PERANAN PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN FITRAH SEBAGAI POTENSI DASAR MANUSIA DI SMA DHARMA KARYA UT PAMULANG, TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI) Disusun Oleh MUHAMMAD ILZAM ASY’ARI 208011000027 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JAKARTA 2013 M / 1434 H PERANAN PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN FITRAH SEBAGAI POTENSI DASAR MANUSIA DI SMA DHARMA KARYA UT PAMULANG, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI) Oleh, Muhammad Ilzam Asy'ari 208011000027 Di bawah bimbingan, Marhamah Saleh, Lc. MA NIP, 19720313 200801 2 010 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JAKARTA 2013 M / 1434 H ABSTRAK Peranan Pendidik dalam Pengembangan Fitrah sebagai Potensi Dasar Manusia di SMA Dharma Karya UT Pamulang, Tangerang Selatan. Kata Kunci : Peran Pendidik (Guru), Fitrah, Potensi Dasar. Peran pendidik (guru) di sekolah selain mengajar juga harus memahami dan mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan yakni menjadikan siswa yang dewasa, mandiri, cerdas dan bertanggung jawab atas keluarga, masyarakat atau bangsa dan negaranya. Kurangnya perhatian dalam mengembangkan fitrah siswa ini akan menimbulkan kesenjangan sosial. Misalnya sekarang masih banyak siswa yang sering tawuran di sekolah, membuat anarki di jalan raya, balapan motor yang mengganggu ketertiban lalu lintas di jalan raya, bahkan sampai berbuat kriminal yang menewaskan nyawa seseorang. Oleh karena permasalahan ini, peneliti ingin menelaah lebih dalam tentang perang pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Dharma Karya UT Pamulang, Tangerang Selatan. Objek penelitian ini yaitu siswa kelas XI yang dijadikan populasi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sehingga semuanya dapat di gambarkan sesuai dengan fenomena kondisi apa yang ada di lapangan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia di SMA Dharma Karya UT Pamulang Kota Tangerang Selatan di peroleh rxy sebesar 0,22. Hal ini menunjukkan korelasi antara variabel X (peran pendidik) dengan variabel Y (mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar) merupakan korelasi positif yang signifikan berada pada rentang 0,20 – 0,39 berarti terdapat korelasi positif yang lemah/rendah. Dengan hasil KD (coefficient of determination) 4,84%. Ini disebabkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator dinilai kurang oleh siswanya. Walaupun rendah/lemah yang terpenting ialah guru memberikan kontribusi untuk mengembangkan potensi dasar siswa karena tidak hanya peran pendidik di sekolah, peran dari keluarga dan masyarakat pun juga turut membantu jika ingin mencapai tujuan yang maksimal dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa. MUHAMMAD ILZAM ASY'ARI (Pendidikan Agama Islam) i KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri penulis, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia mengikuti jejak Rasulullah Saw. Amiin…Yaa Robbal Alamin. Selanjutnya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Di samping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif hidayatullah Jakarta bapak Prof. Dr. H. Rif'at Syauqi, MA, selaku dosen seminar proposal beserta seluruh staffnya. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan sekertaris jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag beserta seluruh staafnya. 3. Marhamah Saleh, Lc yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah Swt. Sehingga ilmu yang diajarkan dapat bermanfaat di kemudian hari. ii 5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat special penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada penulis yang tercinta, Ayahanda H. Ach. Suja'I dan ibunda Hj. Sofiah serta keluarga penulis adinda Alfin fiqih dan Thoriq Hidayatul Haq yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. 6. Drs. Wahid Hasyim selaku kepala sekolah SMA Dharma Karya UT Pamulang, Kota Tangerang Selatan beserta guru-guru dan stafnya yang telah memberikan izin, bantuan, dorongan nasihat dan kerja samanya dalam penelitian. 7. Ibu pimpinan perpustakaan utama beserta stafnya, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukunh penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-temanku mahasiswa UIN khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2008, teman-teman dekatku Jumar, Fahru, Bangun Parlindungan, Siti Hanifah, Khodijah, Fitri, Romadhon yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah Swt. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak . Amiin Yaa Rabbal alamiin. Jakarta, 2 Januari 2013 Muhammad Ilzam Asy'ari iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ……………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………….. 7 C. Pembatasan Masalah ……………………………………………………… 8 D. Perumusan Masalah ………………………………………………………. 8 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...... 8 F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Guru (Pendidik) …………………………………………………………. 10 1. Pengertian Guru …………... ……………………………….………….. 10 2. Peran Guru …………………………………………………………….. 11 B. Fitrah dan Bentuk-Bentuknya ………………………………………….. 15 1. Pengertian Fitrah ………………………………………………………. 15 2. Struktur dan Komponen Fitrah ………………………………………… 16 3. Fungsi Fitrah …………………………………………………………… 19 4. Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Fitrah ……………………… 20 C. Potensi dan Pembagiannya ………………………………………………. 21 iv D. Peran Pendidik dalam Mengatasi Penghambat Perkembangan Fitrah ……………………………………………………… 23 E. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………………………. 30 F. Kerangka Berpikir …………………………………………………………. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………….. 33 B. Metode Penelitian ………………………………………………………… 33 C. Variabel Penelitian ……………………………………………………….. 34 D. Populasi dan Sampel ……………………………………………………… 34 E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………….. 35 F. Isntrumen Penelitian ……………………………………………………… 35 G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ……………………………… 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Sekolah ……………………………………………………………… 42 B. Pengolahan Data …………………………………………………………. 46 C. Analisa Data ……………………………………………………………… 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 68 B. Saran-Saran ………………………………………………………………. 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN v DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument penelitian ……………………………………… 36 Tabel 3.2 Skor item alternatif jawaban responden …………………….............. 38 Tebel 3.3 Angka indeks korelasi "r" product moment ………………………….40 Tabel 4.1 Rekapitulasi keadaan guru SMA Dharma Karya UT ………………...45 Tabel 4.2 Keadaan siswa Tahun 2012-2013 …………………………………….47 Tabel 4.3 – 4.15 Peran Guru (Pendidik) ………………………………………...48 Tabel 4.16 – 4.27 Pengembangan Fitrah (Potensi dasar) ……………………… 57 Tabel 4.28 Hasil Perhitungan angket …………………………………………. 64 vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 . Angket Siswa Lampiran 2 . Hasil Wawancara Lampiran 3 . Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 . Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 5 . Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product Moment Lampiran 6 . Surat Keterangan Penelitian (Riset) Lampiran 7 . Foto Sekolah Dharma Karya UT Lampiran 8 . Surat Pernyataan Jurusan Lampiran 9 . Surat Keterangan Bebas Biaya Kuliah Lampiran 10 . Lembar Uji Referensi Lampiran 11 . Pengesahan Uji Referensi vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud dengan kepribadian yang utama dan ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun bangsa dan Negara.1 Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini untuk menentukan arah laju perjalanan suatu bangsa, generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan generasi-generasi muda mempunyai sikap dan mental yang sangat tangguh, kuat dan istiqomah sehingga tidak goyah dalam menghadapi segala masalah dan rintangan. Oleh karena itu, perhatian terhadap kinerja sumber daya manusia adalah hal yang utama yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan SDM yang handal dan berkualitas. Sebagai suatu upaya, pendidikan berusaha untuk menjadikan manusia yang memiliki kemampuan cipta (kognitif), segi rasa 1 Jalaluddin, Abdullah , Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997). h. 13 1 2 (Afektif), maupun dari segi karsa (psikomotorik). Pembinaan dari segi cipta (kognitif) antara lain bisa dilakukan melalui peningkatan intelektualitas, pendidikan dan logika dalam wujud penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi. Pengembangan dari segi rasa dapat dilakukan melalui kegiatan dan apersepsi kesenian dalam berbagai bentuk. Sedangkan karsa dikembangkan melalui penanaman dan pengembangan etika, adat kebiasaan dan pendidikan dalam rangka membangun kemampuan (potensi) manusia. Pendidikan diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugastugas hidupnya sebagai manusia, sesuai sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Dengan kata lain, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab.2 Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.3 Mungkin satu hal yang sangat penting perlu diingatkan kepada orang tua dan para pendidik ialah bahwa yang terbentang di hadapan mereka tidaklah mulus. Ada beberapa kendala besar yang menghadang mereka. Kendala-kendala yang mereka hadapi dan harus dapat mereka taklukkan misalnya seperti berupa ciri khas dan karakteristik remaja yang cenderung keras kepala dan berani menentang pengarahan ayah dan guru. Atas nama 2 Ibid, h. 15 Umar Tirtarahardja, S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005), Cetakan Kedua, h. 37. 3 3 kebebasan, mereka berani mendebat, membantah, terutama dalam masalahmasalah agama sampai pada ambang batas meragukan kebenarannya. Kenyataan ini jelas memerlukan banyak kesabaran, kesantunan dan sikap lapang dada dari kaum ayah dan para didik.4 Dalam permasalahan ini yang lebih di tekankan adalah para pendidik yang berfungsi sebagai pusat ilmu dan juga berhak mengatur kepada siswa yang ada di sekolah. Maksud pendidik dari permasalahan skripsi ini adalah seorang guru yang mengajar di sekolah. Pendidik harus tau apa yang di inginkan oleh siswa, sebab jika itu tidak terjadi maka dampaknya akan fatal yang diperoleh siswa. Dalam hal ini pendidik adalah guru yang professional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Tatkala orang tua menyerahkan anaknya kepada guru. Hal itupun kemudian berimplikasi bahwa orang tua tidak bisa menyerahkan anaknya kepada sembarang guru, karena tidak setiap orang tua dapat menjadi guru. Yang dimaksud sebagai peran adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaikbaiknya. Pendidik seharusnya memahami dan mengenal potensi atau kemampuan siswa masing-masing, karena setiap siswa dilahirkan dengan membawa fitrah suci yang berbeda-beda. Oleh karena itu bagi pendidik untuk tidak melakukan pendidikan dengan cara kekerasan di sekolah, sebab sekolah adalah tempat siswa untuk menuntut ilmu dan mengembangkan potensi yang 4 M. Jamaluddin Mahfudz, Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, Terj. Dari At- Tarbiyyah Al Islam At-Thiflu Wal Maroohiq oleh Abdul Rosyad Shiddiq Dan Ahmad Vathir Zaman, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2001), cet.1, h.7 4 mereka punya, bukan tempat pelatihan untuk menuntut mereka semua sanggup dan mampu menguasai apa yang mereka pelajari dari sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat pengembangan potensi siswa, karena siswa adalah manusia maka setiap manusia tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Guru atau pendidik yang profesional harusnya memahami itu semua. Tapi kenyataannya di lapangan paradoks dengan teori dan konsep tadi. masih banyak guru atau pendidik yang belum memahami potensi atau bakat yang dimiliki oleh siswa, Maka timbullah kekerasan yang diperoleh oleh siswa dari gurunya. Padahal jelas guru dituntut mempunyai komitmen yang tinggi dalam membimbing, membina, dan mendidik siswa, bukan untuk menekan, merusak dan melakukan kekerasan fisik kepada siswa. Semua itu terjadi karena salah satu sebab yaitu guru masih belum mempunyai karakter kematangan emosional. Dalam bukunya Nuraida dan Rihlah Nur Aulia yang berjudul " Character Building Guru PAI" dijelaskan bahwa seorang guru di haruskan mempunyai karakter kematangan emosional (EQ). Emosi adalah keadaan perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Bedasarkan pengertian emosi diatas maka dapat dipahami bahwa emosi sangat penting untuk kehidupan kita. Emosi bisa berbahaya jika tidak dikendalikan, tetapi emosi akan cerdas jika ia dijalankan selaras dengan akal.5 Mengenal potensi atau bakat anak sangat mudah dan praktis yaitu dengan cara mendiagnosa bukan dengan cara menekan sampai siswa mampu dan sanggup apa yang guru harapkan. Memahami potensi siswa sangatlah penting sejak awal mereka dididik dan dibimbing, sebab untuk memperoleh tercapainya manusia yang dewasa, pintar, cerdas dan jenius haruslah mengenal dan memulai dari awal kemampuan (potensi) apa yang mereka 5 Nuraida, Rihlah Nur Aulia, Character Building Guru PAI, (Jakarta: Aulia Publishing House, 2008), Cetakan Kedua, h. 74 5 miliki lalu mereka tekuni hingga tercapailah titik terakhir dan tujuan apa yang mereka harapkan. Salah satu sebabnya juga karena siswa tidak tahu bakat dan potensi yang mereka punya, sehingga mereka tidak tepat dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan (potensi) dan bakat yang mereka miliki. "The Right Man The Right Of Job" orang yang tepat adalah orang yang tepat menempatkan potensinya pada tempatnya dan pada bidangnya. Sepanjang sejarah peradaban, kajian tentang manusia menduduki ranking tertinggi dari sekian kajian yang ada. Selain obyeknya unik, kajian itu dapat menghasilkan berbagai persepsi dan konsepsi yang berbeda. Fenomena seperti itu dapat dipahami, sebab keberadaan manusia didunia bukan sekedar ada dan berbeda, tetapi lebih penting lagi, ia dapat mengada. Ia berperan sebagai obyek dan subyek sejarah, bahkan