Ragam April 2016 (Hal 15

advertisement
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang
Berorientasi pada Pendidikan Karakter Peserta Didik
Yulia Esti K.
Universitas Tidar
Abstract
Curriculum of 2013 emphasizes the character education so that teaching
materials are formulated referring to that can be attributed with the
education and character formation. Character Education requires
process, and tools to support learning process and materials. Studies on
Indonesian language teaching have big opportunity to review the
material through character Education and appreciation of literature. The
aim of this research is to develop indicators of learning literature based
on character education. Research uses qualitative approaches with
observation method and test techniques. From the findings of tests and
interviews, it can be concluded that character values were taken from
eighteen value assessment found by Puskur Ministry of Education.
Keywords:
Learning Material,
Education
Poetry
Appreciation
and
Character
Abstrak
Kurikulum tahun 2013 menekankan pendidikan karakter sehingga materi
ajar diformulasikan mengacu pada hal-hal yang dapat dihubungkan
dengan pendidikan dan pembentukan karakter. Pendidikan karakter
membutuhkan proses, dan perangkat pendukung proses pembelajaran
yang salah satunya bahan ajar, mata pelajaran bahasa Indonesia
mempunyai peluang besar untuk pendidikan karakter melalui materi
apresiasi sastra. Dengan menggunakan puisi yang mengandung unsur
relasi antara manusia, alam, dan Tuhan yang dimusikalisasikan.Tujuan
penelitian ini adalah
untuk mengembangkan indikator pembelajaran
sastra berbasis pendidikan karakter . Mengetahui apakah bahan ajar
apresiasi sastra sudah berorientasi pada pengembangan pendidikan
karakter peserta didik, mendeskripsikan bahan ajar apresiasi sastra yang
berorientasi pada pengembangan karekater peserta didik, dan untuk
mengetahui keefektifan bahan ajar apresiasi sastra yang berorientasi
pada pengembangan pendidikan karakter peserta didik. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan teknik
wawancara serta tes, sebagai penelitian kualitatif maka sifatnya deskriptif
sebagai analisis data dan hasil analisisnya berbentuk fenomena dari
seluruh kekayaan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran apresiasi
puisi yang berbasis relasi manusia, alam dan
Tuhan.
Tingkat
keberhasilannya akan diukur dengan matriks penilaian dari hasil tes dan
wawancara. Nilai karakter diambil dari delapan belas nilai hasil kajian
puskur kemendiknas.
Kata Kunci: Bahan Ajar, Apresiasi Puisi dan Pendidikan Karakter
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
15
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter menjadi bagian penting dari upaya pengembangkan
karakter generasi muda Indonesia, yang terkoyak oleh peristiwa-peristiwa
mengerikan yang terjadi akhir-akhir ini. Tanpa harus menyebut satu-persatu
peristiwa yang menimpa anak-anak Indonesia terjadi di lingkungan pendidikan
formal maupun non formal, di sekolah maupun luar sekolah. Orang tua menjadi
cemas dan khawatir, mungkin juga bingung bagaimana mengatasi dan
menyelesaikan masalah-masalah ini.
Dengan dicanangkannya kurikulum 2013, pendidikan karakter menjadi hangat
dibicarakan di dunia pendidikan. Materi ajar diformulasikan mengacu pada halhal yang dapat dihubungkan dengan pendidikan atau pembentukan karakter.
Akibatnya sudah tentu terjadi tarik menarik, pro-kontra akan formulasi bahan
ajar yang diharapkan mempunyai kandungan pendidikan budi pekerti dan
karakter bagi siswa.
Pengembangan pendidikan karakter itu sendiri memerlukan waktu yang cukup
panjang dan berproses, di samping perangkat pendukung proses pembelajaran
yang salah satunya pada bahan ajar.
Salah satu mata pelajaran pokok yang wajib ditempuh dari pendidikan dasar
hingga pendidikan tinggi adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran ini
mempunyai peluang besar untuk bahan ajar yang mempunyai kandungan nilainilai pendidikan budi pekerti dan karakter. Yang pertama karena mata pelajaran
ini dapat dikaji dari dua sisi, yaitu sisi kebahasaan yang mempunyai unsur
kemampuan berbicara dan menulis, kesantunan berbahasa yang dapat
dijabarkan pada memilih ungkapan-ungkapan dan diksi yang sesuai dengan
situasi dan keperluan. Yang kedua yaitu sisi kesastraan yang mempunyai
makna kehidupan manusia di dalamnya dari berbagai aspek. Mulai dari sosial
budaya, religiusitas, filosofi, dan relasi-relasi di antaranya.
