Volume 9, Nomor 2, Desember 2016

advertisement
Volume 9, Nomor 2, Desember 2016
Analisis Prosedur Pembayaran Jasa Medis Guna Menunjang
Mutu Pelayanan Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah
Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi
Pemodelan Dan Simulasi Citra Untuk Penghitungan
Jumlah Sel Darah Merah
Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari Analisis Hubungan Pemahaman Akreditasi Rumah
Sakit, Karakteristik Dan Kinerja Perekam Medis
Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Dina Sonia
Pengaruh Ketepatan Diagnosa, Pembuatan Rujukan
Bpjs Dan Kompetensi Petugas Rekam Medis
Terhadap Efisiensi Pelayanan Rawat Jalan
Di Klinik Prima Husada
Ika Kartisyah Sistem Informasi Retensi Rekam Medis Di
Rumah Sakit Tk.IV 03.07.03
Sariningsih Bandung
Meira Hidayati
Analisis Ketepatan Kodifikasi Diagnosis
Penyakit Pada Rekam Medis Rawat Inap
Guna Menunjang Reimbursement JKN
Di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin
Sali Setiatin, Arief Permana POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG
JURNAL ILMIAH
VOL.9 NO.2 Hal. 1-68
DES 2016
ISSN
2088-2653
JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN
POLITEKNIK PIKSI GANESHA
PENGANTAR
JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN Politeknik Piksi Ganesha
ini terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan ilmiah
dalam bentuk hasil penelitian, kajian analisis, aplikasi teori dan pembahasan
tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan Informasi Medis, Kesehatan
dan masalah Kesehatan Populer.
Penerbitan jurnal ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas
dan penyebarluasan kajian sekaligus sebagai wahana komunikasi ilmiah
diantara cendekiawan, dosen, mahasiswa dan pemerhati kajian tersebut di
atas.
Penasehat
DR. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom., MM
Pimpinan Redaksi
Wahyudi, SH., MH. Kes
Reviewer
dr. Evi Novitasari
Emylia Fiskasari, S.Si., MM., APT
Santy Christinawati, SS., M.Hum (Bahasa)
Mitra Bestari
Akasah, S.Sos., MM
Aris Susanto, S.ST., MM
Administrasi Naskah
Ria Khoirunnisa, S.Si., M.Si
Tedy Hidayat, S.ST., MM
Alamat Redaksi/Penerbit
POLITEKNIK PIKSI GANESHA
Jalan Jend. Gatot Subroto no.301 Bandung 40274
Telp.022 87340030 Fax. 022 87340086
Email :[email protected]
www.piksi-ganesha-online.ac.id JURNAL ILMIAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MEDIS DAN KESEHATAN POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG VOL. 9 NO. 2 DESEMBER 2016 ISSN . 2088‐2653 PENGANTAR REDAKSI
Para pembaca yang terhormat,
Puja dan puji syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
Politeknik Piksi Ganesha Bandung telah menerbitkan Jurnal Ilmiah Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Volume 9 Nomor 2 ke hadapan para
pembaca. Jurnal Ilmiah ini memuat hasil tulisan karya ilmiah dosen-dosen konsentrasi
Ilmu Medis dan Kesehatan dan juga dari institusi lainnya.
Jurnal Ilmiah ini memuat karya ilmiah yang membahas tentang ANALISIS
PROSEDUR PEMBAYARAN JASA MEDIS GUNA MENUNJANG MUTU
PELAYANAN DOKTER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT oleh Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi, PEMODELAN
DAN SIMULASI CITRA UNTUK PENGHITUNGAN JUMLAH SEL DARAH
MERAH
oleh Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari, ANALISIS
HUBUNGAN PEMAHAMAN AKREDITASI RUMAH SAKIT, KARAKTERISTIK
DAN KINERJA PEREKAM MEDIS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG oleh Dina Sonia,
PENGARUH KETEPATAN DIAGNOSA, PEMBUATAN RUJUKAN BPJS DAN
KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP EFISIENSI PELAYANAN
RAWAT JALAN DI KLINIK PRIMA HUSADA BANDUNG oleh Ika Kartisyah,
SISTEM INFORMASI RETENSI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.IV
03.07.03 SARININGSIH BANDUNG oleh Meira Hidayati, ANALISIS KETEPATAN
KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP
GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT JKN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CILILIN oleh Sali Setiatin, Arief Permana.
Semoga dengan terbitnya Jurnal Ilmiah ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran
serta perkembangan keilmuan, terutama di bidang biomedis dan kesehatan.
Bandung, Desember 2016
DAFTAR ISI
JURNAL ILMIAH ILMU MEDIS DAN KESEHATAN
ANALISIS PROSEDUR PEMBAYARAN JASA MEDIS GUNA MENUNJANG
MUTU PELAYANAN DOKTER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL
IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
1
Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi
PEMODELAN DAN SIMULASI CITRA UNTUK PENGHITUNGAN JUMLAH
SEL DARAH MERAH
13
Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari
ANALISIS HUBUNGAN PEMAHAMAN AKREDITASI RUMAH SAKIT,
KARAKTERISTIK DAN KINERJA PEREKAM MEDIS TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
23
Dina Sonia
