SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN

advertisement
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU KERSEN (Dendrophtoe
pentandra L. Miq.)
Ardy Prian Nirwana1, Okid Parama Astirin2, Tetri Widiyani3
1
2
3
Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Prodi Biosain Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing II Prodi Biosain Pascasarjana UNS
( e-mail: [email protected] )
ABSTRAK. Dendrophtoe pentandra L. Miq merupakan jenis benalu yang bersifat
hemiparasit. Penelitian sebelumnya menyebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam
ekstrak etil asetat dan metanol benalu Dendrophthoe pentandra L. Miq pada inang
tanaman lobi-lobi adalah flavonoid, terpenoid, dan tanin. Flavonoid yang terkandung
adalah jenis kuersetin yang merupakan metabolit sekunder yang memiliki efek
antikanker. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan metabolik sekunder daun
Dendrophtoe pentandra L. Miq pada inang tanaman kersen.
Daun benalu kersen Dendrophtoe pentandra L. Miq diekstraksi menggunakan metode
Maserasi dengan pelarut etanol 96%. Kandungan metabolit sekunder diidentifikasi
secara kualitatif dengan uji skrining fitokimia. Flavonoid diuji dengan reagen Mg dan
HCl, alkaloid diuji dengan reaksi Mayer, saponin diuji dengan reaksi busa, tanin diuji
dengan reagen FeCl3, dan terpenoid diuji dengan reagen asam asetat anhidrat dan asam
sulfat. Kuersetin yang merupakan turunan flavonoid dapat diketahui dengan uji
Kromatografi Lapis Tipis (KLT), pengamatan fase gerak dilakukan pada sinar UV dengan
panjang gelombang 366 nm, hasil perhitungam Retension factor (Rf) dibandingkan
dengan standar kuersetin.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% Dendrophtoe pentandra
L. Miq pada inang pohon kersen mengandung senyawa metabolit di antaranya adalah
flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin serta hasil uji KLT menunjukkan
flavonoid yang terkandung termasuk dalam jenis kuersetin.
Kata kunci: skrining fitokimia, ekstrak etanol, daun benalu kersen (Dendrophtoe
pentandra L. Miq.), kromatografi lapis tipis
PENDAHULUAN
berbagai jenis tumbuhan inang, semak
Dendrophtoe pentandra merupakan jenis
maupun pohon (Sunaryo, 2008).
benalu
yang
Loranthaceae.
ditemukan
masuk
dalam
Dendrophtoe
pentandra
(Dendrophtoe
pentandra L. Miq.) yang selama ini sering
sekitar
inang ternyata memiliki khasiat yang
Penyebarannya
sama, yaitu mampu menurunkan laju
terjadi lewat burung pemakan bijinya.
pertumbuhan penyakit kanker, dikarena-
Benalu
tidak
kan mengandung kuersetin (Sudaryono,
hanya menyerang jenis tumbuhan inang
2011). Kuersetin merupakan kandungan
tertentu tetapi juga dapat memarasit
utama
sampai
di
penduduk.
Dendrophtoe
hutan,
benalu
dikenal sebagai parasit pada beberapa
pemukiman
daerah
Tanaman
di
perkebunan,
di
suku
pentandra
9
dari
flavonoid
Dendrophthoe
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pentandra L. Miq. Kuersetin (3,3’,4’,5,7
dengan
pentahydroxy flavone) termasuk molekul
semikuantitatif
yang
kepekaan
banyak
ditemukan
di
alam.
peralatan
minimal,
yaitu
bersifat
memiliki
untuk
senyawa
batas
yang
Kuersetin merupakan glikosida flavonol
bersangkutan, selektif terhadap golongan
yang termasuk dalam turunan flavonoid,
senyawa yang dipelajari (Septyaningsih,
senyawa ini merupakan golongan fenol
2010).
yang memiliki efek pengobatan terhadap
Hasil yang didapat dari skrining
kanker. Senyawa kuersetin dapat ber-
fitokimia dapat ditegaskan dengan uji
fungsi sebagai agen anti-kanker karena
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Karena
mampu mengaktifkan ekspresi protein
berfungsi sebagai penegasan, maka uji
p53 dan pada regulasi siklus sel mampu
KLT hanya dilakukan untuk golongan-
menghambat
golongan senyawa yang menunjukkan
enzim
tirosin
kinase
(Lamson et al, 2000; Saifillah, 2011).