Karya sastra merupakan cerminan realitas kehidupan manusia, yang penuh
dengan muatan contoh perilaku, sikap, dan pemikiran-pemikiran yang berkaitan
dengan kebaikan, nasionalisme atau wawasan kebangsaan, toleransi, empati
dan juga kontemplasi manakala terjadi bencana di negeri ini. Salah satu bentuk
karya sastra adalah puisi, dan puisi ini terdiri dari sedikit kata, namun dapat
memuat banyak makna kehidupan. Dengan media tertentu seperti audio visual,
dan puisi yang didengarkan hal ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
inovatif dan kontekstual.
Karya sastra adalah tulisan yang dihasilkan oleh seorang pengarang menurut
imajinasi dan refleksinya terhadap gejala atau fenomena sosial di sekitarnya.
16
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat dan merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat, tentulah ia berakar pada kultur dan masyarakatnya.
Meskipun demikian karya sastra mempunyai dunia yang otonom , yang
membangun karya sastra sebagai karya fiksi.
Sebagaimana dinyatakan oleh Dresden dalam Sayuti (2003: 65) karya sastra
adalah “ dunia dalam kata”, mempunyai kebulatan makna intrinsik yang hanya
dapat digali dari karya itu sendiri. Pendekatan objektif ( Abrams 1981, Pradopo
1985 ) sering disebut pendekatan strukturalisme dalam penelitian sastra,
memusatkan perhatiannya pada otonomi sastra sebagai karya fiksi. Lebih lanjut
dikemukakan Sayuti (2003) bahwa pengkajian karya sastra berdasarkan
strukturalisme dinamik merupakan pengkajian strukturalisme dalam rangka
semiotik. Hal ini berarti karya sastra dipertimbangkan sebagai sistem tanda
yang mempunyai dua fungsi. Yang pertama adalah otonom, yaitu menunjuk di
luar dirinya, yang kedua bersifat informasional yaitu menyampaikan pikiran,
perasaan dan gagasan pengarang. Keduanya saling berkaitan dan sebagai
sebuah struktur, karya sastra bersifat dinamis.
Sebagaimana dinyatakan Pradopo dkk (1990:6) karya sastra merupakan suatu
struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai kesatuan yang bulat,
dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan. Artinya di dalam
memahami karya sastra harus memahami unsur-unsur yang membentuk
struktur, sementara analisisnya sampai kepada menguraikan dan memaparkan
dengan seksama keterikatan jalinan semua unsur sehingga menghasilkan
makna keseluruhan.
Untuk dapat memahami makna secara keseluruhan secara optimal harus
diperhatikan struktur tanda-tanda (menurut semiotik), karena karya sastra
merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Menurut Pradopo (2003:67)
semiotik menganggap fenomena sosial/ masyarakatdan kebudayaan
merupakan tanda-tanda. Di dalamnya dipelajari sistem-sistem, aturan-aturan,
konvensi-konvensiyang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
Dalam karya sastra arti bahasa ditentukan oleh konvensi sastra, sementara
bahasa sudah mempunyai sistem dan arti sendiri sebelum menjadi bahan
sastra. Oleh karena itu dalam karya sastra arti bahasa mendapat arti tambahan
atau konotasinya.
Puisi yang dinyanyikan dan diiringi musik mempunyai istilah musikalisasi puisi,
yang saat ini sedang banyak dilaksanakan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan
bersastra. Badan bahasa bahkan melaksanakan kegiatan musikalisasi dalam
lomba untuk tingkat nasional. Penelitian ini mencoba menawarkan bahan ajar
musikalisasi puisi dalam pembelajaran sastra, dengan menggunakan lagu-lagu
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
17
Ebiet yang banyak memuat relasi manusia, alam dan Tuhan untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan budi pekerti dan karakter pada peserta didik.
Contoh puisi Ebiet yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sastra
MASIH ADA WAKTU
Bila masih mungkin
Kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati tulus lhklas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi
Hoo ..oo du..du...
