwa: Kapasitas dan kinerja guru pada tiap satuan pendidikan perlu dikembangkan agar dapat memberi layanan pendidikan yang bermutu. Kapasitas dan kinerja pembelajaran adalah kemampuan guru dalam satuan pendidikan untuk 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-3, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h. 427 2 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,Cet. III (Jakarta, Quantum Teaching, 2005),h.70 11 merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan penyempurnaan program pembelajaran secara utuh dan berkelanjutan sebagai bagian integral dari perwujudan peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah. Bentuk peningkatan kapasitas dan kinerja guru melalui kompetensi metodologi adalah melalui pemahaman dan pelaksanaan metode pembelajaran yang mampu membangun pembentukan sikap demokratis dan bertanggung jawab.3 B. Hakekat PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) 1. Definisi pembelajaran PAIKEM PAIKEM adalah suatu akronim yang digunakan dalam konteks pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK yang berarti Aktif, Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal dengan sebutan PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Tetapi seiring dengan perkembangannya ditambah dengan pengembangan dari pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang inovatif. Dan sekarang lebih dikenal dengan PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Menurut Syah dan Kariadinata 4 PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan 3 Pararaja dan Arifin,Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.(online).(http//alone-education.blogspot.com., diakses 27 Desember 2010) 2010 4 Syah dan Kariadinata,Model Pembelajaran Paikem.(online).(http//www.duniagil.wordpress.com., diakses 12 November 2011) 2011 12 sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Adapun maksud dari masing-masing kata PAIKEM yaitu: a. Aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. b. Inovatif, pembelajaran yang mengharuskan guru mengadaptasi model pembelajaran yang menyenangkan, dan guru juga harus bisa mengakomodir setiap karakteristik siswa yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar dan kinestetik. c. Kreatif, merupakan proses yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativtas siswa selama pembelajaran berlangsung, engan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi untuk dapat merangsang kreativitas siswa. d. Efektif, pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Siswa harus didorong untuk menfsirkan informasi yang disajikan oleh guru, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa. 13 e. Menyenangkan, merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.5 Berdasarkan pengertian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan Aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator, setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa selalu memberi solusi. Menurut Agustina dan Rahmi, Secara garis besar Suparlan, menggambarkan PAIKEM sebagai berikut :6 1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. 3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru, (Jakarta,05 maret 2011), h.322 6 Agustina dan Rahmi,Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran PAIKEM.(online).(http//cittiami.blogspot.com., diakses 8 Februari 2011) 2011 14 4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa PAIKEM diantara guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus aktif dalam kegiatan belajarmengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru. Pembelajaran PAIKEM yang merupakan rekayasa langkah pembelajaran, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran dapat dikatakan active learning dengan mengandung : 1. Komitmen (keterlekatan pada tugas) Dalam hal ini, materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa atau (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal). 2. Tanggung Jawab (Responsibility) Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang kepada siswa untuk kritis, guru lebih baik banyak mendengar dari pada bicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk menentukan sendiri. 15 3. Motivasi Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi instrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student Central Approach). Active Learning bisa dibangun oleh guru yang gembira, tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan. Karena itulah, proses pembelajaran harus aktif untuk membangun makna/pemahaman siswa baik dari pengetahuan maupun pengalaman yang di alami mereka dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat menciptakan suasana yang membangkitkan peserta didik terlibat aktif menemukan, mengolah, dan membangun pengetahuan atau ketrampilan menjadi sebuah konsep baru yang benar. Dalam hal ini seorang guru harus aktif dalam : a. Memberikan umpan balik b. Mengajukan pertanyaan yang menantang c. Mendiskusikan gagasan siswa. 16 Di sisi lain, siswa aktif dalam hal : a. Bertanya/meminta penjelasan b. Mengemukakan gagasan c. Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri. b). Pembelajaran Inovatif Pembelajaran Inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengna cara mengintegrasi media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga membangun rasa percaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan. Selain itu proses pembelajaran yang berlangsung harus dapat memunculkan ide-ide baru yang positif dan lebih dari sebelumnya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa memunculkan banyak alternatif pemecahan masalah. Dalam hal ini seorang guru bertindak Inovatif dalam hal : 1. Menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat 2. Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai dan berbeda-beda dengan gaya baru. 3. Menggunakan perangkat teknologi maju Memodikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan. Di sisi lain, siswa pun bertindak Inovatif dalam hal : 17 1. Mengikuti pembelajaran Inovatif dengan aturan yang berlaku 2. Berupaya mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan c). Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistic lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang mensimulasikan imajinasi, kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberi gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Karena itu dalam pembelajaran kreatif yang berlangsung guru harus dapat mengembangkan kreativitas siswa, potensi belajar dan rasa ingin tahu. Guru dituntut dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam yang mampu membangkitkan potensi belajar dan imajinasi. Selain itu guru juga harus membuat pertanyaan yang menarik sehingga siswa merasa penasaran untuk menemukan jawabannya. Dalam hal ini seorang guru harus mampu dalam : 1. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam 2. Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana Di sisi lain, siswa pun kreatif dalam hal : 1. Merancang/membuat sesuatu 18 2. Menulis/mengarang d). Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective/berhasil) jika mencapai sasaran atau minimal kompetensi dasar yang telah di tetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang “didapatkan” siswa. Guru pun diharapkan memperoleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan guru dan siswa, serta di dukung oleh data catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilaian berbasis kelas atau penilaian authentic yang lebih menekankan pada penilaian proses selain penilaian hasil belajar. Seorang guru dikatakan dapat mengajar dengan efektif apabila : 1. Menguasai materi yang diajarkan 2. Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh 3. Menghargai siswa dan memotivasi siswa 4. Memahami tujuan pembelajaran 5. Mengajarkan ketrampilan pemecahan masalah 6. Menggunakan metode yang bervariasi 7. Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca 8. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu 9. Melaksanankan penilaian yang tepat dan benar 19 Di sisi lain, siswa menjadi pebelajar yang efektif dalam arti : a. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan atau kompetensi yang di perlukan b. Mendapat pengalaman baru yang berharga Pembelajaran yang efektif, meliputi perencanaan, penyajian dan penutupan” sebagai berikut : a) Perencanaan 1. Memulai pertemuan dengan cara dengan tinjauan singkat atau dengan masalah pembuka selera 2. Memulai pelajaran dengan pemberitahuan tujuan dan alasan, secara singkat 3. Menyajikan bahan pelajaran baru sedikit demi sedikit, dan diantara bagian-bagian penyajian yang sedikit itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami, mencobakan, bertanya, dan sebagainya 4. Memberikan petunjuk yang rinci untuk setiap tugas bagi siswa 5. Memeriksa pemahaman siswa dengan jalan mengajukan banyak pertanyaan dan memberikan latihan yang cukup banyak 6. Membolehkan siswa bekerja sama sampai pada tingkat siswa dapat mengerjakan tugas secara mandiri b) Penyajian 1. Pemeriksaan pemahamn oleh siswa dilakukan dengan pemberian tugas kepada siswa. Guru memberikan penjelasan pembuka jalan, kemudian siswa menyelesaikan tugas itu, lalu guru berkeliling memeriksa hasil 20 pembelajaran, memberi bantuan, siswa membuat ringkasan proses langkah-langkah penyelesaian tugas tersebut 2. Pertanyaan diajukan kepada seluruh siswa, siswa diberi waktu cukup untuk memberikan jawaban, baru kemudian salah seorang siswa ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi, akhirnya jawaban ditanyakan kepada siswa lain untuk menilai kebenaran atau ketepatannnya 3. Pada pembelajaran tentang konsep atau prosedur, siswa mengerjakan latihan terbimbing, guru membimbing dengan menguasai siswa bekerja kelompok kecil atau berpasangan untuk “merumuskan jawaban atas latihan itu”, “menyelidiki pola yang mungkin ada”, menyusun strategi yang diperlukan dalam mengerjakan latihan itu”, dan sebagainya. c) Penutup pertemuan 1. Jika sisa waktu tinggal sedikit, digunakan untuk membuat ringkasan dari pelajaran yang baru saja selesai 2. Jika siswa agak banyak jumlahnya dalam satu ruangan, digunakan untuk membicarakan langkah awal dari penyelesaian tugas yang harus dikerjakan di rumah. d). Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah : 1. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik dan tidak membuat siswa, ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai hasil yang tinggi. 2. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan 3. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan 21 4. Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang di pelajari 5. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang antusias Dalam pembelajaran yang menyenangkan seorang siswa tidak akan takut untuk :Salah dan di hukum a. Di tertawakan teman-teman b. Dianggap sepeleh oleh guru atau teman7 Dalam pelaksanaannya, strategi PAIKEM juga memiliki beberapa hambatan-hambatan dilapangan sehingga memungkinkan adanya antisipasi perbaikan kearah yang lebih baik. Hambatan tersebut antara lain : a. Pemanfaatan sumber belajar oleh guru belum optimal b. Belum optimalnya kondisi yang memungkinkan anak dengan bebas menyampaikan ide, gagasan, dan pendapatnya c. Ketika pelaksanaan diskusi kelompok di kelas, guru kurang aktif untuk mendampingi setiap kelompok d. Guru terjebak pada kerumitan skenario pembelajaran Untuk meminimilasi kondisi diatas, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan seperti : 1. Penyerdehanaan skenario pembelajaran 7 Umi Kulsum, implementasi Pendidikan Karakter berbasiss PAIKEM (Srabaya: Gratama Pustaka, 2011), h. 57 22 2. Peningkatan disiplin guru, ketika belajar kelompok guru harus aktif mendampingi dan memeberikan arahan 3. Kepala sekolah mengagendakan pertemuan setiap minggu sekali sebagai media evaluasi pelaksanaan strategi PAIKEM dan yang lain-lain. Dengan berbagai alternatif diatas harapannya mampu memberikan suasana pembelajaran dikelas lebih kondusif dan memudahkan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar di kelas. C. Kerangka Pikir 1. Skema 1 Kerangka Pikir PAIKEM GURU SISWA TUJUAN 1. kemampuan berpikir tahap tinggi 2. berpikir kritis, dan 3. kreatif 2. Prinsip-Prinsip PAIKEM Secara umum prinsip-prinsip PAIKEM dapat diklasifikasikan menjadi: a. Prinsip penggalian tema Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam prinsip penggalian tema yaitu: 23 1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran. 2. Tema harus bermakna, maksudnya adalah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak 4. Tema harus dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak 5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi didalam rentang waktu belajar 6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi) 7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar Dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai berikut: 1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominansi pembicaraan dalam proses belajar mengajar 2. Pemberian tanggung jawab dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok 3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan 24 b. Prinsip evaluasi Dalam hal evaluasi ada beberapa langkah-langkah positif antara lain yang harus diperhatikanguru: 1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation / self assesment) disamping bentuk evaluasi bentuk lainnya 2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai c. Prinsip reaksi Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan kesuatu kesatuan yang utuh dan bermakna.8 3. Karakteristik PAIKEM PAIKEM memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: 1. Berpusat pada siswa (student-centered ), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. 8 Lif Khoiru ahmadi & Sofan Amri, PAIKEM GEMBROT mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan gembira dan berbobot (Jakarta,PT Prestasi Pustakaraya 2011)h. 19 25 2. Memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebuh abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat fleksibel, bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.9 Sesuai dengan singkatan PAIKEM maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi 1. Mengalami (pengalaman belajar), bentuknya antara lain: a. Melakukan pengamatan b. Melakukan percobaan c. Melakukan penyelidikan d. Melakukan wawancara e. Siswa belajar banyak melalui berbuat f. Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera. 2. Komunikasi, bentuknya antara lain: 9 Ibid., h. 29 26 a. Mengemukakan pendapat b. Presentasi laporan c. Memajangkan hasil kerja d. Ungkap gagasan 3. Interaksi, bentuknya antara lain: a. Diskusi b. Tanya jawab c. Lempar lagi pertanyaan d. Kesalahan makna berpeluang terkoreksi e. Makna yang terbangun semakin mantap f. Kualitas hasil belajar meningkat 4. Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan. Karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam meberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi dan transoer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.10 4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM 10 Sidjabat,Teori Belajar Aktif Dalam Pembelajaran Pakem.(online).(http//www.tiranus.net.,diakses 22 Januari 2011) 2011 27 Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu : 1) Memahami sifat yang dimiliki siswa Pada dasarnya siswa memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur bagi perkembangan kedua sifat tersebut. 