mampu mengubahnya. Kehidupannya dinamis dan secara kualitatif berevolusi untuk mencapai kesempurnaan. Karena itulah maka kajian tentang manusia, tanpa mengenal perbedaan zaman, selalu relevan dan tidak akan pernah mengalami kadaluarsa. Citra manusia disini adalah gambaran tentang diri manusia yang berhubungan dengan kualitas-kualitas asli manusiawi. Kualitas tersebut merupakan sunnah Allah yang dibawa sejak ia dilahirkan. Kondisi citra manusia secara potensial tidak dapat berubah, sebab jika berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang, namun secara aktual, citra itu dapat berubah sesuai dengan kehendak dan pilihan manusia sendiri. Pada awalnya manusia di lahirkan dengan fitrah yang suci, yang meliputi jasmani dan akal (ruh). Semua manusia bisa menjadi orang jujur dan dusta, takut dan berani, rajin dan malas. Tergantung pada dari segi mana yang lebih dominan dalam diri manusia tersebut. Jika jujurnya yang lebih dominan maka orang tersebut dikatakan orang yang jujur begitu juga sebaliknya, jika takutnya yang lebih dominan maka orang tersebut dikatakan penakut begitu juga sebaliknya. Semua ini adalah sunnatullah yang telah diberikan oleh Tuhannya sebagai fitrah manusia, dan tidak lain hanya dengan pendidikanlah 6 fitrah itu dapat dikembangkan, baik di keluarganya, sekolahnya, maupun di lingkungannya. Sebagai lembaga pendidikan formal, SMA DK UT Tangerang memiliki beberapa komponen-komponen yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, komponen-komponen tersebut tentunya memiliki peranan tersendiri dalam proses pendidikan di lembaga tersebut. peranan tersebut akan berjalan dengan baik apabila guru dan siswa saling mengerti dan menghargai tugas dan kewajiban masing-masing. Dalam hal ini penulis melihat dan mendapati data dari salah satu tenaga pendidik yang sudah lama bekerja di lembaga tersebut, menyatakan bahwa ada hal-hal tertentu yang harusnya tidak terjadi dalam sebuah lembaga pendidikan. Sehingga banyak siswa-siswi di sekolah tersebut yang tidak patuh, atau tidak senang dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut, penulis juga melihat dengan mata sendiri dan menyaksikan guru di sekolah tersebut menghukum salah satu muridnya dengan menjewer telinganya yang tidak sanggup mengerjakan tugas. Dan ada juga guru yang meremehkan kemampuan siswa dan siswi di sekolah tersebut. karena guru tersebut tidak memahami tentang fitrah manusia sebagai potensi dasar siswa. Karena setiap manusia terdapat kekurangan dan kelebihan sesuai dengan bakat yang mereka miliki masing-masing. Dari latar belakang masalah di atas inilah penulis di sini akan mengupas permasalahan yang berhubungan dengan fitrah manusia yang sejak dini sudah mulai dikembangkan melalui pendidikan. Tidak lain pertama fitrah itu dikembangkan melalui lingkungan keluarga terlebih dahulu dan itu sangat menentukan potensi, bakat dan minat si anak dalam kepribadiannya sebelum masuk pada fase permulaan remaja. Secara psikologis anak itu sangat cenderung kuat potensinya dalam menangkap suatu pelajaran dari ekstern diri anak tersebut. Yang jadi masalah disini ialah bagaimana semestinya dan idealnya mengembangkan fitrah manusia tersebut. pendidik atau orang tua di haruskan mengenal terlebih dahulu potensi dasar apa yang dimiliki oleh si anak dan lebih menonjol dalam kepribadiannya. Ternyata fenomena yang ada 7 terjadi kontradiktif antara harapan orang tua atau pendidik dengan ideologi yang diterapkan kepada anaknya. Oleh karena itu Penulis tertarik ingin mengetahui secara komprehensif dengan mengangkat judul “PERANAN PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN FITRAH SEBAGAI POTENSI DASAR MANUSIA DI SMA DHARMA KARYA UT PAMULANG, TANGERANG SELATAN” B. Identifikasi Masalah Dari uraian di atas yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Pendidik yang masih banyak mengabaikan fitrah manusia dalam diri seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 2. Kurangnya kesadaran dari para pendidik akan perlunya memperhatikan potensi yang dimiliki oleh seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 3. Belum diketahui strategi pendidik yang efektif dan ideal dalam mengembangkan fitrah atau kecenderungan potensi yang dimiliki oleh seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 4. Masih banyaknya siswa yang kurang berprestasi dan berprilaku negatif. Seperti : Tawuran, malas, kurang tanggung jawab, bolos dll. C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan ini lebih terarah dan spesifik, maka penulis memberikan pembatasan masalah peranan pendidik sebagai berikut : 1. Perencanaan strategi yang dibuat dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 2. Pelaksanaan atau penerapan strategi yang telah dibuat untuk pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 8 3. Penelitian ini di batasi hanya pada siswa kelas XI SMA Dharma Karya UT. D. Perumusan Masalah 1. Adakah pengaruh peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT ? 2. Seberapa besar kontribusi peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar yang dimiliki seorang siswa di SMA Dharma Karya UT ? 3. Bagaimana langkah yang efektif dan idealnya untuk mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT ? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peranan pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendidik (guru) dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 3. Untuk mengetahui langkah strategis yang efektif dan ideal dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar pada siswa SMA Dharma Karya UT. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut adalah: 9 1. Tenaga pendidik (guru) di sekolah, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelaksanaan pengembangan fitrah manusia. 2. Orang tua di rumah, sebagai bahan masukan dalam mendidik anak sejak usia permulaan anak-anak hingga usia kematangan remaja. 3. Seluruh masyarakat luas, di lingkungan yang penuh tantangan ini sehingga hasil penelitian ini dapat membantu sebagai bahan masukan dalam mengembangkan pemuda dan pemudi sebagai harapan bangsa dan Negara. 4. Peneliti selanjutnya agar dapat membantu dalam menulis penelitian tentang fitrah manusia yang berhubungan dengan pendidikan. BAB II KAJIAN TEORI A. GURU (PENDIDIK) 1. Pengertian Guru (pendidik) Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.1 Guru sebagai orang tua anak ke dua di sekolah. Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.2 Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat tergantung pengasuhan, perhatian dan pendidikannya. Kesuksesan anak kandung merupakan cerminan atas kesuksesan orang tua juga. Firman Allah Swt : 1 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, h.15 UU RI No. 3 Th. 1997, Undang-Undang Peradilan Anak, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), Cetakan Pertama, h. 54 2 10 11 Artinya :" Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka " (QS. Al-Tahrim:6)3 Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).4 Pendidik juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah Swt. Dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.5 2. Peran Guru (Pendidik) Peran guru tidak hanya sebagai pengajar semata namun sekaligus menjadi fasilitator, kolaborator, pelatih, pengarah dan teman belajar bagi siswa. Karena guru dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar. Dengan peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran siswa pun mengalami perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif yang banyak menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan/ keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli. Disisi lain siswa juga dapat 3 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Edisi 1, Cet-2, h. 88 4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 74-75. 5 Suryosubrata B., Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h. 26 12 belajar secara individu, sebagaimana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.6 Setiap guru harus tahu, bahwa dunia menghendaki pertumbuhan yang melebihi “pengorbanan” pola-pola herediter dari struktur dan fungsi saja dalam suatu lingkungan geografis. Pertumbuhan yang berat sebelah semacam ini sama sekali tidak memperhatikan lembaga-lembaga kebudayaan kita dan juga mengabaikan cita-cita serta nilai yang dapat mengangkat kehidupan manusia keatas taraf kehidupan dihutan. Pendidikan yang sebenarnya selalu berusaha menaikkan manusia ketingkat kehidupan yang tertinggi dan terbaik sebagai makhluk sosial.7 Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah: 1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. 2. Individu yang sedang berkembang. 3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. 4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.8 Peran seorang pendidik juga berkedudukan tinggi dalam Islam, karena pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.9 Untuk mewujudkan pendidik yang profesional berdasarkan roh Islam, perlu melihat sisi kehidupan atau profil Rasulullah Saw sebagai pendidik yang ideal, karena hakikat diutusnya Rasulullah ke atas muka bumi adalah sebagai uswat al-hasanat dan rahmat lilalamin. Semua sunnah Rasulullah menjadi panduan utama setelah al-Qur'an bagi berbagai aspek kehidupan manusia terutama aspek pendidikan. 6 IIf Khoiru Ahmadi. Sofan Amri. Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), Cetakan Pertama, h. 191. 7 H.C. Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. M. Buchori, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h.143. 8 Umar, op. cit., h. 52 9 Mujib, Mudzakkir, loc. cit. 13 Keberadaannya sebagai pendidik merupakan sumber konsep pendidikan yang kebenarannya direkomendasikan Allah Swt.10 Kebanyakan para pendidik berpendapat bahwa tanggung jawab yang terpenting itu adalah : 1. Tanggung jawab pendidikan iman. 2. Tanggung jawab pendidikan akhlak. 3. Tanggung jawab pendidikan fisik. 4. Tanggung jawab pendidikan intelektual. 5. Tanggung jawab pendidikan psikis 6. Tanggung jawab pendidikan sosial. 7. Tanggung jawab pendidikan seksual.11 Peran seorang guru dalam proses balajar-mengajar antara lain adalah : 1. Guru sebagai "pengawas" Agar belajar dalam masing-masing kelompok kecil berjalan lancar dan mencapai tujuannya, disamping sebagai sumber informasi maka guru pun harus bertindak sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Dengan kata lain, dalam formasi diskusi ini guru menentukan tujuannya dan prosedur untuk mencapainya. 2. Guru sebagai "Motivator" Terutama bagi siswa – siswa yang belum cukup mampu untuk mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan serta mengeluarkan pendapatnya sendiri maka agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan mendorong setiap (anggota) kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.12 10 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), Cetakan ke-1, h. 1. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam (Edisi Bahasa Arab) Juz I oleh Saifullah Kamalie Dan Hery Noer Ali, (Semarang: Asy-Syifa', 1981), Cetakan ke-3, h. 149 12 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), edisi revisi, h. 171. 11 14 3. Guru sebagai "Pendidik" Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh Karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. 4. Guru sebagai "Innovator" Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik, jika tidak, maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya. 13 5. Guru sebagai "Mediator dan Fasilitator" Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. 6. Guru sebagai "Evaluator" Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.14 Guru memainkan peranan yang penting dalam menggalakkan murid-murid cintakan pelajaran. Dia harus mempunyai sifat-sifat yang boleh dipercayai untuk memikul tugas menjadi guru. Di samping mempunyai kebolehan tentang mata pelajaran yang diajar. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai kecintaan yang sungguh-sungguh terhadap kerjanya. Dia harus mempunyai hasrat yang benar-benar ikhlas ingin menolong muridmuridnya. Kemajuan murid-murid tidak syak lagi mempunyai hubungan rapat dengan guru dan sekolah. Suasana disekolah mempunyai kesan yang besar terhadap kejayaan murid. Sekolah adalah rumah kedua bagi murid-murid dan 13 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet ke-7, h. 37 14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), Cet. Ke-23, h. 9 15 guru adalah ibu bapak kedua kepada mereka. Memang sudah menjadi tanggung jawab seorang guru itu untuk menaikkan taraf muridnya agar menjadi insan yang berguna kepada agama, Negara dan bangsa.15 B. FITRAH DAN BENTUK-BENTUKNYA 1. Pengertian Fitrah Al-fitrah dalam kamus Al-Munawwir artinya sifat pembawaan (yang ada sejak lahir), ciptaan, agama, sunnah dan dalam keadaan menurut fitrahnya.16 Pada dasarnya, fitrah manusia adalah senantiasa tunduk kepada Zat yang hanif (Allah) melalui agama yang disyari'atkan padanya. Fitrah merupakan anugerah Allah yang telah diberikan-Nya kepada manusia sejak dalam alam rahim. Ketika lahir, potensi anak belum diketahui. Pada masa ini seorang anak hanya membawa insting (gharizah), seperti menangis, merasakan haus, lapar dan lain sebagainya. Dengan perangkat fisik dan psikisnya, potensi tersebut bertahap mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Proses manusia mengembangkan potensinya secara efektif dan efisien adalah melalui pendidikan.17 Menurut bahasa fitrah berarti asal kejadian (ibda', khalq), kesucian dan agama yang benar. Fitrah manusia menurut ajaran Islam adalah bebas dari noda dan dosa, seperti bayi yang lahir dari perut ibunya. Fitrah dengan arti "agama yang benar", yaitu agama Allah, sebagaimana dijelaskan QS. Ar-rum (30) ayat 30: 15 Amina Noor, Mendidik anak Pintar Cerdas Bermula Dari Alam Rahim…, (Kuala Lumpur, Darul Nu'man, 1995), Cetakan Pertama, h. 133 16 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Cet ke-14, h. 1063. 