Kita mesti ingat tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang pergi menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mengheningkan cipta
Kita mesti bersyukur
Bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Tak ada yang dapat menghitung
Hanya atas kasihNya
Hanya atas kehendakNya
Kita masih bertemu matahari
Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatannya
Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya berkata tak mengerti
Yang terbaik adalah segeralah bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu
Syair-syair tersebut di atas adalah bagian dari dua judul lagu Ebiet yang isinya
melibatkan interaksi antara manusia, alam dan Tuhan. Bagaimana sebenarnya
kedudukan manusia di hadapan Tuhan, apa yang harus dikerjakan bersama
alam, syair-syair tersebut mengingatkan manusia terkait dengan situasi
sekarang ini dan bagaimana harus mengatasi dan memperbaiki.
18
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
Syair atau puisi yang merupakan salah satu bentuk karya sastra dapat
ditawarkan menjadi bahan ajar di kelas-kelas tertentu pada jenjang pendidikan.
Dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang inovatif dan
kontekstual, tentu akan sangat mendukung pendidikan karakter bangsa. Hal ini
menjadi alasan untuk dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimanakah bahan ajar apresiasi sastra yang berorientasi pada
pengembangan pendidikan karakter peserta didik dan seberapa efektif bahan
ajar apresiasi sastra yang berorientasi pada pengembangan pendidikan
karakter peserta didik.
B. Metode Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kualitatif
dengan
memanfaatkan/menggunakan fenomena pembelajaran sastra, terutama
apresiasi sastra pada tingkat SMA. Penelitian ini menggunakan suatu metode
pembaharuan dalam bentuk penelitian diskriptif kualitatif dalam konteks
penelitian ilmiah yang objek sasaran penelitian berupa aktivitas pembelajaran
namun bukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu untuk mendapatkan
data, hal paling utama dilakukan adalah pengamatan seksama atau observasi.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA se-Kota Magelang pada
tahun pelajaran 2015/2016. Untuk menganalisis data digunakan metode
deskriptif analitik, sebagaimana dalam penelitian kualitatif sehingga analisis
data dan hasil analisis berbentuk fenomena dari seluruh kekayaan informasi
(data) dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi yang berjudul “masih ada
waktu” dan “berita kepada kawan” yang berbasis relasi manusia, alam dan
Tuhan. Adapun Untuk menganalisis data, penulis menerapkan teori Miles dan
Huberman ( 1994), yang meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Sumber yang digunakan sebagai pembahasan dan hasil perencanaan,
pengembangan bahan ajar apresiasi puisi yang berorientasi pada pendidikan
karakter peserta didik ada dua yaitu (1) prioritas aspek nilai pendidikan karakter
dan wawancara kepada guru dan calon guru tentang contoh puisi untuk
pembelajaran apresiasi puisi, (2) berorientasi pada pendidikan karakter peserta
didik atau siswa.
Aspek nilai pendidikan karakter yang dijadikan acuan adalah nilai-nilai
pendidikan karakter sebagaimana disarankan oleh Kemendiknas (2009:9-10),
yang berjumlah delapan belas, dimana nilai ini bersumber dari agama,
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu : (1) Reiligius, (2)
Jujur, (3) Toleransi,(4) Disiplin,(5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
19
Demokrasi, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangatkebangsaan, (11) Cinta tanah
air, (12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat/komunikatif, (14) Cinta damai,
(15) Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli sosial, dan (18)
Tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut tidak dibelajarkan secara sendiri-sendiri,
melainkan bisa dibelajarkan secara terpadu lewat beberapa atau berbagai mata
pelajaran.
Pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya sastra mempunyai bentuk-bentuk yang
kaya akan nilai-nilai yang berhubungan dengan pembentukan karakter. Konteks
dan strategi pembelajaran dapat dipilih paling sesuai dengan tujuan
pembelajaran itu sendiri, terutama pertimbangan pelaksanaan dan bahan atau
materi ajar. Oleh karena itu, penelitian pengembangan bahan ajar apresiasi
puisi yang berorientasi pada pendidikan karakter peserta didik, dilakukan
dengan pemberian suatu model. Adapun model tersebut dilakukan dengan
metode siswa aktif dan bahan yang menggunakan audio visual.
