Menimba Untung dari `investor area`

advertisement
Dari Redaksi
Implementasi fasilitas Inves­
tor Area telah memasuki bulan
kedua. Beragam pendapat kami
kumpulkan dari para pelaku pasar
dan regulator. Intinya, semua
pihak memberikan dukungan
serta mempunyai tujuan sama,
yaitu menjadikan pasar modal
Indonesia lebih transparan, aman
dan terpercaya.
Pada Fokuss kali ini, kami
hadirkan pula komentar dari para
Bank Pembayaran, yang telah
ditunjuk sebagai Payment Bank
KSEI untuk periode tahun 20092011. Apa persiapan mereka, dan
bagaimana mereka menyikapi
perkembangan pasar modal In­
donesia dimana mereka menjadi
bagian di dalamnya.
Sebagai bagian dari upaya
KSEI dalam meningkatkan kerja­
sama dan pertukaran informasi
antar Central Securities Depository,
KSEI mengirimkan wakilnya ke
pertemuan internasional The 11th
ACG Cross Training Seminar di
Bangladesh. Acara yang ulasannya
dapat disimak dalam lembaran
Fokuss ini mengangkat tema
Issuer Services.
Memasuki bulan Ramadhan
1430 H, segenap tim Fokuss,
Direksi, Manajemen serta Staf KSEI
mengucapkan maaf yang sebesarbesarnya atas segala kekhilafan
yang tanpa sengaja kami lakukan,
dan selamat menunaikan ibadah
puasa untuk yang menjalankan.
Selamat membaca!
Redaksi
�������������
��������������
Menimba Untung
dari ‘Investor Area’
Fasilitas Investor Area telah resmi diberlakukan dalam rangka
mendukung keamanan investor dan transparansi pasar.
Bagaimana reaksi dan tanggapan pelaku pasar terhadap
peluncuran fasilitas ini?
K
epemilikan aset para investor kian
terjamin keamanannya setelah fasi­
litas Investor Area diterapkan tanggal
18 Juni 2009 lalu. Sebab, melalui fasilitas ini,
para investor dapat mengecek posisi kepe­
milikan Efeknya setiap saat sehingga apabila
terdapat kejanggalan dapat dideteksi lebih
dini untuk mengatasi dampak negatif lebih
lanjut. Direktur Uta­ma PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), Ananta Wiyogo, menga­
takan bahwa untuk mendapatkan akses data
yang tersedia di website KSEI tersebut, inves­
tor harus mengajukan permohonan melalui
Per­usahaan Efek atau Bank Kustodian yang
mengelola portofolio investasi mereka.
Fasilitas Investor Area tidak hanya mem­
���������������
�����������������
������������������
daftar isi
1
Menimba Untung dari ‘Investor Area’
4
Para Bank Pembayaran Siap Bertugas
6
The 11th ACG Cross Training Seminar
8
aktivitas & Statistik
‘Serve Our Investor’
04
Edisi
Tahun 2009
�������������
����������
Nurhaida
Hoesen
Edisi 04, 2009
Wan Wei Yiong
Fokuss
beri kemudahan mengecek posisi reke­
ning. Dengan fasilitas ini, para investor
pun berkesempatan mengecek data his­
toris perpindahan Efek yang tercatat pada
Sub Rekening Efek di sistem penyimpanan
data KSEI bernama The Central Depository
and Book Entry Settlement System (C-Best)
hingga 30 hari terakhir. Seluruh data milik
investor yang tersedia dalam Investor Area
pun dapat dikonsolidasikan.
“Hanya de­ngan satu
ID saja, investor
dapat mengakses
semua rekeningnya
di beberapa
Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian
sekaligus”
Tentu saja partisipasi aktif Pemegang
Rekening (Perusahaan Efek dan Bank Kus­
to­dian) bersifat wajib sehingga investor
ber­kesempatan mendapatkan Investor ID
dan Pin Code. Dengan Investor ID ter­se­­but,
investor dapat mengecek seluruh po­sisi
rekening yang tersebar pada be­be­rapa Per­
usahaan Efek atau Bank Kustodian me­­lalui
website KSEI https://investor.ksei.co.id. De­
ngan demikian investor tidak harus meng­
konsentrasikan seluruh Rekening Efeknya
hanya pada satu Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian saja. “Hanya de­ngan satu
ID saja, investor dapat mengakses semua
rekeningnya di beberapa Perusaha­an
Efek atau Bank Kustodian sekaligus,” jelas
Ananta.
