BAB ll - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
menyenangkan)
1. Hakekat Implementasi, PAIKEM
a. Hakekat Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata implementasi diartikan
sebagai penerapan atau pelaksanaan.1
Menurut Syafrudin nurdin,
Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai evaluasi;
Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan
oleh Schubert bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.2
Implementasi dapat diartikan bahwa pengejawantahan dari sebuah
pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, penerapan, pelaksanan,
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, perbuatan tersebut sudah
direncanakan
dan
dibuat
dalam
bentuk
sistem
rekayasa
yang
saling
mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
Sebagai salah satu implikasi dari tuntutan normatif, Udin S. Wiranaputra
mengemukakan bahwa:
Kapasitas dan kinerja guru pada tiap satuan pendidikan perlu dikembangkan
agar dapat memberi layanan pendidikan yang bermutu. Kapasitas dan kinerja
pembelajaran adalah kemampuan guru dalam satuan pendidikan untuk
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-3, (Jakarta, Balai
Pustaka, 2005), h. 427
2
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,Cet. III (Jakarta, Quantum
Teaching, 2005),h.70
11
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan penyempurnaan
program pembelajaran secara utuh dan berkelanjutan sebagai bagian integral
dari perwujudan peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah. Bentuk
peningkatan kapasitas dan kinerja guru melalui kompetensi metodologi
adalah melalui pemahaman dan pelaksanaan metode pembelajaran yang
mampu membangun pembentukan sikap demokratis dan bertanggung jawab.3
B. Hakekat PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan)
1. Definisi pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah suatu akronim yang digunakan dalam konteks
pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK yang berarti Aktif,
Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal dengan sebutan
PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Tetapi
seiring dengan perkembangannya ditambah dengan pengembangan dari
pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang inovatif. Dan sekarang lebih
dikenal dengan PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.
Menurut Syah dan Kariadinata 4
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai:
pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode
tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
3
Pararaja dan Arifin,Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.(online).(http//alone-education.blogspot.com., diakses 27 Desember 2010) 2010
4
Syah dan Kariadinata,Model Pembelajaran
Paikem.(online).(http//www.duniagil.wordpress.com., diakses 12 November 2011) 2011
12
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Adapun maksud dari masing-masing kata PAIKEM yaitu:
a. Aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang
bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning)
kepada siswa.
b. Inovatif, pembelajaran yang mengharuskan guru mengadaptasi model
pembelajaran yang menyenangkan, dan guru juga harus bisa
mengakomodir setiap karakteristik siswa yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar dan
kinestetik.
c. Kreatif, merupakan proses yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativtas siswa selama pembelajaran
berlangsung, engan menggunakan beberapa metode dan strategi yang
bervariasi untuk dapat merangsang kreativitas siswa.
d. Efektif, pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan
pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Siswa harus didorong untuk menfsirkan informasi yang disajikan oleh
guru, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap
materi standar yang harus dikuasai siswa.
13
e. Menyenangkan,
merupakan
suatu
proses
pembelajaran
yang
didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa,
tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan
kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan
yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.5
Berdasarkan pengertian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM)
merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan Aktif
dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai motivator dan
fasilitator, setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau dan setiap
kesulitan yang dihadapi siswa selalu memberi solusi.
Menurut Agustina dan Rahmi,
Secara garis besar Suparlan, menggambarkan PAIKEM sebagai berikut :6
1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi
siswa.
3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru, (Jakarta,05 maret
2011), h.322
6
Agustina dan Rahmi,Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran
PAIKEM.(online).(http//cittiami.blogspot.com., diakses 8 Februari 2011) 2011
14
4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa PAIKEM diantara
guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang
pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus aktif dalam kegiatan belajarmengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin koordinasi
pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu
dipantau oleh guru.
Pembelajaran PAIKEM yang merupakan rekayasa langkah pembelajaran,
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran dapat dikatakan active learning dengan mengandung :
1. Komitmen (keterlekatan pada tugas)
Dalam hal ini, materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk
siswa atau (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat
pribadi (personal).
2. Tanggung Jawab (Responsibility)
Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang kepada siswa
untuk kritis, guru lebih baik banyak mendengar dari pada bicara, menghormati
ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk
menentukan sendiri.