PENGARUH KETEPATAN DIAGNOSA, PEMBUATAN RUJUKAN BPJS DAN
KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP EFISIENSI
PELAYANAN RAWAT JALAN DI KLINIK PRIMA HUSADA BANDUNG
35
Ika Kartisyah
SISTEM INFORMASI RETENSI REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT TK.IV 03.07.03 SARININGSIH BANDUNG
46
Meira Hidayati
ANALISIS KETEPATAN KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA
REKAM MEDIS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT
JKN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILILIN
Sali Setiatin, Arief Permana
57
Selingkung Jurnal Merdis dan Kesehatan
POLITEKNIK PIKSI GANESHA
Berdasarkan rapat pengelola Jurnal POLITEKNIK PIKSI GANESHA pada tanggal 4
November 2016 menyepakati gaya selingkung Jurnal Medis dan Kesehatan dengan ketentuan
sbb :
Judul. Judul naskah hendaknya dibuat seringkas mungkin, dan mencerminkan isi naskah secara
keseluruhan.
Data Penulis Tuliskan nama para penulis (nama lengkap tanpa gelar atau jabatan lainnya),
Fakultas/Departemen,dan Universitas/Institusinya.
Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris apabila tulisan dalam Bahasa Indonesia sedangkan
apabila tulisan menggunakan bahasa Inggris abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak berisikan
rumus atau referensi. Abstrak harus meringkas permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian,
hasil utama, dan kesimpulan. Panjang abstrak maksimum 200 kata.
Kata kunci: terdiri dari maksimal 5 kata, tiap kata dipisahkan dengan titik koma (;).
Naskah. Naskah ditulis dengan sistematika yang terstruktur, konsisten, dan lugas. Naskah ditulis
dengan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa Inggris dengan tata
bahasa (grammar) yang benar. Adapun format penulisan sebagai berikut;
1. Naskah ditulis pada kertas ukuran A4 (210x297mm), dengan marjin kiri 3, kanan 3, atas 3, dan
bawah 2 cm.
2. Naskah di tulis dalam format satu kolom untuk isi, sedangkan judul dan abstrak dalam satu
halaman.
3. Halaman naskah terdiri dari 10-13 halaman.
4. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 petunjuk judul, dan 10pt untuk abstrak dan
isi naskah, naskah ditulis dalam spasi satu.
5. Naskah minimal berisi bagian sebagai berikut:
A. Pendahuluan
B. Kajian Pustaka
C. Metode Penelitian
D. Pembahasan
E. Kesimpulan
F. Daftar Pustaka
Rumus. Setiap rumus diletakkan di tengah halaman dan diberi nomor pemunculan di sisi kanan
dengan menggunakan angka arab di dalam kurung.
௡
ሺ‫ ݔ‬൅ ܽሻ௡ ൌ ෍
൫௡௞൯‫ ݔ‬௞ ܽ௡ି௞ …………………………………….(1)
௞ୀ଴
Tabel. Huruf yang digunakan Times New Roman 10pt untuk isi tabel, judul tabel, dan sumber. Tabel
diberi nomor menggunakan angka arab, dengan menggunakan garis horisontal tanpa garis vertikal
untuk memisahkan kolom. Nomor dan judultabel diletakkan diatas, sumber diletakan di bawah sejajar
dengan garis tabel paling kiri. Judul tabel di Bold.
Tabel 1. Jumlah Pengunjung
Tahun
Jumlah
2008
540.000
2009
340.000
2010
330.000
2011
320.000
Sumber: Bagian Penjualan, 2013
Pencapaian
90%
75%
73%
70%
Gambar. Gambar meliputi grafik, diagram, dan bentuk gambar lainnya. Gambar diberi nomor dengan
menggunakan angka arab disertai judul gambar dengan ukuran huruf 10pt Times New Roman.Nomor
dan judul gambar di Bold dan diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah (center). Sumber
diletakkan di bagian bawah judul gambar.
6000
4000
2000
0
20
10
20
11
20
12
Gambar 1. Jumlah Produk Per Kota Periode 2010-2012
Sumber: BagianPenjualan, 2013
Daftar Pustaka.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang mulai dari penulis pertama. Unsurunsur daftar pustaka meliputi: nama pengarang, tahun terbit publikasi, judul publikasi, tempat terbit,
dan penerbit. Judul buku atau jurnal ditulis miring (italic) sementara judul artikel pada jurnal ditulis
dengan huruf tegak. Apabila terdapat lebih dari satu artikel rujukan yang ditulis oleh penulis yang
sama, maka diurutkan berdasarkan tahun penerbitan terbaru. Seluruh pustaka yang tercantum dalam
daftar pustaka harus dirujuk atausesuaidalam isi naskah, demikian pula sebaliknya.
Jurnal
Alfanura, F., Arai. T., danPutro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for E-Government
Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol9
No 2, hal: 121-145.
Buku
Husnan S, 2000, Dasar-dasar Manajemen Kauangan, Edisi keempat, Yogyakarta, UPP AMP
YKPN.
-----------.2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat.
Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
Internet
Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War. CCRP
Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at www.dodccrp.org.
[diunduhpadatanggal 20 Oktober 2011]
ANALISIS KETEPATAN KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA REKAM MEDIS
RAWAT INAP GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT JKN DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CILILIN
