5 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat pengisian darah di jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh (tekanan yang terjadi saat jantung beristirahat). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal 120/80 mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat untuk memompa darah. Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Komite Nasional Gabungan Amerika Serikat untuk prevensi, deteksi, evaluasi dan pengobatan tekanan darah tinggi (Joint National Committee on Prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure) selanjutnya disingkat JNC mengklasifikasikan tekanan darah dalam empat kelompok yaitu tekanan darah normal, pra-hipertensi, hipertensi stadium I dan hipertensi stadium II. Keempat kelompok tekanan darah tersebut dapat dilihat seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah orang dewasa menurut JNC-VII 2003 Klasifikasi Tekanan Darah Normal Pre-Hipertensi Hipertensi Stadium I Hipertensi stadium II Tekanan Darah (mmHg) Sistolik Diastolik <I20 dan < 80 120- 139 atau 80-89 140-159 atau 90-99 ≥160 ≥100 Sumber: Depkes (2006) Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sementara tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis (Depkes 2006). 6 Gangguan Tekanan Darah Pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh hasil dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai tekanan darah normal. Gangguan tekanan darah dapat berupa hipertensi (tekanan darah tinggi) maupun hipotensi (tekanan darah rendah). Gangguan tekanan darah tersebut dapat menimbulkan gangguan pada pembuluh darah seperti stroke, jantung dan bahkan sampai gangguan ginjal (Depkes 2006). 1. Hipertensi Hipertensi dap at didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Selain itu, dimulai dari tekanan darah 115/75 mm Hg, kenaikan setiap 20/10 mmHg dalam tiga kali pengukuran dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular sebanyak dua kali (Denio 2005). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens 2003). Pada waktu tidur malam hari tekanan darah berada dalam kondisi rendah, sebaliknya tekanan darah dipengaruhi oleh kegiatan harian sehingga bila semakin aktif seseorang maka semakin naik tekanan darahnya. Dapat dibayangkan semakin tinggi tekanan darah seseorang maka semakin tinggi kekuatan yang mendorong darah dan dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan perdarahan yang dapat terjadi di otak dan jantung sehingga dapat mengakibatkan stroke, gagal jantung bahkan kematian (Hayens 2003). Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala (silent killer), sementara tekanan darah yang terus meningkat akibat kesalahan pola hidup dan pola makan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Seseorang baru merasakan dampak hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari 7 ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke (Lenny 2008). 2. Hipotensi Hipotensi merupakan kondisi tekanan darah yang terlalu rendah, yaitu apabila tekanan darah sistolik <90 mmHg dan tekanan darah diastolik <60 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan saat pengisian darah di jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh. Jika pengisian kurang, aliran darah di pembuluh jantung akan berkurang dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gejala tekanan darah rendah biasanya ditandai dengan adanya pusing (saat ganti posisi mendadak seperti bangun setelah posisi duduk/jongkok, atau berbaring), mata berkunangkunang, mual, berkeringat dingin bahkan pingsan. Penyebab hipotensi adalah (1) kurangnya pemompaan darah dari jantung ke seluruh organ tubuh, biasanya adanya kelainan/kerusakan pada jantung, (2) volume darah berkurang, disebabkan adanya pendarahan hebat, diare, keringat yang berlebihan atau buang air kecil yang berlebihan dan (3) kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan darah. Hal ini biasanya sebagai dampak dari penurunan tekanan darah akibat infeksi berat, diare dan obat vasodilator yang melebarkan pembuluh darah (nitrat dan penghambat kalsium). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Menurut Dalimartha et al. (2008) faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi penyebab yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur), serta penyebab yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi garam dan konsumsi alkohol yang berlebih). Faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit hipertensi antara lain faktor keturunan, berat badan, diet, alkohol, rokok, obat-obatan dan faktor penyakit lain. Gaya hidup juga berpengaruh terhadap kemunculan serangan hipertensi. Kebiasaan-kebiasaan tidak sehat seperti pola makan yang tidak seimbang dengan kadar kolesterol yang tinggi, rokok dan alkohol, garam, minimnya olah raga dan porsi istirahat sampai stres dapat berpengaruh terhadap kemunculan hipertensi. Faktor keturunan tidak lagi diragukan pengaruhnya terhadap timbulnya hipertensi hanya saja belum dapat dipastikan apakah ini 8 disebabkan oleh sepasang gen tunggal atau oleh banyak gen. Bagi yang memiliki faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini dalam melakukan upayaupaya pencegahan. Contoh yang paling sederhana adalah rutin memeriksakan darahnya minimal satu bulan sekali disertai dengan menghindari faktor pencetus timbulnya hipertensi. Gangguan tekanan darah selain hipertensi, bisa juga terjadi hipotensi. Penyebab hipotensi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor eksternal seperti (1) dehidrasi (disebabkan karena kurang minum, diare dan muntah), (2) konsumsi obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, jantung, anti-depresi, obat disfungsi ereksi atau obat Parkinson, (3) penggunaan obat berefek diuretik secara berlebihan (seperti obat pelangsing), (4) anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endoktrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah) serta (5) terlalu lama berada di udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit atau lanjut usia. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Lenny (2008) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya pemeliharaan kondisi fisik, mental dan sosial agar tetap berada dalam keadaan yang baik. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami. Sejalan dengan pendapat Hayens (2003) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit. Enam langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu mengatur pola makan (batasi sodium, tingkatkan konsumsi potasium dan magnesium), mengkonsumsi jenis makanan sereal, aktivitas (olah raga) secara teratur, bantuan dari kelompok pendukung (teman maupun keluarga), berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol berlebih. 9 1. Asupan Sodium Hayens (2003) menyarankan agar dalam sehari sebaiknya mengkonsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 2000 sampai 2500 mg. Karena tekanan darah dapat meningkat bila asupan garam meningkat. Dimana pembatasan asupan sodium dapat mempertinggi efek sebagian besar obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (seperti catopril). Natrium atau sodium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 3040% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, natrium terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium. Angka Kebutuhan Gizi natrium pria dan wanita yang berusia >18 tahun adalah sebesar 1500 mg (WKNPG 2004). Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di ginjal natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang dikonsumsi akan dikeluarkan melalui urin. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi (Meikemayasari 2008). Natrium berfungsi dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan cairan dalam sel ini dapat menurunkan tekanan darah, (2) menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, (3) pengaturan kepekaan otot dan saraf, yaitu berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot, (4) berperan dalam absorpsi glukosa dan (5) berperan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus. Sumber natrium dapat diperoleh dari garam dapur (NaCl), MSG, 10 kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur . Perkiraan kebutuhan natrium makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh.Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 1500 mg. Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg natrium. Apabila dikonversikan ke dalam ukuran rumah tangga maka 4 gram garam dapur setara dengan ½ sendok teh atau sekitar 1600 mg natrium (Meikemayasari 2008). Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet rendah garam. Sedangkan kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akutmenyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi cairan. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi (Meikemayasari 2008). 2. Asupan Kalium Pola makan yang rendah kalium atau potasium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium melalui cairan urin akan meningkat, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kalium merupakan kation utama intraseluler. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular. Menurut Angka Kecukupan Gizi berdasarkan WKNPG (2004), kebutuhan kalium pria dan wanita pada usia >18 tahun adalah sebesar 2000 mg/hari. Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat serta cairan lambung. Kadar kalium normal dalam darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal. 11 Fungsi kalium diantaranya (1) bersama natrium melakukan pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa, (2) bersama kalsium, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta (3) di dalam sel berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein). Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntahmuntah dan diare kronis) serta kebanyakan menggunakan obat pencuci perut atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu,kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung akan berdebar –debar dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah. Sedangkan kelebihan kalium adalah hiperkalemi akut yang dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal (Meikemayasari 2008). Kebutuhan minimum akan kalium adalah sebanyak 2000 mg sehari. Sumber kalium diantaranya daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar). Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut untuk menurunkan tekanan darah (Dalimartha et al 2008). Kandungan kalium yang tinggi antara lain terdapat pada air kelapa, pisang, alpukat, tomat dan nangka. Tabel 2 berikut merupakan kandungan kalium beberapa bahan makanan (dalam mg/100 gram bahan makanan). Tabel 2 Daftar bahan makanan sumber kalium Bahan makanan Pisang Alpukat Peterseli Daun pepaya muda Bayam Kembang kol Sumber: WKNPG 2004 Kandungan kalium (mg) 435 278 900 652 416 349 12 3. Asupan Makanan Jenis Serealia Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition yang ditulis dalam Dalimartha et al (2008), menyatakan bahwa pria yang mengkonsumsi sedikitnya satu porsi sereal dari jenis padi-padian per hari mempunyai kemungkinan yang sangat kecil (0-20%) untuk terkena penyakit jantung. Semakin banyak konsumsi padi-padian, semakin rendah resiko penyakit jantung koroner, termasuk terkena hipertensi (Dalimartha et al 2008). 4. Aktivitas (Olah Raga) Melalui olah raga yang teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit per hari) dapat menurunkan tekanan darah (Yundini 2006). Palmer (2007) mengatakan bahwa ada delapan cara untuk meningkatkan aktivitas fisik yaitu dengan menyempatkan berjalan kaki misalnya mengantar anak kesekolah, sisihkan 30 menit sebelum berangkat bekerja untuk berenang di kolam renang terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada saat istirahat makan siang tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan atau bersepeda bersama keluarga dan teman satu hari dalam satu minggu. Lakukan aktivitas baru misalnya bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis, yang terakhir pilih tangga dibandingkan lift atau eskalator. Karena dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat menjaga kesehatan jantung yang merupakan organ pemompa darah. 5. Bantuan dari Kelompok Pendukung Sertakan keluarga dan teman menjadi kelompok pendukung pola hidup sehat (Dalimartha et al 2008). Sehingga keluarga dan teman-teman mengerti sepenuhnya tentang besarnya resiko jika tekanan darah kita tidak terkendali. Dengan demikian keluarga dan teman akan membantu dengan memperhatikan makanan kita atau mengingatkan saat tiba waktunya untuk minum obat atau untuk melakukan aktivitas berjalan-jalan setiap hari dan mungkin saja mereka bahkan akan menemani kita (Sheps 2005). Penelitian yang ditulis dalam Dalimartha et al (2008) menunjukkan dukungan kelompok terbukti berhasil dalam mengubah gaya hidup untuk mencegah hipertensi. 13 6. Rokok dan Alkohol berlebih Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan darah. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Dalam beberapa detik nikotin mencapai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin), sehingga dengan pelepasan hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi (Sheps 2005). Demikian juga dengan alkohol, efek semakin banyak mengkonsumsi alkohol maka semakin tinggi tekanan darah, sehingga peluang terkena hipertensi semakin tinggi (Hayens 2003). Menurut Sheps (2005) alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Selain itu minum-minuman alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium, rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah (Sheps 2005). Beberapa laporan menyimpulkan bahwa efek alkohol dimulai dari asupan alkohol yang paling rendah. Jadi, seseorang yang tidak mengkonsumsi alkohol maka cenderung memiliki tekanan darah yang normal. Laporan lain menunjukkan ada batas atau ambang tertentu dari alkohol yang dapat mempengaruhi tekanan darah (Hayens 2003). Kolesterol Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang mempunyai formula C27H45OH, dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6 kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 dan C17 (Mayes 1995). Kolesterol disintesis dari asetil-KoA yang dapat berasal dari perombakan karbohidrat, asam amino, dan lemak. Hati merupakan tempat utama sintesis kolesterol di samping usus dan kelenjar-kelenjar yang memproduksi hormon steroid seperti korteks adrenal, testis, dan ovarium. Semua reaksi sintesis berlangsung dalam kompartemen sitoplasma sel (Montgomery et al. 1983). Selanjutnya empedu merupakan produk akhir dari metabolisme kolesterol yang 14 disintesis di dalam sel-sel hati. Sintesis asam empedu dari kolesterol dimulai dengan reaksi hidroksilasi yang dikatalisis oleh enzim 7α-hidroksilase yang diaktifkan oleh vitamin C dan membutuhkan oksigen . Getah empedu tersebut mengandung kalium dan natrium dalam jumlah yang cukup banyak dan mempunyai pH alkalis, sehingga dapat disebut sebagai garam empedu (Mayes 1995). Garam empedu yang diproduksi disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan ke dalam usus pada saat makan. Senyawa tersebut berfungsi sebagai emulsifier untuk membantu pencernaan lemak makanan (Almatsier 2002). Kolesterol mempunyai tiga fungsi penting yaitu (1) membantu membuat lapisan luar atau dinding dinding sel, (2) menghasilkan asam empedu guna membantu mengurai makanan, (3) membantu tubuh membuat vitamin D dan hormon. Kolesterol merupakan zat gizi atau komponen lemak kompleks yang di butuhkan oleh tubuh sebagai salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi dan juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid. Salah satu faktor resiko aterosklerosis utama adalah dislipidemia. Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Di beberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Hiperlipidemia (dislipidemia) merupakan salah satu faktor resiko stroke, yang merupakan suatu kelainan lipid yang di tandai oleh peningkatan maupun penurunan lipid dalam darah. Kelainan lipid yang utama adalah kadar kolesterol yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi dan kadar HDL kolesterol yang rendah. Gangguan Kolesterol Imamura et al. (2008) menyatakan bahwa peningkatan kadar kolesterol seiring dengan bertambahnya resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke. Kadar kolesterol dalam darah yang normal adalah kurang dari 200 miligram per dL, kolesterol jahat (LDL) kurang dari 130 mg/dL, kolesterol HDL lebih dari 45 mg/dL dan trigliserida kurang dari 200 mg/dL. 15 1. Hiperkolesterolemia Seseorang dinyatakan kelebihan kadar kolesterol dalam darah atau kolesterol tinggi jika total kadar kolesterol mencapai lebih dari 240 mg/dL. Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang menyumbat pembuluh darah. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih, di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah (aterosklerosis). Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak, karbohidrat dan protein yang berlebihan (Dalimartha et al. 2008). Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan namun dapat meningkat karena makan yang kita makan mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat penumpukan di pembuluh darah dan dapat menimbulkan penyempitan, karena itulah dapat menyebabkan seseorang terserang stroke dan jantung. Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan termasuk jantung dan otak, Sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh HDL menuju hati yang kemudian diurai dan masuk ke empedu sebagai asam empedu. LDL memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan HDL. LDL dianggap lemak yang jahat karena dapat menempel di dinding pembuluh darah sedangkan HDL dianggap lemak yang baik karena membawa lemak yang berlebih menuju hati. Mekanisme kenaikan kolesterol dalam darah dapat terjadi karena sintesa kolesterol berlebih dalam tubuh dan konsumsi kolesterol dari bahan pangan harian, terutama yang tinggi kolesterol, seperti hati, kuning telur, otak, dan 16 makanan-makanan cepat saji (fast food). Naiknya kolesterol darah lebih banyak disebabkan oleh peningkatan pembentukannya dalam hati yang dalam keadaan normal mencapai 500 mg/hari. Penyebab lain adalah meningkatnya penyerapan kolesterol kembali dalam usus halus (Hartono 1996). Plak pada kolesterol bersifat rapuh dan mudah pecah, apabila terjadi luka pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembetukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka keberadaan bekuan darah dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi ini disebut aterosklerosis dan dapat terjadi di arteri pada jantung, otak ginjal atau organ vital lainnya. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membuat darah menjadi kental sehingga mengurangi oksigen dan gejalanya dapat dirasakan seperti sakit kepala dan pegal-pegal, namun tidak sedikit yang tanpa gejala (National Cardiovascular Center Harapan Kita 2011) 2. Hipokolesterolemia Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang menyumbat pembuluh darah. Namun di lain pihak kolesterol yang terlalu rendah atau kurang dari 150 mg/dl ternyata juga tidak dianjurkan karena berbahaya bagi keehatan. Beberapa penelitian menunjukkan ibu hamil yang memiliki kadar total kolesterol terlalu rendah beresiko tinggi melahirkan bayi prematur. Jumlah kolesterol total dan LDL terlalu rendah juga terkait dengan depresi, kecemasan dan penyakit kanker. Mekanisme penurunan kadar kolesterol berhubungan dengan kemampuan serat makanan mengikat asam-asam empedu di intestin dan menunda pengosongan gastrin dan memperlambat absorpsi glukosa. Serat juga meningkatkan viskositas dari isi pencernaan, peningkatan ekskresi feses dan asam empedu serta kolesterol. Peningkatan ekskresi asam empedu dapat mencegah reabsorpsi (sintesis kolesterol dari asam empedu) sehingga terjadi pemblokan sintesa balik (menghambat enzim hidroksi metil glutaril sintetase). Keadaan tersebut akan menurunkan kolesterol dalam darah (Elita dan eri 2008). Jalur utama pembuangan kolesterol tubuh terjadi di hati melalui konversinya menjadi asam empedu, yaitu asam kholat dan chenodeoxy cholic yang berkaitan dengan glisin atau taurin membentuk garam empedu, kemudian 17 diekskresikan oleh empedu ke dalam duodenum. Sebagian asam empedu akan direabsorpsi oleh hati melalui sirkulasi dan selanjutnya disekresikan kembali ke dalam empedu. Asam empedu yang tidak diserap akan didegradasi oleh mikroba usus besar dan diekskresikan ke dalam feses (Hayati 2005). Ada banyak faktor yang mempengaruhi munculnya kolesterol rendah (hypocholesterolemia). Penyakit hati, malabsorpsi, kekurangan zat gizi mangan merupakan beberapa faktor penyebab kolesterol rendah. Kolesterol rendah juga dapat terjadi jika obat yang digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi malah digunakan dengan tidak semestinya. Masalah umum yang timbul akibat kolesterol rendah seperti masalah dengan sistem pernafasan dan depresi hingga terhadap rendahnya imunitas tubuh (Dalimartha et al. 2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kolesterol Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas (sedentary life style). Dalimartha et al (2008) menyarankan konsumsi lemak <30% dari konsumsi kalori sehari. Mengkonsumsi banyak lemak akan berdampak pada kadar kolesterol yang tinggi dan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung (Sheps 2005). Merokok dapat merangsang proses ateroskelerosis karena efek langsung karbon monoksida pada dinding arteri, kemudian nikotin juga dapat menyebabkan kerusakan endotel arteri. Selain itu rokok juga dapat memicu penurunan HDL, meningkatkan fibrinogen dan memacu agregasi trombosit, serta mengurangi daya angkut oksigen ke jaringan perifer. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok. Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. Risiko infark akan turun 50% dalam waktu 5 tahun setelah berhenti merokok (Yundhini 2006). Konsumsi serat makanan yang cukup dapat menurunkan kolesterol darah 10-15% (Elita dan Eri 2008). Rata-rata pengurangan kadar kolesterol dengan 18 terapi pengaturan makanan hanya 12%. Apabila dengan terapi pengaturan makanan tidak memberikan respon positif, maka diperlukan bantuan dengan terapi obat (Simatupang 1997). Dari beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemberian serat pada tikus percobaan dapat menurunkan kolestrol 8%. Serat pangan (dietary fiber), khususnya yang bersifat larut dalam air, diketahui berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma (Schneeman & Tietyen 1994). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rumput laut yang mengandung komponen agar, alginat, dan karagenan mempunyai pengaruh kuat dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Komponen agar dapat menurunkan kolesterol darah hingga 39% (Ren et al. 1994), sedangkan alginat mempunyai potensi tinggi dalam menurunkan kolesterol darah melalui penghambatan absorpsi kolesterol di usus (Suzuki et al. 1993). Potter et al. (1993) berpendapat bahwa penambahan beberapa jenis serat pada diet manusia dapat menurunkan kadar LDL. Sekitar 65% komponen LDL adalah kolesterol yang sangat berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner. Hasil penelitian Hayati (2005) juga mengatakan bahwa penambahan serat ke dalam ransum tikus hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar total kolesterol dan LDL. Selain dari serat, hormon terutama pada wanita juga dapat mempengaruhi kolesterol. Hormon estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Selain itu terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol HDL. Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung (Prasodjo 2010). 19 Suplementasi Herbal Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat cenderung meningkat dengan adanya isu back to nature. Tanaman obat banyak digunakan masyarakat kelas menengah ke bawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat (herbal). Dibandingkan obat-obat modern, tanaman obat memiliki beberapa kelebihan, antara lain efek samping yang relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakitpenyakit metabolik dan degeneratif (Katno & Pramono 2005). Bahan tanaman obat (herbal) juga memiliki beberapa kelemahan yang merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal). Beberapa kelemahannya antara lain: efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme (Katno & Pramono 2005). Menyadari akan hal ini maka pada upaya pengembangan tanaman obat ditempuh berbagai cara dengan pendekatanpendekatan tertentu, seperti penggunaan tanaman obat sebagai suplementasi herbal dalam upaya kesehatan promotif maupun preventif. Walaupun demikian efek samping tanaman obat tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut-sebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut, yang dikenal dengan SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Sebagai contoh di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit (Curcuma domestica Val) juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut. Pada perasan air tebu terdapat senyawa Saccharant yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes, maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu. Daun seledri (Apium graveolens L) telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena 20 pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shock. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari 1 gelas perasan seledri untuk sekali minum. Demikian pula mentimun selain baik bagi hipertensi, serat larut air pada mentimun juga baik bagi gangguan kolesterol. Namun takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 (dua) buah besar untuk sekali makan. Torbangun Daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) dapat dijumpai hampir semua daerah di Indonesia dengan nama berbeda-beda. Di Jawa Tengah orang sering menyebutnya dengan nama daun jinten. Orang Sunda menamakan daun ajeran. Di Madura disebut daun majha nereng atau daun kambing, sedangkan orang Bali menamakan daun iwak. Sementara orang Batak menyebutnya bangun-bangun atau torbangun (Damanik et al 2001). Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu spesies dari family Labiatae yang banyak mengandung zat gizi mikro dan zat aktif yang telah diteliti manfaatnya bagi kesehatan. Manfaat yang telah dirasakan masyarakat selama ini adalah sebagai tanaman obat sariawan, batuk, demam, perut kembung dan asma (Katno & Pramono 2005). Gambar 1 Tanaman torbangun Tanaman torbangun merupakan tanaman yang mengandung mineral kalsium, magnesium, zat besi dan flavonoid. Efek farmakologi dari daun torbangun adalah sebagai anti inflamasi, memperlancar peredaran darah dan sebagai pembersih darah. Kandungan zat aktif tanaman torbangun berhubungan 21 dengan hormon reproduksi. Selain itu keluarga dari tanaman torbangun mengandung zat aktif yang secara langsung memiliki efek terhadap jaringan produksi hormon progesteron. Torbangun kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida (Batubara 2004). Menurut tradisi masyarakat Batak di Provinsi Sumatera Utara, daun torbangun diyakini berkhasiat sebagai lactagogum, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI (Damanik et al. 2001) dan dapat meningkatkan status gizi anak