Pertemuan-1 TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESIONAL Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Manusia mempunyai hak dan kewajiban. Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma – norma sosial. Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana pendukung yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dilandasi oleh kode etik tertentu sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut Apakah yang menjadi dasar norma moral untuk mengakui perbuatan baik atau buruk ? Magnis Suseno (1975) mengemukakan kebiasaan sebagai dasarnya, tetapi Hobbes dan Rousseau seperti dikutip oleh Huijbers (1995) mengemukakan kesepakatan masyarakat sebagai dasar pengakuan perbuatan. Selain dari Kebiasaan dan kesepakatan masyarakat. Ada beberapa kriteria lain dari beberapa aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk: Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271 SM) Perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan bagi dirinya sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang). Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat bagi manusia. Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau). Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat alami, tidak merusak alam. Aliran Vitalisme (Albert Schweizer abad 20). Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk adalah perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup 1.2. Budaya Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama “Culture” yang berasal dari kata latin “Colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Unsur-Unsur Kebudayaan Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu : • alat-alat teknologi • sistem ekonomi • Keluarga • Kekuasaan Politik b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi : • Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. • Organisasi ekonomi. • Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) • Organisasi kekuatan (politik). 1.3. Etika Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. 1. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya. 2. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati. 3. Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional. 4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma 5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada. 1.4. Moral Moral berasal dari bahasa Latin MOS , jamaknya adalah mores yang juga berarti adat kebisaan. Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Faktor Penentu moralitas : a. Motivasi b. Tujuan Akhir c. Lingkungan Perbuatan Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan : a. Moralitas Objektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. b. Moralitas Subjektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan personal lainnya. Dua kaidah dasar moral adalah : 1. Kaidah Sikap Baik. Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret itu. 2. Kaidah Keadilan. Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing. Struktur Etika Bahasan utama kita pada pertemuan pertama ini adalah : 1. Memahami arti tentang Etika dan Profesi 2. Perbedaan dan persamaan antara Etika dengan Etiket 3. Mengapa kita harus belajar Etika (Profesi) 4. Prinsip-prinsip Etika 5. Memahami jenis Etika Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K, 1988), etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut. 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/masyarakat. Unsur-unsur Pokok dalam etika profesi: Dalam hal berpikir etis perlu ada 4 hal yang diperhatikan yakni: Nilai, Norma, Situasi, Objek Norma-Kaidah Suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap individu atau masyarakat untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama. Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan dibidang keilmuan. Perbedaan antara ETIKA dengan ETIKET Etika Etiket Berasal dari kata Yunani “Ethos”, artinya Adat, Berasal dari kata Inggris “Ethics” dan Perancis tata akhlak, watak, sikap, cara berpikir, lebih “etiquette” yang artinya sopan santun mengarah ke moral Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh Menyangkut cara melakukan sesuatu kepada atau tidak boleh dilakukan orang lain Berlaku kapan saja walaupun tidak ada saksi Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar Memandang manusia dari lahir dan batin Bersifat realtif Memandang manusia dari lainnya saja Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris etiket dikenal sebagai ethics atau etiquette (bahasaPerancis). Persamaan antara etika dengan etiket 1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket. 2. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampur adukkan Mengapa Kita Harus Belajar Tentang Etika – (Profesi) ? Etika diperlukan untuk : 1. Mengambil sikap yang wajar dalam suasana perbedaan. 2. 3. 4. Memahami adanya perbedaan (suku, budaya, agama dll) Mampu menyesuaikan dengan dampak modernisasi yang membawa perubahan yang berbeda Penuntun kehidupan. Prinsip Etika a. Prinsip Keindahan, etika manusia berkaitan dengan nilai-nilai keindahan b. Prinsip Persamaan, hakekat manusia menghendaki adanya persamaan antara manusia satu dengan yang lain. c. Prinsip Kebaikan, segala sesuatu yang menimbulkan pujian. Manusia kebaikan tatanan sosial, ilmu pengetahuan, agama dll d. Prinsip Keadilan, adanya kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya. e. Prinsip Kebebasan, menginginkan keleluasaan bertindak berdasarkan pilihan. f. Prinsip Kebenaran, segala sesuatu harus dapat dibuktikan kebenarannya Dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia 1. ETIKA DESKRIPTIF 2. ETIKA NORMATIF Etika deskriptif memberikan fakta sebaga idasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku yang dilakukan, sedangkan etika normatif memberikan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan ETIKA DESKRIPTIF Merupakan etika yang berbicara mengenai sebuah fakta, yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat BERKAITAN DENGAN MEMBUAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN Tugas Individual : ETIKA NORMATIF Merupakan etika yang memberikan penilaian secara himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku BERKAITAN DENGAN TINDAKAN UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN Berikan masukan atau komentar tentang materi Pertemuan 1 ini : 1. Pengetahuan atau hal lain apa saja yang ingin Anda ketahui mengenai Etika Profesi ini? 2. Menurut pendapat Anda apakah mata kuliah ini perlu untuk diketahui dan dipelajari oleh mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja? Harap berikan penjelasan jika jawaban Anda “ya” ataupun “tidak” 3. Jika Anda telah mengikuti perkuliahan iLearning sebelumnya selain Etika Profesi, sebaiknya seorang dosen menggunakan metoda atau cara yang bagaimana menurut Anda yang terbaik untuk memberikan perkuliahan iLearning ini? Jika Anda mahasiswa untuk pertama kalinya mengikuti kelas iLearning, berikan penjelasan apa motivasi Anda bergabung mengikuti kelas iLearning? Semua jawaban harap dipostingkan dalam COMMENTS. Semua bentuk jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap penilaian akhir (Anda bebas berpendapat dan memberikan masukan yang positif) Catatan : Comment ditunggu paling lambat dua hari setelah pertemuan pertama selesai. Mahasiswa yang terlambat mengirim atau tidak mengirim “Comment” dianggap tidak menyelesaikan/mengikuti TUGAS (tidak akan mendapat nilai untuk komponen TUGAS) Pertemuan-2 PROFESI dan PROFESIONAL Pertemuan ini akan membahas mengenai 1. Apa yang dimaksud dengan PROFESI dan PROFESIONAL 2. Ciri-ciri PROFESI 3. Syarat suatu PROFESI 4. Apa perbedaan antara PROFESI dengan PROFESIONAL 5. Apa yang dimaksud dengan PROFESIONALISME Profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga orang bekerja tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek Profesi merupakan: Kelompok lapangan pekerjaan yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, didalamnya terdapat pemakaian dengan cara yang benar akan keahlian dan keterampilan tinggi, hanya dapat dicapai dengan memiliki penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,serta adanya disiplin yang dikembangkan oleh kelompok anggota. Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. CIRI-CIRI PROFESI Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu : 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan inidimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. 4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI : a) Melibatkan kegiatan intelektual. b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. c) Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan. d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik. PERBEDAAN PROFESI DENGAN PROFESIONAL PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. PROFESI : a) Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. b) Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). c) Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. d) Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. e) PROFESIONAL : f) Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. g) Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. h) Hidup dari situ. i) Bangga akan pekerjaannya. Untuk menjadi profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki beberapa sikap sebagai berikut: 1. Komitmen tinggi. Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya 2. Tanggung jawab. Seorang profesional juga harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri 3. Berpikir sistematis. Seorang profesional harus mampu menguasai berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya 4. Penguasaan materi. Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan/materi pekerjaan yang sedang dilakukannya 5. Menjadi bagian masyarakat profesional. Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987). Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini Mengapa? PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkan sebagai kelompok “kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapat dimasukkan sebagai kelompok “administrator” atau “birokrat”. KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompok tersendiri, yang bertugas memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadership status. Jelasnya mereka merupakan lapisan kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari atasan, melalui yang menengah sampai ke bawah. CIRI – CIRI PROFESIONALISME 1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. 2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. 3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau putus asa sampai hasil tercapai. 4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. 5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. RESUME Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral dan harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. (Wignjosoebroto -1999) Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapati melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut dan terus memperbarharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi. Catatan tentang profesi adalah: 1. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya 2. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dalam menekuninya 3. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengembangan profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi Keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar “tanda kehormatan” (honour) demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja. Kelompok profesionalis harus berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi dan direalisasikan melalui keahlian serta kepakaran yang dikembangkan berdasarkan wawasan keunggulan yang berkelanjutan (sustainable advantage) Kelompok profesional harus memiliki visi dan misi dalam menegakkan dan menjunjung tinggi kehormatan profesinya, mengontrol praktek-praktek pengamalan dan pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati bersama Tanggung Jawab Moral .Titik penekanan dari profesonalime adalah pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapan Sikap etis di dalam penggunaan teknologi modern, dalam rangka menunjang pekerjaan dengan profesi tertentu, diturunkan dari prinsip dasar tanggung jawab moral dari masing-masing pelakunya Setiap orang yang menghormati diri dan profesinya, akan bertanggung jawab terhadap peran/profesinyas PROFESIONALISME KERJA DI BIDANG TI Pembahasan 1. Bidang Pendidikan atau Pelatihan 2. Pengembang Sistem ( System Developer ) 3. Specialist Support Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut 4.1. Instruktur Instruktur IT adalah seorang yang memiliki kopetensi dan tanggung jawab proses belajar mengajar atau melatih dibidang Teknologi Informasi. Instruktur IT harus memiliki kombinasi kemampuan menguasai Pengetahuan tentang software dan hardware yang menjadi tanggung jawabnya. 4.2. System Developer Merupakan bidang keahlian dibidang pengembangan sistem informasi. System Developer ini mencakupi 3(tiga) bidanG keahlian, yaitu: ● Programer ● System Analyst ● Project Manager 4.2.1. Programmer Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak komputer. Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area computer programming atau pada suatu generalist kode untuk macam-macam perangkat lunak. Orang praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap programming dikenal juga sebagai seorang analis programmer, insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, atau analis perangkat lunak. Suatu bahasa komputer utama programmer ( Java, C++, dll). REAL PROGRAMER Real Programer atau “Hardcore” Programer adalah seorang programer yang menjauhkan diri dari hal yang modern atau tidak menggunakan graphical tools seperti IDE (Integrated Development Environment) dan lebih condong mengarah penggunaan bahasa assembler atau kode mesin, dan semakin dekat dengan perangkat keras. Bahasa pemrograman yang digunakan biasanya seperti : ● Java ● C / C++ ● C# ● FORTRAN 4.2.2. Sistem Analist Seseorang yang memiliki Tugas dan tanggung jawab secara umum sebagai berikut : 1. Meneliti Kebutuhan manajemen, mengenai penggunaan peralatan pengolahan data yang terintegrasi dan proses. 2. Investigasi, merencanakan, meralisasikan, menguji dan debugs sistem perangkat lunak. 3. Merencanakan, mengkoordinir, dan menjadwalkan investigasi, studi kelayakan dan survei, termasuk evaluasi ekonomi dari pengolahan data dan mesin aplikasi otomatis yang ada dan mengusulkan. 4. Mengambil bagian didalam perencanaan anggaran pembelian perangkat keras dan lunak dan monitoring untuk pemeliharaan perangkat keras dan lunak 5. Menyediakan pelatihan dan instruksi ke para pemakai dan karyawan lain dan menyediakan prosedur untuk pekerjaan sehari-hari . Sistem Analist bertugas melakukan pengumpulan keterangan dari para user serta manajemen dalam rangka memperoleh bahan- bahan utama bagi perancangan sistem yang ditugaskan kepadanya. Bahan-bahan tersebut akan digunakan sebagai kriteria ruang lingkup dari sistem yang akan dibuatnya. Semua bahan tadi dikumpulkan dalam fase analisa sistem, sehubungan dengan adanya kebutuhan manajemen akan adanya sistem baru yang lebih memenuhi kebutuhan sistem informasi bagi pengelolaan perusahaan (bisnis) yang bersangkutan. Selanjutnya, berdasarkan bahan-bahan yang diperolehnya tadi, seorang Sistem Analis akan melakukan perancangan sistem baru. Dalam proses perancangan sistem tersebut, maka sejumlah panduan dasar berikut dapat digunakannya sebagai pangkal tolak bekerja (merancang sistem) tersebut. 4.2.3. Project Manager Seseorang yang mempunyai keseluruhan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan perencanaan dan mensukseskan segala proyek. Sebutan Project Manager ini digunakan dalam industri konstruksi, arsitektur dan banyak jabatan berbeda yang didasarkan pada produksi dari suatu produk atau jasa. Manager proyek harus memiliki suatu kombinasi ketrampilan yang mencakup suatu kemampuan untuk menembus suatu pertanyaan, mendeteksi asumsi, tidak dinyatakan dan tekad konflik hubungan antar pribadi seperti halnya ketrampilan manajemen yang lebih sistematis. Dalam hal ini, terdapat 2(dua) macam sertifikasi yang berkenaan Manager, yaitu : 1. Certified Project Manager (CPM) 2. Project Management Professional (PMP) Certifications. dengan Profesionalisme Project 4.3. Spesialisasi Didalam dunia IT, memiliki beberapa spesialisasi dalam profesionalisme kerja, diantaranya yaitu : 1. Spesialisasi Bidang System Operasi dan Networking • System Enginer • System Administrator 2. Spesialisasi Bidang Pengembangan Aplikasi dan Database • Application Developer • Database Administrator 3. Spesialisasi Audit dan Keamanan Sistem Informasi • Information System Auditor • Information Security Manager Pertemuan-3 ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK PROFESI Kita akan mengulas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan : 1. Peran etika dalam profesi 2. Prinsip Etika Profesi dan pentingnya Etika Profesi 3. Kode Etik Profesi 4. Prinsip dasar Kode Etik Profesi 5. Orientasi Kode Etik 6. Tujuan (dibuatnya) Kode Etik Profesi Etika Profesi • Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional. • Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “Bebas Sayap” dalam arti tanpa kendali dan tanpa pengarahan. • Etika tanpa profesionalisme menjadikannya “Lumpuh Sayap” dalam arti tidak maju bahkan tidak tegak. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI : 1. Tanggung jawab : Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberikebebasan dalam menjalankan profesinya. Ethica is in which can act as the performance index or reference for our control system etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional Kode etik adalah sistem norma, nilai, atau aturan profesional tertulis secara tegas menyatakan apa benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik menjadi profesional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi. Tujuan kode etik adalah pelaku profesi tersebut dapat menjalankan tugas dan kewajiban serta memberikan pelanyanan sebaik-baiknya kepada pemakai jasa tersebut. Prinsip dasar kode etik profesi: 1. Prinsip standar teknis. Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya 2. Prinsip kompetensi . Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan 3. Prinsip tanggung jawab profesi . Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 4. Prinsip kepentingan publik . Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak memberikan jasa profesionalnya dalamkerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme 5. Prinsip integritas . Pelaku profesi menunjung nilai tanggung jawab profesional dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik yang menggunakan jasa profesionalnya 6. Prinsip objektivitas . Setiap anggota harus menjaga objektivitas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya 7. Prinsip kerahasiaan. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya 8. Prinsip perilaku profesional . Setiap anggota harus perilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi yang diembankannya Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. • Kode Etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi seorang profesional. • Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Sifat Kode Etik Profesional Singkat • Sederhana • Jelas dan konsisten • Masuk akal • Dapat diterima • Praktis dan dapat dilaksanakan • Komprehensif dan lengkap • Positip dalam formulasinya TUJUAN KODE ETIK PROFESI 1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri. FUNGSI KODE ETIK PROFESI 1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. 2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. 3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Pada umumnya kode etik akan sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik. Sanksi moral Sanksi dikeluarkan dari organisasi PROFESIONALIME Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan. CIRI – CIRI PROFESIONALISME 1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. 2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. 3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai. 4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. 5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi. PROFESIONALISME dan KEPEMIMPINAN PROFESIONALISME dan KOMPETENSI Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unju kkerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu PERTEMUAN-4 STANDAR KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI PROFESI Hal apa saja yang akan kita bahas? 1. Apa yang dimaksud dengan (Standar) KOMPETENSI? 2. Mengapa perlu dilakukan standarisasi (kompetensi) 3. Sertifikasi Kompetensi (apa dan bagaimana?) 4. Sertifikasi Profesi (apa dan bagaimana?) 5. Apa manfaat dari kedua jenis sertifikasi ini bagi para profesional? Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standar profesi adalah kompetensi. Kompetensi disini mencakup: Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya, Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan, Working attitude (sikap kerja). Kemampuan komunikasi dan sosial serta training. Standar Kompetensi Perbedaan pendidikan dan bidang yang digeluti membutuhkan adanya standarisasi Standar industri (vendor) besar lebih disukai karena bersifat global Seringkali sertifikat ini lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan ijazah dari perguruan tinggi atau lembaga penddikan yang tidak terkenal Untuk mendapat sertifikat dari vendor, seperti misalnya Microsoft atau Cisco dibutuhkan biaya yang tidak sedikit Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia/dan atau internasional. Sertifikasi terhadap kompetensi profesi: dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Personil/Profesi, berlaku apabila masih kompeten. Sertifikasi untuk mendapat status profesi: dilakukan organisasi profesi, biasa disebut juga lisensi/registrasi profesi. Sertifikat pelatihan: oleh lembaga pelatihan, biasa disebut juga Certificate of Attainment, berlaku selamanya Sertifikasi Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Sertifikasi IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineer) adalah suatu jaminan tertulis, yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi. Manfaat Sertifikasi bagi tenaga profesional Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi, gaji), Perencanaan karir Profesional development Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga profesional tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut. Profesional Dengan Sertifikasi Sertifikasi merupakan salah cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Jenis-jenisSertifikasi (Bidang TI) Cisco : Cisco Certified Network Associate (CCNA), Cisco Certified Network Professional (CCNP), Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certfied Designing Professional (CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS 1) Microsoft : Microsoft Certified System Engineer (MCSE), Microsoft Certified System Administrator (MCSA), Microsoft Certified Solution Developer (MCSD), dan Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA) Lotus : Certified Lotus Specialist (CLS), Certified Lotus Professional Application Development (CLP AD), dan Certified Lotus Professional System Administration (CLP SA) Oracle : Oracle Certified Professional Database Administrator (OCP DBA) dan Oracle Certified Professional Developer (OCP Developer) Dibidang internet, sertifikasi dari CIW (Certified Internet Web Master), seperti Master CIW Administrator, Master CIW Enterprise Developer SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negaranegara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand. DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC 1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi. 2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem. PROFESIONALISME KERJA Pembahasan 1. Pengertian Profesi 2. Pengertian Profesional 3. Pengertian Profesionalisme 4. Pengenalan Profesionalisme Bidang IT 3.1. Pengertian Profesi Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terus menerus), lingkup (umum dan khusus), tujuan (memperoleh pendapatan dan tanpa pendapatan). Profesi adalah : Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan. Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno,1975) : • Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi • Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi • Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi 3.2. Pengertian Profesional Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi. Kelompok profesional merupakan : kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Tiga watak kerja seorang Profesional 1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. 2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. 3. Kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi 3.3. Pengertian Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan – serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut - untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland : a. Pendekatan berorientasi Filosofis b. Pendekatan perkembangan bertahap c. Pendekatan berorientasi karakteristik d. Pendekatan berorientasi non-tradisional 3.4. Pengenalan Profesionalisme Bidang TI Kopetensi profesionalisme dibidang IT, mencakupi berberapa hal : 1. Keterampilan Pendukung Solusi IT a. b. c. d. Installasi dan Konfigurasi Sistem Operasi (Windows atau Linux) Memasang dan Konfigurasi Mail Server, FTP Server dan Web Server Menghubungkan Perangkat Keras Programming 2. Keterampilan Pengguna IT a. b. c. d. e. f. Kemampuan Pengoperasia Perangkat Keras Administer dan Konfigurasi Sistem Operasi yang mendukung Network Administer Perangkat Keras Administer dan Mengelola Network Security Administer dan Mengelola Database Membuat Aplikasi berbasis desktop atau Web dengan multimedia 3. Pengetahuan di Bidang IT a. Pengetahuan dasar Perangkat Keras, memahami organisasi dan arsitektur komputer b. Dasar-dasar telekomunikasi. Mengenal perangkat keras komunikasi data serta memahami prinsip kerjanya c. Bisnis Internet. Mengenal berbagai jenis bisnis Internet. PERTEMUAN-5 ETIKA PROFESI Bahasan kali ini adalah berhubungan dengan budaya kerja, 1. Apa yang dimaksud dengan budaya kerja? Mengapa budaya kerja itu penting? 2. Bagaimana membangun budaya kerja? 3. Apa manfaat menjalankan dan membangun budaya kerja? 4. Bagaimana budaya kerja (tinggi) dapat dijalankan? 5. Hal apa saja yang perlu diperhatikan agar budaya kerja dapat dimplementasikan? • Budaya kerja adalah satu komponen kuantitas manusia yang melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan • Budaya kerja dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinabungan kehidupan bangsa • Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilikinya, terutama falsafah bangsa yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya • Budaya kerja adalah falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat Warna budaya kerja adalah produktivitas, yang berupa perilaku kerja yang dapat diukur antara lain: • Kerja Keras • Ulet – Disiplin • Produktif – Tanggung jawab • Motivasi – Manfaat • Kreatif – Dinamik • Konsekuen – Konsisten • Responsive – Mandiri • Makin lebih baik……….dan lebih baik lagi Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja Tujuan utama adalah menciptakan suatu perubahan sikap, perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan Menjamin hasil kerja dengan kualitas lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri perkembangan dari luar • Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja, akan memahami dan menghargai lingkungannya (sosial, ekonomi, politik, budaya) • Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja akan berpatisipasi aktif dan loyal kepada kehidupan (pribadi, masyarakat, organisasi/ perusahaan) • Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya kerja dengan pengetahuan dan keahliannya akan lebih siap dalam mengelola tugas atau kewajibannya. • Mengubah sikap dan perilaku pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja. • Meningkatkan kepuasan kerja dan pelanggan, pengawasan fungsional, dan mengurangi pemborosan. • • • • • • • • • • • Menjamin hasil kerja berkualitas Memperkuat jaringan kerja ( networking) Menjamin keterbukaan ( accountable ) Membangun kebersamaan Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Agar Budaya Kerja Dapat diimplementasikan Komitmen, konsisten, dialog –> harus ada satu alasan kuat, budaya kerja harus dapat mendorong setiap program dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak Ada visi yang jelas –> menggambarkan maksud dan tujuan yang seharusnya dapat dilakukan dan menjadi kerangka kerja dalam pengambilan keputudan Target Measurable –> Tujuan yang akan dicapai harus terukur Ada stretegi yang jelas untuk mencapai tujuan Komunikasi (antar departemen, bagian) Budaya Kerja Meendorong pertumbuhan dan perubahan kemandirian • Budaya Berani Ambil Resiko • Budaya Kerja yang Fokus pada Proses • HARD WORKER CULTURE (Budaya kerja keras termasuk budaya yang sulit, penuh dengan aktifitas yang energetik.Lingkungan budaya ini sangat kondusif bagi orang-orang yang aktif, erat dengan pencapaian target tertentu.) ETIKA PROFESI Pembahasan 1. Pengertian Etika Profesi 2. Kode Etik Profesi 3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK 2.1. Pengertian Etika Profesi Bartens (1995) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman. Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang mengemban profesi itu. Kode etik profesi menjadi tolak ukur perbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi merupakan upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya 2.2. Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya. Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak. Fungsi Kode Etik Profesi Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis ? Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya, yaitu : a. Sebagai Sarana Kontrol Sosial b. Sebagai Pencegah Campur Tangan Pihak Lain c. Sebagai Pencegah Kesalahpahaman dan Konflik Kelemahan Kode Etik Profesi a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai. b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya. 2.3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam. kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai, maka kehidupan ini akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilainilai kehidupan dan keluhuran. Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya. Pertemuan-6 FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIONAL Bahasan minggu ini akan mengulas tentang faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari dari perkuliahan keenam ini? 1. Kita dapat memahami bahwa kecerdasan manusia itu satu sama lainnya memiliki perbedaan. 2. Kita sering menginterprestasikan mengenai tingkat kecerdasan itu selalu diukur dan dihubungkan dengan yang namanya IQ saja. 3. Jenis kecerdasan yang berperan dalam menunjang keberhasilan hidup (sukses) seseorang ternyata bukan hanya IQ saja. 4. Kita dapat memahami disamping IQ, ada kecerdasan lain yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan hidup seseorang (Kecerdasan apa itu?) 5. Kecerdasan selain IQ, adalah EQ, SQ, CQ, AQ!! Dan ternyata menurut penelitian (para ahli) IQ hanya menyumbang 20% saja bagi keberhasilan hidup seseorang itu. Sisanya 80% adalah disumbang oleh KECERDASAN Untuk menjawab semua ini. Silakan mahasiswa mengikuti bahan ajar berikut ini Hingga kini masih banyak oramg yang memuja kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata. Orang merasa bangga dan berhasil mendidik anak, bila melihat anak-anaknya mempunyai nilai rapor yang bagus, menjadi juara kelas. Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi tidak juga benar seratus persen. Karena beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spirituallah yang lebih berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak. Selama ini, yang namanya “kecerdasan” senantiasa dikonotasikan dengan Kecerdasan Intelektual” atau yang lazim dikenal sebagai IQ saja (Intelligence Quotient). Namun pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya RUMPUN ATAU MACAM-MACAM KECERDASAN TERSEBUT ADALAH : • IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT) • EQ (EMOTIONAL QOUTIENT) • SQ (SPIRITUAL QOUTIENT) • CQ (CREATIVITY QOUTIENT) • AQ (ADVERSITY QOUTIENT) Memahami Kecerdasan David Wechsler (1939) mendefinisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif. IQ (INTELIGENCE QUOTIENT) CIRI-CIRI PERILAKU INTELEGEN / CERDAS : • Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. • Serasi tujuan dan ekonomis (efesien). • Masalah mengandung tingkat kesulitan. • Keterangan pemecahannya dapat diterima. • Sering menggunakan abstraksi. • Bercirikan kecepatan. • Memerlukan pemusatan perhatian. EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. • Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga. • Penting bahwa kita perlu memahami apa yang diperlukan untuk membantu kita membangun kehidupan yang positif dan memuaskan, karena ini akan mendorong mencapai tujuan-tujuan PROFESIONAL kita. PENGERTIAN EQ (Emotional Quotient) / kecerdasan emosi : • Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN). • Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER). • Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER & SAWAF). • Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL). PERILAKU CERDAS EMOSI • Menghargai emosi negative orang lain. • Sabar menghadapi emosi negative orang lain • Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. • Emosi negative untuk membina hubungan • Peka terhadap emosi orang lain. • Tidak bingung menghadapi emosi orang lain. • Tidak menganggap lucu emosi orang lain. • Tidak memaksa apa yang harus dirasakan. • Tidak harus membereskan emosi orang lain. • Saat emosional adalah saat mendengatkan EQ TINGGI ADALAH : • Berempati. • Mengungkapkan dan memahami perasaan. • • • • • • • • • Mengendalikan amarah. Kemandirian. Kemampuan menyesuaikan diri. Disukai. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi. Ketekunan. Kesetiakawanan. Keramahan. Sikap hormat. SQ (SPRITUAL QUOTIENT) Kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence atau spiritual quotient (SQ) ialah suatu intelegensi atau suatu kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalah-masalah hidup ini berdasarkan nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini, kita berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong berfungsinya secara lebih efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence (EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Sumber:Widodo Gunawan, tersedia dalam http://suaraagape.org/wawasan/Ei2.php. Lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual menurut Roberts A. Emmons, The Psychology of Ultimate Concerns: (1) kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material; (2) kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak; (3) kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari; (4) kemampuan untuk menggunakan sumbersumber spiritual buat menyelesaikan masalah; dan kemampuan untuk berbuat baik. Karakteristik yang kelima: memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan. “The fifth and final component of spiritual intelligence refers to the capacity to engage in virtuous behavior: to show forgiveness, to express gratitude, to be humble, to display compassion and wisdom,” BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN SQ? (1) Jadilah kita suri tauladan yang baik, (2) bantulah klien (sesama) untuk merumuskan “missi” hidupnya, (3) baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita, (4) ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual, (5) diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif rohaniah, (6) libatkan klien dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, (7) bacakan puisi-puisi, atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional, (8) ajak klien untuk menikmati keindahan alam, (9) bawa klien, keluarga atau anak ke tempat-tempat orang yang menderita, dan (10) ikut-sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial. CREATIVITY QUOTIENT Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap imajinasinya, gagasannya sendiri maupun orang lain. Sekalipun beberapa pengamat yang memiliki rasa humor merasa bahwa kebutuhan manusia untuk menciptakan berasal dari keinginan untuk “hidup di luar kemampuan mereka”, namun penelitian mengungkapkan bahwa manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti : keamanan, cinta dan penghargaan. Kreativitas sering dianggap terdiri dari dua unsur 1. Kepasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ideide pemecahan masalah secara lancar dan cepat. 2. Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan atau ide yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatumasalah. Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu : • Kuantitas gagasan. Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih. • Teknik brainstorming. Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan teknik pemecahan kreatif yang tidak banyak dipahami. Teknik ini cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada. • Sinektik. Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan, maka proses sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya. • Memfokuskan tujuan. Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila proses itu dilakukan secara berulang-ulang, maka pikiran anda akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud dan terjadilah proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar. Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, psikiater, mengemukakan bahwa SDM dengan CQ yang tinggi mampu merubah bentuk. Dari suatu ancaman (THREAT) menjadi tantangan (CHALLENGE) dan dari tantangan menjadi peluang (OPPORTUNITY). Daya kreativitas tipe ini dapat membangkitkan semangat, percaya diri (SELF CONFIDENCE) dan optimisme masyarakat dan bangsa untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, daya kreativitasnya bersifat rasional, tidak sekedar angan-angan belaka (WISHFUL THINKING), dan dapat di aplikasikan serta diimplementasikan. AQ (ADVERCITY QUOTIENT) Apakah adversity quotient (AQ) itu ? Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia,” Orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah. Rentang AQ meliputi tiga (3) golongan : 1. AQ rendah (0-50) 2. AQ sedang (95-134) 3. AQ tinggi (166-200 Kecerdasan Intelegensia, Kecerdasan Adversity akan membentuk kompetensi seseorang Sedangkan kecerdasan lainnya seperti : Kecerdasan Emosi ; Spritual pengembangan/pembentukan karakter. dan Creativity akan berpengaruh terhadap Pertemuan-7 PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Untuk menutup perkuliahan Etika Profesi mid semester ini kita akan membahas Dari bahasan ini kita akan mendapatkan pengetahuan mengenai : 1. Gambaran umum pekerjaan yang bersentuhan dengan dunia IT 2. Profesi di bidang IT 3. Standarisasi Profesi versi SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) Gambaran Umum Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi Dengan posisi tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi (TI) yang sangat bervariasi karena menyesuaikan dengan skala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit untuk mencari standardisasi pekerjaan di bidang ini. Kita dapat mengklasifikasikan tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi tersebut berdasarkan jenis dan kualifikasi pekerjaan yang ditanganinya. Secara umum, pekerjaan di bidang Teknologi Informasi setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidang pekerjaannya. A. Kelompok Pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) baik mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi. Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya : 1. Sistem analis, Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan analisis dan desain terhadap sebuah sistem sebelum dilakukan implementasi atau pemrograman lebih lanjut. Analisis dan desain merupakan kunci awal untuk keberhasilan sebuah proyek-proyek berbasis komputer. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer. 2. Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya. Jenis pekerjaan ini memiliki 3 tingkatan yaitu : Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya. Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas 3. Web designer adalah orang yang melakukan kegiatan perecanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web. 4. Web programmer orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya. 5. dan lain-lain. B. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware). Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti : 1. Technical enginer, sering juga disebut sebagai teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang teknik baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer. 2. 3. Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya. dan lain-lain. C. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi. Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti : 1. EDP Operator, adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya. 2. System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem. 3. MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik hardware, software maupun sumber daya manusianya. 4. dan lain-lain D. Kelompok yang keempat, adalah mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis Teknologi Informasi. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi. Jenis pekerjaan yang termasuk profesi ini harus memiliki dua karakteristik: 1. Kompetensi. Sifat yang selalu menuntut setiap profesional di bidangnya masing-masing untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesinya 2. Tanggung jawab pribadi . Kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi sehingga bisa mempertanggung jawabkan semua pekerjaan yang dilakukannya secara moral : Merekomendasikan apa adanya, Bekerja sesuai kompetensi, Mendahulukan kepentingan umum Pertanyaannya adalah : “Apakah pekerjaan di bidang teknologi informasi dapat disebut sebagai sebuah profesi?” Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, maka harus diuji kriteria dari pekerjaan tersebut karena tidak semua pekerjaan adalah profesi. Demikian juga dengan pekerjaan di bidang komputer. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer (sekedar mengoperasikan), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tersebut seseorang bisa dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan seorang software enginer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai software enginer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya. Jenis keterampilan/teknik yang diperlukan Teknik Rekayasa. Mempelajari analisis, rekayasa, spesifikasi, implementasi, validasi untuk menghasilkan produk untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang Teknik Industri. Mempelajari riset operasi, perencanaan produksi, pengendalian kualitas, optimasi proses dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand. 1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi. 2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem. Pertemuan-8 KODE ETIK PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Sejarah Etika Komputer Era 1940 – 1950-an Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari pekerjaan profesor Norbet Wiener. Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan beberapa rekan kerjanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah perkembangan teknologi, yaitu etika. Era 1960-an Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker dari SRI International Menlo Park California melakukan berbagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Dalam perkembangannya, ia menerbitkan “Rules of Ethics in Information Processing” atau peraturan tentang dalam pengolahan informasi. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesional di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin perkembangan Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk Association Computing Machinery (ACM). Era 1970-an Era ini dimulai sepanjang tahun 1960, Josephn Weizenbaum, ilmuwan komputer MIT di Boston, suatu program komputer yang disebut ELIZA. Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi dari penemuan sederhananya itu, dimana beberapa dokter jiwa melihatnya sebagai bukti bahwa komputer akan segera melakukan otomatisasi psikoterapi. Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga diwarnai dengan karya Walter Maner yang sudah dimulai menggunakan istilah “computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu. Era 1980-an . Tahun 1980-an sejumlah konseksuensi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi isu di Amerika dan Eropa. Pertengahan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel menarik yang berjudul “What Is Computer Ethics?” sebagai isu khusus pada Jurnal Metaphilosophy Era 1990-an sampai sekarang Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks, dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik dibidang etika komputer. Isu-isu pokok etika komputer 1. Perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, selain membawa dampak positif bagi umat manusia, disisi lain juga mengundang tangan-tangan kriminal untuk beraksi, baik untuk mencari materi maupun sekedar iseng 2. Kejahatan komputer dapat diartikan sebagai “kejahatan yang ditimbulkan karena penggunaan komputer secara illegal” (menurut Andi Hamzah). 3. Salah satu perkembangan pesat di bidang komputer adalah internet, singkatan dari Interconnection Networking merupakan suatu jaringan yang menghubungkan di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit komputer menjadi satu jaringan yang bisa mengakse 4. 5. Perkembangan internet memunculkan peluang baru untuk membangun dan memperbaiki pendidikan, bisnis, layanan pemerintah, dan demokrasi Netiket yang paling sering digunakan mengacu kepada standar netiket yang ditetapkan IETF (The Internet Engineering Task Force). E-Commerce Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut electronic commerce (E-Commerce). E-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet Ecommerce dapat menimbulkan beberapa isu yang menyangkut aspek hukum perdagangan dalam penggunaan sistem yang terbentuk secara online networking management tersebut. Acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL sebagai salah satu komisi internasional yang di bawah naungan PBB Organisasi profesi di AS, seperti Association for Computing Machinery (ACM) dan Institute of Electrial and Electronic Engineering (IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat pelaku profesi dan garis-garis besar pekerjaan untuk membantu para profesional komputer dalam memahami dan mengatur tanggung jawab etis yang dipenuhinya Di Indonesia, organisasi profesi di bidang komputer didirikan sejak tahun 1974 yang bernama IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan Informatika), juga sudah menetapkan kode etik yang sudah disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi komputer di Indonesia. Dalam lingkup T I, kode etik profesi harus berpedoman pada prinsip atau norma yang berhubungan antara : • Profesional dengan Klien • Profesional dengan Organisasi Profesi • Organisasi Profesi dengan Pemerintah Ahli (Profesional) TI harus memiliki etika: • Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kompetensi yang dimilikinya. • Memiliki kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dengan menerapkan norma – norma keilmuan • Mampu menghasilkan karya yang tidak bertentangan dengan norma – norma kehidupandan agama Kode Etik Profesi Bidang Teknologi Informatika a. Kode Etik Seorang Profesional Teknologi Informasi (TI) Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau normanorma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi. Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll). b. Kode Etik Pengguna Internet Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah: 1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk. 2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain. 3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya. 4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur. 5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking. 6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya. 7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain. 8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya. 9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung. c. Etika Programmer Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah: 1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware. 2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja. 3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat. 4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah membeli atau meminta ijin. 5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa ijin. 6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools. 7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin. 8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status. 9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan. 10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja 11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain. 12. Tidak boleh mempermalukan profesinya. 13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi. 14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug. 15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer. Tanggung Jawab Profesi TI Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika) semenjak tahun 1974. Kendala dalam penerapan etika profesi TI. 1. Masih kurang mendapat dukungan dari masyarakat maupun pemerintah 2. Kebutuhan masyarakat akan teknologi informasi relatif masih rendah 3. Masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menghargai Hak Cipta orang lain (dalam berbagai bidang) Bentuk-bentuk Cyber Crime • Unauthorized Access. Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu system jaringan computer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan computer yang dimasukinya. Probing dan Port Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini. Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servisservis apa saja yang tersedia di server target. • Illegal Contents . Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. • Penyebaran virus secara sengaja. Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang system emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. Contoh kasus : Virus Mellisa, I Love You, dan Sircam. • Data Forgery. Memalsukan data pada dukomen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui internet, untuk kepentingan pelaku. à pada kasus e-commerce • Cyber espionage, sabotage and extortion. Cyber Espionage, Sabotage and Extortion . Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan matamata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan computer pihak sasaran. Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program computer atau system jaringan computer yang terhubung dengan internet. • Cyberstalking . Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan computer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet. • Carding . Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. • Hacking dan Cracking . Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk mempelajari system computer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki kemampuan penguasaan system di atas rata-rata pengguna. Jadi, hacker memiliki konotasi yang netral. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, • • • mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Cybersquatting and Typosquatting . Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Hijacking Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak) Cyber Terorism . Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Cyber Crime 1. Faktor Politik 2. Faktor Ekonomi 3. Faktor Sosial Budaya 4. Ada beberapa aspek untuk Faktor Sosial Budaya: : Kemajuan Teknologi Informasi, Sumber Daya Manusia, Komunitas Baru Keahlian seorang IT dapat membawa dua segi 1. Membangun 2. Menghancurkan KEBIJAKAN KODE ETIK PROFESI IT Pembahasan: Kebijakan Hukum dalam upaya penanggulangan Pelanggaran Kode Etik Profesi TI Kejahatan Komputer adalah bentuk kejahatan yang menimbulkan dampak yang sangat luas karena tidak saja dirasakan secara nasional tetapi juga internasional, oleh sebab itu wajar apabila Dikatagorikan sebagai kejahatan yang sifatnya internasional berdasarkan United Nation Convention Against Transnational Organized Crime (Palermo Convention, November 2000 dan Deklarasi ASEAN 20 Desember 1997 di Manila) Banyak permasalahan hukum yang muncul ketika kejahatan dunia maya dapat diungkap oleh aparat penegak hukum, Yurisdiksi merupakan hal yang sangat crucial dan kompleks berkenaan dengan hal tersebut. Hukum internasional telah meletakkan beberapa prinsip umum yuridiksi suatu negara, diantaranya : yang berkaitan dengan Prinsip Teritorial, setiap negara dapat menerapkan yurisdiksi nasionalnya terhadap semua orang baik warga negara atau asing. Prinsip Nasional Aktif, setiap negara dapat memberlakukan yuridiksi nasionalnya terhadap warga negaranya yang melakukan tindak pidana sekalipun dilakukan dalam yurisdiksi negara lain. Prinsip Nasional Pasif, merupakan counterpart dari prinsip nasional aktif, tekanannya ada pada kewarganegaraan sikorban. Prinsip Perlindungan, setiap negara mempunyai kewenangan melaksanakan yurisdiksi terhadap kejahatan yang menyangkut Keamanan dan integritas atau kepentingan ekonomi yang vital. Prinsip Universal, suatu negara dapat menyatakan mempunyai hak untuk memberlakukan hukum pidananya dengan alasan terdapat hubungan antara negara tersebut dengan tindak pidana yang dilakukan. Bentuk penanggulangan pelanggaran Kode Etik Profesi IT, beberapa asosiasi atau organisasi dan negara telah memiliki bentuk perundangan, berikut beberapa contoh perundangan tersebut : A. Kode Etik Profesi IT produk dari Asosiasi atau Organisasi : 1. IFIP (International Federation for Information Processing) 2. ACM (Association for Computing Machinery) 3. ASOCIO (Asian Oceaniq Computer Industries Organization) B. Kode Etik Profesi IT produk dari Negara 1. Malaysian Computer Society (Code of Profesional Conduct) 2. Australian Computer Society (Code of Conduct) 3. New Zealand Computer Society (Code of Ethics and Profesional Conduct) 4. Singapore Computer Society (Profesional Code of Conduct) 5. Computer Society of India (Code of Ethics of IT Profesional) 6. Philipine Computer Society Code of Ethics) 7. Hong Kong Computer Society (Code of Conduct) A. Mulder mengemukakan bahwa kebijakan hukum pidana ialah garis kebijakan untuk menentukan : Seberapa jauh ketentuan – ketentuan pidana yang berlaku perlu dirubah atau diperbaharui. Apa yang dapat diperbuat untuk mencegah terjadinya tindak pidana Bagaimana cara penyelidikan, penuntutan, peradilan dan pelaksanaan pidana harus dilaksanakan. Selama ini fenomena kejahatan komputer masih menjadi perdebatan diantara pakar hukum, ada yang berpendapat bahwa hukum pidana positif (KUHP dan KUHAP) tidak dapat menjangkau kejahatan ini, sebagian berpendapat sebaliknya. Pengaturan mengenai KUHP, KUHAP dan 184 ayat 1 KUHAP keterangan ahli, surat, kejahatan komputer belum secara tegas dan jelas diatur dalam undang – undang nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. Pasal secara definitif membatasi alat bukti hanyalah keterangan saksi, petunjuk dan keterangan terdakwa saja. Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta Basrief Arief dalam sebuah Simposium HaKI 2001 di Jakarta menyatakan “Sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki perangkat perundangan yang mengatur ikhwal pelanggaran hak cipta di dunia internet” Harian Republika, 14 November 2001, mengenai ketiadaan undang – undang Kejahatan Komputer berdasarkan asas legalitas dalam sistem hukum pidana di Indonesia, pasal 1 ayat 1 KUHP ditentukan bahwa suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang – undangan pidana yang telah ada sebelumnya. Maka kepada pelaku Kejahatan Komputer diIndonesia belum dapat dijerat dengan hukum. Akan tetapi pemerintah dan masyarakat tetap melakukan upaya – upaya diantaranya : 1. 2. Memoderinisasi KUHP Menyusun RUU Teknologi Informasi (draf III) oleh UNPAD, yang rencananya diserahkan kepada Depkominfo Resume Teknologi, Informasi dan Komunikasi bisa menjadi pilar-pilar pembangunan nasional yang bisa mengadaptasi di setiap permasalahan bangsa sebagai contoh menyerap tenaga kerja baru, mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam mengaplikasikan ilmunya ataut menjalankan profesi IT bukan mudah dan bukan tidak sukar, yang terpenting adalah kita mampu menempatkan diri pada posisis yang benar. Profesi IT dianggap orang lain adalah profesi khusus karena keahlian yang ia miliki maka dari itu kita bisa menentukan tapi dengan ikatan yang jelas. Profesi IT juga bisa dianggap sebagai 2 mata pisau, bagaimana yang tajam bisa menjadikan IT lebih berguna untuk kemaslahatan umat dan mata lainya bisa menjadikan IT ini menjadi bencana sosial, bencana ekonomi maupun krisis kebudayaan yang saat ini sering terjadi yaitu Pembuatan website porno, seorang hacker melakukan pengacakan rekening sebuah bank dan melakukan kebohongan dengan content-content tertentu, dan lain-lain. Kita juga harus bisa menyikapi dengan keadaan teknologi, informasi dan komunikasi saat ini dengan arus besar data yang bisa kita dapat dengan hitungan per detik ataupun dengan kesederhanaan teknologi kita bisa melakukan pekerjaan kita menjadi praktis, tapi kita harus melakukan pembenahan terhadap teknologi sebagai inovasi untuk meringankan maupun memberantas resiko kejamnya teknologi itu sendiri. Dengan membangun semangat kemoralan dan sadar akan etika sebagai orang yang ahli di bidang IT . Tentu saja diharapkan etika profesi semakin dijunjung ketika jenjang pendidikan kita berlatar IT makin tinggi. Sedangkan keahlian dilapangan meningkat seiring banyaknya latihan dan pengalaman. Pada kesempatan saat ini, bagaimana kita bisa menegakan etika profesi seorang teknokrat(sebutan bagi orang yang bekerja di bidang IT) dan bagaimana kita bisa menjadi seorang teknokrat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kita harus bisa memberikan inovasiinovasi pemikiran, gagasan produktif dan aksi nyata untuk perkembangan IT kedepan. Bukan tak mungkin IT akan menjadi hal yang sistematis dalam perkembanagan bangsa kedepan dalam memajukan kegidupan berbangsa maupun bernegara. Pertemuan 9 HAK CIPTA DAN JENIS PELANGGARAN KODE ETIK BIDANG IT Sebelum membahas hak cipta, paten, dan merek ada baiknya bila kita mengetahui terlebihdahulu apa itu Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).Karena ketiganya itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari khazanah intelektual. Hak atas Kekayaan Intelektual atau bisa juga dikatakan Hak Milik Intelektual adalah hasil – hasil usaha manusia kreatif yang dilindungi oleh hukum (menurut UNCTAD dan ICSD). Keberadaan dari HaKI selalu berhubungan erat antar manusia dan antar negara. Keberadaan dari HaKI sendiri selalu mengikuti dinamika dalam perkembangan masyarakat. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya – karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Sistem HaKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektual asalkan karyanya bukan karya tiruan/jiplakan dan mempunyai nilai ekonomi. Dimaksudkan adanya HaKI adalah sebagai penghargaan atas hasil karya (kreatifitas) dan agar orang lain terangasang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HaKI tersebut kepentingan masyarakat dintentukan oleh mekanisme pasar. Selain itu juga, keberadaan HaKI menunjang diadakannya dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreatifitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Hukum yang mengatur HaKI bersifat territorial, pendaftaran ataupun penegakan HKI harus dilakukan secara terpisah di masing – masing yurisdiksi yang bersangutan. HKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI yang sudah di daftarkan di Indonesia. Cabang-cabang Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia yaitu : Hak Cipta (Copyright); Paten (Patent); Merek (Trademark); Disain Industri (Industrial Design); Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Integrated Circuit Layout Design); Rahasia Dagang; Indikasi Geografis Pembagian hak kekayaan intelektual tersebut dilakukan salah satu alasannya karena bagianbagian hak kekayaan intelektual ini memiliki objek perlindungan yang berbeda-beda. Hak cipta memberikan perlindungan atas ciptaan-ciptaan di bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan, paten memberikan perlindungan atas invensi di bidang teknologi, merek memberikan perlindungan atas logo/simbol dagang, desain industri memberikan perlindungan atas kreasi berupa bentuk, konfigurasi, dan komposisi yang dapat berupa dua dimensi atau tiga dimensi yang memiliki nilai estetika dan untuk menghasilkan suatu produk, komoditi industri dan kerajinan tangan, sedangkan rahasia dagang memberikan perlindungan atas informasi bisnis atau teknologi yang bernilai ekonomi dan dijaga kerahasiaannya. Latar belakang HAKI, dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi, perlindungan mimimum dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro administratif bernama the United International Bureau for the Protection of Intellectual Property yang kemudian dikenal dengan nama World Intellectual Property Organisation (WIPO). WIPO kemudian menjadi badan administratif khusus di bawah PBB yang menangani masalah HaKI anggota PBB. Sebagai tambahan pada tahun 2001 World Intellectual Property Organization (WIPO) telah menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia. Setiap tahun, negara-negara anggota WIPO termasuk Indonesia menyelenggarakan beragam kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari HKI Sedunia. Sejak ditandatanganinya persetujuan umum tentang tariff dan perdagangan (GATT) pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh-Maroko, Indonesia sebagai salah satu negara yang telah sepakat untuk melaksanakan persetujuan tersebut dengan seluruh lampirannya melalui Undang-undang No. 7 tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Lampiran yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) adalah Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP’s) yang merupakan jaminan bagi keberhasilan diselenggarakannya hubungan perdagangan antar Negara secara jujur dan adil, karena : (1). TRIP’s menitikberatkan kepada norma dan standard; (2). Standar persetujuan dalam TRIP’s adalah Full Complience atau ketaatan yang bersifat memaksa tanpa reservation ; (3). TRIP’s memuat ketentuan penegakan hukum yang sangat ketat dengan mekanisme penyelesaian sengketa diikuti dengan sanksi yang bersifat retributif. Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada akhirnya juga menimbulkan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut. Pada gilirannya, kebutuhan ini melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya. Sesuai dengan hakekatnya pula, HaKI dikelompokan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud (Intangible). Pengenalan HaKI sebagai hak milik perorangan yang tidak berwujud dan penjabarannya secara lugas dalam tatanan hukum positif terutama dalam kehidupan ekonomi merupakan hal baru di Indonesia. Dari sudut pandang HaKI, aturan tersebut diperlukan karena adanya sikap penghargaan, penghormatan dan perlindungan tidak saja akan memberikan rasa aman, tetapi juga mewujudkan iklim yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk menghasilkan karya-karya inovatif,inventif dan produktif. Jika dilihat dari latar belakang historis mengenai HaKI terlihat bahwa di negara barat (western) penghargaan atas kekayaan intelektual atau apapun hasil olah pikir individu sudah sangat lama diterapkan dalam budaya mereka yang kemudian ditejemahkan dalam perundang-undangan. HaKI bagi masyarakat barat bukanlah sekedar perangkat hukum yang digunakan hanya untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang akan tetapi dipakai sebagai alat strategi usaha dimana karena suatu penemuan dikomersialkan atau kekayaan intelektual, memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Hasil dari komersialisasi penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intelektual untuk terus berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi individu atau pihak lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga dapat berkarya dengan lebih baik sehingga timbul kompetisi. Perkembangan Haki di Indonesia. Pada awal tahun 1990, di Indonesia, HAKI itu tidak populer, mulai populer memasuki tahun 2000 sampai dengan sekarang. Tapi, ketika kepopulerannya itu sudah sampai puncaknya, grafiknya akan turun. Ketika dia mau turun, muncullah hukum siber, yang ternyata kepanjangan dari HAKI itu sendiri. Jadi, dia akan terbawa terus seiring dengan ilmu-ilmu yang baru. Berikut ini perubahan undang-undang perjalanan perundang-undang HAKI di Indonesia : UU No 6 Tahun 1982 ——-> diperbaharui menjadi UU No 7 Tahun 1987—— > UU No 12 Tahun 1992——> Terakhir, UU tersebut diperbarui menjadi UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Kekayan Intelektual yang disahkan pada 29 Juli 2002 ternyata diberlakukan untuk 12 bulan kemudian, yaitu 19 Juli 2003, inilah kemudian menjadi landasan diberlakukannya UU HAKI di Indonesia. Apakah pemberlakuan HAKI merupakan “kelemahan” Indonesia terhadap Negara-negara maju yang berlindung di balik WTO ? Konsekuensi HAKI/akibat diberlakukannya HAKI : 1. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain. 2. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana dengan masyarakat umum. 3. Adanya kepastian hukum yaitu pemegang dapat melakukan usahanya dengan tenang tanpa gangguan dari pihak lain. 4. Pemberian hak monopoli kepada pencipta kekayaan intelektual memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Hasil dari komersialisasi penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intektual untuk terus berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi individu atau pihak lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga dapat berkarya dengan lebih baik sehingga timbul kompetisi. Informasi saat ini telah menjelma menjadi suatu kekuatan tersendiri dalam persaingan global. Internet sebagai suatu fenomena kemajuan teknologi menyebabkan terjadinya percepatan globalisasi dan lompatan besar bagi penyebaran informasi dan komunikasi di seluruh dunia. Penggunaan Internet sebagai media informasi multimedia membuat beragam karya digital yang disebar luaskan dan digandakan keseluruh dunia. Dalam karya digital tersebut banyak muatan Hak Kekayaan Intelektual terkandung didalamnya antara lain Hak Cipta. PENGERTIAN HAK CIPTA • Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni. • Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1) • Hak Cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi”. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama atas inspirasinya melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam benda yang khas dan bersifat pribadi Tinjauan umum Undang-Undang Hak Cipta RI Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undang yang berlaku • Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan seni, atau sastra • Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai cipta, pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta atau pihak lain yang menerima lebih lanjut dari pihak yang menerima hak tersebut • Hak cipta dapat beralih atas dialihkan, baik seluruhnya sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undang • Hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya seperti karya peninggalan sejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya, folklore dan hasil hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babag, lagu, kerajinan tangan, kareografi, tarian kaligrafi, dan karya seni lainnya dimiliki oleh negara Dalam UU hak cipta, ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam ilmu pengetahuan, seni dan sastra: • Buku, program komputer, semua hasil karya tulis lainnya • Ceramah, kuliah, pidato yang diwujudkan dengan cara diucapkan • alat peraga yang digunakan untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan • Ciptaan lagu atau musik tanpa teks • dll. Yang tidak dapat didaftar sebagai ciptaan adalah: • ciptaan diluar ilmu pengetahuan, seni dan sastra • • ciptaan yang tidak orisinil ciptaan yang sudah milik umum Indonesia saat ini telah meratifikasi konvensi internasional dibidang hak cipta yaitu namanya Berne Convension tanggal 7 Mei 1997 dengan Kepres No. 18/ 1997 dan dinotifikasikan ke WIPO (World Intelectual Property Organization) tanggal 5 Juni 1997, dengan konsekuensi Indonesia harus melindungi dari seluruh negara atau anggota Berne Convention. Masa berlaku hak cipta Hak cipta atas ciptaan buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain, drama atau drama musikal, tari, korergrafi, segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung, seni batik, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, arsitektur, ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lain; alat peraga; peta; terjemaah, tafsir, saduran, dan bunga rampai berlaku seumur hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia Hak cipta atas program komputer; sinematografis; fotografi; dan karya pengalihwujudan, berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan • ciptaan buku, alat peraga, tari, peta, berlaku selama hidup penciptanya ditambah 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia • ciptaan program komputer, rekaman suara, karya siaran, berlaku selam 50 tahun sejak pertama kali diumumkan • ciptaan data fotografi berlaku 25 tahun sejak diumumkan • hak cipta dipegang oleh negara berlaku tanpa batas UNDANG-UNDANG HAK CIPTA DAN PERLINDUNGAN TERHADAP KOMPUTER • UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta • UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15) • UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42) • UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29) Upaya mengatasi maraknya pelanggaran hak cipta Apa yang dapat dilakukan? • Solusi yang pertama untuk mengatasi maraknya pelanggaran hak cipta tentunya berawal dari membangun budaya masyarakat untuk menghargai hasil karya orang lain • Solusi yang kedua adalah bahwa pemerintah, baik dari instansi-instansi terkait jajaran penegak hukum dan segenap lapisan masyarakat hendaknya sepakat untuk secara bersamasama memerangi pembajak terhadap karya-karya intelektual karena pembajakan karya intelektual merupakan perbuatan yang merugikan perekonomian bangsa, menghancurkan kreativitas dan merendahkan martabat bangsa • Jajaran aparatur penegak hukum sudah seharusnya secara konsisten menegakkan hukum atas pelanggaran-pelanggaran hak kekayaan intelektual dan kusus kepada pengadilan agar dapat memberikan hukuman yang setimpal agar tidak terulang lagi kejahatan di bidang tersebut • Sumber daya manusia dalam hal penyelidikan kasus-kasus pelanggaran hak cipta juga harus ditingkatkan Paten Berdasarkan Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2001 Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Pasal 1 ayat 1). Inventor yang dimaksudkan dalam paragraf diatas adalah seseorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama – sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Sedangkan, Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Pemegang hak paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya : 1. Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian lisensi. 2. Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas. 3. Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas. Suatu sistem pemberian Paten di Indonesia menganut sistem First to File bahwa seseorang yang pertamakali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang Paten, bila semua persyaratannya dipenuhi. Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan administratif dan subtantif sebagaimana diatur dalam Undang-undang Paten. Suatu permohonan Paten sebaiknya diajukan secepat mungkin, mengingat sistem Paten Indonesia menganut sistem First to File. Akan tetapi pada saat pengajuan, uraian lengkap penemuan harus secara lengkap menguraikan atau mengungkapkan penemuan tersebut. Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan seorang Inventor sebelum mengajukan permohonan Paten, yaitu : Melakukan penelusuran. Tahapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang teknologi terdahulu dalam bidang invensi yang sama (state of the art) yang memungkinkan adanya kaitannya dengan invensi yang akan diajukan. Melalui informasi teknologi terdahulu tersebut maka inventor dapat melihat perbedaan antara invensi yang akan diajukan permohonan Patennya dengan teknologi terdahulu. Melakukan Analisis. tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah ada ciri khusus dari invensi yang akan diajukan permohonan Patennya dibandingkan dengan Invensi terdahulu. Mengambil Keputusan. Jika invensi yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri teknis dibandingkan dengan teknologi terdahulu, maka invensi tersebut sebaiknya diajukkan permohonan Patennya.Sebaliknya jika tidak ditemukan ciri khusus, maka invensi tersebut sebaiknya tidak perlu diajukan untuk menghindari kerugian dari biaya pengajuan permohonan Paten. Pemegang Paten tentunyanya mempunyai hak dan kewajiban. Hak Pemegang Paten. Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan dapat melarang pihak lain tanpa persetujuannya. Seperti dalam hal Patenproduk: membuat, menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual, mengimpor, dsb. Seperti juga dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi untuk membuat barang dan tindakan lainnya seperti membuat, menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual, mengimpor, dsb. Kewajiban Pemegang Paten. Pemegang Paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberi Paten di Indonesia. Merek Merek atau merek dagang adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/jasa dan menimbulkan arti psikologis/asosiasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1 ayat 1). Dari definisi diatas tersebut di atas ada beberapa tanda yang dapat diklasifikasikan sebagai Merek adalah: Kata, Huruf, Angka, Gambar, Warna, Gabungan dari unsur-unsur tersebut. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barangbarang sejenis lainnya. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Selain kedua jenis Merek diatas, dalam Undang-undang Merek juga dikenal adanya Merek Kolektif yaitu Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan dan/atau jasa sejenis lainnya. Fungsi dari Merek • Tanda Pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya. • Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebutkan mereknya. • Sebagai jaminan atas mutu barangnya. • Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan. • Pendaftaran Merek. Syarat yang harus dipenuhi dalam mendaftarkan suatu Merek : Adanya Daya Pembeda. Merek yang didaftarkan tersebut harus dibedakan sedemikian rupa dengan Merek barang atau jasa lain yang sudah dimiliki pihak lain. Originality, Merek yang akan didaftarkan merupakan merek yang baru asli dari pihak yang akan mendaftarkan, dalam arti belum menjadi milik umum. Suatu Merek tidak dapat di daftarkan apabila : Permohonan diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik. Sebagai contoh, Merek Dagang X yang sudah dikenal selama bertahun-tahun, ditiru oleh Y sedemikian rupa sehingga memiliki persamaan pokok dengan Merek Dagang X. dalam contoh tersebut sudah terjadi iktikad tidak baik. Merek dagang mengandung unsur pertentangan dengan perundang – undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum. Merek dagang tersebut tidak memiliki daya pembeda, apabila tanda tersebut terlalu sederhana, seperti hanya titik dan garis saja atau apabila tanda tesebut terlalu rumit hingga tidak jelas. Merek dagang tersebut telah menjadi milik umum, seperti membuat Merek dari lambang rambu – rambu lalu lintas. JENIS PELANGGARAN KODE ETIK BIDANG IT Pembahasan 1. Hacker dan Cracker 2. Denial Of Service Attack 3. Piracy 4. Fraud 5. Gambling 6. Pornography dan Paedophilia 7. Data Forgery 6.1. Hacker dan Cracker Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama. Menurut Mansfield, hacker didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman lainnya, tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak mencuri uang atau informasi. Sedangkan cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki kertertarikan untuk mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan keseluruhan sistem komputer. Hacker juga memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levy berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution, pada tahun 1984. Yaitu : 1. Akses ke sebuah sistem komputer, dan apapun saja dapat mengajarkan mengenai bagaimana dunia bekerja, haruslah tidak terbatas sama sekali 2. Segala informasi haruslah gratis 3. Jangan percaya pada otoritas, promosikanlah desentralisasi 4. Hacker haruslah dinilai dari sudut pandang aktifitas hackingnya, bukan berdasarkan standar organisasi formal atau kriteria yang tidak relevan seperti derajat, usia, suku maupun posisi. 5. Seseorang dapat menciptakan karya seni dan keindahan di komputer 6. Komputer dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Penggolongan Hacker dan Cracker Recreational Hackers, kejahatan yang dilakukan oleh netter tingkat pemula untuk sekedar mencoba kekurang handalan sistem sekuritas suatu perusahaan. Crackers/Criminal Minded hackers, pelaku memiliki motivasi untuk mendapat keuntungan finansial, sabotase dan pengerusakan data. Tipe kejahatan ini dapat dilakukan dengan bantuan orang dalam. Political Hackers, aktifis politis (hacktivist) melakukan pengrusakan terhadap ratusan situs web untuk mengkampanyekan programnya, bahkan tidak jarang dipergunakan untuk menempelkan pesan untuk mendiskreditkan lawannya. 6.2. Denial Of Service Attack Didalam keamanan komputer, Denial Of Service Attack (DoSAttack) adalah suatu usaha untuk membuat suatu sumber daya komputer yang ada tidak bisa digunakan oleh para pemakai. Secara khas target adalah high-profil web server, serangan ini mengarahkan menjadikan host halaman web tidak ada di Internet. Hal ini merupakan suatu kejahatan komputer yang melanggar kebijakan penggunaan internet yang diindikasikan oleh Internet Arsitecture Broad (IAB). Denial Of Service Attack mempunyai dua format umum: 1. Memaksa komputer-komputer korban untuk mereset atau korban tidak bisa lagi menggunakan perangkat komputernya seperti yang diharapkan nya. 2. Menghalangi media komunikasi antara para pemakai dan korban sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi. Denial of Service Attack ditandai oleh suatu usaha eksplisit dengan penyerang untuk mencegah para pemakai memberi bantuan dari penggunaan jasa tersebut. Contoh meliputi: 1. Mencoba untuk “membanjiri" suatu jaringan, dengan demikian mencegah lalu lintas jaringan yang ada. 2. Berusaha untuk mengganggu koneksi antara dua mesin, dengan demikian mencegah akses kepada suatu service. 3. Berusaha untuk mencegah individu tertentu dari mengakses suatu service. 4. Berusaha untuk mengganggu service kepada suatu orang atau sistem spesifik 6.3. Pelanggaran Piracy Piracy adalah kemampuan dari suatu individu atau kelompok untuk memelihara urusan pribadi dan hidup mereka ke luar dari pandangan publik, atau untuk mengendalikan alir informasi tentang diri mereka. Pembajakan software aplikasi dan lagu dalam bentuk digital (MP3, MP4, WAV dll) merupakan trend dewasa ini, software dan lagu dapat dibajak melalui download dari internet dan dicopy ke dalam CD room yang selanjutnya diperbanyak secara ilegal dan diperjual belikan secara ilegal . 6.4. Fraud Merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesarbesarnya. Biasanya kejahatan yang dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Sebagai contoh adanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kartu kredit. Carding muncul ketika seseorang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut secara melawan hukum. 6.5. Gambling Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi perjudian sudah marak didunia cyber yang berskala global. Dari kegiatan ini dapat diputar kembali dinegara yang merupakan “tax heaven”, seperti cyman islands yang merupakan surga bagi money laundering. Jenis-jenis online gambling antar lain : 1. Online Casinos Pada online casinos ini orang dapat bermain Rolet, BlackJack, Cheap dan lain-lain. 2. Online Poker Onlie Poker biasanya menawarkan Texas hold 'em, Omaha, Seven-card stud dan permainan lainnya. 3s. Mobil Gambling Merupakan perjudian dengan menggunakan wereless device, seperti PDAs, Wereless Tabled PCs. Berapa casino online dan poker online menawarkan pilihan mobil. GPRS, GSM Data, UMTS, I-Mode adalah semua teknologi lapisan data atas mana perjudian gesit tergantung Jenis perjudian online di Indonesia yaitu SDSB.com, jenis perjudian olahraga terlengkap di Indonesia dan Asia Tenggara. 6.6. Pornography dan Paedophilia Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya, dengan tujuan merusak moral. Dunia cyber selain mendatangkan kemudahan dengan mengatasi kendala ruang dan waktu, juga telah menghadirkan dunia pornografi melalui news group, chat rooms dll. Penyebarluasan obscene materials termasuk pornography, indecent exposure. Pelecehan seksual melalui e-mail, websites atau chat programs atau biasa disebut Cyber harrassment Paedophilia merupakan kejahatan penyimpangan seksual yang lebih condong kearah anak-anak (child Pornography ). 6.7. Data Forgery Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen – dokumen penting yang ada di internet. Dokumen – dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Dokumen tersebut disimpan sebagai scriptless document dengan menggunakan media internet. PERTEMUAN-10 ENTERPRENEUR DAN TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK Tujuan Perlindungan Konsumen 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri 2. Meningkatkan harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut haknya sebagai konsumen 4. Menciptakan sIstem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen, sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. 6. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen Azas Perlindungan Konsumen 1. Azas manfaat : mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan 2. Azas keadilan : partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil 3. Azas keseimbangan : memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun sprituial 4. Azas keamanan dan keselamatan konsumen : memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan 5. Azas kepastian hukum : baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum Hak-hak Konsumen (diatur dalam UUPK Pasal 5) 1. Hak atas kenyamanan keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa 2. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan 3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa 4. Hak untuk didengan pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan. 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif 8. Hak untuk mendaptakn konpensasi ganti riugi/penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya Kewajiban Konsumen 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa demi keamanan dan keselamatan 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut Konsumen Mandiri – Ciri-cirinya 1. Sadar akan harkat dan martabat konsumen, mampu untuk melindungi diri sendiri atau keluarganya 2. Mampu menentukan pilihan barang dan atau jasa sesuai kepentingan, kebutuhan, kemampuan dan keadaan yang menjamin kemanan, keselamatan, kesehatan konsumen sendiri 3. Jujur dan bertanggung jawab 4. Berani dan mampu mengemukakan pendapat serta berani memperjuangkan dan mempertahankan hak-haknya 5. Berbudaya dan sadar hukum perlindungan konsumen Waspada Konsumen 1. Kritis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah terbujuk 2. Teliti sebelum membeli 3. Biasakan belanja sesuai rencana 4. Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang memenuhi aspek kemanan, keselematan, kenyamanan dan kesehatan 5. Membeli sesuai kebutuhan dan kemampuan 6. Perhatikan label keterangan barang dan masa kadaluwarsa Hubungan Produsen dengan Konsumen • Secara formal hubungan antara produsen dengan konsumen bukan termasuk hubungan kontrak(tual) yang dikaitkan dengan perjanjian-perjanjian tertentu • Pada umumnya hubungan produsen dengan konsumen adalah merupakan hubungan interaksi secara anonym, dimana pribadi masing-masing pihak tidak saling mengetahui secara pasti • Hubungan keduanya lebih berlandaskan pada interaksi hubungan sosial, yang menuntut adanya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak • Karena itu dalam hubungannya produsen harus memperlakukan konsumen dengan baik, hal ini secara moral tidak saja merupakan tuntutan etis melainkan juga sebagai syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan bisnis MASALAH ETIS SEPUTAR KONSUMEN Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern. Bisnis tidak mungkin berjalan, kalau tidak ada konsumen yang mengunakan produk atau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh bisnis. Pelanggan menduduki posisi kunci untuk menjamin suksesnya setiap bisnis besar maupun kecil. “ The customer is King” sebenarnya tidak merupakan slogan saja yang bermaksud menarik sebnayak mungkin pembeli. Ungkapan ini sekaligus menunjukkan tugas pokok bagi produsen atau penyedia jasa : mengupayakan kepuasan konsumen. Pelangan adalah raja dalam arti bahwa dialah yang harus dilayani dan dijadikan tujuan utama kegiatan produsen. Konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Walaupun konsumen digelari raja, pada kenyataanya “kuasanya” sangat terbatas karena berbagai alasan: • Karena daya belinya sering kali tidak seperti diiginkan, sehingga ia tidak sanggup mengungkapkan preferensinya yang sesunguhnya. Apa yang pada kenyataanya dibeli konsumen, belum tentu sama dengan apa yang sebenarnya ingin dibelinya. • Pengetahuanya tentang produk atau jasa yang tersedia dipasaran kerapkali tidak cukup untuk mengambil keputusan yang tepat. • Konsumen tidak mempunyai keahlian maupun waktu untuk secara seksama menyelidiki tepat tidaknya mutu dan harga dari begitu banyak produk yang ditawarkan. PENGERTIAN KONSUMEN Menurut Undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Pasal 1 butir 2 : • “ Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. • Menurut Hornby : • “Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa; seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”. • Yang dimaksud Konsumen Akhir : • Menurut BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional) : “Pemakai akhir dari barang, digunakan untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan tidak diperjualbelikan” • Menurut YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) : “Pemakai Barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali”. • Menurut KUH Perdata Baru Belanda : “orang alamiah yang mengadakan perjanjian tidak bertindak selaku orang yang menjalankan profesi atau perusahaan”. Didalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara : Consumer (konsumen) dan Custumer (pelanggan). • Konsumen adalah semua orang atau masyarakat. Termasuk pelanggan. • Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu produk yang di produksi oleh produsen tertentu. Konsumen Akhir dengan Konsumen Antara : • Konsumen akhir adalah. Konsumen yang mengkonsumsi secara langsung produk yang diperolehnya Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk untuk memproduksi produk lainnya. Ada tiga pandangan dasar teoritis bagi pendekatan etis maupun yuridis mengenai hubungan produsen-konsumen, khususnya dalam hal tanggung jawab atas produk yang ditawarkan oleh produsen dan dibeli oleh konsumen. • 1. Teori Kontrak. Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat sebagai semacam kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak tersebut. Jika konsumen membeli sebuah produk, ia seolah-olah mengadakan kontrak dengan perusahaan yang menjualnya. Perusahaan tahu dan mau menyerahkan produk dengan ciri-ciri tertentu kepada sipembeli dan sipembeli membayar jumlah uang yang disetujui. Karena kontrak diadakan dengan bebas, produsen berkewajiban menyampaikan produk dengan ciri-ciri tersebut. Si konsumen berhak memperoleh produk itu setelah jumlah uang dilunasi menurut cara pembayaran yang telah disepakati. Pandangan kontrak ini sejalan dengan pepatah romawi kuno yang berbunyi “caveat emptor”, hendaklah sipembeli berhati-hati. Sebagaimana sebelum menandatangani sebuah kontrak, kita harus membaca dengan teliti seluruh teksnya, Supaya menjadi sah, kontrak harus memenuhi beberapa syarat yaitu: 1. Kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti kontrak maupun sifat-sifat produk. 2. Kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta yang menjadi obyek kontrak. 3. Tidak boleh terjadi, kedua belah pihak mengadakan kontrak karena dipaksa atau karena pengaruh yang kurang wajar seperti ancaman. Jika salah satu pihak mengalami paksaan maka kontrak tidak sah. 2 .Teori Perhatian Semestinya Berbeda dengan pandangan kontrak, pandangan kedua ini tidak menyetarakan produsen dan konsumen, melainkan bertolak dari kenyataan bahwa konsumen selalu dalam posisi lemah, karena produsen mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman tentang produk yang tidak dimiliki oleh konsumen. Kepentingan konsumen disini dinomorsatukan, karena produsen berada dalam posisi yang lebih kuat dalam menilai produk, ia mempunyai kewajiban menjaga agar sikonsumen tidak mengalami kerugian dari produk yang dibelinya. Produsen bertangung jawab atas kerugian yang dialami konsumen dengan memakai produk, walaupun tangung jawab itu tidak tertera dalam kontrak jual beli atau bahkan disangkal secara explicit. Contoh, Mainan untuk anak. Kerapkali terjadi anak dilukai waktu bermain, karena mainannya tidak dibuat dengan aman. Pihak produsen tidak bisa melepaskan tangung jawabnya dengan menempelkan label keterangan bahwa produsen tidak bertangung jawab atas kecelakaan atau kerugian yang terjadi pada saat memakai mainan tersebut. Pandangan “Perhatian semestinya” tidak memfokuskan kontrak atau persetujuan antara konsumen dan produsen, melainkan terutama kualitas produk serta tangung jawab produsen. Karena itu tekanannya bukan pada hukum saja (seperti teori kontrak), melainkan pada etika dalam arti luas. 3.Teori Biaya Sosial Teori biaya social (the social costs theory) menegaskan bahwa produsen bertangung jawab atas semua kekurangan produk dan setiap kerugian yang dialami konsumen dalam memakai produk tersebut. Hal ini berlaku juga, jika produsen sudah mengambil semua tindakan yang semestinya dalam merancang serta memproduksi produk bersangkutan atau jika mereka sudah memperingatkan konsumen tentang resiko yang berkaitan dengan pemakaian produk. Kalau teori ini benar, produsen rokok harus diangap bertangung jawab atas terjadinya penyakit kanker paruparu atau penyakit jantung yang dialami oleh perokok, walaupun mereka sudah memasang peringatan tentang bahaya merokok untuk kesehtatan. Menurut pendukung teori ini semua akibat negative dari produk harus dibebankan kepada produsen. Teori biaya social (the social costs theory) menegaskan bahwa produsen bertangung jawab atas semua kekurangan produk dan setiap kerugian yang dialami konsumen dalam memakai produk tersebut. Hal ini berlaku juga, jika produsen sudah mengambil semua tindakan yang semestinya dalam merancang serta memproduksi produk bersangkutan atau jika mereka sudah memperingatkan konsumen tentang resiko yang berkaitan dengan pemakaian produk. Kalau teori ini benar, produsen rokok harus diangap bertangung jawab atas terjadinya penyakit kanker paruparu atau penyakit jantung yang dialami oleh perokok, walaupun mereka sudah memasang peringatan tentang bahaya merokok untuk kesehtatan. Menurut pendukung teori ini semua akibat negative dari produk harus dibebankan kepada produsen. ASPEK TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI IT Pembahasan 1. Aspek Teknologi 2. Aspek Hukum 3. Aspek Pendidikan 4. Aspek Ekonomi 5. Aspek Sosial Budaya 9.1. Aspek Teknologi Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat. Contoh teknologi nuklir dapat memberikan sumber energi tetapi nuklir juga bisa menghancurkan kota hirosima. Seperti halnya juga teknologi komputer, orang yang sudah memiliki keahlian dibidang komputer bisa membuat teknologi yang bermanfaat tetapi tidak jarang yang melakukan “kejahatan” 9.2. Aspek Hukum Hukum untuk mengatur aktivitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan maya antara, masih menjadi perdebatan. Ada dua pandangan mengenai hal tersebut : 1. Karakteristik aktivitas di Internet yang bersifat lintas-batas, sehingga tidak lagi tunduk pada batasan-batasan teritorial. 2. Sistem hukum tradisional (the existing law) yang justru tertumpu pada batasan-batasan teritorial dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktivitas di Internet Dilema yang dihadapi oleh hukum tradisional dalam menghadapi fenomena cyberspace ini merupakan alasan utama perlunya membentuk satu regulasi yang cukup akomodatif terhadap fenomena-fenomena baru yang muncul akibat pemanfaatan Internet. Aturan hukum yang akan dibentuk itu harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hukum (the legal needs) para pihak yang terlibat didalam traksaksi-transaksi lewat Internet . 9.3. Aspek Pendidikan Dalam kode etik hacker ada Kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah suatu hal yang sangat baik dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang hacker untuk membagi hasil penelitiannya dengan cara menulis kode yang "open-source" dan memberikan fasilitas untuk mengakses informasi tersebut dan menggunakan peralatan pendukung apabila memungkinkan. Disini kita bisa melihat adanya proses pembelajaran. Yang menarik, ternyata dalam dunia hacker terjadi strata-strata (tingkatan) yang diberikan oleh komunitas hacker kepada seseorang karena kepiawaiannya, bukan karena umur atau senioritasnya. Saya yakin tidak semua orang setuju dengan derajat yang akan dijelaskan disini,karena ada kesan arogan terutama pada level yang tinggi. Untuk memperoleh pengakuan/derajat, seorang hacker harus mampu membuat program untuk eksploit kelemahan sistem, menulis tutorial (artikel), aktif diskusi di mailing list, membuat situs web dsb." 9.4. Aspek Ekonomi Hadirnya masyarakat informasi (information society) yang diyakini sebagai salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga antara lain ditandai dengan pemanfaatan Internet yang semakin meluas dalam berbagai akitivitas kehidupan manusia, bukan saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan ”informasi” sebagai komoditas ekonomi yang sangat penting dan menguntungkan. Untuk merespon perkembangan ini Amerika Serikat sebagai pioner dalam pemanfaatan Internet telah mengubah paradigma ekonominya dari ekonomi yang berbasis manufaktur menjadi ekonomi yang berbasis jasa (from a manufacturing-based economy to a service-based economy). Akan tetapi pemanfaatan teknologi yang tidak baik (adanya kejahatan dunia maya) bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, di Indonesia tercatat ada 109 kasus yang merupakan Credit Card Fraud (penipuan dengan kartu kredit), korbannya 80% adalah warga Amerika 9.5. Aspek SosialBudaya Akibat yang sangat nyata dari adanya Cyber Crime terhadap kehidupan sosial dan budaya di Indonesia adalah ditolaknya setiap transaksi di internet dengan menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan Indonesia, masyarakat dunia tidak percaya lagi, hal ini dikarenakan banyak kasus Credit Card Fraud yang dilakukan oleh netter asal Indonesia. PERTEMUAN-11 ETIKA BISNIS PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkembang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan mempercayai. Sehingga etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut. Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri, telah menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, yang etis, yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di negara dunia Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan. Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan pedal rem. Injakan pedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem diperlukan agar mobil melaju dengan selamat. Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersamasama sumber daya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu memperhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Etika dan tanggung jawab sosial perupakan rem perusahaan agar berkerja tidak bertabrakan dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur, pekerja dan komunitas atau masyarakat. Hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif buat kemajuan perusahaan. Etika bisnis akan memberikan pelajaran bahwa bisnis yang “berhasil” tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak secara etis membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan baik antar manusia yang terlibat di dalamnya. Prinsip-prinsip etika bisnis 1. Prinsip otonomi. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak secara bebas berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik, tetapi otonomi juga memerlukan adanya tanggung jawab 2. Prinsip kejujuran. Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena menjamin kelanggengan sebuah kegiatan bisnis. Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis antara lain: : Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Kejujuran dalam kegiatan perusahaan menyangkut hubungan kerja antar pemimpin dengan pekerja. Kejujuran dalam melakukan perjanjian-perjanjian bagi perjanjian kontrak, jual-beli maupun perjanjian-perjanjian yang lain 3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat. Berbuat baik (beneficence) dan berbuat jahat (non maleficence) merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang 4. Prinsip keadilan. Merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan bisnis, seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya 5. Prinsip hormat pada diri sendiri. Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri sendiri bahwa melakukan hubungan bisnis, manusia memilih kewajiban moral untuk melakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : 1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. 2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. 3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. KESIMPULAN Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : 1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal. 2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja. 3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga 4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara : Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct) Memperkuat sistem pengawasan Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus. Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Wacana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang kini menjadi isu sentral yang semakin populer dan bahkan ditempatkan pada posisi yang penting, karena itu kian banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti tren tanpa memahami esensi dan manfaatnya. Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Disisi lain masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusi keuntungan-keuntungannya membangun masyarakat lokal, karena seiring waktu masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial. Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahankesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Dengan pemahaman tersebut, maka pada dasarnya CSR memiliki fungsi atau peran strategis bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam membentuk katup pengaman sosial (social security). Selain itu melalui CSR perusahaan juga dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek perusahaan, maupun bidang usaha perusahaan. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa CSR berbeda dengan charity atau sumbangan sosial. CSR harus dijalankan di atas suatu program dengan memerhatikan kebutuhan dan keberlanjutan program dalam jangka panjang. Sementara sumbangan sosial lebih bersifat sesaat dan berdampak sementara. Semangat CSR diharapkan dapat mampu membantu menciptakan keseimbangan antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya tanggung jawab sosial perusahaan ini diharapkan dapat kembali menjadi budaya bagi bangsa Indonesia khususnya, dan masyarakat dunia dalam kebersamaan mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Keputusan manajemen perusahaan untuk melaksanakan program-program CSR secara berkelanjutan, pada dasarnya merupakan keputusan yang rasional. Sebab implementasi programprogram CSR akan menimbulkan efek lingkaran emas yang akan dinikmati oleh perusahaan dan seluruh stakeholder-nya. Melalui CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat luas akan lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya akan menjamin kelancaran seluruh proses atau aktivitas produksi perusahaan serta pemasaran hasil-hasil produksi perusahaan. Sedangkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam selain menjamin kelancaran proses produksi juga menjamin ketersediaan pasokan bahan baku produksi yang diambil dari alam. Setidaknya ada tiga alasan mengapa perusahaan melakukan CSR. Tiga alasan tersebut yaitu compliance, risk minimisation dan value creation. Ketiganya membentuk sebuah kontinum (Bhatt, 2002:6). Berikut diuraikan penjelasan singkat mengenai ketiga hal tersebut. 1. Compliance. Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional. Demikian pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan, konvensi ataupun standar internasional yang berlaku. 2. Risk minimisation. Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus menyadari impact nyata dan impact potensial secara sosio ekonimi, politik maupun lingkungan. Berdasarkan pada kesadaran inilah, perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta prosedur untuk meminimalisasi berbagai kerusakan atau kerugian yang mungkin dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari rekanan bisnisnya. 3. Value Creation. Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi kerusakan, perusahaan dapat menciptakan “positive social value” dengan melibatkan masyarakat di dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial (innovative social investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy dialogue), dan membangun istitusi masyarakat (building civic institution), baik secara mandiri ataupun bersama dengan perusahaan yang lain. PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK Pembahasan 1. Faktor Penyebab Pelanggaran Kode Etika profesi IT 2. Kesadaran Hukum 3. Kebutuhan Undang-Undang A. Faktor Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi IT Faktor utama meningkatnya Pelanggaran Kode Etik Profesi IT adalah makin merebaknya penggunaan Internet. Jaringan luas komputer tanpa disadari para pemiliknya disewakan kepada spammer (penyebar email komersial), fraudster (pencipta situs tipuan), dan penyabot digital. Terminal — terminal jaringan telah terinfeksi virus komputer, yang mengubah komputer menjadi “zombi”. Contohnya di Bandung banyak warnet yang menjadi sarang kejahatan komputer. Faktor lain yang menjadi pemicu adalah makin banyaknya para Faktor penyebab Pelanggaran kode etik profesi Tl 1. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat. 2. Organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan. 3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena buruknya upaya sosialisasi dari pihak profesi sendiri. 4. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi TI untuk menjaga martabat luhur profesinya. 5. Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas di antara para pengemban profesi Tl B. Kesadaran hukum Soerjono Sokanto (1988) menyebutkan lima unsur penegakan hukum. Artinya mengimplementasikan penegakan hukum di Indonesia sangat dipengaruhi 5(lima) faktor yaitu : 1. Undang — undang. 2. Mentalitas aparat penegak hukum 3. Perilaku masyarakat 4. Sarana. 5. Kultur. untuk Apa yang dilakukan masyarakat akan berpengaruh besar terhadap potret penegakan hukum. Ketika ada seseorang yang melanggar hukum, sama artinya dengan memaksa aparat untuk mengimplementasikan law in books menjadi law in action. Dalam implementasi ini akan banyak ragam prilaku masyarakat, diantaranya ada yang mencoba mempengaruhi aparat agar tidak bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, kalau sudah begitu, maka prospek law enforcement menjadi berat. C. Kebutuhan Undang - Undang Undang — undang yang digunakan untuk menjerat para pelaku Kejahatan komputer belum mengatur secara spesifik sesuai dengan tindak kejahatan yang mereka lakukan. KUHP masih dijadikan dasar hukum untuk menjaring kejahatan komputer, ketika produk ini dinilai belum cukup memadai untuk menjaring beberapa jenis kejahatan komputer. Contoh pasal 406 ayat (1) KUHP : “Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah." Dasar hukum tersebut ditujukan misalnya kepada hacker, karena aktivitasnya merusak website. Dan hal yang paling menggemaskan adalah sulitnya untuk mencari barang bukti yang akhirnya bisa menjerat pelaku cyber crime dengan hukum yang ada. Contoh nyata pelaku typosite klikbca.com Steven Haryanto berhasil merekam 130 user id dan PIN milik nasabah BCA, ia hanya menyampaikan pernyataan maaf kepada pihak BCA, ia tidak dijerat hukum karena belum ada undang — undang cyber crime. PERTEMUAN-12 TANTANGAN PENERAPAN ETIKA BISNIS TEKNOLOGI INFORMATIKA & INDUSTRI KREATIF Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner: 1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan harus melakukan investasi dan menanarnkan modal untuk membeli peralatan peralatan baru demi mengikuti perubahan tersebut. 2. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pernanfaatan peluang usaha semakin sulit dan kemungkinan gagal dalarn berbisnis akan sernakin besar. 3. Tantangan pergaulan internasional. Sering tedadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi esploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang lubang perundang undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka. 4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan clan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusian. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, dan moral. Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak clan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Begitu juga perkembangan E-Commerce begitu pesat sehingga sampai saat ini belum ada definisi tungggal tentang system ini. Kesulitan menentukan definisi tersebut terjadi kerena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari E-Commerce, salah satu definisi e-commerce yang sering di gunakan adalah definisi dari Electronic Commerce Expert Group (ECEG) Australia sebagai berikut : Electronic Commerce is broad concept the covers any commercial transaction that is effected via electronic means and would include such means as facsimile, telex, EDI, internet, and the telephone. Perkembangan yang sangat pesat dari system perdagangan elektronik tersebut antara lain di sebabkan oleh : 1. Proses transaksi yang singkat 2. Menjangkau lebih banyak pelanggan 3. Mendorong kreativitas penyediaan jasa 4. Biaya operasional lebih murah 5. Meningkatkan kepuasan pelangggan Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan dengan etika. Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan sumbersumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”. Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak. Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis: 1. Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi. 2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan? 3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film. 4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi. Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Bidang Bisnis Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi merupakan sesuatu yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif (kerugian) dari penggunaan Teknologi Informasi. Keuntungan : 1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain. 2. Semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka lapangan pekerjaan. 3. Bisnis yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan 4. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan. Kerugian : 1. Dengan pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin mudah. 2. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba. Etika dalam Teknologi Informasi Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses dalam bidang it tetapi tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Banyak ahli telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya. Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses. 1. Privasi, menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan denganemail pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya. 2. Akurasi, terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan. 3. Properti, Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret). 4. Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun. 5. Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun. 6. Rahasia Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual. 7. Akses. Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak. Industri Kreatif 1. Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual. 2. Industri kreatif terdiri dari penyediaan produkk reatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreati fpada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan. 3. Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru. Tantangan Industri Kreatif Relatif baru dan belum diakui sebagai penggerak roda pembangunan Tidak ada data nilai ekonomi dan perkembangan industri kreatif. Tidak ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif: perijinan, investasi, dan perlindungan hak cipta. Kegiatan kreatif masih terkotak-kotak dan belum ada kajian rantai nilai yang utuh mulai dari kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi. Pengembangan sumberdaya manusia di perguruan tinggi tidak memberdayakan industri kreatif. Belum ada perumusan sistem karir yang unik untuk para pekerja kreatif. Peluang kerja belum sepenuhnya bebas gender baik dalam proses rekrutmen, penggajian, promosi, dan pengakuan. Tidak ada penanganan yang sistematik untuk meningkatkan peluang bisnis kreatif baik di kotakota besar (seperti Bandung, Jakarta), dan kota-kota di luar negeri lainnya. Kesimpulan • Industri kreatif adalah industri masa depan yang bertumpu pada daya kreasi manusia. • Beberapa negara sudah mengembangkan industri ini sejak tahun 1997. • Beberapa kota besar secara historis dan de fakto telah banyak melakukan kegiatan ekonomi yang termasuk dalam Industri Kreatif. • Penentu daya saing dan indikator daya saing memerlukan pemantapan dan studi lebih lanjut. • Arah kebijakan bertumpu pada: iklim yang kondusif, kemampuan penciptaan nilai kreatif, dan peningkatan permintaan. • Rencana strategis perlu diuji dan disosialisasikan melalui studi lebih lanjut dan seminar dengan berbagai asosiasi dan dinas terkait. dari berbagai sumber : htp://hadi-gun.blogspot.com/2010/03/etika-profesi-di-bidangteknologi.html ; http://novaliapratiwi.blogspot.com/2012/04/bab-9-aspek-bisnis-di-bidangteknologi.html PERTEMUAN-13 CYBER LAW dan VISI DAN MISI SERTA PEMIMPIN Pembahasan 1. Pengertian Cyber law 2. Ruang Lingkup Cyber Law 3. Perangkat hukum Cyber law 1. Pengertian Cyber Law Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang disepakati atau paling tidak hanya sekedar terjemahan atas terminologi cyber law. Sampai saat ini ada beberapa istilah yang Dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyber law, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan Informatika). Istilah (Indonesia) manapun yang akan dipakai tidak menjadi persoalan. Yang penting, didalamnya memuat atau membicarakan mengenai aspekaspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas manusia di Internet. Oleh karena itu dapat dipahami apabila sampai saat ini di kalangan peminat dan pemerhati masalah hukum yang berikaitan dengan Internet di Indonesia masih menggunakan istilah cyber law. 2. Ruang Lingkup Cyber Law Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyber law diantaranya : • Hak Cipta (Copy Right) • Hak Merk (Trademark) • Pencemaran nama baik (Defamation) • Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) • Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) • Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name • Kenyamanan Individu (Privacy) • Prinsip kehati-hatian (Duty care) • Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll • Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital • Pornografi • Pencurian melalui Internet • Perlindungan Konsumen • Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e- commerce, e-government, eeducation dll 3. Perangkat Hukum Cyber Law Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi informasi mampu mengarahkan segala aktivitas dan transaksi didunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati maka proses pembuatannya diupayakan sebagai berikut: A. Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain : 1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional). 2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum konvensional dan norma hukum baru yang akan terbentuk 3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya 4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global 5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut industri dan perdagangan. 6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang menyangkut kepentingan publik 7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan futuristik B. Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet seperti : UU hak cipta, UU merk, UU perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan, Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll. 4. Perangkat Hukum Internasional Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime” mengajukan beberapa kebijakan antara lain : • Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut : • • a. Melakukan moderinasi hukum pidana material dan hukum acara pidana. b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer. c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat terhadap pentingnya pencegahan kejahatan. d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber crime. e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum informasi, f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB. Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya Penanggulangan cyber crime Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention and Control) untuk : Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan analisis untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime dimasa datang. 5. Kebijakan IT di Indonesia Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyber space, yaitu : a. Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions), Model ini dapat memuat materi pokok saja dengan memperhatikan semua kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan pemegak hukum), Juga keterkaitan hubungan dengan peraturan perundang – undangan. b. Model Triangle Regulations sebagai upaya mengantisipasi pesatnya laju kegiatan di cyber space. Upaya yang menitikberatkan permasalahan prioritas yaitu pengaturan sehubungan transaksi online, pengaturan sehubungan privacy protection terhadap pelaku bisnis dan konsumen, pengaturan sehubungan cyber crime yang memuat yuridiksi dan kompetensi dari badan peradilan terhadap kasus cyber space. Dalam moderinisasi hukum pidana, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam seminar cyber crime 19 maret 2003 mengusulkan alternatif : 1. Menghapus pasal – pasal dalam UU terkait yang tidak dipakai lagi 2. Mengamandemen KUHP 3. Menyisipkan hasil kajian dalam RUU yang ada 4. Membuat RUU sendiri misalnya RUU Teknologi Informasi Upaya tersebut tampaknya telah dilakukan terbukti dengan mulai disusunnya RUU KUHP yang baru (konsep tahun 2000).Di samping pembaharuan KHUP di Indonesia juga telah ditawarkan alternatif menyusun RUU sendiri, antara lain RUU yang disusun oleh tim dari pusat kajian cyber law UNPAD yang diberi title RUU TI draft III. VISI DAN MISI SERTA PEMIMPIN VISI : Suatu maksud yang mendasar dan unik yang membedakan suatu organisasi perusahaan dari yang lain dan mengisyaratkan lingkup operasinya dengan menyatakan barang atau jasa yang dihasilkan serta pasar yang akan dilayani dengan memperhatikan pelanggan-produk/jasa-pasarteknologi, komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan, stabilitas. Komitmen terhadap image masyarakat, Komitmen terhadap image karyawan VISI yang baik akan : 1. Memberi nilai tambah bagi kehidupan organisasi, baik secara individu, kelompok maupun keseluruhan organisasi 2. Membangun komitmen diantara angkatan kerja organisasi untuk bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik 3. Dapat menjawab setiap tantangan, hambatan yang muncul dan akan muncul dikemudian hari 4. Dapat mengatasi masalah kegagalan usaha yang dapat berpengaruh pada kemajuan dan perbaikan masa depan MISI : Pandangan/wawasan luas manajemen mengenal kondisi secara lengkap, (skala dan ukuran) yang ingin dicapai oleh organsasi dimasa mendatang MIS 1. Memiliki integritas sejati yang mendorong organisasi berbuatdan menyajikan hal yang terbaik. 2. Unik, berbeda dengan yang lain yang dapa tmemberikan posisik husus dipasa rterpilih 3. Harus bermakna dan relevan dalam membuat perbedaan yang jelas bagi person dan atau kehidupan pekerjaan 4. Dapat bertahan lama (berkesinabungan) untuk jangka panjang 5. Mudah dikomunikasikan dan diingat yang memadukan tujuan organisasi dan janjinya pada pelanggan 6. Sederhana 7. Didasar ioleh nilai-nilai, dengan mana anggota-anggotanya dapat mengacu 8. Mudah diterjemahkan menjadi spesifik, anggota organisasi harus tahu apa yang harus dilakukan dan membuatnya berbeda dengan yang lain 9. Berbeda namun mudah diingat, menyegarkan tetapi juga membuat greget 10. Kredibel Suatu maksud yang mendasar dan unik yang membedakan suatu organisasi perusahaan dari yang lain dan mengisyaratkan lingkup operasinya dengan menyatakan barang atau jasa yang dihasilkan serta pasar yang akan dilayani dengan memperhatikan pelanggan-produk/jasa-pasarteknologi, komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan, stabilitas. Komitmen terhadap image masyarakat, Komitmen terhadap image karyawan Pandangan/wawasan luas manajemen mengenal kondisi secara lengkap, (skala dan ukuran) yang ingin dicapai oleh organsasi dimasa mendatang 1. Memberi nilai tambah bagi kehidupan organisasi, baik secara individu, kelompok maupun keseluruhan organisasi 2. Membangun komitmen diantara angkatan kerja organisasi untuk bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik 3. Dapat menjawab setiap tantangan, hambatan yang muncul dan akan muncul dikemudian hari 4. Dapat mengatasi masalah kegagalan usaha yang dapat berpengaruh pada kemajuan dan perbaikan masa depan VISI MENCIPTAKAN KEKUATAN – Kegairahan yang datang dari visi akan menimbulkan kekuatan yang dinamis. Ini akan meningkatkan produktivitas, yang seterusnya akan melahirkan rasa percaya diri. VISI YANG BESAR BIASANYA DATANG DARI BERDIAM DIRI, TAK BERGERAK DAN SENDIRIAN – Pemimpin perlu waktu dalam kesendirian dan refleksi diri. Untuk itu perlu tempat yang tenang, karena dalam ketenangan itulah akan timbul gagasan-gagasan yang hebat. JAGA AGAR VISI ANDA TIDAK HILANG – Api akan mati tanpa bahan bakar. Agar visi tidak mati (hilang) perlu ada usaha untuk menjaga agar tetap hidup : dengan mengulang-ulang dan menelusuri kembali. • • • • • • • Visi tidak akan punya kekuatan, tenaga ataupun pengaruh, kecuali jika memang disebarkan oleh orang yang mempunyai visi itu sendiri kepada orang lain. George Barna : “Tanda dari seorang pemimpin yang hebat adalah kemampuannya menangkap visi, mengeluarkan pikirannya, dan membuat orang mengerti akan maksudnya. Karena visi perlu aksi, maka penting bagi dia untuk bisa dimengerti orang banyak. Visi tidak harus dijaga dan dilindungi, tetapi harusdibagi supaya ada pengaruhnya.” Visi merupakan dasar kesuksesan. Dengan visi akan dapat melihat jauh ke depan, akan diketahui kemana tujuanyang harus dicapai. Visi akan menantang untuk mencapai target-target, sehingga impian terwujud. Tujuan atau target adalah langkah-langkah yang harus harus dilakukan dan dicapaiuntuk mencapai terwujudnya visi.Dalam hal ini VISI = Tujuan jangka panjang. Dari sudut pandang visi, tujuan-tujuan itu adalah sasaran-sasaran antara yang harus sukses sebelum dapat mewujudkan visi. Henry Kaisor : “Tentukan apa yang betul-betul Anda kehendaki dalam organisasi Anda, tuliskan bagaimana Anda akan mencapainya, dan jangan biarkan sesuatu pun menghalangi Anda dalam mencapai cita-cita tersebut,” TUJUAN • Rumuskan visi – tujuan – target itu secara jelas dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada dalam organisasi. Dengan demikian akan mudah dikomunikasikan dan disosialisasikan, dan diterima oleh orang-orang yang Anda pimpin. • Visi-tujuan-target bukan sekedar impian atau keinginan yang tidak ditunjang dengan kemampuan dan komitmen sehingga sulit atau bahkan tak mungkin dicapai. • • Visi-Tujuan-Target dirumuskan sebagai pedoman tentang apa yang harus dicapai. Jadi harus jelas bagi semua orang yang bersangkutan, dan sesuai dgn kemampuan organisasi dan komitmen pimpinan. Mencapai atau mewujudkan visi adalah tantangan pertama dan utama bagi setiap pimpinan. Guna Tujuan 1. Tujuan akan menyederhanakan proses pengambilan keputusan. 2. Tujuan akan meningkatkan kesehatan mental dan fisik. (Kalau tak punya tujuan à mental tak sehat) 3. Tujuan akan menimbulkan rasa hormat. 4. Tujuan akan menolong Anda untuk menyadari dan merasakan kebanggaan dalam mencapai cita-cita Anda. 5. Tujuan akan menimbulkan kegigihan. 6. Tujuan menjauhkan seorang pemimpin menjadi seorang penipu atau menjadi orang yang haus akan tepukan tangan. 1. Selalu buatlah tujuan yang jelas. 2. Buatlah rencana kerja untuk mencapainya. 3. Buatlah komitmen diri Anda dan semua orang dengan tujuan dan rencana Anda dalam bentuk tulisan pada waktu yang ditentukan. 4. Selalu lakukan monitoring & evaluasi apakah proses kegiatan yang dilakukan benarbenar menunju tujuan yang diinginkan semula. Sehingga setiap kegiatan mempunyai arah dan tujuan yang jelas, tidak asal melakukan kegiatan. LANGKAH-LANGKAH MENCAPAI TUJUAN PEMIMPIN BERWAWASAN Seorang pemimpin bisnis tidak akan membawa manfaat yang berarti bagi organisasi bisnis yang dikelolanya, kecuali ia memiliki semangat entrepreneurship yang tinggi. Dia harus memiliki wawasan atau horizon pandangan yang luas, berani mengambil keputusan yang sulit atau melawan arus, melihat jauh ke depan, dan tentu saja harus kaya dengan ide-ide orisinil dan segar. Tanpa kemampuan dan daya inovatif yang kuat, seorang pemimpin bisnis akan tertinggal dalam persaingan, dan tidak mampu membaca atau melihat peluang yang tersedia pada market. Organisasinya akan berada pada urutan belakang, atau sekedar pengekor dari yang sudah ada. Pemimpin, memiliki kepemimpinan yang berasal dari VISI yang dimilikinya. Kepemimpinan diperlukan oleh orang-orang dalamsetiap sistem sosial karena dibutuhkan untuk memberi arahan yang membawa harapan ke masa depan. Hanya orang-orang yang dapat melihat masadepan yang penuh harapan dan yang dapat meyakinkan orang lain yang dapat mengarahkan dan akan diikuti oleh orang-orang itu. Helen Keller (tuna rungu dan tuna netra) :” Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila mempunyai penglihatan, tetapi tidak mempunyai visi” Pemimpin yang hebat adalah pemimpi. Jika mereka berhenti bermimpi, maka mereka berhenti hidup sebagai pemimpin. Apakah manusia membuat impian, ataukah impian yang membuat manusia? Kesimpulannya: Keduanya benar!!! Membangun VISI adalah dengan mengintergrasikan potensi, kemampuan, pengalaman, dan peluang-peluang baru. VISI berjangka panjang: 20 tahun atau lebih ke depan. Apa yang ingin dicapai/diwujudkan pada 20 tahun yang akan datang? Apa yang harus dipersiakan untuk menghadapi tantangan dalam 20 tahun ke depan ? Visi atau impian adalah pandangan terhadap kehidupan/kondisi di masa depan sesuai yang diharapkan. Sebagai individu Anda juga perlu memiliki wawasan/visi untukmenentukan tujuan-tujuan dan target-target yang ingin Anda capai. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu Anda menentukan tujuan-tujuan dalam hidup Anda mendatang. 1. Apa yang ingin saya lakukan? 2. Saya ingin menjadi apa? 3. Apa yang ingin saya lihat? 4. Apa yang ingin saya miliki? 5. Ke mana saya ingin pergi? 6. Apa yang ingin saya bagi dengan orang lain? PERTEMUAN-14 PERKEMBANGAN INTERNET Internet merupakan kepanjangan dari Inteconnection Networking atau juga telah menjadi International Networking merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang saling mengakses. Internet pertama kali dikembangkan oleh salah satu lembaga riset di Amerika Serikat, yaitu DARPA (Defence Advanced Research Project Agency) pada tahun 1973 Tahun 1972, jaringan komputer yang pertama dihasilkan dari proyek DARPA tersebut lahir dan diberi nama ARPNET Pada perkembangannya, semakin lama titik yang dihubungkan dari jaringan ARPNET memiliki jumlah semakin besar sehingga protokol yang digunakan saat itu adalah NCP (Network Communication Protocol), tidak lagi menampungnya. Tahun 1984, jumlah host pada jaringan internet mencapai lebih dari 1000 titik. Awal tahun 1990-an layanan aplikasi di internet pun berkembang seiring peningkatan jumlah pemakai Alasan mengapa era ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai aspekkehidupan 1. Informasi pada internet bisa diakses 24 jam dalam sehari 2. Biaya murah dan bahkan gratis 3. Kemudahan akses informasi dan melakukan transaksi 4. Kemudahan membangun relasi dengan pelanggan 5. Materi dapat di update dengan mudah 6. Pengguna internet telah merambah ke segala penjuru Karakteristik dunia maya 1. Beroperasi secara virtual 2. Dunia cyber selalu berubah dengan cepat 3. Dunia maya tidak mengenal batas-batas teritorial 4. Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melaksanakan aktivitas tanpa harus menunjukkan indentitasnya 5. Informasi di dalam bersifat publik Pentingnya etika di dunia maya 1. Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai nergara yang mungkin saja memiliki budaya, bahasa, dan adat-istiadat yang berbeda-beda 2. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi 3. Berbagai macam fasilitas yang diberikan intern memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dalam melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan 4. Harus diperhatikan bahwa internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya ”penghuni” baru di dunia maya tersebut. Netiket atau nettiquette adalah etika berkomunikasi menggunakan internet The Internet Engineering Task Force (IETF) adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari perancang jaringan, operator, penjual, dan peneliti yang terkait dengan evolusi arsitektur dan pengoperasian internet Beberapa point yang diatur dalam netiket : Netiket pada one to one communication Adalah kondisi di mana komunikasi terjadi antarindividu “face to face” dalam sebuah dialog. 1. Jangan terlalu banyak mengutip. Hati-hati dalam melakukan balasan (reply). Jika harus mengutip seseorang dalam jawaban email usahakan menghapus bagianbagian yang tidak perlu , dan hanya menjawab bagian-bagian yang relevan saja 2. Perlakukan e-mail secara pribadi. Jika seseorang mengirim informasi atau gagasan kepentingan Anda secara pribadi, Anda tidak sepatutnya mengirim forum ke forum umum, seperti kelompok group atau mailing List 3. Hati-hati dalam menggunakan huruf kapital. Seperti halnya membaca surat kabar atau surat, membaca pesan e-mail yang menggunakan huruf besar/kapital yang berlebihan tidak enak dilihat 4. Jangan membicarakan orang lain. Jangan membicarakan orang atau pihak lain, apa kejelekanya 5. Jangan gunakan CC. Jika Anda ingin mengirimkan email ke sejumlah orang (misalnya di mailing list), jangan mencantumkan nama-nama pada kolom CC 6. Jangan format format HTML. Jika Anda mengirimkan sebuah pesan penting ke rekan Anda, jangan gunakan format HTML tanpa memastikan program e-mail rekan Anda bisa memahami kode HTML. 7. Jawablah secara masuk akal. Jawablah setiap pesan e-mail secara masuk akal Untuk administrator elektronik mail, terdapat beberapa hal sebaiknya dilakukan adalah: 1. Lakukan publikasi secara tertulis tentang petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan user jika dihadapkan pada pesan yang tidak sah (illegal), tidak pantas (improper), atau forged traffic dalam pemakai email 2. Berikan jawaban dengan segera jika ada pertanyaan-pertanyaan mengenai pesan yang tidak sah (illegal), tidak pantas (improper) dengan segera 3. Jelaskan aturan-aturan kepada pengguna mengenai kuota disk atau system rules yang lain 4. Selidiki keluhan-keluhan yang terjadi pada pengguna dengan pikiran yang jernih dan terbuka Netiket pada one to many comunication Adalah satu orang bisa berkomunikasi kepada orang-orang sekaligus. Beberapa hal-hal tentang netiket untuk berkomunikasi bagi pengguna (user) mailing list atau Netnews 1. Bacalah terlebih dahulu mailing list atau netnews satu atau dua bulan data diskusi, sebelum memutuskan untuk melakukan posting surat pertama kali kepada mailing list tersebut 2. Tidak menyalahkan moderator atau pengurus sistem menyangkut perilaku yang dilakukan oleh anggota sistem tersebut 3. Berhati-hatilah dengan kata-kata yang akan ditulis 4. 5. 6. Bahwa membaca berita dan posting data, kedua-duanya mengambil sistem daya sistem Artikel atau tulisan yang akan di-posting haruslah ringkas dan to the point Buatlah subject line yang mengikuti aturan atau konvensi yang disepakati dalam kelompok komunikasi tersebut 7. Tidak boleh mengirimkan artikel yang berbau spoffing (pemalsuan), dan forgeries (lelucon), kecuali mailing list yang memang bernuansa humor 8. Beberapa mailing list menyambut atau memperbolehkan posting teks iklan 9. Usahakan meletakkan signature atau tanda tangan di setiap teks yang di-posting 10. Jika dalam melakukan komunikasi terjadi selisih pahaman atau perdebatan secara pribadi peserta lain sebaiknya perdebatan tersebut melalui jalan pribadi (email to email) 11. Tidak etis dan tidak diperbolehkan mengirimkan teks yang berbau seksual dan rasialis mengingat anggota yang berada pada komunitas tersebut memiliki budaya lifestyle dan keyakinan yang berbeda-beda Khusus untuk pengguna mailing list terdapat beberapa netiket tambahan sebagai berikut: 1. Setiap individu bertanggung jawab untuk melakukan subscribe dan unsubscribe pada setiap mailing list 2. Jika melakukan pendaftaran pada mailing list, biasanya akan mendapat balasan yang berupa subscribe message 3. Secara umum, tidak mungkin kita mengambil kembali pesan yang sudah dikirimkan 4. Jangan mengirimkan file yang berukuran besar karena dapat mengganggu sistem Bagi administrator mailing list atau netnews berlaku netiket sebagai berikut: 1. Memperjelas aturan-atauran tentang pemakaian mailing list atau netnews sejelas-jelasnya tentang bagaimana berlangganan netnews, bagaimana mendaftar mailing list, bagaimana melakukan posting dan sebagainya 2. Memperjelas kebijakan penanganan arsip, misalnya tentang berapa lama artikel akan disimpan dan sebagainya 3. Pastikan untuk memonitor kondisi sistem setiap waktu bagaimana “kesehatan”sistem tersebut dan sebagainya 4. Jelaskan aturan-aturan kepada pengguna mengenai kuota disk dan system rules yang lain 5. Selidik keluhan-keluhan yang terjadi pada pengguna dengan pikiran yang jernih dan terbuka Information services 1. Bahwa semua jasa adalah kepunyaan object 2. Jika mendapat kesalahan terhadap layanan tersebut, lakukan pengecekan pertama kali terhadap kondisi lokal sistem 3. Pemakaian perlu mengetahui bagaimana file layanan tersebut bekerja pada sistem lokal yang dimilikinya 4. Pemakaian information service harus menggunakan pikiran yang terbuka bahwa di dalam internet terhubung berjuta-juta orang dengan kultur yang mungkin berbeda dengan kultur masyarakat di mana pengguna berada 5. Tidak menggunakan FTP (File Transfer Protocol) orang lain untuk menyimpan materi kita agar orang lain bisa mengambilnya Pelanggaran etika berinternet Jika terjadi pelanggaran etika tersebut berkembang menjadi pelanggaran hukum maka perangkat hukumlah yang akan berbicara tentang sanksi yang berikan. Sanksi yang akan diterima jika melanggar etika atau norma-norma yang berlaku adalah dikucilkan dari kehidupan berinternet