Kandungan
positif
pada
skrining
fitokimia
sekunder
seperti flavonoid. Uji KLT pada tanin dan
ekstrak daun Dendrophthoe pentandra L.
polifenol tidak dilakukan karena tidak
Miq pada inang lobi-lobi menggunakan
ditemukan
etil
(Harborne, 1996 dalam Marliana et al.,
asetat
beberapa
bersifat
metabolit
hasil
dan
metanol
senyawa
antikanker
tekandung
metabolit
seperti
yang
prosedur
yang
tepat
2005).
flavonoid,
Penelitian
ini
dilakukan
terpenoid, dan tanin (Fajriah dkk., 2007).
mengetahui
Menurut Ikawati (2008) kandungan kimia
metabolit sekunder etanol daun benalu
yang
terdapat
Dendrophthoe
flavonoid,
bagaimanakah
untuk
profil
dalam
benalu
kersen (Dendrophtoe pentandra L. Miq.)
pentandra
adalah
secara kualitatif. Sampel yang digunakan
amino,
pada skrining fitokimia adalah ekstrak
tanin,
asam
karbohidrat, alkaloid dan saponin.
etanol
96%
daun
benalu
kersen
Golongan kimia dalam suatu sampel
Dendrophtoe pentandra L. Miq. Skrining
penelitian dapat diketahui dengan uji
fitokimia yang dilakukan pada penelitian
skrining
ini mencakup uji keberadaan beberapa
fitokimia
(Tomahayu,
Skrining
fitokimia
kualitatif
kandungan
dalam
bagian
2014).
merupakan
senyawa
tumbuhan,
uji
senyawa
kimia
metabolit
sekunder
yaitu
flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan
terutama
saponin.
Hasil
positif
keberadaan
kandungan metabolit sekunder yang di
flavonoid akan dilanjutkan dengan uji
antaranya
KLT
adalah
flavonoid,
alkaloid,
saponin, tanin, terpenoid dan sebagainya.
Skrining
beberapa
sederhana,
fitokimia
harus
persyaratan
cepat,
dapat
kuersetin.
memenuhi
antara
dengan
lain
dilakukan
10
menggunakan
standar
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
BAHAN DAN METODE
ekstrak
berwarna
1. Alat dan bahan
kehijauan.
kental
hitam
Timbangan analitik, pipa kapiler, pinset,
pipet
tetes,
kolom
kromatografi,
3. Analisis skrining fitokimia
penyemprot, rotary evaporator, plat KLT,
Identifikasi flavonoid dilakukan dengan
oven, tabung reaksi, daun benalu kersen
cara ditambahkan serbuk Mg dan 2 ml
(Dendrophthoe pentandra L Miq.), etanol
HCl 2N pada 2 mL larutan ektrak.
96%, serbuk magnesium, HCl 2N, air
Senyawa flavonoid akan menunjukkan
suling,
warna jingga sampai merah.
reagen
kloroform,
asam
Mayer,
FeCl
10%,
sulfat
pekat,
asam
Identifikasi
cara
Alkaloid
asetat anhidrat, n-butanol, asam asetat,
dengan
etanol 96%, standar kuersetin, akuabides,
ditambahkan dengan 1 ml HCl 2N dan 6
dan kertas saring.
ml
air
suling,
selama
2. Cara Kerja
2
disaring.
a. Persiapan Sampel
L
ml
larutan
kemudian
menit,
ekstrak
dipanaskan
didinginkan
Filtrat
diperiksa
dan
dengan
pereaksi Mayer terbentuk endapan putih.
Daun benalu kersen (Dendrophthoe
pentandra
3
dilakukan
dilakukan
dengan sampel ditambahkan aquades.
dibersihkan kemudian dikeringkan di
Kemudian dikocok vertikal selama 10
bawah sinar matahari secara tidak
detik. Hasil uji positif jika timbul busa
langsung dengan cara ditutup dangan
stabil selama 10 menit (Harborne, 1987
kain hitam selama 6 hari. Pengeringan
dalam Sukandar dkk., 2008).
inkubator
Identifikasi tanin dilakukan dengan
dengan suhu 50oC (Andriyani dkk.,
cara sebanyak 1 mL larutan ekstrak uji
2010).
direaksikan dengan FeCl3 10%, adanya
b. Ekstraksi
tanin ditunjukkan dengan terbentuknya
Daun
di
disortir
saponin
dan
dilanjutkan
Miq.)
Identifikasi
dalam
benalu
pentandra
L.
