korelasi penggunaan model pembelajaran klasikal

advertisement
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal dengan
Kemampuan Penalaran Analogi Matematika Siswa (Studi Kasus
Pada Siswa Kelas VIII SMP N I Gegesik Kabupaten Cirebon)
Ondi Saondi, Siti Khudriyah
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon,
Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia,
Telepon: +62 231 481264
Penalaran dalam pembelajaran matematika marupakan konsep berpikir yang sangat
mendasar. Penalaran yang diambil dalam penelitian ini adalah penalaran analogi, dimana
dalam proses bernalar menggunakan persamaan-persamaan atas fakta yang telah diketahui.
Penalaran analogi matematika siswa masih kurang berkembang. Salah satu factor ayng
mempengaruhi kemampuan penalaran analogi matematika siswa adalah model pembelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan model pembelajaran klasikal dan kemampuan penalaran analogi
matematika serta untuk mengetahui hubungan atau korelasi penggunaan model
pembelajaran klasikal terhadap kemampuan penalaran analogi matematika siswa.Model
pembelajaran klasikal yang dianggap tertinggal, nyatanya masih banyak digunakan dalam
rangka peningkatan kemampuan matematika siswa, salah satunya kemampuan penalaran
analogi matematika. Akan tetapi penggunaan model pembelajaran yang baik akan dapat
membantu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematika.
Karena tinggi rendahnya kemampuan penalaran analogi matematika siswa tergantung dari
model pembelajaran yang telah dilaksanakan dan diterapkan dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan observasi, angket, wawancara dan tes hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon yang berjumlah 406 siswa. Setelah
data diperoleh kemudian data dianalisis dengan uji prasyarat analisis data, berupa uji
normalitas, homogenitas dua varians, uji kelinearan regresi, uji korelasi dan uji hipotesis. Dari
hasil penenlitian yang diperoleh, diketahui bahwa siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten
Cirebon menggunakan model pembelajaran klasikal dengan baik, dengan perolehan skor ratarata hasil angket respon penggunaan model pembelajaran klasikal sebesar 74,04.
Kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMPN I Gegesik tinggi dengan skor
rata-rata 75,77. Sedangkan korelasi penggunaan model pembelajaran klasikal terhadap
kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten
Cirebon menunjukkan adanya korelasi yang rendah yaitu 0,36. Berdasarkan uji hipotesis
statistik, didapat thitung = 2,53 dan ttabel = 2,415. Hal ini berarti t hitung > ttabel , sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII
SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2007 – 2008.
Kata Kunci : model pembelajaran klasikal, kemampuan penalaran analogi
Mengingat kurikulum yang telah ditetapkan secara formal, maka
tekanan yang harus dikembangkan oleh guru terletak pada proses belajar
mengajar. Guru mempunyai kewenangan dalam menentukan dan
melaksanakan proses belajar mengajar. Karena tinggi rendahnya kadar
kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh model mengajar yang digunakan
oleh guru. M.Dahlan (1984) berpendapat bahwa pada dasarnya guru tidak
boleh fanatik hanya pada satu model saja, sebab keragaman peran
mengajar menuntut keragaman pendekatan yang digunakan. Keragaman
model yang diterapkan mampu menjangkau lebih banyak sisi kebutuhan
siswa dikelas. Pada strategi pembelajaran, terdapat beragam bentuk model
pembelajaran yang semakin berkembang, dengan berbagai macam
pendekatan
dan
metodenya.
Model-model
pebelajaran
tersebut
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran ….. (Ondi Saondi dan Siti Khudriyah)
| 17
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa. Akan
tetapi, seiring perkembangan tersebut justru model pembelajaran klasikal
yang dianggap tertinggal masih banyak digunakan di sekolah-sekolah.
Model pembelajaran klasikal dimana dalam prakteknya meliputi tiga
langkah yaitu guru menerangkan dan memberikan pemahaman konsep,
kemudian memberikan contohnya serta latihan, pada kenyataannya masih
banyak digunakan di sekolah-sekolah sebagai alternative model
pembelajaran yang efektif.
