59 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 TINGKAT ANEMIA BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL Indah Jayani Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri e-mail: [email protected] ABSTRACT Iron deficiency in pregnant women can cause interference or hindrance in the growth of the fetus, both of body cells and brain cells. Anemia can result in death of the fetus in the womb, abortion, birth defects, low birth weight, anemia in babies born. Excessive bleeding caused the maternal mortality. This study was to determine the relationship between the level of anemia with the abortion in pregnant women in community health center of sub-district Mojo, Ngadi, Kediri. This research was a correlational analytical research with cross-sectional approach using secondary data. The population in this study were all pregnant women in community health center of sub-district Mojo, Ngadi, Kediri with a sample of 77 people, obtained by simple random sampling. The research instrument was a data collection sheet. Data were analyzed using spearman rank. The results show based on the level of anemia, most experienced anemia is 49 people (63.6%) and based on the incidence of abortion, most experienced abortion were 42 people (54.5%). The bivariate analysis using spearman rank test showed the value of ρ value = 0,000 <α = 0.05 which means that H0 rejected and H1 accepted, then there is a correlation between the level of anemia with abortion, with a correlation coefficient of r = 0.812. Expected for all pregnant women who have experienced abortion to keep her pregnancy by avoiding the factors that could trigger the abortion occurrence, that is by regularly checking the pregnancy so that they can monitor its health. Additionally, pregnant women also can improve their quality of life by eating and balanced nutrition especially the consumption of iron to prevent anemia which is one of the pre-disposition of abortion. Keywords : anemia, abortion, pregnant women ABSTRAK Kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat menyebabkan gangguan ataupun hambatan pada pertumbuhan janin, baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan. Perdarahan yang banyak menyebabkan kematian ibu.Penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat anemia dengan kejadian abortus pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngadi kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan pendekatan crossectional dengan menggunakan data sekunder. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Ngadi kecamatan Mojo Kabupaten Kediri dengan sampel sejumlah 77 orang, diperoleh dengan simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar pengumpul data. Analisa data menggunakan rank spearman.Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan tingkat anemia sebagian besar mengalami anemia yaitu 49 orang (63,6%) dan berdasarkan kejadian abortus sebagian besar mengalami abortus yaitu 42 orang (54,5%). Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank didapatkan hasil 60 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 nilai ρ value = 0,000 <α = 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan antara tingkat anemia dengan kejadian abortus, dengan nilai coefficient correlation sebesar r=0,812.Diharapkan ibu hamil yang pernah mengalami abortus lebih menjaga kehamilannya dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya abortus yaitu dengan teratur berkunjung melakukan pemeriksaan kehamilannnya sehingga dapat dimonitor kesehatannnya. Selain itu juga para ibu hamil dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan makan dan gizi seimbang terutama konsumsi zat besi agar tidak terjadi anemia yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya abortus. Kata Kunci : anemia, abortus, ibu hamil PENDAHULUAN Kematian maternal 34 % ibu hamil mengalami anemia, neonatal diantaranya 75 % berada di negara sedang merupakan masalah besar khususnya di berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, negara yang sedang berkembang. Sekitar 2010). Di Indonesia, ditemukan sebanyak 98-99% kematian maternal dan perinatal 63,5% ibu hamil mengalami anemia terjadi di negara berkembang, sedangkan (Saifudin, 2006); sedangkan di Bali di negara maju hanya 1-2%. Sebagian 46, 2 % (Ani dkk., 2007). Status anemia besar kematian tersebut masih dapat ibu hamil sekitar 62,3 % berupa anemia dicegah apabila mendapat pertolongan defisiensi besi (ADB) (Wiknjosastro, pertama 2005). yang dan adekuat (Manuaba, 2007).Sri Hermiyati (2008) mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena Abortus tiga kasus (kehamilan, persalinan, dan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin nifas). Kematian langsung ibu hamil dan dapat hidup di luar kandungan.Sebagai melahirkan akibat terjadinya perdarahan batasan ialah kehamilan kurang dari (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), 20 minggu atau berat janin kurang dari partus lama (5%) dan abortus (5%). 