Penggunaan Schreibübungen pada Jejaring Sosial Livemocha sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa Offering A Angkatan 2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Elysa Setyaning Hati Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M.Hum. Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan Schreibübungen pada jejaring sosial Livemocha sebagai sarana belajar mandiri mahasiswa offering A angkatan 2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Data yang digunakan adalah analisis 28 hasil karangan dari 10 mahasiswa offering A beserta koreksi dari pengguna lain Livemocha dan angket. Hasil penelitian adalah: (1) selama kurun waktu 2 bulan terdapat 15 dari 20 mahasiswa telah menjadi anggota jejaring sosial Livemocha, namun hanya 10 mahasiswa yang mengerjakan latihan menulis yang disajikan, (2) hasil karangan beserta koreksi menunjukkan terdapat kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menulis, antara lain kesalahan penulisan dan tata bahasa, serta pemilihan kata yang kurang tepat pada suatu konteks tertentu, dan (3) terdapat hasil koreksi yang kurang tepat dari korektor. Hasil analisis angket menunjukkan mahasiswa berpendapat jejaring sosial ini menarik, menyenangkan, dan dapat membantu mereka menambah pengetahuan kosa kata dan gramatika. Namun demikian, jejaring sosial ini memiliki kelemahan yang meliputi: (1) prosedur penggunaan kurang dimengerti mahasiswa, (2) terdapat pengulangan pada materi dan latihan yang disajikan, dan (3) terdapat karangan yang tidak dikoreksi pengguna lain jejaring sosial tersebut. Kata kunci: jejaring sosial Livemocha, belajar mandiri, menulis ABSTRACT: This observation has the purpose of describing the implementation of the writing exercises in the social network Livemocha as a media of independent study for the students of class A of year 2011, German language department, State University of Malang. The data of this observation derives from 28 essays from 10 students and the corrections made to them by correctors. Analysis of the data reveals that: (1) after two months, 15 out of the 20 students had joined the social network Livemocha, nevertheless, only 10 of them had worked on the writing comprehension exercises, (2) based on these essays and their corrections, it is apparent that the students had made writing mistakes, such as mistakes in orthography and grammar, and unsuitable dictions, (3) the essays were, sometimes, inappropriately corrected by the correctors. The questionnaire results show that this social network is interesting, fun, and helps the students to increase their knowledge of Vocabulary and Grammar. This is due to the interaction among the users of this social network. Nevertheless this media has some weak points, which are: (1) the procedure is not fully understood by the students, (2) there are repetitions in materials and exercises, and (3) there are essays, which are not corrected by the other users of Livemocha. Keywords: social network Livemocha, independent study, writing Suatu kelas terdiri atas berbagai pembelajar dengan tipe belajar yang berbeda. Hal ini menyebabkan proses penerimaan materi bagi setiap siswa tidak sama, sehingga sangat wajar, jika pembelajar mengalami kesulitan selama mengikuti kegiatan belajar di kelas. Salah satu bukti adalah kesulitan yang dialami mahasiswa offering A angkatan 2011 selama mengikuti matakuliah Deutsch I. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa mereka mengalami kesulitan, terutama pada keterampilan menulis. Oleh karena itu, materi dan latihan tambahan di luar jam pelajaran di dalam kelas sangat dibutuhkan, agar mahasiswa dapat belajar lebih optimal dan tidak selalu bergantung kepada dosen. Pembelajaran bahasa Jerman bertujuan agar pembelajar dapat berkomunikasi dalam bahasa Jerman. Sementara itu dalam komunikasi terdapat empat aspek yang berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipelajari secara terpisah. Aspek-aspek tersebut adalah keterampilan menyimak (Hörverstehen), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Leseverstehen), dan menulis (Schreibfertigkeit). Dalam keterampilan menulis pembelajar dituntut untuk dapat memproduksi suatu teks tertulis dengan tema tersentu. Kegiatan menulis (Schreiben) merupakan kegiatan yang melibatkan kegiatan-kegiatan dengan tingkat kognitif tinggi, antara lain pertimbangan isi tulisan, penyusunan teks berdasarkan kaidah tertentu, dan kontrol terhadap kesalahan yang mungkin terdapat pada tulisan tersebut (Storch, 2008:248). Oleh karena itu, kesalahan pada proses belajar bahasa asing pasti dialami oleh pembelajar. Kesalahan berbahasa terbagi atas beberapa jenis. Salah satu pembagian jenis kesalahan adalah berdasarkan taksonomi kategori linguistik. Unsur-unsur yang termasuk pada kategori tesebut adalah: (1) fonologi, yang mencakup ejaan pada bahasa tulis, (2) morfologi, yang mencakup perfiks, sufiks, dan perulangan kata, dan (3) sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, dan kalimat, serta (4) leksikon atau pilihan kata (Tarigan, 1988:325). Setelah mengetahui kesalahan yang dilakukan pembelajar, pengajar perlu memberikan reaksi berupa koreksi atau pembetulan terhadap kesalahan-kesalahan tersebut. Hal ini bertujuan agar kesalahan yang dilakukan pembelajar tidak akan terulang lagi di masa mendatang (Henrici/Herlemann dalam Huneke, 2010:228). Oleh karena itu, latihan-latihan menulis diperlukan agar pembelajar mampu mengatasi kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran. Latihan-latihan tersebut dapat dilaksanakan di dalam kelas dengan bantuan pengajar ataupun berupa tugas untuk dikerjakan di luar jam tatap muka yang tersedia. Bentuk penugasan tersebut dikenal dengan nama model belajar mandiri. Model belajar mandiri dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan tingkat kemampuan setiap pembelajar di dalam kelas, yang menyebabkan proses penerimaan setiap pembelajar juga berbeda. Pada model pembelajaran ini pembelajar diberi kesempatan dan keleluasaan untuk belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dan gaya belajar masing-masing (Sagala, 2005: 185). Namun demikian pengajar tetap diperlukan sebagai pengarah kegiatan belajar mandiri yang dilakukan oleh pembelajar. Secara umum tujuan dari model belajar mandiri adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik lebih banyak jika dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas (Sagala, 2005: 185). Model belajar mandiri perlu didukung dengan media, agar materi pembelajaran lebih mudah tersampaikan kepada pembelajar. Salah satu media yang sesuai untuk digunakan pada model pembelajaran ini adalah media berbasis jaringan. Hal tersebut dikarenakan oleh media jenis ini dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu antara pengajar dan pembelajar. media Selain itu media pembelajaran berbasis jaringan memberikan layanan lebih beragam, menarik, dinamis, dan menyenangkan (Sustina, 2008:7). Salah satu media pembelajaran berbasis jaringan yang dapat mendukung proses pembelajaran bahasa Jerman adalah jejaring sosial Livemocha. Livemocha merupakan komunitas belajar bahasa asing online terbesar di dunia. Di dalam jejaring sosial ini disajikan berbagai materi pembelajaran bahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Jerman. Kelebihan dari jejaring sosial ini adalah pengguna akun bebas memilih, memulai, ataupun mengulangi materi dan latihan sesuai dengan keinginan serta kemampuan yang dimilikinya. Selain itu terdapat interaksi di antara para pengguna akun, sehingga proses belajar lebih menarik (Livemocha, 2012). Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penggunaan Schreibübungen pada jejaring sosial Livemocha sebagai sarana belajar mandiri mahasiswa offering A angkatan 2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi dosen, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya. 2 METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 mahasiswa offering A angkatan 2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Sementara itu, data yang digunakan oleh peneliti adalah hasil karangan mahasiswa pada latihan menulis tingkat Deutsch 101 dan 102 yang terdapat dalam jejaring sosial Livemocha beserta hasil koreksi dari pengguna lain jejaring sosial tersebut dan angket. Hasil analisis yang dilakukan peneliti divalidasi dengan triangulasi. Jenis triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber dan penyidik. HASIL Dalam kurun waktu 2 bulan terdapat 15 dari mahasiswa telah memiliki akun dalam jejaring sosial Livemocha. Namun demikian, dari 15 mahasiswa tersebut hanya 10 orang yang telah mengerjakan latihan-latihan menulis yang disajikan pada tingkat Deutsch 101 dan 102. Dari 10 mahasiswa tersebut terkumpul 28 karangan dengan rincian sebagai berikut: (1) Latihan dengan tema Stelle dich vor sejumlah 9 buah karangan. (2) Latihan dengan tema In den Urlaub fahren sejumlah 9 buah karangan. (3) Latihan dengan tema Beschreibung von Leuten sejumlah 4 buah karangan. (4) Latihan dengan tema Objekte beschreiben sejumlah 2 buah karangan. (5) Latihan dengan tema Beschreibung von Gegenständen pada tingkat Deutsch 101; Einheit 1; Lektion 5 sejumlah 1 buah karangan. (6) Latihan dengan tema Beschreibung von Gegenständen pada tingkat Deutsch 101; Einheit 2; Lektion 1 sejumlah 1 buah karangan. (7) Latihan dengan tema Berufe sejumlah 1 buah karangan. (8) Latihan dengan tema Transportmittel sejumlah 1 buah karangan. Dari hasil karangan tersebut ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menulis. Kesalahan-kesalahan tersebut telah dikoreksi oleh pengguna lain jejaring sosial Livemocha (penutur asli bahasa Jerman dan teman sejawat). Namun demikian, terdapat pula karangan yang tidak mendapat respon dari pengguna lain. Berdasarkan penilaian para korektor, hasil karangan mahasiswa rata-rata baik, mudah dimengerti, namun masih terdapat sedikit kesalahan.Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: (1) Kesalahan penulisan atau Rechtschreibung, contohnya terdapat pada kalimat “hallo, mein name ist Desviari.” Pada kalimat tersebut kata “name“ merupakan kata benda atau Nomen. Dalam bahasa Jerman semua kata benda harus ditulis dengan huruf kapital. Korektor telah memberi pembetulan, sehingga kalimat yang benar adalah “ hallo, mein Name ist Desviari.“ (2) Pemilihan kata (Wortwahl) yang kurang sesuai dengan konteks tertentu. Contohnya adalah kalimat „Sie ist hoch und dünn.“. Pada kalimat tersebut mahasiswa bermaksud mendeskripsikan ciri tubuh seseorang, yakni tinggi dan kurus. Namun demikian, pemilihan kata „hoch“ untuk mendeskripsikan ciri „tinggi“ tidak sesuai dengan konteks. Pilihan kata (Wortwahl) yang tepat seharusnya adalah „groß“. Oleh karena itu korektor memberi pembetulan, sehingga kalimat yang benar adalah „Sie ist groß und dünn.“ (3) Kesalahan tata bahasa (Grammatik), contohnya terdapat pada kalimat „ Meine Rufname ist Rossy.“ Pada kalimat tersebut terdapat struktur deklinasi pada kata milik (Posessivpronomen) „mein“ yang diikuti oleh kata benda berartikel „der Name“. Korektor telah memberi pembetulan, sehingga kalimat yang benar adalah „Mein Rufname ist Rossy.“ 3 Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat hasil koreksi dari pengguna lain jejaring sosial tersebut. Salah satu contohnya terdapat pada kalimat mahasiswa „Tokyo ist mein Lieblingsstadt.“ Pada kalimat tersebut terdapat dua kesalahan, yakni kesalahan penulisan „Tokyo“, yang seharusnya dalam bahasa Jerman ditulis „Tokio“. Kesalahan kedua adalah deklinasi pada kata milik yang di belakangya terdapat kata „mein Lieblingsstadt“, yang seharusnya ditulis „meine Lieblingsstadt“. Korektor pada karangan tersebut hanya memberi pembetulan pada kesalahan kedua, sehingga kalimat pembetulan yang ditulis korektor adalah „Tokyo ist meine Lieblingsstadt.