Pada proses pembelajaran matematika, untuk meningkatkan
kemampuan matematika tersebut tidak hanya kemampuan kognitif semata
yang
digunakan,
ketrampilan-ketrampilan
dalam
menyelesaikan
permasalahan matematika juga dilibatkan. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan kemampuan penalaran analogi matematika. Kemampuan
penalaran analogi merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan-perbandingan
dengan pengetahuan lainnya. Jadi dalam penalaran analogi matematika ini
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memikirkan
bagaimana penyelesainnya dengan membandingkan pengetahuan yang
didapat sesuai dengan kesimpulan yang telah didapatnya.
Hal ini juga seperti diungkapkan oleh Ad.Rooijakkers (1990:3) bahwa
sebagai seorang pengajar, seseorang harus dapat merangsang terjadinya
proses berpikir, harus dapat membantu tumbuhnya sikap kritis, serta harus
mampu mengubah pandangan para muridnya Dan merupakan suatu
kenyataan bahwa, sebagian besar pengajaran di sekolah-sekolah
menengah diberikan secara klasikal. Banyak orang menganggap, bentuk
pengajaran klasikal tersebut dipandang efisien. Namun yang harus
diperhatikan bahwa bentuk pengajaran tersebut mempunyai keuntungan,
juga ternyata memiliki kerugian dan keterbatasan.
Lebih lanjut, Rooijakkers menambahkan bahwa dalam prosesnya
kekurangan yang selama ini diyakini sebagai salah satu kekurangan dari
model pembelajaran klasikal adalah siswa yang cenderung pasif.
Sedangkan dipandang sebagai kelebihannya adalah karena pembelajaran
klasikal khususnya disekolah-sekolah masih efektif digunakan. Karena
dalam pembelajaran disekolah masih menggunakan sistem perkelas
sehingga guru harus benar-benar dan memberikan pemahaman terhadap
siswa sebaik-baiknya dengan segala keterbatasan waktu serta media
dalam proses pembelajarannya.
Kondisi kemampuan penalaran siswa pada siswa SMPN I Gegesik
yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
klasikal ini tidak banyak yang berkembang. Hanya beberapa siswa tertentu
yang memang dianggap pintar. Hal itu disebabkan oleh kondisi
kemampuan berpikir matematika siswa yang tidak terbiasa berpikir keras
dalam
memikirkan
permasalahan-permsalahan
matematika.
Ketergantungan akan kemampuan guru masih sangat dominant. Akan
tetapi, model pembelajaran yang digunakan, yakni model pembelajaran
klasikal, dirasa sangat membantu dalam proses peningkatan dan
pemahaman matematika siswa. Atas dasar ini penulis ingin meneliti siswasiswa di SMPN I Gegesik. Dimana, proses pembelajarannya masih
menggunakan model pembelajaran klasikal dalam meningkatkan
18 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 17 - 24
kemampuan penalaran analogi matematika kepada siswa. Dalam hal ini
yang ingin diteliti penulis adalah “Korelasi Penggunaan Model
Pembelajaran Klasikal dengan Kemampuan Penalaran Analogi
Matematika Siswa”. Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai
berikut :
a.
Sejauh mana penggunaan model pembelaran klasikal dalam
pembelajaran matematika di SMPN I Gegesik ?
b.
Sejauh mana kemampuan penalaran analogi matematika siswa
SMPN I Gegesik?
c.
Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran
klasikal
dengan kemampuan
penalaran analogi
matematika siswa?
MATERI DAN METODE
Sampel. Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari objek dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII, VIII dan IX SMPN I Gegesik tahun ajaran
2007-2008. Akan tetapi karena mempertimbangkan keterbatasan waktu,
biaya dan tenaga peneliti, maka peneliti mengambil populasi target secara
purposive dipilih kelas VIII yang secara keseluruhan berjumlah 406 siswa.
Sampel menurut Margono (1996:121) adalah sebagai bagian dari populasi,
sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Adapun teknik dalam penarikan sample, dilakukan secara random sampling
purposive. Sample yang diambil dari populasi penelitian yang akan penulis
angkat adalah siswa kelas VIII sebanyak delapan kelas dan hanya diambil
satu kelas secara acak yaitu kelas VIII B yang berjumlah 46 siswa.