500 gram (Bantuk Hadijanto,2008). Selain Perdarahan yang banyak menyebabkan dampak tumbuh kembang janin, anemia kematian ibu yang sekarang banyak pada ibu hamil juga mengakibatkan ditemui adalah abortus (Saleh, 2010). terjadinya hipertropi, adalah ancaman gangguan kalsifikasi, plasenta dan atau seperti infark, Anemia pada ibu hamil merupakan kasus sehingga terjadi gangguan fungsinya. Hal dengan ini insiden yang tinggi dan dapat mengakibatkan gangguan memberikan dampak baik pada ibu pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2005). maupun pada janin. Didunia sebanyak Sedangkan Agoola (1979) melaporkan 61 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 bahwa berat plasenta pada ibu hamil BBLR dan prematur juga lebih besar dengan anemia adalah lebih tinggi tanpa (Lubis, 2003). tergantung dengan jenis anemianya. Selain itu, anemia pada ibu hamil terdapat Angka kejadian anemia cukup tinggi di hipertrofi seluruh dunia, berkisar antara 10% dan plasenta dan villi yang mempengaruhi berat plasenta (Robert et 20%. Hal ini disebabkan defisiensi al., 2008). makanan memegang peranan penting dalam timbulnya anemia, maka dapat Terdapat dua jenis abortus, yaitu abortus dipahami bahwa angka kejadian tersebut spontan dan abortus provokatus. Abortus lebih spontan didefinisikan sebagai abortus berkembang yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau Frekuensi ibu hamil dengan anemia di medis.Dengan kata Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% digunakan adalah lain yang luas keguguran besar sedangkan di negara-negara (Wiknjosastro, di Amerika hanya yang 2005). 6%. (miscarriage). Sedangkan abortus yang Kekurangan gizi dan kurangnya perhatian terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan terhadap disebut predisposisi anemia defisiensi pada ibu sebagai abortus provokatus ibu hamil merupakan (Cunningham dkk.,2010). Kekurangan zat hamil di besi dapat Prevalensi anemia di Indonesia adalah ataupun 70% ini berarti 7 dari 10 wanita hamil hambatan pada pertumbuhan janin, baik menderita anemia yang di sebabkan sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi karena konsumsi makanan yang buruk dapat mengakibatkan kematian janin (Khomsan, 2002). Berdasarkan Suvei didalam Kesehatan Rumah Tangga (2001), di pada wanita menyebabkan hamil gangguan kandungan, abortus, cacat Indonesia (Saifuddin, 2002). bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang Indonesia dilahirkan.Hal ini kehamilan masih tinggi yaitu sekitar morbiditas mortalitas pada 40,1%. Berdasarkan survei pemetaan kematian perinatal secara bermakna lebih anemia tahun 2000 di Jawa Tengah tinggi. Ibu hamil yang menderita anemia terdapat 58,1% ibu hamil terkena anemia. dapat ibu anemia dan berat dan menyebabkan prevalensi meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan Dari data yang diperoleh, pada tahun bayi, 2015 jumlah ibu primigravida yang kemungkinan melahirkan bayi mengalami anemia di Puskesmas Ngadi 62 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Sedangkan dampak jangka panjang antara tahun 2015 sebanyak 266 orang dan ibu lain tidak dapat hamil kembali, abortus primigravida yang mengalami abortus berulang, kelahiran prematur, peradangan sebanyak 52 atau 21%. Dari hasil survey pelvis dan hysterectomy. tersebut di peroleh data bahwa masih tingginya ibu hamil primigravida dengan METODE PENELITIAN anemia dan kejadian abortus imminen Rancangan pada ibu hamil primigravida. penelitian ini adalah analitik korelasional dengan yang pendekatan digunakan dalam crossectional. Cara Penyebab abortus secara umum bisa pengumpulan data yang digunakan adalah karena beberapa faktor, baik faktor janin survey dengan menggunakan sumber data maupun faktor maternal. Faktor janin primer. Populasi dalam penelitian