usulan penelitian dasar unggulan perguruan

advertisement
Kode / Nama Rumpun Ilmu : 154/Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Bidang Fokus
: Bidang 1 Kemandirian Pangan
USULAN
PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
UJI BERBAGAI MACAM SUMBER NUTRISI ORGANIK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
TOMAT (Licopersicum esculentum Mill) PADA SISTEM
HIDRO VERTIKULTUR
Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S.
NIDN: 0525026101
Ir. Mulyono, M.P
NIDN : 0008066002
Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P, M.P
NIDN : 0512107201
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JUNI 2017
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………
iii
ABSTRAK …………………………………………………………………………...
iv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………..
1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….....
1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….........
3
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………......
3
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ................................................................
4
1.5. Luaran Penelitian ………………………………………………………
4
1.6. Rencana Capaian Tahunan ...............................................................
5
BAB II. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI ..
7
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
8
3.1. Budidaya Tomat………………………………….....………… . . . . . . . .
8
3.2. Pupuk Organik . . . . . . . . . . . .............................................. . . . . . . . . . . .
10
3.3. Hidro Vertikultur ….…………………..............................................……
11
BAB IV. METODE PENELITIAN ………………………………………………
21
4.1. Bahan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
21
4.2. Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
21
4.3. Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
4.4. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
BAB V. JADWAL PELAKSANAAN DAN BIAYA . .…………………………
26
5.1. Jadwal Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
5.2 . Anggaran Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
29
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………
30
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN …………………………………
32
LAMPIRAN
ii
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian (untuk Tahun Berjalan) ……………
33
Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian ………………………
33
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ……………
25
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti ……………………………
26
Lampiran 5. Surat Keterangan Ketua Peneliti ……………………………………
42
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji berbagai macam sumber nutrisi
Organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat sistem hidro vertikultur.
Target khusus dalam penelitian ini adalah mendapatkan nutrisi organik terbaik yang
dapat menggantikan nutrisi an organik (komersial) pada budidaya tanaman Tomat
sistem hidro vertikultur.
Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah : pada
tahun pertama menguji efektivitas berbagai formulasi nutrisi organik sebagai
pengganti nutrisi an organik (komersial). Percobaan disusun dalam Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan desain faktor tunggal terdiri dari empat macam
sumber
nutrisi
organik
yaitu
Ekstrak
Lumut; Ekstrak Lumut + NPK (Ponska); Ekstrat Lumut + Serum Darah;
Ekstrak Lumut + Limbah Cair Tahu; AB mix. Pengujian akan dilakukan dalam
skala pot dengan sistem hidro vertikultur. Pada tahun ke dua menguji kandungan
unsur makro mikro dan jaringan tanaman. Percobaan menggunakan rancangan
perlakuan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan lingkungan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal
Parameter yang akan diamati meliputi : parameter pertumbuhan tanaman,
dan kandungan unsur organik
Keyword : sumber nutrisi organik, tomat, hidro vertikultur
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Budidaya tanaman hidroponik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan budidaya secara konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di kontrol,
tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman
jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan
hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh
musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Harris 1988 dalam Anas,
2013). Hidroponik memiliki beberapa sistem budidaya, salah satu sistem yang bisa
digunakan adalah hidro vertikultur. Sistem vertikultur akan sangat menarik, karena
tanaman akan disusun untuk tumbuh vertikal atau keatas sedangkan yang kita
ketahui saat ini tanaman dibudidayakan ditanah yang terhampar luas. Uniknya lagi
budidaya tanaman hidroponik vertikultur ini adalah tanaman tidak hanya untuk
dipanen sebagai konsumsi tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan didalam
ruangan.
Tomat adalah satu diantara produk hortikultura yang mempunyai beragam
manfaat, yaitu bisa dimanfaatkan dalam bentuk segar sebagai sayur, buah dan
olahan berupa makanan, minuman dan berkhasiat sebagai obat. Buah tomat banyak
mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu tomat
menjadi komoditas sayur yang utama. Menurut Data Badan Pusat Statistik dan
Direktorat Jendral Hortikultur tahun 2013 sampai tahun 2014, jumlah produksi
tanaman tomat menurun dari 992,780 ton pada tahun 2013 menjadi 915,987 ton
pada tahun 2014. Berkurangnya pertumbuhan luas panen berdasarkan data pada
tahun 2010 yaitu seluas 61,154 ha sampai
tahun 2014 yaitu 59,008 ha
mengakibatkan kebutuhan konsumen akan tomat dikhawatirkan masih belum bisa
diimbangi dengan produksi tomat per tahun, sehingga berdasarkan data statistik
tersebut ada peluang untuk meningkatkan luas panen budidaya tomat di dataran
rendah.
Tanaman memerlukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk tubuhnya
dan memenuhi semua kegiatan hidupnya, unsur-unsur tersebut diserap oleh
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
1
Budidaya tanaman
dengan sistem hidroponik yang perlu diperhatikan adalah pemberian nutrisi.
Tanaman Tomat membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk memenuhi
kebutuhan makanannya. Unsur hara makro yang diperlukan terdiri dari unsur
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), sulfur
(S), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), sedangkan unsur hara mikro yang
diperlukan, antara lain molibdenium (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn),
besi (Fe), klor (Cl), dan mangan (Mn). Unsur-unsur tersebut di atas dapat diperoleh
melalui beberapa sumber, seperti udara, air, mineral-mineral dalam media tanam,
dan pupuk (Helena, 2012). Pemberian nutrisi adalah untuk menyediakan unsurunsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk keberlangsungan hidupnya. Pada
hidroponik nutrisi diberikan melalui pupuk yang mengandung unsur-unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Salah satu nutrisi yang biasa digunakan para petani
hidroponik adalah pupuk AB mix, pupuk khusus yang sudah dirancang untuk
pupuk hidroponik yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman,
akan tetapi harga jual pupuk tersebut cukup tinggi untuk para petani. Berbagai
upaya telah dilakukan petani dalam mengurangi pembelian pupuk tersebut, salah
satu tambahan organik yang bisa dimanfaatkan adalah dari bahan seperti lumut,
tepung darah, limbah cairan tahu.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada
berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada
pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan
lembab dan penyinaran yang cukup (Ariyanti dkk tahun 2008).
Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari
berat badannya (Jamila, 2012). Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil
pemotongan ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif
sulit larut dalam air. Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu
pemotongan sangat tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik
pengeluaran darah yang dilakukan pada saat proses penyembelihan berlangsung.
Pemberian nutrisi bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman untuk memacu pertumbuhan tanaman tomat secara optimal, terutama
pada penanaman sistem intensif. Menurut penelitian Shuban, dkk (2005),
2
Pemberian pupuk NPK 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 50 kg K2O per hektar dapat
meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak.
Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasilmbuah tanaman tomat varietas
artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar.
1.2. Rumusan Masalah
Budidaya sistem hidroponik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman
selalu menggunakan pupuk buatan pabrik yang disebut dengan AB mix. Ini yang
menyebabkan petani keberatan kalau harus memakai pupuk AB mix tersebut, selain
harganya mahal juga dalam pembeliannya dalam jumlah besar. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka perlu dicoba dengan menggunakan bermacam-macam
sumber
nutrisi
bahan
organik
yang
mana
diharapkan
bisa
mengganti
ketergantungan pada pupuk AB mix tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dipaparkan rumusan
masalah sebagai berikut.
Tahun 1
1. Aplikasi berbagai macam sumber nutrisi organik sebagai pengganti AB mix
2. Mendapatkan sumber organik yang terbaik yang dapat menggantikan AB mix (
sumber nutrisi anorganik)
Tahun 2
1. Analisis kandungan unsur hara makro mikro pada sumber nutrisi yang terbaik
2. Analisis Jaringan tanaman
1.3. Tujuan Penelitian
Tahun 1
1. Melakukan kajian tentang uji berbagai sumber nutrisi, untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan melakukan
kajian interaksinya.
2. Melakukan kajian pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, untuk mengetahui
pengaruhnya berbagai sumber nutrisi
3
sebagai pengganti
pupuk AB mix
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan melakukan kajian
interaksinya.
Tahun 2
1. Mengevaluasi kajian pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, untuk mengetahui
pengaruhnya berbagai sumber nutrisi
sebagai pengganti pupuk AB mix
terhadap pertumbuhsn dan hasil tomat, dan melakukan kajian interaksinya.
2. Mengevaluasi karakter agronomi tanaman singkong varietas lokal Gunungkidul
di kebun plasma nutfah buatan?
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Keutamaan penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi, pengkayaan ilmiah,
dan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengujian berbagai sumber nutrisi
pada budidaya Tomat, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan pengambil
kebijakan di bidang pertanian.
2. Memberikan informasi, pengkayaan ilmiah,
dan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya berkaitan dengan penggunaan berbagai sumber nutrisi
sebagai pupuk pengganti AB mix, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan
pengambil kebijakan di bidang pertanian.
3. Memberikan informasi
dan pengkayaan ilmiah dan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pertumbuhan tajuk, perakaran,
komponen hasil, dan hasil tomat, yang bermanfaat bagi peneliti, petani, dan
pengambil kebijakan di bidang pertanian.
4
1.5. Luaran Penelitian
Tabel 1. Luaran Penelitian “ Uji Berbagai Macam Sumber Nutrisi Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum
esculentum Mill) Pada Sistem Hidro Vertikultur”
Waktu
Luaran yang
No.