Pemberlakuan fasilitas Investor Area ti­
dak hanya bermanfaat bagi investor. Peru­
sahaan Efek maupun Bank Kustodian tentu
lebih dimudahkan karena mem­pu­nyai
sumber data yang valid untuk memberi­
kan informasi yang tepat dan transparan
kepada nasabah yang membutuhkan.
Sejalan dengan itu, komitmen untuk men­
dukung transparansi dan fairness pada
pengelolaan industri pasar modal pun ter­
penuhi.
Meski menjanjikan banyak keuntung­
an, Ananta mengakui, respons investor be­
lum optimal. Per 25 Agustus 2009, jumlah
investor yang sudah tercatat baru menca­
pai 4.185 orang. Angka ini masih jauh dari
data Sub Rekening Efek yang mencapai
355.358 rekening. “Minimnya partisipasi
ini karena masih banyak investor belum
mengetahui keberadaan maupun manfaat
fasilitas Investor Area,” papar Ananta.
Menanggapi implementasi fasilitas
Investor Area, Emmy Andriani, Head Ope­
ration PT Sinarmas Securities (Sinarmas)
menga­ta­kan, seiring de­ngan perkembang­
an pasar modal, masalah keterbukaan
informasi makin menjadi tuntutan utama
dalam berinvestasi. Mengenai tanggapan
para nasabah Sinar­mas, menurut Emmy,
cukup beragam. Sebagian kecil nasabah
me­ngaku belum memahami, namun se­
cara umum dapat dikatakan sangat setuju
dengan penerap­an sistem ini. “Bah­kan be­
berapa nasabah, langsung menghubungi
kami dan menanya­kan cara pendaftaran
setelah mengetahui peluncuran fasilitas
Investor Area melalui pemberitaan media
massa,” ujarnya.
Direktur PT Indo Premier Securities
(Indo Premier), Fredy Sumendap menga­
takan, sebagai broker atau Pemegang
Rekening KSEI, pihaknya wajib mengurus
pendaftaran fasilitas Investor Area bagi
semua nasabah pemegang Sub Rekening
Efek di Indo Premier. Sejak fasilitas Investor
Area diberlakukan, Indo Premier menyam­
paikan pesan elektronik tersebut kepada
semua pengguna Indo Premier On-line Tra­
ding atau IPOT.
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:
Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Regina Natalia, Annisa Indri
Hapsari • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung
Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099,
Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI
ND Murdani
Fredy Sumendap
Saat ini, menurut Nurhaida, Bape­
pam-LK dan SRO tengah melakukan final­
isasi konsep Single ID. Single ID tersebut
diharapkan akan dipergunakan dalam se­
luruh aktivitas di pasar modal, mulai dari
order sampai dengan pelaksanaan book
entry settlement pada Rekening Efek.
Kelak, kata Hoesen, ID tersebut akan
sangat bermanfaat untuk kepenting­
an transaksi lebih luas. Misalnya untuk
memper­mudah Corporate Action seperti
pembagian dividen, distribusi Initial Public
Offering dan Rights Issue. “Dengan Inves­
tor ID itu pula, investor dapat memantau
semua alur pergerakan asetnya, tidak ha­
nya Efek tetapi juga pergerakan dana,” tu­
tur Hoe­sen.
ND Murdani, Ketua Masyarakat In­ves­
tor Sekuritas Seluruh Indonesia menga­
takan bahwa pihaknya menyambut baik
pemberlakuan fasilitas Investor Area. Se­
lain mendukung transparansi informasi,
kebijakan ini juga meminimalisasi risiko
penyalahgunaan aset nasabah. Meski
demikian, menurutnya, perlu sosialisasi
lebih lanjut menyangkut proses maupun
pemanfaatan identitas Emmy
tunggal
tersebut.
