Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-ISSN : 2337-9820 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN Arin Wildani Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura [email protected] ABSTRAK: Penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran merupakan salahsatu parameter keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. Namun pada kenyataannya tidak banyak siswa yang berhasil menguasai konsep yang didapatkan dari sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ujian siswa yang masih banyak dibawah rata-rata. Salahsatu mata pelajaran yang dianggap susah dalam pemahaman konsepnya yaitu fisika. Rendahnya penguasaan konsep dari siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal, salahsatu diantaranya yaitu model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi dalam penggunaan model pembelajaran sehingga penguasaan konsep siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen. Desain penelitian yaitu Pretest-Posttest control group Design. Populasi dari penelitian ini yaitu siswa SMA Kabupaten Pamekasan dan sampel dari penelitian ini yaitu dua kelompok siswa kelas X SMAN 5 Pamekasan yang diambil teknik cluster sampling. 1 kelas sebagai kelas eksperimen, dan 1 kelas sebagai kelas kontrol. Instrument penilaian yang digunakan berupa instrument perlakuan dan instrument pengukuran. Instrument perlakuan berupa RPP dan LKS. Sedangkan instrument pengukuran berupa soal postest. Uji soal menggunakan uji validitas,uji reabilitas, uji tingkat kesukaran soal, dan uji daya pembeda soal. Sedangkan uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis, hipotesis diterima dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kontekstual React terhadap penguasan konsep fisika siswa SMA Kabupaten Pamekasan. Kata kunci : Model Pembelajaran kontekstual REACT , Penguasaan Konsep Siswa. tinggi PENDAHULUAN Keberhasilan hasil belajar siswa rendahnya pendidikan, maka mutu hasil setiap usaha sangat dipengaruhi oleh keberhasilan peningkatan mutu pendidikan perlu seorang guru dalam mengaplikasikan memberikan perhatian besar kepada metode-metode peningkatan pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor penentu 94 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 kinerja guru. Untuk meraih mutu pendidikan yang baik Wacana Didaktika sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam p-ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains melaksanakan Berdasarkan hasil wawancara dan tugasnya observasi peneliti dengan beberapa sehingga kinerja guru menjadi tuntutan guru SMA di Kabupaten Pamekasan penting untuk mencapai keberhasilan didapatkan siswa mengalami kesulitan pendidikan. Secara umum penguasaan memahami konsep khususnya mata konsep fisika siswa yang baik menjadi pelajaran tolak ukur bagi keberhasilan kinerja menyebabkan banyak siswa yang hasil guru. belajarnya Pengusaan konsep fisika. tidak Sehingga mencapai KKM. siswa Beberapa guru tersebut menuturkan meningkat tidak luput dari keberhasilan sudah menerapkan model pembelajaran seorang guru dalam mendidik dan yang sesuai dnegan kurikulum sekolah. memotivasi mereka di dalam maupun Berdasarkan uraian tersebut maka diluar kelas, sehingga siswa mampu diperlukan inovasi baru dalam mencapai pola pikir dan kebebasan penerapan model berpikir sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam berargumentasi, berpendapat dan aktif dalam proses pembelajaran tersebut. belajar mengajar (Ogunleye, 2009). Model pembelajaran kontekstual Ketika suasana tersebut sudah tercapai, REACT merupakan salahsatu model maka minat belajar dan penguasaan pembelajaran yang bernaung di bawah konsep siswa akan semakin bertambah. paham pembelajaran konstruktivisme Untuk mencapai hal tersebut perlu yang menekankan bahwa pengetahuan metode harus dibangun dalam pikiran pebelajar dan melibatkan siswa dalam proses belajar model pembelajaran ini menekankan mengajar. Metode pembelajaran Fisika kebermaknaan tidak harus menghafal, tetapi perlu pembelajaran ini membuat siswa dapat dipilih metode yang dapat mendorong mengaitkan siswa untuk menerapkan apa yang disekolah dapat diterapkan dengan dipelajari kedalam kehidupan sehari- kehidupan sehari-hari, metode tersebut hari. Belajar fisika