MANUSKRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA KELUARGA NY.S KHUSUSNYA NY.S DENGAN STROKE DI DUSUN BRINGIN DESA BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Oleh : EDUARDO COLO 0141946 PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 Universitas Ngudi Waluyo Pengelolaan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Keluarga Ny.S Khususnya Ny.S Dengan Stroke Di Dusun Bringin Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Eduardo Colo*, Raharjo Apriyatmoko**, Ahmad Kholid*** Universitas Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Latar Belakang : Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak dalam beberapa jam dengan gejala-gejala dan tandatanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu. Disfungsi neurologis berupa hemiparalisis atau hemiparese yang disertai dengan deficit sensorik. Kejadian serangan penyakit stroke bervariasi antara tempat, waktu dan keadaan penduduk. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hambatan mobilitas stroke yang meliputi pengkajian, penentuan diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Metode : Metode yang digunakan adalah studi kasus; waktu pada bulan Mei 2017; teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Implementasi yang sudah dilakukan adalah mengajarkan ROM. Hasil : Pengelolaan didapatkan masalah hambatan mobilitas fisik, keluarga memahami informasi yang diberikan mengenai cara melatih gerak (ROM), dan mau memperhatikan serta memperagakan latihan gerak. Kesimpulan : Dari hasil evaluasi keperawatan didapatkan masalah keperawatan sudah teratasi sebagian, sehingga memerlukan tindakan keperawatan yang lebih lanjut, namun tidak dapat penulis lanjutkan karena perjanjian penelitian dengan KESEHATAN PUSKESMAS hanya 3 hari. Kata kunci : Hambatan mobilitas fisik, Stroke. Latar Belakang kesehatan keluarga penyakit yang sering Perawatan kesehatan keluarga adalah ditemukan salah satunya stroke. perawatan yang ditunjukkan atau dipusatkan Stroke merupakan masalah yang pada keluarga sebagai unit atau satu-kesatuan serius di dunia karena dapat menyebabkan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya kecatatan fisik dalam jangka waktu yang lama yang dilakukan oleh seorang perawat yang dan professional dengan proses keperawatan yang tahunnya terdapat 795.000 orang terkena berpedoman praktik serangan stroke, 610.000 merupakan stroke keperawatan dengan berlandaskan etik dan yang terjadi untuk pertama kalinya dan etika dan 185.000 adalah stroke ulangan. Pada tahun jawab 2010, 1 dari 19 kematian di Amerika serikat pada keperawatan wewenang serta standar dalam lingkup tanggung keperawatan (Setiadi, 2008: 26). Dalam kematian secara tiba-tiba. Setiap disebabkan oleh stroke. Universitas Ngudi Waluyo Di Negara Asia tenggara misalnya menghindari kemungkinan atau menekan Thailand, angka kematian yang diakibatkan resiko stroke. Pada keperawatan komunitas oleh stroke terus mengalami peningkatan pengetahuan merupakan hal yang utama dan dalam 5 tahun. Pada tahun 2000 angka terlebih kematian sebesar diharapkan keluarga mengetahui dulu tentang 20.8/100.000 kematian dan pada tahun 2015 penyakitnya baru bisa merawat anggota mengalami keluarganya. akibat stroke adalah peningkatan menjadi 30.7/100.000. Prevalensi stroke di Indonesia juga terus mengalami dahulu dilaksanakan karena Perawat berperan sebagai pemberi peningkatan, asuhan keperawatan pada anggota keluarga berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang sakit, sebagai pendidik kesehatan, dan (RISKESDAS) Indonesia sebagai fasilitator difokuskan untuk menjalani didapatkan penderita stroke sebesar 8.3 per lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan 1000 penduduk, angka ini meningkat menjadi terkait dengan adanya anggota keluarga yang 12.1 per 1000 penduduk pada tahun 2013. menderita stroke, Angka kejadian stroke di dunia akan terus tersebut adalah meningkat, diperkirakan pada tahun 2030 kesehatan, membuat keputusan tindakan akan ada tambahan 3.4 milyar orang dengan kesehatan yang tepat, memberi perawatan usia ≥ 18 tahun akan terkena stroke. Menurut terutama meningkatkan upaya mobilitas, WHO, stroke merupakan pembunuh nomor 3 mempertahankan atau menciptakan suasana setelah penyakit jantung dan kanker. Di Eropa rumah ditemukan