Kegiatan Penelitian
Pelaksanaan
diharapkan
1
Menguji berbagai macam sumber nutrisi
organik sebagai pengganti AB mix
Mendapatkan sumber
nutrisi sebagai pengganti
AB mix
2
Mengamati pertumbuhan dan hasil tanaman
Tomat
Mendapatkan
pertumbuhan dan hasil
tanaman Tomat yang
terbaik
3
Jurnal Internasional bereputasi (scopus)
AGRIVITA, journal of
Agricultural Science
4
Menguji berbagai takaran pada sumber nutrisi
organik yang terbaik
Menganalisis kandungan
unsur makro mikro dan
analisis jaringan tanaman
Jurnal Internasional bereputasi (SCImago
Journal Rank-Scopus)
Czech Journal of
Genetics and Plant
Breeding (CJGPB)
Tahun ke-1
(2018)
5
Tahun ke-2
(2019)
5
1.6. Rencana Capaian Tahunan
Rencana target capaian tahunan yang meliputi jenis luaran dan indikator capaian
tiap tahunnya dari kegiatan penelitian ini sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Rencana Target Capaian Tahunan Penelitian
No
Jenis Luaran
Kategori
Sub kategori Wajib Tambahan
1
Artikel ilmiah
Internasional
dimuat di jurnal2) bereputasi
Nasional
terakreditasi
2
Artikel ilmiah
Internasional
dimuat di
terindeks
3)
prosiding
Nasional
3
4
5
Invited speaker
dalam temu
ilmiah 4)
Visiting
Lecturer5)
Hak Kekayaan
Intelektual
(HKI)6)
Accepted/
published
Accepted/
published
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Internasional
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Paten
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Paten
sederhana
Hak cipta
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Belum/tidak
ada
Internasional
Nasional
Merk dagang
6
7
8
9
Indikator Capaian
TS 1)
TS+1
Rahasia
dagang
Desain produk
industri
Indikasi
geografis
Perlindungan
varietas
tanaman
Perlindungan
topografi
sirkuit terpadu
Teknologi Tepat Guna7)
Model/Purwarupa/Desain/Karya
seni/Rekayasa Sosial8)
Buku Ajar (ISBN)9)
Tingkat Kesiapan Teknologi
(TKT)10)
6
BAB II. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI
Untuk pengembangan kinerja penelitian tahun 2015-2025, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memiliki tema besar dalam rencana induk
penelitian strategis dan pengabdian masyarakat yaitu “Membangun Masyarakat
Indonesia yang Berkemajuan dan Berbudaya Luhur dengan Visi Pembangunan
Berkelanjutan yang Memberdayakan.” Untuk mendukung capaian tema tersebut
kemudian diputuskan beberapa bidang unggulan penelitian.
Gambar 1. Peta jalan penelitian strategis UMY dalam
Rencana Induk Penelitian UMY
Dimulai dari tahun 2015 hingga 2025, diharapkan terdapat tahapan RND
(Research and Development), teknologi/produk, dan pasar yang dapat dicapai.
Bidang unggulan tersebut diproyeksikan dalam 3 tema yaitu pertama bidang
pengembangan sains, teknologi, industri, dan lingkungan; kedua bidang sosial,
ekonomi, kesehatan dan pendidikan dan ketiga bidang sosial dan budaya.
Penelitian dengan judul “ Uji Berbagai Macam Sumber Nutrisi Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum
Mill) Pada Sistem Hidro Vertikultur” ini tergolong dalam bidang unggulan
pertama yaitu pengembangan sains, teknologi, industri dan lingkungan
dengan subtema Agro eko-sistem dan agribisnis berkelanjutan untuk
mencapai ketahanan pangan nasional.
7
BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang sudah pernah dilakukan menggunakan bahan nutrisi organik
dari berbagai limbah, juga penggunaan pupuk buatan maupun cair yang mana
belum mampu untuk menggantikan peranan pupuk AB mix.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu tersebut maka diperlukan
roadmap penelitian khusus. Roadmap penelitian yang dimaksud diharapkan dapat
menjadi acuan dalam memberikan arahan lebih baik dalam mempelajari dan
mengembangkan pemanfaatan sumber bahan organik sebagai pengganti bahan an
organik (Gambar 6).
Gambar 2. Roadmap (peta jalan) penelitian penggunaan sumber nutrisi
organik
3.1. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejakdahulu.
Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejaklama
diketahui orang. Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah tumbuhan
8
setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman
berbunga (angiospermai). Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk
kelas
Dicotyledonnae
(berkeping
dua).
Secara
lengkap
ahli-ahli
botani
mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik sebagai berikut ; Divisi :
Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae (berkeping
dua),Ordo : Tubiflorae, Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet), Genus :
Solanum (Lycopersicum), Species : Lycopersicum esculentum Mill (Tugiyono, 2005
dalam Halid, 2014).
Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi (1500
m dpl), salah satu varietas yang dapat tumbuh didaratan rendah 100-600 m dpl
adalah varietas intan, dapat tumbuh pada temperatur siang hari 24º - 28º C dan
malam hari antara 15º - 20º C. Tamanan tomat intan memiliki daya adaptasi dan
pertumbuhan yang sangat kuat yaitu minimal
85 % dengan kemurnian benih
sekitar 98 %, warna buah muda hijau dan merah cerah pada saat matang dengan
berat buah 50 - 80 gr/buah. Umur panen tanaman ini sekitar 70 – 80 hst dengan
potensi hasil 2,5 – 3,5 kg/tanaman atau 40 – 60 ton/ha. Tanaman Tomat
memerlukan sinar matahari minimal 11- 14
jam /hari dengan curah hujan
berkisarantara 750-1250 mm pertahun atau 100-200 mm perbulanKondisi tanah
yang paling cocok untuk tanaman ini adalah lempung berpasir yang gembur dan
banyak mengandung unsur hara. Kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk
pertumbuhan tomat adalah (5,5 - 7,0) tanah yang banyak mengandung bahan
organik dengan kelembaban cukup akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman,
sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman (Cahyono, 1998 dalam Nofrinaldi,
2015). Tanaman tomat diperbanyak dengan biji, Salah satu pendukung keberhasilan
produksi tomat adalah awal dari pertumbuhannya, yaitu biji atau benihnya
(Trisnawati dan Setiawan, 1993dalam Halid, 2014). Tanaman tomat membutuhkan
unsur hara esensial apa bila salah satu unsur tidak tersedia maka tanamannya akan
mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. unsur
hara esensial tersebut digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H),Oksigen (O), Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S). unsur hara
9
mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Klor (Cl),
Seng (Zn), dan Molybdenum (Mo) (Hartus, 2008 dalam Dyah, 2011). Budidaya
tomat dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (1) fase pesemaian 0-30 hari
setelah semai, (2) fase tanam 0-15 hst, (3) fase vegetatif 15-30 hst, (4) fase
generatif 30-80 hst, (5) fase panen dan pasca panen 80-130 hst (teknis budidaya,
2010 eit Halid, 2014). Menurut Anas (2006), tanaman tomat hidroponik dapat
dilakukan panen pertama mulai 9 minggu setelah tanam dan panen berikutnya
setiap 5-7 hari sekali. Sedangkan untuk tanaman tomat kultivar panen pertama
dilakukan mulai 3 bulan setelah tanam.
Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat.
Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan
batangnya banyak ditumbuhi rambut halus terutama dibagian berwarna hijau.
Diantara rambut-rambut tersebut terdapat rambut kelenjar, daunnya mudah dikenali
karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan
mempunyai celah yang menyirip. Daunnya dibagian bawah terdapat 5 buah kelopak
bunga yang berwarna hijau.
tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan
berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan
dikeluarkan 2-9 kantong lendir Ketika buahnya semakin matang, lycopersicin
lambat laun hilang sendiri sehingga baunya hilang dan rasanya menjadi enak
dengan asam-asam manis (Trisnawaty dan Setiawan, 1993 dalam Halid, 2014).
3.2. Hidro Vertikultur
Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak
pertama kali dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penemuan
unsur-unsur hara essensial yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Istilah
hidroponik yang berasal dari bahasa Latin yang berarti hydro (air) dan ponos(kerja).
Istilah hidroponik pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of
California pada awal tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara tanaman
dalam skala komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hydroponics (Anas,
2013). Hidroponik memiliki beberapa sistem yang bisa digunakan untuk budidaya
10
tanaman antara lain ; Sistem sumbu, Sistem Top-Feed atau drip, Sistem rakit,
sistem NFT (Nutrient Flow Technique) dan sistem aeroponik. Berdasarkan dari
beberapa sistem tersebut terbagi menjadi dua kreasi yaitu sistem pasif dan sistem
aktif. Sistem pasif adalah sistem yang tidak menggunakan tenaga/alat (Biasanya
listrik dan pompa air) untuk memindahkan nutrisi dan air ke zona perakaran.
Sedangkan sistem aktif adalah sistem yang bergantung terhadap tenaga/alat
(Biasanya listrik dan pompa air) untuk memindahkan nutrisi dan air ke zona
perakaran.
3.3. Sumber Nutrisi
Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia
dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan
dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun
anorganik. Kebutuhan unsur hara pada tanaman sangat berkaitan dengan jenisatau
macam unsur hara. Kebutuhan tanaman akan unsur hara yang berbeda sesuai
dengan fase-fase pertumbuhan tanaman tersebut, semisal pada saat awal
pertumbuhan tanaman/fase vegetatif akan membutuhkan unsur hara yang berbeda
dengan saat tumbuhan mencapai fase generatif. Pertumbuhan dan hasil tanaman
yang optimum dapat dicapai denganpemberian larutan hara sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Rosliani dan Sumarni, 2005 dalam Dyah, 2011).
Pemberian nutrisi bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman untuk memacu pertumbuhan tanaman Tomat secara optimal, terutama
pada penanaman sistem intensif. Menurut penelitian Shuban, dkk (2005),
Pemberian pupuk NPK 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 50 kg K2O per hektar dapat
meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak.
Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasil buah tanaman Tomat varietas
artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar. Sedangkan
menurut (Surtinah, 2001), mendapatkan bahwa pupuk gandasil B berpengaruh
terhadap tinggi tanaman Tomat, jumlah cabang utama, dan diameter batang utama.
Akan tetapi dengan meningkatnya pemberian gandasil B maka pertumbuhan tinggi
11
tanaman, jumlah cabang, dan diameter batang mengalami peningkatan, dan pada
dosis tertentu ketiga parameter tersebut mengalami penurunan pertumbuhan.