15
3. Motivasi
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan
motivasi instrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul
berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau
orang lain.
Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan
belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student Central
Approach). Active Learning bisa dibangun oleh guru yang gembira, tekun dan
setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif,
terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari
energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang
pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan
mengikuti perkembangan pengetahuan.
Karena itulah, proses pembelajaran harus aktif untuk membangun
makna/pemahaman siswa baik dari pengetahuan maupun pengalaman yang di
alami mereka dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat menciptakan
suasana yang membangkitkan peserta didik terlibat aktif menemukan, mengolah,
dan membangun pengetahuan atau ketrampilan menjadi sebuah konsep baru yang
benar.
Dalam hal ini seorang guru harus aktif dalam :
a. Memberikan umpan balik
b. Mengajukan pertanyaan yang menantang
c. Mendiskusikan gagasan siswa.
16
Di sisi lain, siswa aktif dalam hal :
a. Bertanya/meminta penjelasan
b. Mengemukakan gagasan
c. Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.
b). Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran Inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan
apabila dilakukan dengna cara mengintegrasi media/alat bantu terutama yang
berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga
membangun rasa percaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif yang patut
dipertimbangkan.
Selain
itu
proses
pembelajaran
yang
berlangsung
harus
dapat
memunculkan ide-ide baru yang positif dan lebih dari sebelumnya. Guru berperan
sebagai fasilitator untuk membantu siswa memunculkan banyak alternatif
pemecahan masalah.
Dalam hal ini seorang guru bertindak Inovatif dalam hal :
1.
Menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat
2.
Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai dan
berbeda-beda dengan gaya baru.
3.
Menggunakan perangkat teknologi maju
Memodikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan.
Di sisi lain, siswa pun bertindak Inovatif dalam hal :
17
1. Mengikuti pembelajaran Inovatif dengan aturan yang berlaku
2. Berupaya mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan
c). Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
kreatif
adalah
kemampuan
untuk
menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistic
lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Memiliki
kemampuan untuk menciptakan. Dirancang mensimulasikan imajinasi, kreatifitas
adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk
memberi gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas,
ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.
Karena itu dalam pembelajaran kreatif yang berlangsung guru harus dapat
mengembangkan kreativitas siswa, potensi belajar dan rasa ingin tahu. Guru
dituntut dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam yang mampu
membangkitkan potensi belajar dan imajinasi. Selain itu guru juga harus membuat
pertanyaan yang menarik sehingga siswa merasa penasaran untuk menemukan
jawabannya.
Dalam hal ini seorang guru harus mampu dalam :
1. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam
2. Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana
Di sisi lain, siswa pun kreatif dalam hal :
1. Merancang/membuat sesuatu
18
2. Menulis/mengarang
d). Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective/berhasil) jika mencapai
sasaran atau minimal kompetensi dasar yang telah di tetapkan. Di samping itu,
yang juga penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang “didapatkan”
siswa. Guru pun diharapkan memperoleh “pengalaman baru” sebagai hasil
interaksi dua arah dengan siswanya.
Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada
setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini
bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang
dilakukan guru dan siswa, serta di dukung oleh data catatan guru. Hal ini sejalan
dengan kebijakan penilaian berbasis kelas atau penilaian authentic yang lebih
menekankan pada penilaian proses selain penilaian hasil belajar.