Sali Setiatin1, Arief Permana2
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha Bandung
[email protected]
2
Mahasiswa Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha Bandung
[email protected]
1
ABSTRACT
The study aimed to determine the analysis of condition accuracy of diseases’ diagnosis of
medical records’ inpatients’ supporting reimbursement JKN at Rumah Sakit Umum Daerah cililin.
The research method used a quantitative research method with descriptive
approach.Data collection techniques used observasions, interviews, and literature that had
relevance to the subject matter closely.
From research conducted, it found several problems : Indistinctness doctor’s diagnosis
writing writing the final diagnosis was not based on ICD-10, incompleted some medical record
documen ( writing Diagnosis) on Reimbursement process. The result was shown that 59 sheet (
73,75% ) precise code and 21 sheet ( 26,25 % ) not precise code of 80 samples in 410 populations.
The suggestion given were by : 1 ) Socialiszation of the procedure requres the doctor to
record a diagnosis according to ICD-10, 2 ) Participation coder to coaching ( Training and
Education Program ) especially about Disease’s Diagnosis codification, 3 ) Socialiszation of the
completeness Medical Record;s documen supporting JKN reimbursement to all Health
Practitioner.
Keywords : Disease’s Diagnosis Codification, Accuracy, JKN Reimbursement
A. PENDAHULUAN/INTRODUCTION
Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun
1948 dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 pada Pasal 28,
menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ditegaskan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan Fasilitas Pelayanan Umum yang Layak.Sistem Kesehatan
Nasional menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum.
Rumah Sakit merupakan bagian penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.Selain untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam menghadapi persaingan
yang ketat di era Globalisasi ini, Rumah sakit dituntut untuk terus dapat melakukan terobosan
inovasi sehingga mampu tetap eksis dan Survive.Salah satu Kiatnya adalah dengan terus
memberikan pelayanan optimal yang bersifat Penyembuhan (Kuratif) dan Pemulihan
(Rehabilitatif) yang diselenggarakan secara serasi dan terpadu dengan pelayanan yang bersifat
Promosi Kesehatan (Promotif) dan Pencegahan (Preventif).
Disamping itu,Peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus dilakukan secara
berkesinambungan dan dilakukan oleh seuruh bagian rumah sakit secara paripurna. Untuk
mencapai tujuan tersebut berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi peningkatan pelayanan,
antara lain dengan terlaksananya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai dengan standar
yang berlaku.
57
Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan dan di pertegas di Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1996
Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, maka peningkatan pelayanan rumah sakit harus
ditingkatkan dan pengolahan data rumah sakit begitu Kompleks, maka munculah kebutuhan
berbagai jenis tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan yang berperan dalam administrasi dan
pengolahan data yaitu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Salah satu dari kegiatan dalam pengolahan data rekam medis yaitu kegiatan pengkodean
Penyakit.kegiatan ini biasa disebut coding, kegiatan ini merupakan kegiatan pengolahan data
rekam medis untuk memberikan kode huruf atau angka maupun kombinasi huruf dan angka
yang mewakili komponen data. (Dirjen Yanmed 2006:59), yang disesuaikan berdasarkan
ICD-10 sebelum dimasukan dalam pelaporan data rekam medis di rumah sakit baik intern
maupun ekstern.
Kecepatan dan ketepatan coding dari suatu diagnosis sangat bergantung kepada
pelaksana yang menangani rekam medis.Untuk itu, rekam medis sebagai data pusat rumah
sakit sangat memberikan andil dalam menunjang pelayanan kesehatan yang didukung oleh
Coder yang profesional yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan
ICD-10, sehingga terciptanya informasi yang akurat.
Dalam era JKN ini seorang coder rekam medis dan dokter harus bener benar paham
tentang penggunaan ICD-10.Karena apabila terjadi kesalahan kode diagnostik dalam input
data, dapat menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar. Kode Diagnostik yang
menjadi salah satu variabel perhitungan biaya pelayanan di rumah sakit menghadapi tantangan
akibat berlakunya sistem Indonesian Case Base Gropus ( INA CBG’s ).Sistem tersebut
mengelompokkan ragam penyakit kedalam kelompok tertentu, dapat menciptakan kesulitan
dalam sistem pengkodean diagnosis sehingga berdampak pada perhitungan biaya rumah sakit.
