Krisis Adrenal dan Masalah Identitas Seksual pada Kongenital Adrenal Hiperplasia Adrenal Crisis and Sexual Identity Problem on Congenital Adrenal Hyperplasia Hari Paraton' Hendy Hendarto' Muhamad Fachry' Mawardiz Muhammad Faizi3 1 . Bagian / SMF Obstetri Ginekologi 2. Bagian I SMF Ilmu Kedokteran Jiwa 3. Bagian I SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair 1RSU Dr. Soetomo Surabaya I PERPUSTAKA A N I A BSTRA CT Congenital adrenal hyiperplasia (CAN) is9equently found as the cause of sexual ambiguous. Adrenal crisis is one of the most .j-ightened complications on congenital adrenal hyperplasia case. Had been reported three women patients with congenital adrenal hyperplasia at Dr. Soetomo Hospital. One of the patients had adrenal crisis post-operation. Ident$cation of precipitation factors and early symptoms is major key in the successful management of this crisis. Sexual identity problem became a whole part in the management o f these cases. Sexual ambiguous was the reason of the three patients came to hospital. Clinical description of the three cases varied. Three of them were classical type. One of the patients was with salt wasting type, while the others were with virilisasi type. Management ofthe three cases included medicamentosa therapy, surgery, and psychiatry therapy. Key words: adrenal, congenital adrenal hyperplasia, sexual ambiguous, adrenal crisis, and sexual identityproblem PENDAHULUAN Salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh seorang wanita setelah persalinan adalah mengenai jenis kelamin bayi yang dilahirkannya. Pada umumnya seorang dokter akan menjawabnya berdasarkan tandatanda genitalia eksterna yang tampak. Namun tidak selamanya pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah. Pada beberapa kasus bayi yang baru lahir dapat menampakkan keadaan genitalia eksterna yang meragukan (seks ambigua). Kongenital adrenal hiperplasia (CAH) adalah penyebab seks ambigua yang paling sering dijumpai.' Selain merupakan kelainan autosomal resesif yang paling sering muncul, adanya ancaman terhadap keselamatan jiwa pada penderitanya membuat perlunya seorang ahli kandungan mengetahui bagaimana mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan yang optimal bagi penderitanya. Dengan kemajuan ilmu kedokteran prenatal diagnosis dan penegakkan dini diagnosis pascakelahiran sangat dimungkinkan. Pemberian terapi kortikosteroid, optimalisasi tumbuh kembang penderita dan penentuan saat operasi rekonstruksi genitalia eksterna merupakan kajian menarik yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli. Krisis adrenal adalah salah satu komplikasi yang paling ditakutkan pada CAH. Komplikasi ini bahkan dapat menyebabkan kematian. Hal ini berkait langsung dengan fungsi kortisol dalam menjaga stabilitas metabolisme tubuh. Namun jarangnya kejadian, membuat kita sering kali tidak menyadari bahwa proses ini sedang berlangsung. Misdiagnosis sangat sering terjadi bahkan di negara maju sekalipun yang memiliki sarana pemeriksaan yang adekuat. Kegagalan dalam menangkap gejala dini yang timbul, biasanya merupakan salah satu penyebab terlambatnya diagnosis. Problemlain yang seringmunculdalampenatalaksanaan CAH adalah problem psikiatri. Ini disebabkan oleh karena terjadinya masalah identitas seksual pada penderita yang dapat memicu timbulnya gangguan-gangguan psikiatri lain bahkan sampai yang paling berat dan membahayakan berupa keinginan bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh depresi yang dialami penderita akibat kegagalan penyesuaian terhadap identitas seksual yang terjadi. Peristiwa ini membuktikan bahwa masalah neurofisiologi menjadi aspek yang penting yang tidak dapat ditinggalkan dalam penanganan penderita CAH secara keseluruhan. Sehubungan dengan itu pada laporan kasus kali ini, kami akan mencoba mengupas tiga kasus penderita wanita C A H yang ditangani dalam kurun waktu satu tahun terakhir