SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V “Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING PENDIDIKAN KIMIA (Kode : B-05) ISBN : 979363167-8 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI SISTEM TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON Soekristin Prasetyowati1,* 1 SMA Negeri 1 Sukomoro, Magetan, Jawa Timur, Indonesia *Keperluan koespondensi: Telp : 085790612684, email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam peningkatan prestasi belajar Kimia dan untuk mendeskripsikan adanya kelebihan dan kekurangan penggunaan model Group Investigation (GI) dalam pembelajaran Kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukomoro khususnya materi Sistem Tata Nama Senyawa Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna). Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian merupakan eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatitf. Desain penelitian adalah Postest-Only Control Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukomoro tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling. Sampel penelitian menggunakan dua kelas. Kelas X.4 dan X.6 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, dan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar dari siklus pertama dan kedua. terlihat dari setiap siklus ada peningkatan prestasi belajar. Pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model GI yang terjabar dalam 6 langkah yang terlaksana dengan baik. Kata Kunci : Model pembelajaran GI , Aktivitas dan Prestasi belajar. aktif mengembangkan potensi dirinya PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana suasana untuk belajar mewujudkan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara untuk memiliki keagamaan, kekuatan pengendalian spiritual diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V keterampilan yang iperlukan 154 ISBN = 979363167-8 dirinya, masyarakat, bangsa dan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian Negara. (Undang-undang Sisdiknas No. sesuai 20 th 2003). Salah penyelanggaraan bahwa minat, dan prinsip perkembangan pemdidikan adalah peserta didik. Salah satu upaya guru diselenggarakan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam untuk memberikan keteladanan, kemauan, dan fisik menciptakan serta psikologis pembelajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran kooperative diantaranya adalah model pembelajaran group investigation (GI). proses tersebut diperlukan guru yang membangun bakat, satu Pendidikan dengan dengan Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Sukomoro bahwa pembelajaran ditemukan kimia kurang mengembangkan potensi dan kreativitas meningkatkan kreativitas siswa, guru- peserta didik. Implikasi dari prinsip ini guru masih banyak yangmenggunakan adalah pergeseran paradigma proses model pembelajaran konvensional yaitu pendidikan, model pembelajaran yang yaitu dari paradigma dominan pengajaran ke paradigma pembelajaran. menerapkan metode ceramah dimana Pembelajaran adalah proses interaksi guru lebih aktif sehingga siswa menjadi peserta didik dengan guru dan sumber pasif dalam belajar pada suatu lingkungan belajar. kelas. Ketidak-aktivan Proses berdampak pada hasil belajar kimia di pembelajaran perlu pembelajaran kimia di siswa tersebut direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan SMA diawasi agar terlaksana secara efektif rendah. Sebagai gambaran,hasil belajar dan efisien. kimia siswa kelas X semester dua Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan Negeri 1 Sukomoro relative Tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan sistem tata nama senyawa karakteristik peserta didik, serta tuntutan hidrokarbon untuk yang sebesar 60,0 lebih rendah dibandingkan bermutu, proses pembelajaran untuk dengan nilai rata–rata pada pokok setiap mata pelajaran harus fleksibel, bahasan lainnya yaitu pokok bahasan bervariasi, Larutan elektrolit dan non elektrolit menghasilkan dan lulusan memenuhi standar. memiliki nilai rata-rata Proses pembelajaran pada setiap satuan sebesar 72,0, dan pendidikan dasar dan menengah harus sebesar 68,5,. Berdasarkan data hasil interaktif, menyenangkan, belajar tersebut, maka pokok bahasan menantang, dan memotivasi peserta Sistem tata nama senyawa hidrokarbon didik untuk berpartisipasi aktif, serta perlu mendapatkan perhatian khusus. memberikan ruang yang cukup bagi Beberapa upaya yang sudah dilakukan inspiratif, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V