2) Mengenal siswa secara perorangan Masing-masing siswa atau anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, guru dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal. 3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak/siswa sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugasnya. 4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan 28 kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. 5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk dapat memberi motivasi siswa bekerja lebih baik lagi dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika membahas suatu masalah. 6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) sebagai bahan dan sumber belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, agar siswa menjadi lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat gambar dan lainnya. 7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Umpan balik merupakan interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa dan diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri. Guru harus konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa. Tidak diragukan lagi jika PAIKEM benar-benar dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya maka tujuan pendidikan seperti apa yang diharapkan dalam 29 Undang-Undang yakni membentuk watak dan mengembangkan potensi anak didik akan tercapai.11 5. Model dan Media Pembelajaran Model pembelajaran merupakan rumah atau bingkai dari implementasi suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang di dalamnya terdapat strategi-strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang berpusat pada guru. Dari kedua pendekatan pembelajaran selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang di lakukan dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai goal secara efektif dan efesien. Di dalam strategi pembelajaran terdapat perencanaan-perencanaan yang di buat guru. Pada prinsipnya strategi pembelajaran bersifat konseptual berupa rencana keputusan yang akan di ambil dalam proses pembelajaran. Sementara itu di dalam metode pembelajaran terkait dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara yang di lakukan oleh guru dalam melaksanakn metode pembelajaran. Sebagai contoh pada kelas yang siswanya memiliki orang tua dengan rata-rata ekonomi tinggi, berbeda teknik perlakuannya terhadap siswa dengan rata-rata ekonomi rendah. Adapun dengan penggunaan metode debat perlu di gunakan tekhnik yang berbeda pula, untuk 11 Ibid. 30 kelas yang tergolong aktif di banding dengan kelas yang siswanya mayoritas pasif. Seorang guru dapat berganti-ganti teknik walau dalam kerangka metode pembelajaran yang sama.12 Pembelajaran merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Berikut ini adalah beberapa metode/strategi pembelajaran yang aktif dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar (khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam), diantara metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran terbimbing (Guided Teaching) Dalam teknik ini guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sebuah kategori. Metode pembelajaran terbimbing merupakan selingan yang mengasyikkan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru untuk mengetahui apa yang telah di ketahui dan di pahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak. Prosedur : 1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pernyataan yang menjajaki pemikiran siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki beberapa jawaban. 2. Berikan waktu yang cukup kepada siswa secara berpasangan atau berkelompok untuk membahas jawaban mereka. 12 Herman,Metodologi Pakem.(online).( http//roebyarto.multiply.com., diakses 11 Januari 2012) 2012 31 3. Perintahkan siswa untuk kembali ketempat masing-masing dan catatlah pendapat mereka, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa kategori atau konsep yang berbeda, semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori kecerdasan kinestetika tubuh. 4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini catatlah gagasan yang memberi informasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pembelajaran anda. Variasi 1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah . sebagai gantunya buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum and membandingkannya dengan dengan konsep yang ada dipikiran anda. 2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda. Cermatilah bagaimana siswa dan anda secara barsama bisa memilah-milah gagasan mereka menjadi kategori ysng berguna. b. Strategi pemecahan masalah Adalah satu strategi yang mendorong siswa mengawasi langkah-langkah yan mereka gunakan dalam memecahkan satu masalah. Dengan menganalisis langkah-langkah yang rinci, guru dapat memperoleh informasi yang berharga tentang kecakapan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa-siswa. Prosedur 32 1. Pilihlah satu, dua, atau tiga masalah diamtara masalah-masalah yang telah di pelajari oleh siswa. 