PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DAN MUSIK KLASIK TERHADAP NYERI SAAT WOUND CARE PADA PASIEN POST OP DI RUANG MAWAR RSUD DR. SOEDIRMAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI Ratih Swarihadiyanti 1) Sunardi 2 ) Anita Istiningtyas 3) 1 2 3 Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Terapi musik adalah suatu terapi yang menggunakan musik yang bertujuan untuk berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial, sedangkan nyeri merupakan masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op .Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan menggunakan post only without control design group. Besar sampel 40 responden, menggunakan analisa data u mann whitney. Berdasarkan hasil penelitian kelompok terapi musik instrumental sebagian besar responden mengalami nyeri ringan 75% sedangkan kelompok terapi musik klasik mengalami nyeri sedang 60%. Hasil dari uji bivariat menunjukkan nilai p 0.017 sehingga ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi musik instrumental lebih berpengaruh terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op di ruang Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Peneliti menyarankan untuk menerapkan terapi musik instrumental ini sebagai tindakan mandiri perawat di lingkungan RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Kata Kunci : Terapi Musik Instrumental, Terapi Musik Klasik, Wound Care, Nyeri Post Op. ABSTRACT Musical therapy is a therapy that uses music to cope with various problems in the physical psychological and cognitive aspects and social needs. The objective of this research is to investigate the effect of instrumental music and classical music on the pain during wound care of the postoperative clients. This research used the quasi experimental research method with the post only without control group design. The samples of the research consisted of 40 respondents. The data of the research were analyzed by using the Umannwhitney test. The result of the research shows that the 75% of the respondents exposed to the instrumental music therapy suffer from mild pain, and 60% of the respondents exposed to the classical music therapy suffer from moderate pain. The be-variate test shows that the value of p is 0.017 meaning that the instrumental music therapy has more effects on the pain during wound care of the post-operative clients at Mawar ward of Dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri. Thus, the instrumental music therapy is recommended to be used as autonomous intervention by nurses within the environment of Dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri. Keywords: Instrumental music therapy pain, wound care, and post operative clients PENDAHULUAN 2006). Menurut para ahli berpendapat Luka adalah rusaknya struktur dan bahwa penyembuhan luka akan sangat baik fungsi anatomis kulit normal akibat proses bila luka dibiarkan tetap kering. Mereka yang berasal dari internal dan eksternal dan berpikir bahwa infeksi bakteri dapat dicegah mengenai organ tertentu (Potter & Perry apabila seluruh cairan yang keluar dari luka 1 terserap oleh pembalutnya. Banyak orang disebabkan oleh karena prosedur pelepasan yang menganggap balutan atau verban, rangsangan mekanik perawatan luka itu menyakitkan. Luka akut dan kronis beresiko akibat terkena memiliki pencuci luka atau agen yang digunakan serangan yang cepat dan penyembuhannya untuk antiseptik luka, selain itu nyeri dapat dapat diprediksi. Luka akut adalah luka jahit juga disebabkan karena luka masih dalam karena pembedahan, luka trauma dan luka fase inflamasi. infeksi. Luka akut pembersihan luka, dan larutan lecet. Angka infeksi untuk luka bedah di Badan Pelaksana Kesehatan Masyarakat Indonesia mencapai 2,30 sampai dengan Rumah Sakit Umum (BPKM RSU) Ngudi 18,30 % (Depkes RI 2001). Jenis luka kronis Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar wound yang paling banyak adalah luka dekubitus, care bedah