Kode / Nama Rumpun Ilmu : 154/Budidaya Pertanian dan Perkebunan Bidang Fokus : Bidang 1 Kemandirian Pangan USULAN PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI UJI BERBAGAI MACAM SUMBER NUTRISI ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Licopersicum esculentum Mill) PADA SISTEM HIDRO VERTIKULTUR Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S. NIDN: 0525026101 Ir. Mulyono, M.P NIDN : 0008066002 Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P, M.P NIDN : 0512107201 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JUNI 2017 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii ABSTRAK …………………………………………………………………………... iv BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………..... 1 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………......... 3 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………...... 3 1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ................................................................ 4 1.5. Luaran Penelitian ……………………………………………………… 4 1.6. Rencana Capaian Tahunan ............................................................... 5 BAB II. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI .. 7 BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8 3.1. Budidaya Tomat………………………………….....………… . . . . . . . . 8 3.2. Pupuk Organik . . . . . . . . . . . .............................................. . . . . . . . . . . . 10 3.3. Hidro Vertikultur ….…………………..............................................…… 11 BAB IV. METODE PENELITIAN ……………………………………………… 21 4.1. Bahan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 4.2. Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 4.3. Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23 4.4. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 BAB V. JADWAL PELAKSANAAN DAN BIAYA . .………………………… 26 5.1. Jadwal Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27 5.2 . Anggaran Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 30 REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN ………………………………… 32 LAMPIRAN ii Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian (untuk Tahun Berjalan) …………… 33 Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian ……………………… 33 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas …………… 25 Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti …………………………… 26 Lampiran 5. Surat Keterangan Ketua Peneliti …………………………………… 42 iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji berbagai macam sumber nutrisi Organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat sistem hidro vertikultur. Target khusus dalam penelitian ini adalah mendapatkan nutrisi organik terbaik yang dapat menggantikan nutrisi an organik (komersial) pada budidaya tanaman Tomat sistem hidro vertikultur. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah : pada tahun pertama menguji efektivitas berbagai formulasi nutrisi organik sebagai pengganti nutrisi an organik (komersial). Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan desain faktor tunggal terdiri dari empat macam sumber nutrisi organik yaitu Ekstrak Lumut; Ekstrak Lumut + NPK (Ponska); Ekstrat Lumut + Serum Darah; Ekstrak Lumut + Limbah Cair Tahu; AB mix. Pengujian akan dilakukan dalam skala pot dengan sistem hidro vertikultur. Pada tahun ke dua menguji kandungan unsur makro mikro dan jaringan tanaman. Percobaan menggunakan rancangan perlakuan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal Parameter yang akan diamati meliputi : parameter pertumbuhan tanaman, dan kandungan unsur organik Keyword : sumber nutrisi organik, tomat, hidro vertikultur iv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budidaya tanaman hidroponik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Harris 1988 dalam Anas, 2013). Hidroponik memiliki beberapa sistem budidaya, salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hidro vertikultur. Sistem vertikultur akan sangat menarik, karena tanaman akan disusun untuk tumbuh vertikal atau keatas sedangkan yang kita ketahui saat ini tanaman dibudidayakan ditanah yang terhampar luas. Uniknya lagi budidaya tanaman hidroponik vertikultur ini adalah tanaman tidak hanya untuk dipanen sebagai konsumsi tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan didalam ruangan. Tomat adalah satu diantara produk hortikultura yang mempunyai beragam manfaat, yaitu bisa dimanfaatkan dalam bentuk segar sebagai sayur, buah dan olahan berupa makanan, minuman dan berkhasiat sebagai obat. Buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu tomat menjadi komoditas sayur yang utama. Menurut Data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultur tahun 2013 sampai tahun 2014, jumlah produksi tanaman tomat menurun dari 992,780 ton pada tahun 2013 menjadi 915,987 ton pada tahun 2014. Berkurangnya pertumbuhan luas panen berdasarkan data pada tahun 2010 yaitu seluas 61,154 ha sampai tahun 2014 yaitu 59,008 ha mengakibatkan kebutuhan konsumen akan tomat dikhawatirkan masih belum bisa diimbangi dengan produksi tomat per tahun, sehingga berdasarkan data statistik tersebut ada peluang untuk meningkatkan luas panen budidaya tomat di dataran rendah. Tanaman memerlukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk tubuhnya dan memenuhi semua kegiatan hidupnya, unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 1 Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik yang perlu diperhatikan adalah pemberian nutrisi. Tanaman Tomat membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Unsur hara makro yang diperlukan terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), sedangkan unsur hara mikro yang diperlukan, antara lain molibdenium (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), klor (Cl), dan mangan (Mn). Unsur-unsur tersebut di atas dapat diperoleh melalui beberapa sumber, seperti udara, air, mineral-mineral dalam media tanam, dan pupuk (Helena, 2012). Pemberian nutrisi adalah untuk menyediakan unsurunsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk keberlangsungan hidupnya. Pada hidroponik nutrisi diberikan melalui pupuk yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Salah satu nutrisi yang biasa digunakan para petani hidroponik adalah pupuk AB mix, pupuk khusus yang sudah dirancang untuk pupuk hidroponik yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, akan tetapi harga jual pupuk tersebut cukup tinggi untuk para petani. Berbagai upaya telah dilakukan petani dalam mengurangi pembelian pupuk tersebut, salah satu tambahan organik yang bisa dimanfaatkan adalah dari bahan seperti lumut, tepung darah, limbah cairan tahu. Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup (Ariyanti dkk tahun 2008). Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya (Jamila, 2012). Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil pemotongan ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif sulit larut dalam air. Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu pemotongan sangat tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik pengeluaran darah yang dilakukan pada saat proses penyembelihan berlangsung. Pemberian nutrisi bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu pertumbuhan tanaman tomat secara optimal, terutama pada penanaman sistem intensif. Menurut penelitian Shuban, dkk (2005), 2 Pemberian pupuk NPK 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 50 kg K2O per hektar dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak. Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasilmbuah tanaman tomat varietas artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar. 1.2. Rumusan Masalah Budidaya sistem hidroponik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman selalu menggunakan pupuk buatan pabrik yang disebut dengan AB mix. Ini yang menyebabkan petani keberatan kalau harus memakai pupuk AB mix tersebut, selain harganya mahal juga dalam pembeliannya dalam jumlah besar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dicoba dengan menggunakan bermacam-macam sumber nutrisi bahan organik yang mana diharapkan bisa mengganti ketergantungan pada pupuk AB mix tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dipaparkan rumusan masalah sebagai berikut. Tahun 1 1. Aplikasi berbagai macam sumber nutrisi organik sebagai pengganti AB mix 2. Mendapatkan sumber organik yang terbaik yang dapat menggantikan AB mix ( sumber nutrisi anorganik) Tahun 2 1. Analisis kandungan unsur hara makro mikro pada sumber nutrisi yang terbaik 2. Analisis Jaringan tanaman 1.3. Tujuan Penelitian Tahun 1 1. Melakukan kajian tentang uji berbagai sumber nutrisi, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan melakukan kajian interaksinya. 