tidak dapat hanya juga berisi percobaan - percobaan yang dilakukan siswa dengan mendengarkan, menyenangkan melihat, siswapun dapat bekerja sama dengan pembelajaran yang menghafal, tanpa mengaplikasikan (Schreiber, 2011) 95 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 belajar. apa yang bagi Model dipelajari siswa. antar teman (Dahar, 2011). Dan Wacana Didaktika Trianto (2007) menyatakan bahwa pembelajaran p-ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains konstekstual adalah konteks alih pengetahuan. Model pembelajaran ini dipandang memiliki suatu konsep belajar yang membantu efektivitas guru mengaitkan antara materi yang mengembangkan pemahaman konsep diajarkannya dengan situasi dunia siswa dan melalui model pembelajaran nyata siswa dan mendorong siswa ini siswa juga berkesempatan untuk untuk mengembangkan membuat hubungan antara yang besar dan pengetahuan yang dimilikinya dengan keterampilan penerapan dalam kehidupan sehari- optimal (Anderson, 2001). hari. Pembelajaran yang benar-benar bersifat kontekstual akan terjadi proses melatih sains secara Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Wibowo, dkk. 2013) apabila siswa (peserta didik) mampu menunjukkan memproses informasi pembelajaran pengetahuan yang sedemikian rupa baru atau dalam memiliki bahwa model kontekstual kriteria REACT layak untuk sesuai dengan acuan pikiran siswa digunakan sebagai model pembelajaran (memori, pengalaman, dan respon). disekolah-sekolah. Selain itu belajar dalam pembelajaran yang dilakukan oleh (K. Slamet, dkk. kontekstual 2013) cenderung mencari yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna, mencari hubungan yang masuk terdapat perbedaan pemahaman konsep akal, serta mencari kebergunaan antara fisika dan keterampilan proses sains konsep materi yang dipelajari dengan antara kelompok siswa yang belajar situasi kehidupan dunia nyata. dengan Model pembelajaran kontekstual REACT memiliki lima komponen REACT dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar yang penting meliputi (1) penelitian yang dilakukan (Dharma, Relating atau belajar dalam konteks dkk. mengaitkan, (2) Experiencing atau terdapat belajar dalam konteks mengalami, (3) matematika yang signifikan antara Applying atau belajar dalam konteks siswa yang dibelajarkan dengan strategi menerapkan, REACT dan siswa yang dibelajarkan (4) Cooperating atau 2014) menunjukkan perbedaan belajar belajar dalam konteks kerja sama, dan dengan (5) Transferring atau belajar dalam konvensional. Penelitian ini merupakan 96 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 model hasil bahwa pembelajaran Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-ISSN : 2337-9820 penelitian untuk melengkapi penelitian dilakukan uji coba untuk menentukan yang dapat validitas memperbaiki pendidikan di Indonesia validitas khususnya di Kabupaten Pamekasan. menggunakan korelasi biserial I. sudah ada, sehingga dan reliabilitasnya. dilakukan Uji dengan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Dengan rancangan penelitian Pretest - posttest control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Populasi adalah dalam siswa penelitian SMA ini Kabupaten Pamekasan. Sampel pada penelitian Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y pbi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata sekor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata sekor total St = standar deviasi dari sekor total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah diambill sampel secara acak kelompok sebanyak 2 kelas dengan 1 kelas sebagai kelompok eksperimen dan 1 kelas sebagai kelompok kotrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah sementara uji reabilitas dilakukan dengan rumus KR-20 (Murwani, 2001), yang persamaannya ditulis sebagai berikut instrumen perlakuan yang terdiri dari RPP dan LKS, instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep fisika posttest. Lembar pembelajaran dalam berupa keterlaksanaan penelitian ini digunakan untuk melihat bagaimana pembelajaran berjalan di kelas. Penguasaan konsep fisika siswa akan diukur dengan menggunakan Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) S = standar deviasi dari tes n = jumlah butir tes Tingkat dengan menggunakan