BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip syariah makin berkembang di berbagai sektor usaha. Selain makin berkembang pada sector perbankan dan asuransi syariah, prinsip ekonomi Islam itu kini mulai diterapkan di bidang bisnis dan perniagaan lainya. Salah satunya adalah pasar modal. Sejak tahun 1997 mulai muncul adanya reksa dana syariah meskipun masih bervolume kecil, dan para praktisi pasar modal terus mengembangkan produk dan instrument syariah di pasar modal. Perkembangan bursa saham syariah di Indonesia dipengaruhi bursa saham yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh Negaranegara lain. Bursa saham syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Perkembangan bursa saham syariah menunjukan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditujukan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan index pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan, tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Pada 2003 yang lalu investasi syariah di pasar modal mencapai Rp 740 miliar, dari enam emiten yang mengeluarkan obligasi syariah. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah besar pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Bursa saham syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari 1 nilai epistemology Islam. Untuk dapat masuk dalam pasar modal syariah, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Diyakini, perusahaanperusahaan yang sudah masuk ke bursa saham syariah adalah perusahaah-perusahaan besar yang hutang mereka tidak lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh tiap tahunnya serta pengelolaan manajemen keuangan yang sudah tidak diragukan lagi. Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut sudah memenuhi prinsip yang ditetapkan seperti: 1. Kehalalan produk/jasa dari kegiatan usaha 2. Adanya kegiatan usaha yang spesifik dengan manfaat yang jelas 3. Adanya mekanisme bagi hasil yang adil – baik dalam untung maupun rugi 4. Penekanan pada mekanisme pasar yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada emiten maupun investor. Dengan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung itulah, diidentikan bahwa perusahaan-perusahaan yang ikut dalam bursa syariah mempunyai tingkat profit dan return yang meningkat. Salah satu indicator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis. Indicator daya tarik tersebut dapat diukur dari profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mengahsilkan laba. Semaikin tinggi profit perusahaan tentu akan semakin menguntungkan dan bisa meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan return saham merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan nilai saham dan deviden. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi 2 yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Kegiatan bursa saham bebasis syariah tidak terlepas dari perkembangan ekonomi keuangan syaiah secara umum. Bursa saham berbasis syariah berkembang mengikuti perkembangan industri perbankan syariah dan asuransi syariah. Pentingnya manajemen aset dan manajemen likuiditas pada kedua industri tersebut menimbulkan kebutuhan sumber dana dan produk-produk investasi yang berbasis syariah sehingga fenomena ini mendorong berkembangnya kegiatan bursa saham berbasis syariah. Sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dapat mengembangkan kegiatan ekonomi syariah termasuk bursa saham berbasis syariah. Di samping itu, aliran dana dari negara-negara muslim yang siap ditempatkan pada instrumen keuangan syariah juga merupakan potensi yang sangat besar bagi bursa saham. Sedangkan dari sisi penawaran, banyak pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan produk bursa saham berbasis syariah. Sejalan dengan perkembangan bursa saham Indonesia secara umum, industri bursa saham syariah diyakini dapat menjadi salah satu pilar kekuatan industri bursa saham Indonesia. Perkembangan industri saat ini membawa implikasi persaingan yang ketat bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Dalam keadaan ini, perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam persaingan ketat. Masyarakat mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari tingkat profit perusahaan maupun tingkat 3 return yang dapat diterima oleh pemegang saham. Semakin tinggi profit perusahaan maka nilai perusahaan semakin baik. Untuk para pemegang saham tentu menginginkan tingkat return yang tinggi dan beresiko kecil. Saat ini trend yang terjadi adalah perusahaan dan pemegang saham menginginkan adanya sistem halal yang dihasilkan dari tingkat profit perusahaan dan return yang diterima oleh pemegang saham. Oleh karena itu banyak perusahaanperusahaan yang berusaha untuk bisa masuk dalam bursa saham syariah. Untuk masuk dalam bursa saham syariah ini tentu perusahaan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan serta peraturan yang berbasiskan Islam. Berdasarkan hal tersebut, maka menarik untuk diteliti apakah ada perbedaan return saham sebelum dan setelah perusahaan menjadi anggota bursa saham syariah. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Perbedaan return saham sebelum dan setelah perusahaan menjadi anggota bursa saham syariah. 1.3 Batasan Masalah Agar pembatasan terhadap obyek yang diteliti terfokus maka penulis membatasi masalah permasalahan penelitian ini adalah : 1. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). 4 2. Objek yang diteliti adalah return saham perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk menguji perbedaan return saham perusahaan sebelum dan setelah menjadi anggota bursa saham syariah. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Emiten Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan pembelanjaan dan kebijakan deviden melalui masuksnya perusahaan dalam pasa modal syariah sehingga tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham bisa tercapai. 2. Bagi Investor Dari hasil penelitian ini bisa diketahui tentang deviden yang diperoleh investor setelah perusahaan ikut serta dalam pasar modal syariah. Sehingga investor dapat mempertimbangkan, apakah deviden yang diterima dapat diinvestasikan kembali atau tidak. 3. Bagi Peneliti dan Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi mereka yang mengambil jurusan manajemen keuangan. 5