ini diantaranya adalah perkembangan zigot adalah semua ibu hamil primigravida di karena Puskesmas kromosom abnormal seperti Ngadi Kecamatan Mojo aneuploidi, euploid, trisomi autosom, Kabupaten Kediri tahun 2015 sebanyak monosomi X, sedangkan faktor ibu bisa 266 orang, dengan sampel sebanyak karena usia, infeksi seperti chlamidia 77 orang melalui teknik simple random trachomatis, penyakit kronis seperti sampling. TBC, radiasi, karsinoma, malnutrisi, merokok, kelainan defisiensi progesterone, laparatomi, respon kelainan imun endrokinologi, trauma, struktur abnormal dan Variabel penelitian pada penelitian ini adalah variabel independen adalah tingkat uterus, anemia, sedangkan faktor adalah kejadian ekternal lingkungan. Instrumen yang variabel abortus digunakan dependen imminens. dalam penelitian ini adalah lembar pengumpul Abortus memberikan yang data, dan uji valliditas dan reliabilitas berkepanjangan baik itu dalam jangka lakukan sebelum alat ukur di gunakan pendek maupun jangka panjang. Dampak untuk penelitian. Penguji validitas yang jangka pendek adalah rasa sakit yang digunakan pada instrumen penelitian ini berkepanjangan, perdarahan, komplikasi adalah construct validity yaitu konsep infeksi, syok sampai dengan koma, bagian validitas yang mengacu pada kemampuan bayi bisa tertinggal didalam, dan akibat instrumen lebih Factory al validity berdasar factor yang lanjut adalah dampak kematian ibu. untuk mengukur konsep, 63 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 mempengaruhi, dan Face validity berdasarkan keefektifan alat ukur. HASIL Karakteristik responden berdasarkan umur ibu hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Penyakit Infeksi Ibu Hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Riwayat Jumlah % Penyakit Infeksi Pernah 17 22,1 Tidak Pernah 60 77,9 Jumlah 77 100 Sumber : Data rekam medik, 2015 diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai umur lebih dari 35 tahun yakni sebanyak 50 orang(64,9%). Karakteristik paritas ibu responden hamil berdasarkan diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil tergolong multipara yakni 47 orang (61%). Karakteristik responden berdasarkan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Penyakit Endokrinologi Ibu Hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Riwayat Penyakit Jumlah % Endokrinologi Ada 20 26,0 Tidak Ada 57 74,0 Jumlah 77 100 Sumber : Data rekam medik, 2015 Berdasarkan Tabel 2 dapat pendidikan terakhir ibu hamil diketahui diinterpretasikan bahwa sebagian besar bahwa hamil ibu hamil tidak pernah mempunyai terakhir riwayat penyakit endokrinologi yakni hampir mempunyai setengah ibu pendidikan menengah yakni 32 orang (41,6%). Karakteristik responden sebanyak 57 orang (74,0%). berdasarkan riwayat abortus sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah mempunyai riwayat abortus yaitu sebanyak 54 orang (70,1%). Berdasarkan Tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruh responden tidak mempunyai riwayat penyakit infeksi yakni sebanyak 60 orang (77,9%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Tingkat Anemia Jumlah % Tidak anemia 28 36,4 Anemia ringan 19 24,7 Anemia sedang 5 6,5 Anemia Berat 25 32,5 Jumlah 77 100 Sumber : Data hasil penelitian, 2015 Berdasarkan Tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar 64 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 ibu hamil mengalami anemia berat yakni uji spearman rank didapatkan hasil nilai 49 orang (63,6%). ρ value = 0,00 <α = 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima maka ada Berdasarkan Tabel 4 dapat hubungan antara tingkat anemia dengan diinterpretasikan bahwa sebagian besar kejadian abortus pada ibu hamil di ibu hamil pernah mengalami abortus Puskesmas yaitu 42 orang (54,5%). Kabupaten Kediri. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Abortus pada Ibu Hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Kejadian Abortus Jumlah % Abortus 42 54,5 Tidak Abortus 35 45,5 Jumlah 77 100 Sumber : Data hasil penelitian, 2015 Ngadi Kecamatan Mojo PEMBAHASAN Sebagian besar ibu hamil mengalami anemia berat yakni 49 orang (63,6%). Anemia dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional Berdasarkan Tabel 5 diinterpretasikan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia berat dapat berakibat pada terjadinya abortus yakni sebanyak 25 orang (59,5%). Hasil analisa data dengan menggunakan karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi pengaruhnya sangat masyarakat besar dan terhadap kualitas sumber daya manusia (Manuaba, 2008). Tabel 5 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Anemia dengan Kejadian Abortus Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Tingkat Kejadian Abortus Jumlah Anemia Abortus Tidak Abortus N % N % N % Tidak Anemia 0 0 28 80 28 32,5 Anemia Ringan 15 35,7 4 11,4 19 29,9 Anemia Sedang 2 4,8 3 8,6 5 25,9 Anemia Berat 25 59,5 0 0 25 32,5 Jumlah 42 100 35 100 77 100 ρ=0,00 r=0,504 α =0,05 Sumber : Data hasil penelitian, 2015 Anemia yang sering terjadi pada trimester 2 nilai batas tersebut dan kehamilan disebabkan kondisi ibu dengan perbedaannya dengan kondisi wanita kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester tidak hamil karena terjadi hemodilusi 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada terutama trimester 2 (Sarwono, 2009). 65 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 Sebagian besar tingkat usia mengalami berkaitan dengan pemenuhan gizi ibu anemia yaitu 49 orang (63,6%). Menurut hamil dan konsumsi zat besi untuk peneliti hal tersebut kemungkinan terjadi tambahan zat gizi yang diperlukan oleh dikarenakan ibu hamil. Hal ini sesuai dengan hasil ibu mengkonsumsi kehamilannya. dalam hamil zat Jika konsumsi tidak besi selama terjadi tablet kesalahan Fe akan penelitian yang menyebutkan bahwa 63,6% ibu mengalami anemia walaupun sebagian besar dari mereka berpengaruh terhadap anemia. Jumlah Fe berpengalaman yang pada sebelumnya. Sebagian besar ibu 61% menguras mengalami anemia adalah multipara dan kurang kehamilan akan berakibat karena akan persediaan Fe dalam tubuh dan akhirnya dalam sudah kehamilan 19,5% adalah grandemultipara. menimbulkan anemia pada kehamilan. Pada kehamilan relatif terjadi anemia Sebagian besar karena darah ibu mengalami hemodilusi abortus yaitu 42 orang (54,5%). Lebih dengan peningkatan volume 30% sampai dari 80% kasus abortus spontan terjadi 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 pada usia kehamilan 12 minggu, setelah sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan itu angka kejadiannya cepat menurun. sel darah 18 sampai 30%,dan hemoglobin Kelainan sekitar penyebab terbanyak dari kasus abortus. 19%. Bila hemoglobin ibu ibu hamil mengalami kromosom sebelum hamil sekitar 11 gr% maka Risiko dengan akan meningkat seiring dengan meningkatnya meningkatkan anemia hamil fisiologis dan usia ibu dan ayah serta faktor lain seperti Hb infeksi ibu terjadinya akan hemodilusi menjadi 9,5 sampai 10,5 gr%. terjadinya merupakan dan abortus penyakit spontan endokrinologi (Cuningham dkk, 2005).Opini peneliti bahwa kejadian abortus yang dialami ibu Banyak faktor yang mempengaruhi hamil dimungkinkan ahyak faktor, anemia pada ibu hamil salah satunya termasuk faktor janin dan faktor ibu. adalah Faktor janin diantaranya faktor pendidikan. Asumsi peneliti faktor pendidikan secara tidak perkembangan langsung dapat mempengaruhi kejadian aneuploidi, euploid, trisomi autosom, anemia. Ibu dengan pendidikan yang monosomi x, dan kelainan struktural rendah proses kromosom. Sedangkan dari faktor ibu berpikir dan berperilaku. Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh usia ibu, infeksi, akan mempengaruhi zigot dikarenakan abnormal, 66 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 penyakit kronis, kelainan endokrinologi, artinya jika semakin berat tingkat anemia malnutrisi, anemia, radiasi, merokok, maka semakin tinggi kejadian abortus, kafein, trauma dan laparatomi, kelainan sebaliknya jika semakin rendah tingkat struktur uterus, penyakit autoimun : SLE anemia maka semakin rendah kejadian (Systemic abortus. Lupus Eritematosus), ACA (antibody anticardiolipin), Respon imunne abnormal, toksin lingkungan. Kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat menyebabkan gangguan ataupun Sebagian besar ibu hamil mengalami hambatan pada pertumbuhan janin, baik abortus yaitu 42 orang (54,5%). Hal ini sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi sesuai dengan teori yang dikemukakan dapat mengakibatkan kematian janin oleh yang didalam klinis bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang Cuningham menyebutkan (2005) bahwa secara kandungan, abortus, frekuensi abortus bertambah 12% pada dilahirkan, hal wanita yang berusia kurang dari 