(Dendrophthoe
Miq.)
warna biru tua atau hitam kehijauan.
dilakukan
Identifikasi
terpenoid
dilakukan
penggilingan hingga halus dan diayak,
dengan cara bahan uji dilarutkan dengan
selanjutnya ditimbang. Sebanyak 100
kloroform,
g
dihaluskan,
dengan asam asetat anhidrat sebanyak
dimaserasi dalam 750 ml etanol 96%
0,5 ml, selanjutnya ditambahkan 2 ml
selama 5 hari sambil diaduk-aduk.
asam
Dilakukan penyaringan dengan kertas
tabung.
saring.
dengan terbentuknya cincin kecoklatan
sampel
yang
Ekstrak
telah
yang
dilakukan
pengeringan
Rotavapour
hingga
diperoleh
kental.
dengan
atau
Hasil
sulfat
violet
itu
pekat
Adanya
sedangkan
11
setelah
ditambahkan
melalui
dinding
triterpenoid
ditandai
pada
adanya
perbatasan
steroid
larutan,
ditandai
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
dengan
terbentuknya
cincin
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
biru
berguna
kehijauan (Padmasari dkk., 2013).
untuk
meningkatkan
luas
permukaan partikel yang kontak dengan
pelarut sehingga pelarut dapat masuk ke
4. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
dalam serbuk dan akan mengeluarkan
Identifikasi senyawa kuersetin pada daun
zat kimia yang akan bercampur dengan
benalu (Dendrophthoe pentandra L Miq.)
zat penyari sehingga proses penyarian
dengan metode KLT. Ekstrak dilarutkan
dapat
dengan
(Andriyani dkk., 2010).
etanol
sepanjang
pipet
plat
mikro,
dipakai
96%
p.a,
dengan
dan
dalam
KLT
ditotolkan
menggunakan
pembanding
ialah
berlangsung
lebih
efektif
Kelebihan metode maserasi adalah
yang
pengerjaannya
kuersetin,
rendamen
mudah,
yang
menghasilkan
cukup
tinggi,
serta
selanjutnya dielusi dengan menggunakan
kemungkinan rusaknya senyawa kimia
eluen n-butanol, asam asetat, dan air
yang terkandung dalam bahan dapat
(BAA). Hasil KLT diangin-anginkan dan
dihindari karena tidak disertai pemberian
diperiksa
pada
panas (Sundari, 2010). Metode ekstraksi
dengan
maserasi menggunakan pelarut etanol
panjang
di
bawah
gelombang
sinar
366
UV
nm
pereaksi semprot alumunium (III) klorida
96%.
5% dalam etanol (Andriani, 2011).
melarutkan senyawa yang bersifat polar
Hasil KLT berupa noda atau bercak
Pelarut
etanol
96%
mampu
juga yang di antaranya adalah flavonoid
yang yang berpendar kuning kehijauan
(Koirewa
pada
panjang
pelarut memiliki kelebihan di antaranya
gelombang 366 nm dan teridentifikasi
adalah tidak beracun, netral, absorbsinya
sebagai harga Rf (Retention factor) yang
baik,
dapat dihitung dengan rumus sebagai
sedikit untuk proses pemekatan, dan zat
berikut:
pengganggu
sinar
UV
dengan
dkk.,
2012).
memerlukan
Etanol
panas
yang
sebagai
yang
larut
lebih
terbatas.
Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut
Rf =
menghasilkan
ekstrak
dengan
kadar
flavonoid total lebih banyak dibanding
(Indrowati & Soegihardjo, 2005).
pelarut etanol 70% dan air (Pine dkk.,
2011).
Hasil
ekstraksi
didapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
rendamen sebanyak 54,889 gram (8,867%
1. Ekstraksi
dari berat kering).
Sampel
daun
(Dendrophthoe
benalu
pentandra
kersen
L.
Miq.)
2. Skrining Fitokimia dan KLT
sebanyak 2 kg mengalami penyusutan
Skrining
menjadi 619 g (berat kering) setelah
mengidentifikasi
dikeringkan dan dihaluskan. Penghalusan
terkandung dalam ekstrak etanol benalu
12
fitokimia
dilakukan
senyawa
untuk
yang
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
kersen (Dendrophthoe pentandra L Miq.)
daun
secara
pentandra L. Miq) adalah jenis kuersetin.
kualitatif.
menunjukkan
Hasil
bahwa
penelitian
dalam
benalu
kersen
(Dendrophthoe
benalu
kersen (Dendrophthoe pentandra L. Miq)
positif mengandung senyawa flavonoid,
alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin.
