HIV/AIDS Prevention in Indonesia

advertisement
Evidence-based medicine
Pemanfaatan bukti mutakhir dari penelitian yang
sahih dalam tata laksana pasien’. EBM merupakan
integrasi antara bukti-bukti tersahih dari hasil
penelitian terkini dengan ekspertis klinis dan nilainilai pasien. Bukti tersahih yang dimaksud adalah
laporan hasil penelitian dasar dan penelitian klinis
yang relevan.
Berpikir logis saja tak cukup

Pentingnya penerapan evidence-based medicine
tercermin dari beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa seringkali pemikiran yang logis
tidak terbukti benar.

Merokok memudahkan kanker, antioksidan (beta
karoten) mencegah kanker atau menurunkan angka
kematian. Ternyata justru bisa sebaliknya bila beta
karoten diberikan pada perokok
Tidak boleh lagi memberikan
Vitamin E 400 IU sehari

Contoh adalah hasil meta-analisis mengenai
konsumsi vitamin E yang menyatakan bahwa
konsumsi vitamin E dosis tinggi (>400 International
Unit) per hari akan meningkatkan risiko kematian
sehingga harus dihindari.

Miller ER 3rd, Pastor-Barriuso R, Dalal D, Riemersma RA, Appel LJ, Guallar E.
Meta-analysis: high-dosage vitamin E supplementation may increase all-cause
mortality. Ann Intern Med. 2005 Jan 4;142(1):37-46.
Beta carotene dan Kanker Paru
NEJM, 334:1150-1155, 1996 Effects of a Combination of Beta Carotene and Vitamin
A on Lung Cancer and Cardiovascular Disease

Setelah minum suplemen beta carotene dan
vitamin A, ternyata tidak didapatkan manfaat,
bahkan insiden kanker paru meningkat dan risiko
kematian akibat kanker paru, penyakit
kardiovaskular pada perokok dan pada buruh
yang terpapar asbes
Suplementasi antioksidan

Minum beta karoten meningkatkan insidens
kanker paru dan meningkatkan mortalitas
pada perokok
1a
Journal of the National Cancer Institute, Vol. 95, No. 1, Jan 1, 2003
Mengapa perlu EBM?

Terlalu banyak pasien

Terlalu banyak masalah

Terlalu banyak jurnal

Informasi berlebihan

Tidak ada waktu untuk membaca
Langkah Penerapan EBM
MASALAH
Formulasi masalah
menjadi pertanyaan
Evaluasi
Integrasi  aplikasi
Telaah Kritis : validity,
importance,
applicability
Mencari bukti-bukti
secara efisien
Level of Evidence*
I. Randomized controlled trial (RCT)
i)Double blind (gold standard)
ii)Non-blinded
II. Nonrandomized controlled clinical trial
III. Case series
i) Population-based, consecutive series
ii) Consecutive cases (not population-based)
iii) Nonconsecutive cases
*National Cancer Institute, USA
Levels of Evidence*
1. Randomized clinical trial, well designed .
2. Cohort / case control , well designed.
3. Ecology study (descriptive)
4. Min. 1 RCT, well designed
Parameter:
a. Cancer endpoint: mortality, incidence
b. Intermediate endpoint
5. Expert opinion
*Cochrane Library
Meta-analisis
Studi 1
Studi 2
Studi 3
Studi 4
Meta-Analisis



Kekuatan bukti-nya tergantung kualitas penulis
Dapat memperbesar systematic error
Tergantung RCT yang dianalisis: sampel besar
atau kecil
Systematic Review

Sebuah saripustaka berdasarkan survey
yang komprehensif terhadap suatu topik.

Sumber pustaka : studi-studi primer
dengan level of evidence yang paling
tinggi.

Semua studi tersebut diidentifikasi dan
ditelaah secara sistematik dan kemudian
disimpulkan dengan metodologi yang
eksplisit dan reproducible.
Sumber
Artikel dengan Telaah Kritis:
 The Cochrane Library http://www.cochrane.org/
 EBM Online(BMJ) http://ebm.bmjjournals.com/
 Bandolier http://www.jr2.ox.ac.uk/Bandolier/
Guidelines:
 National Cancer Institute
 NGC http://www.guideline.gov
http://nci.nih.gov/
Nilai-nilai dan Harapan Pasien
 Berperan
penting untuk menilai
apakah suatu intervensi dapat
dilakukan
Thank you

Download