Teknik Korelasional. Adapun desain penelitian yang digunakan
adalah melalui penerapan model pembelajaran klasikal dan post-test. Di
tuliskan dalam pola sebagai berikut : X O1 dimana X
= treatment
(penggunaan model pembelajaran klasikal), O1 = pemberian post tes.
Adapun analisis data yang dilakukan yakni Uji Validitas menggunakan
rumus korelasi product moment. Uji Reliabilitas digunakan rumus belah dua
formula Sprearmn-Brown (ganjil-genap), uji Daya Pembeda, uji Indeks
Kesukaran, Uji Normalitas menggunakan rumus Uji Chi kuadrat, Uji
Homogenitas menggunakan uji F, analisis korelasi dan regresi.
Deskripsi Data
HASIL
Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal
Dari 10 item pertanyaan angket untuk pengambilan data terhadap
45 sampel siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun ajaran 2007 – 2008,
diperoleh skor rata-rata 74,04 dengan simpangan baku 9,02. Sedangkan
skor terendah yang diperoleh siswa adalah 53 yang dicapai oleh 1 orang
siswa. Sedangkan skor tertinggi yang didapat siswa adalah 93 yang dicapai
oleh 1 siswa juga.
Tabel 1. Kelebihan Penggunaaan Model Pembelajaran Klasikal
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran ….. (Ondi Saondi dan Siti Khudriyah)
| 19
No Item Soal
Ya
26
22
12
24
25
18
127
47.04
1
3
4
5
6
7
Total
Rata-Rata(%)
Tanggapan Responden
Sedang-Sedang Saja
17
18
26
15
20
25
121
44.81
Tidak
2
5
7
6
0
2
22
8.15
Total
45
45
45
45
45
45
270
100
Tabel 2. Kesulitan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal
No Item Soal
2
8
9
10
Total
Rata-Rata (%)
Ya
6
1
13
8
28
15.
56
Tanggapan Responden
Sedang-Sedang Saja
3
34
12
22
71
39.44
Tidak
36
10
20
15
81
45
Total
45
45
45
45
180
100
Tabel 3 Klasifikasi Skor Angket Penggunaan Model Pembelajaran
Klasikal
Skor
10 – 40
41 – 70
71 – 100
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Frekuensi
0
22
23
45
Presentase
(%)
0
48,9
51,1
100
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa
kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 penggunaan model
pembelajaran klasikal dengan baik dengan perolehan skor rata-rata hasil
angket penggunaan model pembelajaran klasikal adalah 74,04.
Kemampuan Penalaran Analogi Matematika
Dari data hasil tes analogi matematika ini diperoleh rata-rata nilai
yang diperoleh siswa adalah 75,77 dengan simpangan baku 12,57. Nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 30 yang dicapai oleh seorang siswa.
Sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh 2 orang siswa.
Data variabel Y yang diperoleh ini dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang kedua yaitu ”Sejauh mana kemampuan
penalaran analogi matematika siswa SMPN I Gegesik?”. Tes penalaran ini
terdiri dari soal pilihan berganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban (A B C
D) yang terdiri dari jawaban benar dan salah dan semuanya terdriri dari 10
item soal. Adapun hasil tes penalaran analogi pada pokok bahasan bangun
20 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 17 - 24
prisma dan limas ini terbagi dalam 3 sub indikator yang selanjutnya di
tuliskan dalam beberapa tabel dibawah ini.
Tabel 4. Mengenal Prisma dan Limas serta Bidang Diagonalnya
Jawaban Responden
Benar
Tidak
1
44
1
2
44
1
3
45
0
Total
133
2
Rata-Rata (%)
98.52
1.48
Tabel 5. Menentukan Besar dan Luas Permukaan Limas
No Item Soal
No Item Soal
4
6
8
Total
Rata-Rata (%)
Jawaban Responden
Benar
Tidak
5
40
41
4
29
16
75
60
55.56
44.44
Total
45
45
45
135
100
dan Prisma Tegak
Total
45
45
45
135
100
Tabel 6. Menentukan dan Menghitung Volume Limas dan Prisma Tegak
No Item Soal
5
7
9
10
Total
Rata-Rata (%)
Tabel
Matematika
7.