Maka peran perekam medis cukup besar sehingga perlu memiliki strategi untuk memahami
ICD-10 dan ICD-9CM.
Rumah Sakit Umum Daerah Cililin dengan kategori rumah sakit kelas D adalah rumah
sakit rujukan di wilayah Bandung Barat yang senantiasa berkembang meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan RSUD di
Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan visinya yaitu Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Bandung Barat..Agar dapat merealisasikan komitmen tersebut, maka
dalam penyelenggaraan pelayanannya, semua unit di rumah sakit harus berjalan dengan
optimal terlebih lagi unit rekam medis agar terciptanya hasil kerja yang efektif dan efisien.
Tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di RSUD Cililin, pelaksanaan pengkodean
disana sudah berjalan cukup baik namun masih ada beberapa hal yang menjadi kendala dan
harus diperbaiki. Dalam pelaksanaan pengkodean penyakit terdapat diantaranya beberapa
masalah dalam prosedur pengisian kode penyakit, diantaranya penulisan diagnosis yang
diberikan dokter menggunakan istilah yang tidak baku dan singkatan yang hanya diketahui
oleh dokter itu sendiri, dan adanya tulisan dokter yang tidak dimengerti bahkan tidak terbaca
sama sekali.
B. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:11) Rekam medis diartikan sebagai keterangan
baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamneses, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien, dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.269/MENKES/PER/III/2008: “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
58
dan dokumentasi tentang identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.
Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Dirjen Yanmed, 2006:11) Rekam Medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.” Dan yang dimaksud
dengan “petugas” adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien.
2.2 Konsep Kodifikasi dan Rawat Inap
a. Pengertian Kodifikasi
Klasifikasi penyakit didefinisikan suatu sistem penggolongan (kategori)
dimana kesatuan penyakit disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Kode Klasifikasi penyakit oleh WHO bertujuan untuk menyeragamkan nama
dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan faktor yang mempengaruhi
kesehatan (Dirjen Yanmed 2006:59), oleh karena itu WHO mengharuskan
negara anggotanya termasuk indonesia menggunkan klasifikasi penyakit revisi10 (ICD-10, International Statistical Classification of Disease and Related
Health Problems). ICD-10 menggunakan kode kombinasi, yaitu menggunakan
abjad dan angka.
b.
Langkah-Langkah Menentukan Kode Penyakit
Mengkode diagnosa agar memudahkan pelayanan pada penyajian
informasi untuk menunjang fungsi manajemen dari riset bidang kesehatan
merupakan kegiatan Kodifikasi dalam rekam medis.Untuk meningkatkan
informasi dalam rekam medis, petugas harus membuat koding sesuai dengan
klasifikasi yang tepat.Hal yang perlu dilakukan saat akan menentukan
kodifikasi diagnosa penyakit adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah menentukan kode diagnosa
1.
Tentukan tipe pernyataan yg akan di kode, buka ICD 10 vol 3. Bila
pernyataan merupakan istilah penyakit atau cidera atau kondisi lain yang
terdapat pada Bab I-XIX (ICD-10 Vol 1), maka gunakan pernyataan
tersebut sebagai “leadterm” untuk digunakan sebagai panduan menelusuri
istilah yang dicari pada ICD-10 Vol 3 seksi 1. bila pernyataan adalah
penyebab luar dari cidera yang ada di Bab XX (ICD-10 Vol 1) lihat dan
cari kodenya pada ICD-10 Vol 3 seksi 2.
2.
”Leadterm” (sering disebut kata kunci) untuk penyakit & cidera biasanya
merupakan kata benda yg memaparkan kondisi patologisnya. sebaiknya
jangan menggunakan istilah kata benda anatomi, kata sifat atau kata
keterangan sebagai leadterm.
3.
Baca dengan teliti & ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah istilah
yg akan dipilih pada ICD-10 Vol 3
4.
Baca istilah yang terdapat pd tanda “( )” sesudah leadterm, (kata dalam
tanda kurung merupakan modifier, tidak akan mengurangi kode. Istilah
lain yang ada di bawah leadterm (di awali tanda “-” minus) dapat
mempengaruhi nomor kode, sehingga semua katak-kata diagnostik yang
ada harus diperhitungkan.
5.
Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang dan perintah see dan see also
yang terdapat pada indeks.
59
6.
Lihat daftar tabulasi ICD-10 Vol 1 untuk mencari nomor kode yang
paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada
posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat itu ada di
dalam ICD-10 Vol 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada
dalam ICD-10 Volume3. Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode
tambahan serta aturan cara penulisan dan pemanfaatannya dalam
pengembangan indeks penyakit dan dalam sistem pelaporan morbiditas
dan mortalitas.
7.
