PENGARUH PERSEPSI RISIKO, HEURISTIK DAN SIKAP TERHADAP RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA WIRAUSAHA ARTIKEL ILMIAH Kartika Wulandari Maristi 2009210596 Oleh : Kartika Wulandari Maristi NIM : 2009210596 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2013 PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Nama : Kartika Wulandari Maristi Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 12 Mei 1991 N.I.M : 2009210596 Jurusan : Manajemen Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Manajemen Keuangan Judul : Pengaruh Persepsi Risiko, Heuristik dan Sikap Terhadap Risiko Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Wirausaha Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen pembimbing, Tanggal : (Dra. Ec. Wiwik Lestari, M.Si) Ketua Program Studi S1 Manajemen Tanggal : (Mellyza Silvi, S.E., M.Si) i PENGARUH PERSEPSI RISIKO, HEURISTIK DAN SIKAP TERHADAP RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA WIRAUSAHA Kartika Wulandari Maristi STIE Perbanas Surabaya Email : [email protected] Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya ABSTRACT This research was based on the issues of entrepreneur investment behavioral decision making. Risk perception can show that risk is different with each other. Forthemore, risk attitudes can describes the different attitudes of entrepreneur toward a risk. It would be a risk seeker or risk averter depend on various domain and situation and affecting the decision process. On the other hand, heuristic can affect the investment decision of entrepreneur. It’s based on the rapid decision making and entrepreneur may used that. The aim of this research is to analyze the influence of perception, heuristic and risk attitudes toward investment decision making of the entrepreneurship. This research uses quantitative methods, data collected by questionnaire and the respondents are 110 entrepreneur at Sidoarjo. Four hypotheses in this research are formulated and tested using SEM (Structural Equation Modelling) with AMOS 18.0 program. The result shows variable risk perception has a positive effect is not significant toward investment decision making. Variabel risk attitude shown a positive effect is not significant are mediated between heuristic toward investment decision making. While the variable heuristics toward investment decisions making have a significant positive influence. On the other hand, variables risk perception toward investment decision making are mediated by risk attitude have a significant negative effect. Keywords : Risk Perception, Risk Attitudes, Heuristic, Investment Decision Making, Entrepreneurship berbagai sebab yang berbeda-beda. Karena itu, seorang pengusah dituntut untuk dapat mengatur uang bahkan waktu dan tentunya berani untuk mengambil risiko. Bermodalkan minat, bakat serta kemampuan mengelola usaha atau keuangan mereka dalam berinvestasi itulah maka akan mendapatkan profit yang cukup menjanjikan. Untuk mendapatkan profit yang cukup menjajikan itu seorang wirausaha melalui berbagai tantangan termasuk saat menghadapi risiko seperti apa yang berani ditanggung, baik risiko kerugian, bangkrut maupun yang lainnya. Dalam sebuah bisnis itu hanya terdapat dua pilihan, untung atau PENDAHULUAN Saat ini, realitas bahwa tingginya angka pengangguran semakin memprihatinkan karena ada pada masalah tenaga kerja dan mutu sumber daya manusianya. Itu terjadi karena sangat terbatasnya lapangan kerja yang ada dan salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan membuka lapangan pekerjaan baru atau berwirausaha. Berwirausaha kini telah menjadi “gaya hidup” di kalangan masyarakat Indonesia. Beberapa wirausaha pun ada yang sukses menjalankan usahanya dan menjadi contoh bagi masyarakat banyak. Tapi banyak juga seorang wirausaha yang ternyata gulung tikar dengan 1 rugi. Semakin besar risiko yang diambil maka akan semakin besar pula peluang untuk mendapatkan keuntungan. Pada saat mengambil keputusan untuk menghadapi risiko itulah tiap wirausaha akan berbedabeda keberaniannya. Dibidang keuangan, risiko itu sama dengan varians, namun pada bidang psikologi risiko diukur dari sisi persepsi individu sehingga pandangan tiap individu terhadap risiko bisa berbeda. Istilah perilaku berisiko (risk behavior) atau sering dianggap sebagai tindakan pengambilan keputusan yang mengandung risiko sedikit berbeda dengan pemahaman tentang sikap terhadap risiko (risk attitude). Jika