sekitar 650.000 kasus baru stroke hubungan dengan menggunakan fasilitas setiap tahunnya. Di Ingris sendiri, stroke kesehatan masyarakat (Dion dan Betan, 2013: menduduki urutan ke-3 sebagai pembunuh 17; Padila, 2012:27). tahun 2007 di setelah penyakit jantung dan kanker. yang lima tugas mengenal sehat, keluarga masalah mempertahankan Dalam menjalankan fungsi kesehatan Berdasarkan prioritas utama dalam serta pemeliharaan kesehatan keluarga, masalah keperawatan yang muncul pada diharapkan keluarga mengetahui penyakit asuhan keperawatan yang dibahas yaitu serta cara memberikan perawatan. Maka hambatan mobilitas fisik. Menurut (Carpenito, untuk membantu memberi perawatan penulis 2007) adalah membuat karya tulis ilmiah yang berjudul keadaan ketika seseorang individu yang “pengelolaan hambatan mobilitas fisik pada mengalami mengalami keluarga dengan stroke untuk membantu hambatan mobilitas fisik. Dendan mengikuti keluarga dalam memelihara kesehatan agar perkembangan informasi tentang kesehatan terjadi peningkatan derajat kesehatan serta hambatan atau mobilitas beresiko fisik banyak hal penting yang diperoleh guna Universitas Ngudi Waluyo mampu dalam melaksanakan lima tugas Sumber informasi dari tahapan pengumpulan keluarga dalam bidang kesehatan. data dapat menggunakan metode wawancara, observasi terhadap anggota keluarga yang ada Metode Penelitian di rumah. Pemberian asuhan keperawatan pada Menurut Muttaqin (2011), pengkajian keluarga Tn.B. Khsusnya pada Tn.S dilakkan 3 keperawatan merupakan proses keperawatan hari dimlai dari tahap pengkajian, diaknosis, yang meliputi usaha untuk mengetahui perencanaan, implementasi, dan evaluasi. permasalahan klien yaitu pengumpulan data Pada tahap pengkajian, penulisan melakukan tentang dengan metode wawancara, observasi dan sistematis, akurat, menyeluruh, singkat, dan pemeriksaan fisik. Implementasi yang sudah berkesinambungan yang dilakukan perawat. dilakukan adalah memberikan tentang pola Merupakan pengumpulan informasi yang olah berkesinambungan, raga yang benar, Menjelaskan pentingnya pemelihara kesehatan. status kesehatan klien dianalisa secara dan diinterprestasikan serta diidentifikasi secara mendalam. Sumber data pengkajian diperoleh Hasil Penelitian dari anamnesa (wawancara), pengamatan Pengkajian (observasi), pemeriksaan fisik anggota Pengkajian ini dilakukan pada hari keluarga dan data dokumentasi (Dion & selasa tanggal 9 Mei sampai 11 Mei 2017 pada Betan, 2013: 64). Identitas Ny.S usia 67 tahun. keluarga Ny.S Alamat pukul 10:00 Wib di Dusun Bringin Desa Bringin Dusun Bringin Desa Bringin dengan metode Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang, autoanamesa dan alloanamesa. pengkajian agama islam dengan diagnosa penyakit adalah langkah pertama dalam berfikir untuk (Stroke). Pada saat dikaji pasien mengatakan menentukan kurang Pengkajian diagnosa meliputi keperawatan. cara merawat penyakitnya, menurut penulis disini keluarga berkesinambungan yakni pengumpulan data, kurang tahu tentang penyakitnya dikarenakan pengaturan serta pendidikan keluarga Ny.S yang rendah yaitu pencatatan data (Wilkinson dan Nancy, 2012). Ny.S tidak lulus sekolah dasar dan disini juga Dalam proses pengkajian pada keluarga Ny.S keluarga didapatkan data dengan teknik wawancara kesehatan yang mendalam tentang penyakit. dan observasi langsung dengan keluarga Ny.S. Saat Pengkajian merupakan suatu tahap dimana Hambatan Mobilitas Fisik, mobilitas atau perawat terus mobilisasi merupakan kemampuan individu menerus dari pasien maupun keluarga. untuk bergerak secara bebas, mudah, dan mengambil validasi data hal tentang yang data, beberapa tahu data, secara kurang dilakukan mendapat pengkajian informasi didapatkan Universitas Ngudi Waluyo teratur dengan tujuan untuk memenuhi mengatakan kaki sebelah kiri tidak bisa aktivitas digerakan, juga terdapat penurunan kekuatan guna mempertahankan kesehatannya. otot 3 pada kaki kirinya. Sehingga penulis mengambil Diagnosa keperawatan Setelah selanjutnya diagnose yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan dilakukan disimpulkan pengkajian untuk dapat neuromuscular. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan dilakukan perumusan diagnose keperawatan. keluarga merawat anggota keluarga yang Menurut sakit, diagnose ini muncul saat dilakukan Achyar keperawatan (2012) disusun diagnose berdasarkan jenis pengkajian pada Ny.S ditemukan data diagnose seperti diagnose sehat (wellnes), subjektif yang menunjukan bahwa Ny.S diagnose ancaman (resiko), dan diagnose mengatakan tangan dan kaki kiri terasa kaku, actual (gangguan yang terjadi). Menurut sering Padila (2012) Diagnosa keperawatan disusun objektifnya kekuatan otot tangan kiri Ny.S 4 berdasarkan yang sedangkan kekuatan otot kaki kiri 3, tidak bisa didapat dari data-data pada pengkajian yang menggenggam dengan erat, ketika tangan kiri berhubungan dengan etiologi yang berasal digunakan untuk aktivitas harus dengan dari data-data pengkajian fungsi perawatan bantuan tangan kanan, keluarga tampak keluarga. bingun ketika ditanya tentang cara latihan dan masalah keperawatan Dalam kasus Ny.S masalah yang kesemutan. Sedangkan data cara perawatan penderita stroke. dialami adalah hambatan mobilitas fisik dimana definisi dari hambatan mobilitas fisik dalam klasifikasi NANDA adalah Menurut Padila (2012) perencanaan keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh baik keperawatan terdiri dari rencana intervensi satu atau lebih ekstremitas secara mandiri serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang dan terarah dengan batasan karakteristik memuat tujuan dan criteria hasil. Tujuan perubahan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur cara berjalan, (2012) Perencanaan keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik (measurable),dapat kasar, penurunan kekuatan otot, pergerakan rasional dan menunjukan waktu. Penulis lambat merumuskan (Herdman, 2013). Batasan dicapai beberapa intervensi didapatkan dialami oleh Ny.S didukung dengan data berdasarkan diagnose yang ada yaitu : subjektif Hambatan mengatakan Ny.S mengalami hambatan mobilitas fisik dan buku mobilitas NANDA yang karakteristik tersebut sesuai dengan yang keluarga dari (achievable), fisik (2012) berhubungan dengan gangguan neuromuscular. Tujuannya Universitas Ngudi Waluyo yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan rencana diharapkan Ny.S mampu beraktivitas di meningkatkan mobilitas di tempat tidur tempat tidur tanpa bantuan orang lain. belum bisa penulis lakukan karena belum Dengan criteria hasil : mampu berbalik sendiri bertemu langsung dengan ahli terapi fisik. di tempat tidur atau dengan bantuan bila Penanganan dalam hal ini hanya dapat perlu, mampu melakukan rentang pergerakan dilakukan dengan mengajarkan ROM dan penuh ataupun sebagian pada seluruh sendi. memberikan Intervensinya meliputi : lakukan pengkajian melakukan ROM. Menutut Perry & Potter mobilitas dengan ROM dan uji kekuatan otot, (2005) dalam utami (2009) latihan atau latihan rentang gerak sendi, beri penguatan aktivitas fisik dapat membuat kondisi tubuh positif selama aktivitas, kolaborasi dengan ahli lebih baik, meningkatkan kesehatan dan terapi fisik dalam penyusunan rencana untuk mempertahankan mempertahankan Menonjolnya masalah adalah harus segera dan meningkatkan mobilitas di tempat tidur. Implementasi merupakan langkah selanjutnya dilakukan setelah perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan mempertahankan informasi mengenai kesehatan ditangani namun keluarga. Hal ini dan tidak cara jasmani. dirasakan berhubungan oleh dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Implementasi yang guna keinginan Evaluasi pada Evaluasi merupakan tahap akhir dari keluarga dan memandirikan keluarga. Achyar proses keperawatan yang terdiri dari evaluasi (2012). Sedangkan menurut Padila (2012), formatif, implementasi adalah serangkaian tindakan umpan balik selama program berlangsung, perawat pada perencanaan berubah anggota keluarga yang sakit. menghasilkan informasi untuk keluarga berdasarkan dan evaluasi dilakukan setelah program sebelumnya. Implementasi selesai dan mendapatkan informasi tentang untuk diagnose yang didapatkan adalah efektivitas melakukan pengkajian mobilitas dengan ROM Pengukuran dan uji kekuatan otot, melatih rentang gerak dilakukan sendi, memberi penguatan positif selama kesuksesan dalam palaksanaan program. aktivitas. pengambilan efektivitas dengan keputusan. program cara dapat mengevaluasi Evaluasi yang penulis lakukan adalah Implementasi yang penulis lakukan membandingkan antara tujuan yang ingin sudah