Dengan diberikan bahan ini kepada guru, calon guru atau mahasiswa praktikan
dan peserta didik, akan dapat dibekali prioritas nilai pendidikan karakter dan
manfaat pengembangan bahan ajar yang berguna.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari pemerolehan data hasil penelitian, pembahasaan akan difokuskan pada
penetuan prioritas nilai pendidikan karakter dan apresiasinya terhadap model
pembelajaran serta bahan ajarnya.
a.Prioritas Pendidikan Karakter
Wacana tentang dimasukkannya pendidikan karakter melalui berbagai mata
pelajaran, mestinya segera ditinjak lanjuti dengan langkah konkret. Delapan
belas butir pendidikan karakter yang termuat dalam buku panduan
pembelajaran karakter yang dikeluarkan Kemendiknas (2009) dapat
diimplementasikan untuk pembelajaran karakter di sekolah menengah.
Penentuan prioritas, focus pada nilai karakter tertentu akan lebih sesuai dengan
pelajaran tertentu pula sehingga evaluasi efektivitas pembelajarannya dapat
tercapaikan. Misalnya untuk pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditekankan atau
difokuskan pada nilai pendidikan karakter terkecil dan pelaksanaan
pembelajarannya. Demikian pula kalimat yang sama berlaku bagi mata
pelajaran yang lain. Semua dipertimbangkan sesuai dengan mata pelajaran dan
nilai pendidikan karakter yang cocok dengannya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pilihan fckus pendidikan karakter
dalam pengembangan bahan ajar apresiasi puisi yang berorientasi pada
pendidikan karakter peserta didik. Angket dan wawancara dilakukan dengan
menuangkan nilai-nilai karakter yang mencakup (1) Nilai karakter yang utama
20
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
dibelajarkan pada peserta didik; (2) Nilai karakter yang lebih sesuai untuk di
integrasikan dalam pembelajaran sastra puisi; (3) Nilai karakter yang terdapat
dalam puisi yang berjudul “Berita Kepada Kawan”; (4) Nilai karakter yang
terdapat dalam puisi yang berjudul “Masih Ada Waktu”.
Secara umum guru dan mahasiswa praktikan memilih nilai-nilai yang
diprioritaskan dalam pembelajaran sastra, terutama adalah religius, jujur,
toleransi, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dianggap
sangat penting dan diperlukan bagi kehidupan generasi muda sekarang.
Relegiusitas akan mengarahkan pada peserta didik untuk menguak sumber
kehidupan. Kejujuran diperlukan untuk membentuk sosok yang dapat menerima
apa adanya tentang keadaan atau kehidupan seseorang. Toleransi
mengarahkan peserta didik pada untuk memahami keberagaman yang terdapat
di negeri dan banyak hal. Peduli sosial merupakan kalimat yang mengarahkan
peserta didik pada kehidupan sosial di mana terdapat perbedaan banyak
kalimat. Kondisi sosial ekonomi, sosial budaya, sosial agama yang berbedabeda meskipun mereka dalam satu paying negara Indonesia. Sedangkan
tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting ditanamkan sebagai
pembentuk karakter, karena hal itu sangat erat berhubungan dengan diri
sendiri, orang lain, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Adapun nilai karakter yang cocok dan sesuai diintegrasikan dalam
pembelajaran sastra adalah nilai-nilai yang dapat menjadi suri tauladan bagi
para siswa khususnya dan pembaca sastra secara umum. Nilai tersebut adalah
nilai religius, karena dari dalam karya sastra yang mengandung nilai-nilai
religius, siswa dapat mencontoh bagaimana bersikap dan berperilaku religius
siswa sesuai dengan keyakinannya. Nilia-nilai religius akan menentukan
mereka pada kesadaran vertikal terhadap sandaran kehidupan, baik sekarang
maupun masa yang akan datang. Nilai-nilai tersebut membuat peserta didik
mampu membedakan kalimat yang baik dan tidak baik untuk dilakukan dalam
kehidupan sosial tersebut sangat sesuai dengan dasar nilai kehidupan di
negara ini yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai berikutnya adalah jujur. Di sini kejujuran menjadi harapan para guru dan
mahasiswa praktikan, karena nilai ini sudah sangat kurang di dalam kehidupan
bangsa ini. Jujur akan membawa seseorang dalam kehidupan yang aman
karena tidak dikejar-kejar permasalahan yang dihadapi. Artinya ada kehidupan
yang tenang dengan sikap yang jujur. Sikap atau nilai toleransi diperlukan untuk
situasi negeri kita yang diwarnai kemajemukan dibanyak hal. Dengan demikian
apabila sikap toleransi menjadi nilai yang terkandung dalam sastra, akan
memberi contoh sikap saling menghargai, menghormati, dan peduli pada suatu
situasi dan kondisi. Nilai ini akan membawa peserta didik juga pada sikap
menerima keadaan tertentu yang sedang dialami orang lain.
