BAB IV ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DALAM MENJALIN KOMUNIKASI SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN A. Analisis Kompetensi sosial Guru PAI di SMP Muhammadiyah Pekalongan Dari teori-teori dan data yang ada, dilakukan pengolahan data yang kemudian dilakukan sebuah analisis. Analisis ini dilakukan atas data-data yang diperoleh dari lapangan berdasarkan pada peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007. Dengan rincian per indikator sebagai berikut: 1. Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif, dan Tidak Diskriminatif Bersikap inklusif, bersikap objektif, dan tidak diskriminatif merupakan salah satu indikator dari kompetensi sosial. Pendidik harus bersikap inklusif, artinya bersikap terbuka terhadap berbagai perbedaan yang dimiliki oleh orang lain dalam berinteraksi. Dari hasil wawancara terhadap guru Tarikh SMP Muhammadiyah Pekalongan dapat dianalisis bahwa guru sudah bersikap inklusif atau terbuka terhadap berbagai perbedaan, hal ini seperti yang dikemukakan oleh guru tarikh dan dibenarkan juga oleh kepala sekolah dan guru kesiswaan yang mengatakan bahwa guru tarikh tersebut selalu bersikap inklusif baik terhadap siswa maupun sesama guru. Karena seorang guru itu 64 65 harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan siswa yang beraneka ragam baik dari kepribadiannya maupun intelegensinya. Tidak hanya inklusif saja, tetapi seorang guru juga harus bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menunjukkan sikap objektif terhadap setiap dan seluruh peserta didik, bertindak objektif dalam memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa misalnya, hal tersebut seperti yang disampaikan oleh guru Tarikh bahwa dalam penilaian terhadap hasil belajar siswa, dilakukan secara objektif, jadi nilai-nilai yang diperoleh siswa murni hasil dari kemampuan siswa itu sendiri. Dan pernyataan guru tarikh tersebut juga didukung oleh pernyataan dari kepala sekolah dan guru kesiswaan yang menyampaikan hal serupa bahwa guru tarikh selalu objektif dalam memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Guru tarikh telah memberikan nilai berbeda-beda terhadap siswa karena siswa juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mencapai hasil belajar, siswa yang belajar dengan rajin, memperhatikan setiap kegiatan belajar akan memperoleh nilai yang bagus dan begitupun sebaliknya, karena penilaian yang objektif bukan berarti harus besar semua, tetapi sesuai dengan hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar. Dan dengan demikian guru tarikh di SMP Muhammadiyah sudah melaksanakan salah satu indikator dari kompetensi sosial yakni bersifat 66 objektif terhadap sesama terutama terhadap siswa dalam penilaian maupun dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selain bersikap inklusif dan bertindak objektif, guru tidak boleh bersikap diskriminatif, hal tersebut diungkapkan oleh guru tarikh bahwa Banyak akal untuk memahami perbedaan anak-anak, dan guru tarikh sendiri lebih suka menyesuaikan karakteristik anak-anak, dalam kegiatan belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswa di lingkungan sekolah, lebih suka menerapkan sistem kekeluargaan, jadi anak-anak menganggap seperti teman, sahabat atau pun orang tua mereka. jadi disini sudah jelas bahwa semua diperlakukan sama, tetapi menurut guru tarikh juga perlu adanya perlakuan khusus bagi siswa yang berada di kelas unggulan dan yang berada di kelas bukan unggulan. Jawaban ini juga diperkuat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa yang mengatakan, pak Cipto itu engga suka membedabedakan dan ska membaur dengan siswa. Dan kepala sekolah pun memberikan jawaban yang sama bahwa guru tarikh tidak membedabedakan dalam menjalin hubungan dengan siapa saja, dan guru kesiswaan pun sependapat dengan kepala sekolah mengenai hal itu. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa kebanyakan responden memberikan jawaban yang positif terkait dengan apakah pak Cipto itu diskriminatif atau tidak. Banyaknya respon positif tersebut mengindikasikan bahwa pak Cipto memang benar bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dan 67 berinteraksi dengan siswa ataupun guru di lingkungan sekolah lebih suka menerapkan sistem kekeluargaan artinya tidak diskriminatif. 