EFEKTIFITAS LATIHAN STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA The Effectiveness of Stretching Exercises for Increasing the Joints Movement on Schizophrenia Patients in Surakarta Mental Hospital Dwi Setiyawati1*, Trimelia Suprihatiningsih2 1,2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No 24, Sidanegara, Cilacap * ([email protected]) ABSTRAK Skizofrenia adalah penyakit mental yang menyerang banyak orang, disertai gejala yang dapat mengganggu banyak aspek kehidupan masyarakat terutama pekerjaan dan kehidupan sosial. Pada penderita skizofrenia sering dijumpai masalah kekakuan otot persendian. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemberian stretching terhadap lingkup gerak sendi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre test – post test without control group design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 orang (n=10). Instrumen pengukuran adalah goniometer. Hasil penelitian adalah tidak ada perubahan yang bermakna sebelum dan sesudah latihan stretching terhadap LGS pada pasien skizofrenia terutama untuk anggota gerak atas dengan pv > 0,05 Kata Kunci : skizofrenia, stretching, gerak sendi ABSTRACT Schizophrenia is a mental illness that attacks many people, the symptoms can interfere many aspects of community life, especially work and social life. Stiffness of joints muscle often found in people with Schizophrenia. This study aimed to determine the effect of stretching on joints movement. The method used is a quasi-experimental pre test - post test without control group design. The sample in this study are 10 people (n = 10). Instrument of measurement is goniometer. The results showed that no significant changes before and after stretching exercises against LGS in schizophrenic patients, especially for the upper limbs with pv > 0.05. Keywords : schizophrenia, stretching, joint motion Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 1 (Nanda 2011, h. PENDAHULUAN Menurut data World Health 1). Menurut Andri (2012) skizofrenia bisa menyebabkan Organization (WHO dalam Yosep 2009, h. kondisi kesulitan tidur. 30), masalah gangguan kesehatan jiwa di et.al (2012, h. seluruh dunia memang sudah menjadi tidur intrinsik lebih tinggi pada penderita masalah (2001) skizofrenia dibandingkan dengan orang menyatakan, paling tidak, ada satu dari pada umumnya (15% gangguan bernafas empat orang di dunia mengalami masalah saat tidur, 11% memiliki gangguan gerakan mental. tungkai yang serius. WHO WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. (2006) sebanyak periodik, dan 2% memiliki gangguan keduanya). Menurut WHO Salah satu somatic therapy (terapi fisik) pada klien gangguan jiwa adalah pemberian Indonesia mengalami gangguan kejiwaan obat psikofarmaka. Psikofarmaka adalah dari sejumlah besar obat farmakologis yang Prevalensi ringan gangguan juta 374) kejadian gangguan penduduk tingkat 26 Menurut Carney hingga mental berat. emosional digunakan untuk mengobati gangguan terjadi pada penduduk umur 15 tahun ke mental, obat-obatan yang paling sering atas digunakan di Rumah Sakit Jiwa adalah (berdasarkan Self Questionnaire-20) menurut Reporting Kabupaten/ Chlorpromazine, Halloperidol dan Kota/ Perkotaan di Provinsi Jawa Tengah Trihexypenidil. Obat-obatan yang diberikan (Ratri 2009 dalam Rodhiyah 2012, h. 2). selain dapat membantu dalam proses Skizofrenia adalah penyakit mental penyembuhan pada klien gangguan jiwa, yang menyerang banyak orang, disertai juga mempunyai efek samping yang dapat gejala yang dapat mengganggu banyak merugikan aspek terutama parkinsonisme, pusing, sedasi, pingsan, pekerjaan