upaya peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan

advertisement
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK
BAHASAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE DRILL DENGAN
PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF REJOSARI KECAMATAN
BANCAK
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
EDI MULYANTO
NIM. 11507008
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi saudara :
Nama
: Edi Mulyanto
NIM
: 11507008
Jurusa
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Masdrasah Ibtida’iyah
Judul
: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
POPOK BAHASA BILANGAN BULAT MEL;ALUI METODE
DRILL DENGAN PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA
SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDA’IYAH MA’ARIF
REJOSAR KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2011
Telah kami setujui untuk dimunaqosahklan.
Salatiga, 20 September 2011
SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT MELALAUI METODE DRILL DENGAN
PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH
IBTIDAIYAH MA’ARIF REJOSARI KECAMATAN BANCAK KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2011
DISUSUN OLEH
EDI MULYANTO
NIM: 115 07 008
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
pada tanggal 27 September 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Drs. Mubasirun, M.Ag.
______________________
Sekretaris Penguji : Miftahur Rifah M.Ag.
______________________
Penguji I
: Ahmad Maimun, M.Ag.
______________________
Penguji II
: Peni Susapti, M.Si.
______________________
Penguji III
: Winarno, S.Si., M.Pd.
______________________
Salatiga, 27 September 2011
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
NIP. 19580827 198303 1002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: EDI MULYANTO
NIM
: 11507008
Judul Skripsi
: UPAYA
PENINGKATAN
HASIL
BELAJAR
MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE
DRILL DENGAN PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA
SISWA
KELAS
V
MADRASAH
IBTIDAIYAH
MA’ARIF
REJOSARI KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2011
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga,
Yang Menyatakan
EDI MULYANTO
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sebuah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan
hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS. Al-Insiroh : 6-8)

Anda mungkin perlu berjuang lebih dari sekali untuk meraih sukses.
Margareth Thatcher
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua Orang Tua Yang Menjadi Motivasiku
2. Keluarga besar MI Ma’arif Rejosari
3. Guru-guru MI Ma’arif Rejosari
4. Rekan-rekan di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan yang Maha
Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan
hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga
penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW,
semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan
tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta
kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini
dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK
BAHASAN
BILANGAN
BULAT
MELALUI
METODE
DRILL
DENGGAN
PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
MA’ARIF REJOSARI KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Winarno M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah
memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
3. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
4. Bapak dan ibuku yang telah memberikan motivasi kepadaku
5. Bapak dan ibu guru MI Ma’arif Rejosari yang telah memberikan bantuan motivasi dan
sebagai kolaborator dalam penelitian PTK ini
6. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan dorongannya
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau
bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga,
Penulis
Edi Mulyanto
ABSTRAK
Edi Mulyanto. 2011 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE DRILL
DENGAN PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF REJOSARI KECAMATAN BANCAK
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing. Winarno S.Si, MPd.
Kata Kunci
: Metode Drill, Hasil Belajar, Tutor Sebaya
Banyak siswa di MI Ma’arif Rejosari menganggap mata pelajaran matematika itu sulit
sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar mereka. Untuk itu penulis menerapkan metode
drill dengan pendampingan tutor sebaya agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada
siswa kelas V MI Ma’arif Rejosari Kecamatan bancak Kabupaten Semarang.
Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK). Urutan kegiatan penelitian mencakup: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan
teknik wawancara, observasi, dokumentasi, pengukuran tes hasil belajar. Sedangkan untuk
analisisnya menggunakan teknik deskriptif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan
teknik ujt.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes individu pada post tes siklus I
sebesar 30,7% atau sebanyak 8 siswa dari 26 peserta tes yang dinyatakan lulus. Sedangkan yang
gagal sebanyak 18 siswa atau sebesar 69,3%. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan
metode drill dengan pendampingan tutor sebaya selama dua siklus (3 kali pertemuan). Kemudian
pada siklus II meningkat menjadi 61,3% atau sebanyak 16 siswa dari 26 peserta tes yang
dinyatakan lulus, sedangkan yang gagal sebanyak 10 siswa atau sebesar 38,5%. Kemudian pada
siklus III meningkat menjadi 76,9% atau sebanyak 20 siswa dari 26 peserta tes yang dinyatakan
lulus, sedangkan yang gagal sebanyak 6 siswa atau sebesar 23,1%. Hal ini menunjukkan bahwa
(05 siswa berhasil mempelajari bilangan bulat pada mata pelajaran matematika dengan
menerapkan metode driil dengan pendampingan tutor sebaya.
DAFTAR ISI
SAMPUL .....................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
JUDUL .........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................
5
E. Kegunaan Penelitian ..............................................................
5
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metode Penelitian ...................................................................
8
H. Sistematika Penulisan .............................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...........................................................................
16
B. Matematika .............................................................................
24
C. Metode drill ............................................................................
30
D. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat ..................
35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Deskripsi Pra Siklus .............................................................
38
B.
Deskripsi Siklus I .................................................................
38
C.
Deskripsi Siklus II................................................................
44
D.
Deskripsi Siklus III ..............................................................
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ...............................................................
50
B. Pembahasan ............................................................................
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
74
B. Saran .......................................................................................
76
C. Penutup ...................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Terhadap Minat Siswa Pada Siklus I ................. 51
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Terhadap Motivasi Siswa Pada Siklus I ............. 52
Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I ..................................................... 53
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Terhadap Minat Siswa Pada Siklus II ................ 56
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Terhadap Motivasi Siswa Pada Siklus II ........... 57
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II .................................................... 58
Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Belajar Antara Siklus I dan Siklus II ............... 61
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Terhadap Minat Siswa Pada Siklus III ............... 63
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Terhadap Motivasi Pada Siklus III ..................... 65
Tabel 4.10. Hasil Tes Formatif Pada Siklus III ................................................... 65
Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Belajar Antara Siklus II dan Siklus III ............ 65
Tabel 4.12. Hasil Rekapitulasi Tentang Minat Siswa ......................................... 71
Tabel 4.13. Hasil Rekapitulasi Tentang Hasil Belajar Siswa .............................. 71
Tabel 4.13. Hasil Rekapitulasi Tentang Motivasi Siswa .................................... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Skema Siklus Penelitian ............................................................. 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Silabus
Lampiran
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran
3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran
4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran
5
Lembar Soal Post Tes Matematika Siklus I, II dan III
Lampiran
6
Lembar jawaban siklus I, II dan III
Lampiran
7
Lembar pengamatan pembelajaran terhadap guru siklus I
Lampiran
8
Lembar Pengamatan Minat Siswa Siklus I
Lampiran
9
Lembar Observasi Minat Siswa Siklus I
Lampiran
10
Lembar Pengamatan Pembelajaran Terhadap Guru Siklus II
Lampiran
11
Lembar Pengamatan Minat Siswa Siklus II
Lampiran
12
Lembar Observasi Minat Siswa Siklus II
Lampiran
13
Lembar Pengamatan Pembelajaran Terhadap Guru Siklus III
Lampiran
14
Lembar Pengamatan Minat Siswa Siklus III
Lampiran
15
Lembar Observasi Minat Siswa Siklus III
Lampiran
16
Lampiran Foto Siklus I
Lampiran
17
Lampiran Foto Siklus II
Lampiran
18
Lampiran Foto Siklus III
Lampiran
19
Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
Lampiran
20
Lembar Bimbingan Sekripsi
Lampiran
21
Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat
antara pendidik, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini
pendidik mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan juga tidak boleh menganggap remeh metode yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran sangat beragam,
tentunya penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran,
tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi, kemampuan pendidik
mengaplikasikannya, dan sarana fasilitas yang ada.
Salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran matematika di kelas
V SD adalah melakukan operasi bilangan bulat dalam pemecahan masalah
dan salah satu indikatornya adalah menjumlahkan bilangan bulat, mengalikan
bilangan bulat
Matematika merupakan ilmu pengetahuan pesat pada saat sekarang
ini, baik materi maupun kegunaannya. Dengan menguasai pengetahuan
Matematika khususnya siswa di sekolah, kemungkinan siswa akan lebih
mudah dalam menerima pengetahuan ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkmbang semakin pesat, baik langsung atau pun tidak langsung akan
1
2
berpengaruh terhadap perkembangan pendidik. Oleh karna itu mutu
pendidikan harus ditingkatkan terutama ilmu ”berhitung” atau “Matematika”,
peranan matematika dalam kehidupan telah membawa kehidupan manusia ke
zaman teknologi modern.
Begitu pentingnya peranan matematika terhadap masa depan bangsa,
maka pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pelajaran matematika
dengan berbagi upaya misalnya dengan pemberian alat peraga, buku paket,
olimpiade matematika serta penyempurnaan kurikulum, siswa atau anak didik
sebagai individu yang potensi tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan
sebagai pembimbing berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan maka
perlu adanya perbaikan pembaharuan, serta perubahan dalam segala aspek
diantaranya kurikulum, sarana dan prasarana, guru siswa serta metode
pengajaran.
Pelajaran matematika menurut kebanyakan siswa adalah satu pelajarn
yang sulit. Namun juga tidak sedikit yang berpendapat matematika mudah.
Namun, pelajaran ini memiliki tingkat kesulitan yang terkadang menjadi
salah satu pelajaran yang mempunyai nilai rendah. Hal ini disebabkan karna
pelajaran matematika memiliki banyak rumus, banyak konsep dan banyak
memiliki penyelesaian yang berbeda beda. Sehingga, anak sering mengalami
kesulitan untuk benar-benar bisa memahami isinya.
Penulis dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas V SD
khususnya pada materi operasi hitung bilangan bulat ini menemukan bahwa
ternyata setelah dijelaskan dan di beri tugas tentang operasi hitung bilangan
3
bulat hanya 25,3% yang dapat menyelesaikannya dan ketika diberi tugas
menjumlahkan bilangan bulat hanya 47% yang dapat menyelesaikannya
dengan baik. Hal ini menimbulkan keprihatinan akan dampaknya dalam hasil
belajar mereka nanti.
Hasil yang diperoleh tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa
kelemahan yang dimiliki siswa sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan
oprasi bilangan bulat dengan baik, yaitu: (1) siswa kurang terampil dalam
penjumlahan, (2) siswa kurang terampil dalam mengalikan dan mengurangi
bilangan bulat, (3) siswa tidak hafal perkalian.
Ketiga hal diatas harus segera diatasi agar pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan tuntas sesuai alokasi waktu yang tersedia. Untuk itu
penulis mencoba beberapa alternative pemecahan dan diantaranya yang
dirasakan paling cocok adalah Metode drill(Latihan)
metode ini
dibarengi
dengan penjelasan–penjelasan
dalam penerapan
yang bertujuan
memahamkan kepada siswa cara menyimpan, penjumlahan dan makna
perkalian sehingga dapat dipahami. Dalam hal ini penulis belum sampai
pembulatan sebab diharapkan siswa harus mantap dulu pada ketiga oprasi
baru akan melangkah pada operasi pembulatan.
Adapun langkah langkah yang ditempuh dalam penerapan metode
drill ini adalah:(1) menampilkan bilangan yang akan dijumlahkan atau
dikurangkan, (2) membimbing siswa dalam penjumlahan dan pengurangan,
(3) memberikan tugas menyelesaikan tugas baik secara kelompok maupun
individu, baik didalam kelas maupun sebagai PR (4) memeriksa hasil
4
pekerjaan siswa, memberikan reinforcement kepada yang berhasil dan
memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil.
Untuk menjawab problematika tersebut,penulis mengangkat judul
”UPAYA
PENINGKATAN
HASIL
BELAJAR
MATEMATIKA
POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE DRILL
DENGAN PENDAMPINGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS
V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF REJOSARI KEC. BANCAK
KAB. SEMARANG TAHUN 2011
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Metode drill dengan pendampingan tutor sebaya pada pelajaran
matematika dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas V di MI
Ma’arif Rejosari Kec. Bancak Kab. Semarang tahun 2011 ?
2. Apakah penerapan metode drill dengan pendampingan tutor sebaya pada
mata pelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MI
Ma’arif Rejosari Kec. Bancak Kab. Semarang tahun 2011 ?
3. Apakah Metode drill dengan pendampingan tutor sebaya pada pelajaran
matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V di MI
Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab. Semarang tahun 2011 ?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apakah Metode drill dengan pendampingan tutor
sebaya pada pelajaran matematika dapat meningkatkan minat belajar pada
siswa kelas V di MI Ma’arif Rejosari Kec Bancak Kab. Semarang tahun
2011 .
2. Untuk mengetahui penerapan metode drill dengan pendampingan tutor
sebaya pada pelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi siswa.
3. Untuk mengetahui Apakah Metode drill dengan pendampingan tutor
sebaya pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas V di MI Ma’arif Rejosari Kec Bancak Kab. Semarang tahun
2011 .
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah statement keterkaitan antara dua lebih variabel
(Sanjaya, 2010:125). Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah
sebagai berikut: “Penggunaan metode driil dapat meningkatkan minat,
motivasi dan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Rejosari Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011”
6
E. Kegunaan Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi:
1.
Siswa
a. Dapat membuat siswa lebih tertarik dalam belajar matematika karena
ada perubahan pemikiran tentang pelajaran matematika yang
sebelumnya merupakan hal yang kurang disukai menjadi disukai dan
siswa beranggapan belajar matematika itu tidak sulit tetapi
menyenangkan
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi
menjumlahkan
mengurangi,
menarik
akar
dalam
hitungan
mencongkak. Mengenal benda bentuk dalam belajar matematika, ilmu
pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.(Roestiyah, 2008:125)
2.
Guru
a. Dapat memperbaiki pelmbelajaran yang dikelolanya sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan
mencapai tujuan seperti yang diharapkan.
b. Menimbulkan rasa percaya diri dalam mengajar.
c. Mengembangkan potensi yang dimiliki guru.
3.
Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
b. Dapat tercapai ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditentukan
oleh sekolah
c. Meningkatkan kualitas sekolah
7
F. Definisi Operasional
Agar dalam pembahasan ini nanti searah dengan yang penulis maksud,
maka perlu adanya penjelasan istilah yang terdapat dalam rumusan judul,
yaitu sebagai berikut:
1. Upaya
Usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu. (Fajri, 2008: 269)
2. Peningkatan
Proses, perbuatan, cara meningkatkan usaha dsb. (Fajri, 2008: 820)
3. Belajar
Suatu bentuk pertubuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
dan latihan. (Hamalik, 1983:21)
4. Pendamping
Orang yang mendampingi dalam perundangan adalah istri atau suami. (Zul
Fajri, 2008: 234)
5. Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “mathenein” yang
artinya mempelajari. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah
bhasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan funngsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan pemikiran (Rosma, 2010).
8
6. Metode drill
Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana
siswa melakukan kegiatan kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.(Roestiyah, 2008:125)
7. Tutor.
Pihak yang memberi bimbingan kepada sejulah siswa: pengajar (Fajri,
2008: 841)
8. Sebaya.
Seumur sama sama tua (Fajri, 2008:131)
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Model penelitian tindakan meliputi tahapan-tahapan diantaranya
perencanaan pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pemilihan penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Karena secara langsung
peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas
yang berisi murid dijadikan obyek penelitian, maka siswa yang berada di
kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti. PTK tidak harus seorang
guru, PTK juga bisa dilakukan oleh orang luar yang bekerjasama dengan guru
yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan IGK Wardani, penelitian dapat
dilakukan orang luar dengan mengumpulkan data dengan cara mengamati
guru mengajar. Peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara dengan
9
guru, siswa dan observasi kelas setelah itu melakukan kegiatan belajar
mengajar dikelas tersebut.
Sekema siklus penelitian
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Arikunto, (2006:16)
Gambar 1.1. Alur PTK
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah:
a.
Siswa kelas V MI Ma’arif Rejosari Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 26 siswa, terdiri
dari 13 laki – laki dan 13 perempuan.
b.
Guru mata pelajaran Matematika di MI Ma’arif Rejosari Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/2012.
3. Langkah-langkah
Suharsimi (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
10
meliputi; (1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflektion (refleksi ). Lebih jelasnya sebagai
berikut:
a. Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan metode drill
(silabus) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyusun tugas siswa
3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab
4) Menyusun lembar pertanyaan untuk penilaian afektif dan
psikomotorik siswa
5) Menyusun lembar pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran
6) Menyusun kisi- kisi kuesioner untuk siswa
7) Menyusun kuesioner siswa
8) Menyusun kisi- kisi soal penelitian untuk siswa
9) Menyusun soal penelitian untuk siswa
10) Target yang diharapkan dalam penerapan teknik metode drill ini
keberhasilan
pembelajaran
Ketuntasan Minimal (KKM)
minimal
memenuhi
Kriteria
11
b. Tahap tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Dan
pada RRP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan
umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif
siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran
berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara
maksimal atau tidak.
d.
Tahap refleksi (reflection), meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analsis hasil pembelajaran. Memperbaiki siklus I pada siklus II
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan
tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap
selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini
adalah:
12
a. Silabus Matematika kelas V
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. Tes tertulis yaitu digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa
nilai
yang
menggambarkan
pencapaian
target
kompetensi adapun jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan
ganda yang diadakan setelah tindakan siklus I (Rosma,
2010:92)
d. Lembar Observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi
yaitu pedoman observasi berdasarkan indikator yang telah
didesain berdasarkan fokus penelitian. Adapun hasil observasi
ini berbentuk catatan lapangan yang mendeskripsikan proses
kegiatan pembelajaran yang meliputi, antusiasnya peserta didik
dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran
Matematika dengan teknik metode drill Pedoman observasi
berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian
5. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru
kelas dan beberapa observer. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik catatan lapangan, dokumentasi data, dan observasi
lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Catatan Lapangan, adalah catatan yang ditulis apa yang didengar,
dilihat, dan dialami dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data penilaian kualitatif. Catatan lapangan digunakan untuk
13
memperoleh sasaran yang diteliti yaitu tentang hasil belajar
matematika siswa. Catatan lapangan dibuat dalam catatan yang
lengkap setelah peneliti sampai kerumah. Proses ini dilakukan setiap
kali mengadakan pengamatan dan wawancara.(Rosma, 2010:92-93)
b. Wawancara, yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan guru,
kepala sekolah, dan siswa untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang hasil belajar matematika melalui teknik metode drill
dengan tutor sebaya. Wawancara yang digunakan adalah wawancara
terbuka, terencana, tidak terencana, dan tidak terstruktur. (Rosma,
2010:93)
c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar.
(Rosma,
2010:93)
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan
lapangan dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan
peneliti bersama dengan kolaborator sebagai pijakan untuk menentukan
program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian
tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
14
Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif. Teknik
deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai berikut:
∑X
M=
N
Keterangan:
M
= Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
N
= Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 64)
Untuk mengetahui perbandingan antara siklus I dengan siklus II,
siklus II dengan siklus III, maka digunakan rumus sebagai berikut:
D
t
 D 

2
D
2
N
N  N  1
Keterangan:
t
: Uji Beda
D
: Perbedaan antar siklus
D
: rerata dari nilai perbedaan
D2
: Kuadrat dari rerata
Hasil perhitungan diperoleh t hitung kemudian dibandingkan dengan t
tabel dengan derajat kebebasan (db = n-1) pada taraf signifikansi 5%.
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
15
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar isi, daftar gambar, dan
daftar lampiran.
Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kugunaan penelitian, metode penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup
rancangan
penelitian,
subyak
penelitian,
langkah-langkah
penelitian,
instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian minat dan
pemehaman, faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan pemahaman peserta
didik dalam pembelajaran, pengertian model pembelajaran drilll dan kendalakendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran drill
Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I meliputi rencana,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi.
Deskripsi
pelaksaan siklus II, Deskripsi pelaksaan III dan seterusnya.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan/wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan. Dan berisi pembahasan.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan hasil dan apa yang dimaksud
dengan belajar. Para ahli pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Hasil
adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan
(Surayin, 2001-2007). Belajar adalah dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
secara etimologi belajar memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa
belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian (Baharuddin, dkk, 2007:13). Hasil
belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan prilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai
kemampuan
yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar
(Sam’s, 2010:33)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai oleh siswa berupa keterampilan yang dinyatakan dalam
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan.
16
17
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dalam proses belajar pada individu seseorang agar mengalami
keberhasilan dalam prestasi atau hasil belajar, maka diperlukan faktorfaktor yang menunjang pada saat poses belajar seseorang berlangsung.
Seperti yang diutarakan sebelumnya Baharuddin menjelaskan, faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain, 1) faktor internal
dan 2) faktor ekternal. Jika kedua faktor tersebut dapat dimiliki seorang
individu dengan baik maka, ketercapaian dalam hasil belajar dapat
maksimal. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
penting sekali artinya dalam rangka membantu murid mencapai prestasi
belajar sebaik-baiknya.
Menurut Ahmadi (2004:138) yang tergolong faktor internal adalah:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya, penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan lain sebagainya
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas
1) Faktor intelektif yang meliputi:
a)
Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
b)
Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki
2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan motivasi, emosi
penyesuaian diri.
18
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a)
Lingkungan keluarga
b)
Lingkungan sekolah
c)
Lingkungan masyarakat
d)
Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
yang sudah dituliskan diatas maka, dapat digolongkan menjadi tiga
macam. Ahmadi (2004:139) mengelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor stimulus belajar
b. Faktor-faktor metode belajar
c.
Faktor faktor individual.
19
Secara keseluruhan tiga faktor tersebut dapat diuraikan yaitu:
1) Faktor-faktor stimulus belajar
Yang dimaksud faktor stimulus belajar adalah segala hal yang diluar
individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana
lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh sipelajar.
Macam-macam stimulus diantaranya: a) Panjangnya bahan pelajaran,
b) Kesulitan bahan pelajaran, c) Berartinya bahan pelajaran, d) Berat
ringannya tugas, dan e) Suasana lingkungan eksternal.
2) Faktor-faktor metode belajar
Faktor metode dalam belajar juga mempengaruhi proses dan hasil
dalam belajar. Pemilihan metode yang tepat sesuai materi pelajaran
juga perlu agar siswa mampu menerima dengan baik. Karena metode
mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan demikian metode yang
dipakai oleh guru dapat menimbulkan perbedaan yang berarti dalam
proses belajar.
3) Faktor-faktor individual
Tentunya faktor-faktor individual yaitu selain faktor stimulus dan
metode belajar. Faktor-faktor individu sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar seseorang. Factor-faktor individu mencakup hal-hal
sebagai berikut, a) kematangan, b) Faktor usia kronologis, c) Faktor
perbedaan jenis kelamin, d) pengalaman sebelumnya, d) Kapasitas
20
mental, e) Kondisi kesehatan jasmani, f) Kondisi kesehatan rohani,
dan g) Motivasi.
2. Alat untuk mengukur hasil belajar
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “value” yang berarti nilai
atau harga, evaluate artinya menentukan nilai, dan evaluation dengan
arti penilaian. Dengan demikian evaluasi adalah penilaian sesuatu.
Adapun dari segi istilah, evaluasi dapat diberi pengertian seperti yang
diungkapkan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Bron yaitu bahwa:
“Evaluation refer to act or process to determining devalue of
something” Menurut definisi ini, maka evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Farikhah,
2006:1).
Belajar adalah dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara
etimologi belajar memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah
sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian (Baharuddin, 2010:13).
Dengan demikian kedua arti jika digabungkan mempunyai
makna evaluasi belajar, yang dapat dijelaskan evaluasi dalam belajar
yaitu Suatu perbuatan pemberian nilai sebagai hasil dari usaha
memperloleh kepandaian (proses belajar). Dalam hal ini seorang guru
dapat mengetahui hasil perolehan sejauhmana keberhasilan dalam
mengajar yang dilakukannya.
21
Dalam poses belajar evaluasi sangat dibutuhkan, disamping
untuk melihat keberhasilan guru, evaluasi juga digunakan untuk
sejauh mana prestasi belajar siswa. Dengan evaluasi guru mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa dalam belajar. Evaluasi dalam belajar
bisa berbentuk nilai, skor, skala dan lain sebagainya.
Ada Tiga fungsi dalam evaluasi belajar yang dikemukakan oleh
Soemadi Soerjobroto (Farikhah, 2006:3-4) antara lain, dari segi
psikologik, didaktik, dan administratif.
Secara psikologik kegiatan evaluasi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Bagi peserta didik
Evaluasi akan memberi pedoman kepada peerta didik untuk
mengenal kapasitas dan status diri ditengah kelompoknya
2) Bagi guru
Evaluasi memberikan ketepatan hati sudah sjauh manakah usaha
yang telah dilakukannya membawa hasil, sehingga ia memiliki
pedoman pasti guna menentukan langkah-langkah selanjutnya
Secara didaktik, fungsi evaluasi ialah:
1) Bagi peserta didik
Evaluasi akan memberi dorongan untuk dapat memperbaiki dan
meningkatkan prestasinya
22
2) Bagi Guru
a) Memberi landasan untuk menilai hasil usaha atau prestasi
peserta didiknya, baik dalam kelebihan maupun kekurangan
b) Memberikan informai yang sangat berguna untuk mengetahui
status mupun posisi peserta didik didalam kelompoknya
c) Memberikan pedoman untuk mencari upaya atau mencarikan
jalan keluar bagi peserta didik yang memerlukannya
d) Memberi petunjuk tentang keberhasilan, kekurangan ataupun
kegagalannya, yang dialaminya dalam melaksanakan tugasnya
selaku pendidik (mawas diri)
Evaluasi juga mempunya fungsi secara administratif yaitu:
a) Memberikan bahan laporan tentang perkembangan atau
kemajuan peserta didik, setelah menjalani proses pengajaran
dalam jangka waktu tertentu
b) Memberikan ahan-bahan keterangan (data) yang sangat penting
guna menentuakan setatus peserta didik
c) Memberi gambaran tentang hasil-hasil yang telah dicapai dan
apa yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah dilakukan
Farikhah (2006:4) juga menambahkan tentang tujuan evaluasi.
Tujuan pokok evaluasi dibedakan menjadi dua macam yaitu: Tujuan
umum dan tujuan khusus.
23
Tujuan umum evaluasi dapat diringkas menjadi dua, yaitu:
1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dijadikan
sebagai bukti mengenai taraf kemajuan peserta didik, setelah
mengalami proses pengajaran selama jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efesiensi dari metodemetode pengajaran yang digunakan selama jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan khusus evaluasi yaitu:
1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pengajaran
2) Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab yang telah
membawa peserta didik kearah kemajuan (keberhasilan) maupun
factor-faktor penyebab kegagalannya (ketidak berhasilannya)
Dalam evaluasi hasil belajar diperlukan alat penilaian untuk
mengetahui tingkat keberhasilan bagi guru dan siswa. Dengan alat
penilaian guru dapat memberikan predikat belajar berhasil atau tidak.
Adapun alat penialain evaluasi hasil belajar ada dua kategori
diantaranya: Tes dan Non tes (Farikhah, 2006:7-12).
a. Tes, Fungsi tes adalah untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran dan untuk mengukur hasil peserta didik. Tes haril
belajar
banyak
peninjauannya.
macamnya,
tergantung
dari
segi
mana
24
1) Ditinjau dari segi kegunaan:
a) Tes formatif
Istilah formatif berasal dari kata “form” (bentuk) dimaksud
untuk mengetahui
sejauhmana peserta didik telah setelah
mengikuti proses pengajaran dalam satuan-satuan pelajaran
(Farikhah, 2006:19). Dalam pelaksanaan tes formatif ini
merupakan ulangan harian, tes tengah semester dan sebagainya.
b) Tes sumatif
Tes yang diglakukan setiap catur wulan sekali atau setiap
semester dimana suatu bagian bahan pelajaran telah selesai
diajarkan melalui satuan-satuan pelajaran (farikhah, 2006:22)
c) Tes dianostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui taraf kesulitan
yang dialami oleh peserta didik dalam menempun proses
belajar mengajar, sehingga guru dapat memberikan bentuk
untuk mengatasi kesulitan tersebut (Farikhah, 2006:7)
d) Tes penempatan (placement test)
Adalah tes yang digunakan untuk melihat kemampuan yang
dimiliki seseorang peserta didik. Hasil tes penempatan dapat
dijadikan dasar dalam menempatkan setiap peserta didik
dengan tepat sesuai dengan kondisinya (Farikhah, 2006:8)
2) Ditinjau dari segi waktunya:
a) Power test, yaitu tes yang tidak dibatasi
25
b) Speed test, yaitu tes yang waktunya dibatasi
3) Ditinjau dari siapa yang menyusun:
a) Tes buatan sendiri, yaitu yang disuse (dibuat) oleh tester
(pengajar)
b) Tes buatan orang lain, yaitu tes yang tidak dibuat sendiri
oleh tester
4) Ditinjau dari bentuk respon atau jawabannya:
a) Tes verbal, yaitu tes yang menghendaki respon atau
jawaban dari testee berupa bahasa, baik dari bentuk lian
maupun tulis
b) Tes Tindakan, yaitu tes yang menghendaki respon berupa
tindakan atau tingkah laku
5) Ditinjau dari segi aspek yang igin diukur:
a) Tes Intelegensi (Intelegency test/ tes kecerdasan)
b) Tes prestasi (Archivement test)
c) Tes kribadian (Personality test)
d) Tes bakat
6) Ditinjau dari segi bentuk pertanyaan:
a) Tes Suyektif
b) Tes Obyektif
7) Ditinjau dari banyaknya peserta tes (testee):
a) Tes individual yaitu, tes yang dilaksanakan dimana penguji
berhadapan dengan seorang peserta tes
26
b) Tes klompok yaitu tes yang dilaksanakan dimana penguji
berhadapan dengan beberapa orang peserta tes.
b. Non
Tes,
Alat
penilaian
non
tes
biasanya
digunakan
untukmengukur aspek afektif, psikomotorik yang mencakup sikap
kebiasaan bekerja dengan baik, kerjasama, kerajinan, tanggung
jawab,
kejujuran,
tenggang
rasa,
solidaritas,
nasionalisme,
pengabdian, keyakinan dan lain-lain. Beberapa alat penilan bukan
tes
(non
test)
yang
sering
digunakan
adalah
Observasi
(pengamatan), kuesioner (angket), wawancara (interview) dan
skala sikap.
1) Observasi (pengamatan) adalah alat penilaian yang berupa
pengamatan
langsung
terhadap
peserta
didik
dengan
memperhatikan tingkah lakunya secara teliti.
2) Kuesioner (angket) adalah alat penilaian yang berupa suatu
dftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden
baik dirinya maupun orang lain
3) Wawancara (interview) adalah alat penilaian yang berupa suatu
teknik untuk memberi jawaban dari responden dengan jalan
hubungan langsung bertemu muka
4) Skala sikap adalah alat penilaian untuk sikap seseorang
terhadap obyek tertentu.
27
B. Matematika
1. Pengertian
Didalam kurikulum standar kompetensi tahun 2004, matematika
berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar
atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut
wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan
dalam matematika bersifat konsisten.(Depag RI, 2004:173)
2. Fungsi dan Tujuan
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,
pengukuran, geometri, dan pengelolaan data
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
a.
Melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistensi.
b.
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran ingin
tahu, orisinil, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
28
c.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
d.
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
(Depag RI, 2004:173)
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini
adalah bilangan, pengukuran, dan geometri, dan pengolaan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan
dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas dan
volume dalam pemecahan masalah. Pengolahan data ditekankan pada
kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data. .(Depag
RI, 2004:174)
4. Rambu rambu matematika
a. Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di madrasah
untuk menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran.
b. Kompetensi dasar yang tertuang dalam Standar Kompetensi ini
merupakan kompetensi minimal yang dapat dikembangkan oleh
madrasah.
29
c. Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada Standar kompetensi
ini.
d. Standar ini dirancang secara berdiversifikasi, untuk melayani semua
kelompok peserta didik (normal, sedang, tinggi). Dalam hal ini, guru
perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut.
Kelompok normal adalah kelompok yang memerlukan waktu belajar
relatif lebih lama dari kelompok sedang, sehingga perlu diberikan
pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar atau memberikan
remidiasi. Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok yang
memiliki kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang,
sehingga guru dapat memberikan pelayanan dalam bentuk akselerasi
(percepatan) belajar atau memberikan materi pengayaan
e. Strategi pembelajaran, metode, teknik penilaian, penyediaan sumber
belajar, organisasi kelas dan waktu yang digunakan tidak tercantum
secara eksplisit dalam Standar Kompetensi ini.
f. Pada kolom kompetensi dasar atau indikator diberikan tambahan
penanda (*) untuk hasil belajar dan indikator yang biasanya dapat
dicapai oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi dan penanda
pagar (#) untuk hasil belajar dan indikator yang biasanya lebih
lambat dicapai oleh peserta didik yang berkemampuan normal.
Madrasah dapat menggunakan teknologi seperti kalkulator,
komputer, alat peraga, atau media lainnya untuk semakin meningktkan
efektifitas pembelajaran. Selain itu, perlu ada pembahasan bagaimana
30
matematika banyak diterapkan dalam teknologi dan informasi baik
sebagai perluasan pengetahuan peserta didik atau penerapan konsep
matematika secara langsung pada pembelajaran. .(Depag RI, 2004:179)
C. Metode drill
1. Pengertian
Merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara
kebiasaan-kebiasaan yang baik.selain itu metode ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan. (Djamarah dan Zain, 1997: 108).
Metode ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,
agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi
dari apa yang telah dipelajari.(Roestiyah, 2008: 125).
Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali
atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis
tentang yang dipelajari.(Sriyono, dkk, 1992:112)
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode drill adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran
dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari
segi pelaksanaan dalam pembelajaran siswa terlebih dahulu diberi
31
pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dalam bimbingan guru
siswa disuruh mempraktekkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
2.
Kelebihan metode drill
Menurut Djamarah dan Zain (1997: 108) kelebihan metode drill
adalah:
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alatalat (mesin permainan dan atletik), dan trampil menggunakan
peralatan olah raga
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (symbol), dan
sebagainya.
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol,
membaca peta dan sebagainya.
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan pelaksanaan.
e. Pemanfaatan
kebiasaan-kebiasaan
yang
tidak
memerlukan
konsentrasi dalam pelaksanaannya
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
3.
Kelemahan metode drill
32
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karna siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.
Sedangkan
menurut
Roestiyah
N.K.(2008:125-126)
dalam
strategi belajar mengajar teknik metode drill ini biasanya dipergunakan
untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata,
menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan
gerak dalam olahraga.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan,
mengurangi,
menarik
akar
dalam
hitungan
menconak, mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika,
ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainnya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu dengan
keadaan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujanbanjir; antara tanda huruf dan bunyi – ng – ny dan sebagainya;
penggunaan lambang symbol didalam peta dan lain-lain.
33
Dari keterangan-keterangan diatas dapat ditari kesimpulan bahwa tujuan
metode drill adalah untuk melatih mental dan motoris siswa. Sehingga
siswa mampu menguasai pelajaran dan terampil.
4. Tutorial
Suatu kelompok belajar dalam kelas diawasi oleh seorang instruktur baik
untuk seorang peserta atau lebih. Berbeda dengan halnya dengan seminar
karena dalam metode ini selain pesertanya sedikit, instrukturnya berperan
lebih
aktif
dalam
membantu
peserta
memepelajari
topik
yang
diberikannya. (Pasarribu dan Simanjuntak, 1983;28)
5. Sebaya
Seumur sama sama tua (Fazri,2008):131)
6. Metode Tutor Sebaya
Menurut Yamin (2003;72-73) metode tutor sebaya memanfaatkan siswa
yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak
sebagai pelatih, dan pembimbing seorang siswa yang lain. Ia dapat
menentukan metode pembelajaran yang disukainya untuk melatih
temannya tersebut. Setelah teman berhasil atau lulus, kemudian ia
bertindak sebagai pelatih bagi seorang teman yang lain.
Langkah-langkah model tutor sebaya adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah materi yang memungkinkan dapat dipelajari secara mandiri
b. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen,
artinya siswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan
bertindak sebagai tutor sebaya.
34
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi.
Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
d. Berilah waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah tugas baik
dalam maupun diluar.
e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan yang diberikan.
f. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan,
berilah kesempatan untuk menarik kesimpulan, dan klarifikasi
seandainya ada pemahaman yang perlu diluruskan dan dibetulkan.
Dalam pelaksanaannya setiap kelompok harus dapat membimbing
dan pengawasan dari guru, agar kerja kelompok tetap terarah dan berjalan
sesuai dengan tugasnya yang diberikan sampai selesai.
Yang menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan metode tutor
sebaya ini adalah guru harus memberikan instruksi yang jelas kepada
kelompok akan tugas-tugasnya terutama tugas bagi tutor sebaya dalam
kelompok.
Dalam melaksanakan metode ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Pertama sekali seorang siswa memperhatikan seorang siswa yang
telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas
dibawah bimbingan pelatih,
b.
Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam ketrampilan
melakukannya,
35
c.
Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa berikutnya.
Metode ini dapat dilaksanakan bila:
a. Semua tahap yang membutuhkan latihan satu persatu,
b. Latihan kerja, latihan formal, dan magang.
Metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tertentu,
b. Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk
memelihara kualitas
Menurut paparan diatas Tutor Sebaya adalah kegiatan belajar dengan
pelatih atau pembimbingnya adalah temannya sendiri.
D. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat
1. Membaca lambang bilangan bulat
Bilangan bulat dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
 Bilangan bulat positif
 Bilangan bulat nol
 Bilangan bulat negatif
Cara membaca bilangan bulat adalah sebagai berikut:
16
= dibaca enambelas atau positif enambelas
-132
= dibaca negativf seratus tigapuluh dua
2. Menulis lambang bilangan bulat
Contoh:
a. Lambang bilangan bulat positif enampuluh dua adalah 62.
b. Lambang bilangan bulat negatif seratus lima puluh adalah -150
36
c. Lambang bilangan bulat lima ratus sebelas adalah 511
d. Lambang bilangan bulat negatif tiga ratus dua puluh tiga adalah -323
3. Operasi hitung bilangan bulat
a. Penjumlahan bilangan bulat
1) Penjumlahan dua bilangan positif
Contoh:
Berapa hasil dari 3 + 4?
Jawab: jadi, 3 + 4 = 7
2) Penjumlahan bilangan positif dengan negatif atau sebaliknya
Contoh:
Berapa hasil dari -6 + 4?
Jawab: jadi, -6 + 4 = -2
3) Penjumlahan dua bilangan negatif
Contoh:
Berapa hasil dari -3 + (-2)?
Jawab: jadi-3 + (-2) = -5
b. Pengurangan bilangan bulat
1) Pengurangan dua bilangan positif
Contoh:
Berapa hasil dari 8 - 3?
Jawab: jadi 8 - 3 = 5
2) Pengurangan bilangan negatif dengan positif
Contoh:
37
Berapa hasil dari -5 -2?
Jawab: jadi -5 - 2 = -7
3) Pengurangan bilangan negatif dengan negatif
Contoh:
Berapa hasil dari -4 - (-8)?
Jawab: jadi -4 – (8)= -4 + 8 = 4
c. Perkalian bilangn bulat
1) Perkalian dua bilangan positif
(+)×(+)=(+)
Contoh: 12 × 8 = 96
2) Perkalian bilangan negatif dengan positif atau sebaliknya
( + ) × ( - ) = ( - ) atau ( - ) × ( + ) = ( - )
Contoh: -17 × 5 = -85
3) Perkalian bilangan negative dengan negatif
(-)×(-)=(+)
Contoh: -12 × (-12) =180
d. Pembagian bilangan bulat
1) Pembagian dua bilangan positif
(+)‫(׃‬+)=(+)
Contoh: 737 ‫ ׃‬11 = 67
2) Pembagian bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya
( + ) ‫ ( ׃‬- ) = ( - ) atau ( - ) ‫ ( ׃‬+ ) = ( - )
Contoh:135 ‫( ׃‬-5) = -27
38
3) Pembagian dua bilangan bulat negatif
(-)‫(׃‬-)=(+)
Contoh: -560 ‫( ׃‬-35) -16 (Riris dkk, 2011:53-55)
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Deskripsi Pra Siklus
Pada penelitian pra siklus difokuskan untuk mencari data tentang
metode yang digunakan pada mata pelajaran matematika. Pelaksanaan pra
siklus dilaksanakan dua kali yaitu tanggal 18 Juli sampai selesai. Data
diambil melalui wawancara kepada guru dan dokumentasi pra siklus.
B.
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan siklus I terdiri dari empat tahapan yaitu:
a. Perencanaan.
Tahap perencanaan meliputi:
1) Menyiapkan materi matematika dengan pokok bahasan bilangan
bulat.
2) Membuat lembar observasi siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode drill.
3) Membuat lembar observasi guru.
4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa
dalam pembelajaran matematika.
5) Membuat lembar soal ulangan atau pos test untuk mengetahui hasil
belajar siswa
38
40
6) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pelajaran.
7) Memberi instrumen penelitian, yaitu:
a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan
data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Lembar
observasi dimaksudkan untuk mengetahui tentang minat dan
perhatian siswa.
b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan
data tentang pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep
pada mata pelajaran matematika.
d) Lembar catatan lapangan. Digunakan untuk mengumpulkan
data yang tidak terobservasi melalui lembar observasi kegiatan
siswa maupun guru.
8) menyiapkan alat pembelajaran.
9) merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman tindakan kelas.
a) Pra pembelajaran.
Menyiapkan alat pembelajaran berupa, buku paket matematika
kelas V, alat peraga (kelereng) pensil.
b) Kegiatan awal (5 menit).
Membuka pelajaran dengan do’a dan absensi siswa.
c) Kegiatan inti (50 menit).
41
(1) Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang
bilangan bulat. Guru menerangkan materi bilangan bulat
dengan menggunakan metode klasikal sebagai pengantar.
(2) Guru memberikan materi tentang sifat-sifat pengerjaan
hitung pada bilangan bulat.
(3) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, setiap
klompok terdiri dari kurang lebih 6 siswa dan ada yang 7
siswa, setiap klompok ada siswa yang ber prestasi yang
bertugas menerangkan kepada siswa yang lainnya.
(4) Setiap kelompok diberi tugas tentang sifat-sifat pengerjaan
hitung pada bilangan bulat.
(5) Guru meminta siswa mengerjakan tugas yang telah
diberikan secara individu bukan secara kelompok.
Pembagian kelompok dimaksudkan agar tugas merata dan
tidak menghabiskan waktu pembelajaran.
(6) Waktu mengerjakan dibatasi selama 15 menit.
(7) Saat kegiatan berlangsung guru memeriksa tugas siswa.
(8) Guru memberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal
tersebut dipapan tulis. Jika tidak ada siswa yang berkenan,
guru menunjuk beberapa siswa.
(9) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
(10) Guru memberikan penjelasan pada siswa jika ada
pemahaman siswa yang keliru.
42
d) Kegiatan akhir (15 menit).
1) Guru mengadakan evaluasi.
2) Pembelajaran ditutup dengan salam.
2. Tindakan.
a. Pra pembelajaran.
Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
b. Kegiatan awal (5 menit).
Membuka pelajaran dengan do’a dan absensi siswa.
c. Kegiatan inti (50 menit).
1) Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bilangan bulat.
Guru menerangkan materi bilangan bulat dengan menggunakan
metode klasikal sebagai pengantar.
2) Guru memberikan materi tentang sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat.
3) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, setiap klompok
terdiri dari kurang lebih 6 siswa dan ada yang 7 siswa, setiap
klompok ada siswa yang berprestasi yang bertugas menerangkan
kepada siswa yang lainnya.
4) Setiap kelompok diberi tugas tentang sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat.
5) Guru meminta siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan
secara individu bukan secara kelompok. Pembagian kelompok
43
dimaksutkan agar tugas merata dan tidak menghabiskan waktu
pembelajaran.
6) Waktu mengerjakan dibatasi selama 15 menit.
7) Saat kegiatan berlangsung guru memeriksa tugas siswa.
8) Guru memberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal tersebut
dipapan tulis. Jika tidak ada siswa yang berkenan, guru menunjuk
beberapa siswa.
9) Mempersilahkan siswa lain untuk menanggapinya.
10) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
11) Guru memberikan penjelasan pada siswa jika ada pemahaman
siswa yang keliru.
12) Guru memberikan pujian kepada siswa yang telah maju kedepan
sebagai reward.
d. Kegiatan akhir (15 menit).
1) Guru mengadakan evaluasi.
2) Pembelajaran ditutup dengan salam.
3. Observasi.
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar observasi
kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru, tes formatif dan catatan
lapangan. Hasil observasi menunjukkan beberapa hambatan dalam
pelaksanaan .
44
Penelitian
tindakan
penerapan
metode
drill
dengan
pendampigan tutor sebaya pada pelajaran matematika pokok bahasan
bilangan bulat. Hambatan tersebut berupa:
a. Siswa kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan
soal-soal latihan.
b. Pada saat diterangkan oleh teman sebayanya siswa banyak berbicara
sendiri.
c. Siswa kurang menguasai materi tentang bilangan bulat.
d. Tidak ada buku rujukan yang dibutuhkan siswa.
e. Waktu
pembelajaran
melebihi
dari
batas
waktu
yang telah
direncanakan.
1. Refleksi
Hasil observasi di lapangan dijadikan bahan refleksi untuk
perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Refleksi ini meliputi:
a. Bgaimana agar pada saat pembelajaran siswa terfokus dan aktif pada
pembelajaran.
b. Bagaimana agar siswa mendengarkan apa yang disampaikan teman
sebayanya.
c. Bagaimana agar buku rujukan terpenuhi.
d. Bagaimana supaya siswa dapat menguasai materi yang telah diberikan.
e. Bagaimana
direncanakan.
agar
waktu
pembelajaran
sesuai
dengan
yang
45
C.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II meliputi:
1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 18
Agustus 2011
b. Menyiapkan alat pembelajaran.
c. Menentukan indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
d. Membuat instrumen penelitian yaitu lembar observasi kegiatan guru,
lembar kegiatan siswa, catatan lapangan dan tes formatif.
e. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan
tindakan kelas dengan format terlampir. Pelaksanaan siklus II hamper
sama dengan tahap pada siklus I. tetapi terdapat rencana yang akan
direvisi, yaitu:
1) Sebelum pembelajaran, guru mengarahkan dan memotivasi siswa
supaya memperhatikan dan mendengarkan apa yang di terangkan
oleh teman sebayanya.
2) Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan maksud dan langkahlangkah kegiatan secara lengkap agar siswa mengerti dengan apa
yang dikerjakan.
3) Sebelum pembelajaran guru telah menyediakan buku rujukan.
4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
46
5) Setiap kelompok ada siswa yang berprestasi yang menerangkan
kepada teman-temanya.
2. Tindakan
a. Pra pembelajaran.
Menyiapkan buku rujukan dan menyiapkan alat pembelajatan.
b. Kegiatan awal (10 menit).
1) Guru membuka pelajaran dengan salam.
2) Membaca doa.
3) Guru memotifasi siswa.
c. Kegiatan inti (55 menit).
1) Guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan memberi
materi pengantar operasi hitungan bulat.
2) Guru membagi
kelas menjadi 4 kelompok, setiap kelompok
mendapatkan materi yang sama yaitu tentang bilangan bulat.
3) Setiap siwa yang berprestasi di dalam kelompok diminta
menerangka kepada temannya, dan yang lainnya mendengarkan.
4) Setiap kelompok diberi tugas yang sama.
5) Waktu dibatasi selama 15 menit.
6) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberikan
penjelasan yang lebih mendalam untuk materi yang belum
dipahami siswa.
7) Guru memberi reward kepada siswa yang mendapatkan nilai
terbaik.
47
d. Kegiatan akhir (15 menit).
1) Guru mengadakan evaluasi.
2) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3. Observasi.
Hasil observasi masih ditemukan hambatan, yaitu:
a. Ada beberapa siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Siswa
tersebut masih aktif dengan aktivitasnya sendiri.
b. Siswa masih banyak yang berbicara sendiri.
c. Ada beberapa siswa yang belum menguasai materi.
4. Refleksi .
Dari hasil observasi saat tindakan berlangsung dijadikan dasar untuk
melakukan refleksi untuk siklus berikutnya. Refleksi ini meliputi:
a. Bagaimana
agar
siswa
yang
belum
aktif
dapat
mengikuti
pembelajaran dengan aktif dan perhatian penuh.
b. Bagaimana agar siswa tidak berbicara sendiri.
c. Bagaimana agar beberapa siswa yang belum menguasai materi dapat
menguasai materi.
D. Siklus III
1. Perencanaan .
Tahap perencanaan siklus III.
48
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 24
Agustus 2011.
b. Menyiapkan alat pembelajaran.
c. Menentukan indikator yang ingin dicapai setelah pembelajaran.
d. Membuat instrumen penelitian, yaitu lembar observasi kegiatan
guru, lembar kegiatan siswa, catatan lapangan dan tes formatif.
e. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan
tindakan kelas dengan format terlampir. Perencanaan tindakan
kelas siklus III hampir sama dengan tahapan siklus II. Tetapi
terdapat rencana yang akan direvisi,yaitu:
1) Setelah memahami apa yang disampaikan oleh temannya, maka
siswa saling bergantian menerangkan kepada teman temanya
sesuai dengan kelompoknya masing masing.
2) Disediakan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai terbaik.
2. Tindakan .
a. Pra pembelajaran.
Menyiapkan buku rujukan dan menyiapkan alat-alat pembelajaran.
b. Kegiatan awal (5 menit).
1) Guru membuka pelajaran dengan salam.
2) Membaca do’a.
3) Absensi siswa.
c. Kegiatan inti (50 menit).
49
1) Guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan
memberi materi tentang oprasi hitungan bulat.
2) Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok, setiap kelompok
mendapatkan materi yang sama yaitu tentang bilangan bulat.
3) Setiap siwa yang berprestasi di dalam kelompok diminta
menerangka
kepada
temannya,
dan
yang
lainnya
mendengarkan.
4) Setiap kelompok diberi tugas yang sama.
5) Waktu dibatasi selama 15 menit.
6) Siswa yang belum aktif dan berbicara sendiri diminta
menerangkan kepada teman temannya. Dan siswa tersebut
ditunjuk langsung oleh guru.
7) Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
pembelajaran
dan
memberikan penjelasan yang lebih mendalam untuk materi
yang belum dipahami siswa.
8) Guru memberikan hadiah kepada yang mendapatkan nilai
terbaik.
d. Kegiatan akhir (15 menit).
1) Guru mengadakan evaluasi.
2) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3. Observasi
Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa hampir semua siswa telah
ikut berpartisipasi dan tidak bicara sendiri dalam pembelajaran.
50
Adanya hadiah membuat siswa lebih bersemangat untuk menerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Refleksi
Refleksi pada siklis III yaitu didapatkan satu metode pembelajaran
baru untuk mata pelajaran matematika pokok bahasan bilangan bulat.
Pada siklus III semua siswa telah aktif dan partisipatif dalam
mengikuti pembelajaran. Penguasaan konsep pada pokok bahasan
tersebut terjadi peningkatan, dilihat dari indikator penguasaan konsep
yaitu hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
Dalam memberikan penilaian terhadap minat siswa, peneliti mengacu
perhatian siswa tehadap jalanya pembelajaran dengan memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut :
a. Nilai
Kurang apabila siswa tidak memperhatikan dan sering
berpindah pindah tempat.
b. Nilai Cukup apabila siswa melihat dengan seksama tapi terkadang
masih berbicara sendiri.
c. Nilai Baik apabila siswa memperhatikan temannya yang sedang
menjelaskan materi kepadanya, tidak berbicara sendiri, tidak
berpindah tempat dan mendengarkan penjelasan materi dari guru.
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas V MI
Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab Semarang Tahun 2011 selama pelaksanaan
pada siklus I, maka diperoleh data sebagai berikut :
50
52
Tabel 4.1Hasil Pengamatan terhadap Minat Siswa pada Siklus I
No
Nama
Baik
Cukup
Kurang
1.
AM

2.
ABS

3.
APH

4.
BST
5.
BRU
6.
CP
7.
ES
8.
IF
9.
WDA






10. L I S
11. M I R


12. M L N

13. M F
14. M A


15. M H

16. M L

ket
53
17. M S

18. M Q

19. N A

20. N N

21. N F

22. L A

23. R K

24. S M

25. U Y

26. Q K

Keterangan :
Siswa yang memperhatikan
:5 siswa
( 19,2 % )
Siswa yang kurang memperhatikan
:6 siswa
( 23,7 % )
Siswa tidak memperhatikan
:14 siswa
( 53,1% )
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan terhadap Motivasi Siswa pada Siklus I
NO
1
Perhatian siswa
Jumlah siswa
Prosentase (%)
kurang
12
46%
54
2
cukup
8
31%
3
baik
4
15%
4
Baik sekali
2
8%
jumlah
26
100%
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus I ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
AM
60
50
TT
2.
ABS
60
70
T
3.
APH
60
55
TT
4.
BST
60
75
T
5.
BRU
60
0
TT
6.
CP
60
70
T
7.
ES
60
45
TT
8.
IF
60
72
T
9.
WDA
60
56
TT
60
55
TT
10. L I S
55
11. M I R
60
45
TT
12. M L N
60
50
TT
13. M F
60
50
TT
14. M A
60
40
TT
15. M H
60
43
TT
16. M L
60
45
TT
17. M S
60
50
TT
18. M Q
60
65
T
19. N A
60
80
T
20. N N
60
53
TT
21. N F
60
50
TT
22. L A
60
45
TT
23. R K
60
40
TT
24. S M
60
55
TT
25. U Y
60
63
T
26. Q K
60
73
T
Rata-rata
53,65
Keterangan :
Tuntas (T)
: 8 Siswa (30.7%)
Tidak Tuntas (T)
: 18 Siswa (69,3%)
56
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 26 siswa
ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan selain
model pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang menganggap
belajar bersama teman sebanya banyak yang bermain sendiri. Dari data dan uraian
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklius I dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Banyak murid yang tidak tahu maksud dari pembelajaran dengan tutor
sebaya, kebanyakan dari mereka hanya bermain-main dan bercanda
bersama teman. Mereka tidak fokus terhadap apa yang diinstruksikan
oleh guru.
b. Dari guru, sosialisasi metode ini belum dapat diterima oleh siswa
sehingga siswa kebingungan dalam mengikuti pelajaran.
c. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan
standar ketuntasan, hal ini dikarenakan karena model pembelajaran
yang baru.
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil
belajar siswa belum mencapai rata – rata 60. Hal ini harus dijadikan suatu yang
harus dibenahi dalm pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas V MI
Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab Semarang Tahun 2011 selama pelaksanaan
pada siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut :
57
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Minat Siswa pada Siklus II
No
Nama
Baik
Cukup
1.
AM

2.
ABS

3.
APH
4.
BST
5.
BRU
6.
CP
7.
ES
8.
IF
9.
WDA







10. L I S

11. M I R

12. M L N

13. M F

14. M A

15. M H
16. M L
Kurang


ket
58
17. M S

18. M Q

19. N A

20. N N

21. N F

22. L A

23. R K

24. S M

25. U Y

26. Q K

Keterangan :
Siswa yang memperhatikan
: 14 siswa
(53,8 %)
Siswa yang kurang memperhatikan
: 5 siswa
(19,2 %)
Siswa tidak memperhatikan
: 7 siswa
(27 %)
Tabel 4.5Hasil Pengamatan terhadap Motivasi Siswa pada Siklus II
NO
1
Perhatian siswa
Jumlah siswa
Prosentase (%)
kurang
9
35%
59
2
cukup
11
42%
3
baik
4
15%
4
Baik sekali
2
8%
jumlah
26
100%
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada table berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif pada Siklus II
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
AM
60
70
T
2.
ABS
60
65
T
3.
APH
60
65
T
4.
BST
60
80
T
5.
BRU
60
45
TT
6.
CP
60
70
T
7.
ES
60
55
TT
8.
IF
60
75
T
60
60
65
T
10. L I S
60
60
T
11. M I R
60
70
T
12. M L N
60
65
T
13. M F
60
65
T
14. M A
60
75
T
15. M H
60
70
T
16. M L
60
65
T
17. M S
60
70
T
18. M Q
60
50
TT
19. N A
60
85
T
20. N N
60
55
TT
21. N F
60
40
TT
22. L A
60
50
TT
23. R K
60
53
TT
24. S M
60
45
TT
25. U Y
60
40
TT
9.
WDA
61
26. Q K
60
27. Rata-rata
50
TT
59,15
Keterangan :
T untas (T)
: 16 Siswa (61,3%)
Tidak Tuntas (TT)
: 10 Siswa (38,5 %)
Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang di intruksikan guru
dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru mengadakan sosialisai
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Dari hasil belajar siswa terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 26 siswa
16 siswa (61,3 %) tuntas dan 10 siswa (38,5%) tidak tuntas. Berati ada
peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus II
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran metode drill dengan
pendampingan tutor sebaya, hal ini dikarenakan guru melakukan sosialisasi
terlebih dahulu terhadap siswa.
b. Siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru.
c. Sudah 50% lebih siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif.
d. Dari guru, tidak ada lagi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran
tersebut karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I.
Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
62
terbukti dari 26 siswa 16 siswa (61,5 %) tuntas dan 10 siswa (38,5%) tidak
tuntas. berati ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa.
Meskipun sudah 50 % lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada
Siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu
diadakan Siklus III.
Perbandingan antara siklus I dengan siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar antara Siklus I dan Siklus II
No
Kode
Responden
Nilai
Siklus I
Nilai
Siklus
II
D
D
2
1
AM
50
70
20
400
2
ABS
70
65
-5
25
3
APH
55
65
10
100
4
BST
75
80
5
25
5
BRU
0
45
45
2025
6
CP
70
70
0
0
7
ES
45
55
10
100
8
IF
72
75
3
9
9
WDA
56
65
9
81
10
LIS
55
60
5
25
11
MIR
45
70
25
625
12
MLN
50
65
15
225
13
MF
50
65
15
225
14
MA
40
75
35
1225
15
MH
43
70
27
729
16
ML
45
65
20
400
17
MS
50
70
20
400
18
MQ
65
50
-15
225
19
NA
80
85
5
25
20
NN
53
55
2
4
21
NF
50
40
-10
100
22
LA
45
50
5
25
23
RK
40
53
13
169
24
SM
55
45
-10
100
63
25
UY
63
40
-23
529
26
QK
73
50
-23
529
1395
1598
203
8325
Jml
Untuk mengetahui perbandingan siklus I dan siklus II digunakan rumus
sebagai berikut:
D
t
 D 

2
D
2
N
N  N  1
203

8325 
2032
26
2626  1



203
8325  1584,96
650
203
6740,04
650
203
10,37
= 63,04
Nilai t hitung sebesar 63,04 jika dibandingkan dengan t tabel 5% dengan
db = 26-1 sebesar 2,060 maka t hitung memiliki nilai yang lebih besar, artinya
terdapat perbedaan antara siklus I dengan siklus II.
64
3. Siklus III
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas V MI
Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab Semarang Tahun 2011 selama pelaksanaan
pada siklus III, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan terhadap Minat Siswa pada Siklus II
No
Nama
Baik
1.
AM

2.
ABS

3.
APH

4.
BST
5.
BRU
6.
CP
7.
ES
8.
IF
9.
WDA
Kurang






10. L I S

11. M I R

12. M L N
Cukup

ket
65
13. M F
14. M A


15. M H

16. M L

17. M S
18. M Q


19. N A

20. N N
21. N F


22. L A

23. R K
24. S M


25. U Y

26. Q K

Keterangan :
Siswa yang memperhatikan
: 21 siswa
(80,7 %)
Siswa yang kurang memperhatikan
: 3 siswa
(11,5 %)
Siswa tidak memperhatikan
: 2 siswa
(7,8 %)
66
Tabel 4.9Hasil Pengamatan terhadap Motivasi Siswa pada Siklus III
NO
Perhatian siswa
Jumlah siswa
Prosentase (%)
1
kurang
2
7%
2
cukup
5
20%
3
baik
12
47%
4
Baik sekali
7
26%
jumlah
26
100%
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Tes Formatif pada Siklus III
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
AM
60
85
T
2.
ABS
60
75
T
3.
APH
60
55
TT
4.
BST
60
100
T
5.
BRU
60
45
TT
6.
CP
60
90
T
67
7.
ES
60
80
T
8.
IF
60
95
T
9.
WDA
60
70
T
10. L I S
60
85
TT
11. M I R
60
70
T
12. M L N
60
70
T
13. M F
60
50
TT
14. M A
60
85
T
15. M H
60
90
T
16. M L
60
55
TT
17. M S
60
70
T
18. M Q
60
45
TT
19. N A
60
100
T
20. N N
60
90
T
21. N F
60
80
T
22. L A
60
75
T
23. R K
60
65
T
68
24. S M
60
80
T
25. U Y
60
55
TT
26. Q K
60
70
T
27. Rata-rata
73, 07
Keterangan :
Tuntas (T)
: 20 Siswa (76,9 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 6 Siswa (23,1 %)
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru mempersiapkan
pembelaja secara maksimal. Selain itu pembelajaran yang dilakasanakan pada
siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari pengamatan
mitra peneliti yang mewngamati minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
multimedia. Dari pengamatan diperoleh bahwa 80 % siswa fokus dalam mengikuti
pembelajaran multimedia, sisanya atau 20 % masih kurang memperhatikan. Dari
hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal, terbukti dari 26 siswa 20 siswa (76,9 %) tuntas dan 6 siswa (23,1%) tidak
tuntas. Bahkan ada 2 siswa yang mendapat nilai 100, berati ada peningkatan yang
signifikan kemampuan siswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran
Matematika dengan menggunakkan metode drill dengan pendampingan tutor
sebaya tersebut.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus III
didapatkan hasil sebagai berikut:
69
a.
Siswa sudah terbiasa dengan belajar tutor sebaya.
b.
Sebagian besar siswa sudah fokus mengikuti instruksi yang
disampaikan guru.
c.
Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes
formatif, ada 2 siswa yang menjawab soal benar semua.
d.
Guru tidak lagi menjelasakan mengenai pembelajaran dengan tutor
sebaya kepada siswa sehingga hanya fokus terhadap materi yang
akan diberikan kepada siswa.
Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
terbukti dari 26 siswa 19 siswa (76 %) tuntas dan 6 siswa (24%) tidak tuntas.
berati ada peningkatan yang signifikan kemampuan siswa dalam hasil belajar
siswa. Matematika dengan menggunakkan metode drill dengan pendampingan
tutor sebaya pada siklus III ini sudah dikatakan berhasil baik dilihat dari segi miat
siswa maupun dari tingkat pemahaman siswa.
Perbandingan antara siklus II dengan siklus III maka dilakukan
penghitungan sebagai berikut
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar antara Siklus II dan siklus III
No
Kode
Responden
Nilai
Siklus
II
Nilai
Siklus
III
D
D
2
1
AM
70
85
15
225
2
ABS
65
75
10
100
3
APH
65
55
-10
100
4
BST
80
100
20
400
5
BRU
45
45
0
0
70
6
CP
70
90
20
400
7
ES
55
80
25
625
8
IF
75
95
20
400
9
WDA
65
70
5
25
10
LIS
60
85
25
625
11
MIR
70
70
0
0
12
MLN
65
70
5
25
13
MF
65
50
-15
225
14
MA
75
85
10
100
15
MH
70
90
20
400
16
ML
65
55
-10
100
17
MS
70
70
0
0
18
MQ
50
45
-5
25
19
NA
85
100
15
225
20
NN
55
90
35
1225
21
NF
40
80
40
1600
22
LA
50
75
25
625
23
RK
53
65
12
144
24
SM
45
80
35
1225
25
UY
40
55
15
225
26
QK
50
70
20
400
1598
1930
332
9444
Jml
Untuk mengetahui perbandingan siklus I dan siklus II digunakan rumus
sebagai berikut:
D
t
 D 

2
D
2
N
N  N  1

332
2

332 
9444 
26
2626  1
71


332
9444  4239.38
650
332
8,01
332
2.83
= 117,31

Nilai t hitung sebesar 117,31 jika dibandingkan dengan t tabel 5% dengan
db = 26-1 sebesar 2,060 maka t hitung memiliki nilai yang lebih besar, artinya
terdapat perbedaan antara siklus II dengan siklus III.
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut
ini :
a. Hasil rekapitulasi tentang minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika dengan menggunakkan metode drill dengan pendampingan
tutor sebaya.
72
Tabel 4.12 Hasil Rekapitulasi tentang Minat Siswa
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Minat
5 siswa ( 19,2 % )
14 siswa ( 53,8%)
21 siswa ( 80,7 % )
Cukup
6 siswa ( 23,7 % )
5 siswa ( 19,2 % )
3 siswa ( 11,5 % )
Kurang
14 siswa (53,1 %)
7 siswa ( 27 % )
2 siswa ( 7,8 % )
b.
Baik
Hasil rekapitulasi hasil belajar Matematika dengan menggunakkan
metode drill dengan pendampingan tutor sebaya ( hasil belajar )
Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi tentang Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Hasil
Tuntas
8 siswa ( 30,7 % )
16 siswa (61,3% )
20 siswa( 76,9% )
Tidak tuntas
18 siswa ( 69,3 % )
10 siswa (38,3 %)
6 siswa ( 23,1 % )
c. Hasil rekapitulasi hasil belajar Matematika dengan menggunakkan
metode drill dengan pendampingan tutor sebaya ( hasil belajar )
73
Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi tentang Motivasi Siswa
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
12 Siswa (46%)
9 Siswa (35%)
2 Siswa (8%)
cukup
8 Siswa (31%)
11 Siswa (42%)
5 Siswa (20%)
baik
4 Siswa (15%)
4 Siswa (15%)
12 Siswa (46%)
Baik sekali
2 Siswa (8%)
2 Siswa (8%)
7 Siswa (26%)
Motivasi
kurang
2. Kondisi Awal
Dari hasil pengamatan kami, ternyata pembelajaran Matematika di MI
Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab Semarang Tahun 2011 sebelumnya hanya
menggunakan metode ceramah. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
kenapa hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah tersebut rendah,
hasil belajar nya pun juga kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang telah ditentukan.
3. Kondisi Akhir
Setelah diadakanya pembelajaran Matematika dengan metode drill
dengan pendapingan tutor sebaya di MI Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab
Semarang Tahun 2011 dapat kita lihat ternyata minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran Matematika cukup tinggi, meskipun pada awalnya (Siklus I )
74
hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan dan hasil belajar pada saat
test formatif juga masih kurang dari KKM yang telah ditentukan, itu
dikarenakan model pembelajaran yang baru mereka kenal.
Akan tetapi setelah diadakanya
siklus II hasil belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran Matematika sudah mulai terlihat, hal ini dapat dilihat
suadah lebih dari 50 % siswa fokus mengikuti pelajaran Matematika dengan
menggunakkan metode drill dengan pendampingan tutor sebaya. Hal ini
dikerenakan guru telah mengadakan sosialisasi terhadap siswa sebelum
pembelajaran dimulai. bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakkan
metode drill dengan pendampingan tutor sebaya, akan mempermudah siswa
dalam menangkap materi pembelajaran. Tingkat hasil belajar siswapun mulai
meningkat, hal ini terlihat dari hasil tes formatif yang telah dilakukan, lebih dari
50 % siswa tuntas dalam belajar.
Pada siklus III siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Matematika
dengan menggunakkan metode drill dengan pendampingan tutor sebaya, sehingga
guru hanya fokus terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa. Sebagian
besar siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran Matematika hanya satu dua
siswa yang masih bercanda dan main-main dengan teman.
. Dari 26 siswa 20 siswa atau 76,9 % sudah memperoleh nilai sesuai
dengan KKM yang telah ditentukan bahkan ada 2 siswa yang mendapat nilai
sempurna yaitu 100. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran Matematika dengan
menggunakkan metode drill dengan pendampingan tutor sebaya berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa dalam menikuti pembelajaran Matematika.
75
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan dan langkah-langkah selama penelitian tindakan kelas
ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Minat siswa siklus I, II, dan III
A. Minat siswa pada siklus I
a. Siswa yang perhatian
: 5 Siswa (19,2%)
b.
Siswa yang kurang memperhatikan
: 6 Siswa (23,7%)
c.
Siswa yang tidak memperhatikan
: 14 Siswa (53,1%)
B. Minat siswa pada siklus II
a. Siswa yang perhatian
: 14 Siswa (53,8%)
b. Siswa yang kurang memperhatikan
: 65 Siswa (19,2%)
c. Siswa yang tidak memperhatikan
: 7 Siswa (27%)
C. Minat siswa pada siklus III
a. Siswa yang perhatian
: 21 Siswa (80,7%)
b. Siswa yang kurang memperhatikan
: 3 Siswa (11,5%)
c. Siswa yang tidak memperhatikan
: 2 Siswa (7,8%)
2) Motivasi siswa dari siklus I, II, dan III
A. Motivasi siswa siklus I
a.
Siswa yang kurang memperhatikan
: 12 siswa (46%)
b.
Siswa yang cukup memperhatikan
: 8 siswa (31%)
74
76
c.
Siswa yang baik memperhatikan
: 4 siswa (15%)
d.
Siswa yang baik sekali memperhatikan : 2 siswa (8%)
B. Motivasi siswa siklus II
a.
Siswa yang kurang memperhatikan
: 9 siswa (35%)
b.
Siswa yang cukup memperhatikan
: 11 siswa (42%)
c.
Siswa yang baik memperhatikan
: 4 siswa (15%)
d.
Siswa yang baik sekali memperhatikan : 2 siswa (8%)
C. Motivasi siswa siklus III
a.
Siswa yang kurang memperhatikan
: 2 siswa (8%)
b.
Siswa yang cukup memperhatikan
: 5 siswa (20%)
c.
Siswa yang baik memperhatikan
: 12 siswa (47%)
d.
Siswa yang baik sekali memperhatikan : 7 siswa (26%)
3) Hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III
A. Hasil belajar siswa siklus I
a.
Siswa yang tuntas KKM
: 8 siswa (30.7%)
b.
Siswa yang tidak tuntas KKM
: 18 siswa (69,3%)
B. Hasil belajar siswa siklus II
a. Siswa yang tuntas KKM
: 16 siswa (61,3%)
b. Siswa yang tidak tuntas KKM
: 10 siswa (38,5%)
C. Hasil belajar siswa siklus III
a.
Siswa yang tuntas KKM
: 20 siswa (76,9%)
b.
Siswa yang tidak tuntas KKM
: 6 siswa (23,1%)
77
Jadi Pembelajaran Matematika pada pokok bahasaan bilangan bulat
dengan pendampingan tutor sebaya dapat meningkatkan minat, motivasi, dan
hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Rejosari Kec.Bancak Kab. Semarang.
B.
1.
Saran-saran
Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan
metode pembelajaran, karena dapat menghilangkan kejenuhan pada anak
didik.
2.
Memberi peluang dan motivasi kepada guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3.
Agar memberikan kesempatan guru dalam mengembangkan profesinya
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengelola peserta didik dan
kinerjanya dalam proses pembelajaran.
4.
Guru harus kreatif merancang dan menerapkan model pembelajaran.
5.
Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan baik itu metode ataupun media dengan sebaikbaiknya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, dan Supriyono Widodo. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Baharuddin, dan Wahyuni Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Depag RI
Djamarah,Syaiful Bahri. 2000. Strategi Selajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Farikhah Siti. 2006. Evaluasi Pembelajaran untuk Mahasiswa D2, PGA, PGK SD
/ MI, Salatiga: STAIN
Fajri, Zul dan Senja Ratu Aprilia. 2008. Kamus Lengkap bahasa Indonesia.
Jakarta:Dita Publizer
Moedjiono, dan Hasibuan. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Baru Rosdakarya Offset
Riris dkk. 2011. Maestro. Karanganyar: Hasan Pratama
Roestiyah, 2008. Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers
Sam’s, Rosma Hartiny.
Teras
2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana Prenada
Media Group
Simandjuntak, dan Pasaribu. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta
79
Sriyono, 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
Surayin. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya
Tarsito. 1983. Metode Belajar dan Sulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta: Bulan
Bintang
Wardani IGK, dan Kuswaya Wihardi. 2007. Penelitian tindakan kelas. Jakarta:
Bumi Aksara
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat:
Gaung Persada Press
Zain Aswan, dan Zamarah Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta
Download