KEUNTUNGAN RETAILER BERDASARKAN SIKLUS ORDER DAN KEUNTUNGAN BANK OPTIMAL Havida Rahmah, Isnani Darti Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya Email:[email protected] Abstrak. Pada artikel ini dikaji kembali mengenai model keuntungan retailer dan bank dengan penundaan pembayaran oleh retailer. Terdapat tiga kebijakan berdasarkan waktu pembayarannya, yaitu kebijakan 1 ketika retailer membayar saat waktu diskon yang ditentukan, kebijakan 2 ketika retailer membayar saat akhir waktu kredit dengan akhir waktu kredit setelah siklus order, dan kebijakan 3 ketika retailer membayar saat saat akhir waktu kredit dengan akhir waktu kredit sebelum siklus order. Siklus order optimal diperoleh dengan mendapat titik ekstrim dari fungsi keuntungan retailer. Fungsi keuntungan bank diperoleh dari model biaya peminjaman retailer. Berdasarkan simulasi, dapat diketahui bahwa keuntungan retailer optimal diperoleh dari kebijakan 1. Selain itu, semakin besar bunga bank semakin kecil keuntungan yang didapat retailer dan semakin besar keuntungan bank, semakin lama waktu diskon yang ditawarkan semakin besar keuntungan yang diterima retailer dan semakin kecil keuntungan bank. Kata kunci: supply chain, penundaan pembayaran, Kuhn-Tucker. 1. PENDAHULUAN Supply chain merupakan langkah-langkah yang dilalui untuk menyampaikan jasa atau barang kepada customer. Persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam supply chain. Persediaan yang ada pada supplier berkurang dipengaruhi oleh permintaan retailer. Pada model persediaan tradisional, jika retailer melakukan pemesanan barang dan membayarnya, maka barang akan dikirim. Agar diperoleh lebih banyak retailer, supplier memberikan penawaran penundaan pembayaran kepada retailer. Masalah penundaan pembayaran ini pernah dibahas pada artikel Maharani (2013) dan Sari (2013). Transaksi keuangan yang dibahas oleh Maharani (2013) dan Sari (2013) langsung ditangani oleh supplier. Akan tetapi, transaksi keuangan yang ditangani oleh supplier memiliki resiko yang cukup besar karena supplier bukanlah ahli keuangan dinyatakan oleh Yang (2013). Pada artikel ini dibahas mengenai mendapatkan keuntungan retailer dan bank optimal dengan bantuan bank. Secara garis besar artikel ini mengulas kembali Yang (2013). 2. PEMBENTUKAN KEBIJAKAN Asumsi-asumsi yang digunakan pada artikel ini adalah hanya satu jenis barang (bukan makanan) dengan kualitas yang sama, lead time dan safety stock tidak diperhatikan, supplier mengijinkan retailer membayar sebelum akhir pembayaran dan memberikan diskon di waktu tertentu, kekurangan dan kelebihan diperbolehkan dan diasumsikan besar kerugiannya sama, permintaan dari customer mengikuti distribusi normal. Pembentukan kebijakan untuk retailer dibagi menjadi tiga berdasarkan waktu pembayarannya. Penjelasan tiga kebijakan tersebut sebagai berikut, kebijakan 1, retailer membayar saat waktu diskon (n) dengan waktu siklus order (T) lebih besar dari waktu diskon (n) atau T n . Kebijakan 2, retailer membayar saat akhir waktu pembayaran (M) dengan M T , dan kebijakan 3 retailer membayar saat M dengan . Gambar 1. Ilustrasi untuk kebijakan 1,2, dan 3 3. MODEL KEUNTUNGAN RETAILER DAN BANK Variabel dan parameter yang digunakan dalam artikel ini yaitu nilai rata-rata ( ), standar deviasi permintaan produk ( ), harga pemesanan (S), besar diskon (r), jumlah permintaan retailer 