pertama kali dilaksanakan mulai luka diabetik, dan luka kanker. Luka kronis, dari hari ke-5 pasca bedah, dimana waktu ini waktu dapat luka masih dalam fase inflamasi, dengan diprediksi dan dikatakan sembuh jika fungsi menggunakan agen pencuci luka berupa dan struktur kulit telah utuh dan melakukan NaCl 0,9% dan antiseptik berupa povidone- wound care secara rutin. iodine. penyembuhannya tidak Wound care merupakan tindakan untuk mencegah infeksi penyembuhan pelaksanaannya dan luka, dapat mempercepat tetapi dalam meningkatkan Variasi intensitas nyeri yang dirasakan pasien dapat terjadi, hal ini dimungkinkan karena kemamuan setiap individu berbeda dalam merespon dan mempersepsikan nyeri yang dialami, intensitas nyeri. Nyeri tersebut timbul dari keadaan ini dapat dihubungkan dengan luka insisi dan tindakan operasi bedah. Rasa karakteristik yang dimiliki oleh pasien. nyeri pada saat wound care bedah dapat Mekanisme terjadinya nyeri akibat adanya 2 stimulasi nyeri pada area luka bedah menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan menyebabkan keluarnya mediator nyeri syok, sedangkan respon psikis akibat nyeri yang akan menstimulasi transmisi impuls dapat merangsang respon stress yang dapat disepanjang serabut saraf aferen nosiseptor mengurangi sistem imun dalam peradangan, ke substansi dan diinterpretasikan sebagai serta menghambat penyembuhan respon nyeri ( Abu 2007 ). yang lebih parah akan mengarah pada The International Association for the Study of merupakan Pain mendefinisikan pengalaman sensoris ancaman merusak diri sendiri. Nyeri pasca nyeri operasi muncul disebabkan oleh rangsangan dan mekanik luka yang menyebabkan tubuh emosional yang tidak menyenangkan yang menghasilkan disertai oleh kerusakan jaringan secara nyeri (Smeltzer & Bare 2002). Intensitas potensial dan aktual. Nyeri merupakan suatu bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai kondisi yang lebih dari sekedar sensasi nyeri berat namun menurun sejalan dengan tunggal yang disebabkan oleh stimulus proses penyembuhan (Potter & Perry 2006). tertentu (Potter & Perry 2005). Rasa nyeri merupakan stressor yang Manajemen mediator-mediator untuk mengatasi kimia nyeri dapat secara garis besar ada 2 yaitu: farmakologi menimbulkan stress dan ketegangan dimana meliputi tindakan kolaborasi antara perawat individu dapat berespon secara biologis dan dengan dokter, yang menekankan pada perilaku yang menimbulkan respon fisik dan pemberian psikis (Mander 2003). Respon fisik meliputi menghilangkan sensasi nyeri, sedangkan perubahan keadaan umum, wajah, denyut non farmakologis meliputi tindakan mandiri nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, perawat untuk menghilangkan nyeri dengan dan apabila nafas makin berat dapat menggunakan manajemen nyeri, misalnya obat yang mampu 3 dengan teknik biofeedback, Electric Nervous Transcutan Stimulating (TENS), dan membangun Terapi musik guided imagery, terapi musik, distraksi, membantu terapi penyakit bermain, panas/dingin, acupressure, massage, relaksasi. Manajemen melakukan teknik tindakan eksternal aplikasi hipnosis nyeri relaksasi dan dengan merupakan yang mempengaruhi kedekatan juga diharapkan mengatasi dan emosional. stress, meringankan dapat mencegah rasa sakit (Djohan 2006). Terapi musik juga sangat efektif untuk penurunan intensitas nyeri pada Pasien Post Operasi (Purwanto 2012). Terapi musik bermanfaat terhadap respon internal individu terhadap nyeri. intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah Manajemen nyeri dengan tindakan distraksi abdomen (Shocker mencakup latihan pernafasan diafgrama, juga dapat menurunkan tingkat kecemasan teknik relaksasi progresif, quided imagery, pasien pra operasi (Faradisi 2012). Terapi terapi musik dan meditasi (Greer 2003). musik merupakan intervensi alami non Penggunaan musik sebagai terapi invasif yang 2007). Terapi musik dapat sederhana jaman Yunani kuno dan mulai diterapkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau dan pada masa Perang Dunia I dan II. Terapi tidak menimbulkan efek samping (Samuel musik mempunyai tujuan untuk membantu 2007). perasaan, membantu Banyak jenis selalu secara sebenarnya telah digunakan manusia sejak mengekspresikan tidak diterapkan musik membutuhkan yang dapat rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif digunakan untuk terapi, diantaranya musik terhadap kondisi suasana hati dan emosi klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, meningkatkan memori, serta menyediakan dan keroncong. Salah satu diantaranya kesempatan yang unik untuk berinteraksi adalah musik instrumental yang bermanfaat 4 menjadikan badan, pikiran, dan mental Studi pendahuluan pada tanggal 30 menjadi lebih sehat. Semakin banyak hasil November 2013 di ruang Mawar RSUD riset mengenai efek musik instrumental dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, terhadap kesehatan dan kesegaran fisik. terdapat 52 wound care pasien post-op dari Musik instrumental dan terapi relaksasi telah bulan Oktober sampai November, dari 2 banyak digunakan secara bersamaan guna pasien menurunkan detak dan diwawancarai oleh peneliti mengatakan menormalkan tekanan terhadap nyerinya meningkat selama wound care seseorang yang menderita serangan jantung dengan peningkatan 2-3 skala nyeri, dan (Djohan 2006). pasien mengatakan tidak pernah melakukan jantung darah Musik klasik adalah komposisi musik distraksi wound saat care dilakukan post-op wound yang care. yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk untuk meneliti tentang pengaruh pemberian membuat rileks, terapi musik instrumental dan terapi musik menimbulkan rasa aman dan sejahtera, klasik terhadap skala nyeri saat wound care melepaskan pada pasien post op di RSUD dr.Soediran seseorang rasa menjadi gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan Mangun Sumarso Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan menurunkan tingkat stress (Musbikin 2009). pengaruh Hal adanya instrumental dan musik klasik terhadap penurunan Adrenal Corticotropin Hormon intensitas nyeri saat wound care. Manfaat (ACTH) yang merupakan hormon stress penelitian ini sebagai asuhan keperawatan (Djohan 2006). dalam pemberian terapi musik saat wound tersebut terjadi karena penggunaan terapi musik 5 care terhadap tingkat nyeri dan dapat Analisa data ada 2 yaitu analisa secara dikembangkan di rumah sakit sebagai univariat dan bivariat, yang dilakukan keperawatan mandiri. secara METODE PENELITIAN penurunan nyeri sesudah terapi musik Penelitian eksperimen ini menggunakan sehingga Quasi penelitian ini univariat untuk mengetahui instrumental dan sesudah pemberian musik klasik, pada kelompok terapi musik menggunakan desain penelitian kuantitatif instrumental dan kelompok terapi musik dengan metode post only without control klasik . Analisis bivariat menggunakan uji u design group mann whitney. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien post op yang dirawat di ruang HASIL DAN PEMBAHASAN mawar 40 1. Skala nyeri saat wound care setelah sampel diberikan terapi musik instrumental menggunakan accidental sampling. Besar dan terapi musik klasik pada pasien sampel post op. RSUD respoden. Wonogiri sebanyak Pengambilan pada instrumental kelompok sebanyak 20 terapi orang musik dan kelompok dengan terapi musik klasik 20 Tabel 1.1 Klasifika si Nyeri orang.` Tempat Penelitian dilakukan di ruang Mawar RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Waktu Penelitian dilakukan dari bulan November 2013 sampai April 2014. Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Jumlah Musik Instrumental Klasik Jumla % Jumla % h h 0 0% 0 0% 15 75% 6 30% 5 25% 12 60% 0 0% 2 10% 20 100 % 20 100 % 6 Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh bahwa lembut, teratur, harmonisasi, dan penurunan nyeri akibat Wound Care pada menggunakan suara alam seperti suara air. pasien post op Vibrasi diruang Mawar RSUD dan harmonisasi irama yang Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri dihasilkan setelah diberikan terapi musik dibagi dalam seseorang secara fisik yang menyebabkan beberapa kategori tingkat nyeri, pada hasil seseorang penelitian ini tingkat nyeri responden lebih sedangkan banyak terdapat pada kategori tingkat nyeri mempengaruhi seseorang secara psikis yang ringan, hal itu dapat terlihat dari presentase membuatnya menjadi nyaman dan tenang. musik akan menjadi mempengaruhi rileks irama atau yang santai, teratur yang diperoleh yaitu 52%, untuk nyeri Hasil penelitian ini ada pengaruh terapi sedang dapat diperoleh 43% dan untuk berat musik instrumental dalam mengatasi nyeri yaitu 5%. saat wound care pada pasien post op dan Kelompok perlakuan terapi musik didukung dengan hasil penelitian lain yang instrumental yang mengalami nyeri saat menyatakan terapi musik instrumental yang wound care hanya terdapat nyeri ringan dan diperdengarkan nyeri sedang. Nyeri ringan sebanyak 15 pengeluaran endorphin yang berdampak orang (75%) dan untuk nyeri sedang yaitu 5 menurunkan nyeri dan menimbulkan rasa orang nyaman (25%). Mekanisme pengaruh pada dapat pasien merangsang (Shocker 2007). menurunkan nyeri intensitas nyeri akibat wound care pada Mekanisme pasien post op dipengaruhi dari vibrasi dan sebagaimana dijelaskan dalam teori Gate harmonisasi irama musik yang dihasilkan. Control, Efektifitas dari terapi musik instrumental berkompetisi dipengaruhi oleh musik yang berirama bersamaan musik dimana impuls mencapai dengan musik korteks impuls nyeri yang serebri akan 7 berefek pada dalam tetap nyeri yang dirasakan akan berbeda. inhibisi persepsi nyeri (Dunn 2004; Huss Musik klasik mempunyai dinamika dari 2007). keras menjadi lembut dan nada peralihan Hasil penelitian menyebutkan instrumental menurunkan distraksi kognitif sebelumnya bahwa terapi berpengaruh intensitas nyeri juga tempo yang cepat ke tempo yang lambat musik sehingga membuat yang mendengarnya dalam berkonsentrasi tetapi juga membuat orang akibat yang mendengarnya terkejut menyebabkan perawatan luka bedah abdomen (Shocker seseorang kembali merasakan nyeri. kecemasan Hasil penelitian pengaruh terapi musik pasien kanker payudara yang menjalani klasik dalam mengatasi nyeri saat wound kemoterapi (Pratiwi 2013). care pada pasien post op kurang efektif dan 2007). Menurunkan tingkat Kelompok perlakuan terapi musik didukung oleh hasil penelitian yang Klasik yang mengalami nyeri saat Wound menyatakan musik klasik memiliki suara Care terbagi dalam beberapa kategori yaituu yang indah tetapi secara nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat. dapat Nyeri ringan sebanyak 6 orang (30%), yang dorongan merasakan nyeri sedang saat dilakukan masalah yang sedang dihadapi (Faradisi terapi musik klasik lebih banyak yaitu 12 2012). orang (60%) dan untuk nyeri berat terdapat 2. Pengaruh pemberian terapi musik 2 orang (10%). Pengaruh nyeri disini instrumental dan terapi musik klasik disebabkan dengan perbedaan luas luka dan terhadap nyeri saat wound care pada seseorang dalam merasakan nyeri sehingga pasien post op. memotivasi semangat psikologis tidak dan memberikan dalam menghadapi walaupun dilakukan perlakuan yang sama 8 U Mann- instrumental dan musik klasik terhadap dari tabel hasil nyeri saat wound care pada pasien post op Statistik pada nilai p 0,017, yang berarti < dimana hasil dari uji u mann whitney 0,05 maka terdapat perbedaan bermakna menunjukkan nilai p antara dua kelompok atau yang berarti Ha artinya dari kedua kelompok terapi musik diterima pengaruh tersebut yang lebih berpengaruh dalam pemberian terapi musik instrumental dan nyeri saat wound care adalah terapi musik musik klasik terhadap penurunan nyeri saat instrumental karena dalam uji statistik nilai wound care pada pasien post op. mean pada terapi musik instrumental yaitu Setelah dilakukan test Uji Whitney berdasarkan yang artinya ada Rentang nyeri sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak nyaman, dimana nyeri dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan perilaku, emosional dan perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan nyeri. Salah satu contoh respon untuk melawan nyeri adalah ekspresi melawan nyeri tersebut dapat terlihat dari wajah dan sering teriak 15,75 sedangkan untuk nilai mean terapi musik klasik yaitu 25,25. Sehingga dapat disimpulkan terapi musik instrumental lebih berpengaruh terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op. Hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi musik instrumental dalam perbedaan intensitas nyeri (Husna 2010). Teori yang sebelumnya menyatakan musik instrumental disebut juga musik penyembuh karena mempunyai kelebihan kesakitan. Hasil 0,04 < 0,05, yang statistik setelah penelitian menunjukkan pengaruh pemberian dilakukan bahwa terapi ada musik memudahkan seseorang untuk berimajinasi dengan bebas hingga mencapai tempat yang menyembuhkan. Membayangkan diri dalam 9 lingkungan yang indah, sehat, serta bebas menunjukkan masih terdapat pasien dari sakit. Langkah ini untuk menciptakan pada nyeri berat 10%. kesembuhan dan kesehatan karena musik 3. Pengaruh penggunaan terapi musik ini dapat mengurangi sakit, meningkatkan instrumental dan terapi musik klasik, kemampuan bergerak, dan mengurangi terbukti lebih efektif menggunakan kebutuhan obat-obatan ( Kate & Richard terapi musik instrumental terhadap nyeri 2002). Musik instrumental saat wound care pada pasien post op. juga sering digunakan oleh ahli hypnoterapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa segi positif yang dimiliki musik instrumental yang tidak ada pada musik klasik yaitu dapat digunakan sebagai relaksasi yang banyak digunakan oleh para ahli hypnoterapi karena musiknya yang menenangkan dan membuat orang yang mendengarnya dapat berimajinasi. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Nyeri sesudah pemberian musik instrumental saat wound care pada pasien post op menunjukkan dalam kategori nyeri ringan 75% 2. Nyeri sesudah pemberian musik klasik saat wound care pada pasien post op DAFTAR PUSTAKA Abu,ahmadi, 2007, Psikologi sosial, Jakarta:Rineka Cipta Depkes R, 2001, Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit, Depatemen Kesehatan RI. Djohan 2006, Terapi Musik Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:Galang Press. Faradisi,Firman 2012, Efektivitas Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Pekalongan. Vol V no.2. diakses 20 september 2013, <http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/do wnload/7/6>. Greer, Sarah 2007, The Effect of Music on Pain Perception.http/www.hubel.sfasu.Diaks es 20 November 2013. Husna , ulya, 2008, Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap Perbedaan Nyeri Persalinan Fase Aktif Kala Ipada Primigravida Diwilayah Kerja Puskesmas Dangung Tahun 2010. Skripsi Universitas Andalas Padang. Mander, Rosemary, 2003, Nyeri Persalinan, Jakarta:EGC 10 Musbikin,I 2009, Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak, Yogyakarta:Power Books (IHDINA) Potter and Perry 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses dan Praktek,Volume 2, Jakarta:EGC. Potter Patricia A dan Perry Anne G, 2005, Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Yasmin Asih, dkk (penterjemah), 2005, Edisi 4, Vol. 1, Jakarta: EGC Pratiwi, Ni Made, 2013, Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di Ruang Angsoka III RSUP Sanglah Denpasar, Skripsi, Stikes Wika PPNI Bali. Purwanto,edi 2012, Efek Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Diakses 17 November 2013, < http://ejournal.umm.ac.id/index.php/s ainmed/article/view/1039/1109> Shocker,Medical 2007, Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensitas Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen Di Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar. Kate & Richard Mucci, 2002, The Healing Sound of Music Manfaat Musik untuk Kesembuhan, kesehatan, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 11