Andriani
“Sebagian investor masih merasa enggan
Himbauan Bapepam-LK
Pada kesempatan yang sama, Nurhai­
da juga menyebutkan hal-hal yang ha­rus
diperhatikan berkaitan dengan fasilitas ini.
Apabila ada perbedaan atau kejanggalan
antara catatan nasabah dengan informasi
pada Investor Area, diharapkan investor ak­
tif melakukan klarifikasi lebih lanjut kepa­
da Perusahaan Efek atau Bank Kustodian,
yang selan­jut­nya harus dijawab dengan
jelas dan reasonable kepada nasabah.
Se­iring de­ngan perkembangan tek­no­
logi dan pasar modal, KSEI juga diharapkan
terus melakukan review terhadap sistem­
nya guna mendukung pengembang­an
fasilitas ini, khususnya tujuan yang lebih
besar yaitu penerapan Single Investor ID di
pasar modal Indonesia.l
Edisi 04, 2009
untuk berhubungan dengan pajak. Tapi
kalau dijelaskan secara transparan, saya
kira semua dapat menerima,” tutur Mur­
dani.
Hoesen mengatakan, persoalan pajak
seharusnya tidak menjadi kendala bagi in­
vestor dalam menggunakan fasilitas Inves­
tor Area ini. Kedepannya transparansi pajak
menjadi mutlak. Sikap berkelit dari pajak
justru akan menutup kesempatan investor
menikmati peluang keuntungan jika Sing­
le ID sudah dipergunakan untuk berbagai
bentuk transaksi di pasar modal.
“Penggunaan
Investor ID dalam
fasilitas Investor
Area merupakan
langkah awal
perkembangan
menuju terciptanya
Identitas Tunggal
(Single ID) bagi
investor.”
Fokuss
Fredy menambahkan, sebelum fasili­
tas Investor Area ini diberlakukan, Indo
Premier telah menyiapkan sistem khusus
bagi para nasabah untuk dapat memantau
posisi aset mereka. Keberadaan fasilitas
Investor Area membuat nasabah sema­
kin merasa aman dan yakin karena dapat
membandingkan data Efek atau mutasi
Efek yang disediakan broker dengan data
yang tersimpan di KSEI. “Beberapa kejadi­
an penyalahgunaan Efek dan dana milik
nasabah sempat membuat investor mera­
gukan keamanan menyimpan Efek pada
broker,” aku Fredy.
Transparansi
Kepala Biro Transaksi dan Lembaga
Efek, Bapepam - LK, Nurhaida mengata­
kan bahwa penerapan Investor Area meru­
pakan hal yang sangat penting dalam upa­
ya meningkatkan kepercayaan investor
terhadap pasar modal kita. Fasilitas Inves­
tor Area, menurutnya, perlu diperluas un­
tuk menjamin keamanan dana nasabah.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Wan
Wei Yiong, bahwa fasilitas Investor Area
merupakan wujud komitmen transparansi
di lingkungan pasar modal Indonesia. “Bagi
BEI, keyakinan dan kepercayaan investor
dan calon investor bahwa bertransaksi di
pasar modal itu cukup aman merupakan
faktor mutlak dalam keberhasilan perkem­
bangan pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Berkaitan dengan komitmen trans­
paransi tersebut, Nurhaida menandaskan,
pada tanggal 8 Juni 2009 Bapepam-LK
telah mengeluarkan surat tertulis (surat
Bapepam-LK No.: S-4882/BL/2009) kepada
semua Pemegang Rekening KSEI untuk
melaksanakan permintaan fasili­tas Inves­
tor Area kepada nasabah yang membu­
tuhkan. “Dengan peraturan tersebut KSEI
selaku Self Regulatory Organization (SRO)
dapat melakukan pengenaan sanksi ke­
pada setiap pemegang rekening yang ti­
dak memenuhi peraturan tersebut,” tandas
Nurhaida.
Dalam rangka perkembangan pasar,
menurut Direktur Utama PT Kliring Pen­
jaminan Efek Indonesia (KPEI), Hoesen,
penggunaan Investor ID dalam fasilitas
Investor Area merupakan langkah awal
perkembangan menuju terciptanya Identi­
tas Tunggal (Single ID) bagi investor dalam
kegiatan pasar modal, mulai dari kegiatan
transaksi sampai penyelesaian transaksi.