2. Komunikasi secara Efektif, Santun dan Simpatik Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial guru memegang peranan yang sangat penting, karena sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki kemampuan untuk bebaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan.1 a. Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan sesama guru Berkomunikasi dengan sesama pendidik merupakan salah satu indikator dari kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru, berkomunikasi dengan sesama pendidik dapat meningkatkan keakraban serta dapat bersama-sama memajukan kualitas pendidikan disekolah tersebut. Dari hasil wawancara dengan guru tarikh mengenai hubungannya dengan guru-guru lain, beliau menyampaikan bahwa hubungannya baik-baik saja dan tetap menerapkan sistem kekeluargaan. Dan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan Selalu mengadakan rapat evaluasi setiap pagi hari. Dalam rapat ini guru 1 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 176. 68 bisa memberikan kritik dan saran untuk kemajuan sekolah, serta untuk meningkatkan keakraban terhadap sesama guru. Disini terlihat jelas kalau kepala sekolah SMP Muhammadiyah menindaklanjuti setiap permasalahan yang ada di sekolah sedini mungkin. Indikasi ini terlihat dengan dilaksanakannya koordinasi pagi setiap harinya. Koordinasi ini semacam sharing antara guru, karyawan, dan kepala sekolah. Koordinasi ini bertujuan untuk mencari solusi untuk setiap permasalahan yang ada di sekolah. Mereka juga tak jarang saling bertukar ide untuk progess sekolah. Untuk masalah pak Cipto, kepala sekolah mempunyai penilaian yang cukup baik. Menurut penilaian beliau, pak Cipto itu adalah pribadi yang baik, ramah, dan kadang suka becanda dengan sesama guru. Ini mengindikasikan bahwa pak Cipto adalah pribadi yang menyenangkan. Selain itu, beliau juga menambahkan kalau pak Cipto itu adalah guru yang sering sharing, bertukar pendapat, ngobrol santun dengan guru lainnya, dan menurut beliau pak Cipto itu orangnya openmind dan selalu mengerti dan memahami guru-guru lain. Dan pernyataan Bapak Joko Susanto selaku guru kesiswaan di SMP Muhammadiyah Pekalongan pun demikian, beliau mengatakan bahwa, pak Cipto itu guru yang mempunyai komunikasi yang baik, dengan siswa maupun dengan sesama guru. Dan dari hasil wawancara dengan beliau pun menyampaikan bahwa pak Cipto itu guru yang santun dalam berkomunikasi dan selalau memahami guru-guru lain. 69 Hubungan yang baik dengan sesama guru akan membuat bahagia bagi semua, guru harus berinteraksi dengan sesama guru, mereka harus dapat bekerja sama dan saling menukar pengalaman masing-masing. Dalam bekerjasama, akan tumbuh semangat dan gairah bekerja yang tinggi. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa pak Cipto di sekolah tersebut telah melakukan salah satu poin dalam indikator kompetensi sosial yakni mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik. b. Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa Dalam berkomunikasi dengan peserta didik banyak upaya yang bisa ditempuh oleh seorang guru, karena komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran pencapaian tujuan, sangat baik dari berdampak segi terhadap afektif, keberhasilan kognitif maupun psikomotorik. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Guru tarikh di SMP Muhammadiyah Pekalongan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dengan siswa. Ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang peneliti tulis di bab III, dimana guru tarikh melakukan berbagai upaya pendekatan, penyesuaian diri, dan berusaha untuk sedekat mungkin dengan siswa, sehingga tidak seakan tidak ada sekat ataupun gap diantara mereka dalam berkomunikasi. 70 Upaya tersebut dilakukan agar semua ranah dalam pembelajaran bisa tercapai hasil yang maksimal, seperti ranah kognitif,afektif, dan psikomotorik. Karena indikasi keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh komunikasi dua arah yang terjadi antara komunikator dan komunikan. Merujuk pada hasil wawancara peneliti dengan guru tarikh, beliau berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan komunikasi yang baik. Guru tarikh mempunyai trik-trik tertentu untuk merealisasikannya, berdasarkan hasil wawancara menceritakan guru tarikh kisah-kisah membuat Sahabat, lelucon-lelucon memberi contoh kecil, dan menghubungkan dengan kehidupan yang nyata, dan lain