Menurut Anas (2006), Larutan Nutrisi yang diberikan pada tanaman Tomat
mempunyai Nilai EC berkisar antara 1.6 – 1.7 m mhos/cm. Bila EC kurang dari 2
m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5
m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahap dengan cara penyiraman dengan
air saja. Pengukuran nilai EC (Electrical Conductivity) sebagai gambaran mengenai
konsentrasi ion didalam air, semakin tinggi konsentrasi kation dan anion maka nilai
EC larutan akan semakin tinggi. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting
untuk dikontrol. Formulasi nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda,
karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika
dilarutkan dalam air. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang
direkomendasikan untuktanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5
sampai 6,5. Jika pH terlalu rendah, daya larut unsur tersebut akan menurun
sehingga daya serap tanaman terhadap unsur tertentu kemungkinan akan berkurang.
Menurut Gerber (1985) dalam Anas (2013), Sebagian besar tanaman dapat tumbuh
baik dalam larutan hara yang mempunyai level EC antara 1,8 – 3,5, dan hal ini
dipengaruhi oleh jenis tanaman, radiasi matahari, suhu, dan kualitas air.
Peningkatan konsentrasi unsur hara yang tidak sesuai akan menunjukkan gejala
defisiensi unsur tersebut. Hal yang sama akan terjadi jika pH terlampau tinggi (al,
2002 dalam Dyah, 2011).
Berikut ini tabel macam-macam sumber nutrisi dan kandungan hara yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro pada tanaman
Tomat ;
12
Tabel 1. Kandungan unsur hara pada beberapa macam sumber nutrisi
Macam-macam Pupuk (%)
Kandungan
Unsur Hara AB Mix
Lumut
ZA (%) SP36 KCL
(%)
(%)
N
21,6
0,6 %
21
P
K
C org
Ca
Mg
S
Fe
Mn
Bo
Cu
Zn
Na
Mo
Ka
pH
8,6
34,7
210 mg/
100g
56 mg/
100g
Limbah
cair tahu
2,7
-
36
-
2,4
-
-
60
3,8
-
4,48 %
17,3
-
-
-
-
5,8
6,5
-
-
-
-
-
11,4
-
24
-
-
-
3,35
-
-
-
-
7692 ppm
1,7
-
-
-
-
507 ppm
0,87
-
-
-
-
-
1,7
-
-
-
-
510 ppm
0,6
-
-
-
-
624 ppm
-
-
-
-
-
-
0,023
-
-
-
-
-
22,52 %
6,62
13
1. Pupuk AB-Mix
Pupuk ini adalah pupuk khusus untuk budidaya hidroponik, komposisi
unsur hara dalam pupuk telah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. pupuk ini
terdiri dari dua komponen pupuk yaitu pupuk A dan pupuk B. Pada umumnya satu
paket pupuk hidroponik AB mix mengandung 12 unsur bahan kimia. Dalam pupuk
A terdapat 3 unsur, yaitu Calsium-amonium-nitrat, Kalium-nitrat dan Fe-EDTA.
Dalam pupuk B terdapat 10 unsur, yaitu Kalium-di-hidro-fosfat, Kalium-nitrat,
Ammonium-sulfat, Kalium-sulfat, Magnesium-sulfat, Mangan-sulfat, Tembaga
(Kupro)-sulfat, Seng-sulfat, Asam borat atau Boraks, Amonium-hepta-molibdat
atau Natrium-hepta-molibdat (Tonny dan Laksminiwati, 2011).
Menurut Anas(2006), Larutan stok A mengandung KNO3, Ce(NO3)2,
NH4NO3, Fe-EDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung KNO3, K2SO4,
KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3, NH4-MoO4. Pekatan A
dan pekatan B tidak dapat dicampur karena bila kation kalsium (Ca2+) dalam
pekatan A bertemu dengan anion sulfat (SO4-) dalam pekatan B akan terjadi
endapan kalsium sulfat (CaSO4) sehingga unsur Ca2+ dan S tidak dapat diserap
oleh akar tanaman dan menunjukkan gejala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila
kation kalsium (Ca2+) dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan
B akan terjadi endapan ferri-fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap
oleh akar dan tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi Fe (Sjarif, dkk, 2011).
2. Lumut
Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada
berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada
pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan
lembab dan penyinaran yang cukup (Ariyanti, 2008). Secara ekologis lumut
berperan penting didalam fungsi ekosistem. Layaknya lahan gambut yang sangat
tergantung pada lapisan atau tutupan lumut, sehingga keberadaan lumut sebagai
penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktivitas, dekomposisi serta
pertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).
14
Sifat lumut yang menyerupai spons yang dapat menyimpan air berfungsi
untuk menjaga kelembaban dan sebagai absorban. Tumbuhan ini juga diduga
memiliki berbagai kandungan organik yang dapat menunjang sifatnya sebagai
tanaman perintis. Berbagai fungsi di atas menguatkan bahwa lumut dapat
digunakan sebagai media tanam yang pada penelitian kali ini akan dicoba untuk
melakukan menanam benih sawi yang kemudian akan dilihat performanisnya
(Suryadarma, 2015).
Lumut hidup, aktif mengasamkan media tanam di bawahnya. Lumut hidup,
aktif melepaskan ion Hidrogen (H+) ke media. Lumut juga terbukti memiliki sifat
anti gulma dan jamur. Lapisan lumut yang tebal bisa menghambat pertumbuhan
gulma dan jamur, karena biji-biji gulma dan spora jamur yang menempel pada
lapisan lumut tersebut tidak bisa tumbuh karena kondisi yang terlalu asam
(Washington, 2012). Menurut (Annisa Milda dkk tahun 2017, pengaruh lumut
sebagai komposisi media tanam terhadap tanaman sawi ) lumut mengandung N 0.6
%; P 210 mg/100 g; K 56 mg/100 g; C Organik 4.48 %; kadar air 22.52 %; dan pH
6.62.
3. Pupuk ZA (Amonium Sulfat)
Pupuk ZA adalah pupuk N Anorganik bersifat asam yang dibuat melalui
reaksi antara NH3 dan H2SO4 pada suhu 116–118 ºC menjadi (NH4)2SO4 yang
mengandung unsur hara N 20,5 % - 21% dan S 24 %. Pupuk ini berbentuk Kristal
berwarna putih,tidak lengket dan mudah disebarkan, tidak higroskopis (menarik
uap air dari udara jika kelembaban nisbi 80 %), mudah larut dalam air, bereaksi
cepat dan segera dapat diserap oleh tanaman. Pupuk ZA memiliki peranan penting
bagi pertumbuhan tanaman yaitu untuk meningkatkan kandungan protein pada
tanaman, mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman, sebagai senyawa penting
untuk pembentukan klorofil, asam nukleat dan enzim, serta sebagai senyawa
penting untuk pembentukan asam-asam amino yang akan dirubah menjadi protein.
Menurut Isbandi (1985) dalam Dewi (2007), pemupukan ZA akan langsung
menghasilkan ion NH4+ yang sudah siap diserap oleh akar tanaman. Unsur hara N
diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+ (amonium), akan
15
tetapi nitrat ini segera tereduksi menjadi ammonium. Nitrogen merupakan unsur
hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan
untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti
daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu banyak dapat menghambat pembungaan
dan pembuahan pada tanamannya (Oriska, 2012).
4. Pupuk SP-36 (Superfosfat)
Pupuk ini termasuk pupuk super fosfat (Ca(H2PO4)2), Pupuk ini jika
diaplikasikan ke dalam tanah dapat menyebabkan tanah menjadi masam. Asam
fosfat secara sempurna akan membebaskan ion H+ ke dalam tanah bila pH mulai
3.0hingga 7.0. Kandungan hara P dalam bentuk P2O5 tinggi yaitu sebesar 36 %,
Unsur hara P yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air,
Bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi kemasaman tanah, Tidak mudah
menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalamkondisi penyimpanan
yang baik, Dapat dicampur dengan Pupuk Urea atau pupuk ZA pada saat
penggunaan (Anonim, 2002 dalam Adria, 2012).
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4-danHPO4= sebagian besar
fosfor didalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawasenyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai
ion-ion phosphat. Fungsi unsur hara P pada tanaman yaitu memacu pertumbuhan
akar dan membentuk sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat menyerap
unsur hara lebih banyak, menyimpan serta memindahkan energi Arlenusin Tri
phosphat dan Adonoson phosphat, menambah daya tahan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit, merangsang pembelahan sel, serta membantu proses
asimilasi dan respirasi sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan biji.
Menurut Wiryanta (2002) dalam Winda (2008), bahwa phosphat adalah hara
penting bagi pertanaman Tomat yang berperan penting dalam penyusunan inti sel
lemak dan protein tanaman. Selain itu juga berperan penting dalam pertumbuhan
akar. Kekurangan unsur hara phosphat dalam pertanaman Tomat akan
mengakibatkan pertumbuhan akar dan pertumbuhan generatifnya terganggu.
Beberapa bagian tanaman sangat banyak memerlukanunsurP, yaitu bagian-bagain
16
yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai
sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk
pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor (Sugih, 2011
dalamAdria, 2012).
5. Pupuk KCL (Kalium Klorida)
Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga
termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensialbagi
tanaman. Peran utama kalium ialah sebagaiaktivator berbagai enzim. Kandungan
utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini
disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk
ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O
sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negatif dari pupuk
N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau daun dan
karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Menurut al, (1999) dalam Amisnaipa (2009), menyatakan bahwa
peningkatan penambahan pupuk KCL akan meningkatkan tinggi tanaman dan
bobot buah secara linier. Semakin tinggi status hara K ditanah, maka kebutuhan
tanaman akan unsur hara K semakin tercukupi shingga menghasilkan pertumbuhan
tanaman Tomat yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan fungsi unsur hara K
sebagai aktivator sejumlah enzim yang banyak terdapat dititik tumbuh pada
jaringan meristem sehingga mempercepat pembelahan sel dan pembentukan
jaringan utama. Sedangkan, Menurut Nelson dan Enderson (1977) dalam
Amisnaipa (2009), menjelaskan bahwa kekurangan unsur K menyebabkan
pertumbuhan dan jumlah akar tanaman berkurang, sehingga sehingga pengambilan
unsur hara dan air terbatas. Unsur Kdiserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan
dapat dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya
dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan kedalam
tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KCl, K2SO4, KNO3, dan KMg-SO4 (Halid, 2014).