2. Melakukan kajian pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, untuk mengetahui pengaruhnya berbagai sumber nutrisi 3 sebagai pengganti pupuk AB mix terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan melakukan kajian interaksinya. Tahun 2 1. Mengevaluasi kajian pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, untuk mengetahui pengaruhnya berbagai sumber nutrisi sebagai pengganti pupuk AB mix terhadap pertumbuhsn dan hasil tomat, dan melakukan kajian interaksinya. 2. Mengevaluasi karakter agronomi tanaman singkong varietas lokal Gunungkidul di kebun plasma nutfah buatan? 1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian Keutamaan penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi, pengkayaan ilmiah, dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengujian berbagai sumber nutrisi pada budidaya Tomat, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan pengambil kebijakan di bidang pertanian. 2. Memberikan informasi, pengkayaan ilmiah, dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan penggunaan berbagai sumber nutrisi sebagai pupuk pengganti AB mix, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan pengambil kebijakan di bidang pertanian. 3. Memberikan informasi dan pengkayaan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pertumbuhan tajuk, perakaran, komponen hasil, dan hasil tomat, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan pengambil kebijakan di bidang pertanian. 4 1.5. Luaran Penelitian Tabel 1. Luaran Penelitian “ Uji Berbagai Macam Sumber Nutrisi Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill) Pada Sistem Hidro Vertikultur” Waktu Luaran yang No. Kegiatan Penelitian Pelaksanaan diharapkan 1 Menguji berbagai macam sumber nutrisi organik sebagai pengganti AB mix Mendapatkan sumber nutrisi sebagai pengganti AB mix 2 Mengamati pertumbuhan dan hasil tanaman Tomat Mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman Tomat yang terbaik 3 Jurnal Internasional bereputasi (scopus) AGRIVITA, journal of Agricultural Science 4 Menguji berbagai takaran pada sumber nutrisi organik yang terbaik Menganalisis kandungan unsur makro mikro dan analisis jaringan tanaman Jurnal Internasional bereputasi (SCImago Journal Rank-Scopus) Czech Journal of Genetics and Plant Breeding (CJGPB) Tahun ke-1 (2018) 5 Tahun ke-2 (2019) 5 1.6. Rencana Capaian Tahunan Rencana target capaian tahunan yang meliputi jenis luaran dan indikator capaian tiap tahunnya dari kegiatan penelitian ini sebagai berikut (Tabel 2). Tabel 2. Rencana Target Capaian Tahunan Penelitian No Jenis Luaran Kategori Sub kategori Wajib Tambahan 1 Artikel ilmiah Internasional dimuat di jurnal2) bereputasi Nasional terakreditasi 2 Artikel ilmiah Internasional dimuat di terindeks 3) prosiding Nasional 3 4 5 Invited speaker dalam temu ilmiah 4) Visiting Lecturer5) Hak Kekayaan Intelektual (HKI)6) Accepted/ published Accepted/ published Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Internasional Belum/tidak ada Belum/tidak ada Paten Belum/tidak ada Belum/tidak ada Paten sederhana Hak cipta Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Belum/tidak ada Internasional Nasional Merk dagang 6 7 8 9 Indikator Capaian TS 1) TS+1 Rahasia dagang Desain produk industri Indikasi geografis Perlindungan varietas tanaman Perlindungan topografi sirkuit terpadu Teknologi Tepat Guna7) Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/Rekayasa Sosial8) Buku Ajar (ISBN)9) Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10) 6 BAB II. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI Untuk pengembangan kinerja penelitian tahun 2015-2025, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memiliki tema besar dalam rencana induk penelitian strategis dan pengabdian masyarakat yaitu “Membangun Masyarakat Indonesia yang Berkemajuan dan Berbudaya Luhur dengan Visi Pembangunan Berkelanjutan yang Memberdayakan.” Untuk mendukung capaian tema tersebut kemudian diputuskan beberapa bidang unggulan penelitian. Gambar 1. Peta jalan penelitian strategis UMY dalam Rencana Induk Penelitian UMY Dimulai dari tahun 2015 hingga 2025, diharapkan terdapat tahapan RND (Research and Development), teknologi/produk, dan pasar yang dapat dicapai. Bidang unggulan tersebut diproyeksikan dalam 3 tema yaitu pertama bidang pengembangan sains, teknologi, industri, dan lingkungan; kedua bidang sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan dan ketiga bidang sosial dan budaya. Penelitian dengan judul “ Uji Berbagai Macam Sumber Nutrisi Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill) Pada Sistem Hidro Vertikultur” ini tergolong dalam bidang unggulan pertama yaitu pengembangan sains, teknologi, industri dan lingkungan dengan subtema Agro eko-sistem dan agribisnis berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan nasional. 7 BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang sudah pernah dilakukan menggunakan bahan nutrisi organik dari berbagai limbah, juga penggunaan pupuk buatan maupun cair yang mana belum mampu untuk menggantikan peranan pupuk AB mix. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu tersebut maka diperlukan roadmap penelitian khusus. Roadmap penelitian yang dimaksud diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan arahan lebih baik dalam mempelajari dan mengembangkan pemanfaatan sumber bahan organik sebagai pengganti bahan an organik (Gambar 6). Gambar 2. Roadmap (peta jalan) penelitian penggunaan sumber nutrisi organik 3.1. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejakdahulu. Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejaklama diketahui orang. Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah tumbuhan 8 setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (angiospermai). Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonnae (berkeping dua). Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik sebagai berikut ; Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua),Ordo : Tubiflorae, Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet), Genus : Solanum (Lycopersicum), Species : Lycopersicum esculentum Mill (Tugiyono, 2005 dalam Halid, 2014). Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi (1500 m dpl), salah satu varietas yang dapat tumbuh didaratan rendah 100-600 m dpl adalah varietas intan, dapat tumbuh pada temperatur siang hari 24º - 28º C dan malam hari antara 15º - 20º C. Tamanan tomat intan memiliki daya adaptasi dan pertumbuhan yang sangat kuat yaitu minimal 85 % dengan kemurnian benih sekitar 98 %, warna buah muda hijau dan merah cerah pada saat matang dengan berat buah 50 - 80 gr/buah. Umur panen tanaman ini sekitar 70 – 80 hst dengan potensi hasil 2,5 – 3,5 kg/tanaman atau 40 – 60 ton/ha. Tanaman Tomat memerlukan sinar matahari minimal 11- 14 jam /hari dengan curah hujan berkisarantara 750-1250 mm pertahun atau 100-200 mm perbulanKondisi tanah yang paling cocok untuk tanaman ini adalah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk pertumbuhan tomat adalah (5,5 - 7,0) tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan kelembaban cukup akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman (Cahyono, 1998 dalam Nofrinaldi, 2015). Tanaman tomat diperbanyak dengan biji, Salah satu pendukung keberhasilan produksi tomat adalah awal dari pertumbuhannya, yaitu biji atau benihnya (Trisnawati dan Setiawan, 1993dalam Halid, 2014). Tanaman tomat membutuhkan unsur hara esensial apa bila salah satu unsur tidak tersedia maka tanamannya akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. unsur hara esensial tersebut digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H),Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S). unsur hara 9 mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Klor (Cl), Seng (Zn), dan Molybdenum (Mo) (Hartus, 2008 dalam Dyah, 2011). Budidaya tomat dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (1) fase pesemaian 0-30 hari setelah semai, (2) fase tanam 0-15 hst, (3) fase vegetatif 15-30 hst, (4) fase generatif 30-80 hst, (5) fase panen dan pasca panen 80-130 hst (teknis budidaya, 2010 eit Halid, 2014). Menurut Anas (2006), tanaman tomat hidroponik dapat dilakukan panen pertama mulai 9 minggu setelah tanam dan panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali. Sedangkan untuk tanaman tomat kultivar panen pertama dilakukan mulai 3 bulan setelah tanam. Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya banyak ditumbuhi rambut halus terutama dibagian berwarna hijau. Diantara rambut-rambut tersebut terdapat rambut kelenjar, daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya dibagian bawah terdapat 5 buah kelopak bunga yang berwarna hijau. tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan 2-9 kantong lendir Ketika buahnya semakin matang, lycopersicin lambat laun hilang sendiri sehingga baunya hilang dan rasanya menjadi enak dengan asam-asam manis (Trisnawaty dan Setiawan, 1993 dalam Halid, 2014). 3.2. Hidro Vertikultur Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak pertama kali dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penemuan unsur-unsur hara essensial yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Istilah hidroponik yang berasal dari bahasa Latin yang berarti hydro (air) dan ponos(kerja). Istilah hidroponik pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of California pada awal tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hydroponics (Anas, 2013). Hidroponik memiliki beberapa sistem yang bisa digunakan untuk budidaya 10 tanaman antara lain ; Sistem sumbu, Sistem Top-Feed atau drip, Sistem rakit, sistem NFT (Nutrient Flow Technique) dan sistem aeroponik. Berdasarkan dari beberapa sistem tersebut terbagi menjadi dua kreasi yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Sistem pasif adalah sistem yang tidak menggunakan tenaga/alat (Biasanya listrik dan pompa air) untuk memindahkan nutrisi dan air ke zona perakaran. Sedangkan sistem aktif adalah sistem yang bergantung terhadap tenaga/alat (Biasanya listrik dan pompa air) untuk memindahkan nutrisi dan air ke zona perakaran. 3.3. Sumber Nutrisi Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Kebutuhan unsur hara pada tanaman sangat berkaitan dengan jenisatau macam unsur hara. Kebutuhan tanaman akan unsur hara yang berbeda sesuai dengan fase-fase pertumbuhan tanaman tersebut, semisal pada saat awal pertumbuhan tanaman/fase vegetatif akan membutuhkan unsur hara yang berbeda dengan saat tumbuhan mencapai fase generatif. Pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimum dapat dicapai denganpemberian larutan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman (Rosliani dan Sumarni, 2005 dalam Dyah, 2011). Pemberian nutrisi bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu pertumbuhan tanaman Tomat secara optimal, terutama pada penanaman sistem intensif. Menurut penelitian Shuban, dkk (2005), Pemberian pupuk NPK 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 50 kg K2O per hektar dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak. Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasil buah tanaman Tomat varietas artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar. Sedangkan menurut (Surtinah, 2001), mendapatkan bahwa pupuk gandasil B berpengaruh terhadap tinggi tanaman Tomat, jumlah cabang utama, dan diameter batang utama. Akan tetapi dengan meningkatnya pemberian gandasil B maka pertumbuhan tinggi 11 tanaman, jumlah cabang, dan diameter batang mengalami peningkatan, dan pada dosis tertentu ketiga parameter tersebut mengalami penurunan pertumbuhan. Menurut Anas (2006), Larutan Nutrisi yang diberikan pada tanaman Tomat mempunyai Nilai EC berkisar antara 1.6 – 1.7 m mhos/cm. Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahap dengan cara penyiraman dengan air saja. Pengukuran nilai EC (Electrical Conductivity) sebagai gambaran mengenai konsentrasi ion didalam air, semakin tinggi konsentrasi kation dan anion maka nilai EC larutan akan semakin tinggi. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol. Formulasi nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda, karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang direkomendasikan untuktanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5. Jika pH terlalu rendah, daya larut unsur tersebut akan menurun sehingga daya serap tanaman terhadap unsur tertentu kemungkinan akan berkurang. Menurut Gerber (1985) dalam Anas (2013), Sebagian besar tanaman dapat tumbuh baik dalam larutan hara yang mempunyai level EC antara 1,8 – 3,5, dan hal ini dipengaruhi oleh jenis tanaman, radiasi matahari, suhu, dan kualitas air. Peningkatan konsentrasi unsur hara yang tidak sesuai akan menunjukkan gejala defisiensi unsur tersebut. Hal yang sama akan terjadi jika pH terlampau tinggi (al, 2002 dalam Dyah, 2011). Berikut ini tabel macam-macam sumber nutrisi dan kandungan hara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro pada tanaman Tomat ; 12 Tabel 1. Kandungan unsur hara pada beberapa macam sumber nutrisi Macam-macam Pupuk (%) Kandungan Unsur Hara AB Mix Lumut ZA (%) SP36 KCL (%) (%) N 21,6 0,6 % 21 P K C org Ca Mg S Fe Mn Bo Cu Zn Na Mo Ka pH 8,6 34,7 210 mg/ 100g 56 mg/ 100g Limbah cair tahu 2,7 - 36 - 2,4 - - 60 3,8 - 4,48 % 17,3 - - - - 5,8 6,5 - - - - - 11,4 - 24 - - - 3,35 - - - - 7692 ppm 1,7 - - - - 507 ppm 0,87 - - - - - 1,7 - - - - 510 ppm 0,6 - - - - 624 ppm - - - - - - 0,023 - - - - - 22,52 % 6,62 13 1. Pupuk AB-Mix Pupuk ini adalah pupuk khusus untuk budidaya hidroponik, komposisi unsur hara dalam pupuk telah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. pupuk ini terdiri dari dua komponen pupuk yaitu pupuk A dan pupuk B. Pada umumnya satu paket pupuk hidroponik AB mix mengandung 12 unsur bahan kimia. Dalam pupuk A terdapat 3 unsur, yaitu Calsium-amonium-nitrat, Kalium-nitrat dan Fe-EDTA. Dalam pupuk B terdapat 10 unsur, yaitu Kalium-di-hidro-fosfat, Kalium-nitrat, Ammonium-sulfat, Kalium-sulfat, Magnesium-sulfat, Mangan-sulfat, Tembaga (Kupro)-sulfat, Seng-sulfat, Asam borat atau Boraks, Amonium-hepta-molibdat atau Natrium-hepta-molibdat (Tonny dan Laksminiwati, 2011). Menurut Anas(2006), Larutan stok A mengandung KNO3, Ce(NO3)2, NH4NO3, Fe-EDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3, NH4-MoO4. Pekatan A dan pekatan B tidak dapat dicampur karena bila kation kalsium (Ca2+) dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat (SO4-) dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat (CaSO4) sehingga unsur Ca2+ dan S tidak dapat diserap oleh akar tanaman dan menunjukkan gejala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation kalsium (Ca2+) dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri-fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar dan tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi Fe (Sjarif, dkk, 2011). 2. Lumut Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup (Ariyanti, 2008). Secara ekologis lumut berperan penting didalam fungsi ekosistem. Layaknya lahan gambut yang sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut, sehingga keberadaan lumut sebagai penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktivitas, dekomposisi serta pertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000). 14 Sifat lumut yang menyerupai spons yang dapat menyimpan air berfungsi untuk menjaga kelembaban dan sebagai absorban. Tumbuhan ini juga diduga memiliki berbagai kandungan organik yang dapat menunjang sifatnya sebagai tanaman perintis. Berbagai fungsi di atas menguatkan bahwa lumut dapat digunakan sebagai media tanam yang pada penelitian kali ini akan dicoba untuk melakukan menanam benih sawi yang kemudian akan dilihat performanisnya (Suryadarma, 2015). Lumut hidup, aktif mengasamkan media tanam di bawahnya. Lumut hidup, aktif melepaskan ion Hidrogen (H+) ke media. Lumut juga terbukti memiliki sifat anti gulma dan jamur. Lapisan lumut yang tebal bisa menghambat pertumbuhan gulma dan jamur, karena biji-biji gulma dan spora jamur yang menempel pada lapisan lumut tersebut tidak bisa tumbuh karena kondisi yang terlalu asam (Washington, 2012). Menurut (Annisa Milda dkk tahun 2017, pengaruh lumut sebagai komposisi media tanam terhadap tanaman sawi ) lumut mengandung N 0.6 %; P 210 mg/100 g; K 56 mg/100 g; C Organik 4.48 %; kadar air 22.52 %; dan pH 6.62. 3. Pupuk ZA (Amonium Sulfat) Pupuk ZA adalah pupuk N Anorganik bersifat asam yang dibuat melalui reaksi antara NH3 dan H2SO4 pada suhu 116–118 ºC menjadi (NH4)2SO4 yang mengandung unsur hara N 20,5 % - 21% dan S 24 %. Pupuk ini berbentuk Kristal berwarna putih,tidak lengket dan mudah disebarkan, tidak higroskopis (menarik uap air dari udara jika kelembaban nisbi 80 %), mudah larut dalam air, bereaksi cepat dan segera dapat diserap oleh tanaman. Pupuk ZA memiliki peranan penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu untuk meningkatkan kandungan protein pada tanaman, mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman, sebagai senyawa penting untuk pembentukan klorofil, asam nukleat dan enzim, serta sebagai senyawa penting untuk pembentukan asam-asam amino yang akan dirubah menjadi protein. Menurut Isbandi (1985) dalam Dewi (2007), pemupukan ZA akan langsung menghasilkan ion NH4+ yang sudah siap diserap oleh akar tanaman. Unsur hara N diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+ (amonium), akan 15 tetapi nitrat ini segera tereduksi menjadi ammonium. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanamannya (Oriska, 2012). 4. Pupuk SP-36 (Superfosfat) Pupuk ini termasuk pupuk super fosfat (Ca(H2PO4)2), Pupuk ini jika diaplikasikan ke dalam tanah dapat menyebabkan tanah menjadi masam. Asam fosfat secara sempurna akan membebaskan ion H+ ke dalam tanah bila pH mulai 3.0hingga 7.0. Kandungan hara P dalam bentuk P2O5 tinggi yaitu sebesar 36 %, Unsur hara P yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air, Bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi kemasaman tanah, Tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalamkondisi penyimpanan yang baik, Dapat dicampur dengan Pupuk Urea atau pupuk ZA pada saat penggunaan (Anonim, 2002 dalam Adria, 2012). Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4-danHPO4= sebagian besar fosfor didalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawasenyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion phosphat. Fungsi unsur hara P pada tanaman yaitu memacu pertumbuhan akar dan membentuk sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara lebih banyak, menyimpan serta memindahkan energi Arlenusin Tri phosphat dan Adonoson phosphat, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, merangsang pembelahan sel, serta membantu proses asimilasi dan respirasi sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan biji. Menurut Wiryanta (2002) dalam Winda (2008), bahwa phosphat adalah hara penting bagi pertanaman Tomat yang berperan penting dalam penyusunan inti sel lemak dan protein tanaman. Selain itu juga berperan penting dalam pertumbuhan akar. Kekurangan unsur hara phosphat dalam pertanaman Tomat akan mengakibatkan pertumbuhan akar dan pertumbuhan generatifnya terganggu. Beberapa bagian tanaman sangat banyak memerlukanunsurP, yaitu bagian-bagain 16 yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor (Sugih, 2011 dalamAdria, 2012). 5. Pupuk KCL (Kalium Klorida) Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensialbagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagaiaktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negatif dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau daun dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Menurut al, (1999) dalam Amisnaipa (2009), menyatakan bahwa peningkatan penambahan pupuk KCL akan meningkatkan tinggi tanaman dan bobot buah secara linier. Semakin tinggi status hara K ditanah, maka kebutuhan tanaman akan unsur hara K semakin tercukupi shingga menghasilkan pertumbuhan tanaman Tomat yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan fungsi unsur hara K sebagai aktivator sejumlah enzim yang banyak terdapat dititik tumbuh pada jaringan meristem sehingga mempercepat pembelahan sel dan pembentukan jaringan utama. Sedangkan, Menurut Nelson dan Enderson (1977) dalam Amisnaipa (2009), menjelaskan bahwa kekurangan unsur K menyebabkan pertumbuhan dan jumlah akar tanaman berkurang, sehingga sehingga pengambilan unsur hara dan air terbatas. Unsur Kdiserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan kedalam tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KCl, K2SO4, KNO3, dan KMg-SO4 (Halid, 2014). 17 6. Serum Darah Salah satu pengelolahan limbah darah di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yatu dibuat menjadi tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan hasil pengolahan dari darah yang telah dikeringkan sehingga membentuk tepung. Tepung darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tepung darah sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan serat kasar 1 %, tetapi miskin asam amino, kalium dan phospor. Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya (Jamila, 2012). Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil pemotongan ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif sulit larut dalam air. Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu pemotongan sangat tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik pengeluaran darah yang dilakukan pada saat proses penyembelihan berlangsung. Pada proses 12 pembuatan tepung darah sapi, untuk mendapatkan 1 kg tepung darah sapi memerlukan 5 kg darah segar (5:1). Untuk mencegah terjadinya pembekuan darah pada saat penampungan maka dapat ditambahkan sejumlah garam (Jamila, 2012). Tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang cukup tinggi, dengan kandungan N = 13,25 %, P = 1 % dan K = 0,6 %. Secara umum tepung darah sapi mengandung bahan kering 90%, protein kasar 80-85 %, lemak kasar 1-1,6 %, serat kasar 1-1,5 %, abu 4 %, beta nitrogen 8,40 % dan protein tercerna 63,1 %. Kadar asam amino masing-masing metionin 1,0 %; sistin 1,4 %; lisin 6,9 %; triptophan 1,0 %; isoleusin 0,8 % ; histidin 3,05 % ; valin 5,2 % ; leusin 10,3 % ; arginin 2,35 % dan glisin 4,4 %. Darah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk (Jamila, 2012). Oleh sebab itu limbah darah harus dimanfaatkan agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu pemanfaatan limbah darah yaitu sebagai bahan baku campuran briket yang dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah pasir, sebagai pemasok hara dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah pasir pantai. 18 7. Limbah Cairan Tahu Industri Tahu merupakan salah satu industri pengolah berbahan baku kedelai yang penting di Indonesia. Tahu merupakan makanan yang sangat dikenal dan dinikmati oleh banyaknya masyarakat Indonesia. Keberadaan industri tahu, hampir tidak dapat dipisahkan dengan adanya suatu pemukiman (Pusteklin, 2002 dalam Yuliadi 2008). Industi tahu umumnya dikerjakan secara tradisional dan dimiliki oleh perusahaan kecil dan menengah. Disamping itu keberadaannya yang sangat penting, industri tahu juga mempunyai dampak yang cukup penting terhadap lingkungan terutama masalah limbahnya (Suprapti, 2005 dalam Yuliadi 2008). Kegiatan Industri termasuk industri tahu selalu menghasilkan limbah yang apabila tidak ditangani secara tepat akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan, namun jika dikelola dengan baik akan menguntungkan (Pramudyanto dan Nurhasan, 1991; Purnama, 207) Industri tahu menghasilkan limbah padat (kering dan basah) dan limbah cair. Limbah cair tahu mengandung K sebesar 616 mg/l, N total sebesar 69,28 mg/ dan P-total sebesar 39,83 mg/l. Menurut Kaswinarni (2007) komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06434,78 mg/l, meski begitu kandungan tertinggi limbah tahu adalah unsur K. Limbah padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran yang tercampur dengan kedelai, misalnya kerikil, kullit dan batang kedelai serta kedelai yang rusak/busuk, dan kulit ari kedelai yang berasal dari pengupasan kering. Limbah padat basah dari proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih mengandung gizi. Limbah padat tahu memiliki kandungan hara N (nitrogen) sebesar 1,24 % P2O5 (fosfat) sebesar 5,54 % dan K2O (kalium) sebesar 1,34 % (Yuliadi, dkk. 2008). Namun limbah cair dan padat dari industri tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada tanaman budidaya terutama sayuran (Sutejo, 1995; Purnama, 2007) Tabel. Hasil Analisis Komposisi Unsur Hara pada Limbah Tahu Padat dan Cair Limbah tahu Kandungan Cair (mg/l) Padat (%) N 0,27 1,24 P 228,85 5,54 K 0,29 1,34 19 Syarat komposisi N dan P yang diperlukan untuk pupuk cair sekitar kurang dari 5 %, sehingga kandungan nutrisi pada limbah cair tahu memenuhi syarat pupuk cair tersebut (Astuti, 2013). Limbah padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran yang tercampur dengan kedelai, misalnya kerikil, kulit dan pisang kedelai, serta kedelai yang rusak/busuk, dan kulit ari kedelai yang berasal dari pengupasan kering. Limbah padat basah dari proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih mengandung gizi. Dalam keadaan baru ampas tahu ini tidak berbau namun setelah kurang lebih 12 jam akan timbul bau busuk secara berangsur-angsur yang sangat mengganggu. Pemanfaatan limbah tahu baik limbah padat maupun cair sebagai pupuk dalam budidaya tanaman kubis, diharapkan dapat meminimalkan pencemaran lingkungan dan membuka lapangan pekerjaan sampingan yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah tahu terhadap pertumbuhan kol, serta konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan tanaman tersebut. 20 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ketinggian tempat 100 – 499 m di atas permukaan laut Penelitian direncanakan dilaksanakan pada Tahun 2018 dan 2019. A. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Tomat varietas intan, Pupuk AB-Mix, lumut, serum darah, phonska, limbah cair tahu, dan pasir pantai sebagai media tanam. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah ember plastik, pot, kain flanel, kain kasa, gelas ukur, mikro pipet, PH meter, penggaris skala kecil, timbangan analitik, map kertas, plastik HW, EC meter, Oven dan alat tulis. B. Metodologi Penelitian. Tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kajian kandungan berbagai sumber nutrisi organik 2. Kajian Fisiologi Pertumbuhan tajuk, sistem perakaran, komponen hasil pada budidaya tomat sistem hidro vertikultur 21 Penelitian tahap I dilaksanakan dengan metode percobaan eksperimen dalam sistem hidro vertikultur dengan rancangan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Penelitian tahap II dilaksanakan dengan metode percobaan eksperimen dalam sistem hidroponik dengan rancangan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Pada penelitian tahap I ( sistem hidro vertikultur), Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan desain faktor tunggal terdiri dari lima macam sumber nutrisi organik yaitu : Ekstrak Lumut (L1), Ekstrak Lumut + phonska (L2), Ekstrak Lumut + serum darah (L3), Ekstrak Lumut + Limbah cair tahu (L4), AB Mix (L5) terdapat 3 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga keseluruhan penelitian terdiri atas 15 unit penelitian. Pada penelitian tahap II ( Nilai EC), Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan desain faktor tunggal terdiri dari lima macam EC (Elektricity Condiktivity) yaitu : Jadi terdapat 5 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga keseluruhan penelitian terdiri atas 15 unit penelitian. C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan formulasi pupuk yang berbeda pada budidaya tanaman Tomat secara hidroponik. Berikut ini kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian ; 1. Fermentasi Lumut Lumut yang diisikan dalam botol ukuran 2 liter kemudian ditambahkan starter bakteri Sacharomyces cereviceae yang terdapat pada mollase/tetes tebu dan juga bisa menggunakan Em-4. Penggunaan starter pada lumut yaitu 0,5 % / liter urine (5 ml/liter urine). Dalam 2 liter urine sapi dtambahkan 10 ml Em-4 kemudian ditambahkan 10 ml tetes tebu. Gula/ mollase berguna untuk menyediakan makanan bagi mikrobia fermenter untuk melakukan proses fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 2 minggu. 2. Penyemaian Benih yang digunakan adalah benih tanaman tomat intan yang diperoleh dari toko saprodi di kota Yogyakarta. Penyemaian benih dilakukan menggunakan 22 media tanam campuran tanah, dan pupuk kandang (1:1). Pesemaian dilakukan untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik dan memiliki keseragaman, benih disemai selama 2 minggu, setelah memiliki 3-4 helai daun dan memiliki batang yang kuat serta tinggi yang seragam. Setelah mendapatkan kriteria bibit yang diinginkan, kemudian dipindahkan ke media tumbuh selanjutnya pada sistem hidro vertikultur. 3. Persiapan Media tanam Persiapan media tanam meliputi : a. Pembuatan sistem hidro vertikultur Pembuatan sistem hidro vertikultur dengan merangkai pipa-pipa sesuai desain kemudian dihubungkan dengan pompa untuk mengalirkan nutrisi ke pipapipa yang ada tanamannya. b. Media tanam Media tanam yang akan digunakan adalah pasir, pralon di isikan pasir dengan volume media yang sama, sebelum tanaman dipindahkan ke media tanam, media dialiri larutan nutrisi sehingga kondisi media sedikit basah, media tanam siap dilakukan penanaman. c. Persiapan Formulasi Nutrisi Pupuk dilarutkan dalam air sesuai kebutuhan masing-masing perlakuan yang terdiri 5 perlakuan dengan komposisi yang berbeda dapat dilihat pada lampiran I. Penyiapan larutan dilakukan dengan melarutkan masing-masing perlakuan kedalam 1 liter air. Setelah dicampurkan semua bahan kemudian dilakukan penggojokan agar semua bahan larut dalam air. Larutan nutrisi AB mix dibuat dengan melarutkan komposisi pada paket A dan B, kemudian 25 gram A dan B dilarutkan kedalam 50 ml air. Penggunaan nutrisi setiap paket A dan B menggunakan sebanyak 5 ml A dan 5 ml B yang dilarutkan kedalam 1 liter air dan siap diaplikasikan. Larutan nutrisi masing-masing perlakuan kemudian dimasukkan kebagian wadah nutrisi yang berukuran 1 liter air. 4. Penanaman Penanaman dilakukan setelah bibit tanaman berumur 22 hari setelah tanam saat bibit telah memiliki 3-4 helai daun pertanaman. Bibit yang telah memenuhi 23 kriteria dipindahkan ke media tanam yang berisikan media pasir sebagai tempat tumbuh pada sistem hidro vertikultur. Setiap media tumbuh ditanam 1 bibit tanaman sehingga tidak terjadinya persaingan terhadap mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman pada budidaya Tomat sistem hidroponik yang akan dilakukan meliputi ; a. Pemberian Larutan Nutrisi Pemberian larutan nutrisi dilakukan dengan melarutkan pupuk dengan air pada wadah tempat larutan nutrisi yang telah disiapkan. Volume nutrisi yang diberikan sebanyak 1 liter untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Pemberian nutrisi dilakukan 1 minggu sekali agar kondisi unsur hara pada larutan nutrisi tetap tersedia. b. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman dengan menanam kembali bibit yang telah dipindahkan, kegiatan ini untuk menghindari kerusakan bibit tanaman saat pemindahan atau diduga tanaman tersebut akan mati akibat layu dan rusak. c. Pemasangan Ajir Pemasangan ajir dilakukan Pemasangan ajir dilakukan pada fase vegetatif tanaman, pemasangan ajir yaitu untuk menopang tanaman agar tetap tegak dan tidak roboh. d. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara manual. selama kelangsungan hidup tanaman, tanaman di perhatikan dengan memantau tanaman untuk pencegahan terjadinya serangan hama dan penyakit. penyemprotan pestisida digunakan jika serangan hama dan penyakit sudah menyebar ke tanaman lainnya. e. Pamanenan Pemanenan dilakukan setelah umur tanaman berkisar antara 80 hst dengan memetik buah secara manual. Kriteria buah yang sudah masak optimal dan siap dipanen yaitu warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning24 kuningan kemudian berubah menjadi warna merah terang mencapai 80 – 90 %, batang tepi daun telah mengering, dan batang tanaman sudah menguning atau mengering. D. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dengan sidik ragam (analysis of variance) pada alpha 5 % dan 1 % untuk mengetahui apakah ada beda nyata antar perlakuan. Jika ada beda nyata, diuji lanjut dengan Uji Jarak Ganda Duncan (DMRT) pada alpha 5 % dan 1 % dengan bantuan software SAS portable. 25 BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 5.1 Anggaran Biaya Tabel 4. Anggaran Biaya Penelitian selama 2 (dua) tahun Biaya yang diusulkan No Jenis Pengeluaran Tahun 1 % Tahun 2 % 1 Honorarium 33.120.000 33,80 33.120.000 33,80 2 Bahan Habis Pakai 55.810.000 56,95 55.610.000 56,74 3 Lain2 (Laporan dan 4.570.000 4,66 4.770.000 4,87 publikasi) 4 Sewa 4.500.000 4.500.000 4,59 4,59 Total 98.000.000 98.000.000 Total anggaran yang diperlukan seluruhnya 196.000.000 (Rp.) 26 5.2. Jadwal Penelitian TAHUN KE-1 ( 9 Bulan ) No TAHUN KE-2 (9 Bulan ) KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 ` Penelitian Tahap I a. Persiapan: Perijinan, Pustaka: buku dan journal b. Persiapan bahan tanam, berbagai sumber nutrisi dan sistem hidro vertikultur sebelum Penelitian Penelitian c. Analisis kandungan berbagai nutrisi d. Penanaman , Pemupukan Dasar dan Penyulaman e. Pemeliharaan Tanaman , Pembuatan draft untuk jurnal internasional e. Pemeliharaan: Pemupukan Susulan II, Pengendalian Hama dan Penyakit f. Analisis Jaringan Tanaman, Panen dan Analisis Pertumbuhan Tanaman g. Analisis data dan Pelaporan h. Publikasi 2 Peenelitian Tahap II 16 a. Persiapan bahan tanam , penyiapan media,sumber nutrisi dan sistem hidro vertikultur b. Penanaman , Pemupukan Dasar dan Penyulaman c. Analisis Nutrisi organik & jaringan tanaman, Pemeliharaan Tanaman d. Pemeliharaan tanaman, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Pembuatan draf untuk jurnal internasional d. Analisis data dan pelaporan e. Publikasi 17 DAFTAR PUSTAKA Anas D Susila. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departement Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Hal 115. Di Akses Tanggal 21 April 2015. Anas D Susila. 2013. Sistem Hidroponik. Departemen Agronomi Fak. Pertanian Institut Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 22 September 2014. Ainun Marliah, Mardhiah Hayati, Dan Indra Muliansyah. 2012. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum Esculentum L.). Program Studi Agroteknologi. Fak Pertanian. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Amisnaipa, Anas D Susila, Rykson Situmorang dan D Wagisto Purnomo. 2009. Penentuan Kebutuhan Pupuk Kalium Untuk Budidaya Tomat Menggunakan Irigasi Tetes Dan Mulsa Polyethylene. J. Agron. Indonesia. 37 (2) : 155-122. Di Akses Tanggal 22 Agustus 2015. Adria, R. 2012. Pupuk Fosfat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /32674/4/Chapter%20II.pdf. Universitas Sumatera Utara. Di Akses Tanggal 11 Mei 2015. Aida Risqanna Khasanah. 2015. Aplikasi Urin Ternak Sebagai Sumber Nutrisi Pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L) Dengan Sistem Hidroponik Sumbu. Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Agus Suprapto. 2004. Auksin Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu Stek Tanaman. Dosen Fak Pertanian. Universitas Tidar Malang. Di Akses Tanggal 19 Februari 2016. Armaini, Elza Zuhry, dan Gading Sahyoga. 2007. Aplikasi Berbagai Konsentrasi Pupuk Plant Catalyst 2006 Dan Gibberelin Pada Tanaman Tomat (Licopersicum Esculentum Mill). Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertania. Universitas Riau. Di Akses Tanggal 23 Februari 2016. Albertus S, dkk. 2011. Demontrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urine Sapi Di Kabupaten Sinjai. Di Akses Tanggal 15 Mei 2015. 56 Dewi, Lia Puspa. 2007. Effectiveness of ZA Fertilizer to the Growth, and Uptake of N of Corn Plant (Zea mays L.) in Oxic Dystrudept Darmaga. Institut Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 11 Mei 2015. Dyah Ayu, P. 2011. Kajian Komposisi Bahan Dasar Dan Kepekatan Larutan Nutrisi Organik Untuk Budidaya Baby Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra)Dengan Sistem Hidroponik Substrat. Fak.Pertanian Universitas Sebelas MaretSurakarta. Di Akses Tanggal 23 Maret 2015. Elis Kartika, Zulfahri Gani, dan Diki Kurniawan. 2013. Tanggapan Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum. Mill) Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik. Fak Pertanian. Universitas Jambi. Di Akses Tanggal 18 Februari 2016. Halid, E. 2014. Klasifikasi Tanaman Tomat. http://eprints.ung.ac.id/ 2115/9/2012-2-54211-613408021-bab2-23012013040334.pdf. Di Akses Tanggal 15 Desember 2014. Helena Leovini. 2012. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Jurusan Budidaya Pertanian. Fak Pertanian. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Di Akses Tanggal 22 September 2015. Kun Budi Rinekso, Endro Sutrisno, dan Sri Sumiyati. 2011. Studi Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Fermentasi Urine Sapi (Ferisa) Dengan Variasi Lokasi Peternakan Yang Berbeda. Fak. Teknik. Universitas Diponegoro Semarang. Di Akses Tanggal 24 Agustus 2015. Lis Marlina, Sugeng Triyono, dan Ahmad Tusi. 2015. Pengaruh Media Tanam Granul Dari Tanah Liat Terhadap Pertumbuhan Sayuran Hidroponik Sistem Sumbu. Jurusan Teknik Pertanian. Fak Pertanian. Universitas Lampung. Di Akses Tanggal 17 Februari 2016. M Subandi, Nella Purnama Salam, Budi Frasetya. 2015. Pengaruh Berbagai Nilai EC (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam (Amaranthus sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hidroponics System). Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Diakses Tanggal 23 Februari 2016. Mamin Effendi, Agus Mulyadi Pernawanto, dan Gayuh Prasetyo Budi. 2007. Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur Tiram Dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Lycopersicum Esculentum 57 Mill.). Dinas Pertanian Kab. Banjarnegara. Fak Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Di Akses Tanggal 18 Februari 201 Nymas Mirna, E.F, Helmi Salim dan Zul Fahri Gani. 2013. Pengaruh Biourine Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet(Hevea brasiliensis Mull. Arg) Asal Stum Mata Tidur. Fak. Pertanian. Universitas Jambi. Mendalo Darat. Di Akses Tanggal 04 Juli 2015. Nofrinaldi, R. 2015. Tanaman Tomat. http://repository.uin-suska.ac.id/727/3/ BAB%20II.pdf . Di Akses Tanggal 04 Juli 2015. Oriska, Rekhina. 2012. Pengaruh Pemberian Vermikompos Dan Kompos Daun Serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea“Toksakan”). http://eprints.uny.ac.id/9381/3/BAB%202 %20-%2005308141018.pdf. Universitas Negeri Yogyakarta. Di Akses Tanggal 06 Mei 2015. Pramudya, H. 2000. Prngaruh Gandasil Dan Dekamon Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Cabai Kriting (Capsicum annum) Dan Keefisienan Penggunaannya. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 21573/A00phe.pdf?sequence=2. Jurusan Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 17 Mei 2015. Prita Fatma Adelia, Koesriharti, dan Sunaryo. 2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Jln. Veteran, Malang 65145. Jawa Timur. Indonesia. Di Akses Tanggal 24 Februari 2016. Sjarif A Adimihardja, Sutyono, dan Nurkhotimah. 2011. Pertumbuhan Dan Produksi 3 Varietas Tanaman Pakcoy (Brassica Chinensis L.) Pada Berbagai Nilai Elektrical Conductivity Larutan Hidroponik. Fak. Agribisnis Dan Teknologi Pangan. Universitas Djuanda. Di Akses Tanggal 23 Agustus 2015. Samanhudi dan Dwi Harjoko. 2006. Pengaturan Komposisi Nutrisi DanMedia Dalam BudidayaTanaman Tomat Dengan Sistem Hidroponik. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21029&val=1319. Di Akses Tanggal 15 Desember 2014. 58 Shuban, N. Nurtika, dan Setiawati, W. 2005. Peningkatan Efisisensi Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap hasil Tomat. file:///E:/Proposal%202015/Peningkatan%20Efisiensi% 20Pemupukan%20NPK%20degn%20Bahan%20organik%20pada%20to mat.pdf. Di Akses Tanggal 07 Januari 2015. Surtinah. 2001. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif Dengan Produksi Tanaman Tomat (Licopersicum esculetum, Mill). http://www.unilak.ac.id/media/file/99513947451Jurnal_Tomat.pdf. Di Akses Tanggal 08 Januari 2015. Sri Hartati. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi Stress Air Dan Kondisi Optimal. Staf Pengajar Fak Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di Akses Tanggal 17 Januari 2016. Surtinah. 2004. Pengaruh Lama Cekaman Air Dan Frekuensi Pemberian Gandasil B Terhadap Kualitas Melon. Fak. Pertanian. UNILAK Lampung. Di Akses Tanggal 22 Agustus 2015. Sarawa. 2011. Perkecambahan Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Yang Diberi Pupuk Cair Nutriflora Dengan Sistem Hidroponik. Jurusan Agroteknologi. Fak. Pertanian. Universitas Haluoleo. Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari. Tri Martinsari, Yuniar Wijayanti W dan Endah Purwatnti. 2010. Optimalisasi Fermentasi Urine Sapi Dengan Aditif Tetes Tebu (Molasses) Untuk Menghasilkan Pupuk Organik Cair YangBerkualitas Tinggi. Universitas Negeri Malang. Di Akses Tanggal 05 Juli 2015. Tia Yuliawati. 2013 Mempelajari Teknik Pemberian Larutan Nutrisi Pada Bayam Hiaju Dengan Sistem Aeroponik Di PT. Parung Farm, Bogor. Fak. Pertanian Bandar Lampung. Tonny K M Dan Laksminiwati P. 2011. Meramu Pupuk Hidroponik Abmix Untuk Tanaman Paprika. Pusat Penelitian Danpengembangan Hortikultura Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Di Akses Tanggal 14 Mei 2015. Winda C Saragih. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Sollanum licopersicum Mill.) Terhadap Pemberian Fhospat Dan Berbagai Bahan Organik. Fak. Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Di Akses Tanggal 22 Agustus 2015 59 56 Lampiran 1. Justifasi Anggaran Penelitian (Lampiran B) Rincian Rencana Anggaran Penelitian DasarUnggulan Pergueuan Tinggi Tahun ke-1 dan ke-2 1. Honorarium Honor Waktu (Jam/ minggu) Honor/Jam (Rp.) Ketua Tim Anggota Pelaksana 1 Anggota Pelaksana 2 Teknisi Lap. 1 Teknisi Lap. 2 40.000 35.000 35.000 15.000 15.000 10 10 10 8 8 Honor per Tahun (Rp) Tahun ke-1 Tahun ke-2 Minggu 52 52 52 52 52 minggu minggu minggu minggu minggu Subtotal (Rp) Pajak 15 % Subtotal (Rp) 9.600.000 6.720.000 6.720.000 2.880.000 2.880.000 28.800.000 4.320.000 33.120.000 9.600.000 6.720.000 6.720.000 2.880.000 2.880.000 28.800.000 4.320.000 33.120.000 2. Pembelian bahan habis pakai Material ATK Cetak Justifikasi Pembelian Kuantitas Kertas HVS Tinta printer Foto copi 4 rim 2 buah 1000 lbr 20 HargaSatu an (Rp.) 75.000 250.000 250 Harga Peralatan Penunjang (Rp.) Tahun ke-1 Tahun ke-2 150.000 250.000 125.000 150.000 250.000 125.000 Flashdisk Benih Nutrisi Organik Nutrisi An Organik 3 2 27 1 Alat Hidro Rangka Hidro Vertikultur Vertikultur (paket) : Biaya Analisis sumber nutrisi (paket) ntuk 20 unsur makro mikro buah Sachet paket paket 150.000 35.000 200.000 200.000 150.000 35.000 2.400.000 200.000 7.500.000 37.500.000 41 perlakuan 1.250.000 15.000.000 16 perlakuan 1.000.000 5 paket Biaya Analisis Jaringan tanaman (paket) Subtotal (Rp) 300.000 35.000 