sebagainya. Trik-trik tersebut dilakukannya diawal pembelajaran untuk mencairkan suasana agar tidak tegang dan kaku, sehingga peserta didik dengan adanya intermezzo yang seperti itu akan lebih mudah dan antusias dalam menerima materi pembelajaran. Dan ini terbukti dengan hasil wawancara peneliti dengan peserta didik yang mayoritas mereka suka dengan cara mengajar guru tarikh. Mayoritas peserta didik menyukai dengan upaya yang dilakukan oleh guru tarikh dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Hampir 100% responden wawancara mengungkapkan hal yang senada, yakni menyukai pembelajaran tarikh yang diajar oleh pak Cipto. Jika kedua belah pihak yang melakukan komunikasi sudah 71 merasa nyaman dengan kondisi yang mereka ciptakan, bukan hal yang sulit untuk mewujudkan kesuksesan pembelajaran untuk bisa meraih hasil yang maksimal yang mencakup tiga ranah tadi, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. c. Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan orang tua siswa Pentingnya komunikasi yang digunakan guru terhadap orang tua/wali siswa sangat berpengaruh pada suatu kegiatan untuk mendorong dan mengembangkan siswa untuk belajar lebih luas lagi. Interaksi yang berlangsung antara guru dan orang tua/siswa dalam peningkatan belajar siswa tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa sangat diperlukan, karena dengan berkomunikasi dengan orang tua/wali siswa maka orang tua/wali siswa dapat mengetahui perkembangan anaknya disekolah. Dari wawancara dengan guru tarikh di SMP Muhammadiyah itu mengatakan melakukan komunikasi dengan orang tua/wali siswa pada saat pengambilan rapor siswa dan pada saat melakukan homevisit. Dengan demikian terlihat bahwa seorang guru tarikh melakukan komunikasi dengan orang tua/wali siswa karena dengan menjalin hubungan yang baik dengan orang tua/wali siswa akan sangat menunjang keberhasilan belajar siswa, selain itu dapat menumbuhkan kesadaran bahwa tanggung jawab belajar siswa bukan hanya dari pihak sekolah akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua siswa. 72 3. Beradaptasi di lingkungan tempat bertugas atau lingkungan tempat tinggal Ketika guru itu telah terjun ke dunia pengajaran. Maka akan banyak masalah yang timbul, baik dari siswa, guru lain, sistem, lingkungan dan sebagainya. Dan salah satu cara menyelesaikan masalah-masalah itu adalah dengan meningkatkan tingkat adaptasi seorang guru dengan lingkungan diluar darinya. Dan hal demikian yang dilakukan oleh guru tarikh beliau mengatakan sebisa mungkin membangun komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah, tetapi bisa dikatakan tidak hanya guru tarikh saja bahkan guru lainnya juga. Menurut salah satu warga yang kebetulan beliau juga salah satu orang tua dari siswa SMP Muhammadiyah mengatakan bahwa pak Cipto itu orangnya baik, sopan, ramah seperti guru pada umumnya. Menurut sepengetahuan dia, pak Cipto terkadang ngobrol dengan warga saat jam istirahat ataupun saat jam kosong. Seperti tak ada sekat diantara pak Cipto dan warga. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa guru tarikh telah melaksanakan salah satu indikator kompetensi sosial yakni beradaptasi dilingkungan tempat bertugas atau lingkungan tempat tinggal karena berdasarkan analisis peneliti bahwa tak jauh berbeda dengan penilaian kepala sekolah dan guru, penilaian warga terhadap pak Cipto relatif sama. B. Analisis Komunikasi antara Guru PAI dengan Siswa Dari teori-teori dan data yang ada, dilakukan pengolahan data yang kemudian dilakukan sebuah analisis. Analisis ini dilakukan atas data-data yang 73 diperoleh dari lapangan berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Dirman dan Cicih Juarsih dalam buku yang berjudul Komunikasi dengan Peserta didik, bahwa ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa dan tujuan guru dalam melakukan komunikasi dengan siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam berkomunikasi dengan siswa, antara lain: 1. Respect Seorang pendidik/guru harus menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain.2 Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa, diketahui bahwa kebanyakan siswa memberikan penilaian positif terhadap pak Cipto tentang rasa kepedulian ataupun penghargaan dari pak Cipto terhadap permasalahan siswa-siswanya diluar jam pelajaran (respect). Kebanyakan siswa mendapatkan kepedulian dan penghargaan dari pak Cipto. Dari hasil wawancara yang didapat, para siswa sering mendapat bantuan dari pak Cipto, baik itu bantuan berupa nasehat, solusi, tenaga, medis, ataupun bantuan dalam bentuk lainnya. Itu mengindikasikan bahwa rasa respect pak Cipto terhadap para siswanya itu tinggi. 