Mitra Gender Summit 2012 n TEMPAT PENITIPAN ANAK DI GEDUNG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM rapkan akan lahir undang-undang baru, yakni UU Aparatur Sipil Negara. KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN RISIKO Seperti diketahui permintaan pasar internasional terhadap tenaga kerja wanita yang meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir menjadi penyebab utamnya. Tidak hanya untuk sektor formal yang memang biasanya lebih didominasi perempuan seperti perawat. Informal seperti pekerja rumah tangga (PRT) juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Fenomena ini pun terjadi kepada tenaga kerja wanita (TKW) kita. Dari tahun ke tahun, jumlah TKW meningkat secara signifikan. Jika pada periode 1996 terdapat 44% migran laki-laki dan 56% migran perempuan dari setiap 100% tenaga kerja migran yang meninggalkan Indonesia, pada 2007 jumlah pekerja migran perempuan meningkat menjadi 78% sementara pekerja lakilaki justru menurun menjadi 22% (IOM 2010). Tren global menunjukkan jumlah pekerja perempuan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Namun, ironisnya seringkali tidak diimbangi dengan perlindungan yang optimal. Padahal, pekerja migran perempuan termasuk kelompok pekerja migran yang paling berisiko terhadap berbagai tindak kejahatan transnasional khususnya terhadap ancaman human trafficking. Data terbaru Bank Dunia menyebutkan bahwa 4 dari 10 pekerja global saat ini adalah perempuan. Namun secara rata-rata setiap satu dolar yang dihasilkan laki-laki, perempuan hanya menghasilkan 80 sen. Ketimpangan pendapatan antara perempuan dan laki-laki ini sangat tidak sebanding dengan tingginya risiko perempuan menjadi korban human trafficking dibandingkan laki-laki. Semoga dengan adanya kegiatan Gender Summit ini mampu mengikis ketimpangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan di negeri ini. n “Perbedaan perlakuan yang dialami kaum perempuan seperti penomorduaan (subordinasi), pelabelan negatif (stereotip), peminggiran (marjinalisasi), pemberian beban ganda serta tindak kekerasan. Perlakuan itu semua dilakukan masyarakat tanpa sadar pada peran perempuan.” AGUNG LAKSONO, MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT KIPRAH Volume 50 th XIII | Mei-Juni 2012 75