BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu untuk meneliti apakah investasi itu dapat dilaksanakan dengan berhasil atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. Keberhasilan suatu investasi bagi dunia yang berorientasi pada laba dapat diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. Bagi perusahaan yang sedang berkembang dapat diukur dari kenaikan permintaan dari produksinya dari waktu ke waktu. Sedangkan kemampuan atau kapasitas yang terbatas dan telah bekerja pada batas yang maksimal, maka tentu saja perusahaan akan memikirkan perluasan dari faktor-faktor produksinya yang telah dimiliki sekarang. Pihak manajer tentu saja dalam merubah faktor-faktor produksinya harus diiringi dengan perhitungan yang cermat agar dimasa-masa yang akan datang tidak mengalami kerugian. Salah satu keputusan manajemen jika dihadapkan pada suatu keadaan dimana permintaan setiap tahunnya mengalami peningkatan adalah dengan meningkatkan jumlah produksi. Akan tetapi bila kapasitas mesin telah mencapai maksimal, maka perusahaan akan menambah alat-alat produksinya sehingga jumlah produk yang dihasilkan dapat 2 memenuhi permintaan. Penambahan investasi aktiva tetap mempunyai konsekuensi jangka panjang. Sehingga manajer dituntut untuk melakukan suatu analisis sebelum penanaman modal itu dilaksanakan. Jika keputusan tersebut dilaksanakan dengan baik maka konsekuensinya adalah pengorbanan jumlah uang yang cukup besar pada saat penanaman modal dilakukan sehingga untuk memperoleh nilai keuntungan memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk itulah dalam investasi aktiva tetap diperlukan perencanaan dan analisis yang sungguh-sungguh dari pimpinan perusahaan. PT Astra Daihatsu Motor merupakan suatu perusahaan manufaktur mobil terbesar di Indonesia. Untuk tetap dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat dalam setiap bulannya, mendorong perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya di semua bagian dalam proses produksi. Salah satu bagian tersebut adalah proses pemasangan rear axle yang berada di area chassis, jalur assembling. Proses pemasangan rear axle tersebut memerlukan waktu yang cukup tinggi dibandingkan dengan kenaikan kapasitas produksi. Untuk menurunkan waktu proses perlu dilakukan balancing proses, yaitu memindahkan beberapa proses pemasangan rear axle ke pos yang lain. Yang akan dipindahkan adalah proses mengencangkan baut lower arm, upper arm, shock absorber atau istilah lainnya adalah proses 1G. Untuk melakukan proses 1G, mobil harus dikondisikan dalam keadaan roda menapak di atas tanah tanpa beban. Sedangkan posisi mobil di area chassis berada di atas hanger. Kondisi menapak tersebut dapat terpenuhi di area final, dimana roda sudah 3 menapak di atas tanah dan semua part mobil sudah terpasang. Proses pengencangan baut tersebut harus dilakukan dari bawah mobil (underbody). Namun proses yang ada di underbody area final sudah tidak memungkinkan ada penambahan proses maupun penambahan area underbody. Sehingga proses 1G harus tetap dilakukan di area chassis. Untuk itu dibutuhkan penambahan mesin baru untuk membantu proses 1G, yaitu suatu alat untuk mengkondisikan roda mobil menapak di tanah tanpa beban. Keputusan untuk melaksanakan penambahan investasi mesin baru perlu dilakukan penilaian dan evaluasi, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Analisis Aspek Teknis dan Finansial Untuk Peningkatan Efisiensi pada Penambahan M esin 1G di PT. Astra Daihatsu Motor-Assy Plant”. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Sehubungan dengan adanya proyek peningkatan waktu siklus untuk meningkatan kapasitas produksi di jalur produksi guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan investasi alat baru berupa mesin 1G sehingga proses tersebut dapat memenuhi tact time yang di targetkan untuk memenuhi kapasitas produksi. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana cara balancing proses untuk pemasangan rear axle untuk mencapai tact time yang diharapkan? 