25 (Q), biaya penyimpanan (h), besar biaya bunga yang dihasilkan ( I b ), tingkat bunga pinjaman ( I p ) diasumsikan I p I b , harga dari supplier ( p1 ), harga dari retailer ( p 2 ), biaya backorder/backlogging (a), Fungsi Kepadatan Peluang (FKP) dari distribusi normal ( g (x) ), keuntungan retailer untuk kebijakan i(rtpi ) , i 1,2,3 , keuntungan bank untuk retailer dengan kebijakan i(btpi ) , i 1,2,3 . Salah satu tujuan artikel ini adalah mendapatkan keuntungan retailer, yang diperoleh dari selisih biaya pemasukan dengan biaya pengeluaran. Besar biaya pemasukan dan biaya pengeluaran tidak selalu bergantung pada kebijakan. Berikut biaya-biaya yang tidak bergantung pada kebijakan: S . 1. Biaya pengeluaran, meliputi biaya pemesanan (oc): oc , biaya penyimpanan (sc): sc= hT , 2 T dan biaya kekurangan dan kelebihan persediaan (boc dan blc): boc blc a 2T , dengan adalah FKP distribusi normal. 2. Biaya pemasukan, meliputi pendapatan produk ( ): pin p2 T 2 2 Q xg ( x)dx 0 2T p2 Biaya-biaya yang bergantung pada tiap kebijakan, sebagai berikut: a. Kebijakan 1 Biaya pengeluaran, meliputi biaya pembelian: pc (1 r ) p1 , biaya pinjaman: n fc Q(1 r ) p1 np2 1 I b I p T , 2 2n 2 T 2n T Biaya pemasukan, meliputi bunga pendapatan: rin p2 Ib 1 2 Model keuntungan untuk kebijakan 1 sebagai berikut, rtp1 2 2 T dengan 2 p2 1 p2 Ib 2n T 2n hT 2a (1 r ) p1 2 T 2 2T n S Q(1 r ) p1 np2 1 I b I p 2 T n np2 1 Ib 2 . T (1 r ) p1 Setelah mendapatkan model fungsi keuntungan retailer, dicari T optimal dengan mendapatkan titik ekstrim dari model keuntungan retailer yang diturunkan terhadap T, drtp1 dT p2 Ib h T 2 ( p2 2a) 2 n T 2S np2 1 Ib I p Ibn 2 memiliki tiga kemungkinan nilai, sehingga diperoleh 1. 3. sebagai berikut: 2 [ p 2 n((2 nIb ) I p 2 I b n) 2S ] ( p 2 2a) 2 diperoleh T * 2. 1 2 diperoleh T * y 4. 4 y k y 2 , , diperoleh =0 (1) k 0 k0 2 1 2 y 4. y k y 2 k 0 4 2 1 2 3 y2 y k y 2 , k0 y 4. 4 16 T * 2 y 3 y2 , k 16 2 2 n 3y2 np2 1 Ib (1 r ) p1 , k 2 16 (2) (3) 26 b. Kebijakan 2 Biaya pengeluaran meliputi biaya pembelian : pc p1 dan biaya pemasukan meliputi bunga 1 pendapatan: rin Tp 2 I b 2 Model keuntungan retailer untuk kebijakan 2 diperoleh sebagai berikut: rtp 2 2 2 T p 2 1 Tp 2 I b hT 2a p1 S , 2 2 T 2T n T M. Keuntungan retailer untuk kebijakan 2 diselesaikan dengan kondisi Kuhn-Tucker. Bentuk kondisi Kuhn-Tucker untuk fungsi diatas sebagai berikut: ( p 2 2a) 2 2T 3 1 S p 2 I b h * 0 2 T2 1* (M T ) 0 1* 0, *2 0 *2 (T n) 0 1* 0, *2 0 , pernyataan tersebut Berdasarkan kondisi Kuhn-Tucker, diketahui bahwa menimbulkan empat kemungkinan nilai * sebagai berikut: 1. jika dan , nilai tidak dapat ditentukan, 2. jika dan , didapat , 3. jika dan , didapat , dan 4. jika , didapat dan ( p 2 2a) T 2 2 1 ( p 2 I b h)T 2 S 0 2 persamaan diatas memiliki solusi yang analog dengan kebijakan 1, tetapi jika diperoleh hasil maka dengan k . Untuk dengan diperoleh c. Kebijakan 3 Biaya pengeluaran, meliputi 3y2 16 diperoleh , dan untuk . biaya pc p1 , pembelian: biaya pinjaman: M fc Q(1 r ) p1 Mp2 1 I b I p T 2 2M 2 1 2 Biaya pemasukan, meliputi bunga pendapatan: rin p2 I b T T 2M Model keuntungan untuk kebijakan 3 diperoleh sebagai berikut, rtp3 2 dengan 2 p 2 1 p 2 I b 2M T 2M hT 2a p1 2 T 2 2T 2T M Mp2 1 Ib 2 T p1 M S Q(1 r ) p1 Mp2 1 I b I p 2 T . Solusi untuk kebijakan ini, memiliki bentuk seperti persamaan (1), (2), dan (3), hanya saja