Seorang guru dikatakan dapat mengajar dengan efektif apabila :
1. Menguasai materi yang diajarkan
2. Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh
3. Menghargai siswa dan memotivasi siswa
4. Memahami tujuan pembelajaran
5. Mengajarkan ketrampilan pemecahan masalah
6. Menggunakan metode yang bervariasi
7. Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca
8. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu
9. Melaksanankan penilaian yang tepat dan benar
19
Di sisi lain, siswa menjadi pebelajar yang efektif dalam arti :
a. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan atau kompetensi yang di
perlukan
b. Mendapat pengalaman baru yang berharga
Pembelajaran yang efektif, meliputi perencanaan, penyajian dan
penutupan” sebagai berikut :
a) Perencanaan
1. Memulai pertemuan dengan cara dengan tinjauan singkat atau dengan
masalah pembuka selera
2. Memulai pelajaran dengan pemberitahuan tujuan dan alasan, secara
singkat
3. Menyajikan bahan pelajaran baru sedikit demi sedikit, dan diantara
bagian-bagian penyajian yang sedikit itu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memahami, mencobakan, bertanya, dan sebagainya
4. Memberikan petunjuk yang rinci untuk setiap tugas bagi siswa
5. Memeriksa pemahaman siswa dengan jalan mengajukan banyak
pertanyaan dan memberikan latihan yang cukup banyak
6. Membolehkan siswa bekerja sama sampai pada tingkat siswa dapat
mengerjakan tugas secara mandiri
b) Penyajian
1. Pemeriksaan pemahamn oleh siswa dilakukan dengan pemberian tugas
kepada siswa. Guru memberikan penjelasan pembuka jalan, kemudian
siswa menyelesaikan tugas itu, lalu guru berkeliling memeriksa hasil
20
pembelajaran, memberi bantuan, siswa membuat ringkasan proses
langkah-langkah penyelesaian tugas tersebut
2. Pertanyaan diajukan kepada seluruh siswa, siswa diberi waktu cukup
untuk memberikan jawaban, baru kemudian salah seorang siswa ditunjuk
secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi, akhirnya jawaban ditanyakan
kepada siswa lain untuk menilai kebenaran atau ketepatannnya
3. Pada pembelajaran tentang konsep atau prosedur, siswa mengerjakan
latihan terbimbing, guru membimbing dengan menguasai siswa bekerja
kelompok kecil atau berpasangan untuk “merumuskan jawaban atas
latihan itu”, “menyelidiki pola yang mungkin ada”, menyusun strategi
yang diperlukan dalam mengerjakan latihan itu”, dan sebagainya.
c) Penutup pertemuan
1. Jika sisa waktu tinggal sedikit, digunakan untuk membuat ringkasan dari
pelajaran yang baru saja selesai
2. Jika siswa agak banyak jumlahnya dalam satu ruangan, digunakan untuk
membicarakan langkah awal dari penyelesaian tugas yang harus
dikerjakan di rumah.
d). Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah :
1. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang
(stress), aman, menarik dan tidak membuat siswa, ragu melakukan sesuatu
meskipun keliru untuk mencapai hasil yang tinggi.
2. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan
3. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan
21
4. Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik
untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang di
pelajari
5. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar
bersama dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan
dukungan yang antusias
Dalam pembelajaran yang menyenangkan seorang siswa tidak akan takut
untuk :Salah dan di hukum
a. Di tertawakan teman-teman
b. Dianggap sepeleh oleh guru atau teman7
Dalam pelaksanaannya, strategi PAIKEM juga memiliki beberapa
hambatan-hambatan dilapangan sehingga memungkinkan adanya antisipasi
perbaikan kearah yang lebih baik. Hambatan tersebut antara lain :
a. Pemanfaatan sumber belajar oleh guru belum optimal
b. Belum optimalnya kondisi yang memungkinkan anak dengan bebas
menyampaikan ide, gagasan, dan pendapatnya
c. Ketika pelaksanaan diskusi kelompok di kelas, guru kurang aktif untuk
mendampingi setiap kelompok
d. Guru terjebak pada kerumitan skenario pembelajaran
Untuk meminimilasi kondisi diatas, ada beberapa alternatif yang bisa
dilakukan seperti :
1. Penyerdehanaan skenario pembelajaran
7
Umi Kulsum, implementasi Pendidikan Karakter berbasiss PAIKEM (Srabaya: Gratama Pustaka,
2011), h. 57
22
2. Peningkatan disiplin guru, ketika belajar kelompok guru harus aktif
mendampingi dan memeberikan arahan
3. Kepala sekolah mengagendakan pertemuan setiap minggu sekali sebagai
media evaluasi pelaksanaan strategi PAIKEM dan yang lain-lain.
Dengan berbagai alternatif diatas harapannya mampu memberikan suasana
pembelajaran dikelas lebih kondusif dan memudahkan guru dalam menjalankan
proses belajar mengajar di kelas.