4 2. Apa saja kebutuhan proyek dan berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk melakukan penambahan mesin 1G? 3. Berapa besar tingkat efisiensi dan kapasitas produksi sebelum dan sesudah penambahan mesin 1G? 4. Berapa besar saving cost setelah penambahan mesin 1G? 5. Apakah penambahan alat 1G ini layak untuk dijalankan khususnya dari segi aspek keuangan? 1.3. Ruang Lingkup Analisis Kelayakan Proyek Penambahan M esin 1G ini dilaksanakan pada area chassis 1, jalur assembling no. 2, PT Astra Daihatsu Motor plant 4 Sunter. Ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas meliputi: 1. Data produksi yang digunakan pada jalur assembling adalah periode September 2009 – Agustus 2010. 2. Studi aspek teknis proyek meliputi rancangan balancing proses pemasangan rear axle, efektifitas dan kapasitas produksi setelah dilakukan penambahan mesin 1G. 3. Studi aspek finansial untuk analisis teknik dan analisis fundamental dengan tujuan investasi, meliputi: a. Analisa peningkatan permintaan terhadap waktu siklus jalur produksi. b. Analisa terhadap jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan proses produksi. c. Saving cost setelah adanya mesin baru. 5 d. Perhitungan kelayakan proyek. 4. Biaya produksi yang dipakai untuk perhitungan adalah bulan terakhir sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu Bulan Agustus 2010. 5. Asumsi pajak ketentuan dari perusahaan untuk perhitungan adalah 25%. 6. Keuntungan adalah saving cost per unit dikalikan dengan jumlah unit yang diproduksi. Saving cost diperoleh dari selisih biaya produksi sebelum dan sesudah penambahan mesin 1G. Dengan penambahan mesin tersebut, maka efisiensi jalur produksi meningkat, sehingga menurunkan biaya produksi. 7. Asumsi besarnya inflasi setiap tahunnya adalah sama, yaitu 5,80% (BI, Agustus 2010). 8. Asumsi besarnya biaya spare part dan material suatu mesin adalah 5% dari harga mesin (data maintenance departemen, PT. ADM). 9. Tidak membahas jadwal pelaksanaan proyek pengadaan mesin 1G. 10. Tidak membahas desain mesin 1G. 1.4. Tujuan dan manfaat Tujuan analisa kelayakan proyek penambahan mesin 1G adalah sebagai berikut: 1. M engetahui waktu siklus pemasangan rear axle setelah penambahan mesin 1G. 2. M engetahui saving cost setelah penambahan mesin 1G. 3. M engetahui kapasitas produksi setelah penambahan mesin 1G. 4. M engetahui tingkat efisiensi setelah penambahan mesin 1G. 6 5. M embantu perusahaan didalam memutuskan proyek penambahan mesin 1G tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. M anfaat dari analisa kelayakan proyek ini adalah: 1. M emberikan informasi kepada perusahaan apakah proyek layak untuk dijalankan 2. Perusahaan dapat memperkirakan besar keuntungan dari proyek penambahan mesin 1G secara finasial dan sebagai acuan untuk menganalisa proyek penambahan mesin lainnya. 3. Bagi pembaca dan mahasiswa dapat dijadikan contoh penerapan studi kelayakan proyek pada dunia industri. 1.5. Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1. Profil Perusahaan Daihatsu didirikan di Osaka, Jepang pada tahun 1907. M emasuki ulang tahunnnya yang ke-100, Daihatsu telah mencanangkan filosofi baru sesuai tuntutan jaman, yaitu: 1. M enjadi merek global yang dicintai di seluruh dunia. 2. M enjadi perusahaan yang memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan, melalui produksi mobil yang inovatif dan terkemukan di era globalisasi. Slogan baru Daihatsu “Innovation for Tomorrow” menjadi komitmen perusahaan untuk selalu mewujudkan inovasi agar dapat bertahan di era globalisasi yang terus berkembang cepat dan menghasilkan produk yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Slogan baru ini merupakan aspirasi dari falsafah, visi 7 dan prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial serta rencana strategi global grup Daihatsu untuk 100 tahun ke depan. Sebagai agen tunggal pemegang merek Daihatsu di Indonesia, PT Astra Daihatsu M otor berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan pada merek Daihatsu melalui produk yang berkualitas tinggi, harga bersaing dan memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini selaras dengan