Reaksi redoks 155 ISBN = 979363167-8 guru untuk meningkatkan hasil belajar dilaksanakan dalam dua siklus, di mana siswa khususnya pada pokok bahasan setiap siklus terdiri dari empat tahapan Sistem tata nama senyawa hidrokarbon utama, yaitu dengan memberikan tugas-tugas pelaksanaan kegiatan, observasi dan yang dikerjakan baik di rumah maupun evaluasi, dan refleksi. Setiap akhir di sekolah namun belum menunjukkan kegiatan perubahan yang berarti. sehingga kelemahan-kelemahan setiap Oleh upaya karena untuk itu, diperlukan memperbaiki masalah siklus yaitu : siklus dapat berikutnya. perencanaan, diadakan dibenahi Setiap refleksi, pada siklus siklus dilengkapi pembelajaran untuk meningkatkan hasil dengan indikator kinerja yaitu 80 % belajar hasil siswa harus memiliki nilai ≥75 (KKM pembelajaran SMAN 1 Sukomoro). Kegiatan yang kooperatif GI sebagai alternatif model dilakukan dalam tahap perencanaan pembelajaran meliputi siswa. tersebut Berdasarkan model agar dapat :menentukan indikator dari menanggulangi kelemahan-kelemahan setiap tersebut. bahasan ) yang akan diajarkan dalam Pembelajaran pokok (sub pokok GI bentuk garis besar program pengajaran, menyelesaikan membuat scenario pembelajaran setiap permasalahan yang dialami oleh siswa sub pokok bahasan berupa Rencana kelas X SMA N 1 Sukomoro tersebut, Pelaksanaan karena model pembelajaran kooperatif termasuk tipe GI didesain untuk Siswa diyakini kooperatif materi dapat meningkatkan Pembelajaran (RPP) menyusun Lembar Diskusi (LDS) , membuat lembar rasa tanggung jawab siswa terhadap observasi : untuk melihat bagaimana pembelajarannya kondisi belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran hanya sendiri dan juga orang lain. Siswa tidak mempelajari materi yang model pembelajaran membuat diaplikasikan kuisioner : , untuk diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengumpulkan data tentang tanggapan memberikan dan mengajarkan materi siswa tersebut pada anggota kelompoknya. diaplikasikan, ketika model membuat pembelajaran alat bantu pembelajaran yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami METODE PENELITIAN Metode penelitian yang konsep-konsep yang diberikan, digunakan dalam penelitian ini adalah mendesain alat evaluasi untuk melihat metode kelas keberhasilan tindakan, dan membuat model jurnal untuk mengetahui refeleksi diri. Group Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap penelitian dengan pembelajaran Investigation tindakan menggunakan kooperatif (GI). Penelitian ini pelaksanaan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V adalah melaksanakan 156 ISBN = 979363167-8 scenario pembelajaran dibuat. yang Observasi telah 4 terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang 5 telah dibuat serta melakukan evaluasi. Hasil yang diperoleh dalam tahap 6 observasi dan evaluasi dikumpulkan Mengajukan pertanyaan/men anggapi pertanyaan Menghargai/men erima pendapat orang lain Mempresentasik an hasil diskusi rerata 65 78 78 85 78 90 74,33 86, 33 dan dianalisis. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II dan seterusnya. Adapun indikator keberhasilan tindakan pada setiap siklus tercapai apabila adalah tuntas kelas 80 % siswa sudah mencapai hasil belajar dengan nilai ≥75, dan tuntas belajar individu tercapai apabila siswa telah memiliki nilai ≥75. ini disajikan Sukomoro. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus. Hasil analisis data terhadap nilai ratarata pengamatan yang dicapai disajikan pada Tabel 1. 1 2 3 1. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Aktifitas siswa Siklus/Prese yang diamati tase I II Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LDS dan kelompok Berdiskusi dalam kelompok belajar mengajar berlangsungdari 74,33% pada siklus I menjadi 85,33%. pada siklus II. Sedangkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II pada pokok bahasan Sistem Tata Nama Tabel 2. kimia siswa kelas X.4 SMA Negeri 1 N o siswa dalam kelompok selama proses hasil penelitian tentang kualitas hasil belajar Tabel bahwa terjadinya peningkatan aktivitas senyawa hidrokarbon dapat dilihat pada HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut Berdasarkan data dalam Tabel.1 terlihat 72 85 75 90 78 90 Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Setiap Siklus Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang tidak Sik Re mencapai mencapai lus rata KKM KKM X.4 X.5 X.4 X.5 I 24 23 10 10 (70,5 (69,6 (29,4 (30, 8%) 