Ikuti pedoman “inclusion” dan “exclusion” pada kode yang dipilih atau
bagian bawah suatu bab, blok, kategori, dan subkategori.
8.
Tentukan kode yang dipilih.
9.
Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang dikode
untuk memastikan kesesuaiannya dengan pernyataan dokter tentang
diagnosis utama di berbagai lembar formulir rekam medis pasien, guna
menunjang aspek legal rekam medis.
c.
Pengertian Rawat Inap
Menurut Crosby (dalam Nasution,2005) rawat inap adalah kegiatan
penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Instalasi Rawat inap (Opname)
adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan
profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan
di rumah sakit .
2.3 Konsep Ketepatan
Ketepatan merupakan suatu ukuran dimana segala sesuatu dilaksanakan secara
benar menurut kriteria yang berhubungan dengan subjek atau objek yang diukur
tersebut. Maka pengertian ketepatan menurut kamus lengkap bahasa indonesia
(2005:1179) adalah:
“Ketepatan adalah keadaan tepat, keakuratan, ketelitian, kejelian.”
Namun istilah ketapatan sering diartikan juga sebagai Validitas.Seperti yang
diungkapkan Anastasi (Surapranata, 2006:50) bahwa “Validitas (Ketepatan) adalah
suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa
yang diukur”
2.4 Konsep Reimbursement JKN
A. Pengertian Reimbursement
Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar
layanan kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode ini pada
dasarnya mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan
berasal dari pasien, namun dari pihak perusahaan yang menanggung biaya
kesehatan pasien, namun berbeda dengan kapitasi karena metode ini melihat
jumlah kunjungan dan jenis layanan yang diberikan oleh provider.
Dengan Kata Lain Reimbursement menurut (Surat Dirjen Pajak :SE53/PJ/2009) Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan
berdasar layanan kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode
60
ini pada dasarnya mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang
dikeluarkan bukan berasal dari pasien, namun dari pihak perusahaan yang
menanggung biaya kesehatan pasien.
B.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah “Jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah” (Perpres No.12 Tahun 2013)
C. METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif.metode penelitian tradisional, metode ini disebut
metode ilmiah atau scientific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu
konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. (Sugiyono,2011:7)
3.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Metode yang dimaksud untuk menggambarkan data yang diperoleh dari
lapangan penelitian dengan cara menguraikan dan menarik kesimpulan dari data
apa adanya ditinjau dari berbagai aspek (Nasuha, 2007 :33).
b.
Observasi
Menurut (Notoatmodjo, 2011:131), observasi atau pengamatan adalah “
suatu hasil perbuatan jiwa cesara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari
adanya rangsangan “.
c.
Wawancara
Menurut (Notoatmodjo, 2011:139), wawancara adalah “suatu metode
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face to face)..
d.
Dokumrntasi
Mengumpulkan data-data yang diperlukan pada saat penelitian
berlangsung. Mulai dari yang tertulis seperti resume medis rawat inap, buku
register rawat inap, Standar Prosedur Operasional ( SPO ) dan buku pedoman
penyelenggaraan rekam medis.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Pelaksanaan Ketepatan Kodifikasi
Tabel 1Tabel Analisis Ketepatan Kodifikasi Diagnosa Penyakit Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Cililin
Coding Petugas
No
No.
Rekam
Medis
Audit Coding Petugas
Ceklis Ketepatan
Pelaksanaan Diagnosa
Penyakit Oleh Petugas
Medis
Diagnosa
Utama
Utama
Diagnosa
Tambahan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
Tepat
Kurang
Tepat
Tambaha
n
61
Keterangan
1
04-22-00
2
04-17-03
04-23-47
3
4
04-19-37
5
04-16-71
6
04-16-75
04-14-13
Dengue
Fever
G3 P2 A0
Gravida 40 41 mg
dengan KPD
Ascites e.c
CHF + Efusi
Pleura
A90
N39
A90
N39.0
-
O42.9
-
O42.9
-
DC +
Hipoalbum
in
I50.0
J90
A15
I50.0 J90
I51.9 E88.0
O80.9
-
O63.0
-
O42.9
-
O42.9
-
-
P07.1
O42.9
-
P05.1
O80.9
P07.1
O42.9
-
dyspepsia
A91
K30
Z03.8
A91
K30
O42.9
P07.1
P05.1
O80.9
O42.9
P07.1
O01.9
-
O01.9
-
-
O64.9
-
O32.1
O82.9
-
-
O14.9
-
O63.0
O14.1
-
O80.9
-
O63.0
-
A15
-
A16.9
P23.9 J45.9
A91
-
A91
-
A09
-
A09
-
A91
-
A91
-
ISK
G1 P0 A0
Parturient
aterm Kala I
Fase Aktif
G1 P0 A0
Gravida 35
mgg dg KPD
PTI (34-35
mg ) SGA
P.Spontan +
BBLR + Ibu
KPD
Susp. DHF
04-17-85
BBLSR
9
04-17-52
Molahidatido
sa
-
10
04-14-76
11
12
04-21-04
04-23-95
TI AGA SC
a/i Sungsang
G2 P1 A0
part 36 - 37
mg kala I
Fase Aktif dg
PEB
G1 P0 A0
Parturient
aterm Kala I
Fase Aktif
TB Paru
13
14
15
16
No
04-23-65
04-22-42
04-23-62
No.
Rekam
Medis
04-22-78
18
04-21-73
19
04-24-02