n pada kebijakan 1 diganti dengan M. Keuntungan bank ( ) max{ btp1} (1 r ) p1 I p 4. np2 1 diperoleh n I b I p 2 T1* dari max btp max{max{btp1}, max{btp3 }} dan max{ btp3 } p1 I p Mp2 1 dimana M I b I p 2 T3* SIMULASI Untuk menguji model matematika yang telah dibentuk, dilakukan simulasi untuk kebijakan 1 dan 3. Untuk kebijakan 2 tidak dilakukan simulasi, karena pada kebijakan tersebut tidak ada peminjaman. Nilai untuk beberapa parameter yang digunakan diberikan di Tabel 1. Beberapa nilai parameter seperti r, n, I b , dan M diambil dari artikel Yang (2013). 27 Tabel 1. Nilai parameter µ=100.000 unit n = 0,1 tahun σ= 3.200 unit r = 0,08 S = $ 6.500 a= $ 200 tahun M = 0,3 tahun h = $ 100 Berdasarkan nilai parameter yang diberikan, diperoleh hasil simulasi untuk kebijakan 1 dan 3 seperti diberikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil simulasi kebijakan 1 dan kebijakan 3 0,030 0,035 0,040 0,045 0,050 0,060 0,070 0,080 0,264 0,265 0,242 0,218 21.771,739 21.771,739 21.771,739 21.771,739 3.500.805,660 3.410.859,779 3.390.339,558 3.378.301,863 -92.524.377.732,931 -92.524.745.730,631 -92.525.113.728,331 -92.525.481.726,031 534,611.516 633.271,640 674.981,420 715.646,753 1.839.988,500 2.207.986,200 2.575.983,900 2.943.981,600 65.510,870 65.510,870 65.510,870 65.510,870 65.510,870 65.510,870 65.510,870 65.510,870 -278.417.737.591,278 -278.417.804.057,690 -278.417.870.524,103 -278.417.936.990,516 -278.418.003.456,928 -278.418.136.389,753 -278.418.269.322,579 -278.418.402.255,404 1.199.993,100 1.399.991,950 1.599.990,800 1.799.989,650 1.999.988,500 2.399.986,200 2.799.983,900 3.199.981,600 Keuntungan retailer yang dibahas pada artikel ini diperoleh berdasarkan keuntungan bank yang optimal. Hasil yang diperoleh untuk contoh kasus Tabel 1 berasal dari kebijakan 1 dengan keuntungan retailer sebesar $ 3.378.301,86316 dengan siklus order 0,21836 tahun atau sekitar 2,6 bulan dan keuntungan bank sebesar $ 715.646,752914 dengan tingkat suku bunga 0,045 atau 4,5%. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi pada Tabel 2, tingkat suku bunga dan keuntungan bank berbanding terbalik dengan keuntungan retailer. Semakin besar tingkat suku bunga maka semakin kecil keuntungan yang didapat retailer, tetapi semakin besar keuntungan bank, begitu pula sebaliknya. Keuntungan retailer akan bertambah besar apabila nilai standar deviasi, biaya pemesanan, harga pembelian atau harga dari supplier, biaya kekurangan dan kelebihan, biaya penyimpanan, dan bunga pendapatan turun dan harga jual atau harga retailer dan besar diskon naik. Untuk rata-rata permintaan customer dan waktu diskon hanya dapat naik hingga suatu nilai tertentu, setelah itu akan menimbulkan kerugian bagi retailer. DAFTAR PUSTAKA Maharani, M. W. T., (2013), Model EOQ (Economic Order Quantity) Pada Permintaan Linear, Kerusakan Produk, dan Ijin Penundaan Dalam Pembayaran, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang. Indonesia. Sari, R. M., (2013), Model Matematika EOQ (Economic Order Quantity) dengan Dua Kali Pembayaran Kredit, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang. Indonesia. Taylor, B. W., (2005). Sains Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Yang, M., (2013), Research on Supply Chain Finance Pricing Problem Under Rander Demand and Permissible Delay in Payment, Procedia Computer Science, 17, hal. 245-257. 28