yang dilahirkan (Damanik 2005). Selain berkhasiat sebagai lactagogum, masyarakat Batak juga meyakini khasiat daun torbangun sebagai pembersih rahim ibu yang baru melahirkan (uterine cleansing agent), penambah tenaga (tonikum), pengurang rasa nyeri (analgesik), penawar racun (antimikroba/antibakteri) dan obat untuk menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan batuk (Damanik et al. 2004). Di Asia torbangun jenis Coleus amboinicus dan Plectranthus mollis adalah spesies yang paling sering dikutip. Secara keseluruhan, Coleus amboinicus dan Plectranthus barbatus memiliki jangkauan geografis terluas yang terdapat di luar Afrika dan Benua Asia hingga benua Amerika. Torbangun atau Coleus amboinicus Lour populer dalam pengobatan dispepsia, gangguan pencernaan seperti diare di India dan Afrika dan di Brasil digunakan untuk pengobatan ulserasi kulit. Selain itu, jenis ini juga digunakan untuk mengobati luka bakar dan sebagai tapal untuk gigitan lipan dan kalajengking di Melayu. Di India, jus dari daunnya digunakan untuk mengobati alergi kulit. Coleus amboinicus Lour juga sering dipakai dalam pengobatan batuk kronis, asma, bronkitis dan sakit tenggorokan di India dan Karibia dan di Kuba digunakan untuk mengobati infeksi dan asma. Daun Coleus amboinicus Lour telah ditemukan memiliki antiMycobacterium tuberculosis (Lukhoba et al. 2006). Coleus amboinicus Lour di Asia dan Selatan Amerika digunakan untuk pengobatan demam dan sebagai obat kolera di Rodrigues. Selain itu daun ini juga memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus terhadap virus herpes simpleks-1 dan anti-HIV inhibisi. Daun Coleus amboinicus Lour sering dimanfaatkan dalam 22 pengobatan penyakit kencing di Amazon dan India (Yoganarasimhan 2000). Spesies ini juga dilaporkan dapat digunakan untuk meringankan masalah ginjal, mengobati discharge vagina dan diminum setelah melahirkan. Jenis Coleus amboinicus Lour dan Plectranthus barbatus digunakan untuk mengobati leher kaku dan sakit punggung. Di Karibia bahkan digunakan untuk mengobati kegagalan jantung kongestif (Morton 1992). Coleus amboinicus Lour, Plectranthus barbatus, Plectranthus bojeri dan Plectranthus mollis telah digunakan untuk mengobati gigitan ular di India, Gabon dan Kenya. Plectranthus barbatus dan Coleus amboinicus Lour digunakan untuk mencegah atau mengurangi peradangan (Chifundera 2001). Selain untuk berbagai macam penyakit, daun Coleus amboinicus Lour digunakan dalam stuffings makanan, untuk aroma dan pengasinan daging sapi dan ayam, untuk menutupi bau yang kuat terkait dengan kambing, ikan dan kerang (Morton 1992) dan untuk rempah-rempah piring berisi saus tomat (Mayenda 1991). Daun kadang-kadang dimakan mentah dengan roti dan mentega dan di India, mereka dapat ditambahkan untuk bir dan anggur (Morton 1992). Torbangun sangat kaya akan mineral kalsium. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/100 ml dengan rentang 9-11 mg/100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. 23 Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium diantaranya yaitu pada saat pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan, dan absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium diantaranya akibat kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif , asam oksalat, asam fitat, serat, stres mental dan stres fisik serta proses penuaan. Kalsium memiliki fungsi dalam pembentukan tulang (sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat penyimpanan kalsium), gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologis (absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll),kontraksi otot, meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran & transmisi ion melalui membran organela sel, memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission) serta mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase dan ATP-ase. Sumber kalsium bisa diperoleh dari susu, keju, kuning telur, kangkung atau sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan danhasil olahannya serta udang. Angka Kecukupan Gizi Kalsium bagi usia >18 tahun yang dianjurkan oleh WKNPG 2004 adalah 800 mg/hari baik untuk laki-laki maupun perempuan (Meikemayasari 2008). Torbangun juga kaya akan antioksidan. Akhir-akhir ini penggunaan senyawa antioksidan berkembang dengan pesat baik untuk makanan maupun pengobatan. Penggunaan sebagai obat makin berkembang seiring dengan makin bertambahnya pengetahuan tentang aktifitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan kanker (Boer 2000).