Kode
Tambahan
Tidak Tepat

Kode Tidak
Tepat

Kode Utama
Kurang Tepat

Kode Utama
Kurang Tepat

Kode Utama
Kurang Tepat

Kode Tidak
Tepat

Kode Utama
Kurang Tepat

Kode Tidak
Tepat

Kode Tidak
Tepat


CAP
Asma
Bronchiale
DHF
Diare akut
dengan
dehidrasi
-


-
DHF
Pelaksanaan Diagnosa
Penyakit Oleh Petugas
Medis
Coding Petugas
Audit Coding Petugas

Ceklis Ketepatan
Keterangan
Diagnosa
Utama
17

-
PTI SGA (27
mmgg)
P.Spontan +
Ibu KPD
04-22-65
Kurang
Karakter
Keempat
-
7
8

Diagnosa
Tambahan
Typhoid
Fever
Susp. TB
Paru +
Synd.
Dyspepsia
-
Tonsilofari
ngitis
syndrome
dyspepsi
-
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
A01.0
-
A01.0
-
Z03.0
K30
-
Z03.0
K30
-

J06.8
k30
J06.8
K30

Tepat
Kurang
Tepat

62
20
J18.9
04-22-34
21
04-18-30
Pneumonia
P2 A1 dg
AB.
Inkomplit
04-20-32
Pneumonia
+ TB Paru
-
04-20-78
Dengue
Fever
Typhoid
Fever
04-20-76
Asma
Bronchial
-
04-20-44
DHF
-
02-36-23
Diare akut
dengan
dehidrasi
-
04-05-89
CAP
-
22
23
24
25
26
27
28
04-08-16
GEA non
dehidrasi
Respirator
y Failure
ec Syok
Septic
Suspek
Meningitis
04-13-91
30
04-21-64
31
04-17-87
Infeksi
Bakteri
-
04-03-54
Pneumonia
Diare Akut
04-13-90
DHF
-
04-14-91
Demam
Typoid
-
04-12-10
Pneumonia
Dermatitis
Seborroik
33
34
35
ISPA ec
Viral Inf
36
04-05-04
Susp TB
37
04-03-51
DHF
38
No
39
40
41
04-08-10
No.
Rekam
Medis
01-01-16
02-16-43
04-12-12
CAP
-
Dengue
Fever
Pelaksanaan Diagnosa
Penyakit Oleh Petugas
Medis
Diagnosa
Utama
Diabetic
Foot
DHF
Tifoid
Fever
A91
J18.9
Z03.8
A91


O03.4
-
O03.4
-
J18
-
J18.9
A16.9
-
A90
A01.0
A90
A01.0
J45.9
-
J45.9
-
A91
-
A91
-
A09
E86
-
A09
E86
-
J18.9
-
J18.9
-
A09
-
A09
-
J96.9
Z03.8
G03.9
J96.9
Z03.8
G03.9

J06.9
B34.9
-
J06.9
B34.9
-

A49.9
-
A49.9
-
J18.9
A09
J18.9
A09
A91
-
A91
-
A01.0
-
A01.0
-
J18.9
L21.9
J18.9
L21.9
-
29
32
Z03.8
Susp. DBD
Diagnosa
Tambahan
A15
-
Z30.9
A16.9
A91
-
A91
A90
-
A90
Coding Petugas

Kode Utama
Kurang Tepat

Kode
Diagnosa
Utama Tidak
tepat + Kode
Diagnosa
Tambahan
Tidak Tidak
Tepat











P23.9


Audit Coding Petugas
Ceklis Ketepatan
Keterangan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
-
E11
E11.5
E11,5
A91
I10
A91
I10
M15.4
A90
-
A01.0
-
Tepat
Kurang
Tepat

Kurang
Karakter
Keempat

Diagnosa
Tambahan
Kurang Tepat

Kode Tidak
Tepat
DM Tipe II
HT gr II
OA
-
63
42
43
44
45
01-11-11
Infeksi
Bakteri
02-48-18
GEA dg
dehidrasi
sedang
04-06-58
02-25-53
46
04-18-72
47
01-30-26
48
04-01-73
49
52
53
ISPA
ISK
03-68-63
SOL
-
04-05-59
Tifoid
Fever
-
04-09-30
Morbili
Tonsilitis
Kronis
Hipertofi
04-20-09
Gastropati
erosiva ec
NSAID
HT gt II
OA
04-17-78
Typhoid
Toxic
-
01-20-82
04-19-97
No.
Rekam
Medis
Syndrome
HHD
Dyspepsi
HT Gr II
Hemateme
sis melena
e.c
Gastropati
NSAID
HT stg I
obs
Hemplegi
Sinistra
Susp SOL
Pelaksanaan Diagnosa
Penyakit Oleh Petugas
Medis
Diagnosa
Diagnosa
Utama
Tambahan
59
04-17-93
Pneumonia
-
60
04-18-27
Gastropati
erosiva ec
NSAID
Ulcus
Pepticum e.c
NSAID
Anemia
61
04-21-19
Dengue
Fever
A49.9
R56.0
A09
-
A09
E86
-
I64
-
I63.9
-
D69.0
-
D69.0
-
I64
R90.0
G03.9 G93.4
I64
R90.0
G03.9 G93.4
J45.9
J06.9
J45.9
J06.9
A01.0
A90
-
A01.0
A90
-

