Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA Sri Rahayu, Dini Tasuruni,Dini Nuryani, Euis Mayangsari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis *email:[email protected] ABSTRACT According to Health Minister No.416/MenKes/Per/IX/1990 Regulation states that thewell water should not contain more than 50 coliform bacteria Most probable number (MPN) per 100 ml of water wells. There are many people in the environment RT / RW 005/003 Sub Neglasari Jatiwaras Tasikmalaya District that use water sources that were located adjacent to the cattle sheds, as well as the disposal of residents houses.This study aims to determine the MPN (Most Probable Number) ground in water.This type of descriptive study is to determine the MPN coliform in ground water wells. Samples studied were 5 samples dug wells within less than 10 meters from sewerage.The results showed that of the 5 sample wells that were located less than 10 meters from sewerage, 80% were contaminated.Conclusions of this study is the 5 samples studied with the well spacing of less than 10 meters dig it all (80%) was contaminated, because it does not comply with the rules Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990. Keyword: MPN Coliform INTISARI Kreatinin merupakan zat yang harus dibuang dari dalam tubuh oleh ginjal sehingga kadar kreatinin dalam darah digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Gagal ginjal yaitu suatu keadaan dimana kedua fungsi ginjal sedemikian terganggu sehingga keduanya tidak dapat melakukan fungsi regulasi dan ekskresinya untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Pemeriksaan kadar kreatinin dapat dilakukan menggunakan fotometer dan automated chemistry analyzer. Berdasarkan prinsip dan kegunaan alat fotometer dan auotomated chemistry analyzer itu sama, namun apakah hasil analisis sampel dalam pengukuran kadar kreatinin menggunakan fotometer dan automated chemical analyzer terdapat perbedaan atau tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemeriksaan kadar kreatinin menggunakan alat fotometer dan automated chemistry analyzer pada pasien gagal ginjal. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif, dengan mengambil sampel (darah) langsung terhadap responden lalu data hasil yang diperoleh dinarasikan, populasi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang menjalani Hemodialisa. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling, didapatkan 15 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel, kemudian dinarasikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pemeriksaan kadar kreatinin menggunakan alat fotometer dan automated chemistry analyzer. Kata Kunci : Kadar Kreatinin, Fotometer dan Automated Chemistry Analyzer, Gagal Ginjal Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya”. Pendahuluan Masalah yang berkaitan dengan kebutuhan air bersih masih saja timbul. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan air bagi kebutuhan sehari-hari dari sumbersumber yang mudah menularkan penyakit, misalnya dari air sungai dan air sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Kemudian penggunaan dan pemanfaatan atau pembuatan sumur gali itu belum memenuhi syarat kesehatan, seperti jarak sumur dengan sumber pencemar ataupun dari segi konstruksinya masih belum memenuhi syarat sumur gali yang sehat. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan air yang dihasilkan mudah tercemar dari lingkungan sekitar, dalam hal ini akan mengakibatkan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air. Salah satu pencemar yang mungkin ada dari keadaan seperti itu adalah bakteri coli, khususnya coli tinja (Indan Entjang, 2000). Menurut Kesehatan Peraturan menteri No.416/MenKes/Per/IX/1990 menyatakan bahwa air sumur tidak boleh mengandung bakteri coliform lebih dari 50 Most Probable Number (MPN) per 100 mL air sumur. Menurut Chandra (2007), ” Sumur harus berjarak minimal 10 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber Tindakan pencegahan pencemaran sumur gali oleh bakteri coliform, yang harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan pembuangan