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
21
Nilai peduli sosial dan tanggung jawab sangat berhubungan. Apabila nilai-nilai
tersebut terkandung dalam karya sastra akan memberi contoh kehidupan sosial
yang baik, di mana seseorang yang menjadi anggota suatu masyarakat akan
bersikap peduli satu dengan yang lain. Artinya kepedulian itu muncul dan
membuat seseorang rela melakukan sesuatu atau suatu keadaan tertentu.Bila
rasa tanggung jawab menggiring sikap-sikap yang lain, termasuk peduli sosial
sehingga seseorang rela mengatasi permasalahan meskipun itu milik orang
lain.
Puisi pertama yang dicontohkan kepada guru, mempraktikan yang sedang
menjadi guru dan siswa berjudul “Berita Kepada Kawan” sedangkan puisi
kedua berjudul “Masih Ada Waktu”. Kedua puisi tersebut menurut mereka
sangat bagus karena berisi tentang gambaran kehidupan yang konkret terjadi di
Indonesia. Apa yang disampaikan penulis puisi menginformasikan terutama
adanya bencana alam yang sejak lama hingga sekarang akan terjadi di negara
ini. Keindahan alam dan lingkungan juga sangat mendukung terjadinya situasi
yang demikian. Oleh karena itu, kedua puisi tersebut sangat cocok menjadi
bahan ajar apresiassi puisi di sekolah menengah baik itu di sekolah menengah
atas maupun menengah pertama kelas terakhir.
Apa yang disampaikan dalam kedua puisi contoh, yang pertama mengandung
nilai pendidikan karakter religi. Bencana alam yang terjadi sebenarnya lebih
banyak karena ulah manusia. Mereka hidup dengan tidak memperhatikan
kepentingan alam, namun lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Manusia
telah melupakan sumber kehidupan yaitu Tuhan, meskipun Tuhan tetap
mengasihi manusia. Kemudian manusia juga diingatkan untuk segera kembali
menyadari akan kesalahannya dan bersujud kepada Tuhan.
Nilai karakter yang kedua adalah nilai peduli lingkungan dan tanggung jawab.
Kehadiran rumput ilalang, bintang gemintang, laut, karang, ombak, matahari,
dan rerumputan, bebatuan, tanah kering adalah cerminan adanya alam yang
seharusnya diperhatikan karena mereka adalah bagian dari kehidupan manusia
secara langsung. Namun kenyataannya kondisi akan menjadi rusak oleh
manusia yang berulah seenaknya, seakan-akan tidak ada lagi rasa tanggung
jawab sehingga kondisi ini mendatangkan bencana di negeri ini. Nilai karakter
berikutnya adalah peduli sosial dan bersahabat. Tayangan gambar yang
mrngiring lantunan lagu yang didengarkan dapat melibatkan peserta didik pada
keadaan sosial yang membuahkan empati di hati mereka. Baris-baris dalam
puisi tersebut menunjukkan pengakuan atas nama jiwa, bahwa banyak
manusia-manusia di negeri ini yang harus terpilih lebih dahulu menghadapi
Tuhan karena bencana.
22
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
b. Penyajian Bahan Ajar
Bahan ajar yang direncanakan sebagai model pembelajaran disesuaikan
dengan materi yang dipilih dalam hal ini dua puisi yang mengandung unsur
pendidikan karakter. Sebelum melaksanakan model pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio visual semua perlengkapan dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran menjadi lancar. Materi pembelajaran disiapkan
dalam bentuk power point, yang di dalamnya berisi tentang hakikat karya sastra
secara keseluruhan,unsur – unsur pembangun karya sastra tiap – tiap bentuk
seperti novel, puisi dan drama, serta dua laku yang merupakan puisi.