Kode Tidak
Tepat

Diagnosa
Utama
Kurang Tepat

Kode Tidak
Tepat




-
00-43-28
58
No
Meningitis
SOL
Metabolic
encelopathy
DHF
00-82-94
R56
-
BPH +
Vesikolithi
asis
56
57
Asma
Bronchial
Tifoid
Fever +
Dengue
Fever
-
04-05-11
54
55
Obs
Penurunan
kesadaran
ec Susp.
Stroke ec
PIS
-
-
HT Gr I
Synd
Dispepsia
50
51
Stroke ec
Infark
Henoch
Schlein
Purpura
Kejang
Demam
Komplek
-
A91
I10
K30
A91
I10
K30
N32.4
-
N40 N21.0
N39.0
R90.0
-
R90.0
-
A01.0
-
A01.0
-
B05.9
J35.1
B05.9
J35.1
A08.1
I10
M05.4
A08.1
I10
M05.4
A01.0
-
A01.0
-
K30
I11.9
I10
K30
I11.9
I10
A08.1
I10
R90
-
G81.9
-
Coding Petugas

Kode Tidak
Tepat

Kode Tidak
Tepat





I10
A08.1

Audit Coding Petugas


Ceklis Ketepatan
Keterangan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
Diagnosa
Utama
Diagnosa
Tambahan
J18.9
-
J18.9
-
K25.9
K27.9
D64.9
K25.9
K27.9
D64.9
A90
-
A90
-
Tepat
Kurang
Tepat



64

04-17-73
DHF
Grade I
Paratypoid
Fever
A91
A01.4
A91
A01.4
04-12-69
Pneumonia
Candidiasis
Oral
J18.9
B37.0
J18.9
B37.0
Stroke PIS D
HT
Emergency
J96.0
I61.9
I10
J96.9
04-23-20
Respirator
y Failure
04-23-18
Pneumonia
-
J18.0
-
J18.0
-
04-24-90
DHF
-
A91
-
A91
-
04-19-97
Sepsis
-
A41.9
-
A41.9
-
02-12-42
CAP
Susp. TB
J18.9
Z03.0
J18.9
Z30.9
04-22-05
Demam
Dengue
Demam
Typoid
A90
A01.0
A90
A01.0
04-21-79
Stroke
Infark
-
I63.9
-
I63.9
-
71
04-18-11
Typoid
Fever
A01.0
-
A01.0
-
72
04-18-86
A01.0
A91
-
A01.0
A91
I50.0
J90.0
-
M15.4
N18.9
I50.0 J90.0
-
A08.1
-
A08.1
-

62
63
64
65
66
67
68
69
70
Typoid
Fever +
DHF
-
I61.9

I10









04-15-15
Hipoglike
mia e.c
OAD +
CKD
N28.9
CHF +
Acute on
CKD +
Edema
Paru
Gastropati
NSAID
-
75
04-15-71
Bronkitis
Morbili
J40
B05.9
J40
B05.9

76
04-16-96
DHF
-
A91
-
A91
-

Typoid
Hemoroid
A91
A01.0
I84.9
A91
A01.0
I84.9

04-12-06
DHF
Grade II
Typoid
Fever
DF
TB Paru
A01.0
04-21-33
04-15-22
DF
-
04-22-71
Pneumonia
-
73
74
77
04-23-04
78
79
80