17 Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.1, h. 122 16 Artinya: " Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ". fitrah Allah pada ayat diatas maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.18 Dalam pandangan islam keberagamaan berarti fitrah (sesuatu yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak kelahirannya).19 Dengan demikian, secara sederhana, fitrah manusia berarti kejadiannya sejak semula, atau bawaannya sejak lahir. Fitrah berarti “terbukanya sesuatu dan melahirkannya” , seperti orang yang berbuka puasa. Dari makna dasar tersebut maka berkembang menjadi dua makna pokok; pertama, fitrah berarti al-insyiqaq atau al-syaqq yang berarti al-inkisar (pecah atau belah)., kedua, fitrah berarti al-khilqah, alijad atau al-ibda’ (penciptaan). 2. Struktur Dan Komponen Fitrah Berdasarkan uraian diatas tersebut, dapat segera diketahui bahwa struktur fitrah manusia paling kurang mencakup 5 sebagai berikut : Pertama, fitrah beragama yang bertumpu pada keimanan sebagai intinya. Faktor keturunan psikologis (heriditas kejiwaan) orang tua anak merupakan salah satu aspek dari kemampuan dasar manusia. Kedua, fitrah dalam bentuk bakat (mahabib) dan kecenderungan (qabiliyat) yang mengacu kepada keimanan kepada Allah Swt. Dengan demikian, fitrah mengandung komponen psikologis yang berupa keimanan tersebut. Hal tersebut terjadi, karena iman bagi seorang mukmin merupakan 18 Ahsin w. Al-hafidz, Kamus Ilmu Al-qur'an, (Jakarta: Amzah Sinar Grafika Offset, 2008), Cet-3, h. 78. 19 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,2005), cet XVI, h.375. 17 daya penggerak utama (elan vital) dalam dirinya yang memberi semangat untuk selalu mencari kebenaran hakiki dari Allah Swt. Ketiga, fitrah berupa naluri dan kewahyuan (revilasi), yang keduanya bagaikan dua sisi dari satu mata uang logam; keduanya saling terpadu dalam perkembangan manusia. Mata uang itulah yang dapat diibaratkan fitrah. Yakni dari satu sisi ia adalah potensi, dan dari sisi lain ia adalah wahyu.20 Keempat, fitrah berupa kemampuan dasar untuk beragama secara umum, yakni tidak terbatas pada agama islam saja, melainkan pada agama lainnya. Dan dengan dasar kemampuan inilah manusia dapat dididik menjadi orang Yahudi, Nasrani atau Majusi, namun tidak dapat di didik menjadi ateis (anti tuhan).21 Sebuah sabda Nabi Saw yang populer, yang banyak disitir oleh para ulama’ antara lain sebagai berikut: Artinya:“Dari Abu Hurairah ra., berkata: Rasulullah bersabda : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani dan Majusi”. (H.R. Bukhari dan muslim) Hadits di atas mengandung pengertian bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi. Baik atau buruknya potensi yang dikeluarkannya kemudian tergantung kepada lingkungannya. Untuk itu proses pendidikan sangat menentukan pengembangan potensi tersebut. maka kata fitrah berarti kecendrungan beragama yang terdapat dalam diri manusia. Kecendrungan beragama tersebut dapat terwujud menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi, amat bergantung pada lingkungan dan proses pendidikan yang 20 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), c. I, h. 5. 21 Abuddin Nata, “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran”, (Jakarta, Kencana, 2009), c. I, h. 79. 18 diberikan kepadanya, terutama pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.22 Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta. Dalam terminologi Islam, dorongan ini dikenal dengan hidayat al-diniyyat. Berupa benih-benih keberagaman yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah makhluk beragama.23 Demikianlah, sejak saat kelahirannya yang pertama, fitrah keimanan kepada Allah menetap pada diri seorang anak, dan terbentuk atas agama yang lurus, yang merupakan perkara yang menuntut perhatian dari kita terhadap naluri ini dan penjagaan atasnya. Setiap bayi yang terlahir diatas fitrah, hingga kedua orang tuanya menjadikannya yahudi atau nasrani. Asal manusia terlahir atas fitrah yang bersih, mengimani Allah dan mengarah kepada agama yang lurus. Apabila kita temui adanya penyimpangan dari hal itu, maka itu karena pengaruh kedua orang tua. Orang tua yahudi akan berpengaruh terhadap fitrah bayi yang terlahir, sehingga kesiapannya menerima islam berubah menjadi menerima yahudi.24 Kelima, fitrah memiliki komponen yang meliputi 1). Bakat dan kecerdasan, yaitu suatu kemampuan bawaan yang potensial yang mengacu kepada perkembangan kemampuan akademis (ilmiah) dan keahlian (professional) dalam berbagai bidang kehidupan. Bakat ini berpangkal pada kemampuan kognitif (daya cipta), konasi (kehendak) dan emosi (rasa) yang disebut dalam psikologi filosofis dengan istilah tri chotomi (tiga kekuatan rohaniah), 2). Insting (naluri) atau gharizah, yaitu kemampuan barbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar terlebih dahulu. Kemampuan insting ini merupakan pembawaan sejak lahir. Dalam psikologi 22 23 Ibid, h. 75. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), Edisi Revisi - 12, h. 67 24 Husain Madzahiri, Pintar Mendidik Anak, Terj. Dari Tarbiyah Ath-thifl fi Ar-ru'yah AlIslamiyah oleh Segaf Abdillah dan Miqdad Turkan, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1999), Cet-2, h. 166 19 pendidikan, kemampuan ini termasuk kapabilitas yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar dahulu. Jenis-jenis tingkah laku yang digolongkan kedalam insting ini adalah melarikan diri (flight), menolak (repulse), ingin tahu (curiosity), melawan (pugnacity), merendahkan diri (self absement), menonjolkan diri (self assertion), berhubungan seksual ( acquisition), mencari sesuatu (question), membangun sesuatu (contruktion) dan menarik perhatian orang lain (appeal), intuisi (ilham), watak asli (character), nafsu (drives) dan hereditas (keturunan). Berbagai kecakapan yang dibawa sejak lahir ini dapat ditumbuhkan, dikembangkan dan dibina lebih lanjut dan menjadi mahir dan terampil melalui pendidikan dan pengajaran, dan disinilah salah satu letak hubungan yang fungsional dan simbiotis antara fitrah dan kegiatan pembelajaran.25 Dalam penelitian ini penulis memberikan interpretasi bahwa arti fitrah yaitu kecenderungan potensi siswa yang bisa dikembangkan melalui pendidikan agar menjadi nilai yang lebih di masyarakat, bangsa dan Negara. 3. Fungsi Fitrah Konsep fitrah sebagaimana yang tergambar pada uraian diatas menunjukkan citra unik manusia, yang mana citra unik itu menjadi landasan bagi konstruksi psikologi Islam. Citra unik manusia dalam psikologi Islam dapat disederhanakan dalam dua poin berikut ini: Pertama, manusia dilahirkan dengan citra yang baik, seperti membawa potensi suci, ber-Islam, bertauhid, ikhlas dan mampu memikul amanah Allah Swt. Untuk menjadi khalifah dan hamba-Nya dimuka bumi, dan memiliki potensi dan daya pilih. Potensi baik tersebut di aktualisasikan dalam tingkah laku yang nyata, citra baik tersebut pada mulanya disangsikan oleh malaikat dan iblis, namun setelah Allah Swt meyakinkannya maka malaikat percaya akan kemampuan manusia, sementara iblis dengan kesombongannya 25 Abudin Nata, op. cit., h. 80. 20 tetap mengingkarinya. Jika terdapat aliran psikologi Islam yang masih menentukan citra buruk manusia, berarti ia mengikuti persepsi iblis. Kedua, melalui fitrah nafsani (psikofisik) dalam psikologi islam maka : a) Pusat tingkah laku adalah Qalbu, bukan otak atau jasmani manusia. Selain hal itu didasarkan oleh hadits Nabi, Qalbu merupakan daya nafsani yang paling dekat dengan natur ruh, yang mana ruh menjadi esensi manusia. Jika kehidupan manusia dikendalikan oleh peran Qalbu, maka kehidupannya akan selamat dan bahagia dunia-akhirat. b) Manusia dapat memperoleh pengetahuan tanpa diusahakan, seperti pengetahuan intuitif dalam bentuk wahyu dan ilham. c) Tingkat keperibadian manusia tidak hanya sampai pada humanitas atau sosialitas, tetapi sampai pada berketuhanan. Tuhan merupakan asal dan tujuan dari segala realitas Innalillahi Wainna Ilaihirajiuun (sesungguhnya kita bagi Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali).26 Dari teori di atas penulis memberikan kesimpulan bahwa fungsi fitrah ialah sebagai bahan atau alat untuk mengemban amanah dari Allah Swt yang di wajibkan kepada setiap manusia. Dan menjadikan manusia lebih mudah dengan adanya fitrah ini. Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini pasti membawa fitrah yang suci dengan tujuan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mencapai ridho Allah Swt. 4. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Fitrah Yang dimaksud dengan masalah penghambat perkembangan fitrah disini, adalah masalah yang timbul dalam lapangan pendidikan. Yang berhubungan dengan keberhasilan dalam pelajaran dan penyesuaian diri terhadapnya. Persoalan itu bermacam-macam, diantaranya lebih berpengaruh segi mental seperti cocoknya antara bakat dan pelajaran, serta sebagiannya dipengaruhi oleh segi emosi seperti penyesuaian diri dengan guru dan teman26 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2002), c. 2, h.89-90. 21 teman. Sebagian lainnya timbul akibat kurangnya pengetahuan yang ada pada individu dan sebagian menghendaki macam pelayanan atau pengobatan yang sangat dekat dengan proses pendidikan dan pengajaran. Sebagaimana halnya dengan studi pengobatan, yang sebenarnya termasuk dalam bimbingan pendidikan, namun ia memerlukan tenaga ahli dalam berbagai bidang studi dan cara pengobatan terhadap keterbelakangan.27 Dapat pula diklasifikasikan masalah penghambat perkembangan fitrah di sini adalah sebagai berikut : 1. Masalah kurangnya informasi tentang macam studi yang dapat dimasuki oleh individu. 2. Masalah bakat, kecondongan dan ciri-ciri lain yang mempengaruhi keberhasilan pelajar dalam studinya. 3. Masalah masuk sekolah yang cocok. 4. Masalah penyesuaian diri dengan bidang studi.28 C. POTENSI DAN PEMBAGIANNYA Potensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan atau daya yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan.29 Potensi adalah kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuasaan dan daya kefungsian.30 Macam-Macam Potensi yaitu : a) Ranah Kognitif Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan intelektual, sehingga ia dapat menerima pelajaran dari Tuhan. Informasi tentang manusia sebagai makhluk intelektual ini telah menarik perhatian para ahli untuk menelitinya berbagai metode. Hasil kajian mereka terhadap 27 Attia Mahmud, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, (Jakarta: PT. Sumber Bahagia), h.14 28 Ibid, h. 15 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 697 30 Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Utama, 2002), h. 490 29 22 kemampuan intelektual manusia itu, mereka rumuskan dalam sebuah istilah yang disebut sebagai aspek kognitif manusia. b) Ranah Afektif Aspek afektif manusia pada dasarnya merupakan aspek keterampilan dalam menghayati dan menyadari tentang berbagai hal yang diketahui sehingga ia terdorong untuk mengerjakannya. c) Ranah Psikomotorik Aspek psikomotorik manusia pada dasarnya merupakan aspek keterampilan dalam mempraktikkan sebuah konsep yang telah dipahami dan dihayati. Berbagai keterampilan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik tersebut pada intinya adalah merupakan pelaksanaan dari berbagai potensi manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, belajar, berbudaya dan berkreasi sebagaimana yang diharapkan. Kemampuan manusia pada ketiga aspek tersebut sesungguhnya dapat dijumpai dalam isyarat yang terdapat didalam Al-qur’an. Dalam hubungan ini sejalan dengan firman Allah Swt. Sbb: Artinya: Dan Allah Swt mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS.Al-Nahl (16) : 78). Pada ayat tersebut Allah SWT menyebutkan karunia yang dilimpahkan kepada para hamba-Nya, dengan mengeluarkan mereka dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, lalu memberikan rezeki kepada mereka berupa pendengaran, penglihatan dan hati. Allah menjadikan kalian mengetahui apa yang tidak kalian ketahui, setelah Dia mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian akal yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara yang baik dengan yang 23 buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan antara yang salah dengan yang benar, menjadikan pendengaran bagi kalian yang dengan itu kalian dapat mendengar suara-suara. Lalu menjadikan penglihatan, yang dengan itu kalian dapat melihat orang-orang, sehingga kalian dapat saling kenal-mengenal antara yang satu dengan yang lain. Dan kalian dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan harapan kalian dapat bersyukur kepadaNya dengan menggunakan nikmat-nikmat-Nya dalam tujuannya yang untuk itu ia diciptakan, dapat beribadah kepada-Nya dan agar dengan setiap anggota tubuh kalian melaksanakan ketaatan kepada-Nya.31 Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan, ketiga potensi yang dimiliki manusia tersebut tidak mengetahui segala sesuatu. Namun, setelah ketiga potensi tersebut dididik dan diajar dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sebagainya melalui kegiatan pembelajaran, maka manusia mengetahui segala sesuatu. Dengan demikian, bahwa pada diri manusia terdapat unsur kognitif, afektif dan psikomotorik sejalan dengan pendapat para ahli.32 D. PERAN PENDIDIK DALAM MENGATASI PENGHAMBAT PERKEMBANGAN FITRAH Pengembangan optimum dapat dilaksanakan dalam rangka pendidikan. Tetapi untuk dapat melaksanakan seluruhnya, maka pendidikan harus diorganisir sesuai dengan prinsip pendidikan yang murni (The true principles of education). Untuk dapat kepastian lebih lanjut, maka dalam masyarakat perlu disusun suatu sistem umpanbalik (Feedback system) guna memastikan sampai dimana pendidikan berhasil atau gagal. The true principles of education dijelmakan dalam bentuk standardisasi minimum yang lengkap dengan semua perhitungan dan implementasinya. Untuk dapat mencapai "bertahan dalam masyarakat dengan terhormat" ada lima sifat harus dipenuhi, yaitu : pandai, jujur, berdisiplin, tahu kemampuan dan mengenal 31 Ahmad Mustofa Al-Maraghy, Tafsir al-Maraghy (Edisi Bahasa Arab) Juz XIII, Terj. K. Anshori Umar Sitanggal dkk, (Semarang: PT. Toha Putra, 1994), Cet-2, h. 211 32 Abuddin Nata, “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran”, (Jakarta, Kencana, 2009), c. I, h.46-51. 