C. Kerangka Pikir
1. Skema 1 Kerangka Pikir
PAIKEM
GURU
SISWA
TUJUAN
1. kemampuan berpikir tahap tinggi
2. berpikir kritis, dan
3. kreatif
2. Prinsip-Prinsip PAIKEM
Secara umum prinsip-prinsip PAIKEM dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Prinsip penggalian tema
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam prinsip penggalian
tema yaitu:
23
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya adalah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
4. Tema harus dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi didalam rentang waktu belajar
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
serta harapan masyarakat (asas relevansi)
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar
Dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai
berikut:
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominansi
pembicaraan dalam proses belajar mengajar
2. Pemberian tanggung jawab dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok
3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam perencanaan
24
b. Prinsip evaluasi
Dalam hal evaluasi ada beberapa langkah-langkah positif antara lain yang
harus diperhatikanguru:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self
evaluation / self assesment) disamping bentuk evaluasi bentuk lainnya
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang akan dicapai
c. Prinsip reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara
sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar
mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara
tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam
semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan kesuatu
kesatuan yang utuh dan bermakna.8
3. Karakteristik PAIKEM
PAIKEM memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:
1. Berpusat pada siswa (student-centered ), hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
8
Lif Khoiru ahmadi & Sofan Amri, PAIKEM GEMBROT mengembangkan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan gembira dan berbobot (Jakarta,PT Prestasi Pustakaraya
2011)h. 19
25
2. Memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebuh abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Bersifat fleksibel, bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
6.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.9
Sesuai dengan singkatan PAIKEM maka pembelajaran yang berfokus
pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks
ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi
1. Mengalami (pengalaman belajar), bentuknya antara lain:
a. Melakukan pengamatan
b. Melakukan percobaan
c. Melakukan penyelidikan
d. Melakukan wawancara
e. Siswa belajar banyak melalui berbuat
f. Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Komunikasi, bentuknya antara lain:
9
Ibid., h. 29
26
a.
Mengemukakan pendapat
b.
Presentasi laporan
c.
Memajangkan hasil kerja
d.
Ungkap gagasan
3. Interaksi, bentuknya antara lain:
a.
Diskusi
b.
Tanya jawab
c.
Lempar lagi pertanyaan
d.
Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
e.
Makna yang terbangun semakin mantap
f.
Kualitas hasil belajar meningkat
4. Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan.
Karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan
kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun
gagasan.
Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru
bertanggung jawab dalam meberikan situasi yang mendorong prakarsa,
motivasi, perhatian, persepsi, retensi dan transoer dalam belajar, sebagai
bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.10
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
10
Sidjabat,Teori Belajar Aktif Dalam Pembelajaran
Pakem.(online).(http//www.tiranus.net.,diakses 22 Januari 2011) 2011
27
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu :
1) Memahami sifat yang dimiliki siswa Pada dasarnya siswa memiliki sifat
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal
dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga
subur bagi perkembangan kedua sifat tersebut.
2) Mengenal siswa secara perorangan Masing-masing siswa atau anak berasal
dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal
kemampuan anak, guru dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga belajar anak menjadi optimal.
3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai
makhluk sosial, anak/siswa sejak kecil secara alami bermain berpasangan
atau
berkelompok.
Perilaku
ini
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan memudahkan
mereka
untuk
saling
berinteraksi
dan
bertukar
pikiran
dalam
menyelesaikan tugasnya.
4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan
memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan
28
kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis
berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena
itu
tugas
guru
adalah
mengembangkannya
dengan
sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk dapat memberi motivasi
siswa bekerja lebih baik lagi dan menimbulkan inspirasi bagi siswa
lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika membahas
suatu masalah.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik,
sosial, atau budaya) sebagai bahan dan sumber belajar perlu dimanfaatkan
oleh guru, agar siswa menjadi lebih senang, dapat mengembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat
gambar dan lainnya.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Umpan balik merupakan interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa dan
diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri. Guru harus
konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa.
Tidak diragukan lagi jika PAIKEM benar-benar dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya maka tujuan pendidikan seperti apa yang diharapkan dalam
29
Undang-Undang yakni membentuk watak dan mengembangkan potensi anak
didik akan tercapai.11
5. Model dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan rumah atau bingkai dari implementasi
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang di dalamnya
terdapat strategi-strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang
berpusat pada guru.