2. Pecahkan sendiri (Guru) masalah-masalah itu dan tulis semua langkahlangkah dan prosedur yang di lalui untuk memecahkan masalah itu. (catatan beberapa lama anda menyelesaikan masalah itu). 3. Kalau anda mendapatkan masalah memerlukan waktu yang banyak atau terlalu sulit ganti dengan yang lain. 4. Sewaktu anda mendapatkan satu masalah yang bagus yang dapat anda pecahkan dan dokumentasikan kurang dari tuga puluh menit, berikan mereka kepada siswa. (Asumsikan bahwa siswa akan menyelesaikan sekitar satu jam). 5. Buatlah perintah atau petunjuk kerja dengan sangat jelas. 6. Berikan dan jelaskan evaluasi masalah-masalah kepada siswa. 7. Jelaskan kepada mereka bahwa ini bukan ulangan atau tes atau quiz. 8. Berikan waktu yang layak kepada siswa untuk mengerjakan tugas ini. 9. Setelah siswa mengerjakan tugas, anda mengumpulkannya dan siap melakukan koreksi atau evaluasinya dengan kriteria yang sudah di buat. 10. Setelah dikoreksi anda mengembalikannya kepada siswa. c. Belajar ala permainan Jigsaw (menyusun potongan Gambar) Jigsaw ini merupakan tekhnik yang paling dipraktikkan. Tekhnik ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting yaitu tiap siswa mengajarkan sesuatu. Tiap siswa mempelajari sesuatu 33 yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu. Prosedur 1. Pilihlah materi belajar yang bisa di pecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph, (jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum jam pelajaran). 2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa 3. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok belajar ala Jigsaw, kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok belajar” di kelas. 4. Perintahkan anggota kelompok , ‘Jigsaw’ untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari. 5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat. Variasi 1. Berikan tugas baru , misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota kelompok belajar Jigsaw. 2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan , sebagai alternatif dari pemberian iinformasi kognitif. 34 d. Diskusi Panel Mengungkapkan bahwa “Aktifitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan memberi siswa kesempatan untuk mengenali, menjelaskan dan mengklarifikasi persoalan sembari tetap bisa berparisipasi aktif dengan seluruh siswa”. Prosedur 1. Pilihlah sebuah masalah yang mengandung minat siswa. Sajikan persoalan itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka. 2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi panel. Aturlah mereka dalam bentuk semi lingkaran di depan kelas. 3. Perintahkan siswa untuk duduk dalam tiga sisi dalam situasi sepatu kuda. 4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggungjawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka. 5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan, pisahkan seluruh kelasmenjadi kelompok-kelompok keciluntuk melanjutkan diskusi tentang pertanyaan yang masih ada. Variasi 1. Balikalah urutannya, mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan didikuti dengan diskusi Panel. 2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi. 35 e. Studi kasus bikinan siswa (Student-created case studies) studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metode belajar terbaik. Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh konkret, pelajaran yang bisa dipetik atau diambil, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi semacam itu dimasa mendatang. Prosedur 1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat studu kasus yang bisa dianalisis dan diskusikan oleh siswa lain. 2. Jelaskan bahwa tujuan dari studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu. 3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat studi kasus singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevan dengan materi pelajaran di kelas. 4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain. Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin studi kasus. Variasi 1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus untuk siswa lain . 2. Buatlah beberapa kelompok dalam jumlah genap, pasangkan kelompok untuk bertukar studi kasus. 36 f. Pencarian Informasi Metode ini disamakan dengan ujian open book. Tim-tim dikelas mencari informasi (biasanya yang di ungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metode ini sangat membantu materi yang biasa-biasa saja menjadi menarik. Prosedur 1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat di jawab dengan mencari informasi yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa. 2. Bagikan pertanyaa-pertanyaan tentang topiknya. 3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim-tim kecil. Kompetisi yang bersahabat bisa diwujudkan untuk mendorong partisipasi. 4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabannya guna guna memperluas cakupan pembelajaran.13 Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, secara umum ada 4 klasifikasi yakni: 1. Media Visual Ada beberapa jenis media visual, di antarnya adalah media grafis, media cetak, dan media OHP. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, menjelaskan sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta, sehingga menarik dan mudah diingat orang. Yang termasuk media grafis antara lain : 1. Grafik 13 Khoiri,Pengembangan Model Pembelajaran Pakikem.