5 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian dengan judul “Proses Pembentukan Kata dalam Bahasa Gaul pada Tabloid Edisi 15-21 Tahun 2012”, oleh Riana Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan kata dalam ragam bahasa gaul pada tabloid Gaul edisi 15-21 tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan beberapa tahap diantaranya: (a) tahap penyediaan data, dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pustaka; (b) tahap analisis, dalam penelitian ini menggunakan metode agih, dengan teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL), teknik ganti dan teknik lesap; dan (c) tahap penyajian hasil analisis data, dalam penelitian ini tahap analisis data menggnakan metode formal dan informal. Berdasarkan tinjauan penelitian Riana tersebut, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian tersebut terletak pada data dan sumber datanya. Data penelitian Riana berupa ragam bahasa gaul dan sumber datanya berupa tabloid gaul edisi 15-21 tahun2012; sedangkan penelitian ini berupa tuturan yang mengalami perubahan bentuk kata dan sumber datanya berupa siswa PAUD ArRochmah. Jadi penelitian ini dapat dilakukan karena penelitian ini berbeda dengan penelitian Riana. 2. Penelitian dengan judul “Kajian Pembentukan Kata Ragam Bahasa Alay dalam Status jejaring Sosial “Facebook” oleh Achmad Harun Arrosyid Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembentukan kata ragam bahasa alay dalam status jejaring sosial facebook. Metode yang digunakan 5 Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 6 dalam peneltian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yaitu, (1) tahap penyediaan data, dalam penelitan ini menggunakan metode metode simak dengan teknik sadap sebagai teknik dasarnya yang diwujudkan dengan penyadapan dan teknik cacat (2) analisis data, dalam penelitan ini menggunakan metode agih (3) penyediaan analisis data, dalam penelitin ini menggunakan metode penyajian informal dan formal. Berdasarkan tinjuan penelitian Akhmad Harun Alrasyid tersebut, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian tersebut terletak pada data dan sumber datanya. Data penelitian Akhmad Harun Alrasyid datanya berupa ragam bahasa alay dan sumber datanya berupa status para pemilik facebook; sedangkan penelitian ini datanya berupa tuturan yang mengalami perubahan bentuk kata dan sumber datanya berupa siswa PAUD Ar-Rochmah. Jadi penelitian ini sangat berbeda dengan penelitin Akhmad Harun Alrasyid sehingga penelitian ini dapaat dilakukan. B. Bahasa 1. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbriter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat (Chaer, 2000:1). Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbriter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Depdiknas, 2008: 116). Menurut Keraf (1977: 1) Bahasa adalah Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 7 alat untuk komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia bersifat arbriter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. 2. Fungsi Bahasa Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat (Chaer, 2000:2). Jadi fungsi bahasa adalah alat untuk melakukan suatu hubungan dengan orang lain dan berkomunikasi untuk menyampaikan dan mendapatakan suatu informsi yang diinginkan sehingga dalam bersosialisasi dengan masyarakat terjalin baik dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Keraf (2004: 3-6) fungsi bahasa mempunyai empat fungsi yaitu: (a) alat untuk menyatakan ekspresi, (b) sebagai alat komunikasi, (c) sebagai alat untuk mengadaan integrasi dan adaptasi sosial, dan (d) sebagai alat utuk mengadakan kontrol sosial. a. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri Sebagai alat untuk meyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain: agar menarik perhatian orang lain dan keinginan untuk membebaskan diri dari semua tekanan emosi. Dengan menggunakan bahasa juga bisa membedakan anatara ekspresi senang dan ekspresi sedih. Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 8 b. Alat Komunikasi Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tdak akan sempurna bila ekspresi diri tidak diterima atau dipahami. Alat komunikasi untuk menyampaikan atau mendapatkan suatu informasi sesuai apa yang diinginkan. Jadi komunikasi sangat penting dalam digunakan dalam bertujuan untuk kehidupan sehari-hari mempermudah manusia dalam menyampaikan pesan dan mendapatkan suatu informasi, apabila tidak ada komunikasi maka akan mempersulit manusia dalam melakukan apapun. c. Alat untuk Mengadakan Intregasi dan Adaptasi Sosial Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat istiadat, tingkah laku, dan tata-krama masyarakat dan mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan melalui bahasa; sehingga mempermudah masyarakat untuk melakukan adaptasi sosial dengan masyarakat sekitar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan adat istiadat, dan tingkah laku maka terciptalah suasana yang nyaman antar masyarakat. d. Alat Mengadakan Kontrol Sosial Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingah laku dan tindaktanduk orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka (overt: yaitu tingkah lak yang dapat diamati atau diobservasi), maupun yang bersifat tertutup (covert: yaitu tingkah laku yang tidak dapat diobservasi). Kontrol sosial mengtur perilaku-perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang ada. Dengan menggunakan bahasa yang baik Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 9 dan benar akan utuk pegangan dalam mempengaruhi tingkah laku yang ingin dilakukan dan bertindak kepada orang lain sesuai dengan norma-norma yang ada. C. Bentuk Kata 1. Pengertian Perubahan Bentuk Kata Perubahan bentuk kata (gejala bahasa) ialah peristiwa yang mengangkut bentukan-bentukan kata atau kalimat dengan segala macam proses pembentukannya. (Muslich, 2009: 101). Menurut Keraf (1984: 132) perubahan bentuk kata adalah perubahan dari bentuk kata-kata asli suatu bahasa karena pertumbuhan dalam bahasa itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan bentuk kata adalah suatu peristiwa yang mengalami perubahan pada bentuk kata atau kalimat yang menyangkut berbagai macam perubahan bentuk kata atau kalimat yang diucapkan. 2. Tabel 1 Jenis-Jenis Proses Perubahan Bentuk Kata Muslich Badudu (2009:101-108) (1985: 47-65) 1. analogi, Mastuti Kridalaksana (1992: 159-163) 1. gejala analogi (bahasa 2. adaptasi (adaptasi Indonesia asli, fonologis,adaptasi hasil swadaya morfologis) bahasa, analogi yang salah), 3. kontaminasi 1. singkatan, 4. hiperkorek (fonem 2. gejala kontaminasi /s/ menjadi /sy/, (kontaminasi fonem /h/ menjadi kalimat, /kh/, fonem /p/ kontaminasi menjadi /f/, fonem kata, 5. lambang huruf. 2. penggalan, 3. akronim, 4. kontraksi, (2008: 56-58) 1. proses nasalisasi ‘’kata kerja aktif + in’’ untuk membentuk kata kerja aktif transitif, 2. bentuk pasif 1: ‘’di + kata dasar + in’’, 3. bentuk pasif 2: ‘’ke + kata Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 10 Muslich Badudu (2009:101-108) (1985: 47-65) /j/ menjadi /z/), kontaminasi bentukan kata), 5. varian 6. asimilasi, 3. gejala pleonasme, 7. disimilas (protesis, 4. gejala hiperkorek (/s/ epentesis, dijadikan /sy/, paragog)), /h/ dijadikan 8. reduksi (aferesia, /kh/, /p/ sinkop, apokop), dijadikan /f/, /j/ dijadikan /z/, 9. metatesis, /au/ pengganti /o, e/), 10. diftongisasi, 11. monoftongisasi, 12. anaptiksis, 13. haplologi. 5. penambahan fonem (protesis, epentesis, paragog) 6. penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), 7. gejala kontraksi 8. gejala metatesis, 9. gejala adaptasi. Kridalaksana (1992: 159-163) Mastuti (2008: 56-58) dasar’’, 4. penhilangan huruf (fonem) awal, 5. penghilangan huruf ‘h’ pada awal suku kata bentuk baku, 6. pemendekan kata atau kontraksi dari dua kata yang berbeda, 7. penggunaan istilah lain, 8. pergantian huruf 9. penggantian diftong ‘au’ dengan ‘o’ dan ‘ai’ dengan ‘e’, 10. pengindonesiaa n bahasa asing (Inggris), 11. penggunaa bahasa Inggris secara utuh. Dari tabel 1 di atas dapat dirangkum bahwa jenis-jenis proses perubahan bentk kata meliputi (1) analogi, (2) adaptasi, (3) kontaminasi, (4) hiperkorek, (5) varian, (6) asimilasi, (7) penambahan fonem, (8) penghilangan fonem, (9) metatesis, (10) Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 11 diftongisasi, (11) anaptiksis, (12) haplologi, (13) pleonasme, (14) kontrksi, (15) singkatan, (16) penggaan, (17) akronim, (18) penggunaan istilah lain, (19) pnggantian huruf, (20) pengindonesiaan bahasa asing (Inggris), dan (21) penggunaa bahasa Inggris secara utuh. Peneliti membatasi teori sesuai dengan judul peelitian yaitu: (1) penambahan fonem (protesis, epentesis, paragog), (2) penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), (3) monoftongisasi, (4) penggalan, (5) kontraksi, dan (6) pergantian huruf (fonem) a. Penambahan Fonem Penambahan fonem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: protesis, epentesis, dan paragog (Badudu (1985: 63) 1) Protesis Protesis adalah penambahan fonem di depan kata (Badudu, 1985:63). Depdiknas (2008: 1107) menjelaskan protesis adalah penambahan vokal atau konsonan di awal kata. Menurut Keraf (1984:136) protesis adalah proses di mana suatu kata mendapat tambahan satu fonem pada awal kata. Dari empat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian protesis adalah suatu peristiwa pembentukan kata dengan penambahan fonem vokal atau konsonan yang berada di awal kata. Contoh pada protesis adalah mas menjadi emas dan mi menjadi emi 2) Epentesis Epentesis adalah penambahan fonem di tengah kata (Badudu, 1985:63). Depdiknas (2008: 377) menyebutkan epentesis adalah penyisipan bunyi atau huruf ke Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 12 dalam kata, terutama kata serapan tanpa mengubah arti. Menurut Keraf (1984:136) epentesis adalah proses di mana suatu kata mendapat tambahan suatu fonem atau lebih di tengah-tengah kata. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian epentesis adalah penambahan fonem atau penyisipan di tengah kata. Contoh yang mengalami perubahan pada epentesis adalah peduli menjadi perduli dan aku menjadi akhu 3) Paragog Paragog adalah penambahan fonem di akhir kata (Badudu, 1985:63). Depdiknas (2008: 1020) menyatakan paragog adalah penambahan huruf atau bunyi pada akhir sebuah kata. Menurut Keraf (1984:36) paragog adalah proses penambahan suatu fonem pada akhir suatu kata. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian paragog adalah penambahan fonem atau bunyi di akhir kata dengan menyisipkan fonem lain ke dalam kata. Contoh yang mengalami perubahan pada paragog adalah sila menjadi silah dan benci menjadi benciii. b. Penghilangan Fonem 1) Afaresis Afaresis adalah penghilangan fonem pada awal kata (Badudu, 1985:63). Menurut Sudaryat (2009: 45) afaresis adalah penghilangan di awal kata. Menurut Tarigan (1993: 103) afaresis adalah proses penghilangan fonerm pada awal kata, anpa adanya perubahan dalam makna. Depdiknas (2008: 14) menyatakan afaresis adalah penanggalan huruf awal atau suku awal kata. Menurut Keraf (1984:135) afaresis adalah proses di mana suatu kata kehilangan satu atau lebih fonem pada awal kata. Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 13 Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian afaresis adalahpenghilagan fonem atau penaggalan di awal kata. Contoh yang terjadi pada afaresis adalah dua menjadi ua dan habis menjadi abis 2) Sinkop Sinkop adalah penghilangan fonem di tengah kata (Badudu, 1985:63). Depdiknas (2008: 1314) menyebutkan sinkop adalah hilangnya bunyi atau huruf di tengah kata. Menurut Tarigan (1993: 104) sinkop adalah proses penghilangan atau penggalan fonem di tengah-tengah kata tanpa perubahan makna kata. Menurut Keraf (1984:136) sinkop adalah proses di mana suatu kata kehilangan satu fonem atau lebih di tengah-tengah kata. Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sinkop adalah penghilangan fonem atau hilangnya bunyi di tengah kata. Contoh pada sinkop adalah bahasa menjadi basa dan tahu menjadi tau. 3) Apokop Apokop adalah penghilangan fonem di akhir kata (Badudu, 1985:63). Depdiknas (2008: 82) menyatakan apokop adalah hilangnya satu bunyi atau lebih pada akhir sebuah kata. Menurut Tarigan (1993: 105) apokop adalah proes penghilanan atau penanggalan fonem pada akhir kata tanpa perubahan kata. Menurut Keraf (1984:136) apokop adalah proses di mana suatu kata ketanggalan suatu fonem pada akhir kata. Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian apokop adalah penghilangan satu fonem di akhir kata. Contoh yang mengalami perubahan pada apokop adalah daging menjadi dagi Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 14 c. Monoftongisasi Monoftongisasi adalah proses perubahan suatu diftong (gugus vokal) menjadi monoftong (Muslich, 2008:108). Menurut Keraf (1984:135) monoftongisasi adalah proses di mana suatu diftong berubah menjadi monoftong. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monoftongisasi adalah suatu proses terjadinya perubahan diftong menjadi monoftong. Monoftong merupakan vocal tunggal yang kualitasnya tidak berubah dari awal hingga akhir hingga akhir produksinya, untuk membedakan dari diftong (Kridalaksana, 2011:157). Contoh pada monoftongisasi adalah sungai menjadi sunge dan danau menjadi dano. d. Penggalan Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem (Kridalaksana, 1992:162). Depdiknas (2008:1046) menyataakan penggalan adalah potongan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penggalan adalah pemendekan atau potongan salah satu bagian dari leksem sehingga terjadinya penciutan pada suatu kata yang ingin diucapkan. Contoh yang mengalami pada penggalan adalah ibu menjadi bu dan bapak menjadi pak. e. Kontraksi Kontraksi adalah adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan (Badudu, 1985:64). Menurut Depdiknas (2008:729) kontraksi adalah proses atau hasil pemendekan suatu bentuk kebahasaan. Sedagkan menurut Kridalaksana (1992: 162) Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 15 kontraksi adalah proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Menurut Tarigan (1992: 106) kontraksi berarti penyingkatan, penyusutan, atau penciutan fonem dalam kata, tanpa perubahan makna kata. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontraksi adalah suatu proses penciutan pada kata sehingga kata menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Contoh pada kontraksi adalah tidak menjadi tak dan tidak akan menjadi takkan f. Penggantian Huruf Pergantian huruf adalah perubahan bunyi vokal dan konsonan (Wijana, 2010:27). Dalam penelitian ini teori penggantian huruf yaitu penggantian fonem karena data penelitian ini berupa tuturan (bahasa lisan). Jadi dapat disimpulkan bahwa penggantian huruf adalah perubahan fonem yang berasal dari tuturan (bahasa lisan) karena alat ucap seorang belum sepenuhnya sempurrna pada siswa PAUD ArRochmah Karang Banjar, Purbalingga. Contoh penggantian fonem adalah kiri menjadi kili dan guru menjadi gulu. D. Deskripsi PAUD (Pedidikan Anak Usia Dini) Ar-Rochmah Karang Banjar, Purbalingga pada Semester Satu Tahun Pelajarn 2015-2016 Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdsan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.(Santi, 2009:) Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 16 PAUD merupakan investasi bangsa yang sangat berharga dan sekaligus merupakan infra struktur bagi pendidikan selanjutnya. (Suyanto, 2006:3). Sedangkan menurut Suyadi (2013:17) PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian. Jadi dapat disumpulkan bahwa PAUD merupakan pendidikan sejak dini dengan usia 3-5 tahun bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur forma, non formal, dan informal. PAUD termasuk kelompok bermain yang dapat dikembangkan pada aspek pengetahuan, perasaan, sikap, dan keterampilan anak tanpa harus terbebani sehingga menghasilkan anak kreatif, mandiri, cerdas dan tetap ceria. PAUD Ar-Rochmah didirikan pada tanggal 16 Juli 2006. Pada PAUD ArRochmah mempunyai nomor SK pengijinan langsung dari dinas pendidikan dengan nomor 800/073.6/208 yang ditanda tangani oleh Drs Suyitno. Kepala sekolah PAUD Ar-Rochmah bernama ibu Siti Chujemah S.Pd. Guru PAUD Ar-Rochpmah berjumlah 3 orang yaitu (1) Ibu Yuni, (2) Ibu Retno, dan (3) Ibu Wiwi. Sekolah tersebut sudah berdiri selama 10 tahun. PAUD Ar-Rochmah setiap tahunnya siswa PAUD semakin banyak dari tahun sebelumnya. E. Siswa PAUD (Pedidikan Anak Usia Dini) Anak usia dini ialah yang berkisar antara usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga memunculkan berbagai Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016 17 keunikan pada dirinya (Fadillah, 2012: 19). Dalam pasal 28 undang-undang sistem pendidikan nasional no 20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. (Fadillah, 2012: 18). Jadi dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak usia dini berkisar antara usia 0-6 tahun dengan mengikuti kelompok bermain yang disebut siswa PAUD. Proses Perubahan Bentuk…, Fita Triyanasari, FKIP UMP, 2016