Dari kedua pendekatan pembelajaran selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang di lakukan dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
dapat mencapai goal secara efektif dan efesien. Di dalam strategi pembelajaran
terdapat perencanaan-perencanaan yang di buat guru. Pada prinsipnya strategi
pembelajaran bersifat konseptual berupa rencana keputusan yang akan di ambil
dalam proses pembelajaran.
Sementara itu di dalam metode pembelajaran terkait dengan teknik
pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara yang di lakukan oleh guru
dalam melaksanakn metode pembelajaran. Sebagai contoh pada kelas yang
siswanya memiliki orang tua dengan rata-rata ekonomi tinggi, berbeda teknik
perlakuannya terhadap siswa dengan rata-rata ekonomi rendah. Adapun dengan
penggunaan metode debat perlu di gunakan tekhnik yang berbeda pula, untuk
11
Ibid.
30
kelas yang tergolong aktif di banding dengan kelas yang siswanya mayoritas
pasif. Seorang guru dapat berganti-ganti teknik walau dalam kerangka metode
pembelajaran yang sama.12
Pembelajaran merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal
balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Berikut ini
adalah beberapa metode/strategi pembelajaran yang aktif dapat di gunakan dalam
proses belajar mengajar (khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam),
diantara metode-metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran terbimbing (Guided Teaching)
Dalam teknik ini guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka
dan kemudian memilah-milahnya menjadi sebuah kategori. Metode pembelajaran
terbimbing merupakan selingan yang mengasyikkan di sela-sela cara pengajaran
biasa. Cara ini memungkinkan guru untuk mengetahui apa yang telah di ketahui
dan di pahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode
ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
Prosedur :
1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pernyataan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa jawaban.
2. Berikan waktu yang cukup kepada siswa secara berpasangan atau
berkelompok untuk membahas jawaban mereka.
12
Herman,Metodologi Pakem.(online).( http//roebyarto.multiply.com., diakses 11 Januari 2012)
2012
31
3. Perintahkan siswa untuk kembali ketempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa kategori
atau konsep yang berbeda, semisal “kemampuan membuat mesin” pada
kategori kecerdasan kinestetika tubuh.
4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan.
Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan
poin-poin ini catatlah gagasan yang memberi informasi tambahan bagi
poin pembelajaran dari pembelajaran anda.
Variasi
1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah .
sebagai gantunya buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum and
membandingkannya dengan dengan konsep yang ada dipikiran anda.
2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermatilah bagaimana siswa dan anda secara barsama bisa memilah-milah
gagasan mereka menjadi kategori ysng berguna.
b. Strategi pemecahan masalah
Adalah satu strategi yang mendorong siswa mengawasi langkah-langkah
yan mereka gunakan dalam memecahkan satu masalah. Dengan menganalisis
langkah-langkah yang rinci, guru dapat memperoleh informasi yang berharga
tentang kecakapan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa-siswa.
Prosedur
32
1. Pilihlah satu, dua, atau tiga masalah diamtara masalah-masalah yang telah
di pelajari oleh siswa.
2. Pecahkan sendiri (Guru) masalah-masalah itu dan tulis semua langkahlangkah dan prosedur yang di lalui untuk memecahkan masalah itu.
(catatan beberapa lama anda menyelesaikan masalah itu).
3. Kalau anda mendapatkan masalah memerlukan waktu yang banyak atau
terlalu sulit ganti dengan yang lain.
4. Sewaktu anda mendapatkan satu masalah yang bagus yang dapat anda
pecahkan dan dokumentasikan kurang dari tuga puluh menit, berikan
mereka kepada siswa. (Asumsikan bahwa siswa akan menyelesaikan
sekitar satu jam).
5. Buatlah perintah atau petunjuk kerja dengan sangat jelas.
6. Berikan dan jelaskan evaluasi masalah-masalah kepada siswa.
7. Jelaskan kepada mereka bahwa ini bukan ulangan atau tes atau quiz.
8. Berikan waktu yang layak kepada siswa untuk mengerjakan tugas ini.
9. Setelah siswa mengerjakan tugas, anda mengumpulkannya dan siap
melakukan koreksi atau evaluasinya dengan kriteria yang sudah di buat.
