PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI DENGAN DENGGUNAKAN TEKNIK SEQUENCING (BAGIAN-BAGIAN) DI KELAS IX SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : NUR ANALIS 10.21.0413 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SEQUENCING (BAGIAN-BAGIAN) DI KELAS IX SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : NUR ANALIS 10.21.0413 Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sangat penting. Latihan berbahasa ini, bermaksud untuk mengembangkan potensi pribadi siswa dan meningkatkan daya nalar pemikirannya. Keempat keterampilan berbahasa inilah yang diajarkan di sekolah. Dengan banyak membaca yang intensif, siswa akan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana caranya dalam menguasai struktur dan kosa kata yang jelas. Sehubungan dengan uraian di atas, penulis mengetengahkan salah satu teknik mengajar membaca, khususnya membaca pemahaman wacana argumentasi, yaitu teknik "sequencing". Syamsuddin (1992: 124) mengatakan bahwa: "Teknik sequencing adalah teknik pengajaran membaca wacana dengan cara menyusun bagian-bagian wacana tersebut sedemikian rupa, sehingga mempunyai urutan yang memberi pengertian yang utuh secara keseluruhan seperti susunan/urutan aslinya". Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen ditempuh dengan cara melakukan percobaan mengajarkan tentang membaca pemahaman dengan menggunakan teknik "sequencing". Langkahlangkah yang akan ditempuh yaitu membuat persiapan mengajar, melaksanakan uji coba proses belajar mengajar di depan kelas, dan menilai keberhasilan proses belajar mengajar dengan pretes dan postes. Tingkat keberhasilan pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi pada siswa di kelas eksperimen IX C, berhasil dengan baik. Hal ini terbukti adanya perbedaan nilai antara sebeium diberi perlakuan dengan seielah diberi perlakuan dengan mcriggunakap. rnetode kerja kelompok dan teknik 'sequencing’. Untuk membuktikannya adalah bahwa t uji sebesar 3,680 dan t tabel sebesar 2, 021 pada taraf signiflkansi 0,05, maka t uji lebih besar dibandingkan dengan t tabel. dalam pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi yang menggunakan teknik 'sequencing',lebih sedikit, dalam waktu kurang dari lima belas menit semua siswa dapat menyelesaikan soal tes objektif. Hal ini menggambarkan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Kata Kunci : Membaca, sequencing PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, antara lain berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, pengajaran, penghubung kebudayaan dan alat pengembang pengetahuan. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, maka pemerintah menetapkan bahasa Indonesia, sebagai bahasa pengantar dalam bidang pengajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi . Kongres bahasa Indonesia yang ke lima pun sangat mendukung perlunya pengajaran bahasa Indonesia bahwa, Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia periu ditingkatkan dan diperluas (Depdikbud, 1988: 3). Dari uraian di atas, penulis mengetengahkan adanya pokok permasalahan tentang membaca pemahaman wacana yang saat ini kurang mendapat perhatian. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu bahan pengajaran dan proses belajar mengajar yang kurang efektif sehingga hasil yang dicapai kurang memuaskan. Keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sangat penting. Latihan berbahasa ini, bermaksud untuk mengembangkan potensi pribadi siswa dan meningkatkan daya nalar pemikirannya. Keempat keterampilan berbahasa inilah yang diajarkan di sekolah. Dengan banyak membaca yang intensif, siswa akan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana caranya dalam menguasai struktur dan kosa kata yang jelas. Sehubungan dengan uraian di atas, penulis mengetengahkan salah satu teknik mengajar membaca, khususnya membaca pemahaman wacana argumentasi, yaitu teknik "sequencing". Syamsuddin (1992: 124) mengatakan