3.000.000 36.250.000 16.000.000 55.810.000 55.610.000 3. Lain-lain Material Justifikasi Lain-lain Dokumentasi Penelitian Laporan Hasil Penelitian HargaSatu an (Rp.) Kuantitas 2 paket 21 exp 21 500.000 200.000 Biaya per Tahun(Rp.) Tahun ke-1 Tahun ke-2 500.000 500.000 2.000.000 2.200.000 Pengolahan Data Hasil Penelitian 2 paket Akomodasi Publikasi Penelitian Jurnal International 2 paket 2 1.500.000 570.000 50.000.00 0 Subtotal (Rp) 1.500.000 1.500.000 570.000 570.000 4.570.000 4.770.000 4. Sewa Material Justifikasi Sewa Kuantitas Sewa Lahan 200 m2 Sewa Laboratorium HargaSat uan (Rp.) 2 kali 2 kali Biaya per Tahun (Rp.) Tahun ke-2 Tahun ke-1 Subtotal (Rp) 2.000.000 2.500.000 4.500.000 2.000.000 2.500.000 4.500.000 Total anggaran yang diperlukan setiap tahun / SBK Dasar (Rp.) 98.000.000 98.000.000 22 23 Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian Sarana Laboratorium Produksi Tanaman dan Penelitian Laboratorium Statistik Pertanian Kapasitas Kemampuan 400 sampel tanah per-bulan 25 komputer dengan berbagai software Analisis Statistik Uji luas daun dan perakaran tanaman Analisis Statistik Data Penelitian Pertanian Persentase Dukungan 100 % 100 % Untuk analisis tanah dapat dilakukan di Fakutas Pertanian UMY, sedangkan analisis jaringan tanaman dan sistem perakaran dilakukan di Laboratorium tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 24 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitidan PembagianTugas No. Nama NIDN Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) UraianTugas 1. Sukuriyati Susilo Dewi 0525026101 Hortikultura dan Mesin Pertanian 10 jam/minggu Penanggung jawab kegiatan Hidroponik Vertikultur 2 Mulyono 0008066002 10 jam/minggu 3 Innaka Ageng Rineksane 0512107201 Ilmu Tanah, Kesuburan Tanah dan Pemupukan Kultur in Vitro, Bioteknologi Tanaman Penanggung jawab kegiatan analisis tanah dan jaringan tanaman Penanggung jawab kegiatan analisis pertumbuhan tanaman, fisiologi dan hasil tanaman 10 jam/minggu 25 Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti Biodata Ketua Tim Peneliti 01. Nama : Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S 02. NIP / NIK : 133019 / 19610225199409133019 03. NIDN : 04. Status Dosen : Dosen Yayasan 05. Tempat/Tgl Lahir : Yogyakarta/25 Februari 1961 06. Jenis Kelamin : Perempuan 07. Pangkat/Golongan : Penata/III d 08. Jabatan Struktural : Sekretaris Prodi Fungsional 0525026101 : Lektor 09. Unit Kerja : Program Studi Agroteknologi UMY 10. Alamat Kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul DIY 55183 11. Bidang Keahlian : Mekanisasi Pertanian Dan Hortikultura 12. Alamat Rumah : Jl. Brig. Katamso no. 135 Yogyakarta 55152 13. Pendidikan : Jenjang pendidikan Tahun selesai Tempat S-1 Teknologi UGM S-2 Pertanian UGM Pertanian 1986 1992 25 Gelar Bidang studi Ir Mekanisasi Pertanian MS Ilmu-ilmu Pertanian 14. Mata Kuliah yang diampu (2007/2008 – 2011/2012) Semester No. Mata Kuliah SKS Beban (Jam)* Gasal Genap Hortikultura 2/0 02 Teknik & Manajemen Pengemasan 2/1 03 Pengelolaan Air 2/1 04 Teknologi Minimal Proses 2/1 05 Dasar Budidaya Pertanian 2/1 06 Teknologi Pengelolaan Hasil Pertanian 2/2 07 Teknologi Pasca Panen 2/1 08 HATT 4/2 01 *1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu 15. Daftar Penelitian yang Dilakukan : (2007/2008 – 2011/2012) Anggota Jumlah Dana (Juta) No. Judul Penelitian 01 Pengaruh Pengeringan terhadap Kualitas Wortel UMY 3000000 02 Usaha Memperpanjang Umur Simpan Buah Pisang Mas (Musa paradisiaca) dengan Perlakuan Pengemas dan Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis Mandiri 3000000 03 Efektivitas Kemasan terhadap Daya Simpan Benih Kedele (Glicine max (L) Merill) Mandiri 3000000 *1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu **Lampirkan Kontrak Penelitian & Bukti Publikasi 16. Daftar Pengabdian masyarakat yang dilakukan : 26 SKS Sumber Dana (2007/2008 – 2011/2012) No. Materi Pengabdian Anggota SKS Sumber Dana ∑ Dana (Juta) Waktu Pelaksanaan Tempat 01 Pembuatan Parcel Anggota Tanaman 1 UMY 1 2007 Bantul 02 Pembuatan Ketua manisan buah Kolang-kaling/Ateb 1 UMY 2 2008 UMY 03 Terapi Jus Buah Ketua untuk Penyakit Degeneratif 1 UMY 2,5 2009 UMY 04 Sistem Vertikultur sebagai alternatif pengembangan Budidaya Tanaman di Pekarangan Anggota UMY 2 2010 UMY Pengembangan Industri Bawang Goreng di KWT Muktisari, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Ketua Dikti 40 2010 Srandakan. Bantul Pembuatan Jahe instan sebagai alternatif Usaha Rumah tangga Pasca Erupsi Merapi di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupeten Magelang. Ketua UMY 0,75 2011 Wonolelo, Magelang 05 1 5 1 27 *1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu **Lampirkan Kontrak Pengabdian Masyarakat 17. Pengalaman Pelatihan & Pengelolaan Program: (2007/2008 – 2011/2012) No. Program Pelatihan SKS Waktu Tempat 01 MS Ofice 1 Okt “ 09 UMY 02 TOEFL 1 Des’ 09 UMY 03 Blog dan E-learning 1 Mei’ 10 UMY 04 TOEFL 1 Des”10 UMY 05 MS Ofice 1 Jan’11 UMY 06 KPP Program PHKI 2 2009-2010 UMY 07 Komisi Magang Prodi Agroteknologi 2 2008 – Sekarang UMY 08 AMT 5 Februari 2012 UMY *1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu **Lampirkan Sertifikat / Bukti Kegiatan 18. Publikasi & Kegiatan Ilmiah (2007/2008 – 2011/2012) No. Kegiatan / Nama Jurnal 01 AgrUMY Upaya Memperpanjang Umur Simpan Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) dengan Pelapisan KITOSAN dan Penyemprotan CaCl2 02 Proseding MDG 10 Kajian “hidrocooling” dan tempat penyimpanan untuk mempertahankan kualitas Cabai keriting (Capsicum annum L) 03 Waktu Proseding Penganekaragaman Pangan Lokal sebagai Alternatif 28 Tempat 2008 /Jurnal UMY AgrUMY Volume XII No: 2 Desember 2008 Juli 2010 Seminar Nasional UMY Oktober 2011 Seminar Nasional UMY Adaptasi perubahan Iklim *Lampirkan Bukti Publikasi & Kegiatan Ilmiah 19. Kegiatan Pembimbingan dan/atau Pelibatan Mahasiswa dalam Kegiatan Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan PKM No. Kegiatan No. & Nama Mhs yang terlibat Judul Sumber Dana Jumlah Dana (Juta) 01 Penelitian Payung (2007) Peranan Kitosan dan CaCl2 untuk memperpanjang umur simpan buah 050210004 Santi Dikti 10 02 Penelitian Payung (2007) Pengaruh Hirocooling terhadap 070210013 Kurnia Dikti 7 UMY 3 Rofidah 03 Penelitian Kemitraan (2011) Pengaruh perlakuan Suhu Pengeringan thd Kualitas Wortel 090210016 M Taufik 090210003 Diko K *Penelitian / Pengabdian / Pembimbingan PKM **Bukti Kegiatan (Kontrak Kegiatan / SK Pembimbingan) 20. Keikutsertaan Dalam Organisasi Profesi / Masyarakat Ilmiah / Pejabat Publik / Sosial No. 01 Organisasi Peragi Jabatan Anggota Masa Keanggotaan / Kepengurusan 1917 02 *Bukti Keikutsertaan (Fotokopi Kartu Anggota, Bukti Kepengurusan) 29 30 Biodata Anggota Tim Peneliti 1 IDENTITAS DIRI Nama : Ir. Mulyono,M.P Nomor Peserta : NIP/NIK : 196006081989031002 Tempat dan Tanggal Lahir : Boyolali, 8 Juni 1960 Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pangkat/Golongan : Penata/IIIc Jabatan Akademik : Lektor Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Alamat : Jl. Lingkar Selatan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Telp/Fax : 0274-387656/0274-387646 Alamat Rumah : Ngreni, RT4, RW2, Simo, Boyolali, Jateng Telp/Fax : 081328033165 Alamat e-mail : [email protected] RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor) Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi 2000 Magister UGM Ilmu Tanah 1985 Sarjana UGM Ilmu Tanah 31 PELATIHAN PROFESIONAL Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri) Penyelenggara Jangka Waktu 2008 Mengiukuti Workshop Pengembangan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Yang Bermuatan Soft Skills UMY 1 hari 2007 Mengikuti Workshop Sustaniable and Renewable Energy Technology UMY 2hari 2006 Mengikuti Lecturer Soft Skill Development Program UMY 2 hari 2005 Mengikuti Lokakarya Pengembangan Kurikulum Agronomi Berbasis Kompetensi Mengikuti Workshop Pengembangan Model Penelitian Payung FP-UMY 1 hari FP-UMY 2 hari 22005 PENGALAMAN MENGAJAR Mata kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusa n/Program Studi Bioteknologi Pupuk Hayati Sarjana Agroteknologi Genap/2010-2011 Dasar Ilmu Tanah Sarjana Agroteknologi Genap/2010-2011 Problematika HATT Sarjana Agroteknologi Gasal/2010-2011 Bioteknologi Pupuk Hayati Sarjana Agroteknologi Genap/2009-2010 Dasar Ilmu Tanah Sarjana Agroteknologi Genap/2009-2010 Agroteknologi Gasal/2009-2010 Agroteknologi Gasal/2009-2010 Pengelolaan Air Tata Guna Lahan Sarjana 32 Sem/Tahun Akademik PRODUK BAHAN AJAR Mata kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar (cetak/non cetak Sem/Tahun Akademik Bioteknologi Pupuk Hayati Sarjana Non Cetak Genap/2010-2011 