kotoran, lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah rumah tangga dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Escherichia coli merupakan kuman oportunis yang banyak ditemukan didalam usus besar manusia sebagai flora normal bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare dan jaringan tubuh diluar usus. Berdasarkan data yang didapat pada tahun 2011 di Puskesmas Neglasari dilaporkan yang mengalami penyakit diare sebanyak 75%. Setelah dilingkungan dilakukan RT/RW survei, 005/003 Desa Neglasari Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, masih banyak warga yang menggunakan sumber air yang jaraknya berdekatan dengan kandang ternak, serta pembuangan dari rumah- rumah warga. Jenis tanah yang digunakan untuk membuat sumur gali biasanya tanah humus atau tanah kapur, dengan rata-rata kedalaman 5-8 meter. Maka dari itu pada penelitian ini akan mengkaji Pemeriksaan MPN coliform pada 005/003 Desa Sumur gali di RT/RW Neglasari Kecamatan Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dengan metode MPN (Most Probable Number). Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei bersifat deskriptif untuk mengetahui nilai MPN coliform pada Sumur gali air di RT/RW : 005/003 Kecamatan Desa Jatiwaras Neglasari Kabupaten Alat dan Bahan Autoclave YXQ.SG41.280, Oven NC-OV-80L, Batang pengaduk, Erlenmeyer, Grabb Botle Sampel, Inkubator, Ose dan Lampu spirtus. Lbsingle ,Lbdouble , BGLB, Aquadest Prosedur Penelitian Tasikmalaya. Populasi yang digunakan adalah Sumur gali yang digunakan masyarakat di RT/RW : 005/003 Kecamatan Desa Jatiwaras Neglasari Kabupaten Berdasarkan survei diperoleh 5 Sumur gali yang ada di RT/RW : 005/003 Neglasari Kabupaten Sampel diambil dengan Grabb Sample Bottle steril yang dibungkus seluruhnya dengan kertas. Cara pengambilan sampel : Tasikmalaya. Desa 1. Pengambilan Sampel Kecamatan Tasikmalaya. Jatiwaras Pengambilan Sampel tersebut diambil secara total populasi. a) Membuka bungkus kertas Grabb Bottle Sample, kemudian buka tutup botol dan letakan di atas bungkus kertas tadi. b) Dengan posisi mulut botol menghadap ke atas, ulurkan botol Teknik menggunakan pengambilan data primer, data tersebut secara perlahan-lahan, dengan sampai mulut botol masuk minimum melakukan pengumpulan sampel dan uji 10 cm ke dalam air. Jangan sampai laboratorium botol tersebut menyentuh dinding dengan melakukan penegasan untuk mengetahui nilai MPN coliform pada sumur gali di RT/RW : 005/003 Desa Neglasari Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. sumur. c) Setelah terisi penuh, botol diangkat dan sebagian air sampel dibuang sampai volume air sampel menjadi 2/3 volume botol. d) Tutup botol tersebut, kemudian bungkus kembali dengan kertas tadi. Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA e) Dicatat tanggal, waktu, dan tempat b. Tes penegasan (Confirmative Test) pengambilan. Beri label dan catat 1) Laktosa broth yang positif gas suhu air tersebut. diambil 1 ose kemudian ditanam 4. Pengujian Sampel pada media BGLB. 2) Inkubasi pada suhu 370C selama 1 x Prinsip kerja : Sampel ditanam pada media Lactosa Broth, yang positif gas 24 jam. dan asam pada media Lactosa Broth 3) Amati adanya gas dan perubahan dipindahkan pada media Brilian Green warna dari hijau ke kuning. Lactosa Broth, kemudian yang positif 4) Hasil gas dan terjadi perubahan warna (dari tabel. pengamatan dicatat pada hijau menjadi kuning). a. Test Perkiraan (Presumptive Test) Hasil Penelitian 1) Pemeriksaan ini menggunakan ragam Hasil penelitian kandungan II : 3 x 10 mL, 3 x 1 mL, 3 x 0,1 mL. coliform dari satuan MPN untuk sampel Karena Air belum diolah. Sampel airsumurgali sebagai berikut: dimasukan ke dalam media dengan Sampel yang menunjukan positif gas rincian sebagai berikut: ditanam pada media BGLB. a) Masing-masing 10 mL ke dalam 3 Ragam : 3 x 10 mL, 3 x 1 mL, 3 x 0,1 mL. tabung media Lactosa Brothdouble. b) Masing-masing 1 mL ke dalam 3 tabung media Lactosa Tabel Banyaknya tabung yang positif pada media BGLB No. Sam pel Jarak sumur gali 3 tabung media Lactosa Brothsingle. 1 mL aquadest steril ke dalam 1 Indek MPN per 100 mL Ket Memenu hi syarat Tidak memenu hi syarat Tidak memenu hi syarat Tidak memenu hi syarat Tidak memenu hi syarat 1. 