dan kehidupan sosial (Jiwo 2012, hipotensi, pandangan kabur dan konstipasi. h. 2). Skizofrenia adalah gangguan jiwa Untuk menghindari hal tersebut perawat psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya sebagai tenaga kesehatan yang langsung perasaan afektif atau respon emosional dan berhubungan dengan pasien selama 24 jam, menarik diri dari hubungan antar pribadi harus normal. Penderita skizofrenia 75% terjadi perkembangan pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan terutama dewasa muda memang berisiko tinggi psikofarmaka. kehidupan masyarakat klien mampu efek tersebut, mengimbangi mengenai dari seperti terhadap kondisi klien, pemberian obat karena tahap kehidupan ini penuh stressor Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 2 Berdasarkan yang Stretching adalah suatu bentuk latihan pernah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Pusat fisik dimana otot rangka secara sadar Bandung, ternyata perawat tidak melakukan dipanjangkan. Kisner dan Colby (2007) asuhan keperawatan pasca pemberian obat dalam secara tepat. Perawat hanya memanggil Foundation and Techniques menerangkan klien satu persatu tanpa cek kondisi umum stretching merupakan istilah umum yang klien (misal: pemeriksaan tekanan darah. digunakan untuk menggambarkan suatu Bagi manuver klien hasil yang penelitian dapat berjalan lalu bukunya Therapeutic terapeutik. Exercise Manuver ini dibagikan obat tersebut tanpa tindak lanjut dimaksudkan untuk memanjangkan struktur monitoring efek dari obat tersebut (misal: jaringan lunak yang memendek secara ada yang dibuang, disembunyikan atau patologis maupun non patologis sehingga dimakan tanpa diketahui sejauh mana efek dapat meningkatkan fleksibilitas jaringan obat tersebut). Akibat kurang intensifnya otot. observasi dalam pemberian obat Perubahan fleksibilitas jaringan otot mengakibatkan beberapa klien mengalami berupa efek samping seperti: gatal-gatal, bahkan problematika pada fungsi sistem lokomotor. ada yang sampai melepuh sehingga dirujuk Pemendekan otot akan menurunkan derajat ke Rumah Sakit, penglihatan kabur yang lingkup gerak sendi sehingga pola gerakan disertai dengan mata menonjol, kemudian terganggu. Pemendekan dari otot tidak banyak terjadi hanya disebabkan oleh perubahan struktur kekakuan pada sendi dan otot sebagai akibat dalam otot, tetapi dapat juga disebabkan dari oleh karena aktifasi dari reseptor nyeri. pasien mengeluhkan mengkonsumsi obat – obatan psikofarmaka. Aktifasi Menurut Jiwo (2012, hh. pemendekan reseptor nyeri menyebabkan menyebabkan 17-18) timbulnya keterbatasan gerak yang akan Psikoterapi merupakan salah satu komponen mengaktifasi system motor neuron (neuron penting dari pengobatan gangguan jiwa. motorik). Latihan stretching merupakan bentuk latihan pemendekan pada sistem otot (Kisner & yang Colby, 2007). dilakukan bertujuan untuk Aktifasi ini menimbulkan meningkatkan kekuatan otot dan sendi Stretching diberikan untuk menjaga atau sebagai akibat yang ditimbulkan karena meningkatkan elastisitas dari jaringan otot, mengkonsumsi obat psikofarmaka dalam tendon, jangka waktu yang lama (Olvista, 2011). Pemberian stretching juga dimaksudkan fascia, ligamen dan sendi. untuk merelaksasikan sistem neuromuskular Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 3 yang terganggu karena iritasi pada serabut ruang perawatan kelas III. Dari seluruh saraf tepi (Ylinen, 2008). pasien yang mengkonsumsi obat–obatan Muscolino (2009) dalam bukunya The psikofarmaka mengeluhkan terjadi kekakuan Muscle and Bone Palpation Manual With pada otot dan sendi, tremor, gerakan