analisis potensi - UIGM | Login Student

advertisement
ANALISIS POTENSI
A.
Aksesibilitas
Aksesibilitas berasal dari kata accessibility merupakan bahasa inggris yaitu hal yang mudah
dicapai atau mudah dijangkau. Aksesibilitas dapat diartikan sebagai kemudahan atau keterjangkauan
terhadap suatu objek yang ada dipermukaan bumi.
Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi sarana dan prasarana perhubungan seperti
kondisi jalan dan lebar jalan. Ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan
tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut.
Apabila suatu tempat atau wilayah memiliki kondisi jalan yang baik, bisa dilalui dengan berbagai
jenis kendaraan, banyak terdapat alat transportasi untuk menuju ke lokasi tersebut kapan saja siang
atau malam, dan tingkat kemanan dan kenyamanan yang tinggi dan tidak terdapat titik kemacetan
dan lain sebagainya maka aksesibilitas menuju lokasi tersebut cukup baik, menurut Jayadinata
(1999;160)
Dalam analisis kota yang telah ada atau rencana kota atau jarak standar dapat dilihat pada tabel
tersebut.
STANDAR JARAK DALAM KOTA
No
1
2
3
4
5
6
7
PRASASARANA
Pusat Kota
Tempat Kerja
Tempat Pasar
dll
Sekolah Dasar
SMP
SMA
Tempat Bermain anak2
Tempat Rekreasi dan
Tempat Olah Raga
Jarak dari tempat tinggal
(berjalan kaki)
20 sampai dengan 30
menit, 30 sampai 45
menit, 3/4 km atau 10
menit
3/4 km / 10 menit
1 1/2 km / 20 menit
20 menit / 30 menit
3/4 atau 20 menit
1 1/2 km / 20 menit
Taman/Kebun Binatang
30 sampai 60 menit
Sumber: Chapin dalam Jayadinata 1999: 161
B.
Gravitasi
Secara umum untuk mengukur tingkat aksesibilitas suatu kota biasanya menggunakan rumus
Gravitasi. Gravitasi merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam perencanaan
wilayah. Model ini dapat membantu perencana wilayah untuk memperkirakan daya tarik suatu
lokasi dibandingkan dengan lokasi lain disekitarnya.
Dengan model ini bisa dimanfaatkan untuk simulasi:
1. Apakah suatu fasilitas yang dibanguan pada lokasi tertentu akan menarik cukup pelanggan
atau tidak. Dengan demikian dapat memperkirakan perlu tidaknya fasilitas itu dibangun pada
lokasi tersebut atau sebaiknya mencari lokasi lain yang lebih sesuai.
2. Dapat memperkirakan besarnya arus lalulintas pada ruas jalan tertentu, biasanya yang
dinilai adalah menaksir:
 Banyaknya perjalanan (trip) antara dua lokasi/tempat (berdasarkan daya tarik masingmasing tempat).
 Banyaknya pemukim untuk berbagai lokasi tertentu (berdasarkan daya tarik masingmasing permukiman)
 Banyaknya pelanggan untuk suatu komplek pasar (berdasarkan daya tarik masingmasing pasar)
 Banyaknya murid sekolah untuk masing-masing lokasi (berdasarkan daya tarik masingmasing sekolah untuk jenjang dan kualitas yang sama)
 Banyaknya masyarakat yang berobat pada berbagai lokasi tempat berobat (berdasarkan
daya tarik masing-masing tempat berobat untuk kualitas yang sama)
3. Dengan model dapat digunakan untuk perencanaan transportasi untuk melihat besarnya
arus lalulintas ke suatu lokasi sesuai dengan daya tarik lokasi tersebut, dengan demikian
dapat diperkirakan volume arus laluintas dn lebar jalan yang perlu dibanguan sesuai volume
tersebut.
Salah satu penggunaan awal dari model gravitasi dalam perencanaan wilayah model yang
dikembangkan oleh W.G Hansen. Model ini berkaitan dengan memprediksi lokasi dari permukiman
penduduk berdasarkan daya tarik masing-masing lokasi. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa
tersedianya lapangan kerja, tingkat aksesibilitas dan adanya perumahan yang masih kosong.
1. Model Gravitasi Hanses atau Model Potensi Lahan
Menurut Hansen accessibility index adalah faktor utama dalam menentukan orang memilih
lokasi tempat tinggalnya. Yaitu dihitung dengan rumus
Ej
Aij = ------(dij)b
Keterangan:
Aij
Ej
= Accessilibility index daerah i terhadap daerah j
= Total lapangan kerja (employment) di daerah j
(dij)
= jarak antara i dan j
b
= pangkat dari (dij)
contoh kasus ada sebuah kota kecil terdiri dari 4 kecamatan. Kondisi keempat kecamatan
tersebut pada tahun 2004 adalah sebagai berikut:
URAIAN
KECAMATAN
A
B
C
JUMLAH
D
Luas Wilayah
luas Lahan Kosong
300
40
400
60
600
120
Jumlah Penduduk
Lapangan Kerja
9000
400
8000
300
Jumlah Bangku Sekolah
Jumlah Tenaga Medis
Jarak Tempuh (menit)
Kecamatan A
Kecamatan B
Kecamatan C
Kecamatan D
Tingkat Aksesibilitas
1200
100
5
10
20
30
21,44
2000
400
500
100
5000
200
3000 25.000
100
1000
6250
250
1400
80
1800
60
1000 5.400
40
280
1350
70
10
5
10
20
20
10
5
10
Proyek Penduduk 2009
700
180
RATA2
30
20
10
5
28.982
Dengan menggunakan model Hansen dapat diprediksi jumlah tingkat daya tarik dari masing
kecamatan yaitu menggunakan b=2
Pertama – tama harus dihitung Accssesibility index dari masing-masing daerah (kecamatan),
yaitu daya tarik masing masing daerah berdasarkan tambahan lapangan pekerjaan yang ada
di daerah tersebut dengan memperhitungkan jarak tempuh dari masing-masing daerah yang
dianalisis.
1. Kecamatan A
Memiliki nilai jumlah lapangan pekerjaan 400 unit
400
52

Daya tarik terhadap Kecamatan A :

Daya tarik terhadap Kecamatan B : 10 2 = 4

Daya tarik terhadap Kecamatan C :

Daya tarik terhadap Kecamatan D : 30 2 = 0,44
= 16
400
400
20 2
400
=1
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI (UIGM)
FAKULTAS TEKNIK
Kampus A. Jl. Jenderal Sudirman No. 629 Km. 4 Palembang
Telepon : 0711-322705, 322706, Fax. 0711-357754
Website : www.igm.ac.id
TUGAS
Nama
Nim
Sms
Mtk
:
:
:
:
URAIAN
KECAMATAN
A
B
C
JUMLAH
D
RATA2
Luas Wilayah
luas Lahan Kosong
300
40
400
60
600
120
700
180
2000
400
500
100
Jumlah Penduduk
Lapangan Kerja
9.215
731
8.230
416
5.413
323
3.122
132
25.980
1000
6250
250
Jumlah Bangku Sekolah
Jumlah Tenaga Medis
Jarak Tempuh (menit)
Kecamatan A
Kecamatan B
Kecamatan C
Kecamatan D
Tingkat Aksesibilitas
1200
100
1400
80
1800
60
1000
40
5.400
280
1350
70
5
10
20
30
10
5
10
20
20
10
5
10
30
20
10
5
Proyek Penduduk 2009
28.982
Download