http://www.antaranews.com/berita/250040/kementan-kembangkan-bank-gentanaman-pangan Kementan Kembangkan Bank Gen Tanaman Pangan Selasa, 15 Maret 2011 18:19 WIB | 706 Views Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian akan mengembangkan bank gen tanaman pangan guna menjaga kelestarian sumber daya genetika yang ada di Indonesia. Kepala Badan Litbang Pertanian Haryono di Jakarta, Selasa, mengatakan, saat ini belum ada fasilitas yang memadai untuk menyimpan gen dari varietas yang ada di tanah air. Pada 1980-an, tambahnya, di Indonesia terdapat sekitar 10 ribu varietas tanaman pangan namun akhir-akhir ini tinggal sekitar 3.500 varietas. "Oleh karena itu kita sangat memerlukan fasilitas untuk penyimpanan yang baik. Untuk itu diperlukan tempat pendingin yang memiliki suhu minus 18 derajat celsius," katanya. Haryono mengatakan, saat ini negara yang memiliki bank gen tanaman pangan diantaranya Norwegia yang melakukan penyimpanan di kutub utara dengan suhu rata-rata minus 5 derajat celsius. Menurut dia, bank gen yang sebenarnya telah dirintis sejak lima tahun itu nantinya akan dibangun di Bogor dan diharapkan dapat terealisasi pada tahun ini. Dikatakannya, saat ini sudah ada fasilitas berupa peralatan "gen squencer" yang berfungsi untuk memetakan kode gen, namun masih diperlukan beberapa peralatan lain guna melengkapi bank gen tersebut. Sementara itu ketika membuka Sidang Keempat atau The Fourth Session of Governing Body of The International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) di Nusa Dua Bali, Senin (14/3) Haryono menyatakan, keanekaragaman hayati pada sistem pertanian telah mengalami kemerosotan yang nyata. Hal itu, lanjutnya, ditandai dengan semakin sedikitnya jenis tanaman penyedia kebutuhan pangan pokok yang mengancam terwujudnya ketahanan pangan. Pada tingkat dunia, berbagai spesies baik yang sudah dibudidayakan maupun dimanfaatkan secara langsung dari alam hanya sejumlah kecil yang menjadi komoditas pertanian. "Bahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan hanya empat jenis yang menjadi andalan yakni padi, gandum, kentang dan jagung," katanya. Menurut dia, setiap negara mempunyai ketergantungan pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya genetik, oleh karena itu monopoli kepemilikan sumberdaya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian dapat memicu persengketaan internasional. "Untuk mengatasi hal itu maka akses terhadap sumberdaya genetik perlu diatur secara multilateral," katanya. ITPGRFA, tambahnya, bertujuan menjamin ketahanan pangan dengan tetap menjaga akses masyarakat terhadap sumber daya genetik yang memiliki nilai nyata maupun potensial untuk pangan dan pertanian. Terkait dengan hal itu, Sidang Keempat ITPGRFA yang berlangsung selama 14-18 Maret 2011 akan berfokus pada peningkatan Benefit Sharing Fund (BSF) yang merupakan "central fund" yang langsung di bawah kontrol "governing body". BSF digunakan langsung bagi petani kecil di negara berkembang dengan prioritas kegiatan berupa pengelolaan dan konservasi plasma nutfah, penggunaan plasma nutfah berkelanjutan, pertukaran informasi, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas petani. (S025/S019/S026) Editor: Suryanto COPYRIGHT © 2011 google translated Kementan Develop Food Plant Gene Bank Jakarta (ANTARA News) - The Ministry of Agriculture through the Agricultural Research and Development Board will develop food crops gene bank to preserve genetic resources in Indonesia. Head of the Agricultural Research Haryono in Jakarta on Tuesday, said there is currently no adequate facility to store the genes of existing varieties in the ground water. In the 1980s, he added, in Indonesia there are about 10 thousand varieties of food crops, but recently lived some 3,500 varieties. "Therefore we really need for good storage facilities. For that needed a place that has a coolant temperature of minus 18 degrees Celsius," he said. Haryono said today that the state has a gene bank of food crops such as Norway, which did storage at the north pole with an average temperature of minus 5 degrees celsius. According to him, the actual gene bank has been initiated since five years it will be built in Bogor and is expected to be realized this year. He said that currently there are facilities in the form of equipment "squencer gene" whose function is to map the gene code, but still need some other equipment in order to complement the gene bank. Meanwhile, when opening the Fourth Session or The Fourth Session of the Governing Body of the International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) in Nusa Dua Bali, on Monday (14 / 3) Haryono states, biodiversity in agricultural systems has experienced decline real. That, he added, characterized by fewer providers of plant species that threaten the basic food needs of the realization of food security. At the world level, both species that have been cultivated or used directly from nature only a small number who became agricultural commodities. "Even to meet the food needs only four species is a mainstay namely rice, wheat, potatoes and corn," he said. According to him, every country has its dependence on other countries to meet the needs of genetic resources, therefore the monopoly ownership of plant genetic resources for food and agriculture could trigger an international dispute. "To overcome this, the access to genetic resources should be regulated multilaterally," he said. ITPGRFA, he added, aims to ensure food security while maintaining public access to genetic resources that have actual or potential value for food and agriculture. Related to this, the Fourth Session of ITPGRFA which lasted for 14 to 18 March 2011 will focus on improving Benefit Sharing Fund (BSF) which is a "central fund" which directly under the control of "governing body". BSF is used directly by small farmers in developing countries with priority activities such as management and germplasm conservation, sustainable use of germplasm, information exchange, technology transfer and capacity building of farmers.