24 batas kemampuan diri sendiri. Dan oleh karena itu memiliki rasa kehormatan diri.33 Peran pendidik seharusnya mampu bersikap menerima terhadap muridnya, maksudnya menerima murid seperti apa adanya. Dan ini merupakan faktor penting untuk meningkatkan hubungan guru dengan murid, mengembangkan kemampuan anak untuk mau mengubah diri sendiri secara konstruktif, menggerakkan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, mengarah ke kesehatan jiwa, menjadikan anak lebih produktif dan kreatif dan merealisasikan potensi anak. Bila seseorang merasa diterima kemudian (dipahami) orang-orang lain, orang itu akan bergerak lebih bebas dan mulai berfikir untuk mengubah dirinya sendiri, menjadi lebih baik dari pada yang dialami sekarang.34 Adapun langkah pertama Al-qur'an dalam pendidikan jiwa seseorang adalah mengembalikannya kepada fitrahnya yang sehat. Serta membersihkannya dari berbagai kotoran yang melekat dan diwarisi oleh lingkungannya, serta dari berbagai khurafat dan taklid. Asas dari fitrah ini adalah tauhid, karena pada dasarnya jiwa diciptakan untuk mengetahui Tuhannya yang sering tertutupi oleh kealpaan, lingkungan dan taklid. Akan tetapi akar-akar pengetahuan ini tertanam kuat didalam jiwa, dan tidak ada alasan untuk mengingkarinya atau melepaskan diri darinya.35 Salah satu peran pendidik untuk mengatasi masalah-masalah yang menghambat perkembangan fitrah yaitu dengan mengenal terhadap perkembangan siswa yaitu dengan cara mendiagnosa. Pengertian dari mendiagnosa adalah proses mengenal secara detail, apa dan bagaimana mengenai anak tersebut. Adapun cara mendiagnosa yaitu sebagai berikut : 1. Amati perilaku anak. 33 Slamet Iman Santoso, "Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan", (Jakarta: UI Press, 1981), c. ke-II, h.167 34 Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, Terj. Dari Teacher Effectiveness Training oleh Mudjito, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), Cet.3, h.61 35 Mohammad Syadid, Konsep Pendidikan Dalam Al-qur'an, Terj. Dari Manhaj Al-qur'an Fii At-tarbiyah oleh Rusydi Helmi, ( Jakarta: Penebar Salam, 2001), Cetakan.1, h. 72 25 2. Lihat penampilannya. 3. Berikan pertanyaan dan perhatikan jawabannya. 4. Berikan tugas, perhatikan tanggapan, dan cara penyelesaiannya. 5. Goda anak tersebut dan perhatikan respon yang diberikan. 6. Ajak berkompetisi dan amati keseriusannya. 7. Berikan pilihan untuk memilih, amati apa yang dia pilih.36 Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut : 1) proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, 2) proses belajar, 3) pembawaan atau bakat. Ketiga hal ini berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar siswa dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan seperti ini sebenarnya belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya. Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama.37 1. Aliran Nativisme Aliran nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosofis jerman.38 Aliran Nativisme juga bisa diartikan satu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan sebagai penentu 36 Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning Untuk Guru & Orang Tua, (Yogyakarta, Pustaka Widyatama, 2010), Cet.1, h.105 37 Muhibbinsyah, "Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru", (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet ke-15, h.42 38 Ibid, h.43. 26 perkembangan tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir.39 Para ahli yang beraliran "Nativisime" berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar/pembawaan.40 Aliran filsafat ini konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Mengapa demikian? Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu di tentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut "pesimisme pedagogis". Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimaupun hanya akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.41 2. Aliran Empirisme Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utamanya ialah John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah "The school of British Empiricism" (aliran empirisme Inggris). Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat. Sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama "environmentalisme" (aliran lingkungan) dan psikologi bernama "environmental psychology".42 Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apapun. Ia bagaikan kertas putih (tabularasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. 39 Mujib, op. cit., h. 115 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cetakan Pertama, h. 173 41 Muhibbin Syah, loc.cit. 42 Ibid 40 27 Perwujudan tingkah laku ditentukan oleh luar diri yang disebut dengan lingkungan.43 Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yang mengikuti aliran "Empirisme" berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empirisme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang individu. 3. Aliran Konvergensi Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrem diatas adalah "Aliran konvergensi" dengan tokohnya yang terkenal adalah William Stern. Menurut aliran konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. baik faktor dasar/pembawaan maupun faktor lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu.44 Dalam hal ini penulis lebih cenderung ke aliran Konvergensi, karena bagi ketentuan perkembangan potensi dan kemampuan anak itu tergantung dari faktor pembawaan dan faktor lingkungannya. Kedua-duanya ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. agar tercapai perkembangan potensi optimum pada diri anak, maka peran dari orang tua disini sebagai faktor penentu arah potensi anak (pembawaan) dan guru atau pendidik lainnya adalah faktor penentu keberhasilan perkembangan kemampuan atau potensi anak dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Peran pendidik juga bisa membantu perkembangan potensi siswa dengan cara mengenal karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. 43 44 Mujib, op. cit., h. 118 Alisuf Sabri, loc.cit. 28 Setidaknya ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa, yaitu : 1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, yakni kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai pengalaman masing-masing siswa. 2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup, dan status sosial (sociocultural). 3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar-mengajar. Terutama bagi guru akan dapat merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat, sehingga akan terjadi interaksi dari masing-masing komponen belajar-mengajar secara optimal. Hal ini jelas menantang guru untuk selalu kreatif dalam rangka menciptakan kegiatan yang bervariasi, agar masing-masing individu siswa dapat berpartisipasi secara maksimal dalam proses pembelajarannya.45 Adanya tantangan untuk dapat menemukan sistem serta metode pendidikan yang layak bagi anak berbakat telah mendorong sejumlah pakar untuk berusaha menemukan berbagai standar keberbakatan. Adanya standar pengukuran kemampuan skolastik cenderung membuat sejumlah orang beranggapan bahwa pengukuran kemampuan skolastik ini dapat dijadikan landasan pendidikan anak-anak berbakat. Namun dengan diperkenalkannya konsep intelegensi ganda (multiple intelligence) sejumlah pakar mulai mempertanyakan kembali standar pengukuran kemampuan skolastik, dan standar-standar pengukuran kemampuan lain yang dapat digunakan untuk menganalisis bakat seseorang. Misalnya bahwa pengukuran kemampuan seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu dalam 45 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cetakan Pertama, h. 187 29 budaya tertentu belum tentu memiliki kemampuan yang sama tingginya pada bidang yang sama tapi dalam budaya yang berbeda. Sebagai contoh misalnya, ada individu yang mampu menguasai beberapa bahasa Eropa tetapi mengalami kesulitan untuk mempelajari bahasa Negara-negara belahan dunia timur. Ada juga individu yang mampu menjadi pemimpin pada budaya masyarakat tertentu akan tetapi gagal memimpin orang lain pada budaya masyarakat yang lainnya.46 Namun, jika ia terus berupaya menyesuaikan kemampuannya dengan kondisi setempat, mungkin saja suatu saat ia akan memperoleh keberhasilan yang sama dengan apa yang telah dicapainya di budaya masyarakat yang berbeda. Karenanya masalah penyesuaian diri ini juga merupakan hal yang penting dalam pengembangan bakat seseorang, dan pengukuran kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri juga penting untuk dikembangkan.47 E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Skripsi berjudul "Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Fitrah Beragama" yang ditulis oleh Azhari Akbar di UIN Jakarta berkesimpulan bahwa peran pendidikan Islam sangat besar dan bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan potensi dasar manusia. Pendidikan Islam merupakan salah satu media dalam mengembangkan fitrah beragama pada manusia agar tercipta manusia dengan pribadi yang sempurna. Skripsi yang berjudul "Peranan Guru PAI Dalam Mengembangkan Ranah Afektif Siswa SMP Negeri 2 Karawang" yang ditulis oleh Lina Anggreyani berkesimpulan bahwa peranan guru selain sebagai pengajar juga sebagai pendidik dan pembimbing. Guru bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga harus dapat menumbuhkan, mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama kepada anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif ini merupakan tujuan yang berhubungan dengan sikap, menilai, minat dan apresiasi. Agar peranannya 46 47 Monty & Waruwu, Op. cit., h. 80 Ibid, h.81 30 dapat digunakan dengan tepat, maka cara yang baik adalah dengan tujuan instruksional afektif sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun Skripsi berjudul "Peran Perilaku Guru Agama Islam dalam Pembentukan Kepribadian Islami Siswa di SMP Darussalam Ciputat Tangerang" yang ditulis oleh Bermansyah di UIN Jakarta tahun 2010 M / 1431 H. Penulis tersebut berkesimpulan bahwa peran perilaku guru agama Islam di SMP Darussalam Ciputat tidak banyak berpengaruh dalam membentuk keperibadian Islami siswa. Hal ini disebabkan oleh jam belajar agama Islam yang sangat minim yaitu hanya sekitar 80 sampai 90 menit saja. Dalam seminggu 2 kali jam belajar. Sehingga ada pengaruh tapi tidak signifikan antara perilaku guru agama Islam dalam membentuk kepribadian islami siswa. Dari hasil kesimpulan penelitian terdahulu yang relevan dengan skripsi ini. Peneliti ingin menindak lanjuti tentang fitrah sebagai potensi dasar manusia karena semakin maraknya kekerasan guru dan tidak tahu apa yang siswa inginkan pada zaman modern sekarang ini. Penulis ingin memberikan kontribusi pada pendidik yang ada di Indonesia utamanya berupa penulisan skripsi ini yang pembahasannya lebih menekankan pada potensi dasar siswa atau kemampuan siswa yang berbeda-beda di sekolah. Adapun obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI di sekolah SMA Dharma Karya UT yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini. F. KERANGKA BERFIKIR Dalam penelitian ini yang diteliti oleh penulis ingin membuktikan dan menyatakan bahwa terdapat pengaruh peranan yang dilakukan oleh pendidik dalam membangun fitrah yang ada pada anak. Pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik ini tidak ada lain dengan tujuan untuk membangun fitrah yang dibawa sejak lahir oleh si anak. Sehingga penulis ingin mengetahui keberhasilan tercapai atau tidak pendidik membangun potensi anak didiknya, bukan saja 31 untuk membangun potensi anak didik, tetapi juga dibutuhkan tingkah laku atau sikap yang baik dalam membangun akhlak anak. Pada dasarnya kebutuhan peningkatan sumber daya manusia memerlukan kinerja pendidik yang dinamis dan progresif untuk mengkonstruksi atau mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak, maka dari itu masalah pengembangan sumber daya manusia sangat mempengaruhi kinerja manusia itu dalam membangun fitrah yang ada pada anak. Terutama guru pada khususnya yang tugasnya dan kewajiban membangun manusia menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain juga bangsa dan negaranya. Dengan demikian kegiatan pendidikan yang dilaksanakan baik di sekolah, rumah maupun di masyarakat sangat membantu keberhasilan membangun fitrah yang dimiliki oleh anak. Penulis mengadakan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi peranan pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar anak. 32 SKEMA KERANGKA BERFIKIR Peran Pendidik (Guru) Strategi Metode Pengembangan Potensi Dasar Yang Efektif Bagi Siswa • • • • • Siswa senang dalam belajar mengembangkan potensinya. Guru memahami kelebihan dan kelemahan siswa. Guru dapat mengenal karakteristik siswa. Siswa cepat berkembang potensi dasar yang dimilikinya. Tidak ada lagi kekerasan guru terhadap siswa. Dari skema tersebut dapat didefinisikan bahwa strategi metode pengembangan fitrah yang efektif bagi siswa, dipengaruhi oleh guru. Dan guru sangat berperan dalam menciptakan atau mengembangkan fitrah (potensi dasar) yang dimiliki oleh siswa agar membentuk potensi yang efektif bagi siswa, khususnya dalam pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini hasil dari strategi metode yang efektif dalam mengembangkan fitrah siswa, antara lain: 1. Siswa senang dalam belajar mengembangkan potensinya. 2. Guru memahami kelebihan dan kelemahan siswa. 3. Guru dapat mengenal karakteristik siswa. 4. Siswa cepat berkembang potensi dasar yang dimilikinya. 5. Tidak ada lagi kekerasan guru terhadap siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di SMA Dharma Karya UT dan berlokasi di jl. Talas II No.30 Pondok cabe ilir Pamulang kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober sampai tanggal 29 November 2012. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan di bahas maka penulis melakukan beberapa penelitian dengan cara diantaranya: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yakni dengan membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku, artikel dan sumber tulisan lainnya di perpustakaan yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini sebagai bahan teoritis. 33 34 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Yakni observasi di lapangan dengan mengamati dan melihat langsung keadaan di lapangan. lalu menyebarkan angket kepada siswa serta melalui wawancara yaitu penulis mewawancarai secara langsung pada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi tentang data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Dan memperoleh data yang jelas mengenai peranan pendidik dalam pengembangan fitrah sebagai potensi dasar manusia. Penelitian lapangan (field research) ini bertujuan untuk mendapatkan data faktual yang ada di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. C. Variabel Penelitian Variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita lekatkan bilangan atau nilai. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu pendidik (Guru) sebagai variabel bebas (independent variabel) dan disimbolkan dengan huruf X. veriabel inilah yang memberi pengaruh terhadap hasil. Adapun variabel kedua adalah fitrah manusia (potensi) disebut sebagai variabel terikat (dependent variabel), yang disimbolkan dengan huruf Y. variabel ini merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas (independent variabel). D. Populasi dan Sampel Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian".1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Dharma Karya UT Pamulang kota Tangerang tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 22 siswa. Sedangkan sampel mempunyai pengertian "sejumlah individu yang resentatif dan diambil dari populasi yang dimilikinya".2 Sebagian dari jumlah 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta:Rineka Cipta,2002) edisi revisi cet 12. h. 108 2 Ibid, h. 109 35 populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan. 3 Dalam penarikan sampel ini, Suharsimi Arikunto memberikan pedoman bahwa "apabila subyek itu kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subyeknya lebih besar maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih".4 Karena responden penelitian ini hanya 22 orang pada kelas XI dan kurang dari 100 orang maka peneliti mengambil sejumlah populasi tersebut untuk di jadikan obyek penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi, Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek di lapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya. 2. Wawancara, penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru-guru sebagai pendidik disekolah yang berkaitan dengan masalah dalam skripsi ini. 3. Angket, untuk mendapatkan data, maka penulis menyebarkan angket kepada seluruh (siswa kelas XI IPA dan IPS) untuk diisi yang kemudian hasilnya di analisis. Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data mengenai peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai peranan pendidik dalam pengembangan fitrah sebagai potensi dasar 3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cetakan pertama, h. 54 4 Suharsimi, Op.Cit. , h. 112 36 manusia di SMA Dharma Karya UT Pamulang, Tangerang adalah berupa angket yang terdiri dari 25 butir soal yang disebarkan kepada 22 orang siswa. Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang penulis gunakan dalam pembuatan angket adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian tentang peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia No Variabel Dimensi Indikator Jumlah Nomor butir item 1 Variabel X 1. Pendidik Membantu siswa Peranan agar mampu pendidik mandiri, disiplin (guru) dan bertanggung 6 2, 9, 11, 12, 17 dan 24 jawab 2. Motivator Membantu siswa giat, tekun, rajin 3 1, 3, 6 dan semangat dalam belajar 3. Fasilitator Membantu siswa agar bisa belajar 2 5, 8 sesuai dengan kemampuannya. 4. Pengawas Membantu siswa agar tidak ceroboh atau 2 7, 13 37 bersikap yang tidak pantas dipandang orang lain.. 5. Pelatih Membantu siswa membentuk 1 10 karakter dan berkepribadian pancasila yang berlandaskan agama. 6. Kolaborator Membantu siswa 2 4 dan 14 agar bisa bekerja sama 2 Variabel Y Fitrah Komponenkomponen fitrah 1. Kecerdasan (Potensi (Potensi dasar dasar manusia) manusia) 5 15, 21, 18, 23 dan 25 2. Bakat 1 22 38 3. Gharizah 3 16, 19 dan 20 (insting) jumlah 25 25 G. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data Data yang berasal dari kepustakaan digunakan sebagai teori yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Dalam menganalisa hasil penelitian berupa "peranan pendidik dalam pengembangan fitrah sebagai potensi dasar manusia" digunakan analisa data yaitu analisa yang dilakukan terhadap data-data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan data statistik. Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan. 2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor item alternatif jawaban responden Positif (+) Negatif (-) Jawaban Skor Jawaban Skor Selalu 4 Selalu 1 Sering 3 Sering 2 39 Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3 Tidak pernah 1 Tidak pernah 4 3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap berikutnya data tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisa yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi: Rumus : P = Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi N : Banyaknya responden Kemudian untuk mengetahui bagaimana peran pendidik ( variabel X ) dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia ( variabel Y ), penulis menggunakan rumus product moment dari Carl Paerson sebagai teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai berikut :5 a. Mencari angka korelasi dengan rumus : rxy = ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ keterangan : rxy : Angka indeks korelasi "r" product moment N : Number of cases (jumlah sampel keseluruhan) ∑ : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y 5 Anas Sudijono, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. Ke-24, h. 206 40 ∑ : Jumlah seluruh skor x ∑ : jumlah seluruh skor y b. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi "r" product moment seperti dibawah ini : Tabel 3.3 Angka indeks korelasi "r" product moment6 Besarnya "r" product moment 0,00 – 0,20 Interpretasi Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah / sangat rendah 0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah / rendah 0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang / cukup 0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang tinggi / kuat 0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat dan tinggi Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi "r" product moment, dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut : 6 Ibid, h. 193 41 1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho). 2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan cara membandingkan besarnya "r" yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau "r" observasi (ro) dengan besarnya "r" yang tercantum dalam tabel "r" product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya yang rumusnya : df = N - nr keterangan : df : degrees of freedom (derajat bebas) N : number of cases (jumlah objek penelitian) nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 22, maka "df" nya adalah (22 – 2 =20), jika r hitung lebih besar dari tabel maka korelasi dianggap signifikansi atau Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil r perhitungan lebih kecil dari tabel nilai maka korelasi tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak. Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun interpretasi dengan menggunakan nilai "r" tabel. Langkah selanjutnya yakni mencari seberapa kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variabel y, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut : KD = × 100% Keterangan : KD : kontribusi variabel X terhadap variabel Y. : koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y. BAB IV HASIL PENELITIAN A. DATA SEKOLAH 1. Profil SMA Dharma Karya UT 1) Nama Sekolah : SMA Dharma Karya UT (YPII) 2) NIS : 300050 3) NSS : 30 230 04 09 005 4) NDS : 3002040038 5) NPSN : 20603313 6) Status : Terakreditasi B 7) Kepala Sekolah Nama : Moh. Wahid Hasyim, Drs SK yang Mengangkat : Badan Pengurus Yayasan 8) Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Insan Indonesia 9) Nama Ketua Yayasan 10) Alamat Yayasan : Yuni Tri Hewindati : Jl. Talas II No.30 Pondok Cabe Ilir Pamulang Kota Tengerang Selatan 42 43 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Dharma Karya UT (YPII) a. Visi Visi dari Sekolah Menengah Atas Dharma Karya UT yaitu menjadikan sekolah menengah unggulan yang menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, mandiri dan berbudi pekerti luhur serta mampu bersaing di tingkat propinsi. b. Misi Misi dari Sekolah Menengah Atas Dharma Karya UT, yaitu : a. Menyediakan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif. b. Mengembangkan budaya mutu dan profesionalisme. c. Menerapkan azas keseimbangan pendidikan jasmani dan rohani. d. Dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan. c. Tujuan Tujuan dari Sekolah Menengah Atas Dharma Karya UT, yaitu: a. Mencerdaskan anak bangsa. b. Mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak. c. Membebaskan biaya siswa bagi yang tidak mampu agar tetap bisa bersekolah. d. Mendidik siswa agar bisa kreatif, inovatif dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain. e. Menanamkan akhlakul karimah dan berbudi luhur dalam diri siswa. 3. Kurikulum SMA Dharma Karya UT adalah sekolah yang menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dalam bidang pendidikan di sekolah. Dengan tujuan 44 bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain setingkat dan sejajar SMA. Adapun jenis kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMA Dharma Karya UT adalah : 1. Pramuka 2. Saman 3. ROHIS (Baca Tulis Al-Qur’an) 4. Palang Merah Remaja (PMR) 5. Basket 6. Pencak Silat 7. Futsal (Sepak Bola) 8. Drum Band (Merching Band) Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yaitu setelah pulang dari sekolah agar tidak mengganggu jadwal pelajaran sekolah. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan siswa mampu mengenali dan menggalai potensi yang ada dalam dirinya. Selain kegitan ketrampilan dalam bentuk ekstrakurikuler, SMA Dharma Karya UT juga memiliki pelayanan dalam masalah belajar, soosial, maupun emosional yang dituangkan dalam bentuk kegiatan BK. Kegiatan BK ini diatur oleh masing-masing wali kelas dan kemudian dilanjutkan oleh guru BK. 4. Data Guru Tabel 4.1 Rekapitulasi Keadaan Guru SMA Dharma Karya UT Tahun Ajaran 2012-2013 No 1 Nama Moh. Wahid Hasyim, Drs. Mengajar Bidang Tugas Studi Tambahan PPKN/Sos Kepala Sekolah 45 2 Susila Indrawati, Dra. Matematika W. Kls XII. Ipa 3 Murih Handayani, S.pd. Ekonomi W. Kls. X 4 Slamet Munajab, S.Ag. Agama Islam Humas 5 Andik Hadi Mustika, S.Si. Fisika 6 Nur Beti, S,pd. Sosiologi 7 Muhammad Abdul Karim, Geografi W. Kls XII. Ips W. Kls XI. Ips S.pd 8 I.G.N. Ari Wiryawan, S.Pd. Penjaskes 9 Dede Budianto, S.Pd. Bhs. Inggris 10 Torikin, S.Kom. Komputer 11 Henny Budidasini, S.Th Agama Kristen 12 Febriana Baharoeddin, S.S Bhs. Jepang 13 Anggit Risyanti, S.Th. Agama Katolik 14 Andi, S.pd Biologi / Pkn 15 Ria Irmawati, S.pd Kimia 16 I.G.N. Alit Putra Agama Hindu 17 Yugo Gunadi, S.pd Seni 18 Susilowati, S.pd. Bhs. Indonesia 19 Santy Sanggam sirait KTU 20 Sukarsono TU 21 Taufik Pramu Sek 22 Abdullah Satpam 23 Sonny Satpam 24 M. Rian Torur Eskul 25 Ahmad Jayadi, S,IP. Perpustakaan W. Kls XI. Ipa Eskul Basket 46 5. Data Siswa Tabel 4.2 Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012-1013 No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 I 18 20 38 2 II 12 10 22 3 III 26 24 50 Jumlah 56 54 110 B. PENGOLAHAN DATA Pada pembahasan sebelumnya sudah penulis kemukakan bahwa salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui angket. Angket yang penulis sebarkan berjumlah 25 bentuk pernyataan yang dibagikan kepada sample sebanyak 22 responden dari dua kelas yaitu kelas XI.IPS dan XI. IPA. Angket yang penulis sebarkan terdiri dari dua komponen pertanyaan yang berjumlah 25 item pernyataan yang disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti, yaitu mengenai peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia. Teknik pengukuran angket ini menggunakan skala likert dengan bobot nilai sesuai dengan jenis pernyataan. 