Skor
0 – 33
34 – 67
68 – 100
Jawaban Responden
Benar
Tidak
40
5
40
5
7
38
37
8
124
56
68.89
31.11
Total
45
45
45
45
180
100
Klasifikasi Nilai Tes Kemampuan Penalaran
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Frekuensi
1
6
38
45
Analogi
Presentase
(%)
2,2
13,3
84,5
100
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
bahwa siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008
memiliki kemampuan penalaran analogi yang baik dengan perolehan nilai
rata-rata tes penalaran analogi matematika adalah 75,77.
Uji Normalitas
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran ….. (Ondi Saondi dan Siti Khudriyah)
| 21
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas skor penggunaan model
pembelajaran klasikal, diperoleh harga X 2hitung = 1,347 sedangkan X2tabel
untuk derajat kebebasan 3 dan taraf kepercayaan 99 % adalah 11,3.
Dengan demikian X2hitung < X2tabel. Karena X2hitung < X2tabel, maka data skor
angket penggunaan model pembelajaran klasikal berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas terhadap nilai tes kemampuan
penalaran analogi matematika siswa, diperoleh harga X 2hitung = 10,58
sedangkan X2tabel untuk derajat kebebasan 3 dan α = 1 % adalah 11,3.
Dengan demikian X2hitung < X2tabel. Karena X2hitung < X2tabel, maka data skor
angket penggunaan model pembelajaran klasikal berdistribusi normal pada
taraf kepercayaan 99 %.
Uji Homogenitas
Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu di uji kehomogenannya
dengan uji homogenitas dua varians. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
homogen (sama) tidaknya varians dari sampel-sampel yang diambil dari
populasi yang sama. Didapat dari perhitungan homogenitas, diperoleh nilai
Fhitung adalah 1,95. Sedangkan Ftabel dengan α = 1 % adalah 2,02. dengan
demikian Fhitung < Ftabel. Karena Fhitung < Ftabel, maka varians dari dua data
variabel X dan variabel Y adalah homogen pada tingkat kepercayaan 99 %.
Uji Kelinieran Regresi
Tabel 8. Daftar Hasil Analisis Uji Kelinieran Regresi
Sumber Variasi
dk
JK
KT
F
Total
45
251400
251400
-
Regresi
Regresi (b/a)
Residu
Tuna Cocok
Kekeliruan
1
1
43
11
32
244942.2
842.09
5615.69
2744.89
2870.8
244942.2
842.09
130.60
249.54
89.71
6.45
2.78
Dari tabel hasil analisis uji kelinieran regresi diatas didapat : Nilai F hitung
untuk uji kelinieran regresi adalah 2,78. Sedangkan Ftabel untuk α = 1 % dan
dk = (11,32) adalah 2,86. Hal ini berarti F hitung < Ftabel. Dengan demikian
persamaan 40,24 + 0,45 X adalah model regresi linear. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
Uji Analisis Korelasi
Setelah uji kelearan regresi dilakukan, kemudian dilakukan uji korelasi. Uji
korelasi dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara variabel X
dan variabel Y. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefesien r xy =
0,36. Menurut interpretasi klasifikasi nilai r xy, maka klasifikasi rxy antara
0,20 - 0,40 termasuk dalam kategori rendah. Ini berarti terdapat hubungan
yang rendah antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan
kemampuan penalaran analogi matematika siswa SMP N I Gegesik.
22 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 17 - 24
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan koefisien korelasi
product moment dengan uji t sebagai kriteria penolakan. Berdasarkan hasil
perhitungan korelasi product moment, diperoleh nilai r = 0,36, sehingga
didapat thitung sebesar 2,53. Sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 1%
dan derajat kebebasan 43 adalah sebesar 2,415. Ini berarti thitung > ttabel .