Penyajian dua puisi tersebut berbentuk gambar – gambar yang sesuai dengan
syair puisi sebagai ilustrasi peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalamnya.
Guru dan siswa mendapat gambaran secara konkrit dari kehidupan yang
dimaksudkan sehingga dapat menemukan nilai – nilai pendidikan yang
terkandung pada puisi tersebut. Misalnya untuk lagu yang berjudul “Berita
Kepada Kawan” ilustrasi gambar yang ditayangkan adalah perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan kereta api, melewati tanah
gersang, persawahan, yang kerontang, dengan petani kurus serta disisi lain
seorang anak laki – laki bertopi caping menatap jauh ke masadepan. Ada
kerusakan alam, bencana banjir sekaligus kekeringan. Dalam puisi tersebut
diceritakan tentang hubungan manusia, alam dan Tuhan.
Pada puisi yang lain dengan judul “ Masih Ada Waktu” ditayangkan tragedi
yang terjadi di negeri ini. Mulai pada bencana tsunami di Aceh, gempa bumi,
dan gunung meletus seperti Sinabung, Merapi, Bromo, dan sebagainya. Melalui
ilustrasi gambar yang ditayangkan, guru dan siswa dapat mendengarkan lagu
yang disertai gambar – gambar yang sesuai dengan peristiwanya. Dengan
demikian mereka dapat beraktivitas menyanyi sambil menghayati peristiwanya
sebagai gambaran kehidupan secara langsung. Ada nilai – nilai kehidupan yang
terkandung di dilam puisi yang terhayati seperti rasa haru, rasa sedih, perilaku
yang membuka mata hati mereka.
Selain berdasarkan pertimbangan kandungan unsur pendidikan karakter,
pengembangan bahan ajar apresiasi puisi juga dilakukan dengan pertimbangan
ketepatan strategi penyampaian, yaitu suatu strategi agar peserta didik benar –
benar masuk kedalam karya sastra baik secara emosional maupun intelektual.
Karya sastra puisi dihadirkan dalam bentuk nyanyian disertai tayangan gambar
sehingga siswa dapat menikmati dengan penuh penghayatan. Rasa haru dan
sedih akan menjadi pembelajaran yang mengaktifkan perasaan dan pikiran.
Perasaan senang akan muncul sehingga dari sini dihadirkan muncul sikap
positif untuk belajar berbagai masalah kehidupan melalui tokoh dan peristiwa.
Nilai – nilai karakter yang ditanamkan kepada peserta didik dapat dipelajari
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
23
lewat peristiwa, sikap dan tingkah laku, tindakan dan cara berpikir yang ada
pada tokoh dan peristiwa. Dengan demikian, peserta didik seakan – akan
belajar langsung tentang kehidupan baik yang bersifat manis maupun yang
bersifat pahit.
Untuk menunjang keberhasilan model pembelajaran ini, maka penyediaan
bahan ajar yang telah dipilih harus cukup memadai, sehingga dapat dibuat
variasi yang menyenangkan. Dari penjaringan pendapat para guru/ dosen
melalui pemberian angket, wawancara dan shering lewat FGD, maka hasilnya
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Ada lima pertanyaan yang diajukan
terkait nilai kerakter yang diutamakan dibelajarkan kepada peserta didik, nilai
karakter yang cocok diintegrasikan dalam pembelajaran sastra, nilai-nilai
pendidikan karakter yang terdapat dalam dua buah puisi contoh, masingmasing berjudul “ Berita Kepada Kawan” dan “ Masih Ada Waktu”.