1. Pernyataan Positif a. Untuk jawaban selalu, diberi nilai 4 b. Untuk jawaban sering, diberi nilai 3 c. Untuk jawaban kadang-kadang, diberi nilai 2 d. Untuk jawaban tidak pernah, diberi nilai 1 2. Pernyataan Negatif a. Untuk jawaban selalu, diberi nilai 1 47 b. Untuk jawaban sering, diberi nilai 2 c. Untuk jawaban kadang-kadang, diberi nilai 3 d. Untuk jawaban tidak pernah, diberi nilai 4 Untuk menganalisa setiap variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P= P = Persentase F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut : I. Peran Pendidik (Guru) Tabel 4.3 Guru anda selalu memberikan motivasi untuk belajar di rumah dan di sekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 5 22,72 % b. sering 5 22,72 % c. kadang-kadang 12 54,54 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa guru SMA Dharma Karya sebagian besar 54,54% kadang-kadang memberikan motivasi untuk belajar di sekolah dan dirumah, sebagian kecil siswa menyebutkan 22,72% selalu dan sering. Dan 0% siswa menyatakan tidak 48 pernah. Maka menurut penulis guru memberikan motivasi belajar terhadap siswa kadang-kadang dirumah dan disekolah. Dengan hasil ini dapat diperkuat kebenarannya oleh hasil wawancara peneliti terhadap guru di sekolah tersebut yaitu guru memang jarang sekali memotivasi untuk belajar dirumah dan disekolah terhadap siswa. Karena guru juga punya kewajiban dan tugas yang lain.sehingga tidak selalu memberikan motivasi terhadap siswa.1 Tabel 4.4 Guru anda bertanggung jawab jika melakukan kesalahan disekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 7 31,81 % b. sering 5 22,72 % c. kadang-kadang 10 45,45 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru SMA Dharma Karya kadang-kadang bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat di sekolah dengan hasil persentase sebesar 45,45%, yang menyatakan selalu sebesar 31,81%, sering 22,72% dan 0% yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian penulis menyimpulkan guru SMA Dharma Karya sebagian besar bertanggung jawab atas perbuatan kesalahannya di sekolah. Karena guru di sekolah tersebut juga mengatakan kepada peneliti sangat bertanggung jawab dalam tugas dan kewajibannya.2 1 Hasil wawancara dengan guru agama Islam di ruang kantor guru pada hari Rabu tgl 24 Oktober 2012 2 Ibid. 49 Tabel 4.5 Guru anda memberi hadiah bila prestasi belajar anda bagus Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 1 4,54 % c. kadang-kadang 17 77,27 % d. tidak pernah 3 13,63 % Jumlah 22 100 % Tabel diatas menunjukkan bahwa guru di SMA Dharma Karya memberi hadiah bila prestasi belajar siswa bagus sebesar 77,27% kadangkadang, selalu 4,54%, sering 4,54% dan tidak pernah 13,63%. Menurut peneliti beranggapan bahwa guru SMA Dharma Karya kadang-kadang memberikan hadiah bila siswa berprestasi bagus dengan tujuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dari hasil tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan guru di sekolah memang tidak sebagian besar guru yang memberikan hadiah saat siswa memperoleh prestasi belajar yang baik. Ini disebabkan karena kurangnya perhatian guru terhadap muridnya. 3 Tabel 4.6 Guru anda melatih agar saling bekerja sama dan berdiskusi dengan teman anda Alternatif Jawaban 3 Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 10 45,45 % c. kadang-kadang 11 50 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Ibid. 50 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru SMA Dharma Karya sering melatih siswanya dengan kerjasama atau berdiskusi dalam belajar dengan persentase sebesar 45,45%, selalu 4,54%, 50% kadang-kadang dan 0% tidak pernah. Dengan hasil skor perolehan persentase tersebut penulis menyimpulkan bahwa guru di SMA Dharma Karya kadang-kadang melatih siswanya dengan dengan berdiskusi dan kerja sama dengan temannya. Tabel 4.7 Guru menghargai pendapat anda Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 8 36,36 % b. sering 11 50 % c. kadang-kadang 3 13,63 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa guru SMA Dharma Karya sering menghargai pendapat siswanya dengan skor persentase selalu 36,36%, sering 50%, kadang-kadang 13,63% dan 0% tidak pernah. hal ini juga diungkapkan oleh pak slamet guru agama islam SMA Dharma Karya yang sering menghargai dan menerima saran atau kritik dari siswanya di sekolah.4 Tabel 4.8 Guru anda bersikap acuh tak acuh dengan kelebihan dan kekurangan anda Alternatif Jawaban a. selalu 4 Ibid. Frekuensi Persentase 0 0% 51 b. sering 2 9,09 % c. kadang-kadang 14 63,63 % d. tidak pernah 6 27,27 % Jumlah 22 100 % Dari hasil tersebut dapat di lihat bahwa siswa menyatakan 0% menyatakan selalu, 9,09% sering, 63,63% kadang-kadang dan 27,27% tidak pernah guru berbuat acuh tak acuh dengan kekurangan dan kelebihan siswa. Dari hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa guru di SMA Dharma Karya sangat sering perhatian kepada siswa dan tidak bersikap acuh tak acuh terhadap siswanya, dengan perolehan skor persentase sebesar 63,63% dari jumlah seluruh siswa kelas XI Ipa dan Ips. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan pak wahid di sekolah bahwasanya sama sekali tidak pernah guru mengabaikan kekurangan dan kelebihan siswa. Cuma karena siswanya tidak merasa atau tidak menyadari bahwa dirinya di perhatikan oleh gurunya di sekolah.5 Karena itu murid menjawabnya kadang-kadang guru memperhatikan kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri. Tabel 4.9 Guru anda pernah mengawasi kalian disekolah dan diluar sekolah Alternatif Jawaban 5 Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 5 22,72 % c. kadang-kadang 14 63,63 % d. tidak pernah 2 9,09 % Jumlah 22 100 % Hasil wawancara dengan Pak Wahid sebagai kepala sekolah SMA Dharma Karya UT di ruang kepala sekolah, pada hari Kamis 25 Oktober 2012. 52 Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa besar kemungkinan pendapat siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang 63,63%, selalu 4,54%, sering 22,72% dan sebagian kecil siswa menyatakan 9,09% tidak pernah. Dari data tabel di atas penulis menyimpulkan bahwa guru SMA Dharma Karya besar kemungkinannya kadang-kadang mengawasi siswa tidak hanya di sekolah saja bahkan di luar sekolah juga guru tetap mengawasi tingkah laku siswa atau akhlaknya siswa. Tabel 4.10 Guru anda bersikap ramah, sabar dan pengertian Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 6 27,27 % b. sering 12 54,54 % c. kadang-kadang 4 18,18 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas dapat dinyatakan guru SMA Dharma Karya sering sekali bersikap ramah, sabar dan pengertian dalam mendidik anak selalu 27,27%, sering 54,54%, kadang-kadang 18,18% dan 0% tidak pernah. Berarti berdasarkan hasil tabel di atas penulis menyimpulkan bahwa guru di SMA Dharma Karya sangat sering bersikap ramah, sabar dan pengertian terhadap siswanya. Pada hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan pak Slamet guru agama di SMA ini. Bahwa memang benar guru di sekolah ini sangat bersungguh-sungguh dan sabar dalam menjalankan tugas sebagai guru.6 6 Hasil wawancara dengan pak Slamet sebagai guru agama Islam di ruang kantor guru pada hari Rabu tgl 24 Oktober 2012 53 Tabel 4.11 Guru anda suka menggosip ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 0 0% b. sering 1 4,54 % c. kadang-kadang 19 86,36 % d. tidak pernah 2 9,09 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas selalu 0%, sering 4,54%, kadang-kadang 86,36% dan 9,09% tidak pernah menyatakan guru SMA Dharma Karya suka menggosip ketika kegiatan belajar berlangsung. Dari tabel hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa kadang-kadang guru SMA Dharma Karya suka menggosip pada jam pelajaran berlangsung. Tabel 4.12 Guru anda melakukan kekerasan dan paksaan terhadap anda dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 0 0% b. sering 1 4,54 % c. kadang-kadang 11 50 % d. tidak pernah 10 45,45 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas selalu 0%, sering 4,54%, kadang-kadang 50% dan tidak pernah 45,45% guru di SMA Dharma Karya tidak pernah 54 melakukan kekerasan dan paksaan terhadap siswanya dalam belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan guru agama islam di sekolah ini bahwa guru tidak pernah melakukan kekerasan terhadap muridnya di sekolah.7 Tabel 4.13 Guru anda memberikan PR setelah jam pelajaran selesai Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 3 13,63 % b. sering 8 36,36 % c. kadang-kadang 10 45,45 % d. tidak pernah 1 4,54 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas menyatakan bahwa guru memberikan PR terhadap siswa selalu 13,63%, sering 36,36%, kadang-kadang 45,45% dan tidak pernah 4,54%. Dari hasil tabel tersebut penulis memberi kesimpulan bahwa kadang-kadang guru memberikan PR kepada siswa pada saat akan pulang sekolah atau pelajaran telah usai. Tabel 4.14 Guru anda marah jika anda tidak mengerjakan PR dirumah Alternatif Jawaban 7 Frekuensi Persentase a. selalu 3 13,63 % b. sering 4 18,18 % c. kadang-kadang 14 63,63 % d. tidak pernah 1 4,54 % Jumlah 22 100 % Ibid. 55 Dari tabel di atas guru di SMA Dharma Karya akan marah jika tidak mengerjakan PR di rumah, siswa beranggapan selalu 13,63%, sering 18,18%, kadang-kadang 63,63% dan tidak pernan 4,54%. Dari hasil tabel tersebut penulis berkesimpulan bahwa guru kadang-kadang marah terhadap siswa jika PR tidak dikerjakan di rumah. Tabel 4.15 Guru anda memberi hukuman diluar batas kewajaran bila melihat anda berbuat salah disekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 2 9,09 % b. sering 0 0% c. kadang-kadang 8 36,36 % d. tidak pernah 12 54,54 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas guru SMA Dharma Karya memberi hukuman di luar batas kewajaran kepada siswa yang berbuat salah di sekolah menunjukkan persentase sebagai berikut: selalu 9,09%, sering 0%, kadangkadang 36,36% dan tidak pernah 54%. Dari hasil fakta di lapangan menurut penulis manyimpulkan bahwa hampir keseluruhan guru di SMA Dharma Karya tidak pernah melakukan hukuman di luar kewajaran terhadap siswa yang melakukan kesalahan di sekolah. 56 II. Pengembangan Fitrah (Potensi dasar siswa) Tabel 4.16 Anda tidak terima jika pendapat anda ditolak oleh temanmu disekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. Selalu 0 0% b. Sering 0 0% c. kadang-kadang 17 77,27 % d. tidak pernah 5 22,72 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas menyatakan bahwa siswa tidak terima jika pendapatnya di tolak oleh teman sekolahnya selalu 0%, sering 0%, kadangkadang 72,27% dan tidak pernah 22,72%. Dari hasil pernyataan tersebut penulis memberi kesimpulan bahwa sebagian besar hampir seluruhnya siswa menjawab kadang-kadang tidak terima jika pendapatnya ditolak oleh temannya. Berarti dalam hal ini siswa sangat berfikir dan berimajinasi yang sangat kuat dalam belajar. Tabel 4.17 Anda selalu mampu mengerjakan PR dirumah dengan tuntas Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 3 13,63 % b. sering 5 22,72 % c. kadang-kadang 14 63,63 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % 57 Dari tabel di atas tersebut di ketahui selalu 13,63%, sering 22,72%, kadang-kadang 63,63% dan 0%. Siswa mampu mengerjakan PR di rumah dengan tuntas. Dari hasil tersebut penulis berkesimpulan bahwa hampir seluruhnya siswa kadang-kadang beranggapan mampu mengerjakan PR di rumahnya dengan tuntas. Ini berarti potensi siswa ada penambahan ilmu yang mereka miliki. Tabel 4.18 Anda pernah putus asa pada saat kalian tidak lulus ujian Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 2 9,09 % b. sering 3 13,63 % c. kadang-kadang 11 50 % d. tidak pernah 6 27,27 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas selalu 9,09%, sering 13,63%, kadang-kadang 50% dan tidak pernah 27,27%. Maka penulis berkesimpulan bahwa siswa menjawab kadang-kadang pernah putus asa jika mereka tidak lulus ujian. Berarti ini siswa tau bahwa kegagalan yang dialaminya itu dapat di ambil pelajaran dan mampu mendapat nilai yang lebih baik lagi dan lulus ujian ke depannya. Tabel 4.19 Anda bolos pada jam pelajaran Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 0 0% b. sering 0 0% c. kadang-kadang 5 22,72 % 58 d. tidak pernah 17 77,27 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas dapat di ketahui selalu 0%, sering 0%, kadangkadang 22,72% dan 77,27% . maka penulis memberi kesimpulan hampir seluruh siswa menjawab tidak pernah bolos pada jam-jam pelajaran. Berarti di sini siswa sangat disiplin dan menjaga waktu dalam belajar di sekolah. Tabel 4.20 Anda suka menolong teman anda ketika dalam kesulitan Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 6 27,27 % b. sering 7 31,81 % c. kadang-kadang 9 40,90 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Berdasarkan tabel di atas bahwa di nyatakan selalu 27,27%, sering 31,81%, kadang-kadang 40,90% dan 0% tidak pernah. Maka penulis berkesimpulan siswa-siswa kadang-kadang menolong temannya dalam kesulitan. Ini berarti siswa ada rasa peduli dengan teman-teman sekolahnya. Tabel 4.21 Anda pernah melawan guru ketika menasehati anda Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 1 4,54 % c. kadang-kadang 5 22,72 % 59 d. tidak pernah 15 68,18 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas di ketahui selalu 4,54%, sering 4,54%, kadangkadang 22,72% dan tidak pernah 68,18%. Maka penulis berkesimpulan bahwa hampir seluruhnya siswa menjawab tidak pernah melawan kepada gurunya ketika di nasehati. Ini berarti siswa sangat patuh dan tunduk kepada gurunya di sekolah. Tabel 4.22 Anda menangis dan sedih ketika nilai ujian anda rendah atau jelek Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 3 13,63 % c. kadang-kadang 14 63,63 % d. tidak pernah 4 18,18 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas di ketahui selalu 4,54%, sering 13,63%, kadangkadang 63,63% dan tidak pernah 18,18%. Maka penulis memberi kesimpulan bahwa siswa kadang-kadang menangis dan sedih jika nilai ujiannya rendah dan jelek. Tabel 4.23 Apabila telah selesai sekolah, anda singgah dan berkumpul dahulu dengan teman-teman anda ditempat lain Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 1 4,54 % b. sering 5 22,72 % 60 c. kadang-kadang 8 36,36 % d. tidak pernah 8 36,36 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas apabila siswa telah selesai sekolah, siswa singgah atau berkumpul dahulu dengan teman-teman di tempat lain selalu 4,54%, sering 22,72%, kadang-kadang 36,36% dan tidak pernah 36,36%. Maka penulis menyimpulkan apabila siswa telah selesai sekolah, kadang-kadang siswa singgah dan kumpul dengan teman-temannya di tempat lain, ada juga yang tidak pernah singgah atau kumpul dengan teman-temannya di tempat lain dalam artian mereka langsung pulang ke rumah. Tabel 4.24 Anda selalu ikut pelajaran tambahan di sekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 2 9,09 % b. sering 3 13,63 % c. kadang-kadang 11 50 % d. tidak pernah 6 27,27 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas selalu 9,09%, sering 13,63%, kadang-kadang 50%, dan 27,27% tidak pernah. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa siswa SMA Dharma Karya kadang-kadang ikut mata pelajaran tambahan. Dan ini menunjukkan potensi siswa belum berkembang dengan maksimal. 