(online).(http//www.remenmaos.blogspot.com., diakses 12 Januari 2012) 2012 37 2. Diagram 3. Bagan 4. Sketsa 5. Poster 6. Papan flanel 7. Bulletin board 2. Media Audio Media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound affect. Jenis media audio antaranya adalah Radio. 3. Media Audio Visual Media yang penyampain pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan. Salah satu jenis media ini adalah Televisi. 4. Multi media Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya, modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. 6. Tujuan PAIKEM Pembelajaran PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir adalah suatu kecakapan nalar secara beratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, 38 menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian , ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu. D. Hakekat Pendidikan Agama Islam 1. Definisi Pendidikan Agama Islam Usaha pembelajaran Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemecahan, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti kualitas atau kesalehan pribadi itu mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat). Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menciptakan Ukhuwah Islamiah dalam arti luas yaitu Ukhuwah fi al-ubadiyah, Ukhuwah fi alIslamiyah, Ukhuwah fi al-Wathaniyah al-nasab dan Ukhuwah al-Islam.14 Zakiyah Drajat mendefinisikan pendidikan yaitu: Pendidikan Agama Islam adalah dengan melalui ajaran-ajaran Agama Islam yaitu, berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memeahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat kelak.15 Pendapat lain, Omar Muhammmad Al-Tommy al-Syaebani: “Pendidikan Agama Islam diartiakan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses 14 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.76 15 Zakiyah Drajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 86 39 pendidikan”.16 Sehubungan dengan hal tersebut, Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa: “Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Insan Kamil)”.17 Dari beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah merupakan upaya atau usaha dalam membina dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri pribadi-pribadi manusia yang diupayakan seoptimal mungkin sehingga individu mengalami perkembangan yang diinginkan dalam mencapai kepribadian muslim yang harmonis jasmaniyah dan rohaniyah sesuai dengan ajaran Islam menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 2. Landasan Pendidikan Agama Islam Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus sebagai dasar tidak menutup kemungkinan Agama, dalam hal ini Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber atau materi pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dalam pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Hadist). Menetapkan Al-Qur’an dan Hadist sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya di pandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman 16 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 14 17 H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakata: Ciputat pers, 2002), h. 32 40 kemanusiaan, sebagai pedoman dalam Al-Qur’an tidak ada keraguan padanya Qs. Al-Baqarah (2):2 yang berbunyi : Terjemahannya : “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.18 Begitupun dalam QS. Al-Ahzab (33) : 21 yang berbunyi : Terjemahannya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.19 3. Tujuan Pendidikan Islam Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan atau usaha, maka tujuan pendidikan adalah sesuatu yang akan dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Menurut Ali Al-Jumbulati H.M Arifin, mengungkapkan tujuan pendidikan Islam adalah : Setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan Ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran 18 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Intermasa, 1993), h. 8 19 Ibid,h. 670 41 Islam yang bersih dan suci, atau dapat diartikan mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunnah dan fardhu bagi seorang mukallaf.20 Selain itu, Aramai Arif mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah : “Idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap”21. Adapun menurtut Abdurahman Saleh, adalah : Pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah SWT atau sekurang-kurangnya mempersiapkan kejalan yang mengacu kejalan akhir. Tujuan utama khlifah adalah beriman kepada Allah serta patuh dan tunduk kepadanya.22 Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang akan dicapai dengan kegiatan atau usaha-usaha pendidikan salah satunya adalah mampu membersihkan jiwa raga, berakhlaq mulia dan memperbanyak amal shaleh untuk tercapainya kebahagiaan di kemudian hari. Hal ini tentunya selaras dengan tujuan pendidikan. 20 H.M. Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 37 21 Aramai Arif, Pengantar Ilmu Metodelogi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 19 22 Ibid,h. 20