bahwa: "Teknik sequencing adalah teknik pengajaran membaca wacana dengan cara menyusun bagian-bagian wacana tersebut sedemikian rupa, sehingga mempunyai urutan yang memberi pengertian yang utuh secara keseluruhan seperti susunan /urutan aslinya". Teknik ini akan mengarahkan proses belajar mengajar siswa yanq dilakukan dalam suasana belajar yang aktif. Siswa dituntut untuk mempunyai minat dalam membaca. sehubungan dengan uraian di atas penulis akan memberikan sebuah wacana dengan menyusun kalimat secara acak, dengan cara itu siswa disuruh menyusun kembali kalimat yang baik dan dapat menarik ide pokok dari penggalan-penggalan wacana yang mengurutkan kalimat itu seperti semula. Dengan demikian diharapkan pemahaman siswa terhadap bacaan dapat ditingkatkan dalam suasana belajar yang tidak monoton. Di atas telah disinggung adanya konsep proses belajar mengajar, dengan maksud siswa adalah sebagai subyek pendidikan sedangakan guru berfungsi sebagai fasilitator atau pemberi kemudahan belajar bagi siswa. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membaca Membaca merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan kita. Melalui media cetak kita dapat menyerap berbagai informasi yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks artinya dalam proses membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata, tetapi bermacam-macam kemampuan yang dikerahkan oleh seorang pembaca agar mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang yang bermakna baginya. Disamping itu pula membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis harus dapat memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang. Tarigan, (2004: 7) mengemukakan bahwa, "Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding), yaitu penyandian secara lisan". Suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pengarang dan memberikan respon kepada pembaca dalam memahami bahan bacaan. Pengertian Wacana Poerwadarminta dalam Syamsudin (1988: 4) mengemukakan bahwa, 'Wacana itu dapat berupa tulisan, tetapi persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat". Bahasa atau ungkapan yang terdapat di dalam wacana itu bersifat koheren (terjalin erat antara satu dengan yang lain) disusun secara teratur dan sistematis di dalam rangkaian yang mengemukakan sesuatu hal, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Rusyana (1986:2.32) menyatakan bahwa,"Wacana merupakan satuan pengutaraan tertulis yang lengkap isi dan maksudnya sehingga dari segi kelengkapan, wacana dapat dianggap mandiri".Dalam pengutaraan itu terkandung isi dan maksud yang disampaikan penulis kepada pembaca yang saling berhubungan sesuai dengan kelengkapan wacananya. Abdul Chaer (1988:421) menyatakan bahwa, "Wacana adalah kalimat atau hal-hal yang merupakan satu kesatuan yang digunakan untuk menyampaikan suatu amanat". Amanat ini dapat berupa sebuah gagasan yang luas dan sangat kompleks, berisi berbagai pikiran yang saling berkaitan. Dari ketiga pernyataan tersebut, wacana adalah satuan unsur bahasa atau komponen yang terluas, terlengkap, sistematis, dan saling berhubungan yang disampaikan melalui lisan dan tulis. Pengertian Wacana Argumentasi Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian karangan argumentasi, yaitu wacana atau karangan yang mengemukakan alasan, bukti, dan contoh yang kuat serta meyakinkan pembaca sehingga pembaca merasa terpengaruh dan membenarkan pendapat orang lain dan akhirnya ia akan berbuat sesuatu dengan kehendaknya. Untuk lebih jelas lagi, penulis mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli bahasa mengenai pengertian karangan argumentasi. Keraf (1989: 3) menyatakan bahwa, "Wacana argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang dimiliki oleh penulis dan pembaca". Rusyana (1982: 3) memandang bahwa, "Wacana argumentasi sebagai alasan dalam memberikan isi atau makud akan kebenaran atau ketidak benaran sesuatu, dengan maksud agar pembaca atau pendengar dapat meyakinkan sehingga kemudian terdorong untuk melakukan sesuatu". Karangan yang mengutarakan alasan-alasan untuk membuktikan sesuatu, guna mempertahankan atau menyanggahnya, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang hal itu. Alasan dikemukakan berdasarkan penalaran pendapat dan fakta. Pengertian Teknik Dalam penggunaan teknik pengajaran hendaknya menarik perhatian terhadap siswa dan berfungsi untuk mengefektifkan pengajaran itu sediri.sehingga siswa memahami bahan / materi pembelajaran yang akan disajikan. Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli bahasa mengenai pengertian tentang teknik, sebagai berikut: Hidayat (1995: 60) mengemukakan, "Teknik adalah daya upaya, usahausaha, atau cara-cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran pada waktu itu". Misdan (1986:6.9) berpendapat bahwa, "Teknik merupakan daya upaya, muslihat, atau usaha-usaha tertentu yang digunakan guru dalam mencari tujuan langsung yang paling dekat. Dari dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik merupakan tata cara atau usaha-usaha tertentu yang digunakan oleh guru pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Teknik "Sequencing" Penulis akan menggunakan teknik "sequencing" dalam mengajarkan membaca pemahaman wacana. Untuk lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli bahasa mengenai pengertian tentang tsknik "sequencing", sebagai berikut: "Harimurti (1984 : 257 ) memandang "Istilah 'sequencing berasal dari bahasa Inggris yang artinya urutan, deretan, rangkaian, dan rentetan". 'Sequencing' adalah penderetan atau urutan dalam kalimat yang diubah menjadi kalimat yang utuh. Abdul Chaer (1988: 428) menyatakan bahwa, "Sequencing adalah mengatur kembali urutan kalimat pada teks-teks berikut sehingga setiap teks tersebut menjadi sebuah tuturan yang benar". Tiap-tiap kalimat itu urutannya diacak lalu diatur kembali sesuai dengan urutan yang benar. Tarigan (1984:135) mengemukakan bahwa, "Kalimat urutan (Sequence Sentence) adalah kalimat sempurna yang mengandung konjungsi yang menyatakan bahwa kalimat itu merupakan bagian dari kalimat yang lain". Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain saling menyambung dalam suatu pembicaraan tanpa pergantian pembicara. Tarigan (1986:199) menyatakan bahwa, "Teknik 'sequencing' adalah suatu karangan yang telah disusun oleh guru dikacau urutannya". Karangan yang kacau urutannya diberikan kepada siswa untuk disusun kembali agar susunannya baik seperti semula. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen ditempuh dengan cara melakukan percobaan mengajarkan tentang membaca pemahaman dengan menggunakan teknik "sequencing". Langkah-langkah yang akan ditempuh yaitu membuat persiapan mengajar, melaksanakan uji coba proses belajar mengajar di depan kelas, dan menilai keberhasilan proses belajar mengajar dengan pretes dan postes. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada uraian ini, penulis akan menyajikan hasil penelitian yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas IX SMPN 1 Sukawening. Penulis akan menganalisis dan membahas tentang kemampuan siswa dalam belajar di kelas IX C sebagai kelas eksperimen. Adapun ketentuan penilaian yang penulis gunakan adalah dengan standar 10. Soal yang penulis berikan dalam bentuk tes objektif sebanyak 10 soal dengan bobot tiap soal 2 maka skor totalnya adalah 20. Pengukuran yang paling baik untuk mengetahui keberhasilan proses beiajar mengajar adalah dengan mengadakan penilaian. Penilaian yang penulis telah laksanakan terdiri atas dua jenis, yaitu pre-tes dan post-tes. Pre-tes untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum materi dusajikan dan postes untuk mengukur keberhasilan setelah proses beiajar mengajar berlangsung. Penilatan merupakan langkah terakhir dalam kegiatsn beiajar mengajar. Butir-butir soal harus relevan dengan rumusan Kompetensi dasar. Hasil penilaian akan