BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor sebuah film dapat dikatakan berhasil, berawal dari pencitraan sebuah karakter. Karakter yang kuat dalam sebuah film dibangun untuk menciptakan sebuah eksistensi dalam pembangunan cerita. Sebuah cerita yang baik adalah cerita yang mampu menghubungkan karakter dalam film dan isi pesan di dalamnya secara visual dan emosional (Corbett, 2013, Hlm. 8). Inilah tugas utama dari seorang penulis cerita dan skenario, di mana penulis skenario harus berhasil menginterpretasikan sebuah cerita menjadi bentuk naskah dengan menciptakan dialog yang baik. Penulis skenario harus dapat dipercaya untuk menciptakan beberapa karakter yang membawa sebuah pengenalaan tokoh, konflik, dan resolusi dalam media film (Cowgill, 2010). Skenario merupakan guide line & blue print sebuah sebuah rancangan tayangan dan film. Dasar dari pembuatan sebuah karya seni, tanpa skenario sebuah film tidak bisa diwujudkan. Menurut Stanley, Kubrick (1999) “If it can be written, or thought, it can be filmed.” Setiap orang dengan berbagai karakter berpotensi untuk mengidap gangguan mental. Hal itu dikarenakan faktor psikologis setiap orang yang dibangun dari kehidupan sosial dan fisiologi karakter membentuk sisi psikologis yang akan menjadi pandangan atau perspektif karakter selama menjalani hidupnya (Seger, 1990, hlm.90). Kepercayaan atau mitos yang beredar mengenai penyakit mental salah dipercayai kebanyakan masyarakat, salah satunya gangguan roh jahat, akibat guna-guna, dan kegilaan (Scull, 2013). Pandangan ini bisa membantu 1 atau sebaliknya, apabila tidak diluruskan secara tepat akan menjadi masalah baru pada pengidap gangguan mental. Tidak adanya pengobatan yang spesifik dan kesadaran penanganan yang tepat dapat meningkatkan tindak kriminalitas salah satunya bunuh diri. Kepribadian ganda mendapati 10 peringkat penyakit teratas yang berpotensi membahayakan, melukai atau mengancam orang lain dan diri sendiri apabila tidak dilakukan penanganan dan pengobatan secara cepat (Scull, 2013). Penulis menghubungkan gangguan mental yang menjadi kelemahan karakter yang terbangun berdasarkan karakter golongan darah AB. Golongan darah AB yang terdiri dari golongan darah A dan B dapat berganti karakter sesuai kebutuhannya, atas dasar itu golongan tersebut berpotensi memiliki gangguan mental (Besher, 1988). Karakter yang dimiliki oleh golongan darah AB penulis ambil untuk membangun sebuah karakter dalam skenario film panjang Dua Kutub Imaji. Terinspirasi dari buku terjemahan laris seri 1,2, dan 3 “Simple Thinking about Blood Types” karya Park Dong Sun yang menjadi top 10 Indonesia. Skenario film panjang Dua Kutub Imaji, 2015 muncul dengan ide awal yang mengangkat tentang sudut pandang kepribadian ganda pada karakter yang bergolongan darah AB yang memiliki pengaruh dalam gaya hidup masyarakat hyperreality. Pembangunan karakter dalam skenario ini dilandaskan dari sifat karakter tiga dimensi dan kepribadian psikis berdasarkan tipe golongan darah. Kemudian berkembang menjadi sebuah tema yang menciptakan konflik, latar 2 belakang karakter yang berbeda, dipertemukan dalam situasi dan kondisi yang sama untuk sebuah menciptakan resolusi. Secara garis besar cerita film Dua Kutub Imaji, 2015 terlihat bahwa naskah film panjang ini menggunakan struktur tiga babak. Struktur tiga babak yang diterapkan dalam penulisan skenario ini terbagi menjadi bagian awal, tengah, dan akhir. Pada bagian awal dan akhir berdurasi lebih sedikit dibandingkan bagian tengah yang berdurasi dua kali lipat untuk menunjang alur dan ketepatan plot (Costello, 2004, hal. 89). Sudut pandang masing-masing karakter yang dibangun dari karakter golongan darah AB yang mengidap kepribadian ganda, menurut penulis menarik dibangun dari konflik utama yang menyatu dengan tema eksistensi karena populasi golongan darah AB yang langka. Penulis hendak menjadikannya sebuah skenario film panjang berkisar 75-80 halaman. Untuk itu maka, penulis meninjau dan meneliti lebih jauh dalam proses naskah panjang Dua Kutub Imaji dengan judul “Pembangunan Karakter Tiga Dimensi dan Karakter Berdasarkan Golongan Darah dalam Skenario Film Panjang Dua Kutub Imaji”. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang akan dikaji dalam proses penulisan skenario film panjang Dua Kutub Imaji ini berpusat : 1. Bagaimana pembangunan karakter dalam skenario film panjang Dua Kutub Imaji? 2. Bagaimana pendekatan karakter berdasarkan golongan darah dalam skenario film panjang Dua Kutub Imaji? 3 1.3. 1. Batasan Masalah Pembangunan karakter pada skenario film panjang Dua Kutub Imaji akan dibatasi pada karakter Yarman dan Pieter dengan pendekatan karakter tiga dimensi: a. Fisiologi, b. Sosiologi, c. Psikologi. 2. Pendekatan karakter berdasarkan golongan darah pada skenario film panjang Dua Kutub Imaji, dibatasi pada karakter golongan darah AB. 1.4. Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menulis skenario film panjang Dua Kutub Imaji dengan membangun karakter tiga dimensi dan menerapkan karakter berdasarkan golongan darah AB. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Laporan tugas ini banyak memberikan manfaat secara personal bagi penulis. Secara sederhana laporan ini mencatat sejauh mana penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang didapat selama menyelesaikan pendidikan di Universitas Multimedia Nusantara. Serta mendorong penulis menjadi aktif dalam mencari pengetahuan dalam bidang film. Khususnya dalam penulisan skenario film panjang. Meningkatkan motivasi dan rasa optimisme penulis untuk giat menekuni bidang penulisan naskah. Manfaat penulisan laporan tugas akhir ini dikhususkan untuk pembaca. Sebagai literatur dengan beberapa teori yang sesuai untuk dapat digunakan 4 sebagai acuan penulisan skenario film. Khususnya dalam pembangunan karakter berdasarkan golongan darah. Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan ilmu bagi para penulis pemula. Terutama yang ingin memulai menulis skenario film pada proses pembuatan film panjang. 5