17
6. Serum Darah
Salah satu pengelolahan limbah darah di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
yatu dibuat menjadi tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan hasil
pengolahan dari darah yang telah dikeringkan sehingga membentuk tepung. Tepung
darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar dan bersih
yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tepung darah
sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan serat kasar 1 %,
tetapi miskin asam amino, kalium dan phospor.
Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 %
dari berat badannya (Jamila, 2012). Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil
pemotongan ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif
sulit larut dalam air. Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu
pemotongan sangat tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik
pengeluaran darah yang dilakukan pada saat proses penyembelihan berlangsung.
Pada proses 12 pembuatan tepung darah sapi, untuk mendapatkan 1 kg tepung
darah sapi memerlukan 5 kg darah segar (5:1). Untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah pada saat penampungan maka dapat ditambahkan sejumlah
garam (Jamila, 2012). Tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang
cukup tinggi, dengan kandungan N = 13,25 %, P = 1 % dan K = 0,6 %. Secara
umum tepung darah sapi mengandung bahan kering 90%, protein kasar 80-85 %,
lemak kasar 1-1,6 %, serat kasar 1-1,5 %, abu 4 %, beta nitrogen 8,40 % dan
protein tercerna 63,1 %. Kadar asam amino masing-masing metionin 1,0 %; sistin
1,4 %; lisin 6,9 %; triptophan 1,0 %; isoleusin 0,8 % ; histidin 3,05 % ; valin 5,2 %
; leusin 10,3 % ; arginin 2,35 % dan glisin 4,4 %. Darah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pupuk (Jamila, 2012).
Oleh sebab itu limbah darah harus dimanfaatkan agar tidak mencemari
lingkungan. Salah satu pemanfaatan limbah darah yaitu sebagai bahan baku
campuran briket yang dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah pasir, sebagai
pemasok hara dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah
pasir pantai.
18
7. Limbah Cairan Tahu
Industri Tahu merupakan salah satu industri pengolah berbahan baku kedelai
yang penting di Indonesia. Tahu merupakan makanan yang sangat dikenal dan
dinikmati oleh banyaknya masyarakat Indonesia. Keberadaan industri tahu, hampir
tidak dapat dipisahkan dengan adanya suatu pemukiman (Pusteklin, 2002 dalam
Yuliadi 2008). Industi tahu umumnya dikerjakan secara tradisional dan dimiliki
oleh perusahaan kecil dan menengah. Disamping itu keberadaannya yang sangat
penting, industri tahu juga mempunyai dampak yang cukup penting terhadap
lingkungan terutama masalah limbahnya (Suprapti, 2005 dalam Yuliadi 2008).
Kegiatan Industri termasuk industri tahu selalu menghasilkan limbah yang apabila
tidak ditangani secara tepat akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan,
namun jika dikelola dengan baik akan menguntungkan (Pramudyanto dan
Nurhasan, 1991; Purnama, 207) Industri tahu menghasilkan limbah padat (kering
dan basah) dan limbah cair. Limbah cair tahu mengandung K sebesar 616 mg/l, N
total sebesar 69,28 mg/ dan P-total sebesar 39,83 mg/l. Menurut Kaswinarni (2007)
komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06434,78 mg/l, meski begitu kandungan tertinggi limbah tahu adalah unsur K. Limbah
padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran yang tercampur dengan
kedelai, misalnya kerikil, kullit dan batang kedelai serta kedelai yang rusak/busuk,
dan kulit ari kedelai yang berasal dari pengupasan kering. Limbah padat basah dari
proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih mengandung gizi. Limbah padat
tahu memiliki kandungan hara N (nitrogen) sebesar 1,24 % P2O5 (fosfat) sebesar
5,54 % dan K2O (kalium) sebesar 1,34 % (Yuliadi, dkk. 2008). Namun limbah cair
dan padat dari industri tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada
tanaman budidaya terutama sayuran (Sutejo, 1995; Purnama, 2007)
Tabel. Hasil Analisis Komposisi Unsur Hara pada Limbah Tahu Padat dan Cair
Limbah tahu
Kandungan
Cair (mg/l)
Padat (%)
N
0,27
1,24
P
228,85
5,54
K
0,29
1,34
19
Syarat komposisi N dan P yang diperlukan untuk pupuk cair sekitar kurang dari 5
%, sehingga kandungan nutrisi pada limbah cair tahu memenuhi syarat pupuk cair
tersebut (Astuti, 2013). Limbah padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran
yang tercampur dengan kedelai, misalnya kerikil, kulit dan pisang kedelai, serta
kedelai yang rusak/busuk, dan kulit ari kedelai yang berasal dari pengupasan
kering. Limbah padat basah dari proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih
mengandung gizi. Dalam keadaan baru ampas tahu ini tidak berbau namun setelah
kurang lebih 12 jam akan timbul bau busuk secara berangsur-angsur yang sangat
mengganggu. Pemanfaatan limbah tahu baik limbah padat maupun cair sebagai
pupuk dalam budidaya tanaman kubis, diharapkan dapat meminimalkan
pencemaran lingkungan dan membuka lapangan pekerjaan sampingan yang baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah tahu terhadap
pertumbuhan kol, serta konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan tanaman tersebut.
20
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ketinggian tempat 100 – 499
m di atas permukaan laut Penelitian direncanakan dilaksanakan pada Tahun 2018
dan 2019.
A. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Tomat varietas
intan, Pupuk AB-Mix, lumut, serum darah, phonska, limbah cair tahu, dan pasir
pantai sebagai media tanam. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah ember
plastik, pot, kain flanel, kain kasa, gelas ukur, mikro pipet, PH meter, penggaris
skala kecil, timbangan analitik, map kertas, plastik HW, EC meter, Oven dan alat
tulis.
B. Metodologi Penelitian.
Tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kajian kandungan berbagai sumber nutrisi organik
2. Kajian Fisiologi Pertumbuhan tajuk, sistem perakaran, komponen hasil pada
budidaya tomat sistem hidro vertikultur
21
Penelitian tahap I dilaksanakan dengan metode percobaan eksperimen dalam
sistem hidro vertikultur dengan rancangan faktor tunggal yang disusun dalam
Rancangan Acak Lengkap.
Penelitian tahap II dilaksanakan dengan metode percobaan eksperimen dalam
sistem hidroponik
dengan rancangan faktor tunggal yang disusun dalam
Rancangan Acak Lengkap
Pada penelitian tahap I ( sistem hidro vertikultur), Percobaan disusun dalam
rancangan acak lengkap dengan desain faktor tunggal terdiri dari lima macam
sumber nutrisi organik yaitu : Ekstrak Lumut (L1), Ekstrak Lumut + phonska (L2),
Ekstrak Lumut + serum darah (L3), Ekstrak Lumut + Limbah cair tahu (L4), AB
Mix (L5) terdapat 3 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga keseluruhan
penelitian terdiri atas 15 unit penelitian.
Pada penelitian tahap II ( Nilai EC), Percobaan disusun dalam rancangan acak
lengkap dengan desain faktor tunggal terdiri dari lima macam EC (Elektricity
Condiktivity) yaitu : Jadi terdapat 5 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan,
sehingga keseluruhan penelitian terdiri atas 15 unit penelitian.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan formulasi pupuk yang berbeda pada budidaya
tanaman Tomat secara hidroponik. Berikut ini kegiatan yang akan dilakukan pada
penelitian ;
1.
Fermentasi Lumut
Lumut yang diisikan dalam botol ukuran 2 liter kemudian ditambahkan
starter bakteri Sacharomyces cereviceae yang terdapat pada mollase/tetes tebu dan
juga bisa menggunakan Em-4. Penggunaan starter pada lumut yaitu 0,5 % / liter
urine (5 ml/liter urine).
Dalam
2 liter urine sapi dtambahkan 10 ml Em-4
kemudian ditambahkan 10 ml tetes tebu. Gula/ mollase berguna untuk menyediakan
makanan bagi mikrobia fermenter untuk melakukan proses fermentasi. Fermentasi
dilakukan selama 2 minggu.
2.
Penyemaian
Benih yang digunakan adalah benih tanaman tomat intan yang diperoleh
dari toko saprodi di kota Yogyakarta. Penyemaian benih dilakukan menggunakan
22
media tanam campuran tanah, dan pupuk kandang (1:1). Pesemaian dilakukan
untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik dan memiliki keseragaman, benih
disemai selama 2 minggu, setelah memiliki 3-4 helai daun dan memiliki batang
yang kuat serta tinggi yang seragam. Setelah mendapatkan kriteria bibit yang
diinginkan, kemudian dipindahkan ke media tumbuh selanjutnya pada sistem hidro
vertikultur.
3.
Persiapan Media tanam
Persiapan media tanam meliputi :
a.
Pembuatan sistem hidro vertikultur
Pembuatan sistem hidro vertikultur dengan merangkai pipa-pipa sesuai
desain kemudian dihubungkan dengan pompa untuk mengalirkan nutrisi ke pipapipa yang ada tanamannya.
b. Media tanam
Media tanam yang akan digunakan adalah pasir, pralon di isikan pasir
dengan volume media yang sama, sebelum tanaman dipindahkan ke media tanam,
media dialiri larutan nutrisi sehingga kondisi media sedikit basah, media tanam siap
dilakukan penanaman.
c.