menggambarkan keberhasilan dari proses belajar mengajar walaupun tes yang penulis laksanakan bukan satu-satunya untuk menentukan keberhasilan pengajaran, tetapi dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan bagi siswa dan guru. Analisis Pretes Dalam analisis pelaksanaan pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi pada siswa kelas eksperimen IX C yang menggunakan metode kerja kelompok dan teknik 'sequencing', penulis terlebih dahulu memberikan suatu kegiatan yaitu pre-tes kepada siswa maksudnya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi yang akan disajikan. Ternyata setelah dianalisis hasil kegiatan pre-tes di kelas eksperimen IX C ada beberapa orang siswa yang belum memahami materi. Dari data yang diperoleh penulis dapat mendeskripsikan nilai pretes tiga dari nilai tertinggi, tiga dari nilai sedang dan tiga dari nilai terendah sebagai berikut: Yang mendapat nilai tertinggi yaitu : Aay 9, Dewi Adiyani 9, Maudi Dwi K 9. Yang mendapat nilai sedang yaitu : Wulansari 7, Yandi 8, Sri Rezeki 8. Yang mendapat nilai terendah yaitu : Andri Mulyadi 4, Faiziah 5, Lina H 4. Analisis Postes Dari gambaran yang dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk mengadakan postes, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok dan teknik 'sequencing', yang telah diberikan kepada siswa. Setelah dianalisis dari hasil postes tersebut, penulis beranggapan bahwa metode tersebut dalam proses belajar mengajar, ternyata hampir semua siswa berhasil dalam menjawab soal tes objektif. Dari data yang diperoleh penulis dapat mendiskripsikan nilai Postes tiga dari nilai tertinggi, tiga dari nilai sedang dan tiga dari nilai terendah sebagai berikut: Yang mendapat nilai tertinggi yaitu : Aay 9, Dewi Adiyani 9, pian Sopian 9. Yang mendapat nilai sedang yaitu : Selly 7, Yandi 8, Sri Rezeki 8. Yang mendapat nilai terendah yaitu : Hendi Lesmayadi 6, Lucyana W 6, Rosy Mega R 7. Uji Normalitas Data Pretes Dari perhitungan di atas diperoleh x hitung = 13,94 dengan db=41. Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan ke dalam tabel chi kuadrat dengan tarap kepercayaan 99%= 53,7 dan 95%= 55,8, ternyata x hitung 13,9 <x tabel = 53,7 (0,99)(41) dan 55,8 (0,95)(41). Maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor pada pretes dinyatakan normal pada tahap kepercayaan 99% dan 95% dengan db= 41. Postes Dari perhitungan di atas, diperoleh x hitung sebesar 12,16 dengan db=41. Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan ke datam tabel chi kuadrat dengan tarap kepercayaan 99% = 53,7 dan 95% = 55,8, ternyata x hitung =12,16 < x tabel 53,7 (0,99)(41). Maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor pada postes dinyatakan normal pada kepercayaan 99% dan 95% dengan db = 41. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Proses belajar mengajar membaca pemahaman dengan menggunakan teknik 'sequencing”, akan berhasil jika dipersiapkan dan dilaksanakan secara baik dan benar. Dengan harga t uji =3,680 dengan d.b. = 41 dapat dixhat pada lampiran tabel t kritik pada taraf signifikansi 0,05 = 2,021 maka t uji 3,680 > f tabel 2,021. Dengan demikian dapat disimpuikan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes, ini sesuai dengan pendapat Burns dalam bukunya Introduction to Research Methods: "If t the same as or greater than the resuet table entry then the t is significant at the level of significant". (Burns, 2004: 141) Jika harga t uji lebih besar atau sarna dengan t tabel, maka t uji signifikan pada tingkat signifikansinya. Atas dasar penelitian tersebut, maka hipotesis di atas diterima. SIMPULAN Kesimpulan Setelah melaksanakan eksperimen pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi di kejas IX C SMPN 1 Sukawening dengan menggunakan metode kerja kelompok dan teknik 'sequencing', penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut: 1). Bentuk persiapan untuk mengajarkan membaca pemahaman dengan menggunakan teknik 'sequencing’ yang dituangkan dalam satuan pelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Materi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan Kurikulum. Dengan demikian materi pembelajaran yang telah diberikan dalam eksperimen ini sudah memadai kebutuhan. 2). Kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai dengan apa yang diprogramkan dalam rencana pengajaran. Efesiensi waktu yang digunakan daiam pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi yang menggunakan teknik 'sequencing' sedikit. Dalam waktu kurang dari lima belas menit semua siswa dapat menyelesaikan soal tes objektif. Hal ini menggambarkan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3). Tingkat keberhasilan pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi pada siswa di kelas eksperimen IX C, berhasil dengan baik. Hal ini terbukti adanya perbedaan nilai antara sebeium diberi perlakuan dengan seielah diberi perlakuan dengan mcriggunakap. rnetode kerja kelompok dan teknik 'sequencing’. Untuk membuktikannya adalah bahwa t uji sebesar 3,680 dan t tabel sebesar 2, 021 pada taraf signiflkansi 0,05, maka t uji lebih besar dibandingkan dengan t tabel. dalam pengajaran membaca pemahaman wacana argumentasi yang menggunakan teknik 'sequencing',lebih sedikit, dalam waktu kurang dari lima belas menit semua siswa dapat menyelesaikan soal tes objektif. Hal ini menggambarkan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1986 ). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara. Arikunto. S. (1993). Prosedur Peneiitian. Jakarta : Rineka Cipta Baradja, M.F (1990 ) . Kapita Selekta Penqajaran Bahasa. Malang : IKIP Malang. Burns. (1994). Introduction To Research Methods. Melbourne : Longmen Dahlan, M.D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung : Diponogoro Depdikbud. (1993 ). Kurikulum SLIP GBPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Halim, A. (1982). Uiian Bahasa. Jakarta : Nurwirabhakti. Hidayat, K. (1990). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia.Bandung: Bina Cipta Karsana, A . (1985 ). Materi Pokok Menulis ( modul UT). Jakarta : Karunik Keraf, G. (1989 ). Komposisi. Jakarta : Nusa Indah. Kridalaksana. (1984). Kamus Linguistik . edisi kedua. Jakarta : Gramedia. Kordinator, BBJJ. ( 1996 ). Latihan Intensif EBTANAS SLIP. Yogyakarta :Gema Exacta. Misdan, U. (1986 ) Strategi Belajar Menqaiar Bahasa Indonesia . Bandung: Bina Cipta. " Misdan U. (1986) Telaah Buku Teks dan Kurikulum ( modul UT) .Jakarta : Karunika. Mukayat. ( 1985 ) . Penulisan Karangan llmiah. Yogyakarta : Akademi Pressido. Nasution. (19986). Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars. Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru. Nurhadi. ( 1989 ) . Bagaimana Menihgkatkan Kemampuan Membaca. Bandung dan Malang : Sinar baru dan YA3. Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru. Nurhadi. (1989) . Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung dan Maiang : Sinar baru dan YA3. Oemar, H. (1986). Strategi Belajar mengajar. Bandung : Martiana. Poerwadarminta, W.J.S. , ( 1987 ) . Kamus Umum Bahasa Indonesia .Jakarta : Balai Pustaka. Rusyana, Y. (1986 ). Materi Pokok Keterampiian Menulis ( modul UT ). Jakarta : Karunika. Slamet, A. (1988). Membaca Untuk Guru. Bandung : Depdikbud Direktorat Menengah Umum Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian llmiah. Bandung : Tarsito. Sutrisno, H. (1986 ). Metodologi Research. Jilid 1. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Sutrisno H. (1986) Metodologi Research. Jilid 4. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Syukur, G, A. (1987). Kapita Selekta Kalian Bahasa. Bandung : Tarsito. Sujana. (1986 ) Metoda Statistika edisi ke empat. Bandung : Tarsito. Syamsiddin, A.R (1989). Studi Wacana Teori Analisis Pengajaran, (Diktat) FPBS IKIP Bandung. Tampubolon. ( 1987 ). Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung :Angkasa