“. Namun demikian, kalimat yang sesiau kaidah bahasa Jerman seharusnya adalah „Tokio ist meine Lieblingsstadt.“. Hasil angket mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa berpendapat jejaring sosial Livemocha menarik, karena jejaring sosial ini dapat membantu mahasiswa menambah pengetahuan tentang tata bahasa dan kosa kata dalam bahasa Jerman. Namun demikian, terdapat kekurangan dari jejaring sosial Livemocha. Kekurangan-kekurangan tersebut adalah: (1) prosedur penggunaan kurang dimengerti mahasiswa, (2) terdapat pengulangan materi dan latihan yang disajikan, dan (3) terdapat hasil karangan yang tidak dikoreksi oleh pengguna lain jejaring sosial tersebut. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa berhasil melakukan model belajar mandiri dengan menggunakan media jejaring sosial Livemocha. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa bebas memilih tema dipelajari dan latihan yang dikerjakan dalam jejaring sosial tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sagala (2005: 185), yang menyatakan daam model belajar mandiri pembelajar diberi kebebasan untuk belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Melalui latihan-latihan yang disajikan di dalam jejaring sosial Livemocha, mahasiswa mampu melatih keterampilan menulis dengan cara memproduksi teks singkat dengan tema sehari-hari, misalnya tema Stelle dich vor, Beschreibung von Leuten, dan Objekte beschreiben. Hal ini sesuai dengan teori Storch (2008:249), yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam keterampilan menulis adalah memproduksi teks tertulis, misalnya teks pendek suatu dengan menggunakan tema tertentu. Hasil analisis menunjukkan terdapat kesalahan dalam karangan yang ditulis mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Huneke (2010: 226), yang menyatakan dalam proses pembelajaran bahasa asing pembelajar pasti akan melakukan kesalahan. Oleh karena itu, pengajar perlu memberi koreksi terhadap kesalahan-kesalahan tersebut (Tarigan, 1988: 273). Dalam jejaring sosial Livemocha hal ini ditunjukkan dengan adanya koreksi dari pengguna lain jejaring sosial tersebut. Berdasarkan hasil analisis karangan beserta koreksi, ditemukan jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa meliputi kesalahan penulisan dan tata bahasa, serta pemilihan kata yang kurang sesuai pada konteks tertentu. Menurut Tarigan (1988: 325) kesalahan-kesalahan tersebut termasuk ke dalam taksonomi kesalahan linguistik, yang meliputi fonologi (ejaan), morfologi (perfiks, sufiks, dan perulangan kata), sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat), serta leksikon (pilihan kata). Hasil analisis yang dilakukan peneliti juga menunjukkan terdapat koreksi yang kurang tepat dari korekor. Oleh karena itu peran pengajar bahasa Jerman tetap diperlukan sebagai pengarah dan pendamping kegiatan mahasiswa di dalam jejaring sosial Livemocha. Hal ini didukung oleh teori Sagala (2005: 185) yang menyatakan bahwa dalam model belajar mandiri 4 peran pengajar adalah sebagai penasehat, pembimbing, dan pengawas kegiatan pembelajarnya. Hasil angket menujukkan bahwa mahasiswa berpendapat jejaring sosial Livemocha menarik untuk digunakan sebagai salah satu media belajar bahasa Jerman secara mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sustina (2008: 7) yang menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis jaringan memberikan layanan lebih beragam, menarik, dinamis, dan menyenangkan. Menurut mahasiswa faktor yang menarik pada Livemocha adalah terdapat interaksi antara mahasiswa dengan penutur asli bahasa Jerman yang juga bergabung dalam jejaring sosial tersebut, sehingga mahasiswa dapat menambah pengetahuan tata bahasa dan kosa kata dalam bahasa Jerman. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Livemocha, yakni menyediakan latihan-latihan intensif dengan penutur asli, yang tidak selalu dapat ditemukan di kursus atau media lain (Livemocha, 2012). Namun demikian, jejaring sosial ini memiliki kekurangan berupa prosedur penggunaan kurang bisa dimengerti, terdapat pengulangan materi dan latihan, serta terdapat karangan yang tidak dikoreksi oleh pengguna lain. Melalui pembahasan ini diharapkan kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi di masa mendatang. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berhasil melakukan model belajar mandiri dengan menggunakan media jejaring sosial Livemocha. Melalui media jejaring sosial Livemocha mahasiswa dapat melatih keterampilan menulis melalui latihanlatihan yang disajikan. Hasil karangan yang ditulis mahasiswa dapat dikoreksi pengguna lain (penutur asli dan teman sejawat dari mahasiswa) dari jejaring sosial ini. Dari hasil karangan mahasiswa dan hasil koreksi dapat disimpulkan bahwa karangan mahasiswa memenuhi kriteria penilaian yang diharapkan oleh jejaring sosial tersebut, yakni karangan mahasiswa baik, jelas, dan mudah dimengerti oleh pembaca. Namun demikian, dalam karangan tersebut terdapat kesalahan yang dilakukan mahasiswa, yakni kesalahan penulisan/ortografi dan tata bahasa, serta pemilihan kata yang kurang tepat pada suatu konteks tertentu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media jejaring sosial Livemocha dapat diterapkan sebagai sumber materi tambahan selain pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Adapun media ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain prosedur penggunaan yang kurang dimengerti oleh mahasiswa, latihan-latihan yang kurang variatif, hasil karangan yang tidak selalu mendapat koreksi dan penilaian dari pengguna lain, serta terdapat kemungkinan hasil koreksi yang kurang tepat dari korektor. Berdasarkan kesimpulan, peneliti dapat memberi saran untuk mahasiswa dan dosen agar penggunaan media jejaring sosial Livemocha lebih maksimal. Bagi Mahasiswa yang memiliki akun di jejaring sosial Livemocha hendaknya lebih aktif dalam menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada jejaring sosial tersebut. Dengan demikian mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan bahasa Jerman lebih melalui interaksi dengan pengguna lain jejaring sosial tersebut (penutur asli ataupun teman sejawat). Sementara itu bagi dosen, terutama dosen matakuliah bahasa Jerman tingkat dasar hendaknya memiliki akun di jejaring sosial Livemocha. Dengan demikian dosen dapat memantau dan mengarahkan mahasiswa yang belajar dengan menggunakan media tersebut. Selain itu peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti lebih rinci mengenai media Livemocha ataupun mengenai model belajar mandiri. 5 DAFTAR RUJUKAN Huneke, Hans-Werner dan Steining, Wolfgang. 2010.Deutsch als Fremdsprache –Eine Einführung– . Berlin: Erich Schmidt Verlag GmbH & Co. Livemocha. 2012. Kata Kunci Livemocha, (online), (http://www.livemocha.com/sihp), diakses tanggal 20 Januari 2012. Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Storch, Günther. 2008. Deutsch als Fremdsprache – Eine Didaktik. Paderborn: Wilhelm Fink GmbH & Co. Verlags-KG. Sustina, Nia. 2008. Makalah e-Learning (Electronic Learning), (online) (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195701311986 031-NIA_SUTISNA/inovasi_MAKALAH_E-Learning.pdf), diakses tanggal 28 November 2011 Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan. 6 Artikel oleh Elysa Setyaning Hati ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 18 Juli 2012 Pembimbing I Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. NIP. 19700801 200312 2 001 Malang, 18 Juli 2012 Pembimbing II M. Kharis, S.Pd., M.Hum. NIP. 19780305 200501 1 002 Malang, 18 Juli 2012 Mahasiswa Elysa Setyaning Hati NIM 108241410641