visi dan misi perusahaa untuk menjadi produsen mobil compact dan memenuhi standar kualitas global. Dengan fasilitas produksi yang lengkap dan investasi yang besar, PT Astra Daihatsu M otor senantiasa berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas global agar mampu diterima oleh konsumen di pasar domestik dan manca negara. Dengan konsep pabrik yang compact, Daihatsu telah memenuhi standar kualitas global dengan menerapkan sistem produksi Toyota (TPS) di setiap lini proses. Selain itu kemampuan dan ketrampilan karyawan selalu ditingkatkan. Secara rutin kualitas proses produksi Daihatsu selalu ditinjau seperti yang disyaratkan dalam Sistem M anajemen M utu ISO 9001 yang telah diterapkan di semua pabrik dan kantor pusat. Hasil produk PT Astra Daihatsu Motor, Toyota Avanza, dan Daihatsu Terios telah diekspor melalui PT Toyota M otor M anufacturing Indonesia (TMM IN) ke mancanegara dalam bentuk unit mobil (CBU) dan komponen terurai (CKD). Nilai ekspor ADM ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi bukti hasil produksi PT Astra Daihatsu Motor memenuhi standar kualitas global. 8 Kepuasan pelanggan Daihatsu merupakan hal yang paling utama untuk. Dukungan jaringan penjualan dan purna jual Daihatsu merupakan kunci sukses Daihatsu untuk menjadi pemain utama di industri otomotif Indonesia. Di bawah naungan PT Astra International, Tbk, Daihatsu Sales Operation, terdapat lebih dari 150 outlet penjualan, 160 bengkel resmi dan 2.600 part shop. Part Center Daihatsu yang baru dan modern berlokasi di Cibitung, Jawa Barat dengan luas gedung 19.543 m2 (total area:40.000 m2) siap selalu melayani kebutuhan pelanggan Daihatsu atas suku cadang asli Daihatsu. Teknisi-teknisi yang handal menjadi kunci kesuksesan di Bengkel Daihatsu. Kami meningkatkan keterampilan semua tingkatan teknisi melalui program pelatihan yang berkesinambungan di Training Center di Sunter, Jakarta Utara termasuk untuk para teknisi dari dealer dan bengkel resmi lainnya. Dalam menjalankan kegiatan usaha, PT Astra Daihatsu M otor juga menekankan pada kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada semua pihak yang telah berperan memajukan usaha seperti pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar, pemerintah dan karyawan. Daihatsu terus membina hubungan baik dengan pelanggan melalui kebersamaan dengan klub-klub pelanggan atau acara lainnya. Daihatsu memberikan peluang yang sama untuk menjadi pemasok komponen produksi melalui program lokalisasi. Para pemasok juga mendapatkan pelatihan dan bimbingan untuk peningkatan kemampuan mereka agar dapat memenuhi standar kualitas Daihatsu. Sumbangan sarana kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat 9 sekitar perusahaan juga dilakukan. Selain itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas kunjungan studi bagi lembaga pendidikan di Indonesia. PT. Astra Daihatsu Motor (ADM), perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang menghasilkan unit mobil dengan merk Daihatsu dan memiliki empat pabrik, yaitu: Pabrik Pencetakan (Stamping), Pabrik M esin (Engine), Pabrik Peleburan (Casting), dan Pabrik Perakitan (Assembly). Di Pabrik Perakitan terdapat tiga jenis proses produksi, yaitu: proses pengelasan (Welding), pengecatan (Painting), dan perakitan (Assembly). 1.5.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi M enjadi No.1 di pasar mobil compact di Indonesia dan sebagai basis utama produksi global untuk Grup Daihatsu / Toyota yang sama dengan standar kualitas pabrik Jepang. M isi 1. M emproduksi mobil dengan nilai terbaik dan menyediakan layanan terkait yang penting untuk meningkatkan nilai stakeholders dan ramah lingkungan. 2. M engembangkan dan memberikan inspirasi kepada karyawan untuk mencapai kinerja tingkat dunia. 1.5.3. Lokasi Perusahaan Plant 1 : Jl. Gaya M otor III No. 1, Sunter II, Jakarta Utara Plant 2 : KIIC, Lot M 3-6B, Karawang, Jawa Barat 10 Plant 3 : KIIC, Lot A-5, Karawang, Jawa Barat Plant 4 : Jl. Gaya M otor Barat No.1, Sunter II, Jakarta Utara Head Office : Jl. Gaya M otor III No. 5, Sunter II – Jakarta Utara