20 tahun morbiditas dan dan menjadi 26% pada wanita diatas 35 kematian perinatal secara bermakna lebih tahun. Menurut peneliti hasil tersebut tinggi. Ibu hamil yang menderita anemia dipengaruhi oleh usia dan paritas ibu berat meningkatkan resiko morbiditas hamil, dimana didapatkan sebagian besar maupun adalah usia diatas 35 tahun dan paritas kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan yang terbanyak adalah multipara. prematur juga lebih besar (Lubis, 2003). Analisa data dengan menggunakan uji Penyebab abortus secara umum bisa spearman rank didapatkan hasil nilai ρ karena beberapa faktor, baik faktor janin value = 0,000 <α = 0,05 yang berarti H0 maupun faktor maternal. Faktor janin ditolak dan H1 diterima maka ada diantaranya adalah perkembangan zigot hubungan tingkat anemia dengan kejadian karena abortus pada ibu hamil diwilayah kerja aneuploidi, euploid, trisomi autosom, Puskesmas Mojo monosomi X, sedangkan faktor ibu bisa kabupaten Kediri tahun 2015, dengan karena usia, infeksi seperti chlamidia nilai coefficient correlation sebesar r = 0,504. trachomatis, penyakit kronis seperti TBC, Hal ini menunjukan bahwah terdapat karsinoma, malnutrisi, radiasi, merokok, hubungan cukup kuat dengan arah (+), kelainan Ngadi kecamatan ini cacat menyebabkan mortalitas mortalitas kromosom ibu ibu dan abnormal endrokinologi, dan bayi, seperti defisiensi 67 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 progesterone, trauma, laparatomi, 3. Ada hubungan antara tingkat anemia kelainan struktur uterus, respon imun dengan kejadian abortus pada ibu abnormal dan faktor ekternal lingkungan. hamil di Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan cukup kuat antara tingkat anemia dengan kejadian abortus. Menurut REFERENSI Bantuk Hadijanto.(2008). Pendarahan peneliti pada anemia resiko terjadinya pada Kehamilan Muda In: Ilmu abortus cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi Kebidanan karena pada kondisi anemia dinding Prawirohardjo. Jakarta , PT Bina pembuluh darah mudah mengalami Pustaka Sarwono Prawirohardjo : trombosis pembuluh 459-473. dari darah Sarwono Cunningham. (2010). uteroplasenta akan menyebabkan perfusi Williams Obstetrics 21st. USA: The ke plasenta terganggu. Kegagalan pada Mc Graw Hill Companies, Inc. endovaskular dan interstisial dari diferensiasi extravillus trofoblas akan menyebabkan abortus pada awal Depkes. (2009). Kebijakan Depkes Dalam Penurunan AKI Dan AKB. Jakarta kehamilan. Pada kasus lain dari abortus Dewi, Vivian,N. (2011). Asuhan Neonatus spontan pada awal kehamilan, sinsitial Bayi dan Balita, Jakarta: Salemba extravillous trofoblas tidak mencapai Medika arteri spiralis. Hal ini menyebabkan arteri Hermiyanti, Sri. (2008). Kebijakan Percepatan Penurunan tidak berpulsasi dan suplai darah yang Operasional melalui arteri spiralis tidak akan adekuat Angka Kematian. Direktur Bina sampai akhir kehamilan trimester pertama Kesehatan yang menyebabkan terjadinya abortus Kesmas. spontan. Ibu Ditjen Bina Lubis, Z. (2003).Status Gizi Ibu Hamil KESIMPULAN Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi 1. Sebagian besar ibu hamil mengalami Yang anemia berat 2. Sebagian besar ibu hamil pernah mengalami abortus Di Lahirkan. Source:http://pustaka.ictsleman.ne t/how/k/kesehatan/12_status_gizi _i bu_hamilManuaba IBG. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan 68 Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun 2017 Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. dan profesi tahun akademik 2013- Jakarta: EGC 2014. Kediri : UNIK. Manuaba, IBG. (2007). Ilmu Kebidanan, Proverawati, Atikah, dan Erna K. (2011). Penyakit Kandungan dan Keluarga Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kesehatan. Jakarta : EGC. Medika McKenzia, F., Zames, Pinger, R., Robert, Kotecki, E., Yogyakarta: Nuha Pudjiadi, Solihin. (2003). Ilmu Gizi Klinis Jerome.( 2007). pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit Kesehatan Masyarakat Suatu FKUI. Pengantar (Terjemahan Palupi Widyastuti), Jakarta: EGC Prawirohardjo,Sarwono.(2002).Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Prodi Bidan Pendidik (D.IV), FIKUNIK.( 2013). Pedoman penyusunan dan penulisan skripsi program sarjana Saifuddin.(2002). Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. (2007). Angka Kematian Bayi. Wiknjosastro H. (2005).Ilmu Kandungan Ed 2. Jakarta : EGC. 2005. P-78