10. Setelah dikoreksi anda mengembalikannya kepada siswa.
c. Belajar ala permainan Jigsaw (menyusun potongan Gambar)
Jigsaw ini merupakan tekhnik yang paling dipraktikkan. Tekhnik ini
serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan
penting yaitu tiap siswa mengajarkan sesuatu. Tiap siswa mempelajari sesuatu
33
yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk
kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu.
Prosedur
1. Pilihlah materi belajar yang bisa di pecah menjadi beberapa bagian.
Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph,
(jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka
sebelum jam pelajaran).
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa
3. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok belajar ala
Jigsaw, kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok belajar”
di kelas.
4. Perintahkan anggota kelompok , ‘Jigsaw’ untuk mengajarkan satu sama
lain apa yang telah mereka pelajari.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka
membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman
yang akurat.
Variasi
1. Berikan tugas baru , misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang
didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota kelompok
belajar Jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan , sebagai
alternatif dari pemberian iinformasi kognitif.
34
d. Diskusi Panel
Mengungkapkan bahwa “Aktifitas ini merupakan cara yang baik untuk
menstimulasi diskusi dan memberi siswa kesempatan untuk mengenali,
menjelaskan
dan
mengklarifikasi
persoalan
sembari
tetap
bisa
berparisipasi aktif dengan seluruh siswa”.
Prosedur
1. Pilihlah sebuah masalah yang mengandung minat siswa. Sajikan persoalan
itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.
2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi
panel. Aturlah mereka dalam bentuk semi lingkaran di depan kelas.
3. Perintahkan siswa untuk duduk dalam tiga sisi dalam situasi sepatu kuda.
4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan
tanggungjawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang
lain membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi
mereka.
5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan, pisahkan seluruh
kelasmenjadi kelompok-kelompok keciluntuk melanjutkan diskusi tentang
pertanyaan yang masih ada.
Variasi
1. Balikalah urutannya, mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan didikuti
dengan diskusi Panel.
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.
35
e.
Studi kasus bikinan siswa (Student-created case studies)
studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metode belajar terbaik.
Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi
atau contoh konkret, pelajaran yang bisa dipetik atau diambil, serta cara-cara
menangani atau menghindari situasi semacam itu dimasa mendatang.
Prosedur
1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk
membuat studu kasus yang bisa dianalisis dan diskusikan oleh siswa lain.
2. Jelaskan bahwa tujuan dari studi kasus adalah mempelajari sebuah topik
dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik
itu.
3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat
studi kasus singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan
atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevan dengan materi
pelajaran di kelas.
4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya
kepada siswa lain. Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin
studi kasus.
Variasi
1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan
studi kasus untuk siswa lain .
2. Buatlah beberapa kelompok dalam jumlah genap, pasangkan kelompok
untuk bertukar studi kasus.
36
f. Pencarian Informasi
Metode ini disamakan dengan ujian open book. Tim-tim dikelas mencari
informasi (biasanya yang di ungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang
menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metode ini sangat membantu
materi yang biasa-biasa saja menjadi menarik.
Prosedur
1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat di jawab dengan mencari
informasi yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda
bagikan kepada siswa.
2. Bagikan pertanyaa-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim-tim kecil.
Kompetisi yang bersahabat bisa diwujudkan untuk mendorong partisipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabannya guna guna
memperluas cakupan pembelajaran.13
Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, secara umum ada 4 klasifikasi
yakni:
1.
Media Visual
Ada beberapa jenis media visual, di antarnya adalah media grafis, media
cetak, dan media OHP. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta,
ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan
simbol/gambar.
Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, menjelaskan sajian
ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta, sehingga menarik dan mudah diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain :
1. Grafik
13
Khoiri,Pengembangan Model Pembelajaran
Pakikem.(online).(http//www.remenmaos.blogspot.com., diakses 12 Januari 2012) 2012
37
2. Diagram
3. Bagan
4. Sketsa
5. Poster
6. Papan flanel
7. Bulletin board
2.
Media Audio
Media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera
pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound affect. Jenis
media audio antaranya adalah Radio.
3.
