Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini musik telah menjadi budaya pop Jepang yang tak tergantikan. Industri musik telah menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia. Di Jepang sendiri musik Jepang terbagi menjadi beberapa macam genre berbeda yang menampilkan ciri khas masing masing genre tersebut. Musik dalam bahasa Jepang di sebut 音楽 (ongaku). Terdiri dari kanji 音 ("on" Suara atau Bunyi) dan kanji 楽 ("raku" - Kesenangan atau Menghibur). Berdasarkan asosiasi industri rekaman Jepang (RIAJ – Recording Industry Association of Japan), Jepang pada tahun 2010 menduduki peringkat pertama sebagai pemegang pasar industrk musik di dunia dengan total nilai eceran 4,096.7 juta dollar dan kebanyakan didominasi oleh artis Jepang. Menurut Stevenson dan Waite (2011) budaya pop atau yang biasa disebut pop culture berarti budaya komersil berdasarkan selera populer. Sedangkan berdasarkan pendapat dari Pestalozzi (1854) budaya populer (dikenal juga sebagai budaya pop) muncul pada abad ke-19 atau lebih awal untuk merujuk pada pendidikan dan culturedness pada kelas bawah. Istilah tersebut mulai menganggap pengertian budaya kelas bawah terpisah (dan terkadang bertentangan dengan) "pendidikan sejati" menuju akhir abad, penggunaan yang kemudian menjadi mapan ketika periode antar perang. Pengertian saat ini atas istilah tersebut, budaya untuk konsumsi massa, khususnya 1 bermula di Amerika Serikat, digunakan pada akhir Perang Dunia II. Bentuk singkatnya "Budaya Pop" berawal dari tahun 1960-an. Visual kei adalah salah satu dari genre musik yang lahir di Jepang pada tahun 1980an dan terus berkembang sampai sekarang. Berawal dari genre metal dan rock yang dipelopori oleh beberapa musisi terkenal di jamannya seperti X Japan, Buck –Tick, Luna Sea dan Malice mizer, genre ini terus berkembang dan pada awal tahun 2000 visual kei termasuk salah satu genre musik yang diperhitungkan baik di dalam dan luar Jepang. Visual kei terkadang disebut juga “Visual Style" atau "Visual System" menurut Heinrich (2006, halaman 80) adalah pergerakan di antara musisi Jepang yang ditandai dengan penggunaan make up, gaya rambut yang rumit dan terperinci, dan kostum yang cenderung flamboyan. Dan seringkali diiringi dengan gaya estetika androgini. Heinrich turut menjelaskan bahwa dewasa ini istilah “visual kei” pun mengarah kepada genre musik atau sub-genre dari musik rock Jepang. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis makna yang tersembunyi di dalam lirik lagu “Guren” karya band bernama “The Gazette”. Selain itu penulis pun ingin mengaitkan makna lirik tersebut dengan fenomena aborsi yang terjadi di Jepang. Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa apabila pertama kali mendengar lagu tersebut. Tidak ada yang akan mengira bahwa lagu tersebut berhubungan dan berkisah tentang fenomena atau peristiwa kematian seseorang. 2 1.1.1 Latar Belakang Lagu Pada awal tahun 2008, tepatnya 13 febuari 2008 the gazette merilis single ke tiga belas mereka yang bertajuk “Guren”. Dan pada minggu pertama perilisan, single tersebut menduduki posisi ketiga. Bertahan selama 13 minggu di chart “oricon” single ini terjual sebanyak 62,248 unit dan digunakan sebagai iklan produk perhiasan “GemCEREY”. Ruki sang vokalis sekaligus penulis lirik tidak pernah menjelaskan secara langsung tentang inti cerita dari lagu tersebut. Namun bila dikaji dan dianalisis serta dihubungkan dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa lagu ini memang ditulis oleh Ruki berdasarkan beberapa fenomena yang marak dan lazim terjadi di Jepang seperti aborsi, pembunuhan, serta kasus “Baby Hatch” atau “Baby Post” yang berarti tempat penampungan bayi di mana sang ibu dapat membawa bayi mereka dan meninggalkannya dengan tanpa nama (anonymously) di suatu tempat agar bayi mereka dapat di rawat dengan tenang tanpa diketahui idientitasnya (鸛の揺り籠). Selain sumber data lagu, penulis juga mencari data-data yang diperlukan untuk proses menganalisis berupa hasil wawancara dari beberapa majalah seperti SHOXX, SHOCKwave, NEO genesis, FOOL’S MATE. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan menganalisis fenomena aborsi yang ditelaah dari teori semantik. 3 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup dari permasalahan skripsi ini adalah analisis fenomena aborsi yang ditelaah dari teori semantik yang terdapat di dalam lirik lagu “Guren”. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui konsep aborsi yang tersirat dalam lirik lagu “Guren”. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin memahami makna yang tersirat dalam sebuah lirik lagu 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode kepustakaan dan metode deskriptif-analitis. Penulis akan mencari data data melalui kepustakaan dan mendeskripsikan analisis yang didapat. Hal yang diteliti antara lain adalah wacana, makna konotatif, makna denotatif, dan konsep kematian beserta aborsi di Jepang dan hubungannya dengan lagu “Guren”. Setelah mengumpulkan data yang cukup, metode selanjutnya yang digunakan adalah dengan melakukan analisis larik, makna konotatif, medan makna, dan hubungan asosiatif dari larik yang terdapat didalam lirik lagu “Guren” dan menghubungkan analisis tersebut dengan teori wacana dan berbagai teori tambahan lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Faircoulgh, wacana termanisfestasikan melalui berbagai bentuk khusus penggunaan bahasa dan symbol lainnya. Karena itu, wacana 4 tidak dapat dilihat sebagai sebuah cerminan atau perwakilan dari entitas dan hubungan sosial, melainkan sebagai sebuah konstruksi. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini pertama tama dalam bab pertama adalah penjelasan skripsi menurut garis besar. Isi bab pertama ini aalah antara lain latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua, yaitu landasan teori yang berisi tentang pengertian dan lirik lagu , teori semantik, pengertian makna konotatif dan denotatif, teori semiotik, teori analisis medan makna, teori wacana, teori depresi dan teori keguguran. Bab ini merupakan landasan teori yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis makna yang tersirat di dalam lirik lagu “Guren”. Pada bab ketiga yaitu analisis makna, berisi tentang analisis makna konotatif lirik lagu “Guren” yang dihubungkan dengan konsep depresi, kematian dan aborsi. Analisis akan dilakukan dari beberapa larik lagu “Guren” yang dihubungan dengan wacana didalam majalah terkait dan kemudian dihubungkan dengan teori yang didapat penulis diberbagai sumber. Bab keempat yang terdiri dari kesimpulan analisis dan saran yang sudah dilakukan di bab sebelumnya, dan saran terhadap hasil kesimpulan agar dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik. 5 Bagian terakhir dari skripsi ini adalah berupa sebuah ringkasan yang ditulis oleh penulis dalam bahasa Jepang yang berisikan ringkasan isi skripsi secara singkat. 6