dibandingkan dengan perilaku, sikap lebih bersifat internal sementara perilaku merupakan tindakan (eksternal). Risk attitude juga akan berbeda jika kepentingan berbeda, apakah keputusan individu atau untuk keputusan kelompok. Penelitian tentang persepsi dan sikap terhadap risiko masih belum terlalu matang konsepnya. Penelitian-penelitian keperilakuan bidang keuangan (behavioral finance) memunculkan istilah yang diduga mempengaruhi pengambilan keputusan investasi antara lain heuristik, bias, myopic dan sebagainya. Heuristik merupakan salah satu faktor keperilakuan yang diakui mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Karena Heuristik merupakan strategi yang mengabaikan informasi untuk membuat keputusan yang lebih cepat. Sehingga terkadang wirausaha sangat mungkin dalam mengambil keputusan investasi sering menggunakan cara ini. Studi tentang perilaku pengambilan keputusan dalam bidang manajemen keuangan dan investasi belakangan ini lebih banyak didominasi pada investasi pasar modal dan korporasi (perusahaan besar). Dengan demikian, studi tentang perilaku pengambilan keputusan investasi di usaha kecil dimana pemilik bisa sekaligus sebagai pelaku usaha, pengambil keputusan dan menanggung risiko perlu dilakukan. Jadi, konsep investasi yang akan diteliti disini adalah investasi riil oleh seorang wirausaha yang dapat berupa pembelian asset untuk usahanya. Penelitian ini dilakukan pada wirausaha yang berada di Kabupaten Sidoarjo Demikian pentingnya isue tentang perilaku wirausaha terutama saat melakukan pengambilan keputusan investasi dan bagaimana mereka melakukannya, faktorfaktor apa saja yang mereka pertimbangkan merupakan alasan mengapa penelitian ini lakukan. RERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Persepsi Risiko Terkadang ketika ada suatu hal atau peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi maka tiap orang dapat mengartikannya secara sama maupun berbeda. Hal itulah yang membentuk persepsi. Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robins and Judge,2008:175). Persepsi dapat mengubah sebagai akibat dari faktor internal dan eksternal. Pendekatan mengambil risiko dapat ditemukan pada sebuah kontinum dari menjadi seorang pencari risiko ke risk averter. Persepsi terhadap risiko memainkan peran penting dalam perilaku manusia khususnya terkait pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti. Seseorang cenderung mendefinisikan situasi berisiko apabila mengalami kerugian akibat jeleknya suatu keputusan, khususnya jika kerugian tersebut berdampak pada situasi keuangannya. Karena persepsi risiko merupakan penilaian seseorang pada situasi berisiko, maka penilaian tersebut sangat tergantung pada karakteristik psikologis dan keadaan orang tersebut. 2 Busenitz dan Barney (1997) bahwa wirausahawan sering membuat pengambilan keputusan berdasar heuristik. Investasi Semua bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Salah satu cara untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar dikemudian hari adalah Investasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah,2006:4). Yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi adalah: kita harus memiliki ketersediaan atau kelebihan dana maupun aset, serta komitmen mengikatkan aset tersebut pada saat sekarang. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) seperti gedung, kendaraan atau mesin dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Penelitian ini akan membahas mengenai investasi dalam bentuk aktiva riil yang akan dilakukan oleh seorang wirausaha untuk mengembangkan usahanya. Pengambilan Keputusan Investasi Biasanya dalam organisasi maupun perorangan para individu itu pasti akan membuat keputusan (decision), artinya mereka membuat pilihan-pilihan dari dua alternatif atau lebih (Robins dan Judge,2008:187). Tetapi dalam pengambilan keputusan investasi telah dikenal berbagai teknik pendukung dalam konteks teori keuangan untuk memutuskan suatu aset, proyek maupun inovasi produk baru yang dianggap layak secara financial ekonomis versus hasil yang diharapkan (Nofsinger, 2011). Ternyata seorang wirausaha terkadang tidak menggunakan beberapa teknik pendukung dalam konteks teori Sikap Terhadap Risiko Ada berbagai penjelasan mengapa individu berperilaku dalam cara-cara tertentu. Diantaranya disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perilaku yang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu. Perilaku yang