Uji skrining flavonoid pada ekstrak
etanol
daun
benalu
(Dendrophthoe
pentandra
kersen
L.
Miq)
digunakan magnesium sebagai pereduksi,
reduksi
tersebut
dilakukan
dalam
suasana asam dengan penambahan HCl.
Reduksi dengan magnesium dan asam
klorida
pekat
menghasilkan
warna
Gambar 1. Hasil Uji KLT
kemerahan pada ekstrak tanaman uji
ini
Alkaloid dapat tertarik pada pelarut
tanaman
etanol karena senyawa alkaloid bersifat
benalu kersen Dendrophthoe pentandra
polar. Reaksi positif yang terjadi pada uji
L. Miq positif mengandung flavonoid.
alkaloid adalah endapan pada pereaksi
KLT dilakukan untuk lebih menegaskan
Mayer (Padmasari dkk., 2013). Endapan
hasil
skrining
yang terjadi pada pereaksi Mayer terjadi
fitokimia. KLT hanya dilakukan untuk
ikatan kompleks antara kalium dengan
golongan-golongan
alkaloid,
(Seniwaty
dkk.,
menunjukkan
yang
2009).
bahwa
Hal
pada
didapat
dari
senyawa
yang
pada
pembuatan
pereaksi
menunjukkan hasil positif pada skrining
Mayer, larutan merkurium (II) klorida
fitokimia seperti flavonoid (Harborne,
ditambah kalium iodida akan bereaksi
1996 dalam Marliana et al., 2005). Hasil
membentuk endapan merah merkurium
penelitian menunjukkan nilai Rf dari
(II) iodida (Marliana et al., 2005).
Tanin termasuk
standar kuersetin dan ekstrak etanol
daun
benalu
kersen
fenolik
(Dendrophthoe
yang
dalam golongan
mengandung
kerangka
cincin aromatik yang mengandung gugus
pentandra L. Miq) yang sama.
hidroksil (-OH) (Mustikasari & Ariyani,
Jarak yang ditempuh senyawa baik
titik
2008). Perubahan warna terjadi ketika
asal/jarak yang ditempuh pelarut dari
penambahan FeCl3 yang bereaksi dengan
titik asal= 0,925 dan pada UV tampak
salah satu gugus hidroksil pada senyawa
keduanya berpendar kuning kehijauan,
tanin, penambahan FeCl3 pada ekstrak uji
hal ini menunjukkan bahwa flavonoid
menghasilkan
sampel
maupun
standar
dari
yang terkandung dalam ekstrak etanol
13
warna
hijau
kehitaman
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
yang menunjukkan mengandung senyawa
DAFTAR PUSTAKA
tanin (Dewi dkk., 2013).
Andriyani, D., Utami, P I., Dhiani, B A.
2010. Penetapan Kadar Tanin Daun
Rambutan (Nephelium lappaceum.L)
Secara SpektrofotometrI Ultraviolet
Visibel. Pharmacy 07 (02): 1-11.
Andriani, A. 2011. Skrining Fitokimia dan
Uji Penghambatan Aktivitas Alpha
Glukosidase pada Ekstrak Etanol
dari
Beberapa
Tanaman
yang
Digunakan
sebagai
Obat
Antidiabetes.
Skripsi.
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Indonesia.
Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W.1, Warditiani,
N.K. 2013.
Skrining
Fitokimia
Ekstrak Etanol 95% Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.).
Skripsi. Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana. Bali.
Fajriah, S., Darmawan, A., Sundowo A dan
Artanti, N. 2007. Isolasi Senyawa
Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat
Daun
Benalu
Dendrophthoe
pentandra L. Miq yang Tumbuh
pada Inang Lobi-Lobi. Jurnal Kimia
Indonesia 2 (1): 17-20.
Indrowati, M & Soegihardjo, C.J. 2005.
Materi
Pembelajaran
Biologi
(Biokimia):
Deteksi
Flavonoid
Ekstrak Daun Kluwih (Artorpus
altilis Park.). Bioedukasi 2 (2): 61-64.
Ikawati, M., Wibowo, A.E., Navista, S.O.U.,
& Adelina, R. 2008. Pemanfaatan
Benalu Sebagai Agen Antikanker,
International Seminar of Indonesia –
Malaysia Update 2008, Universitas
Gadjah Mada dan Universiti Sains
Malaysia.
Lamson, D., Brignall., & Matthew, S.N.D.