Persiapan Formulasi Nutrisi
Pupuk dilarutkan dalam air sesuai kebutuhan masing-masing perlakuan
yang terdiri 5 perlakuan dengan komposisi yang berbeda dapat dilihat pada
lampiran I. Penyiapan larutan dilakukan dengan melarutkan masing-masing
perlakuan kedalam 1 liter air. Setelah dicampurkan semua bahan kemudian
dilakukan penggojokan agar semua bahan larut dalam air. Larutan nutrisi AB mix
dibuat dengan melarutkan komposisi pada paket A dan B, kemudian 25 gram A dan
B dilarutkan kedalam 50 ml air. Penggunaan nutrisi setiap paket A dan B
menggunakan sebanyak 5 ml A dan 5 ml B yang dilarutkan kedalam 1 liter air dan
siap diaplikasikan. Larutan nutrisi masing-masing perlakuan kemudian dimasukkan
kebagian wadah nutrisi yang berukuran 1 liter air.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit tanaman berumur 22 hari setelah tanam
saat bibit telah memiliki 3-4 helai daun pertanaman. Bibit yang telah memenuhi
23
kriteria dipindahkan ke media tanam yang berisikan media pasir sebagai tempat
tumbuh pada sistem hidro
vertikultur. Setiap media tumbuh ditanam 1 bibit
tanaman sehingga tidak terjadinya persaingan terhadap mendapatkan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman pada budidaya Tomat sistem hidroponik yang akan
dilakukan meliputi ;
a.
Pemberian Larutan Nutrisi
Pemberian larutan nutrisi dilakukan dengan melarutkan pupuk dengan air
pada wadah tempat larutan nutrisi yang telah disiapkan. Volume nutrisi yang
diberikan sebanyak 1 liter untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Pemberian nutrisi
dilakukan 1 minggu sekali agar kondisi unsur hara pada larutan nutrisi tetap
tersedia.
b.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman dengan menanam
kembali bibit yang telah dipindahkan, kegiatan ini untuk menghindari kerusakan
bibit tanaman saat pemindahan atau diduga tanaman tersebut akan mati akibat layu
dan rusak.
c.
Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dilakukan Pemasangan ajir dilakukan pada fase vegetatif tanaman,
pemasangan ajir yaitu untuk menopang tanaman agar tetap tegak dan tidak roboh.
d.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara manual. selama
kelangsungan hidup tanaman, tanaman di perhatikan dengan memantau tanaman
untuk pencegahan terjadinya serangan hama dan penyakit. penyemprotan pestisida
digunakan jika serangan hama dan penyakit sudah menyebar ke tanaman lainnya.
e.
Pamanenan
Pemanenan dilakukan setelah umur tanaman berkisar antara 80 hst dengan
memetik buah secara manual. Kriteria buah yang sudah masak optimal dan siap
dipanen yaitu warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning24
kuningan kemudian berubah menjadi warna merah terang mencapai 80 – 90 %,
batang tepi daun telah mengering, dan batang tanaman sudah menguning atau
mengering.
D. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif
dengan sidik ragam
(analysis of variance) pada alpha 5 % dan 1 % untuk mengetahui apakah ada beda
nyata antar perlakuan. Jika ada beda nyata, diuji lanjut dengan Uji Jarak Ganda
Duncan (DMRT) pada alpha 5 % dan 1 % dengan bantuan software SAS portable.
25
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
5.1 Anggaran Biaya
Tabel 4. Anggaran Biaya Penelitian selama 2 (dua) tahun
Biaya yang diusulkan
No Jenis Pengeluaran
Tahun 1
%
Tahun 2
%
1 Honorarium
33.120.000 33,80
33.120.000 33,80
2 Bahan Habis Pakai
55.810.000 56,95
55.610.000 56,74
3 Lain2 (Laporan dan
4.570.000
4,66
4.770.000
4,87
publikasi)
4 Sewa
4.500.000
4.500.000
4,59
4,59
Total 98.000.000
98.000.000
Total anggaran yang
diperlukan seluruhnya
196.000.000
(Rp.)
26
5.2. Jadwal Penelitian
TAHUN KE-1 ( 9 Bulan )
No
TAHUN KE-2 (9 Bulan )
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
`
Penelitian Tahap I
a. Persiapan: Perijinan, Pustaka: buku dan
journal
b. Persiapan bahan tanam, berbagai sumber
nutrisi dan sistem hidro vertikultur
sebelum Penelitian Penelitian
c. Analisis kandungan berbagai nutrisi
d. Penanaman , Pemupukan Dasar dan
Penyulaman
e. Pemeliharaan Tanaman , Pembuatan draft
untuk jurnal internasional
e. Pemeliharaan: Pemupukan Susulan II,
Pengendalian Hama dan Penyakit
f. Analisis Jaringan Tanaman, Panen dan
Analisis Pertumbuhan Tanaman
g. Analisis data dan Pelaporan
h. Publikasi
2
Peenelitian Tahap II
16
a. Persiapan bahan tanam , penyiapan
media,sumber nutrisi dan sistem hidro
vertikultur
b. Penanaman , Pemupukan Dasar dan
Penyulaman
c. Analisis Nutrisi organik & jaringan
tanaman, Pemeliharaan Tanaman
d.
Pemeliharaan
tanaman,
Analisis
Pertumbuhan Tanaman, Pembuatan draf untuk
jurnal internasional
d. Analisis data dan pelaporan
e. Publikasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Anas D Susila. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departement
Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Hal 115. Di
Akses Tanggal 21 April 2015.
Anas D Susila. 2013. Sistem Hidroponik. Departemen Agronomi Fak.
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 22 September
2014.
Ainun Marliah, Mardhiah Hayati, Dan Indra Muliansyah. 2012. Pemanfaatan
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas
Tomat (Lycopersicum Esculentum L.). Program Studi Agroteknologi. Fak
Pertanian. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Amisnaipa, Anas D Susila, Rykson Situmorang dan D Wagisto Purnomo. 2009.
Penentuan Kebutuhan Pupuk Kalium Untuk Budidaya Tomat
Menggunakan Irigasi Tetes Dan Mulsa Polyethylene. J. Agron.
Indonesia. 37 (2) : 155-122. Di Akses Tanggal 22 Agustus 2015.
Adria, R. 2012. Pupuk Fosfat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/32674/4/Chapter%20II.pdf. Universitas Sumatera Utara. Di Akses
Tanggal 11 Mei 2015.
Aida Risqanna Khasanah. 2015. Aplikasi Urin Ternak Sebagai Sumber Nutrisi
Pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L) Dengan Sistem Hidroponik
Sumbu. Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Agus Suprapto. 2004. Auksin Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu
Stek Tanaman. Dosen Fak Pertanian. Universitas Tidar Malang. Di Akses
Tanggal 19 Februari 2016.
Armaini, Elza Zuhry, dan Gading Sahyoga. 2007. Aplikasi Berbagai Konsentrasi
Pupuk Plant Catalyst 2006 Dan Gibberelin Pada Tanaman Tomat
(Licopersicum Esculentum Mill). Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas
Pertania. Universitas Riau. Di Akses Tanggal 23 Februari 2016.
Albertus S, dkk. 2011. Demontrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair
Dari Urine Sapi Di Kabupaten Sinjai. Di Akses Tanggal 15 Mei 2015.
56
Dewi, Lia Puspa. 2007. Effectiveness of ZA Fertilizer to the Growth, and Uptake
of N of Corn Plant (Zea mays L.) in Oxic Dystrudept Darmaga. Institut
Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 11 Mei 2015.
Dyah Ayu, P. 2011. Kajian Komposisi Bahan Dasar Dan Kepekatan Larutan
Nutrisi Organik Untuk Budidaya Baby Kailan (Brassica Oleraceae Var.
Alboglabra)Dengan Sistem Hidroponik Substrat. Fak.Pertanian
Universitas Sebelas MaretSurakarta. Di Akses Tanggal 23 Maret 2015.
Elis Kartika, Zulfahri Gani, dan Diki Kurniawan. 2013. Tanggapan Tanaman
Tomat (Lycopersicum Esculentum. Mill) Terhadap Pemberian Kombinasi
Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik. Fak Pertanian. Universitas Jambi.
Di Akses Tanggal 18 Februari 2016.
Halid,
E. 2014. Klasifikasi Tanaman Tomat. http://eprints.ung.ac.id/
2115/9/2012-2-54211-613408021-bab2-23012013040334.pdf. Di Akses
Tanggal 15 Desember 2014.
Helena Leovini. 2012. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman
Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Jurusan Budidaya Pertanian. Fak
Pertanian. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Di Akses Tanggal 22
September 2015.
Kun Budi Rinekso, Endro Sutrisno, dan Sri Sumiyati. 2011. Studi Pembuatan
Pupuk Organik Cair Dari Fermentasi Urine Sapi (Ferisa) Dengan Variasi
Lokasi Peternakan Yang Berbeda. Fak. Teknik. Universitas Diponegoro
Semarang. Di Akses Tanggal 24 Agustus 2015.
Lis Marlina, Sugeng Triyono, dan Ahmad Tusi. 2015. Pengaruh Media Tanam
Granul Dari Tanah Liat Terhadap Pertumbuhan Sayuran Hidroponik
Sistem Sumbu. Jurusan Teknik Pertanian. Fak Pertanian. Universitas
Lampung. Di Akses Tanggal 17 Februari 2016.
M Subandi, Nella Purnama Salam, Budi Frasetya. 2015. Pengaruh Berbagai Nilai
EC (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam
(Amaranthus sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating
Hidroponics System). Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Diakses Tanggal 23 Februari 2016.
Mamin Effendi, Agus Mulyadi Pernawanto, dan Gayuh Prasetyo Budi. 2007.
Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur Tiram Dan Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Lycopersicum Esculentum
57
Mill.). Dinas Pertanian Kab. Banjarnegara. Fak Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Di Akses Tanggal 18 Februari 201
Nymas Mirna, E.F, Helmi Salim dan Zul Fahri Gani. 2013. Pengaruh Biourine
Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet(Hevea brasiliensis Mull. Arg)
Asal Stum Mata Tidur. Fak. Pertanian. Universitas Jambi. Mendalo Darat.
