09/10/2014 Pembentukan Reseptor Antigen 1 Antigen reseptor Satu / setiap reseptor tidak dikode seluruhnya dalam 1 genom Beberapa gene diperlukan untuk membentuk reseptor antigen i.e. Segmen V dikode oleh beberapa segmen gen ↓ REKOMBINASI SOMATIK DNA ↓ GENE REARRANGEMENT 2 1 09/10/2014 PRIMARY IMMUNOGLOBULIN GENE REARRANGEMENT mengekspresikan reseptor spesifik terhadap pathogen Kespesifikan ini terjadi pada saat perkembangan limfosit dalam sumsum tulang banyak jenis limfosit ANTIBODY / IMMUNOGLOBIN RECEPTOR REPERTOIRE paling sedikit 1011 JENIS Ab limfosit Seleksi alam, hanya limfosit yang bertemu dengan antigen yang akan diaktivasi dan proliferasi dan diferensiasi jadi sel efektor. 3 Dua teori pembentukan Antibody repertoire Germline theory: Terdapat gen yang berbeda untuk setiap membentuk rantai IG berbeda antibodi repertoire yang diturunkan Somatic diversification theory: Daerah V dibentuk akibat rearrangement dari sejumlah tertentu segmen gen V yang diturunkan dan terjadi variasi akibat adanya hipermutasi somatik pada sel B matang yang diaktivasi • Repertoire antibodi dihasilkan dari sejumlah terbatas daerah V yang diturunkan yang mengalami perubahan selama dalam sel B selama hidup individu tersebut 4 2 09/10/2014 Rekombinasi somatik Ig • Hanya terjadi pada sel B • Ab domain V 2 segmen DNA : VL (variable/V gene) dan JL (joining/J gene segment) • Ab domain C VH, JH, DH, JH 5 • 3 lokus genetik Ig : • Κ – light chain chromosom 22 • λ – light chain chromosom 2 • Heavy chain chromosom 14 • Dalam proses perkembangan Sel B pertama kali akan mengekspresikan isotipe Ig μ dan γ Isotipe yang lain diekspresikan pada perkembangan sel B berikutnya 3 09/10/2014 4 proses dalam pembentukan keanekaragaman Ig repertoire • combinatorial diversity : Berbagai copy berbeda dari setiap segmen gen dan kombinasi berbeda dari segmen gen diversitas daerah V • Junctional diversity : joint antara segmen gen • Combinatorial diversity antara heavy dan light chain 1.9 x 106 ab berbeda + kombinasi J 1011 Ab (teoritis) • Somatic hipermutasi somatik (somatic hypermutation) point mutation di daerah V 7 T-cell receptor gene rearrangement • α chain : V, J C gene segment • β chain : V, D, J, C gene segment • δ chain dalam lokus rantai α V, D, J, C gene segment • γ chain V, J C gene segment 8 4 09/10/2014 9 Macam-macam Ig IgL - kappa - lambda Antibody * IgH IgM - mu - alpha IgA - delta IgD - gamma IgG - epsilon IgE Subclasses IgA1 IgA2 IgG1 IgG2 IgG3 IgG4 * klas or isotipe See: section 3-1, 3-2; Fig 3.1, 3.2 10 5 09/10/2014 Daerah Hinge memanjang Unit karbohidrat antara domain C H2 pentamer; heavy chain 4 domain; rantai J berperan untuk mengikat & bantu polimerisasi sebelum disekresikan sel plasma Mudah diproteolisis dan cenderung mengalami proteolisis spontan IgA yang disekresikan t.a.: Dimer IgA , 1 komponen sekretoris; rantai J; dimer IgA disekresikan oleh sel plasma di daerah submukosa, kmdn ditambah komponen sekretoris saat melalui sel epitel menjadi sIgA Tidak punya daerah hinge 11 5 macam Ig 12 6 09/10/2014 Fungsi Fc Ab • Mengenali Reseptor Fc (FcR) pada sel-sel imun efektor: – Reseptor Fcγ sel fagositik : makrofag, neutrofil untuk mengikat IgG1 dan IgG3 – Reseptor Fcε sel mast, basofil, eosinofil pelepasan mediator inflamatosi • • Bagian Fc Ab pada kompleks Ag-Ab berikatan dengan komplemen C1q kaskade komplemen klasik Bagian Fc membantu penyampaian ab ke daerah yang sulit dicapai tanpa proses transport aktif: – Sekret mukus, air mata dan milk (IgA) – IgG dari darah maternal ke Sirkulasi darah fetus FcRn – Podocytes (ginjal) FcRn Beberapa mikroba dapat merusak Fc i.e.: • Staphylococcus (protein A dan G) dan • Haemophillus (protein D) 13 • Sel B naïve monomer IgM dan IgD transmembran • Sel B sel plasma sekresikan Ab 14 7 09/10/2014 Ab diversification • • • Somatic hypermutation results in mutations into the heavy-chain and light-chain V regions altering the affinity of the antibody for its antigen. Class switch recombination modifying the effector activity of the antibody but not its antigen specificity. Gene conversion the rearranged V region is modified by the introduction of sequences derived from V gene segment pseudogenes creating additional antibody specificities. 15 Variasi Immunoglobulin • Variasi isotipic, allotipik dan idiotipik 1. Variasi isotipik – Gene-gene variant isotopic : 1, 2, 3, 4, µ, α1, α2, , , dan terdapat pada genom manusia 2. Variasi alotipik – Variasi genetic antara individu dalam 1 spesies, termasuk perbedaan alel pada suatu lokus. – Contoh IgG3 disebut G3m(bo) jika fenilalanin berada pada posisi 436 dari rantai heavy 3. tidak ditemukan pada semua individu – Alotipik terutama terjadi pada rantai heavy 3. Variasi idiotipik – Variasi pada domain yang bervariasi menentukan spesifisitas pengikatan pada daerah pengikat antigen. Hipervariabel pada daerah pengikatan antigen – Terjadi pada rantai light maupun heavy daerah V 16 8 09/10/2014 Variasi isotipik Gene-gene variant isotopic : 1, 2, 3, 4, µ, α1, α2, , , dan terdapat pada genom manusia Variasi alotipik Variasi genetic antara individu dalam 1 spesies, termasuk perbedaan alel pada suatu lokus. Contoh IgG3 disebut G3m(bo) jika fenilalanin berada pada posisi 436 dari rantai heavy 3. tidak ditemukan pada semua individu Alotipik terutama terjadi pada rantai heavy 9 09/10/2014 Variasi idiotipik Variasi pada domain yang bervariasi menentukan spesifisitas pengikatan pada daerah pengikat antigen. Changes in immunoglobulin and T-cell receptor genes Diversity in T-cell receptors – generated only during gene rearrangement, – No somatic hypermutation of rearranged V regions 20 10