disebabkan oleh faktor eksternal dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar yaitu, individu tersebut telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi (Robins dan Judge,2008:177). Menurut Ribhan, seorang wirausaha yang tangguh adalah wirausaha yang senang mengambil risiko realistik sebab mereka ingin berhasil. Bila semakin besar keyakinan wirausaha pada kemuampuan sendiri, maka akan semakin besar keyakinan wirausaha akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil keputusan dan semakin besar kemungkinan keberhasilan. Secara khusus, sikap pengambil keputusan terhadap risiko memainkan peran penting terkait pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti. Heuristik Heuristik dalam bahasa Yunani sama dengan “eureka” yang berarti “untuk menemukan” dan juga bisa dianggap sebagai strategi. Heuristik berarti strategi pengambilan keputusan yang cepat dan kadang tidak menggunakan banyak informasi karena pengambil keputusan menganggap sebagai suatu kebiasaan. Ada dua macam heuristik yaitu heuristik tipe 1 yaitu pengambilan keputusan dengan cepat karena tidak terlalu penting, misalnya lebih memilih naik taxi dibanding naik motor karena selalu begitu. Sedangkan heuristik tipe 2 adalah jika pengambilan keputusan yang diambil lebih membutuhkan upaya, misalnya “sekarang lebih memilih naik motor karena ada motor matic tipe baru dan saya suka mencoba sesuatu yang baru”. Di bidang kewirausahaan, dikatakan oleh 3 keuangan tersebut. Selama beberapa tahun terakhir bidang keuangan telah berkembang dan pengambilan keputusan didasarkan pada dua asumsi yaitu orang membuat keputusan rasional dan orang memprediksi tentang masa depan (Nofsinger, 2011). Dalam melakukan pengambilan keputusan, wirausaha cenderung berpikiran bahwa keputusan yang paling baik adalah keputusan rasional. Artinya, pembuat keputusan tersebut membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu (Robins dan Judge,2008:187). Karena wirausaha akan bergerak meskipun dengan informasi yang terbatas. “Pengusaha di sisi lain seringkali harus membuat keputusan di mana tidak ada tren historis, tidak ada tingkat kinerja sebelumnya, dan sedikit jika ada informasi pasar yang spesifik” (Busenitz & Barney, 1997). Selain itu, menurut Nofsinger keputusan investasi dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor, yakni karakteristik pengambil keputusan, pengaruh sosial (social influence) dan faktor psikologis (psychological influence) Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah seperti pada gambar berikut : Persepsi Risiko H1 H3 Sikap Terhadap Risiko Pengambilan Keputusan H4 Heuristik H2 Berdasarkan latar belakang dan teoriteori yang telah dijelaskan sebelumnya dan digunakan untuk melihat faktor apa sajakah yang mempengaruhi penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu : H1 : Terdapat pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi. H2 : Terdapat pengaruh heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi. H3 : Terdapat pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi sikap terhadap risiko. H4 : Terdapat pengaruh heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi sikap terhadap risiko. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian ekplorasi dimana bertujuan untuk mengeksplorasi atau mencari masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasaan dan pemahaman (Malhotra,2009:91) dan sebagai penelitian cross-sectional dimana pengumpulan data mengenai sampel dari populasi hanya dilakukan satu kali (Malhotra,2009:95). Alat 4 analisis yang digunakan dalam pengujian adalah alat uji SEM (Struqtural Equation Medelling) dengan program AMOS 18.0 Indikator pernyataan adalah ATT1, ATT2, ATT3, ATT4, ATT5 dan ATT6. Perilaku pengambilan keputusan ini diukur langsung dengan item-item pertanyaan yang menunjukkan ukuran keberhasilan wirausaha dalam berinvestasi dengan memberikan pilihan rasio pendapatan yang diperkirakan oleh responden. Indikator pernyataan adalah PK1, PK2, PK3, PK4, PK5 dan PK6. Identifikasi Variabel Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat dalam penelitian ini, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : Variabel Eksogen : - Persepsi Risiko - Heuristik Variabel Endogen : - Sikap Terhadap Risiko - Pengambilan Keputusan Investasi Variabel endogen dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang memiliki variabel sebelumnya (anteseden) dan variabel sesudahnya (consecuen) yaitu variabel sikap terhadap risiko. Variabel ini disebut variabel mediasi (intervening). Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan penggunaan skala interval dimana skala interval digunakan jika respons untuk beragam item yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dalam skala lima poin (tujuh poin atau lainnya), yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh item (Sekaran, 2006:23). Pada penelitian ini menggunakan skala Likert 5 point yang masing-masing pertanyaan diberi skor 1 sampai 5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Pada penelitian ini definisi operasional adalah sebagai berikut : Variabel Eksogen Persepsi risiko merupakan pandangan pengusaha terhadap risiko yang akan didapat ketika mengambil keputusan investasi, dengan kata lain adalah pendapat responden yang muncul setelah berinteraksi dengan pengusaha. Indikator pernyataan adalah P1, P2, P3, P4 dan P5. Heuristik adalah kemampuan pengusaha dalam mengambil keputusan investasi tanpa pikir panjang dan cenderung mendapat risiko lebih tinggi. Selain itu, pengusaha juga dituntut mampu memahami maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut. Indikator pernyataan adalah BF1, BF2, BF3, BF4 dan BF5. Variabel Endogen Sikap terhadap risiko merupakan dorongan perilaku untuk melakukan hal. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah wirausaha yang berbisnis dan bertempat tinggal di Sidoarjo. Teknik yang digunakan adalah purposive random sampling dan convenience sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah wirausaha yang masih menjalankan usahanya selama 3 tahun terakhir. Masa tiga tahun ini menunjukkan bahwa pengusaha sudah cukup mapan, mengingat dari penelitian terdahulu, umumnya wirausaha baru gagal di tahun pertama atau kedua (Amit, Brander and Zott, 1999). Kuisioner yang akan disebar sebanyak 110, yaitu dengan tujuan untuk menghindari sampel error. Jumlah sampel untuk menghindari error adalah lima kali dari jumlah ítem pertanyaan (Ferdinand, 2002:51) 5 ANALISIS DATA Analisis Statistik Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel-variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan dan pengaruh diantara variabel. SEM merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi berganda. Melalui Permodelan penelitian SEM memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresi maupun dimensional. Normalitas Uji normalitas dalam data dapat dilakukan dengan cara mengamati c.r. skewness values dari data yang digunakan. Data dikatakan memenuhi syarat normalitas jika c.r. skewnessnya ± 2,58 (Ferdinand, 2002:95). Outliers Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Uji Asumsi Selain itu ada beberapa asumsiasumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang menggunakan permodelan SEM. Adapun asumsi-asumsi menurut Ferdinand (2002:51) yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : Ukuran Sampel Jumlah sampel ditentukan minimal sebanyak 110 atau minimal lima kali jumlah variabel atau indikator yang akan diestimasi. Uji Goodness-of-fit Indices Teknik estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maximum likehood (ML) dimana teknik ini sesuai dengan ukuran sampel untuk menentukan criteria goodness of fit, maka peneliti mempertimbangkan berbagai macam asumsi dalam SEM yang meliputi ukuran sampel, normalitas, dan outlier. Dengan memahami faktor-faktor tersebut maka baru ditentukan uji kesesuaian dan uji statistiknya. Jika asumsi telah terpenuhi, maka kemudian model diuji melalui uji kesesuaian dan uji statistik yang meliputi : GOODNESS OF FIT INDICES NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Good of fit index Chi-Square Probability CMIN/DF GFI AGFI TLI CFI RMSEA cut-off Diharapkan Kecil ≥ 0,05 ≤ 2,00 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,95 ≤ 0,08 ditolak. Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian, adapun ketentuannya adalah memiliki ketentuan jika p < 0,05 maka hipotesisnya bisa diterima (Ferdinand, 2002 : 55) Pengujian Hipotesis Dalam menguji setiap hipotesis penelitian, diharuskan adanya nilai signifikansi untuk mengetahui apakah hipotesis yang akan di uji bisa diterima atau 6 skewness value dari masing-masing indikator yang menunjukkan distribusi tidak normal karena nilainya ada yang melebihi ± 2,58. Yaitu indikator PK1, PK3, PK4, PK5, PK6, ATT4, ATT6 dan BF4. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou (1987) bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau distribusi datanya tidak normal masih layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya (dalam Budi Prabowo, 2008) Outliers Analisis ini outlier dievaluasi melalui cara multivariate outliers. Multivariate outliers dilakukan dengan melihat jarak mahalanobis (Mahalanobis Distance ) dengan menggunakan X2 pada derajat bebas sebesar jumlah indikator variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai mahalanobis distance X2 (22;0,001) = 48,268 hal ini berarti bahwa nilai mahalanobis distance diatas 48,268 adalah multivariate outlier. Dari hasil output pada penelitian ini nilai data dibawah nilai Mahalanobis distance yaitu 47,572 < 48,268 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multivariate outlier dalam data. Uji CFA (Confirmatory Factor Analysis) dan Reliabilitas Pada penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sampel besar menggunakan alat analisis AMOS 18.0 dengan melakukan uji CFA (Confirmatory Factor Anlaysis ). Dimana uji CFA melihat signifikansi p-value < 0,05 (Ferdinand,2002:55) dan uji reliabilitas dapat dikatakan reliabel jika variabel memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali,2008:137). Pada uji CFA semua indikator pernyataan valid karena nilai p < 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh adalah semua variabel reliabel. Variabel persepsi risiko nilainya 0,624; variabel sikap terhadap risiko nilainya 0,786; variabel heuristik nilainya 0,762 dan variabel pengambilan keputusan investasi nilainya 0,751. Analisis Statistik Uji Asumsi Teknik estimasi yang digunakan adalah Maximum Likelihood ( ML ) karena sampel yang digunakan antara 100-200. Hal pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM. Adapun asumsi-asumsinya adalah sebagai berikut : Ukuran Sampel Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan responden sebanyak seratus sepuluh (110) sehingga asumsi mengenai ukuran sampel dapat dipenuhi. Asumsi Normalitas Pengujian normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis penelitian ini ternyata ada nilai c.r Uji Goodness-of-fit Indices Setelah dilakukan uji goodness-of-fit indices sesuai dengan gambar pada lampiran 11 memiliki hasil yang tertera pada tabel dibawah ini. Kriteria chi-square pada penelitian ini, dikatakan fit atau sesuai bila hasil pengujian chi-square diharapkan lebih kecil dari kriteria chi-square penelitian X2 (0,05;203) = 237,240. Nilai chi-square hasil pengujian = 233,569 < 237,240. 7 UJI GOODNESS – OF – FIT INDICES NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Analisis Chi-Square Probability CMIN/DF GFI AGFI TLI CFI RMSEA Kriteria Diharapkan Kecil ≥ 0,05 ≤ 2,00 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,95 ≤ 0,08 Hasil Pengujian 233,569 0,008 1,269 0,852 0,796 0,904 0,924 0,050 Keterangan Fit Marginal Fit Marginal Marginal Marginal Marginal Fit jika p-value < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan. Pengujian Hipotesis Uji signifikansi dapat dilakukan dengan cara melihat p-value dengan asumsi HASIL ESTIMASI UJI SEM AKHIR Regression Weight STR PR STR H PKI PR PKI H STR PKI Estimate Std Est -0,574 -0,569 -0,132 -0,156 0,146 0,098 0,346 0,275 0,786 0,529 S.E 0,254 0,112 0,256 0,172 0,318 C.R. -2,260 -1,180 0,571 2,011 2,473 P Keterangan 0,024 Signifikan 0,238 Tidak Signifikan 0,568 Tidak Signifikan 0,044 Signifikan 0,013 Signifikan HASIL STATISTIK UJI HIPOTESIS H1 H2 PKI PKI H3 STR PKI H4 STR PKI PR Std. Estimated 0,098 P 0,568 Direct Effect 0,098 Std. Estimated P Direct Effect H PR STR H STR 0,275 Std. Estimated P -0,574 0,529 0,024 0,013 Std. Estimated P -0,156 0,529 0,238 0,013 0,044 0,275 Total Dirrect Indirect Effect Effect Effect PR PKI -0,203 Total Effect 0,193 0,098 -0,301 Dirrect Indirect Effect Effect H PKI 0,275 -0,082 yaitu 0,568. Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa antara persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi memiliki pengaruh tidak signifikan dan membuktikan bahwa H0 diterima. Hipotesis Pertama : Pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi Pengaruh antara persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi dapat dilihat melalui nilai probabilitas p > 0,05 8 Hipotesis Kedua : Pengaruh heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi Hipotesis Keempat : Pengaruh heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi oleh sikap terhadap risiko. Pengaruh antara heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi dapat dilihat melalui nilai probabilitas p > 0,05 yaitu 0,044. Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi memiliki pengaruh positif signifikan dan membuktikan bahwa H1 diterima dan teruji kebenarannya. Pada tabel 4.10 p value pengaruh heuristik pada sikap terhadap risiko bernilai lebih besar dari p yaitu 0,238 sedangkan sikap terhadap risiko pada pengambilan keputusan investasi p < 0,05 yaitu 0,013. Dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima karena salah satu pengaruh yang diberikan dalam hipotesis ini tidak signifikan sehingga sikap terhadap risiko tidak terbukti sebagai variabel mediasi dari variabel persepsi risiko terhadap variabel pengambilan keputusan investasi. Hipotesis Ketiga : Pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi oleh sikap terhadap risiko. PEMBAHASAN Variabel persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha, ternyata persepsi risiko memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi. Hal ini dikarenakan persepsi risiko merupakan variabel yang tergantung pada karakteristik psikologis dan keadaan orang tersebut dimana persepsi dapat berubah sebagai akibat dari faktor internal yaitu kepercayaan diri dan eksternal yaitu lingkungan atau situasi (Brindley, 2005). Hasil dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi bersifat positif atau searah. Dapat dikatakan ketika persepsi terhadap risiko itu tinggi atau percaya terhadap diri sendiri dalam menghadapi sebuah risiko maka perilaku dalam pengambilan keputusan akan tetap dilakukan sebab terdapat peluang ( high risk high return ) begitu juga sebaliknya. Penelitian ini memiliki arah yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Brindley (2005) mengatakan bahwa Pada tabel 4.10 p value pengaruh persepsi risiko pada sikap terhadap risiko bernilai p < 0,05 yaitu 0,024 sedangkan dari p value pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi bernilai p > 0,05 yaitu 0,013. Dapat diambil kesimpulan bahwa H1 diterima sehingga sikap terhadap risiko terbukti dan teruji kebenarannya sebagai variabel mediasi dari variabel persepsi risiko terhadap variabel pengambilan keputusan investasi. Sementara itu, karena didalam hipotesis ini memiliki variabel sikap terhadap risiko sebagai variabel mediasi, maka berdasarkan tabel 4.12 peneliti juga membaca pengaruhpengaruh yang diberikan baik secara langsung maupun tak langsung. Pengaruh Direct Effect persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi sebesar 0,098 sedangkan pengaruh Indirect Effectnya lebih besar yaitu -0,301 dan pengaruh yang diberikan negatif. 9 memungkinkan para pemilik UKM untuk dapat mengenali persepsi mereka sendiri terhadap risiko dalam mengelola bisnis. Hasil pada penelitian ini tidak signifikan sedangkan penelitian sebelumnya memiliki hasil signifikan. Perbedaan hasil ini dapat dikaitkan dengan kondisi lokasi penelitian. Pada penelitian sebelumnya Brindley (2005), penelitian berlokasi di Inggris yang tentunya mindset atau pola pikirnya berbeda dengan orang Indonesia, terutama dalam hal risk perception. Dimana menurut Sir Richard Branson seorang pengusaha asal Inggris mengatakan bahwa, orang Inggris itu berani mengambil risiko karena sudah percaya diri dan yakin untuk melakukan hal yang dianggap orang Indonesia adalah riskan. Fenomena tersebut sudah menjadi konsumsi keseharian masyarakat di sana. Berdasarkan hasil pengumpulan kuisioner di lapangan ternyata ketika responden memiliki persepsi terhadap risiko yang tinggi maka rata-rata responden terkadang akan tetap memiliki keberanian untuk mengambil risiko. Meskipun demikian pengambilan keputusan investasi yang berisiko tinggi itu tidak selalu akan dilakukan karena tergantung pada kondisi, situasi dan seberapa penting pengambilan keputusan tersebut. Jadi, dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap pengambilan keputusan ini tetap memiliki pengaruh namun sangat kecil sekali. oleh kondisi yang tidak pasti. Pada penelitian Barney (1997) mengatakan bahwa dalam kewirausahaan itu kesempatan sering kali hilang saat informasi rasional yang diperlukan tersedia untuk mengambil keputusan. Biasanya memulai bisnis baru itu memiliki rintangan ganda tetapi dengan menggunakan heuristik sebagai penanganan masalah itu mungkin penting. Penggunaan heuristik dapat memberikan bantuan ketika pengusaha terkadang membuat manajemen yang buruk dan dapat pula bermanfaat untuk mendapatkan omset. Variabel persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi oleh sikap terhadap risiko Hipotesis ketiga, menguji variabel sikap terhadap risiko sebagai variabel mediator dari persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ternyata memperlihatkan bahwa sikap terhadap risiko memediasi pengaruh persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi. Pengaruh yang diberikan adalah pengaruh negatif dimana ketika persepsi terhadap risiko itu tinggi maka wirausaha cenderung tidak akan berani mengambil risiko, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya, Ribhan (2006) yang memiliki hasil signifikansi < 0,05. Tetapi memiliki pengaruh yang berbeda karena pada penelitian Ribhan pengaruhnya adalah positif atau searah. Ribhan mengatakan bahwa wirausaha berani dalam pengambilan risiko terhadap usahanya. Tetapi pada penelitian Ribhan menggunakan perbedaan gender, ternyata didapati bahwa wirausaha wanita lebih berani mengambil risiko. Sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan perbedaan gender. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Brindley (2005) dan mengatakan bahwa pengetahuan terhadap risiko dapat membantu pengusaha untuk Variabel heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi memiliki pengaruh positif signifikan. Hasil ini mendukung dari dua penelitian sebelumnya. Pada penelitian Gigerenzer dan Gaissmaier (2011) mengatakan bahwa pengambilan keputusan di organisasi itu dipengaruhi oleh heuristik karena didasari 10 menyadari bagaimana mereka akan dipengaruhi oleh persepsi risiko dalam mengelola bisnis. Selain itu, risiko itu selalu hadir hadir dalam setiap keputusan dan ciriciri kepribadian dari pembuat keputusan dapat menentukan pengambilan keputusan yang harus dibuat. Adanya perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu terletak pada perbedaan karakteristik responden dilapangan. Penelitian ini dilakukan di Sidoarjo, berdasarkan hasil pengumpulan kuisioner dilapangan ternyata ketika rata-rata persepsi wirausaha terhadap risiko itu amat sangat tinggi maka responden bersikap tidak setuju terhadap risiko tersebut dan tidak pernah mengambil keputusan yang berisiko tersebut. mengatakan bahwa heuristik itu memanfaatkan otak dan keberhasilan tergantung pada struktur lingkungan yang menyediakan alternatif untuk stabil, sikap, sifat, preferensi dan penjelasan internal lainnya dari perilaku. Selain itu, dengan pengalaman yang cukup seseorang akan belajar untuk memilih heuristik yang tepat. Heuristik yang sama biasanya dapat digunakan secara sadar maupun tidak sadar dan mendasari kecerdasan sosial serta nonsosial. Pengambilan keputusan dalam organisasi biasanya melibatkan heuristik karena keputusan yang rasional jarang terjadi pada dunia yang tidak pasti. Dapat ditarik kesimpulan bahwa heuristik itu hampir memiliki persamaan dengan sikap. Maka dari itu pengambilan keputusan dengan heuristik itu selalu didasari atas kebiasaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini terbukti bahwa sikap tidak memediasi heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil pengumpulan kuisioner di lapangan, rata-rata wirausaha di Sidoarjo selalu membeli atau memilih sesuatu karena berdasarkan kebiasaan. Adapula yang berdasarkan kebiasaan turun temurun dari orang tua karena mereka meneruskan usaha dari orang tuanya. Sehingga mereka mengambil keputusan yang cepat berdasarkan pengalaman. Variabel heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi oleh sikap terhadap risiko Hipotesis keempat, menguji variabel sikap terhadap risiko sebagai variabel mediator dari heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ternyata memperlihatkan bahwa heuristik terhadap risiko tidak memediasi pengaruh heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian Gigerenzer and Gaissmaier (2011) pertama tidak terbukti. Kedua heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi memiliki pengaruh positif signifikan dan membuktikan bahwa hipotesis penelitian kedua diterima dan terbukti kebenarannya. Ketiga persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi dimediasi oleh sikap terhadap risiko memiliki pengaruh negatif signifikan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian ketiga diterima dan terbukti kebenarannya. Keempat heuristik terhadap pengambilan keputusan investasi KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Melalui hasil analisa yang telah dilakukan baik secara deskriptif