berikut (Murwani, 2001). ganda sebanyak 20 soal yang telah 97 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 soal penguasaan konsep (pilihan ganda) instrumen tes yang berupa soal pilihan divalidasi isi oleh ahli, kemudian kesukaran Keterangan: persamaan Wacana Didaktika P B = indeks tingkat kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab betul = jumlah siswa JS Soal p-ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains pilihan ganda dalam uji homogenitas, dan uji hipotesis. Uji hipotesis dapat diterima jika signifikansinya 5%. Uji normalitas ini bertujuan untuk penelitian ini diuji daya bedanya melihat menggunakan terdistribusi persamaan berikut apakah suatu variabel normal apa tidak Data yang normal (Subrata,2007). (Murwani, 2001). taraf dianggap mewakili populasi. Data yang Keterangan: BA = banyaknya peserta yang menjawab soal dengan benar dikelompok atas BB = banyaknya peserta yang menjawab soal dengan benar dikelompok bawah JA = banyaknya peserta di kelompok atas JB = banyaknya peserta di kelompok bawah Tes Penguasaan konsep fisika diuji adalah data yang diperoleh dari hasil postes dan hasil observasi. Ho = sampel distribusi normal H1 = sampel tidak terdistribusi normal Data tersebut diuji menggunakan Uji Liliefors. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5%. Adapun langkah-langkah uji Liliefors menurut siswa diperoleh dari hasil postes yang Murwani (2001) sebagai berikut. dilakukan setelah pokok bahasan gerak 1. Menguraikan data sampel dari kecil jatuh bebas. Data keterlaksanaan diperoleh dengan melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung. ke besar dan menentukan frekuensi tiap-tiap data. 2. Menentukan nilai z dari tiap-tiap Observasi dilakukan dengan bantuan data observer sebanyak 2 orang. Observasi berikut ini. ini menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Selain lembar keterlaksanaan pembelajaran, juga disediakan catatan lapangan agar observer dapat mencatat kejadian diluar rancangan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat Uji Prasyarat Analisis Parametrik yang berupa uji normalitas, 98 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 menggunakan z persamaan X X S Keterangan: Z = simpangan baku untuk kurva normal X = data dari suatu kelompok data = rata-rata kelompok X S = simpangan baku 3. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan Tabel z, dan disebut dengan F(z). Wacana Didaktika 4. Menghitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z, dan disebut dengan S(z). 5. p-ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Menetukan nilai Lo = F(z)-S(z) dan membandingkan dengan nilai Lt dari = jumlah data kelas kontrol = varians nilai pretes/postes kelas eksperiment = varians nilai pretes/postes kelas kontrol = Korelasi antara data dua kelas (sampel) Dengan : tabel Liliefors. Apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hipotesis yang diajukan adalah: a) H0 diterima jika thitung > ttabel. Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata Uji homogenitas digunakan untuk nilai kelas eksperimen daripada rata- membuktikan bahwa sampel berasal rata nilai penguasaan konsep siswa dari populasi yang homogen. Dalam kelas kontrol. penelitian ini untuk menguji homogen b) H1 diterima jika thitung ≤ ttabel. Hal ini tidaknya sampel menggunakan bantuan berarti rata-rata nilai siswa kelas program SPSS for Windows. eksperimen lebih baik dari pada Analisis hipotesis yang digunakan adalah uji-t (t-test). Uji hipotesis rata-rata nilai penguasaan konsep siswa kelas kontrol. menggunakan uji-t yaitu dengan uji Hipotesis perbedaan dua rata-rata uji satu pihak. signifikansi 5%. diterima dengan taraf Uji ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi penguasaan konsep fisika HASIL DAN PEMBAHASAN siswa kelas eksperimen dibanding kelas Keterlaksanaan pembelajaran pada kontrol yang diukur dari data nilai hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol postest (Murwani, 2001). Rumus uji-t menunjukkan sudah sesuai dengan yang digunakan adalah: tahap-tahap pembelajaran yang telah ditentukan, hal ini dibuktikan dengan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan 85% pada kelas keterangan : = rata-rata data kelas eksperiment = rata-rata data kelas kontrol = jumlah data kelas eksperiment 99 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 eksperimen kontrol. dan 80% pada kelas Wacana Didaktika Namun jika dilihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran, menunjukkan p-ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains bahwa Tabel 1. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest proses Pretest Posttest pembelajaran pada kelas eksperimen Eksperimen 65,30 85,98 lebih Kontrol 66,00 73,02 baik dibandingkan proses pembelajaran di kelas kontrol. Siswa di Selain itu didukung dari hasil uji kelas eksperimen lebih tertarik dan semangat ketika melakukan praktikum prasyarat. gerak jatuh bebas sementara pada kelas menunjukkan kontrol siswa terlihat bosan sehingga penguasaan konsep fisika untuk kelas susah dalam pemahaman konsep. kontrol terdistribusi normal. Pada pre- Penguasaan konsep fisika pada test hasil kelas uji bahwa kontrol normalitas data dengan nilai angka penelitian ini dilihat dari nilai pretest signifikansi 0,200 > 0,05 dan post-test dan posttest kelas eksperimen dan kelas kelas kontrol. Tabel 1 memperlihatkan nilai dengan angka signifikansi 0,183 > rata-rata pretest dan posttest dari kelas 0,05. Pada pre-test kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol. Dari dengan angka signifikansi 0,112 > 0,05 hasil tersebut memperlihatkan bahwa dan rata-rata terdistribusi nilai kelas eksperimen kontrol pos-test terdistribusi kelas normal normal eksperimen dengan angka meningkat sebesar 20,68 sementara signifikansi 0,063 > 0,05. Dari hasil pada kelas kontrol hanya meningkat analisis ini dapat disampaikan bahwa sebesar 7,02. Meskipun nilai rata-rata sebaran kedua kelas menunjukkan nilai yang berdistribusi normal sehingga analisis sama-sama mencapai KKM namun data dapat dilanjutkan,. kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih dibandingkan kelas kontrol. Uji data setiap homogenitas kelompok menunjukkan tinggi bahwa angka signifikansi Test of Hal Homogeneity of Variances yaitu pada tersebut menunjukkan bahwa perlakuan saat pre-test 0,152 > 0,05 dan pos-test model 0,433 > 0,05. Hal ini berarti nilai pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa. penguasaan konsep fisika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 100 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains homogen analisis sehingga dapat dilanjutkan, Hasil uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar 2,208 dengan angka signifikansi sebesar 0,035 lebih kecil dari 0,05. Hasil diintepretasikan penelitian pengaruh ini bahwa pembelajaran hipotesis yaitu “Ada signifikan model diterima, yang dapat kontekstual REACT terhadap penguasaan konsep fisika siswa kelas SMA Kabupaten Pamekasan ” IV. KESIMMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kontekstual penguasaan REACT konsep p-ISSN : 2337-9820 Dharma, dkk. 2014. Pengaruh Strategi React terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha K. Slamet, dkk. 2013. pengaruh model pembelajaran kontekstual react terhadap pemahaman konsep fisika dan keterampilan proses sains siswa kelas VIII smp. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha Murwani, S. 2001. Statistika Terapan. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta Ogunleye, A.O. 2009. Teachers and Students Perceptions of Student’s Problem Solving Dificulties in Physics: Implications for Remidiation. Journal of College Teaching and Learning, 6(7): 8590. Schreiber, J. B. 2011. Educational Research:Interelationship of Questions, Sampling, Design, and Analysis. USA: John Wiley&Sons,INC. terhadap siswa SMA Kabupaten Pamekasan. DAFTAR PUSTAKA Anderson, L & Krathwohl, D. A. 2001. Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman. Dahar , Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT gelora Aksara Pratama Erlangga. 101 Vol. 4, No. 1, Juni 2016 Subrata, N. 2007. Pengembangan Model Pembelajran Kooperatif dan Strategi Pemecahan Maslah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri Sukadana. Jurnal Penelitian dan Pengembangan, 1(2): 135-147 Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka. Wibowo, dkk. 2013. pengembangan bahan ajar fisika berbasis react pada pokok bahasan fluida untuk siswa sma kelas XI. Jurnal Universitas