Di Akses Tanggal 04 Juli 2015.
Nofrinaldi, R. 2015. Tanaman Tomat. http://repository.uin-suska.ac.id/727/3/
BAB%20II.pdf . Di Akses Tanggal 04 Juli 2015.
Oriska, Rekhina. 2012. Pengaruh Pemberian Vermikompos Dan Kompos Daun
Serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi
(Brassica
Juncea“Toksakan”).
http://eprints.uny.ac.id/9381/3/BAB%202
%20-%2005308141018.pdf. Universitas Negeri Yogyakarta. Di Akses
Tanggal 06 Mei 2015.
Pramudya, H. 2000. Prngaruh Gandasil Dan Dekamon Terhadap Pertumbuhan
dan Produktivitas Cabai Kriting (Capsicum annum) Dan Keefisienan
Penggunaannya. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/
21573/A00phe.pdf?sequence=2. Jurusan Budidaya Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Di Akses Tanggal 17 Mei 2015.
Prita Fatma Adelia, Koesriharti, dan Sunaryo. 2013. Pengaruh Penambahan Unsur
Hara Mikro (Fe dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)
Dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Jln. Veteran, Malang 65145.
Jawa Timur. Indonesia. Di Akses Tanggal 24 Februari 2016.
Sjarif A Adimihardja, Sutyono, dan Nurkhotimah. 2011. Pertumbuhan Dan
Produksi 3 Varietas Tanaman Pakcoy (Brassica Chinensis L.) Pada
Berbagai Nilai Elektrical Conductivity Larutan Hidroponik. Fak.
Agribisnis Dan Teknologi Pangan. Universitas Djuanda. Di Akses Tanggal
23 Agustus 2015.
Samanhudi dan Dwi Harjoko. 2006. Pengaturan Komposisi Nutrisi DanMedia
Dalam BudidayaTanaman Tomat Dengan Sistem Hidroponik.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21029&val=1319.
Di Akses Tanggal 15 Desember 2014.
58
Shuban, N. Nurtika, dan Setiawati, W. 2005. Peningkatan Efisisensi
Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap
hasil
Tomat.
file:///E:/Proposal%202015/Peningkatan%20Efisiensi%
20Pemupukan%20NPK%20degn%20Bahan%20organik%20pada%20to
mat.pdf. Di Akses Tanggal 07 Januari 2015.
Surtinah. 2001. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif
Dengan Produksi Tanaman Tomat (Licopersicum esculetum, Mill).
http://www.unilak.ac.id/media/file/99513947451Jurnal_Tomat.pdf.
Di
Akses Tanggal 08 Januari 2015.
Sri Hartati. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat (Lycopersicum
Esculentum Mill.) Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi Stress Air Dan
Kondisi Optimal. Staf Pengajar Fak Pertanian. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Di Akses Tanggal 17 Januari 2016.
Surtinah. 2004. Pengaruh Lama Cekaman Air Dan Frekuensi Pemberian Gandasil
B Terhadap Kualitas Melon. Fak. Pertanian. UNILAK Lampung. Di Akses
Tanggal 22 Agustus 2015.
Sarawa. 2011. Perkecambahan Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica
Juncea L.) Yang Diberi Pupuk Cair Nutriflora Dengan Sistem
Hidroponik. Jurusan Agroteknologi. Fak. Pertanian. Universitas Haluoleo.
Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari.
Tri Martinsari, Yuniar Wijayanti W dan Endah Purwatnti. 2010. Optimalisasi
Fermentasi Urine Sapi Dengan Aditif Tetes Tebu (Molasses) Untuk
Menghasilkan Pupuk Organik Cair YangBerkualitas Tinggi. Universitas
Negeri Malang. Di Akses Tanggal 05 Juli 2015.
Tia Yuliawati. 2013 Mempelajari Teknik Pemberian Larutan Nutrisi Pada Bayam
Hiaju Dengan Sistem Aeroponik Di PT. Parung Farm, Bogor. Fak.
Pertanian Bandar Lampung.
Tonny K M Dan Laksminiwati P. 2011. Meramu Pupuk Hidroponik Abmix Untuk
Tanaman Paprika. Pusat Penelitian Danpengembangan Hortikultura Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik
Indonesia. Di Akses Tanggal 14 Mei 2015.
Winda C Saragih. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Sollanum
licopersicum Mill.) Terhadap Pemberian Fhospat Dan Berbagai Bahan
Organik. Fak. Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Di Akses Tanggal
22
Agustus
2015
59
56
Lampiran 1. Justifasi Anggaran Penelitian (Lampiran B)
Rincian Rencana Anggaran Penelitian DasarUnggulan Pergueuan Tinggi Tahun ke-1 dan ke-2
1. Honorarium
Honor
Waktu (Jam/
minggu)
Honor/Jam (Rp.)
Ketua Tim
Anggota Pelaksana 1
Anggota Pelaksana 2
Teknisi Lap. 1
Teknisi Lap. 2
40.000
35.000
35.000
15.000
15.000
10
10
10
8
8
Honor per Tahun (Rp)
Tahun ke-1 Tahun ke-2
Minggu
52
52
52
52
52
minggu
minggu
minggu
minggu
minggu
Subtotal (Rp)
Pajak 15 %
Subtotal (Rp)
9.600.000
6.720.000
6.720.000
2.880.000
2.880.000
28.800.000
4.320.000
33.120.000
9.600.000
6.720.000
6.720.000
2.880.000
2.880.000
28.800.000
4.320.000
33.120.000
2. Pembelian bahan habis pakai
Material
ATK
Cetak
Justifikasi Pembelian
Kuantitas
Kertas HVS
Tinta printer
Foto copi
4 rim
2 buah
1000 lbr
20
HargaSatu
an (Rp.)
75.000
250.000
250
Harga Peralatan Penunjang
(Rp.)
Tahun ke-1 Tahun ke-2
150.000
250.000
125.000
150.000
250.000
125.000
Flashdisk
Benih
Nutrisi Organik
Nutrisi An Organik
3
2
27
1
Alat Hidro
Rangka Hidro Vertikultur
Vertikultur (paket)
:
Biaya Analisis
sumber nutrisi
(paket) ntuk 20 unsur
makro mikro
buah
Sachet
paket
paket
150.000
35.000
200.000
200.000
150.000
35.000
2.400.000
200.000
7.500.000
37.500.000
41 perlakuan
1.250.000
15.000.000
16 perlakuan
1.000.000
5 paket
Biaya Analisis
Jaringan tanaman
(paket)
Subtotal (Rp)
300.000
35.000
3.000.000
36.250.000
16.000.000
55.810.000
55.610.000
3. Lain-lain
Material
Justifikasi Lain-lain
Dokumentasi
Penelitian
Laporan
Hasil Penelitian
HargaSatu
an (Rp.)
Kuantitas
2 paket
21 exp
21
500.000
200.000
Biaya per Tahun(Rp.)
Tahun ke-1
Tahun ke-2
500.000
500.000
2.000.000
2.200.000
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
2 paket
Akomodasi
Publikasi
Penelitian
Jurnal International
2 paket
2
1.500.000
570.000
50.000.00
0
Subtotal (Rp)
1.500.000
1.500.000
570.000
570.000
4.570.000
4.770.000
4. Sewa
Material
Justifikasi Sewa
Kuantitas
Sewa Lahan 200 m2
Sewa Laboratorium
HargaSat
uan (Rp.)
2 kali
2 kali
Biaya per Tahun (Rp.)
Tahun ke-2
Tahun ke-1
Subtotal (Rp)
2.000.000
2.500.000
4.500.000
2.000.000
2.500.000
4.500.000
Total anggaran yang diperlukan setiap tahun / SBK Dasar (Rp.)
98.000.000
98.000.000
22
23
Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian
Sarana
Laboratorium Produksi Tanaman dan
Penelitian
Laboratorium Statistik Pertanian
Kapasitas
Kemampuan
400 sampel tanah per-bulan
25 komputer dengan berbagai
software Analisis Statistik
Uji luas daun dan perakaran
tanaman
Analisis Statistik Data Penelitian
Pertanian
Persentase
Dukungan
100 %
100 %
Untuk analisis tanah dapat dilakukan di Fakutas Pertanian UMY, sedangkan analisis jaringan tanaman dan sistem perakaran dilakukan di
Laboratorium tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
24
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitidan PembagianTugas
No.
Nama
NIDN
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu
(jam/minggu)
UraianTugas
1.
Sukuriyati
Susilo Dewi
0525026101
Hortikultura dan Mesin
Pertanian
10 jam/minggu
Penanggung jawab kegiatan Hidroponik
Vertikultur
2
Mulyono
0008066002
10 jam/minggu
3
Innaka Ageng
Rineksane
0512107201
Ilmu Tanah, Kesuburan
Tanah dan Pemupukan
Kultur in Vitro,
Bioteknologi Tanaman
Penanggung jawab kegiatan analisis tanah dan
jaringan tanaman
Penanggung jawab kegiatan analisis
pertumbuhan tanaman, fisiologi dan hasil
tanaman
10 jam/minggu
25
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
Biodata Ketua Tim Peneliti
01. Nama
: Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S
02. NIP / NIK
: 133019 / 19610225199409133019
03. NIDN
:
04. Status Dosen
: Dosen Yayasan
05. Tempat/Tgl Lahir
: Yogyakarta/25 Februari 1961
06. Jenis Kelamin
: Perempuan
07. Pangkat/Golongan
: Penata/III d
08. Jabatan Struktural
: Sekretaris Prodi
Fungsional
0525026101
: Lektor
09. Unit Kerja
:
Program Studi Agroteknologi UMY
10. Alamat Kantor
:
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul DIY 55183
11. Bidang Keahlian
:
Mekanisasi Pertanian Dan Hortikultura
12. Alamat Rumah
: Jl. Brig. Katamso no. 135 Yogyakarta 55152
13. Pendidikan
:
Jenjang
pendidikan
Tahun
selesai
Tempat
S-1
Teknologi
UGM
S-2
Pertanian UGM
Pertanian 1986
1992
25
Gelar
Bidang studi
Ir
Mekanisasi
Pertanian
MS
Ilmu-ilmu Pertanian
14. Mata Kuliah yang diampu (2007/2008 – 2011/2012)
Semester
No.