Tabel 4.1 Hasil Data Penelitian
No
1
Substansi Pertanyaan
Nilai
karakter
yang
diutamakan
dibelajarkan kepada peserta didik
2
Nilai Karakter yang cocok diintegrasikan
dalam pelajaran sastra
3
Nilai Karakter yang terkandung dalam
puisi “Berita kepada Kawan”
4
Amanat yang terkandung dalam puisi
“Berita kepada Kawan”
5
Nilai
Pendidikan
karakter
yang
terkandung dalam puisi “Berita kepada
Kawan”
24
Jenis Karakter
Religius
Jujur
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
Disiplin
Kreatif
Religius
Cinta tanah air
Jujur
Peduli sosial
Kreatif
Tanggung jawab
Semangat
kebersamaan
Religius
Peduli lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
Cinta Tanah air
Bersahabat
Kemurkaan tuhan
Tak peduli alam
Berbuat dosa
Banyak bencana
Kabar kepada kawan
Orang
hidup
seenaknya
Religius
Selalu bersyukur
Rahasia Ilahi
Berbuat baik
Kesempatan panjang
Menghargai jiwa
Jumlah Pemilih
22
17
16
14
13
10
18
15
14
13
12
11
10
25
22
19
15
12
11
26
23
21
19
18
14
24
22
20
18
16
13
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
Dari angka-angka yang tertera dalam tabel sangat nyata bahwa pilihan prioritas
nilai pendidikan karakter ada pada masalah religi, nilai tersebut sangat
diperlukan diajarkan bagi peserta didik.. Kemudian disusul kejujuran dan cinta
tanah air. Hal ini membuktikan bahwa kejujuran penting menjadi landasan
dalam kehidupan ini. Nilai berikutnya yang dipilih adalah peduli sosial, tanggung
jawab, disiplin dan kreatif.
Melalui contoh dua puisi yang berjudul “Berita Kepada Kawan” dan “Masih Ada
Waktu” mereka menyatakan hal yang sama, bahwa puisi tersebut cocok untuk
pembelajaran pendidikan karakter. Di dalam puisi tersebut mengandung unsurunsur: Religius, rahasia Ilahi, rasa bersyukur, bagaimana menghargai jiwa,
berbuat baik apabila masih mempunyai kesempatan yang panjang. Sedangkan
di sisi lain peserta didik juga disadarkan tentang keadaan manusia saat ini.
Antara lain hidup dengan cara seenaknya, tidak peduli terhadap alam, banyak
berbuat dosa sehingga banyak menimbulkan bencana alam
D. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian awal dimungkinkannya puisi yang ada
dalam lagu-lagu populer dijadikan materi ajar dalam pembelajaran sastra di
sekolah menengah dan di perguruan tinggi. Melalui penambahan isian angket
yang sengaja disediakan, wawancara dan diskusi sewaktu FGD, nilai-nilai yang
dikemukakan sebagai hal yang penting dibelajarkan untuk pendidikan karakter
lewat sastra adalah karya sastra- karya sastra yang mengandung religius,
kejujuran, cinta tanah air, tanggung jawab, peduli sosial dan lingkungan.
Adapun nilai yang lain adalah: kreatif, disiplin dan bersahabat.
Bahwa pemasukan pendidikan karakter melalui pembelajaran sastra terutama
dengan media audiovisual, sangat menarik dan menyenangkan. Hal ini tentu
sejalan dengan dikeluarkan buku panduan pembelajaran karakter oleh
KEMDIKNAS 2009 yang di dalamnya mengandung unsur pendidikan nilai
sebanyak delapan belas butir nilai.
DAFTAR PUSTAKA
Abram, M.H. 1981. A Glossary Of Literary Terms. Holt, New York: Rinehart and
Winston
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter : Membangun Peradaban
Bangsa, Surakarta : Yuma Pustaka
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 16, No. 1 April 2016
25
Jamaluddin. 2003. Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta :
Adicita
Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. Pengembangan Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. Jakarta : Puskur Balitbang
Kemendiknisa
Miles, M., B, and Huberman, A., M. (1994). Qualitative Data Analysis. Thousand
Oaks:
Sage Publication.
Pradopo, dkk. 1985. Struktur Cerita Pendek Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Perkembangan Bahasa.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1990. Pengakajian Puisi : Yyogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Sarjono, Agus R. 2001. Sastra dalam Empat Orba, Yogyakarta : Adipura
Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002.
Sastra Masuk Sekolah, Magelang :
Indonesiatera
Sayuti, Suminto A. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudaryanto. 2013. Dari Fenomena semiologi sampai dengan Tekslingual
Dalam Konteks Penelitian Ilmiah. (Materi calon buku “Dari Menapak
Jejak Kata Sampai Menyiji Tata Bahasa, h : 1 – 22) yang diberikan
pada peletakan penulisan proposal penelitian oleh penulisnya, 15
Desember 2014 di Untidar)
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra, Jakarta :
Pustaka Jaya
26
Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Puisi yang Berorientasi .... : Yulia Esti K.
Download