9%) 1%) 30 %) II 31 29 3 4 (91,1 (87,8 (8,82 (12, 7%) 7%) %) 12 %) Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa terjadinya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II. Pada kelas X.4 siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 24 orang Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 157 ISBN = 979363167-8 dengan persentase 70,58% sedangkan dapat yang belum tuntas adalah sebanyak 10 mengadakan perbaikan pembelajaran orang dengan persentase 29,41%. Dan yaitu di kelas X.5 siswa yang sudah tuntas siswa dengan memberikan pertanyaan sebanyak 23 orang dengan presentase singkat 69,69%, yang tidak tuntas 10 orang kelompok, dengan presentase 30,30%. Pada siklus dilakukan lebih detail sehingga siswa II di kelas X.4 siswa yang sudah tuntas bisa sebanyak 31 orang dengan presentase kekurang terhadap pemahaman konsep 91,12%, dan yang tidak tuntas sebanyak tentang sistem tata nama senyawa 3 orang dengan presentase 8,82 %, hidrokarbon. Selain itu siswa sudah sedang di kelas X.5 siswa yang sudah mulai tuntas sebanyak 29 orang dengan sendiri dengan mencoba latihan-latihan persentase 87,87,12% dan siswa yang memberi nama suatau senyawa. Hal ini belum tuntas sebanyak 4 orang dengan sesuai persentase 12,12%. Suprijono(2011) dalam penelitian Vera terjadi karena dengan guru memancing pada saat dan telah keaktifan diskusi pemberian memperbaiki setiap informasi kesalahan mengembangkan dan penemuan dengan pendapat Pada siklus pertama ketuntasan Irawan bahwa Metode pembelajaran ini belum tercapai karena belum mencapai melibatkan siswa sejak perencanaan 80% siswa yang mencapai KKM , hal ini hingga terjadi dikarenakan siswa masih belum suatu materi pelajaran yang dipilih. GI terbiasa dengan model pembelajaran GI (Group Investigation) memuat empat dan materi belum mampu menemukan konsep dikuasai secara komponen siswa belum interaksi, interpretasi, maksimal karena mereka cenderung intrinsik. Investigasi individualis. Untuk mengatasi kesulitan menemukan ini materi. maksimal, aktivitas guru dengan detail mengulang memberikan informasi memberikan lebih Interaksi yaitu investigasi, dan motivasi adalah proses (inqury) konsep suatu merupakan ciri khas dari pengarahan metode pembelaja ran kooperatif, yang serta memancing aktivitas siswa dengan melibatkan siswa bekerja sama dalam memberikan kelompok-kelompok belajar. Kegiatan singkat dan pembelajaran penting pertanyaan-pertanyaan pada seiap kelompok saat interpretasi ditunjukkan dengan berdiskusi mengerjakan lembar diskusi mendorong siswa untuk menafsirkan siswa. pemecahan Pada siklus kedua terjadi masalah yang dipilih dengan cara sintesis dan elaborasi dari peningkatan prestasi belajar baik di ide-ide kelas X.4 maupun X.6, lebih dari 80% Motivasi intrinsik timbul karena siswa setiap anggota kelompok. siswa telah mencapai KKM. Hali ini Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 158 ISBN = 979363167-8 diberi otonomi untuk melakukan proses Penanya : Nurlaela investigasi dengan bimbingan guru. Pertanyaan : 1. Apakah pada dilakukan setiap dalam siklus satu kali pertemuan atau lebih? KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian 2. Tes yang dilakukan pada akhir pada siklus I dan II dapat disimpulkan siklus atau pada setiap akhir bahwa pertemuan? model pembelajaran Gorup Investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar Jawab : siswa. 1. Dalam penelitian saya setiap siklus ada 4 kali pertemuan. 2. DAFTAR RUJUKAN Tes dilakukan pada akhir pertemuan. [1]. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Program Pasca Sarjana Unesa. [2]. Erman Suherman. 2010. [3]. Hakekat Penanya : Sriyatini Pertanyaan : Pembelajaran. Jurnal Pendidkan Mohon dan Budaya.Jakarta tentang teknik pengambilan sampel Anonim. 2010. Pembelajaran dijelaskan secara singkat Model Kooperatif. D:\Pasca sarjana UNP Jawab Teknik : pengambilan sampel [4]. Depdiknas. 2004. Kurikulum SMA: GBPP mata pelajaran Kimia kelas I.Jakarta: Depdiknas. menggunakan cluster random sampling Penanya : Ibu Asih TANYA JAWAB Pertanyaan : pelaksanaan Pemakalah : Soekristin Bagaimana Penanya : Sri Yani W pembelajaran GI dalam arti apakah Pertanyaan : hanya pada IX pertemuan ataukah Aktivitas semula rendah, dilihat dari moel dalam 1 semester ? apa? Jawab : Jawab : Model pembelajaran GI dilakukan pada Aktivitas rendah dilihat dari pengamatan setiap siklus, 1 siklus 4 kali pertemuan. (observasi) Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 159