dijelaskan pada resume kasus diatas, dicapai dengan hasil nyata. Gambaran umum sedangkan implementasi berupa kolaborasi keadaan Ny.S diakhir penerapan proses dengan ahli terapi fisik dalam penyusunan keperawatan sebagai berikut : diagnose yang Universitas Ngudi Waluyo didapat dengan criteria hasil : mampu dan mau untuk melakukan latihan yang berbalik sendiri di tempat tidur atau dengan diberikan. Penulis mengambil kesimpulan bantuan melakukan bahwa masalah keperawatan dapat teratasi. rentang pergerakan penuh ataupun sebagian Didapatkan hasil Ny.S mampu melakukan pada seluruh sendi. latihan bila perlu, mampu Data subjektif : keluarga mengatakan rentang Keluarga mau gerak yang diberikan. untuk mendampingi dan Ny.S sudah bisa mengaktivitas ringan, bisa memberi motivasi kepada Ny.S untuk latihan miring kanan sendiri. Data objektif : tekanan rentang darah 150/100mmHg. Assesment : masalah menjelaskan teratasi sebagian. Planning : perhatikan lingkungan untuk penderita stroke serta Ny.S intervensi. Keterbatasan yang belum bisa dan keluarga mampu untuk memutuskan terlaksana adalah Ny.S mengatakan belum tindakan yang tepat untuk Ny.S. Penulis dapat bisa melakukan aktivitas sendiri misalnya melakukan langsung proses keperawatan berjalan, belum bisa mengganti pakaian mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, sendiri, belum bisa ke kamar mandi sendiri perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi. dan belum bisa merawat sendiri tentang 1. Pengkajian penyakit stroke. gerak dan keluarga kembali cara dapat modifikasi Data yang didapat saat pengkajian pada hari selasa 9 Mei 2017, Ny.S Kesimpulan Saat mengatakan tangan dan kaki kiri terasa memberikan asuhan kaku, sering kesemutan, kekuatan otot keperawatan, penulis telah berusaha dengan tangan kiri 4 dan kekuatan otot kaki kiri 3, semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tidak bisa menggenggam dengan erat, yang diharapkan seperti yang telah disusun ketika pada saat dilakukan pengkajian. Pada asuhan aktivitas harus dengan bantuan tangan keperawatan keluarga ini penulis menemukan kanan, keluarga tampak bingun ketika prioritas masalah yaitu hambatan mobilitas ditanya fisik perawatan penderita stroke. Diagnosa berhubungan neuromuskular yang dengan gangguan merupakan kasus tangan kiri tentang digunakan cara untuk latihan dan keperawatan memberikan dasar pemilihan kelolaan penulis. Berdasarkan pengelolaan intervensi bagi perawat. berupa pemberian penyuluhan kesehatan beberapa data yang dengan cara demonstrasi langsung kepada doensgoes (2000), karena pada saat Ny.S dan keluarga mengenai cara latihan dan pengkajian data tersebut muncul pada perawatan pada penderita stroke, didapatkan klien. respon Ny.S dan keluarga tampak kooperatif merumuskan diagnosa keperawatan pada Dari hasil Didapatkan sesuai pengkajian dengan penulis Universitas Ngudi Waluyo Ny.S yaitu Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular. telah penulis laksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus selama 2x24 jam selama 3 hari mulai dari 2. Diagnosa keperawatan hari selasa 9 Mei 2017 sampai kamis 11 Diagnosa keperawatan yang muncul Mei 2017. Adapun faktor pendukung dari dalam melakukan pengelolaan hambatan pelaksanaan adalah adanya kerjasama mobilisasi pada Ny.S yaitu hambatan yang baik antara klien, keluarga dengan mobilitas dengan penulis. gangguan neuromuscular. Dalam NANDA 5. Evaluasi fisik berhubungan 2015-2016 penulis melakukan analisa data Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi untuk menegakkan diagnosa keperawatan proses dan evaluasi hasil. Pasca evaluasi hambatan mobilitas fisik yang didukung proses penulis menilai jalannya proses dengan batasan karakteristik dan faktor keperawatan yang berhubungan. kondisi, dan kebutuhan klien. Sedangkan 3. Perencanaan sesuai dengan situasi, evaluasi hasil mengacu pada tujuan dan Pada rencana tindakan keperawatan meliputi Tujuan, tindakan yang dalam kriteria hasil yang telah ditetapkan penulis dalam rencana keperawatan klien. penyusun disesuaikan dengan teori dan Evaluasi sumatif, modifikasi tindakan keperawatan melihat menyimpulkan kondisi klien dengan mengikut sertakan dimana klien masih merasakan hambatan keluarga klien, pada tahap perencanaan, mobilitas fisik dengan kekuatan otot penulis tangan