61 Tabel 4.25 Anda mempunyai perasaan dendam, iri dan dengki kepada teman sekolah anda Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 0 0% b. sering 0 0% c. kadang-kadang 8 36,36 % d. tidak pernah 14 63,63 % Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas bahwa siswa selalu 0%, sering 0%, kadangkadang 36,36% dan tidak pernah 63,63% mempunyai perasaan dendam, iri dan dengki kepada teman sekolahnya. Dapat di simpulkan bahwa hampir semua siswa tidak pernah mempunyai sifat dendam, iri dan dengki terhadap teman sekolahnya. Ini menunjukkan bahwa sifat kepribadian siswa masih dalam keadaan baik dalam bersosialisasi dengan temannya. Tabel 4.26 Anda selalu mematuhi tata tertib sekolah Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 8 36,36 % b. sering 8 36,36 % c. kadang-kadang 6 27,27 % d. tidak pernah 0 0% Jumlah 22 100 % Dari tabel di atas selalu 36,36%, sering 36,36%, kadang-kadang 27,27% dan tidak pernah 0%. Maka penulis menyimpulkan bahwa siswa 62 selalu dan sering mematuhi tata tertib di sekolah. Ini berarti siswa sangat disiplin dan taat pada peraturan-peraturan yang ada di sekolah. Tabel 4.27 Anda pernah bertengkar atau tawuran dengan teman sekolah anda Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. selalu 0 0% b. sering 0 0% c. kadang-kadang 4 18,18 % d. tidak pernah 18 81,81 % Jumlah 22 100 % Berdasarkan tabel di atas diketahui selalu 0%, sering 0%, kadangkadang 18,18% dan tidak pernah 81,81%. Maka penulis memberi kesimpulan bahwa hampir seluruh SMA Dharma Karya tidak pernah bertengkar dan tawuran dengan teman sekolahnya. Ini berarti siswa masih menjaga nama baik sekolah dan orang tuanya. C. ANALISA DATA Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara peran pendidik (guru) dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa. Selanjutnya penulis menganalisis data dengan melakukan uji hipotesa. Uji hipotesa ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, rumus ini digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel, yaitu variabel X dan variabel Y. di tetapkan 22 siswa SMA Dharma Karya Pamulang Kota Tangerang Selatan sebagai sampel berhasil dihimpun data sebagaimana tertera pada tabel berikut ini: 63 Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Angket Responden X Y 1 34 32 1156 1024 1088 2 33 30 1089 900 990 3 33 34 1089 1156 1122 4 38 36 1444 1296 1369 5 35 39 1225 1521 1365 6 38 40 1444 1600 1520 7 36 36 1296 1296 1296 8 34 41 1156 1681 1394 9 41 38 1681 1444 1558 10 36 35 1296 1225 1260 11 34 38 1156 1444 1292 12 43 39 1849 1521 1677 13 39 40 1521 1600 1560 14 40 40 1600 1600 1600 15 36 38 1296 1444 1368 16 36 34 1296 1156 1224 17 38 40 1444 1600 1520 18 34 42 1156 1764 1428 19 41 31 1681 961 1271 20 30 33 900 1089 990 21 37 32 1369 1024 1184 22 40 34 1600 1156 1360 N = 22 ∑ ∑ XY ∑ ∑ ∑ 64 Untuk mengetahui tingkat peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar manusia, penulis menggunakan teknik korelasi product moment yaitu dengan rumus : ∑ rxy = ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ keterangan : rxy : Angka indeks korelasi "r" product moment N : Number of cases (jumlah sampel keseluruhan) ∑ : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑ : Jumlah seluruh skor x ∑ : jumlah seluruh skor y Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui : N = 22 ∑ = 806 ∑ = 802 ∑ = 29.744 ∑ = 29.502 ∑ = 29.436 Maka dapat di cari nilai indeks korelasi (rxy) sebagai berikut : rxy ∑ = √ = = = √ √ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ 65 = √ = = 0,22 Hasil akhir product moment adalah sebesar 0,22 , dari hasil tersebut di lakukan interpretasi, yaitu dengan cara mencocokkan hasil product moment dengan angka indeks korelasi "r" product moment. Nilai 0,22 terletak diantara 0,20 – 0,39 dan menunjukkan korelasi antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah. Dengan demikian hipotesa alternatif Ha (diterima) dan Ho (ditolak). Dari data ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara peran pendidik dengan pengembangan fitrah sebagai potensi dasar manusia di SMA Dharma Karya UT. Dari hasil koefisien korelasi di atas dapat dilihat bahwa antara peran pendidik dengan pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa terdapat korelasi yang cukup. Sebagaimana yang ditulis oleh Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Statistik Pendidikan, membagi kriteria korelasi koefisien sebagai berikut:8 Dari data di atas dapat dilihat bahwa analisa peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa terdapat korelasi positif dengan nilai 0,22 yang terletak diantara 0,20-0,39 dengan hasil korelasi yang lemah atau rendah. Maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel x dengan variabel y adalah korelasi lemah atau rendah, dengan demikian hipotesa Ha di terima dan Ho di tolak. Ha : Adanya korelasi positif yang signifikan antara peran pendidik terhadap pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) Cet 24 h. 193-194 66 Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara peran pendidik terhadap pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. Untuk menguji hipotesa tersebut, maka "r" observasi (ro) yang diperoleh dari perhitungan statistic dibandingkan "r" dalam tabel nilai "r" product Moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) dengan menggunakan rumus : df = N-nr keterangan df : Degrees of freedom (derajat bebas) N : number of cases (jumlah objek penelitian) nr : Banyaknya variabel yang di korelasikan df = N – nr = 22 – 2 = 20 Dengan df sebesar 20 ini dikonsultasikan kepada tabel nilai (rt) pada taraf signifikan 5 % maka df sebesar 20 tersebut diperoleh harga "r" pada tabel "rt" sebagai berikut : Pada taraf signifikan 5% r tabel atau rt = 0,423 Ternyata r hitung lebih kecil dari r tabel (0,22 < 0,423), maka pada taraf signifikan 5% hipotesa alternatif (Ha) di setujui sedangkan hipotesa nol (Ho) ditolak. Ini berarti bahwa pada taraf signifikan 5% itu terdapat korelasi yang rendah atau lemah antara variabel x dan variabel y. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa memberikan pengaruh yang positif sekalipun dengan korelasi yang lemah atau lemah. Guna mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y dalam bentuk persentase, terlebih dahulu menghitung korelasinya yang disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut : 67 KD = x 100 % = x 100 % = 0,0484 x 100 % = 4,84 % Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa kontribusi variabel X terhadap variabel Y yaitu 4,84 %. Dan hasil ini mengidentifikasikan bahwa peran pendidik hanya sedikit sekali memberikan pengaruh dalam pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT memang ada pengaruh positif yang signifikan, akan tetapi lemah atau rendah. Hal ini dapat di lihat dari hasil yang di tunjukkan pada uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment, dari perhitungan di dapat rxy pada taraf signifikan 5% lebih kecil dari r tabel (0,22 < 0,423). Karena "r" hitung lebih kecil dari "r" tabel maka Ha (hipotesa alternatif) di terima dan Ho (hipotesa nihil) di tolak. Artinya peran pendidik (guru) mempunyai korelasi positif yang signifikan, akan tetapi pengaruhnya rendah atau lemah dan tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT Pamulang, Tangerang Selatan. 2. Adapun besar kontribusinya peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa yaitu 4,84 % dengan menggunakan rumus KD (coefficient determination). 68 69 3. Langkah yang efektif dan idealnya dalam pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT yaitu dengan cara guru mendiagnosa dan mengenal karakteristik siswa . Dan memberikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sehingga pengembangan fitrah siswa tersebut berjalan sesuai bakat dan minatnya. B. Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut: berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran kepada pihak pengelola sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai supervisi pendidikan dan secara umum kepada pihak-pihak terkait lainnya seperti guru, karyawan dan lain-lain, saran-saran tersebut sebagai berikut : 1. Hendaknya guru mempunyai sikap atau perilaku yang sangat memperhatikan dan peduli dengan kekurangan atau kelemahan siswasiswinya. 2. Adanya kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua atau wali murid di rumah, di harapkan agar lebih membantu dalam perkembangan siswa-siswinya. 3. Sebaiknya guru menjaga hubungan yang baik dengan muridnya, agar dapat membantu dalam pengembangan potensi dasar siswa-siswinya. 4. Bagi para guru, hendaknya terus meningkatkan kualitas pengajaran dan sarana prasarana. Dan hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya terhadap sikap peserta didik dan memperhatikan perkembangan kemampuankemampuan yang di miliki siswa-siswinya. 5. Sebagai sekolah yang mempunyai visi misi menciptakan murid-murid yang kompeten dan mampu bersaing dengan sekolah lain di tingkat nasional maupun internasional, sebaiknya memperbanyak kegiatan-kegiatan extrakurikuler yang dapat membantu mengembangkan potensi-potensi dasar yang di miliki oleh siswa-siswinya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, IIF khoiru, Sofan Amri. Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, Cetakan Pertama, 2011 Ahsin Al-hafidz, w., Kamus Ilmu Al-qur'an, Jakarta: Amzah Sinar Grafika Offset, Cet-3, 2008 Almatin Isma, Dahsyatnya Hypnosis Learning Untuk Guru & Orang Tua, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, Cetakan Pertama, 2010 Al-Maraghy, Ahmad Mustofa, Tafsir Al-Maraghy (Edisi Bahasa Arab) Juz XIII, Terj. K. Anshori Umar Sitanggal.dkk, Cetakan kedua, Semarang: PT.Toha Putra, 1994 Amina Noor, Mendidik anak Pintar Cerdas Bermula Dari Alam Rahim…, Kuala Lumpur, Darul Nu'man, Cetakan Pertama, 1995 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta:Rineka Cipta, Edisi Revisi V, Cet-12, 2002 Praktek, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988 Gordon Thomas, Guru Yang Efektif, Terj. Dari Teacher Effectiveness Training oleh Drs. Mudjito, MA, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan Ke3, 1996 Hamzah, Uno, B., Profesi Kependidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2008 Husain, Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, Terj. Dari Tarbiyyah Ath-Thifl fi ArRu'yah Al-islamiyyah oleh Segaf Abdillah Dan Miqdad Turkan, Jakarta: PT. Lentera Basritama, Cet-2, 1999 Iman Slamet Santoso, Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan, Jakarta: UI Press, Cet-2, 1981 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Edisi Ke-12, 2009 Jalaluddin, Abdullah , Filsafat Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, Cetakan Pertama, 1997 Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, Cetakan Pertama, 1986 Mahfudz, Jamaluddin, M.Ali, Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, Terj. Dari Attarbiyyah Al-islam At-Thiflu Wal Maroohiq oleh Abdul Rosyad Shiddiq dan Ahmad Vathir Zaman, Jakarta: Pustaka Al-kautsar, Cetakan Pertama, 2001 Mahmud, Attia, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Jakarta: PT. Sumber Bahagia, 1997 Mudzakkir Jusuf, Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, Edisi ke-1, 2008 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cetakan ke-15, 2010 Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan ke-7, 2008 Munadhi Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, Cetakan Pertama, 2008 Mujib Abdul, Jusuf Mudzakkir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-2, 2002 Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, Cetakan ke-14, 1997 Nata, Abuddin, “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran”, Jakarta: Kencana, Cetakan Pertama, 2009 Nashih Ulwan, Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam (Edisi Bahasa Arab) Juz I oleh Drs. Saifullah Kamalie, Lc Dan Drs. Hery Noer Ali, Semarang: Asy-Syifa', Cet-3, 1981 Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, Cetakan Pertama, 2007 Nizar, Samsul, Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, Cetakan Pertama, 2008 Nuraida, Rihlah Nur Aulia, Character Building Guru PAI, Jakarta: Aulia Publishing House, Cetakan ke-2, 2008 Rajasa Sutan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama, 2002 Sabri, Alisuf, M., Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cetakan Pertama, 1993 Satiadarma, Monty, P., Fidelis, Waruwu, E., Mendidik Kecerdasan. Pedoman Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Populer Obor, Edisi Pertama, 2003 Shihab, Quraish, M., Wawasan Al-qur’an Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: PT. Mizan Pustaka, Cet- XVI, 2005 Sudijono, Anas, pengantar statistik pendidikan, Jakarta: PT.Rajawali Press, Cetakan ke-24, 2012 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan Pertama, 2003 Suryosubrata B., Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983 Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi, 2009 Syadid, Mohammad, Konsep Pendidikan Dalam Al-qur'an,Terj. Dari Manhaj Alqur'an fii At-Tarbiyah oleh Rusydi Helmi, Jakarta: Penebar Salam, Cetakan Pertama, 2001 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Edisi Revisi, 2011 Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan ke-2, 2005 UU RI No. 3, Undang-Undang Peradilan Anak, Jakarta: Sinar Grafika, 1997 Uzer, Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cet-26, 2011 Witherington, H. C , Psikologi Pendidikan, Terj. M. Buchori, Jakarta: Aksara Baru, 1978 Lampiran 1 PERAN PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN FITRAH SEBAGAI POTENSI DASAR MANUSIA Petunjuk : 1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu. 2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya menurutmu, jangan terpengaruh jawaban pernyataan lain. 3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikutilah petunjukpetunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih. Jawablah Dengan Jujur dan Keikhlasan Hati ! 1. Guru anda selalu memberikan motivasi untuk belajar dirumah dan disekolah. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 2. Guru anda bertanggung jawab jika melakukan kesalahan disekolah. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 3. Guru anda memberi hadiah bila prestasi belajar anda bagus. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 4. Guru anda melatih agar saling bekerja sama dan berdiskusi dengan teman anda. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 5. Guru menghargai pendapat anda. a. Selalu b. Sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Lampiran 1 6. Guru anda bersikap acuh tak acuh dengan kelebihan dan kekurangan anda. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 7. Guru anda pernah mengawasi kalian baik disekolah maupun diluar sekolah. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 8. Guru anda bersikap ramah, sabar, dan penuh pengertian. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 9. Guru anda suka menggosip ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 10. Guru anda melakukan kekerasan dan paksaan terhadap anda dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 11. Guru anda memberikan PR setelah jam pelajaran selesai. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 12. Guru anda marah jika anda tidak mengerjakan PR di rumah. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 13. Guru memberi hukuman di luar batas kewajaran bila melihat anda berbuat salah di sekolah. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 14. Anda tidak terima jika pendapat anda ditolak oleh temanmu di sekolah. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 15. Anda selalu mampu mengerjakan PR dirumah dengan tuntas. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah Lampiran 1 16. Anda pernah putus asa pada saat kalian tidak lulus ujian. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 17. Anda bolos pada jam pelajaran. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 18. Anda suka menolong teman anda ketika dalam kesulitan. c. kadang-kadang a. Selalu b. Sering d. tidak pernah 19. Anda pernah melawan guru ketika menasehati anda. a. Selalu b. Sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 20. Anda menangis dan sedih ketika nilai ujian anda rendah dan jelek. a. Selalu c. kadang-kadang d. tidak pernah b. Sering 21. Apabila telah selesai sekolah, anda singgah dan berkumpul dahulu dengan temanteman anda di tempat lain. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 22. Anda selalu ikut pelajaran tambahan di sekolah. a. Selalu b. Sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 23. Anda mempunyai perasaan dendam, iri dan dengki kepada teman sekolah anda. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 24. Anda selalu mematuhi tata tertib sekolah. a. Selalu b. Sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 25. Anda pernah bertengkar atau tawuran dengan teman sekolah anda. a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah Selamat Mengerjakan Dan Terima Kasih ! Interviewee : Drs. Wahid Hasyim Jabatan : Kepala Sekolah Hari / Tanggal : Kamis, 25 Oktober 2012 Tempat : Ruang kepala sekolah 1. Bagaimana latar belakang sekolah ini di dirikan ? Jawaban : Untuk latar belakang sekolah ini di dirikan adalah guna untuk membantu perkembangan pendidikan di lingkungan masyarakat, selain itu juga sebagai kelanjutan sekolah dari yayasan-yayasan lain. Karena sekolah ini mempunyai yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Insan Indonesia (YPII). Sekolah ini tidak hanya menerima siswa dari yayasan tersebut saja, akan tetapi juga menerima siswa yang lulus dari yayasan lain. Seperti SMP – SMP dari yayasan lain dapat pula masuk ke sekolah SMA ini. 2. Apa tujuan sekolah ini di dirikan ? Jawaban : Tujuan sekolah ini didirikan tidak lain seperti tujuan pendidikan nasional kita yang ada di undang-undang No. 20 Sisdiknas. Dan tujuan lain juga untuk mengentaskan kebodohan dan ketertinggalan zaman di era modern ini. Dan juga sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan mencerdaskan anak bangsa dan Negara dengan maksud mendewasakan anak yang berbudi pekerti luhur dan berjiwa pancasila yang mengabdi kepada bangsa dan Negara Indonesia. 3. Bagaimana proses murid-murid SMA disekolah ini diterima ? Jawaban : Untuk sementara ini belum ada tes evaluasi. siswa tidak di evaluasi melalui tes yang dapat menggugurkan kesempatan siswa masuk ke sekolah ini, akan tetapi siswa semuanya bisa diterima melalui pendaftaran dan tes penempatan. 4. Apakah semua murid boleh masuk ke sekolah SMA ini ? Jawaban : iya, semua murid boleh masuk di sekolah ini. Tanpa ada syarat-syarat tertentu yang memungkinkan siswa di tolak untuk masuk di sekolah ini. 5. Bagaimana cara atau metode bapak dalam mengembangkan potensi yang di miliki murid ? Jawaban : melalui beberapa macam-macam kegiatan. Baik intra maupun ekstra kurikuler. Melatih dan membimbing siswa serta memotivasi siswa agar ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler. 6. Bagaimana cara bapak mengatasi siswa yang emosionalnya tinggi ? Jawaban : Dengan cara mengajak siswa berbicara dari hati ke hati (Empat mata) sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan anak tersebut. 7. Bagaimana bapak memberikan sanksi hukum bagi siswa yang melanggar tata tertib di sekolah ? Jawaban : memberi hukuman kepada siswa disesuaikan dengan aturan-aturan sekolah yang berlaku dan di sosialisasikan terlebih dahulu. Agar pemberian hukuman disini objektif maka dari itu di sesuaikan dengan undang-undang atau peraturan sekolah yang berlaku bagi siswa. Dengan tujuan hukuman tersebut hanya untuk mendidik bukan tujuan menyakiti. 8. Mengapa di sekolah ini menerima siswa dari berbagai agama dan apakah tidak merusak atau mempengaruhi jiwa keislaman siswa ? Jawaban : karena supaya tidak terkotak-kotakkan atau pengkhususan. Dengan kata lain sekolah ini menerima siswa dari berbagai agama karena sekolah disini bersifat umum tidak khusus. Dan jiwa keislaman siswa yang lain tidak akan berpengaruh atau merusak kerohanian islamnya karena sudah ada wadahnya masing-masing agama dan sudah ada guru agamanya masing-masing sebagai rasa toleransi beragama. Saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, dengan tujuan untuk bersatu bukan untuk berpecah belah. Berbeda pendapat dijadikan warna persatuan bukan dijadikan perpecahan. Interviewer Interviewee Muhammad Ilzam Asy'ari Drs. Moh. Wahid Hasyim Interviewee : Slamet Munajab, S.Ag Jabatan : Guru Agama Islam Hari / Tgl : Rabu, 24 Oktober 2012 Tempat : Ruang Kantor Guru 1. Bagaimana cara bapak dalam menumbuhkan dan menanamkan nilai-nilai agama dalam diri siswa ? Jawaban : Memberi nasehat kepada siswa, praktek agama ke masyarakat dalam bentuk berjama'ah, sholat dhuha, pengajian rutin, mengajak siswa belajar berbagi setiap hari jum'at mengadakan sumbangan dana (infaq) untuk anak yatim dan kaum dhuafa'. Dan setiap tahunnya mengundang anak yatim dan kaum dhuafa' ke sekolah untuk kemasyarakatan. Diantaranya seperti mengadakan penyembelihan qurban (Idul adha) dan mengadakan pesantren kilat. 2. Langkah-langkah apa saja yang bapak lakukan untuk mengembangkan fitrah sebagai potensi siswa di sekolah ? Jawaban : pertama, membiasakan diskusi di kelas dan membiasakan pemberian jadwal kultum kepada siswa setiap selesai sholat wajib berjama'ah di sekolah. Kedua, dengan mengadakan perlombaan-perlombaan yang bersifat kerohanian. Contohnya seperti lomba qiro'atul qur'an. Ketiga, mengikuti pelatihan pembentukan karakter setiap tahun. Misalnya seperti mengundang ESQ (Emotional Spiritual quation) atau semacamnya. 3. Bagaimana cara bapak menghukum jika ada siswa yang tidak mengerjakan PR ? Jawaban : pertama, dengan cara penagihan atau ditagih kepada siswa yang bersangkutan. Kedua, jika tidak mengumpulkan juga dihukum atau diancam dengan nilai agama rendah atau kurang. 4. Apa yang bapak lakukan jika mendapati teman seprofesi bapak melakukan kekerasan dalam mendidik siswa di sekolah ? Jawaban : menanyakan persoalannya, lalu memberikan solusi supaya tidak terjadi kekerasan fisik lagi di sekolah. Dan juga memberikan saran atau kritikan agar terjadi lagi kekerasan di sekolah. 5. Apakah bapak mengenal kekurangan dan kelebihan siswa bapak dalam belajar ? dan bagaimana caranya? Jawaban : iya, dengan cara melihat kelemahan di setiap kali pembelajaran di kelas, sehingga dapat diketahui letak kelemahan dan kelebihan siswa pada saat belajar. Lalu diadakan evaluasi dengan tes lisan. Dengan tes lisan kita bisa langsung tau dimana letak kekurangan dan kelemahan siswa dalam belajar di sekolah. 6. Bagaimana cara bapak mengenal bakat siswa di sekolah ? Jawaban : 1) melihat kegiatan siswa disekolah sehari-hari. 2) mengamati tingkah laku siswa dalam belajar di sekolah. 3) melihat latar belakang siswa dari biodata siswa. 4) dan bisa juga dengan menanyakan hobinya langsung kepada siswa. Interviewer Interviewee Muhammad Ilzam Asy'ari Slamet Munajab, S.Ag UJI REFERENSI Seluruh referensi yang di gunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul " Peran Pendidik Dalam Mengembangkan Fitrah Sebagai Potensi Dasar Manusia Di SMA Dharma Karya UT Pamulang Kota Tangerang Selatan " yang di susun oleh Muhammad Ilzam Asy'ari, NIM 208011000027 Jurusan Pendidikan agama islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada hari Rabu tanggal 2 Januari 2013 Jakarta, 2 januari 2013 Dosen Pembimbing Marhamah Saleh, Lc, MA NIP. 19720313 200801 2 010 LEMBAR UJI REFERENSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengarang Judul buku IIF Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Sofan Amri, Tatik Terpadu, Jakarta: PT. Prestasi Elisah Pustakaraya, Cetakan Pertama, 2011 Ahsin w.Al-hafidz Kamus Ilmu Al-qur'an, Jakarta: Amzah Sinar Grafika Offset, Cet3, 2008 Isma Almatin Dahsyatnya Hypnosis Learning Untuk Guru & Orang Tua, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, Cetakan Pertama, 2010 Ahmad Mustofa Tafsir al-Maraghy, Al-maraghy Cetakan kedua, PT.Toha Putra, 1994 Amina Noor Suharsimi Arikunto Juz XIII, Semarang: Mendidik anak Pintar Cerdas Bermula Dari Alam Rahim…, Kuala Lumpur, Darul Nu'man, Cetakan Pertama, 1995 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cet-12, 2002 Departemen 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan dan Jakarta: Balai Pustaka, 1988 kebudayaan Thomas Gordon Guru Yang Efektif, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan Ke-3, 1996 Hamzah B. Uno Profesi Kependidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2008 Hal Skripsi Hal Referensi 12 191 16 78 25 105 23 211 15 133 34 108 21 697 24 61 10 15 Paraf Dosen Pembimbing 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Mazhahiri, Husain Slamet Santoso Pintar Mendidik Anak, Jakarta: PT. Lentera Basritama, Cet-2, 1999 18 166 Iman Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan, Jakarta: UI Press, Cet-2, 1981 23 167 Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi Ke-12, 2009 18 67 1 13 14 9 17 5 3 7 20 14 11 88 26 42 Jalaluddin Jalaluddin, Abdullah Filsafat Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997 Moh. Uzer Usman Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet ke-23, 2009 Hasan Langgulung Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka AlHusna, Cetakan Pertama, 1986 M. Jamaluddin Psikologi Anak Dan Remaja Mahfudz Muslim, Jakarta: Pustaka Alkautsar, Cetakan Pertama, 2001 Attia Mahmud Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Jakarta: PT. Sumber Bahagia, 1997 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Jusuf Mudzakkir Kencana, Edisi ke-1, 2008 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cetakan ke-15, 2010 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 E. Mulyasa Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan ke-7, 2008 14 37 29 187 20 89-90 15 1063 Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cetakan Pertama, 2009 17 79 Nashih Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Semarang: Asy-Syifa', Cet3, 1981 13 149 13 1 15 122 4 74 21 490 Yudhi Munadhi Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, Cetakan Pertama, 2008 Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jusuf Mudzakkir Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-2, 2002 Ahmad Warson Kamus Al-Munawwir ArabMunawwir Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, Cetakan ke14, 1997 Abuddin Nata Abdullah Ulwan Samsul Nizar Samsul Nizar Sejarah Pendidikan Jakarta: Kencana, Pertama, 2007 Islam, Cetakan Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, Cetakan Pertama, 2008 Nuraida, Rihlah Character Building Guru PAI, Nur Aulia Jakarta: Aulia Publishing House, Cetakan ke-2, 2008 Sutan Rajasa Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama, 2002 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 M. Alisuf Sabri Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cetakan Pertama, 1993 26 173 Monty Mendidik Kecerdasan. Pedoman P.Satiadarma & Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Fidelis E.waruwu Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Populer Obor, Edisi Pertama, 2003 24 77 M. Quraish Shihab Wawasan Al-qur’an Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: PT. Mizan Pustaka, Cet ke- XVI, 2005 16 375 Pengantar statistik pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-24, 2012 39 206 Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan Pertama, 2003 34 54 Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983 11 26 Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi, 2009 13 171 Mohammad Syadid Konsep Pendidikan Dalam Alqur'an, Jakarta: Penebar Salam, Cetakan Pertama, 2001 25 72 Ahmad Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992 11 74-75 42 49 Anas Sudijono Sukardi Suryosubrata B., B. Suryosubroto Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Edisi Revisi, 2011 40 41 42 Umar Tirtarahardja, L. La Sulo Pengantar Pendidikan Edisi S. Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan ke-2, 2005 UU RI No. 3 H.C. Witherington, M.Buchori (terj) 2 37 Undang-Undang Peradilan Anak, Jakarta: Sinar Grafika, 1997 10 54 Psikologi Pendidikan, Aksara Baru, 1978 12 143 Jakarta: Jakarta, 2 Januari 2013 Mengetahui, Dosen Pembimbing: Marhamah Saleh, Lc. MA NIP : 19720313 200801 2 010