KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PERSIDEN KARYA WISRAN HADI ARTIKEL ILMIAH WAHYU RIRIN SEPTIANI NPM 10080269 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2014 SOCIAL CRITICISM IN THE NOVEL PERSIDEN BY WISRAN HADI Oleh Wahyu Ririn Septianiˡ , Iswadi Bahardur², Zulfitriyani³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to (1) describe the forms of social criticism contained in the novel Persiden by Wisran Hadi, (2) describe the causes of the social criticism in the novel Persiden by Wisran Hadi. This study is a qualitative study using a descriptive method that exposes the facts found in the object of research. The data in this study in the form of words, sentences and dialogue related to social criticism. Sources of data in this study is novel Persiden by Wisran Hadi. Based on the research results of data obtained forms of social criticism that occurred in society in the novel Persiden by Wisran Hadi is a critique of the problems of poverty, family disorganization critique of the problems, criticism of the younger generation problem in modern society, a critique of the problems violation of norms society, a critique of environmental issues and criticism of bureaucratic problems. Some factors contributing to social criticism is economic, psychological, and cultural factors. Critics of the problem of poverty is to discuss indigenous issues centered on the material and the difference in the status of the rich and the poor. Critics of the family disorganisai discuss issues quarrel between families. Critics of the problems young people in modern society, it comes to the transition function of Surau, disagreement older and younger generations. Critics of the violation of the norms of society is to criticize the problems of prostitution. Environmental problems which criticized the environmental pollution problems. Critics of the problem is a matter of government bureaucracy that is not working properly. Keywords: social criticism, novel Persiden PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cerminan kondisi tertentu pada saat karya itu dilahirkan. Endraswara (2013:77) menjelaskan bahwa karya sastra dilahirkan tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial masyarakat akan menjadi pemicu lahirnya karya sastra. Pada umumnya, karya sastra yang berkualitas adalah karya sastra yang mampu merefleksikan zamannya. Novel merupakan bagian dari karya sastra. Melalui novel, seorang pengarang mampu merefleksikan kehidupan masyarakat dari kurun waktu yang beraneka ragam. Untuk itu, novel dijadikan media yang tepat untuk menggambarkan ketimpangan-ketimpangan kondisi sosial. Permasalahan sosial yang telah terjadi, seperti buruknya tatanan pemerintah di Indonesia, maraknya korupsi serta ketimpangan ekonomi masyarakat bawah dan kalangan masyarakat atas, sering dijadikan ide penciptaan sebuah karya sastra khususnya novel. Dalam ceritanya, pengarang tampil sebagai pembela yang benar dengan menampilkan penyelesaian permasalahan yang menarik. Hal inilah yang menjadikan pesan moral bagi pembaca, sekaligus untuk melontarkan kritik terhadap keadaan sosial seperti masalah ekonomi, politik, kemiskinan, pendidikan, hukum, agama, sosial budaya, dan lain-lain. Kritik yang dihadirkan pengarang dalam karyanya merupakan suatu perjuangan yang konkret untuk memperbaiki keadaan. Permasalahan sosial yang kompleks akan menjadi fenomena kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan masyarakat yang tidak sejahtera akan memicu terjadinya permasalahan sosial. Masalah sosial akan muncul apabila terjadi ketimpangan unsur-unsur masyarakat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Apabila ketimpangan unsur-unsur itu terjadi terus-menerus, akan mengubah nilainilai sosial yang ada dalam masyarakat. Untuk itu, ktitik sosial hadir sebagai penengah antara ketimpangan sosial yang ada. Kritik sosial diharapkan dapat menjadi alat untuk menyadarkan individu atau masyarakat tertentu yang selama ini melakukan penyimpangan-penyimpangan. Kritik sosial dalam novel Persiden dikemukakan Wisran Hadi melalui masalah-masalah sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar. Seperti persoalan adat istiadat yang dialami oleh kaum rumah bagonjong, di antaranya yaitu bergesernya peranan mamak kaum, peralihan fungsi Surau yang dulunya sebagai tempat mengaji atau acara keagamaan lainnya menjadi tempat pertemuan anak muda yang menjalin kasih. Dari masalah adat ini, Wisran Hadi menyampaikan kritiknya terhadap adat istiadat Minangkabau yang sudah mulai hilang dan beralih fungsi. Masalah lainnya yaitu terjadinya perselisihan antara kaum muda dan kaum tua yang semakin hari semakin memanas. Dalam novel ini, terdapat dua generasi yang saling membenci yaitu generasi tua dan muda. Generasi tua yang seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap anak muda, hanya mampu membenci dan melemparkan kesalahan terhadap generasi muda yang bertingkah lakunya semakin buruk. Kritik sosial dalam novel ini juga ditujukan pada tatanan pemerintahan seperti pendirian patung-patung, gedung pemerintahan dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang kritik sosial terhadap novel Persiden ini. Pertama, karena di dalam novel Persiden ini banyak terdapat kritik sosial yang diungkapkan oleh pengarang. Kedua, novel ini ditulis oleh sastrawan yang berasal dari Minangkabau, di mana sastrawan minang banyak menghasilkan karya dengan nada mengejek dan mencemooh. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Minang baru ada kalau ada masalah yang menyangkut tatanan adat. Masyarakat masih tetap ada karena masalah ini tidak pernah terselesaikan. Ketiga, untuk mengungkap fakta realita terhadap ketimpangan yang dilakukan oleh individu, masyarakat maupun pemerintahan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data, klasifikasi data dan sampai pembuatan laporan. Data penelitian adalah masalah kritik sosial yang terdapat dalam novel Persiden karya Wisran Hadi. Data penelitian ini berupa teks yang terdapat dalam novel Persiden karya Wisran Hadi. Sumber data dari penelitian ini adalah novel Persiden karya Wisran Hadi. HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan analisis data maka ditemukan: 1) bentuk-bentuk kritik sosial, dan 2) faktor penyebab terjadinya kritik sosial. PEMBAHASAN Menurut Semi (1989:7), kata kritik berasal dari krinein, bahasa yunani, yang berarti menghakimi, membanding, atau menimbang. Kata krenein menjadi pangkal atau asal kata kriterion yang berarti dasar, pertimbangan, penghakiman. Dalam KBBI (2007:601) kritik berarti kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertakan uraian dan pertimbangan baik buruk yang terhadap suatu hasil karya. Beranjak dari pengertian kritik, kata sosial dalam KBBI (2007:1085) diartikan sebagai segela sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, suka menderma. Berdasarkan penjelasan teori diatas , dapat disimpulkan bahwa kritik sosial merupakan tanggapan yang di lakukan oleh seseorang berdasarkan pengamatan, pertimbangan, perbandingan terhadap masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat. 1. Bentuk-bentuk kritik sosial Bentuk kritik sosial dapat dikemukakan melalui masalah sosial. Soekanto (2010:312) mengungkapkan bahwa masalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Soekanto (2010:320—346) mengungkapkan ada beberapa masalah sosial diantanranya yaitu masalah kemiskinan, masalah kejahatan, masalah disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan, pelanggaran norma-norma masyarakat,masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, dan masalah birokrasi. Bentuk-bentuk kritik sosial dalam novel Persiden terefleksi melalui masalah sosial. Adapun bentuk-bentuk kritik sosial tersebut adalah (1) kritik terhadap maslah kemiskinan, yaitu mengkritik sistem adat yang berpusat pada materi dan orang miskin, (2) kritik terhadap masalah disorganisasi keluarga yaitu membahas pertengkaran dalam keluarga Rumah Bagonjong, (3) kritik terhadap masalah generasi muda dalam masyarakat modern, menyangkut masalah peralihan fungsi surau dan pertentangan generasi muda dan generasi tua, (4) kritik terhadap masalah pelanggaran norma masyarakat yaitu mengkritik masalah pelacuran, (5) kritik terhadap masalah lingkungan hidup, (6) kritik terhadap masalah birokrasi menyangkut masalah pemerintahan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Faktor penyebab terjadinya kritik sosial Soekanto (2010:314—315), masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, psikologis dan kebudayaan. Problem-problem yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit misalnya bersumber dari faktor biologis. Dari faktor psikologis timbul persoalan seperti penyakit syaraf (neorosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa. Sementara itu, persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan bersumber pada faktor kebudayaan. KESIMPULAN Setelah melalui pembacaan dan analisis yang dalam, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan kritik sosial dalam novel Persiden karya Wisran Hadi. Pertama, bentuk-bentuk kritik sosial yang terefleksi melalui masalah sosial terdiri dari kritik terhadap masalah kemiskinan, kritik terhadap masalah disorganisasi keluarga, kritik terhadap masalah generasi muda dalam masyarakat modern, kritik terhadap masalah pelanggaran norma-norma masyarakat, kritik terhadap masalah lingkungan hidup, kritik terhadap masalah birokrasi yang menyangkut tentang pemerintahan. Kedua, faktor penyebab terjadinya kriritik sosial ada tiga faktor yaitu faktor ekonomi, faktor psikologi, dan faktor kebudayaan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kritik sosial dalam novel Persiden karya Wisran Hadi, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, pembaca dapat memberikan penilaian terhadap karya sastra dengan persepsi dan interpretasi masing-masing. Persoalan kririk sosial dapat menambahkan wawasan dan memepengaruhi cara berfikir pembaca serta bisa memberikan tanggapan terhadap apa yang dilihat dan diamati terhadap kehidupan sosial masyarakat. Kedua, bagi lembaga pendidikan, khususnya untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah perlu diberi perhatian khusus karena pelajaran ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap dunia pendidikan, khususnya pada pembelajaran apresiasi sastra yang dapat menanamkan nilai-nilai sosial kepada siswa. Ketiga, bagi peneliti berikutnya, diharapkan novel Persiden dapat diteliti dengan bidang kajian yang berbeda sehingga akan diperoleh hasil yang bervariasi dan dapat memperkaya khasanah sastra Indonesia. KEPUSTAKAAN Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa. Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada.