BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas (Maritalia, 2012). Di negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Perubahan fisik meliputi ligament-ligamen bersifat lembut dan kendor, otot-otot tegang, uterus membesar, postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil (Prawirardjo, 2006). Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode masa nifas karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi yang bila tidak ditangani segera dengan efektif dapat membahayakan kesehatan atau kematian bagi ibu. Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Proses perubahan ini seharusnya berjalan normal namun kadang-kadang tidak diperhatikan oleh ibu nifas atau bahkan mereka tidak mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan komplikasi nifas. Salah satu komplikasi nifas adalah proses involusi yang tidak berjalan Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 dengan baik, yang disebut sub involusi yang akan menyebabkan perdarahan dan kematian ibu (Henderson, 2006). Wanita hamil primigravida hampir semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan maupun setelah persalinan. Wanita hamil akan memiliki pikiran yang mengganggu sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita yang diperolehnya. Kecemasan yang dirasakan umumnya berkisar pada takut perdarahan, takut bayinya cacat, takut terjadi komplikasi kehamilan, takut sakit saat melahirkan dan takut bila dijahit serta terjadi komplikasi pada saat persalinan, yang dapat menimbulkan kematian, hingga kekhawatiran jika kelak tidak bisa merawat dan membesarkan anak dengan baik. Tanpa disadari ketakutan proses melahirkan akan tertanam pada pikiran bawah sadar dan akhirnya tertanam sebagai program negatif. Peningkatan beban psikologis ibu dapat menimbulkan permasalahan terhadap kualitas janin yang dikandung dan komplikasi yang menyertai proses persalianan ibu (Lubis, 2009). Selama periode postpartum tugas dan tanggung jawab baru kelelahan muncul, ibu dan ayah memberi respon peran sebagai orang tua. Bayi memerlukan perlindungan, perawatan dan sisoalisasi. Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran dan intensif dan tuntutan untuk merawat bayi dan menyusui. Permasalahan yang sering muncul pada ibu postpartum adalah nyeri, ketidaknyamanan pada payudara, konstipasi, mengatur pekerjaan rumah, koping terhadap tekanan emosional, kecemburuan sibling dan kelelahan (Bobak & Jensen, 2005). Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 Kelelahan mempengaruhi kapasitas emosional seorang ibu yang baru melahirkan. Pergantian peran seseorang sebelum melahirkan dan setelah melahirkan mempengaruhi tingkat kecemasan. Kejadian ini dapat timbul pada setiap ibu postpartum, akan tetapi menajadi lebih mudah mengatasi kecemasan tersebut dengan strategi koping. Suami dan keluarga berperan dalam hal ini untuk mendukung dan membantu peran ibu postpartum agar tingkat kecemasan dapat diatasi (Bobak & Jensen, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 21 Januari 2016 di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas pada tahun 2015-2016 terdapat jumlah ibu postpartum sebanyak 67 orang. Dari jumlah ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas II Banyumas ditemukan 43 orang (64 %) mengalami depresi postpartum dan hasil metode wawancara dengan salah seorang bidan di puskesmas tersebut mengatakan bahwa banyak ibu postpartum yang mengalami depresi postpartum. Berdasarkan fenomena yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Depresi Ibu Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas”. B. Rumusan Masalah Depresi setelah melahirkan mengakibatkan perubahan perilaku dan kecemasan karena terjadi pergantian peran sebagai ibu. Seorang ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai macam perasaan emosional yang mempengaruhi psikis. Kejadian umum yang timbul yaitu kecemasan atau depresi ringan. Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah “apakah ada gambaran depresi ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran depresi ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas. 2. Tujuan Khusus. a. Mengetahui karakteristik responden pada depresi ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas. b. Mengetahui gambaran tingkat depresi ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas. D. Manfaat penelitian 1. Teoritis Manfaat penelitian secara teoritis adalah mengembangkan ilmu keperawatan maternitas dalam perawatan pasien dengan upaya promotif, preventif dan menambah referensi penelitian dengan cara mengetahui gambaran depresi ibu postpartum agar dapat dikembangkan sebagai dasar penelitian ilmu keperawatan maternitas. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana baru atau pengalaman belajar dan meningkatkan pengetahuan tentang gambaran depresi ibu postpartum. b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan keperawatan maternitas tentang gambaran depresi ibu postpartum. Selanjutnya penelitian ini juga dapat di jadikan tambahan referensi bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan materi. c. Bagi Tenaga Kesehatan 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai depresi ibu postpartum. 2. Sebagai bahan masukan agar perawat memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif sehingga pelayanan yang di berikan akan meningkatkan motivasi hidup pasien. E. Penelitian Terkait 1. Eva (2014) melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu Postpartum Remaja Di Kecamatan Wates Kulon Progo”. Tujuan yang penelitian diatas yaitu untuk mengetahui gambaran kejadian postpartum blues pada ibu postpartum remaja di Kecamatan Wates Kulon Progo. Hasil dari penelitian di atas yaitu sebanyak 23 responden (76,7%) yang dialami kebanyakan pada usia 19 tahun (57,1%) , tingkat pendidikan SMA (72,7%), dan memiliki jenis keluarga the extended Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 family (75%). Sedangkan yang tidak mengalami postpartum blues sebanyak 7 responden (23,3%). Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang ibu postpartum. Perbedaan penelitian di atas yaitu menggunakan responden ibu postpartum remaja. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Astutiningrum (2007), tentang “Gambaran Tingkat Depresi Postpartum Di Rumah Sakit PKU Gombong”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi postpartum di Rumah Sakit PKU Gombong. Penelitian Astutiningrum menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menggunakan 30 responden ibu postpartum di rumah sakit PKU Gombong, dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, instrument penelitian menggunakan skala Edinburgh (EPDS). Hasil penelitian diatas yaitu terdapat gambaran tingkat depresi pada ibu postpartum. Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang ibu postpartum. Perbedaan penelitian di atas yaitu teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. 3. Penelitian Astuti (2006), tentang “Perbedaan Kecenderungan Depresi Postpartum Antara Ibu Primipara Dengan Ibu Multipara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan depresi postpartum antara ibu primipara dengan ibu multipara. Penelitian Astuti menggunakan metode deskriptif komparatif, penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Astuti pada variabel bebas yaitu Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 ibu primipara dan ibu multipara, sedangkan perbedaannya pada variabel terikat dan lokasi penelitian. Hasil penelitian Astuti adalah ada perbedaan yang sangat signifikan kecenderungan depresi postpartum ditinjau dari urutan melahirkan yaitu ibu primipara dan ibu multipara. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan t-test diperoleh t sebesar 12,132 dengan p < 0,01, dimana rerata ibu primipara 69,75 dan ibu multipara 50,50. Dengan 6 demikian kecenderungan depresi postpartum ibu primipara lebih tinggi dibandingkan ibu multipara. Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang ibu postpartum. Perbedaan penelitian di atas yaitu meneliti depresi ibu postpartum primipara dan multipara. Gambaran Depresi Ibu..., DWI SETYA WARDIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016