maupun statistik dengan Maximum Likehood melalui program AMOS 18.0 maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan yaitu yang pertama persepsi risiko terhadap pengambilan keputusan investasi memiliki pengaruh positif tidak signifikan dan membuktikan bahwa hipotesis penelitian 11 dimediasi oleh sikap terhadap risiko memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian keempat tidak terbukti. ketidakseriusan atau kebosanan responden dalam menjawab pertanyaan. Untuk penelitian selanjutnya, ada beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti agar dapat bermanfaat. Saran-saran tersebut diantaranya adalah perluas daerah penelitian agar penelitian menjadi semakin baik. Selain itu, periksa lagi kuisioner penelitian yang akan disebar apakah pernyataan tersebut dapat dipahami, sudah sesuai dan mudah dalam pengisiannya atau tidak terlalu banyak pernyataan agar responden tidak rancu dalam menjawab. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut diantaranya adalah dalam melakukan penelitian, peneliti memberikan batasan jangkauan penelitian sebatas daerah Sidoarjo. Penelitian ini memiliki banyak indikator pernyataan pada kuisioner yang disebarkan sehingga menyebabkan DAFTAR RUJUKAN Amit, R., Brander, J., and Zott, C. 1999. Venture-Capital financing of entrepreneurship: Theori, empirical evidence, and a research agenda. Paper of British University Colombia. Pp 4044 Bramantyo. 2013. Ekonomi Sektor Riil, Wamendag: UKM Indonesia Terpuruk Karena Tidak Inovatif (Online). (http://economy.okezone.com, diakses 27 Januari 2013). Brindley, Claire. 2005. “Barriers To Women Achieving Their Entrepreneurial Potential Risk (Woman And Risk)”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour &Research. Vol.11 No.2. Pp 144-161. Budi Prabowo. 2008. “Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada PT. Astra Surabaya”. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. Vol.8 No.2. Pp 92-97. Eagly, A.H. and Chaiken, S. 1993. The Psychology of Attitudes. Fort Worth: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers. Ferdinand, Agusty. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang : BP UNDIP. Festinger, Leon. 1975. a Theory of Cognitive Dissonance. Evanston IL: Row Peterson. Fishbein, M, & Ajzen, I. 1975. “Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research”. Reading, MA: Addison-Wesley. Gaissmaier, Wolfgang and Gerd Gigerenzer. 2011. “Heuristik Decision Making”. The Annual Review of Psychology is online at psych.annualreviews.org. Annu. Rev. Psychol. Vol.62. Pp 451–82. Imam Ghozali dan Fuad. 2008. Structural Equation Modeling. Semarang : BP UNDIP Jay B. Barney. 1997. “Differences Between Entrepreneurs And Managers In Large Organizations: Biases And Heuristiks In Strategic Decision-Making”. Journal of Business Venturing. Vol.12. Pp 9-30. Kasmir. 2011. Kewirausahaan. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Malhotra, Nearest K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Indeks. Mar’at, 1991. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. 12 Martin Bagya Kertiyasa. 2010. Ekonomi Industri, 2011 Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Wirausaha Capai 1% (Online). (http://economy.okezone.com, diakses 27 Januari 2013). Nofsinger, John R. 2011. The Psychology of Investing Fourth Edition. The Prentice Hall Series in Finance. Washington State University. Nosić, A., & Weber, M. 2007. Determinants of Risk Taking Behavior: The role of Risk Attitudes, Risk Perceptions and Beliefs. Paper of University of Mannheim. Pp. 1-34. Ribhan. 2006. “Analisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship Antara Pengusaha Wanita Dan Pria Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Bandar Lampung”. Thesis tak diterbitkan, Universitas Lamongan. Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia. Robins, P. Stephen dan Timothy A,. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta : Salemba empat. Rohmat. 2012. Ekonomi Sektor Riil, SBY: Pengusaha Jangan takut Gagal (Online). (http://economy.okezone.com, diakses 27 Januari 2013). Ronny Teddy. 2012. Maximize Your Potential (Online). (http://ronnyteddy.blogspot.com, diakses 27 Januari 2013). Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Weber, E. U., & Hsee, C. 1998. “Cross-Cultural Differences in Risk Perception, but CrossCultural Similarities in Attitudes towards Perceived Risk”. Management Science. Vol.44. Pp 1205-1217. 13