9,5 meter 10 mL 2 2. 3,5 meter 3 3 1 460 3. 2 meter 3 3 3 2400 4. 5 meter 3 2 0 93 5. 8 meter 3 2 0 93 Brothsingle. c) Masing-masing 0,1 mL ke dalam jumlah tabung yang positif 1 mL 2 0,1 mL 2 31 tabung media Lactosa Broth single dan double sebagai kontrol. 2) Inkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. 1) Tes 3) Amati adanya gas dan asam. 4) Hasil pengamatan dicatat tabel. Keterangan : penegasan dinyatakan positif apabila di dalam tabung terdapat gas. dalam Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA 2) Syarat kandungan bakteri coliform 1) Jarak gali dengan pembuangan tidak boleh lebih dari 50 MPN per 100 kotoran, kandang ternak, mL air. pembuangan sampah, yang sangat Persentase jumLah sumur yang tidak berdekatan sehingg memenuhi syarat air bersih dinyatakan menyebabkan pencemaran dengan rumus : airsumur dan adapat pada 2) Tekstur tanah yang digunakan untuk % = x 100 % Keterangan : sumur n = JumLah sampel air sumur yang mudah dirembas air, sehingga air dari menunjukan nilai MPN tidak kolam ikan dapat merembas kedalam memenuhi syarat. sumur x = JumLah seluruh sampel air sumur. Pada sumur yang jaraknya kurang dari 10 gali kebanyakan dan dapat tanahnya mengakibatkan pencemaran secara tidak langsung. 3) Sumur gali dengan pembuangan meter dari pembuangan kotoran, ternyata kotoran dalam keadaan sejajar tidak semua sampel menunjukan nilai MPN menggunakan jarak, hanya dibatasi melebihi aturan Permenkes. dengan dinding setinggi 1 meter. Perhitungan : Sehingga dapat mengakibatkan pencemaran pada sumur gali. % = x 100 % 4) Konstruksi = 80 % sumur gali tidak menggunakan dinding sumur kedap Jadi, sumur yang jaraknya kurang dari 10 meter dari pembuangan kotoran, ternyata 80 % sudah tercemar. air, hanya diatas sumur penampungan dibuat dinding setinggi 1-2 meter. Dengan kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian Bakteri coliform merupakan didapatkan, bahwa 5 sampel dengan jarak sebagian kurang dari 10 meter dari pembuangan Didalam usus, umumnya bakteri ini tidak kotoran ternyata menyebabkan penyakit dan 80% sudah tercemar, karena tidak sesuai dengan aturan Permenkes membantu fungsi normal dan nutrisi. No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu 50 per 100 mL. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : besar flora usus normal. dapat Organisme ini menjadi patogen bila mencapai pencernaan, jaringan diluar khususnya saluran saluran air Sri Rahayu : PEMERIKSAAN MPN PADA SUMUR GALI DI KABUPATEN TASIKMALAYA kemih,s aluran empedu, paru-paru, peritoneum atau selaput otak. Pemeriksaan golongan coli dengan menggunakan sistem tabung yang dinyatakan dengan indeks Most Probable Number (MPN), indeks ini merupakan indeks dari jumLah golongan coli yang paling mungkin, hasil ini memberikan angka yang dapat digunakan untuk Ucapan Terima Kasih Sumber dana penelitian ini menggunakan dana hibah dari LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis dan Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. menunjukan kualitasair. Pembagian bakteri didalam air akan tetap tidak merata meskipun telah Daftar Pustaka Hefni Effendi. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius, 2003. Indan Entjang. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Citra Aitya Bhakti, 2000. Jawetz, Melnick. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salimba Medika, 2001 dilakukan pengocokan sebelum diperiksa. Oleh karena itu, pemeriksaan dilakukan dengan cara membagi jumLah volume sampel menjadi ragam. Untuk pemeriksaan kualitas air bersih digunakan ragam 3x10mL, 3x1mL, 3x0, 1mL, sedangkan untuk air minum digunakan ragam 5 x10 mL, 1 x1 mL, 1 x0, 1 mL. Simpulan Berdasarkan Michael J. Pelczer. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia, 2005. hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa : 5 sampel yang diteliti dengan jarak sumur gali kurang dari 10 meter ternyata 80% sudah tercemar, karena aturan tidak sesuai dengan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu 50 per 100 ml. Slamet J.S. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2002.