menjadi Trigger tidak Points Refferal Pattern and Stretching menjelaskan bahwa secara umum terkontrol dan sering merasa kesemutan. stretching dapat dibedakan menjadi static Dari fenomena tersebut, maka stretching dan dynamic stretching. Dalam pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini static adalah 1) bagaimana lingkup gerak sendi stretching, gerakan peregangan dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang pasien lain stretching; 2) bagaimana lingkup gerak sendi dengan meregangkan otot secara skizofrenia pasien (namun bukan sampai rasa sakit maksimal). stretching; 3) apakah ada perbedaan lingkup Sedangkan gerak sendi sebelum dan sesudah latihan peregangan stretching, dilakukan dengan gerakan cara setelah dilakukan perlahan-lahan sampai otot terasa sakit dynamic skizofrenia sebelum dilakukan streching pada pasien skizofrenia menggerak-gerakkan otot secara berirama (melibatkan gerak sendi). Dalam gerakannya METODE terjadi gerakan renggutan yang menyebabkan otot teregang secara mendadak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental. Berdasarkan hasil studi pendahuluan Desain penelitian yang diterapkan adalah pre yang dilakukan pada bulan Januari 2014, test – post test group design. Jumlah sampel didapatkan informasi dari perawat Ruang 10 orang. Sampel mendapatkan perlakuan Arjuna, rekam berupa penguluran otot untuk sendi gerak medik RSJD Surakarta, jumlah keseluruhan atas dan sendi gerak bawah. Instrumen pasien jiwa dalam tiga bulan terakhir mulai pengukuran lingkup gerak sendi adalah dari bulan Oktober sampai Desember 2014 Goniometer. Analisa data yang digunakan sebanyak adalah uji diskriptif dan uji komparasi Abimanyu dan 559 orang. bagian Jumlah pasien gangguan jiwa menurut perawat di Ruang (Paired T-Test). Arjuna satu bulan terakhir sebanyak 101 pasien, dengan prosentase BOR 133,9%. HASIL Jumlah Bangsal psikiatri yang ada di RSJD Surakarta yaitu Ruang Sadewa dengan kapasitas 45 tempat tidur yang merupakan Data distribusi lingkup gerak sendi sebelum dan setelah diberikan tindakan stretching dapat dilihat pada tabel 1. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 4 Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Lingkup Gerak Sendi, n=10. Variabel Mean SD SE SFS 1 SFS 2 SED 1 SED 2 SES 1 SES 2 EFD 1 EFD 2 EFS 1 EFS 2 WFD 1 WFD 2 WFS 1 WFS 2 HFD 1 HFD 2 HFS 1 HFS 2 HED 1 HED 2 HES 1 HES 2 165.00 164.50 43.00 45.00 48.50 50.00 134.00 136.00 137.00 139.00 69.00 70.00 61.00 62.00 95.50 105.50 95.00 106.50 24.50 26.00 26.50 27.00 10.916 11.304 7.149 9.718 9.144 9.428 5.676 6.992 4.830 6.992 15.951 16.159 16.633 17.353 8.960 8.960 17.795 13.754 4.972 5.164 7.472 6.325 3.452 3.575 2.261 3.073 2.892 2.981 1.795 2.211 1.528 2.211 5.044 5.110 5.260 5.487 2.833 2.833 5.627 4.349 1.572 1.633 2.363 2.000 p value 0.343 0.104 0.081 untuk anggota gerak bawah ada perbedaan sebelum dan sesudah stretching (pv = 0.00). Dari hasil statistik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa stretching merupakan salah satu modalitas yang bisa digunakan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi. 0.223 Ada beberapa faktor yang menghambat 0.104 dalam pelaksanaan stretching pada pasien 0.168 0.168 0.000 0.000 skizofrenia dalam penelitian ini sehingga mempengaruhi hasil. Adapun beberapa kendala yang bisa mempengaruhi hasil dalam penelitian ini adalah : 1) komunikasi yang 0.193 tidak 0.343 pemeriksaan dipahami oleh yang klien, 2) lama waktu sehingga meningkatkan kecemasan pada klien. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada pasien skizofrenia sebelum dan KESIMPULAN sesudah Kesimpulan yang dapat diambil dari dilaksanakan stretching terhadap peningkatan penelitian ini bahwa tidak ada perubahan peningkatan LGS terutama pada anggota yang bermakna sebelum dan sesudah latihan gerak atas. Sedangkan untuk anggota gerak stretching bawah, ditemukan perbedaan yang bermakna skizofrenia terutama untuk anggota gerak pemberian stretching terhadap lingkup gerak atas dengan pv > 0,05. terhadap LGS pada pasien sendi (pv = 0,000). UCAPAN TERIMA KASIH PEMBAHASAN Penulis mengucapkan terima kasih Data hasil penelitian menunjukan pasien kepada semua pihak yang telah terlibat dalam skizofrenia mengalami keterbatasan LGS, pelaksanaan penelitian ini. Bantuan yang walaupun tidak semua sendi mengalami penulis terima baik dukungan material keterbatasan. Hasil penelitian menunjukan maupun non material dari teman sejawat bahwa tidak ada perbedaan sebelum dan fisioterapis. Ucapan terimakasih juga kami sesudah pada sampaikan kepada pihak UPT PPM STIKES anggota gerak atas (rata-rata pv >0.05), tetapi Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dan pihak dilaksanakan stretching Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 5 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap sangat menunjang pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Andri. 2012. Sulit Tidur dan Ketergantungan Obat Tidur, dilihat tanggal 19 januari 2013 <http://health.kompas.com/read/2012/05 /21/16294353/Sulit.Tidur.dan.Ketergant un gan.Obat.Tidur>. Davies T & Craig TKJ. 2009. ABC Kesehatan Mental. EGC : Jakarta. Dilihat tanggal 20 Januari 2013 <http://books.google.co.id/books?id=gW 9Gj8lKmogC&pg=PA85&dq=skizofreni a&hl=en&sa=X&ei=8H37UJiKOMPorA f7y4CAAg&redir_esc=y>. Hendrawan, A. 2012. Segi Prakti Pengukuran Lingkup Gerak Sendi. C-Think Publisher. Cilacap Hirawan, A. 2013. Sukses adalah tidur nyenyak, dilihat tanggal 24 Februari 2013 <http://ameliahirawan.com/? p=96>. Ibrahim, AS. 2011, Skizofrenia Spliting Personality. Jakarta : Jelajah Nusa. Jiwo, T. 2012. Pusat Pemulihan dan Pelatihan Penderita Gangguan Jiwa. Tirto Jiwo : Purworejo, dilihat tanggal 12 Januari 2013 [http:// docs.google.com/viewer?a=v&q=cache: uY-w8Sz7dR4J:tirtojiwo.org/wpcontent/uploads/2012/05/Seribipolar.pdf] Maas, J.B. 2002. Power Sleep. B a n d u n g : Kaifa. Dilihat tanggal 19 Maret 2013, <https://docs.google.com/viewer?a=v&q =cache:osuGq5a5A0oJ:data.dppm.uii.ac. id/uploads/f020203.pdf+&hl=en&pid=bl &srcid=ADGEESiXwdNJe7Yxl5C79w6 UXcHJR4U2_slrc5bRcMlIKpxgs7_Fzu dhkH1ZB96oJiKzfXoFF2oC0cldgDIdR W_CXia6A6g24b-e4sqDOhfaEF_GtjK2QX3Zj_F7uLVK46WVtb&sig=AHIEtbRoS 7Ht65tsrNQEwShXijV-s5TRPw>. Morin CM & Espie CA. 2003. Insomnia (a clinical guide to assessment and treatment). Kluwer Academic/Plenum : New York. Dilihat tanggal 14 Februari 2013 <http://books.google.co. id/books?id=Jj0HybTF6AC&printsec=fr ontcover&dq=insomnia+a+clinical+guid e+to+assessment+and+treatment&hl=en &sa=X&ei=neopUfqiCITorQfiD4CA&redir_esc =y>. Nashori, H.F. 2004. Peranan kualitas tidur dan kualitas mimpi terhadap prestasi belajar mahasiswa. Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas R.I : Jakarta. Dilihat tanggal 19 Maret 2013,<https://docs.google.com/viewer?a =v&q=cache:osuGq5a5A0oJ:data.dppm. uii.ac.id Kabar S ehat. 2009. Jenis Gangguan Kejiwaan pada Manusia, dilihat tanggal 17 Januari 2013 <http://www.kabarsehat.com/jenisgangguan-kejiwaan-pada-manusia. html>. Kusumawati, F. & Hartono, Y. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. J a k a r t a : Salemba Medika. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 6 Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017 7