Karena thitung > ttabel, maka H0 di tolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan
model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi
matematika siswa di SMP N I Gegesik dengan taraf kepercayaan 99 %.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap
penggunaan model pembelajaran klasikal, yaitu dengan melakukan proses
belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran klasikal yang
kemudian meneliti respon siswa dalam bentuk angket penelitian. Kemudian
setelah proses pembelajaran berlangsungnya, selanjutnya peneliti
melakukan tes hasil belajar dalam bentuk tes penalaran analogi
matematika. Dari hasil respon siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran kalsikal didapat skor rata-rata hasil angket penggunaan
model pembelajaran klasikal adalah 74,04 termasuk dalam kategori tinggi.
Sedangkan dari hasil tes penalaran analogi matematika siswa diperoleh
nilai rata-rata tes penalaran analogi matematika adalah 75,77 dan
termasuk dalam kategori tinggi.
Setelah dilakukan analisis dan uji hipotesis dalam penelitian ini
diperoleh thitung adalah 2,53 sedangkan harga t tabel dengan taraf signifikasi 1
% dan derajat kebebasan 43 adalah 2,415. Ini berarti X hitung > Xtabel. Yang
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran
klasikal
terhadap
kemampuan
penalaran
analogi
matematika. Apabila hasil penelitian ini dihubungkan kembali dengan
landasan teoritis bahwa antara landasan teori yang telah dikemukakan
didepan mendukung dengan apa yang telah didapat dari hasil penelitian
ini. Bahwa penggunaan model pembelajaran klasikal yang baik merupakan
salah satu faktor dalam peningkatan kemampuan penalaran analogi
matematika.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data kedua variabel yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, maka pada bab kesimpulan ini penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 memiliki
respon yang tinggi terhadap penggunaan model pembelajaran klasikal
yang telah diterapkan di sekolahnya. Dengan perolehan skor rata-rata
hasil angket respon penggunaan model pembelajaran klasikal sebesar
74,04.
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran ….. (Ondi Saondi dan Siti Khudriyah)
| 23
2. Siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 memiliki
kemampuan penalaran analogi dengan baik dengan perolehan tes hasil
belajar dalam bentuk penalaran analogi dengan skor rata-rata 75,77.
3. Hubungan penggunaan model pembelajaran klasikal dengan
kemampuan penalaran analogi matematika siswa menunjukkan korelasi
yang tergolong masih rendah, yaitu 0,36. Berdasarkan uji hipotesis
statistik, didapat thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi
matematika siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 –
2008.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul majid. 2003. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru). Bandung : PT Rosda Karya
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya. 2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar)
Untuk Fakultas TarbiyahbKomponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia
Ad. Rooijakkers. 1990. Mengajar Dengan Sukses (Petunjuk Untuk
Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran). Jakarta : Gramedia.
Arief Sidharta B. 2008. Pengantar Logika. Bandung : PT Refika Aditara.
Baharudin. Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta : AR-RUZ MEDIA GROUP.
Erman. 2003. Evaluasi Pengajaran Matematika. Bandung : UPI Bandung.
Hugo F.Reading. 1986. Kamus Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : CV. Rajawali.
Husaini Usaman. Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Pengantar Statistika.
Jakarta : Bumi Aksara.
Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika (Asas-Asas Penalaran
Sistematis). Yogyakarta : Kanisius.
Jujun Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
Lukman Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2. Jakarta : Balai
Pustaka.
Muhammad Ali. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sinar baru Algesindo.
M. Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung : Diponogoro.
Nana Sudjana. 1987. Cara belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Sinar baru.
Nana Sudjana. 1989. CBSA (Cara belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar). Bandung : Sinar baru.
Ridwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Russefendi. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru mengembangkan
Kompetensinya Dalam pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung : Tarsito.
Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung :
ALFABETA
24 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 17 - 24
Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi VI). 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 1995. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sutrisna
Wibawa.
Argumentasi.
http://www.uny.ac.id/akademik
kharefile/file/05062007 100216_naf_ekspres_tulis4_ppt.
Widdiharto, Rachmadi. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.
http://zainuri.wordpress.com/2007/model-model-pembelajaran
matematika. 23 Desember 2007.
Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran ….. (Ondi Saondi dan Siti Khudriyah)
| 25
Download