2000. Antioxidants and cancer III:
Quercetin,
Alternative
Medicine
Review 5 (3): 196-208.
Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono.
2005.
Skrining
Fitokimia
dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis
KomponenKimia Buah Labu Siam
(Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam
Ekstrak Etanol. Biofarmasi 3 (1): 2631.
Terpenoid keberadaannya didasarkan pada kemampuan senyawa untuk
membentuk warna dengan H2SO4 pekat
dalam pelarut asam asetat anhidrat. Hasil
positif terpenoid pada ekstrak ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna
kecoklatan. Perubahan warna ini disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi
pada golongan terpenoid atau steroid
melalui pembentukkan ikatan rangkap
terkonjugasi
(Dewi
dkk.,
2013;
Tomahayu, 2014).
Saponin
dalam
pada
bentuk
umumnya
glikosida
berada
sehingga
umumnya bersifat polar dan merupakan
senyawa aktif permukaan yang dapat
menimbulkan busa jika dikocok dalam
air. Busa pada uji terjadi karena saponin
memiliki gugus polar dan non polar yang
akan membentuk misel. Misel terbentuk
menyebabkan gugus polar akan menghadap
ke
luar
dan
gugus
nonpolar
menghadap ke dalam dan keadaan inilah
yang tampak seperti busa (Padmasari
dkk., 2013)
KESIMPULAN
Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol
daun
benalu
kersen
(Dendrophthoe
pentandra L Miq.) menunjukkan ekstrak
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,
terpenoid, tanin, dan saponin. Hasil KLT
menunjukkan flavonoid yang terkandung
dalam ekstrak termasuk dalam jenis
kuersetin.
14
EL-VIVO
Vol.3, No.2, hal 9 – 15, September 2015
ISSN: 2339-1901
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Mustikasari, K & Ariyani, D. 2008. Studi
Potensi Binjai (Mangifera caesia)
dan Kasturi (Mangifera casturi)
Sebagai
Antidiabetes
Melalui
Skrining Fitokimia pada Akar dan
Batang. Jurnal Sains dan Terapan
Kimia 2 (2): 64-73.
Padmasari, P D., Astuti, K W., Warditiani,
N K. 2013. Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol 70% Rimpang Bangle
(Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal
Farmasi Udayana 2 (4): 1-4.
Pine, A.T.D., Alam, G. & Attamin., F.,
2011, Standardisasi Mutu Ekstrak
Daun Gedi (Abelmoschus manihot
(L.) Medik) Dan Uji Efek Antioksidan
dengan
Metode
DPPH.
Tesis.
Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Saifillah, E.S. 2011. Potensi Ekstrak
Batang Benalu Randu (Dendropthoe
pentandra) Terhadap Penurunan
Ekspresi Protein p53 Mutan pada Sel
Kanker Serviks (Sel HeLa) secara In
Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Seniwaty., Raihanah., Nugraheni, I K dan
Umaningrum, D. 2009. Skrining
Fitokimia
Dari
Alang-Alang
(Imperata Cylindrica L.Beauv) dan
Lidah Ular (Hedyotis Corymbosa
L.Lamk). Sains dan Terapan Kimia 3
(2): 124 – 133.
Septyaningsih, D. 2010. Isolasi Dan
Identifikasi
Komponen
Utama
Ekstrak Biji Buah Merah (Pandanus
conoideus Lamk.). Skripsi. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Sudaryono,
A.
2011.
Teratogenitas
Senyawa Flavonoid Dalam Ekstrak
Metanol Daun Benalu (Dendrophthoe
pentandra (L) Miq. ) pada Mus
musculus. Jurnal Exacta 9 (1): 1-8.
Sukandar, D., Hermanto, S., & Lestari, E.
2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun
Pandan
Wangi
(Pandanus
amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Jurnal Valensi 1 (2): 63-70.
Sunaryo. 2008. Pemarasitan Benalu
Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.
pada Tanaman Koleksi Kebun Raya
Cibodas, Jawa Barat. Bidang Botani,
Puslit Biologi – LIP. Jurnal Natur
Indonesia 11(1): 48-58.
Sundari, I. 2010. Identifikasi Senyawa
Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah
Merah (Pandanus conoideus Lamk.).
Skripsi. Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Tomahayu,
R.T.
2014.Identifikasi
Senyawa Aktif dan Uji Toksisitas
Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia
Ten.Steenis)
dengan
Metode Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT). Thesis. Universitas Negeri
Gorontalo.
15
Download