PENERAPAN 1\-IODEL BELAJAR KELOMPOK PADA PEMBELA.JARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS 5 SD N 3 GABUSAN- BLOR_A Sutikno Sekolah Dasar Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Elora ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkalkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan Model Belajar Kelompok di kelas 5 SD Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek yang akan digunakan sebagai penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 3 Gabusan yang berjumlah 29 siswa dengan 19 siswa putri dan 10 siswa putra. lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes dan non-tes yang meliputi lembar penilaian praktik pembelajaran, dan dokumentasi yang berupa RPP yang di buat oleh guru sebagai peneliti. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini diukur dengan indikator kinerja yang terdiri dari indikator prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata minimal 85 dan prosentase ketuntasan minimal sebesar 85 % dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi awal siswa yang nilainya memenuhi KKM sejumlah 9 siswa (31,1%) dan yang belum memenuhi KKM terdapat 20 siswa (68,9%) dengan ratarata 55,4, Siklus I menerapkan Model Belajar Kelompok dengan siswa bekerja pada kelompok yang beranggotakan 8 siswa. terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 62,llk dari siswa yang telah memenuhi batas tuntas dan 37,8% siswa maslh be!um tuntas atau 191 Penerapan Model Belajar Kelompok pada Pembelajaran PKn (Sutikno) berada di bawah KKM. Kemudian pada siklus II menerapkan Model Belajar Kelompok dengan siswa bekerja pada kelompok yang beranggotakan 4 siswa masing-masing kelompok, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 26 siswa atau 89,8% telah memenuhi kriteria ketuntasan nilai, dan masih terdapat 3 siswa atau 10,2% yang belum tuntas, namun secara keseluruhan hasil tindakan siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang peneliti tentukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Belajar Kelompok pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Kompetensi Dasar Menampilkan peran serta dalam pemilihan organisasi di sekol3h dapat meningkatkan prestasi bel ajar siswa kelas 5 Semester II SD Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Kata Kunci: Prestasi Belajar Siswa, Model Belajar Kelompok PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan si sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatan aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Masalah cara belajar saat ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa SD cukup memprthatinkan. Dart hasil pengamatan pada umumnya mereka kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin. 192 Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 191-205 Bedasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreatifitas siswa, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konven5ional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kela5, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan 5i5wa kela5 5 SD Negeri 3 Gabusan yang dipaparkan pada tabel nilai Pendidikan Kewarganegaraan semester I berikut ini: No. Nilai Frekuensi Prosentase Keterangan 1. 45-54 4 13,8% 1idak tuntas 2. 55-64 7 24,1% 1idak tuntas 3. 65-74 9 31,0% T!dak tuntas 4. 75-84 6 20,7% Tuntas 5. 85-94 3 10,4 Ofo Tuntas 6. 95-100 - - - 29 100% I I I -- Jumlah Nllal Rata-rata 55,4 Nilai maks. 85 Nilai min. 50 I Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD N 3 Gabu5an menunjukkan adanya indika5i terhadap rendahnya kinerja belajar 5i5wa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualita5. Untuk mengetahui mengapa ha5il belajar 5i5wa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberha5ilan 5i5wa 193 Penerapan Model Belajar Kelompok pada Pembelajaran PKn (Sutikno) dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama iain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal, penulis mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Penerapan Model Belajar Kelompok Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas 5 Semester Ii Sekolah Dasar Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010/2011". Sesuai dengan pemasalahan yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan Model Belajar Kelompok di kelas 5 SD Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Penelitian diharapkan dapat memberi masukan bagi perbaikan, peningkatan praktik pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berkaitan dengan pemahaman dan penyampaian mater! yang mudah untuk dipahami oleh siswa. a. Bagi sekolah sebagai bahan masukan mengembangkan Model Belajar Kelompok pembelajaran pada mata pelajaran lainnya. untuk untuk b. sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan caJon guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang 194 Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 191-205 tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas. c. Bagi siswa penerapan Model Belajar Kelompok mampu menumbuhkan interaksi saat pembelajaran, sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). KAJIAN TEORI Model Belajar Kelompok Pada dasarnya belajar kelompok adalah suatu aktivitas belajar dimana individu dalam hal ini siswa yang belajar terdapat lebih dari satu orang melalui prinsip kerja sama dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar merupakan wujud pengembangan rasa social siswa. Dengan belajar kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap siswa. Siswa dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina kesetiakawanan sosial antara siswa dengan siswa. (Djamrah, 2002:63). Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama, seperti melakukan percobaan, berdiskusi, bermain peran, juga untuk mendorong agar anak pemalu dan penakut mau berbicara. Anakanak ini akan merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada secara klasikal. Melatlh anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan hidup yang membuat manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Lebih-lebih dalam masyarakat modern, kemampuan bekerjasama semakin penting dan mutlak 195 Penerapan Model Belajar Kelompok pada Pembelajaran PKn (Sutikno) Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa untuk berdoa, kemudian mengadakan presensi. Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kemudian memotivasi siswa melalui bemyanyi lagu "Himne Pramuka" secara bersama-sama, kegiatan berlanjut pada apersepsi yang berupa tanya jawab menghubungkan lagu dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan kekegiatan inti yaitu dengan membentuk kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Dalam kefompok1 siswa berdiskusi tentang struktur dan tugas kepengurusan kemudian membentuk kepengurusan organisasi kelas, ada siswa yang kurang terlibat dalam diskusi kelompok tetapi dengan bimbingan guru yang intensif sehingga dapat melibatkan siswa dalam diskusi kelompok. Secara bergantian siswa menyampaikan hasH diskusi kelompok. Kelompok lain memberikan pendapat atau mengoreksi jawaban guna menyamakan persepsi dengan bimbingan guru. Di dalam kegiatan akhir guru menjelaskan dan meluruskan tentang jawaban siswa yang masih kurang atau salah kemudian memberikan pemantapan melalui contoh seal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-harib. Bersama guru, siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa tes evaluasi. Peran Guru Dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Model belajar Kelompok peran guru sebagai berikut: • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada dan memberikan motivasi pada siswa. 200 Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 191-205 • Guru menyajikan informasi awal kepada siswa dengan jalan demonstrasi menunjukkan bagan kepengurusan sekolah. • Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok. • Guru membimbing siswa pada saat menyampaikan hasil diskusi kelompok. • Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari. • Guru memberikan penghargaan pada kelompok atau individu atas usaha atau prestasi belajar yang telah dilakukan selama pembelajaran. Hasil/ Dampak Prestasi belajar siswa kelas 5 SD Negeri 3 Gabusan disajikan pada tabel distribusi frekuensi nilai tes evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan pada pra siklus, slklus I dan siklus II berikut: 201 Scholaria, Vol. 1, No.2, September 2011: 191-205 Belajar Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Gabusan pada mata pelajaaran Pendidif<an Kewarganegaraan (PKn). Keuntungan I Kelebihan Penerapan Model Belajar Kelompok dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memlliki keleblhan, yaltu: 1. Melatih kerja sama siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, sehingga memungkinkan terjadinya tutor sebaya. 3. Melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap hasil kerja kelompok dibanding mempertahankan individualisme. 4. Membantu guru dalam menyampaikan materi yang mempunyai cakupan cukup luas sedangkan waktu terbatas. Kelemahan Model Belajar Kelompok yang diterapkan dalam pembelajaran Pendidrkan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai kelemahan, yaitu: 1. Pemahaman materi antar anggota kelompok akan berbeda sehingga sering terjadi beberapa siswa yang dominan dalam kelompok. 2. Kerja kelompok kurang efektif jika anggota kelompok terlalu banyak. 3. Membutuhkan arahan dan bimbingan dari guru secara intensif agar siswa dapat berperan aktif dalam kelompok. 203 Penerapan Model Belajar Kelompok pada Pembelajaran PKn (Sutikno) SIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Belajar Kelompok pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Kompetensi Dasar Menampilkan peran serta dalam pemilihan organisasi di sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 Semester II SD Negeri 3 Gabusan Kecamatan Jati Kabupaten Blora. SARAN Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah: a. Bagi Guru Dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di ke!as, peneliti mengharapkan para guru sekolah dasar dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari b. Bagi Sekolah Peneliti mengharapkan pihak sekolah untuk dapat mengembangkan Model Belajar Kelompok untuk pembelajaran pada mata pelajaran lainnya. c. Bagi Siswa Bagi siswa yang nilainya masih di bawah KKM, rajinrajinlah belajar dan bagi siswa yang nilainya tefah tuntas lebih giat belajar dan tingkatkan prestasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta . .......... ... .... 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas II. Jakarta: Erlangga 204 Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 191-205 Bunasor. 2006. Upaya Menlngkatkan Prestasl Be/ajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Karanglo OJ Kecamatan Janbarang Kabupaten Brebes Pada Sub Pokok Bahasan Panjang Dengan Model Be/ajar Kelompok. Skripsi tidak dipublikasikan-UKSW. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, 0. 1994. Metode Be/ajar dan kesulitan-Kesulitan Be/ajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sudjana, Nana. 1987. Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES Sunaryo, dkk. 1985. Evaluasi Hasil Be/ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wardani, I.G.A.K. Wihardit, Kuswara (2008). Penelitian 77ndakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka Juliandi, Azuar. 2007. Teknik-teknik mengajar di Sekolah Dasar. http:/www.azuarjuliandi.com/eleaming/. Diunduh 5 Februari 2011. Sumargo & Slameto. 1997. Tingkat Pencapaian Prestasi Be/ajar Matematika. Jurnal Kritis. No.1 th.XI Juli-September 1997. KKPS.2008. Lanhan Kegiatan Siswa ''Mustlka u untuk SD Kelas 5 Semester 2 Blora: Mustika Van De Walle, John A. 2006. Seko/ah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran. www.maa.om/saum-/manotes/140-html. Diunduh Senin, 13 Februari 2011 205