Kode Tidak
Tepat
21
80
-
A90
A16.9
A01.0
A90
A16.9
A90
-
A90
-
J18.9
-
J18.9
-



59
Jumlah
Sumber : Analisis Penulis
Berdasarkan tabel1 dan hasil perhitungan pada bulan Maret tahun 2016 dari
sampel 80 yang diambil secara random, dapat diketahui bahwa ketidak tepatan
kodifikasi sebanyak 21 lembar (26,25%) dan 59 lembar ( 73,75 %) kode tepat.
Gambar 1 Diagram Jumlah Ketepatan Kodifikasi Rekam Medis Rawat Inap
Bulan Maret tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Cililin
65
70
60
59
50
40
Tepat
Tidak tepat
30
21
20
10
0
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 2 Diagram Presentase Ketepatan Kodifikasi Rekam Medis Rawat Inap
Bulan Maret tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Cililin
Tepat
Tidak Tepat
26%
74%
Sumber : Analisis Penulis
B. Hubungan Ketepatan Kodifikasi Diagnosis Penyakit Dengan Reimbursement JKN
Dalam proses Reimbursement, Besaran tagihan per diagnosis telah disepakati oleh
pihak BPJS dan ditetapkan oleh pemerintah sebelum tagihan rumah sakit tersebut
dikeluarkan, maka dari itu Rumah Sakit maupun pihak BPJS tidak lagi merinci
tagihan dengan merinci pelayanan apa saja yang telah diberikan kepada seorang
pasien.
Rumah Sakit mendapatkan pembayaran sesuai dengan biaya yang ditetapkan oleh
BPJS. Besaran biaya ini sangat ditentukan oleh diagnosa akhir, oleh karena itu
ketepatan koding sangat berperan dalam menentukanbesaran biaya yang didapatkan
oleh rumah sakit. ketentuan umum dalam proses reimbursment diantaranya :
66
1. Fasilitas kesehatan mengajukan kalim setiap bulan secara reguler paling lambat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tanggal 10 bulan berikutnya, kecuali kapitasi tidak perlu diajukan klaim oleh
Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap di Kantor cabang / Kantor Operasional Kabupaten / Kota BPJS
Kesehatan.
Biaya pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA
CBGs tanpa pengenaan iuran biaya kepada perserta.
Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan
kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana,
alat / bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain-lain.
Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan
maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran aplikasi
INA CBGs Kementrian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy ( berkas
pendukung klaim)
Tagihan Klaim di fasilitas kesehatan lanjytan menjadi sah setelah mendapat
persetujuan dan ditanda tangani Direktur / Kepala Fasilitas Kesehatan Lanjutan
dan Petugas Verifikator BPJS Kesehatan.
Klaim diajukan ke Kantor Cabang / Kantor Operasional Kabupaten / Kota BPJS
Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi antara
lain, sebagai berikut :
a. Rekapitulasi pelayanan
b. Berkas Pendukung masing-masing pasien yang terdiri dari :
1) Surat Eligibiltas Peserta ( SEP )
2) Surat Perintah Rawat Inap
3) Resume Medis yang ditandatangi oleh Dokter Penanggung Jawab ( DPJP )
4) Bukti Pelayanan lain yang ditandatangani oleh DPJP, misalnya :
a) Laporan Operasi
b) Protokol Terapi dan Regimen ( jadwal pemberian obat atau obat
khusus
c) Perincian tagihan Rumah Sakit ( manual atau automatic billing )
d) Berkas pendukung lain yang diperlukan
C. Permasalahan Terkait Dengan Pelaksanaan Kodifikasi Diagnosis Penyakit dalam
Menunjang Reimbursement JKN
1. Ketidak Jelasan diagnosa yang dituliskan oleh dokter
2. Penulisan diagnosa akhir yang tidak berdasarkan ICD-10
3. Ketidaklengkapannya beberapa berkas rekam medis (penulisan diagnosa)
D. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kodifikasi diagnosa penyakit pada rekam medisrawat inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Cililin masih ditemukan pelaksanaan kodifikasinya yang
belum tepat. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan 21 lembar (26,25%) kode
tidak tepat dan59 lembar (73,75 %) kode tepat dari 80 sampel dalam 410 populasi
yang diteliti.
2. Dalam Proses Reimbursement JKNketepatan kodifikasi sangat berperan dalam
menentukanbesaran biaya yang didapatkan oleh rumah sakit.
67
3. Terdapat beberapa permasalahan terkait dengan Pelaksanaan kodifikasi diagnosa
penyakit rawat inapdalam menunjang Reimbursement JKN seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
b.
Saran
Adapun saran yang penulis berikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak
Rumah Sakit Umum Daerah Cililin khususnya mengenai kegiatan Reimbursement
JKN adalah sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan prosedur yang mewajibkan dokter untuk mengisi diagnosa
berdasarkan buku ICD-10
2. Mengadakan pelatihan (DIKLAT) khusus tentang kodifikasi penyakit bagi
petugas coding
3. Mensosialisasikan kelengkapan berkas Rekam Medis dalam menunjang
Reimbursement JKNkepada semua tenaga kesehatan yang terlibatPihak rumah
sakit
E. DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Gemala, (2013), Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di sarana Pelayanan
Kesehatan ,Edisi Revisi 2, Jakarta: Universitas Indonesia,
Huffman, Edna K. (1994). Health Information Management,edited by Jennifer Cover, Part I
translation by Ekardius
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono, Martoyo. (2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Alfabeta. Bandung.
Sujarweni, V. Wiratna.(2014).Metodologi Penelitian.Pustaka Baru Press.Yogyakarta.
World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and
Related Health Problems Tenth Revision Vo.1, geneva
World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and
Related Health Problems Tenth Revision Vo.2, geneva
World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and
Related Health Problems Tenth Revision Vo1.3, Geneva
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
Surat Keputusan Menteri kesehatan RI No 50/MENKES/SK/I/1998 tentang penggunaan Kode
ICD-10
Surat Edararan Dirjen Pajak No: SE-53/PJ/2009Tentang Reimbursement
Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Republik Indonesia, (2006),
Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II, Depkes, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta.
68
FORMULIR BERLANGGANAN
1. Nama
: ............................................................................................
2. Alamat
: ............................................................................................
3. Telepon/HP
: ............................................................................................
4. e-mail
: ............................................................................................
Menyatakan bersedia untuk berlangganan Jurnal Ilmiah Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung
mulai edisi ..................................... dan bersedia membayar biaya cetak and
ongkos kirim sebesar ........................................ per eksemplar.
Pemohon,
(....................................)
Formulir berlangganan dapat dikirim lewat pos/fax/email ke:
● Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Linguistik dan
Pengajaran Bahasa Politeknik Piksi Ganesha Bandung
● Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto No.301 Bandung 40274
● Telepon : Telp. 022 87 3400 30 Fax. 022 87 3400 86
: Email: [email protected]
● e-mail
www.piksi-ganesha-online.ac.id
Download