2. Empathy Empathy adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.3 2 Dirman dan Cicih Juarsih, Komunikasi dengan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), hlm. 32. 74 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, diketahui bahwa kebanyakan siswa senang dan nyaman dengan rasa empati pak Cipto terhadap siswa-siswanya. Ini terbukti dari jawaban dari para siswa yang pernah dan sering ngobrol dengan pak Cipto yang kebanyakan dari mereka memberikan tanggapan yang positif atas apa yang pak Cipto lakukan. Pak Cipto sendiri selalu bisa menempatkan diri sejajar dengan para siswa, sehingga para siswa nyaman untuk berkomunikasi dengannya. Pak Cipto bisa menciptakan suasana komunikasi yang nyaman antara guru dan murid, baik itu saat jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran. Ini mengindikasikan bahwa tingkat empati pak Cipto terhadap siswanya tinggi. 3. Audible Audible artinya dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.4 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa kebanyakan siswa memberikan penilaian positif terhadap pesan yang disampaikan guru dalam komunikasi pembelajaran itu dapat didengarkan dan mudah dimengerti (audible). Kebanyakan siswa mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan pak Cipto dalam pembelajaran sehari-harinya. Ini didukung oleh kemampuan komunikasi yang baik yang dimiliki oleh pak Cipto. Kebanyakan siswa juga suka dengan pelajaran tarikh yang sudah tentu akan memudahkan mereka dalam menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Meskipun begitu, ada siswa yang kesulitan mengikuti gaya 3 4 Ibid., hlm 33. Ibid., hlm 33. 75 mengajarnya pak Cipto dengan alasan beliau terlalu cepat dalam menyampaikan materi. Ini bukan salah pak Cipto ataupun salah siswanya. Ini karena lebih didasari keberadaan kita sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kekurangan dalam hal tertentu. 4. Clarity Clarity yakni kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.5 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa kebanyakan siswa memberikan jawaban yang positif terkait dengan sifat terbuka dan transparan pak Cipto sehingga pelajaran yang diterima itu tidak mempunyai penafsiran ganda sehingga menimbulkan rasa percaya terhadap pak Cipto (clarity). Ini tidak berbeda jauh dengan jawaban siswa tentang Audible pada poin sebelumnya. Kebanyakan dari mereka paham dengan pesan yang disampaikan oleh pak Cipto dalam pembelajaran. Masalah yang dihadapi beberapa siswa juga kurang lebih sama dengan poin sebelumnya, yakni pak Cipto yang terlalu cepat dalam menyampaikan pelajaran. 5. Humble Dalam berkomunikasi dengan peserta didk, guru perlu menghargai, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah siswa.6 5 6 Ibid.,hlm. 34. Ibid., hlm. 34. 76 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa kebanyakan siswa memberikan jawaban yang positif juga terkait dengan apakah pak Cipto memiliki sifat rendah hati dan mau dikritik apa tidak (humble). Banyaknya respon positif tersebut mengindikasikan bahwa tingkat antusias siswa tinggi terhadap pelajaran yang diajar pak Cipto. Kebanyakan dari mereka menyukai gurunya, cara mengajarnya, bagaimana komunikasinya, bagaimana cara dia memperlakukan siswanya, yang kemudian akan berdampak pada tingkat antusias siswa terhadap pelajaran yang diampu oleh guru tersebut. Adapun mengenai tujuan komunikasi yaitu memberikan informasi, menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Cipto tentang tujuannya melakukan komunikasi dengan siswa untuk mengetahui masalah siswa, karena proses transfer ilmu itu kan tidak akan maksimal jika siswanya sendiri banyak pikiran karena banyak masalah. Jadi sebisa mungkin berusaha meringankan masalah siswa dengan cara berkomunikasi dan memberi solusi kepada mereka. Dapat diketahui bahwa tujuan komunikasi yang guru tarikh lakukan kepada siswa-siswanya itu mempunyai tujuan 77 yang baik dan telah sesuai dengan teori yang ada, seperti memberikan informasi, sekedar sharing, ataupun memberikan motivasi bagi siswa bermasalah.