Dasar Ilmu Tanah Sarjana Non Cetak Genap/2009-2010 Problematika HATT Sarjana Non Cetak Gasal/2010-2011 Pengelolaan Air Sarjana Non Cetak Gasal/2009-2010 Tata Guna Lahan Sarjana Non Cetak Gasal/2009-2010 PENGALAMAN PENELITIAN Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Tim Sumber dana 2014 Teknologi pemupukan tanaman Tomat di tanah pasir pantai dengan berbagai formula pupuk organic briket kotoran kambing Ketua Tim Mandiri 2014 Pengaruh macam bahan organic terhadap pertumbuhan dan hasil sawi di tanah pasir pantai Ketua Tim Mandiri 2015 Formulasi briket kompos enceng gondok sebagai pelepas lambat pupuk NPK pada budidaya cabai di tanah pasir pantai Ketua Tim Mandiri 2015 Pengaruh pupuk NPK pellet kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai di tanah regosol Ketua Tim Mandiri 2015 Pegaruh pemberian briket kotoran kambing sebagai pelepas lambat pupuk pada tanaman cabai di tanah pasir pantai Ketua Mandiri 2016 Kombinasi berbagai sumber arang dan bahan organic terhadap efisiensi Ketua Mandiri 33 pemupukan bawang merah di tanah pasir pantai Samas Bantul 2016 Pengaruh aplikasi arang aktif serbuk gergaji kayu jati sebagai pelepas lambat pupuk NPK pada tanaman cabai rawit di tanah pasir pantai Ketua Tim Mandiri 2011 Pemanfaatan PupukOrganik Pelet Dalam UpayaPemulihanLahanTerdampakMerapi ” Studi Kasus pada Budidaya Tanaman Cabai Merah Besar ” Ketua Tim Kemitraan UMY 2011 Pengaruh penggunaan mulsa alang-alang dan kirinyu terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di tanah meditran Ketua Tim OPF 2007 Tanggapan Tanaman JAgung Terhadap Pemberian Guano Fosfat dan Pupuk ZA di Tanah Vertisol Ketua Tim Mandiri 2005 Pengaruh Pemberian Zeolite dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Vegatitif Jagung (Zea mays,L.)di Media Pasir Pantai. Ketua Tim Mandiri 2001 Aplikasi Berbagai Macam Sumber Kalsium dan Dosis Bahan Organik Sebagai Pembenah Tanah Dalam Usahan Perbaikan Sifat Fisik Tanah Garaman Ketua Tim Mandiri KARYA ILMIAH A. Buku/Bab Buku/Jurnal Tahun Judul 2007 Tanggapan Tanaman JAgung Terhadap Pemberian Guano Fosfat dan Pupuk ZA di Tanah Vertisol 2005 Pengaruh Pemberian Zeolite dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Vegatitif Jagung (Zea mays,L.)di 34 Penerbit/Jurnal Agr-UMY Planta Tropika Media Pasir Pantai. 2001 Aplikasi Berbagai Macam Sumber Kalsium dan Dosis Bahan Organik Sebagai Pembenah Tanah Dalam Usahan Perbaikan Sifat Fisik Tanah Garaman. B. Makalah/Poster Tahun 2011 Agr-UMY Penyelenggara Judul PemanfaatanMikrobaPenyubur Tanah Sebagai FP UMY KomponenTeknologi Dalam Budidaya Tanaman KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM Penyelenggara Panitia/peserta/pem bicara Tahun Judul Kegiatan 2010 Seminar Nasional Pertanian Indonesia Menuju Millenium Development Goals (MDGs) 2015 Fak. Pertanian UMY-PERHEPI Peserta 2009 Seminar nasional Ilmu Tanah 2009 UPN Yogyakarta Peserta 2008 Workshop Pengembangan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Yang Bermuatan Soft Skills UMY Peserta 2007 Workshop Sustaniable and Renewable Energy Technology UMY Peserta 2006 Lecturer Soft Skill Development Program UMY Peserta 2005 Workshop Pengembangan Model Penelitian Payung Fak. Pertanian UMY Peserta 35 2005 Lokakarya Pengembangan Kurikulum Agronomi Berbasis Kompetensi Fak. Pertanian UMY Peserta 2002 Pembicara Magang Penelitian “ Analisis Pupuk Organik” Fak. Pertanian UMY Pembicara 2002 Seminar Tahunan Kompetensi Penelitian Dibidang Teknik Pertanian Dalam Pengembangan Iptek Dan Peningkatan Manfaat Bagi Masyarakat UMY UGM Peserta KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Tahun 2011 Jenis/Nama Kegiatan Pelatihan pembuatan kompos bagi korban merapi 36 Tempat Desa KetepKab. Magelang 37 Biodata Anggota Tim Peneliti 2 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P., M.P. P Lektor Ketua Program Studi 19721012200004133050 0512107201 Malang, 12 Oktober 1972 Perum Graha Indah Sejahtera 2G, Sidoarum, Sleman 55564 D.I. Yogyakarta Nomor Telepon/Faks/HP 082132254854 Alamat Kantor Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,D.I.Y 55183 Nomor Telepon/Faks 0274-387656/0274-387646 Alamat e-mail [email protected] Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 29 orang; S-2= 0 orang; S-3= 0 orang Mata Kuliah yang Diampu 1. Kultur in Vitro 2. Teknologi Bahan Tanam 3. Teknik Isolasi & Perbanyakan Agensia hayati 4. Teknik Formulasi & Produksi Biofarming 5. Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman 6. Penyajian Ilmiah 7. Teknologi Informasi dan Komunikasi 8. Bahasa Inggris Pertanian B. Riwayat Pendidikan S-1 Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Thesis/Disertasi S-2 IPB UGM Agronomi 1991-1996 Pengaruh Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Daun Hyponex terhadap Pertumbuhan dan Produksi Umbi Mini Kentang (Solanum tuberosum L.) 38 Agronomi 1997-2000 Perbanyakan Tanaman Manggis secara In Vitro dengan Perlakuan Kadar BAP, Air Kelapa dan Arang Aktif S-3 Universiti Putra Malaysia Agriculture Technology 2006-2011 Somatic Embryogenesis, Organogenesis and Assessment of Somaclonal Variations in Mangosteen (Garcinia mangostana L.) Nama Pembimbing/Promotor Kultivar Atlantic Asal Stek Mini Prof. Dr. G.A. Wattimena Ir. Agus Purwito, M.Sc Ir. Sri Trisnowati, M.Sc Dr. Ir. Susiani Purbaningsih, DEA 1. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Penelitian Assoc.Prof. Dr. Mihdzar Abdul Kadir Assoc.Prof.Dr. Saleh Kadzimin Assoc.Prof.Dr. Faridah Qamaruz Zaman Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2012 Regenerasi Anggrek Vanda tricolor Pasca Erupsi Merapi Melalui Kultur In Vitro Hibah Penelitian Strategis LP3M UMY 5 2 2013 Hibah Fundamental Dikti 35 3 2014 Perakitan Embriosomatik Manggis (Garcinia mangostana L.) Secara In Vitro dan Analisis Keragaman Somaklonal dengan RAPD Perakitan Embriosomatik Manggis (Garcinia mangostana L.) Secara In Vitro dan Analisis Keragaman Somaklonal dengan RAPD Hibah Fundamental Dikti 45 2. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2012 2 2013 Reboisasi Bekas Pemukiman Warga Kepuharjo Pasca Erupsi Merapi, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta IbM Pendidikan Lingkungan Hidup pada Anak Usia Dini 39 UMY 1 Hibah Pengabdian IbM Dikti 45 3 2016 IbM Pengelolaan Pekarangan di Desa Kranggan UMY 10 3. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal 1 In vitro development of Vol. 6(13), pp. 2549Journal of embryogenic calli and 2559, 23 April, 2012. Medicinal embryogenic stages in DOI: Plants Research suspension cultures of 10.5897/JMPR11.197 mangosteen (Garcinia ISSN: 1996-0875 mangostana L.) 4. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Ilmiah / Seminar Tempat 1 Universiti Malaysia Random Amplified 1-3 December Sabah Polymorphic DNA for 2010, Universiti Biotechnology Assessment of Genetic Malaysia Sabah, Symposium IV, Variability in Mangosteen Kota Kinabalu, Harnessing (Garcinia mangostana L.) in Sabah Biological Vitro Resources Through Biotechnology/ 2 Seminar Ilmiah Pengaruh Jenis Eksplan, 9 Oktober 2013, Perhimpunan Thidiazuron dan 2,4-D Bogor Hortikultura terhadap Induksi Kalus Indonesia 2013: Embriogenik Manggis Membangun (Garcinia mangostana L.) Sistem Baru pada Medium Setengah MS Agribisnis Hortikultura Indonesia pada Era Pasar Global 3 In Vitro Sterilization and 3 – 5 Juni 2014, 2nd International Induction of Fig Shoot ( Yogyakarta Conference on Ficus carica L) using MSSustainable GA3 Medium Supplemented Innovation with BAP and NAA 4 Seminar Nasional Kajian Konsentrasi 2,4 D 8-10 September dan Lokakarya Thidiazuron Dan Frekuensi 2014, Padang Forum Komunikasi Subkultur Terhadap Perguruan Tinggi Embriogenitas Kalus Pertanian SeManggis (Garcinia 40 Indonesia 5 6 International Conference on Tropical Horticulture Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia : Peningkatan Daya Saing Produk Hortikultura Nusantara dalam Menghadapi Era Pasar Global mangostana L.) Optimization of PCR for Detection of Somaclonal Variation in Mangosteen (Garcinia mangostana L) In Vitro Multiplikasi Tunas Sarang Semut (Myrmecodia pendans) dengan Penambahan Thidiazuron dan NAA Secara In Vitro 2 – 4 Oktober 2015, Yogyakarta 5 – 7 November 2014, Malang 1. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan 1 Runner Up Ketua Program Studi Universitas Berprestasi Muhammadiyah Yogyakarta 2 Runner Up Ketua Program Studi Kopertis Wilayah Berprestasi V 3 Ranking 150 Scientist Indonesia Versi Webometric Webometric Tahun 2014 2014 2015 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PDUPT. Yogyakarta, Juni 2017 Pengusul, (Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P., M.P 41 Lampiran 5. Surat Keterangan Ketua Peneliti 42 43