Mata Kuliah
SKS
Beban (Jam)*
Gasal
Genap
Hortikultura
2/0

02
Teknik & Manajemen Pengemasan
2/1

03
Pengelolaan Air
2/1

04
Teknologi Minimal Proses
2/1

05
Dasar Budidaya Pertanian
2/1

06
Teknologi Pengelolaan Hasil
Pertanian
2/2

07
Teknologi Pasca Panen
2/1

08
HATT
4/2
01

*1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu
15. Daftar Penelitian yang Dilakukan :
(2007/2008 – 2011/2012)
Anggota
Jumlah
Dana
(Juta)
No.
Judul Penelitian
01
Pengaruh Pengeringan terhadap
Kualitas Wortel
UMY
3000000
02
Usaha Memperpanjang Umur Simpan
Buah Pisang Mas (Musa paradisiaca)
dengan Perlakuan Pengemas dan
Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis
Mandiri
3000000
03
Efektivitas Kemasan terhadap Daya
Simpan Benih Kedele (Glicine max (L)
Merill)
Mandiri
3000000
*1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu
**Lampirkan Kontrak Penelitian & Bukti Publikasi
16. Daftar Pengabdian masyarakat yang dilakukan :
26
SKS
Sumber
Dana
(2007/2008 – 2011/2012)
No.
Materi
Pengabdian
Anggota
SKS
Sumber
Dana
∑
Dana
(Juta)
Waktu
Pelaksanaan
Tempat
01
Pembuatan Parcel Anggota
Tanaman
1
UMY
1
2007
Bantul
02
Pembuatan
Ketua
manisan
buah
Kolang-kaling/Ateb
1
UMY
2
2008
UMY
03
Terapi Jus Buah Ketua
untuk
Penyakit
Degeneratif
1
UMY
2,5
2009
UMY
04
Sistem Vertikultur
sebagai alternatif
pengembangan
Budidaya Tanaman
di Pekarangan
Anggota
UMY
2
2010
UMY
Pengembangan
Industri Bawang
Goreng di KWT
Muktisari, Desa
Poncosari,
Kecamatan
Srandakan,
Kabupaten Bantul.
Ketua
Dikti
40
2010
Srandakan.
Bantul
Pembuatan Jahe
instan sebagai
alternatif Usaha
Rumah tangga
Pasca Erupsi
Merapi di Desa
Wonolelo,
Kecamatan
Sawangan,
Kabupeten
Magelang.
Ketua
UMY
0,75
2011
Wonolelo,
Magelang
05
1
5
1
27
*1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu
**Lampirkan Kontrak Pengabdian Masyarakat
17. Pengalaman Pelatihan & Pengelolaan Program:
(2007/2008 – 2011/2012)
No.
Program Pelatihan
SKS
Waktu
Tempat
01
MS Ofice
1
Okt “ 09
UMY
02
TOEFL
1
Des’ 09
UMY
03
Blog dan E-learning
1
Mei’ 10
UMY
04
TOEFL
1
Des”10
UMY
05
MS Ofice
1
Jan’11
UMY
06
KPP Program PHKI
2
2009-2010
UMY
07
Komisi Magang Prodi Agroteknologi
2
2008 – Sekarang
UMY
08
AMT
5
Februari 2012
UMY
*1 SKS setara dengan 3 jam kerja/minggu
**Lampirkan Sertifikat / Bukti Kegiatan
18. Publikasi & Kegiatan Ilmiah
(2007/2008 – 2011/2012)
No.
Kegiatan / Nama Jurnal
01
AgrUMY Upaya Memperpanjang
Umur Simpan Buah Apel Manalagi
(Malus sylvestris Mill.) dengan
Pelapisan KITOSAN dan Penyemprotan
CaCl2
02
Proseding MDG 10 Kajian
“hidrocooling” dan tempat
penyimpanan untuk mempertahankan
kualitas Cabai keriting (Capsicum
annum L)
03
Waktu
Proseding Penganekaragaman
Pangan Lokal sebagai Alternatif
28
Tempat
2008
/Jurnal UMY
AgrUMY Volume XII
No: 2 Desember
2008
Juli 2010
Seminar Nasional
UMY
Oktober 2011
Seminar Nasional
UMY
Adaptasi perubahan Iklim
*Lampirkan Bukti Publikasi & Kegiatan Ilmiah
19. Kegiatan Pembimbingan dan/atau Pelibatan Mahasiswa dalam Kegiatan Penelitian,
Pengabdian Masyarakat dan PKM
No.
Kegiatan
No. & Nama
Mhs yang
terlibat
Judul
Sumber
Dana
Jumlah
Dana
(Juta)
01
Penelitian
Payung
(2007)
Peranan Kitosan dan
CaCl2 untuk
memperpanjang umur
simpan buah
050210004
Santi
Dikti
10
02
Penelitian
Payung
(2007)
Pengaruh Hirocooling
terhadap
070210013
Kurnia
Dikti
7
UMY
3
Rofidah
03
Penelitian
Kemitraan
(2011)
Pengaruh perlakuan
Suhu Pengeringan thd
Kualitas Wortel
090210016 M
Taufik
090210003
Diko K
*Penelitian / Pengabdian / Pembimbingan PKM
**Bukti Kegiatan (Kontrak Kegiatan / SK Pembimbingan)
20. Keikutsertaan Dalam Organisasi Profesi / Masyarakat Ilmiah / Pejabat Publik / Sosial
No.
01
Organisasi
Peragi
Jabatan
Anggota
Masa Keanggotaan /
Kepengurusan
1917
02
*Bukti Keikutsertaan (Fotokopi Kartu Anggota, Bukti Kepengurusan)
29
30
Biodata Anggota Tim Peneliti 1
IDENTITAS DIRI
Nama
: Ir. Mulyono,M.P
Nomor Peserta
:
NIP/NIK
: 196006081989031002
Tempat dan Tanggal Lahir
: Boyolali, 8 Juni 1960
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Pangkat/Golongan
: Penata/IIIc
Jabatan Akademik
: Lektor
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Alamat
: Jl. Lingkar Selatan Tamantirto Kasihan Bantul
Yogyakarta
Telp/Fax
: 0274-387656/0274-387646
Alamat Rumah
: Ngreni, RT4, RW2, Simo, Boyolali, Jateng
Telp/Fax
: 081328033165
Alamat e-mail
: [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus
Program Pendidikan
(diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan
doktor)
Perguruan Tinggi
Jurusan/Program
Studi
2000
Magister
UGM
Ilmu Tanah
1985
Sarjana
UGM
Ilmu Tanah
31
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun
Jenis Pelatihan (Dalam/Luar
Negeri)
Penyelenggara
Jangka Waktu
2008
Mengiukuti Workshop
Pengembangan Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Yang Bermuatan Soft Skills
UMY
1 hari
2007
Mengikuti Workshop
Sustaniable and Renewable
Energy Technology
UMY
2hari
2006
Mengikuti Lecturer Soft Skill
Development Program
UMY
2 hari
2005
Mengikuti Lokakarya
Pengembangan Kurikulum
Agronomi Berbasis Kompetensi
Mengikuti Workshop
Pengembangan Model
Penelitian Payung
FP-UMY
1 hari
FP-UMY
2 hari
22005
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata kuliah
Program
Pendidikan
Institusi/Jurusa
n/Program
Studi
Bioteknologi Pupuk Hayati
Sarjana
Agroteknologi
Genap/2010-2011
Dasar Ilmu Tanah
Sarjana
Agroteknologi
Genap/2010-2011
Problematika HATT
Sarjana
Agroteknologi
Gasal/2010-2011
Bioteknologi Pupuk Hayati
Sarjana
Agroteknologi
Genap/2009-2010
Dasar Ilmu Tanah
Sarjana
Agroteknologi
Genap/2009-2010
Agroteknologi
Gasal/2009-2010
Agroteknologi
Gasal/2009-2010
Pengelolaan Air
Tata Guna Lahan
Sarjana
32
Sem/Tahun
Akademik
PRODUK BAHAN AJAR
Mata kuliah
Program
Pendidikan
Jenis Bahan Ajar
(cetak/non cetak
Sem/Tahun
Akademik
Bioteknologi Pupuk
Hayati
Sarjana
Non Cetak
Genap/2010-2011
Dasar Ilmu Tanah
Sarjana
Non Cetak
Genap/2009-2010
Problematika HATT
Sarjana
Non Cetak
Gasal/2010-2011
Pengelolaan Air
Sarjana
Non Cetak
Gasal/2009-2010
Tata Guna Lahan
Sarjana
Non Cetak
Gasal/2009-2010
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun
Judul Penelitian
Ketua/Anggota
Tim
Sumber dana
2014
Teknologi pemupukan tanaman Tomat di
tanah pasir pantai dengan berbagai formula
pupuk organic briket kotoran kambing
Ketua Tim
Mandiri
2014
Pengaruh macam bahan organic terhadap
pertumbuhan dan hasil sawi di tanah pasir
pantai
Ketua Tim
Mandiri
2015
Formulasi briket kompos enceng gondok
sebagai pelepas lambat pupuk NPK pada
budidaya cabai di tanah pasir pantai
Ketua Tim
Mandiri
2015
Pengaruh pupuk NPK pellet kotoran ayam
terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai di
tanah regosol
Ketua Tim
Mandiri
2015
Pegaruh pemberian briket kotoran kambing
sebagai pelepas lambat pupuk pada
tanaman cabai di tanah pasir pantai
Ketua
Mandiri
2016
Kombinasi berbagai sumber arang dan
bahan
organic
terhadap
efisiensi
Ketua
Mandiri
33
pemupukan bawang merah di tanah pasir
pantai Samas Bantul
2016
Pengaruh aplikasi arang aktif serbuk gergaji
kayu jati sebagai pelepas lambat pupuk NPK
pada tanaman cabai rawit di tanah pasir
pantai
Ketua Tim
Mandiri
2011
Pemanfaatan PupukOrganik Pelet Dalam
UpayaPemulihanLahanTerdampakMerapi ”
Studi Kasus pada Budidaya Tanaman Cabai
Merah Besar ”
Ketua Tim
Kemitraan
UMY
2011
Pengaruh penggunaan mulsa alang-alang
dan kirinyu terhadap pertumbuhan dan hasil
bawang merah di tanah meditran
Ketua Tim
OPF
2007
Tanggapan Tanaman JAgung Terhadap
Pemberian Guano Fosfat dan Pupuk ZA di
Tanah Vertisol
Ketua Tim
Mandiri
2005
Pengaruh Pemberian Zeolite dan Dosis
Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan
Vegatitif Jagung (Zea mays,L.)di Media Pasir
Pantai.
Ketua Tim
Mandiri
2001
Aplikasi Berbagai Macam Sumber Kalsium
dan Dosis Bahan Organik Sebagai Pembenah
Tanah Dalam Usahan Perbaikan Sifat Fisik
Tanah Garaman
Ketua Tim
Mandiri
KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun
Judul
2007
Tanggapan Tanaman JAgung Terhadap Pemberian Guano
Fosfat dan Pupuk ZA di Tanah Vertisol
2005
Pengaruh Pemberian Zeolite dan Dosis Pupuk Nitrogen
Terhadap Pertumbuhan Vegatitif Jagung (Zea mays,L.)di
34
Penerbit/Jurnal
Agr-UMY
Planta Tropika
Media Pasir Pantai.
2001
Aplikasi Berbagai Macam Sumber Kalsium dan Dosis Bahan
Organik Sebagai Pembenah Tanah Dalam Usahan Perbaikan
Sifat Fisik Tanah Garaman.
B. Makalah/Poster
Tahun
2011
Agr-UMY
Penyelenggara
Judul
PemanfaatanMikrobaPenyubur Tanah Sebagai
FP UMY
KomponenTeknologi Dalam Budidaya Tanaman
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Penyelenggara
Panitia/peserta/pem
bicara
Tahun
Judul Kegiatan
2010
Seminar Nasional Pertanian
Indonesia Menuju Millenium
Development Goals (MDGs) 2015
Fak. Pertanian
UMY-PERHEPI
Peserta
2009
Seminar nasional Ilmu Tanah
2009
UPN Yogyakarta
Peserta
2008
Workshop Pengembangan
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi Yang Bermuatan Soft
Skills
UMY
Peserta
2007
Workshop Sustaniable and
Renewable Energy Technology
UMY
Peserta
2006
Lecturer Soft Skill Development
Program
UMY
Peserta
2005
Workshop Pengembangan Model
Penelitian Payung
Fak. Pertanian
UMY
Peserta
35
2005
Lokakarya Pengembangan
Kurikulum Agronomi Berbasis
Kompetensi
Fak. Pertanian
UMY
Peserta
2002
Pembicara Magang Penelitian “
Analisis Pupuk Organik”
Fak. Pertanian
UMY
Pembicara
2002
Seminar Tahunan Kompetensi
Penelitian Dibidang Teknik
Pertanian Dalam Pengembangan
Iptek Dan Peningkatan Manfaat
Bagi Masyarakat UMY
UGM
Peserta
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun
2011
Jenis/Nama Kegiatan
Pelatihan pembuatan kompos bagi korban
merapi
36
Tempat
Desa KetepKab.
Magelang
37
Biodata Anggota Tim Peneliti 2
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIP/NIK
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P., M.P.
P
Lektor
Ketua Program Studi
19721012200004133050
0512107201
Malang, 12 Oktober 1972
Perum Graha Indah Sejahtera 2G, Sidoarum, Sleman
55564 D.I. Yogyakarta
Nomor Telepon/Faks/HP
082132254854
Alamat Kantor
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,D.I.Y
55183
Nomor Telepon/Faks
0274-387656/0274-387646
Alamat e-mail
[email protected]
Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 29 orang; S-2= 0 orang; S-3= 0 orang
Mata Kuliah yang Diampu
1. Kultur in Vitro
2. Teknologi Bahan Tanam
3. Teknik Isolasi & Perbanyakan Agensia hayati
4. Teknik Formulasi & Produksi Biofarming
5. Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman
6. Penyajian Ilmiah
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi
8. Bahasa Inggris Pertanian
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
S-2
IPB
UGM
Agronomi
1991-1996
Pengaruh Jarak
Tanam dan Jenis
Pupuk Daun
Hyponex terhadap
Pertumbuhan dan
Produksi Umbi
Mini Kentang
(Solanum
tuberosum L.)
38
Agronomi
1997-2000
Perbanyakan
Tanaman Manggis
secara In Vitro
dengan Perlakuan
Kadar BAP, Air
Kelapa dan Arang
Aktif
S-3
Universiti Putra
Malaysia
Agriculture Technology
2006-2011
Somatic Embryogenesis,
Organogenesis and
Assessment of
Somaclonal Variations
in Mangosteen
(Garcinia mangostana
L.)
Nama
Pembimbing/Promotor
Kultivar Atlantic
Asal Stek Mini
Prof. Dr. G.A.
Wattimena
Ir. Agus Purwito,
M.Sc
Ir. Sri Trisnowati,
M.Sc
Dr. Ir. Susiani
Purbaningsih, DEA
1. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun
Judul Penelitian
Assoc.Prof. Dr. Mihdzar
Abdul Kadir
Assoc.Prof.Dr. Saleh
Kadzimin
Assoc.Prof.Dr. Faridah
Qamaruz Zaman
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta
Rp)
1
2012
Regenerasi Anggrek Vanda
tricolor Pasca Erupsi Merapi
Melalui Kultur In Vitro
Hibah
Penelitian
Strategis
LP3M UMY
5
2
2013
Hibah
Fundamental
Dikti
35
3
2014
Perakitan Embriosomatik
Manggis (Garcinia mangostana
L.) Secara In Vitro dan
Analisis Keragaman
Somaklonal dengan RAPD
Perakitan Embriosomatik
Manggis (Garcinia mangostana
L.) Secara In Vitro dan
Analisis Keragaman
Somaklonal dengan RAPD
Hibah
Fundamental
Dikti
45
2. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta
Rp)
1
2012
2
2013
Reboisasi Bekas Pemukiman
Warga Kepuharjo Pasca Erupsi
Merapi, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten
Sleman, D.I. Yogyakarta
IbM Pendidikan Lingkungan
Hidup pada Anak Usia Dini
39
UMY
1
Hibah
Pengabdian
IbM Dikti
45
3
2016
IbM Pengelolaan Pekarangan
di Desa Kranggan
UMY
10
3. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun
Terakhir
No
Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1
In vitro development of
Vol. 6(13), pp. 2549Journal of
embryogenic calli and
2559, 23 April, 2012. Medicinal
embryogenic stages in
DOI:
Plants Research
suspension cultures of
10.5897/JMPR11.197
mangosteen (Garcinia
ISSN: 1996-0875
mangostana L.)
4. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah / Seminar
Tempat
1
Universiti Malaysia Random Amplified
1-3 December
Sabah
Polymorphic DNA for
2010, Universiti
Biotechnology
Assessment of Genetic
Malaysia Sabah,
Symposium IV,
Variability in Mangosteen
Kota Kinabalu,
Harnessing
(Garcinia mangostana L.) in Sabah
Biological
Vitro
Resources Through
Biotechnology/
2
Seminar Ilmiah
Pengaruh Jenis Eksplan,
9 Oktober 2013,
Perhimpunan
Thidiazuron dan 2,4-D
Bogor
Hortikultura
terhadap Induksi Kalus
Indonesia 2013:
Embriogenik Manggis
Membangun
(Garcinia mangostana L.)
Sistem Baru
pada Medium Setengah MS
Agribisnis
Hortikultura
Indonesia pada Era
Pasar Global
3
In Vitro Sterilization and
3 – 5 Juni 2014,
2nd International
Induction of Fig Shoot (
Yogyakarta
Conference on
Ficus carica L) using MSSustainable
GA3 Medium Supplemented
Innovation
with BAP and NAA
4
Seminar Nasional
Kajian Konsentrasi 2,4 D 8-10 September
dan Lokakarya
Thidiazuron Dan Frekuensi
2014, Padang
Forum Komunikasi Subkultur Terhadap
Perguruan Tinggi
Embriogenitas Kalus
Pertanian SeManggis (Garcinia
40
Indonesia
5
6
International
Conference on
Tropical
Horticulture
Seminar Nasional
Perhimpunan
Hortikultura
Indonesia :
Peningkatan Daya
Saing Produk
Hortikultura
Nusantara dalam
Menghadapi Era
Pasar Global
mangostana L.)
Optimization of PCR for
Detection of Somaclonal
Variation in Mangosteen
(Garcinia mangostana L) In
Vitro
Multiplikasi Tunas Sarang
Semut (Myrmecodia
pendans) dengan
Penambahan Thidiazuron dan
NAA Secara In Vitro
2 – 4 Oktober
2015, Yogyakarta
5 – 7 November
2014, Malang
1. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari
pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
1
Runner Up Ketua Program Studi
Universitas
Berprestasi
Muhammadiyah
Yogyakarta
2
Runner Up Ketua Program Studi
Kopertis Wilayah
Berprestasi
V
3
Ranking 150 Scientist Indonesia Versi
Webometric
Webometric
Tahun
2014
2014
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PDUPT.
Yogyakarta, Juni 2017
Pengusul,
(Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P., M.P
41
Lampiran 5. Surat Keterangan Ketua Peneliti
42
43
Download