kiri 4 dan kaki kiri 3 meskipun menetapkan keperawatan dari diagnosa perencanaan bahwa penulis tidak tercapai yang begitu untuk TUK 3 klien mengatakan untuk diagnosa sudah bisa melakukan membolak balik hambatan mobilitas fisik disusun sesuai sendiri dan melakukan pergerakan sendi dengan NANDA, NIC dan NOC. sendiri, dibandingkan dengan sebelumnya, disusun oleh penulis 4. Implementasi Dalam merasa ada perubahan serta klien. melaksanakan asuhan keperawatan ini pada umumnya telah Saran sesuai tindakan 1. Bagi Penulis tahap pelaksanaan Dengan dengan keperawatan. Dalam rencana terselesainya karya tulis ini penulis menerapkan pengetahuan dan ilmiah ini diharapkan penulis lebih banyak keterampilan berdasarkan teori yang ada. belajar mengenai penyakit stroke. Pengelolaan hambatan mobilitas fisik yang 2. Bagi Klien dan Keluarga Universitas Ngudi Waluyo Keluarga Ny.S diharapkan mampu melakukan latihan rentang gerak dan keluarga diharapkan mendampingi dan selalu memberi motivasi pada Ny.S untuk selalu melakukan latihan gerak, serta mampu melaksanakan 5 tugas dan fungsi keluarga dan meningkatkan pengetahuan melalui fasilitas pelayanan kesehatan yang ada disekitarnya. 3. Bagi Institusi Menambah literature dan informasi tentang keperawatan keluarga dengan stroke diharapkan pula agar bisa mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan keluarga. 4. Bagi Masyarakat Sebaiknya masyarakat khususnya Desa Bringin untuk memulai hidup sehat yaitu dengan cara selalu membersihkan lingkungan rumah dan juga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mencapai kehidupan yang sehat. Dan juga bisa menjalankan fungsi dan tugas keluarga dengan baik. 5. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bagi perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dan memberikan tindakan rehabilitative yang tepat dan benar sehingga meminimalkan dimungkinkan resiko komplikasi yang lebih lanjut. dapat kemungkinan DAFTAR PUSTAKA Agianto, Sari etc. (2015). Batasan Karakteristik dan Faktor yang Berhubungan (Etiologi) Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik. http://jurnal.fk.unand.ac.id. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Bulechek, G. et al. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (6th ed), United States of America: Elsevier Mosby. Deni, M. (2014). Pengaruh Pemberian Brief Repetition Isometric Maximum Exercise dalam Pencegahan Disuse Atrofi Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Departemen Kesehatan RI.(2013). Riset Kesehatan Dasar. 19 Maret 2017.http://depkes.go.id/downloads/ riskesdes2013/hasil%20riskesdas%202 013.pdfFakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 4 ). Jakarta: Media Aeskulapius Hardhi, K. dan Nurarif, H. A. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda NicNoc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification, 20152017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell. Maryam, R. et al. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Moorhead, S. et al. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth efdition, United States of America, Elsevier. Muttakin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Universitas Ngudi Waluyo Sistem Imunologi. Salemba Medika. Jakarta: Nursalam, (2012). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktik Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika. Rohman, N. Walid, S. (2009). Proses Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setyadi, Maysikuri I. (2014). Kajian Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Mobilisasi Pada Penyakit Stroke Non Hemoragik. Stikes PKU Muhamadiyah Surakarta DIII Keperawatan Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syarif, Ia ode. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandartkan Nanda, NIC, dan NOC Dilengkapi Teori dan Contoh Kasus Askep. Nuha Medika: Yogyakarta. Tungga, A. W. (1994). Dasar – Dasar Akuntasi Bank. Jakarta: Rineka Cipta. Widyanto, Faisalado. (2014). Ilmu Keperawatan Komunitas dengan pendekatan praktis. Yogyakarta: Nuha Medika. Wijaya, A. S & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika. Wulansih, Ardhanari. 2010. Hubungan Subtipe Stroke Dengan Kejadian Demensia Pada Pasien Po St Stroke. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Universitas Ngudi Waluyo