Media Audio Visual
Media yang penyampain pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran
dan indera penglihatan. Salah satu jenis media ini adalah Televisi.
4.
Multi media
Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya,
modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.
6. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan
berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berpikir kreatif.
Berpikir adalah suatu kecakapan nalar secara beratur, kecakapan sistematis
dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan,
38
menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan
mental untuk meningkatkan kemurnian , ketajaman pemahaman dalam
mengembangkan sesuatu.
D. Hakekat Pendidikan Agama Islam
1. Definisi Pendidikan Agama Islam
Usaha pembelajaran Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemecahan, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam dari peserta didik,
disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga sekaligus untuk
membentuk kesalehan sosial. Dalam arti kualitas atau kesalehan pribadi itu
mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya
(bermasyarakat). Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menciptakan
Ukhuwah Islamiah dalam arti luas yaitu Ukhuwah fi al-ubadiyah, Ukhuwah fi alIslamiyah, Ukhuwah fi al-Wathaniyah al-nasab dan Ukhuwah al-Islam.14
Zakiyah Drajat mendefinisikan pendidikan yaitu:
Pendidikan Agama Islam adalah dengan melalui ajaran-ajaran Agama Islam
yaitu, berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memeahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun
akhirat kelak.15
Pendapat lain, Omar Muhammmad Al-Tommy al-Syaebani: “Pendidikan
Agama Islam diartiakan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadinya atau kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
14
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.76
15
Zakiyah Drajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 86
39
pendidikan”.16
Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
Ahmad
D.
Marimba
mengemukakan bahwa: “Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Insan Kamil)”.17
Dari beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Agama Islam adalah merupakan upaya atau usaha dalam membina
dan
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri pribadi-pribadi manusia
yang diupayakan seoptimal mungkin sehingga individu mengalami perkembangan
yang diinginkan dalam mencapai kepribadian muslim yang harmonis jasmaniyah
dan rohaniyah sesuai dengan ajaran Islam menuju kepada kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
2. Landasan Pendidikan Agama Islam
Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus sebagai dasar tidak menutup
kemungkinan Agama, dalam hal ini Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist sebagai
sumber atau materi pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dasar yang
terpenting dalam pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
(Hadist).
Menetapkan Al-Qur’an dan Hadist sebagai dasar pendidikan Islam bukan
hanya di pandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata.
Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat
diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman
16
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 14
17
H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakata: Ciputat pers, 2002), h. 32
40
kemanusiaan, sebagai pedoman dalam Al-Qur’an tidak ada keraguan padanya Qs.
Al-Baqarah (2):2 yang berbunyi :
    
    
Terjemahannya : “Kitab
(Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya: petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.18
Begitupun dalam QS. Al-Ahzab (33) : 21 yang berbunyi :


















Terjemahannya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.19
3. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan atau usaha, maka tujuan
pendidikan adalah sesuatu yang akan dicapai dengan kegiatan atau usaha
pendidikan. Menurut Ali Al-Jumbulati H.M Arifin, mengungkapkan tujuan
pendidikan Islam adalah :
Setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan Ilham
keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran
18
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Intermasa, 1993), h. 8
19
Ibid,h. 670
41
Islam yang bersih dan suci, atau dapat diartikan mempertemukan diri pribadi
terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak
dan kewajiban, sunnah dan fardhu bagi seorang mukallaf.20
Selain itu, Aramai Arif mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah :
“Idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai
dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara
bertahap”21. Adapun menurtut Abdurahman Saleh, adalah :
Pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah
SWT atau sekurang-kurangnya mempersiapkan kejalan yang mengacu
kejalan akhir. Tujuan utama khlifah adalah beriman kepada Allah serta patuh
dan tunduk kepadanya.22
Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang akan dicapai dengan
kegiatan atau usaha-usaha pendidikan salah satunya adalah mampu membersihkan
jiwa raga, berakhlaq mulia dan memperbanyak amal shaleh untuk tercapainya
kebahagiaan di kemudian hari. Hal ini tentunya selaras dengan tujuan pendidikan.
20
H.M. Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 37
21
Aramai Arif, Pengantar Ilmu Metodelogi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 19
22
Ibid,h. 20
Download