“Apabila Single ID sudah diberlakukan di
semua lembaga terkait, KPEI pun akan
mengembangkan sistem kliring yang
mengacu pada modelling mengenai ID
tersebut,” tandas Hoesen.
Para Bank Pembayaran
Siap Bertugas
KSEI kembali menunjuk Bank Pembayaran sebagai tempat aliran dana penyelesaian
transaksi Efek di pasar modal Indonesia. Mereka adalah BCA, Bank CIMB Niaga, Bank
Mandiri, dan Bank Permata.
Edisi 04, 2009
S
Fokuss
etelah berakhirnya kontrak kerja
sama KSEI dan Bank Pembayaran
(Payment Bank) periode 2005-2009,
KSEI kembali menjalin kerja sama dengan
Payment Bank untuk periode 2009-2011.
Melalui penandatanganan perjanjian ker­
ja sama pada tanggal 13 Juli 2009, KSEI
resmi menunjuk 4 (empat) bank yang akan
bertindak sebagai Payment Bank, yaitu
PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank
CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dan
PT Bank Permata Tbk (Bank Permata).
Jalinan kerja sama antara KSEI dan Pay­
ment Bank ini dilakukan mengingat KSEI
sebagai lembaga non perbankan tidak
dapat menjalankan fungsi pemindahbu­
kuan dana, terutama pembayaran dana
kepada pemakai jasa. Hal ini terkait juga
persyaratan penempatan posisi dana pada
rekening khusus di bank, sesuai Peraturan
Bapepam No. III.C.6 tentang Prosedur Ope­
rasi dan Pengendalian Interen Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian
Terpilihnya Payment Bank ini dilakukan
melalui proses tender yang dimulai sejak
bulan April 2009 oleh Tim KSEI. Perumusan
Request for Proposal untuk disampaikan
kepada kandidat bank disusun berdasar­
kan hasil evaluasi kinerja Payment Bank pe­
riode sebelumnya serta rencana ke depan.
Proposal kandidat bank selanjutnya dieva­
luasi oleh Tim KSEI, sekaligus dilakukannya
kunjungan untuk memastikan sistem
opera­sional seluruh kandidat bank. Eva­
luasi akhir dilakukan melalui penilaian atas
4 (empat) kriteria, yaitu: company profile,
Information Technology, additional functio­
nality dan service price and credit facility.
Erwina Wigneswara
Rusdianti Salim
Menurut Erwina Wigneswara, Vice Pre­
sident Funding Relationship Manager I Cor­
porate Banking Group CIMB Niaga, CIMB
Niaga yang merupakan hasil penggabung­
an Bank Lippo dan Bank Niaga kembali
dipercaya KSEI menjadi salah satu Payment
Bank untuk periode 2009-2011. Sebelum­
nya, Bank Lippo sudah menjadi Payment
Bank sejak tahun 2000-2005 dan 20052009, serta sejak tahun 2005-2009 melalui
CIMB Niaga. “Sehingga kami sudah memi­
liki infrastruktur, organisasi, pengalam­an,
pe­ngetahuan, pemahaman, produk dan
layan­an kepada pelaku pasar modal,” ung­
kap Erwina.
Persiapan menjadi Payment Bank KSEI
tidak mudah. Selain harus mempunyai
kesiapan sistem dan infrastruktur TI, pihak
KSEI melakukan seleksi ketat secara endto-end dan menentukan Service Level
Agreement rinci yang mencakup cut off
time, response time, Disaster Recovery Cen­
ter, dan sebagainya. “Proses seleksi tahun
2009 ini bersamaan dengan merger CIMB
Niaga, dimana perlu dilakukan proses in­
tegrasi Payment Bank ex Bank Lippo dan
ex Bank Niaga, penyatuan kantor cabang
di Gedung Bursa Efek Indonesia, integrasi
banking system ke core banking CIMB Nia­
ga serta allignment layanan dan prosedur,”
papar Erwina.
Layanan bagi nasabah pelaku pasar
modal yang disediakan CIMB Niaga antara
lain berupa pinjaman modal kerja, layanan
intraday, bank garansi, virtual account,
e-banking, e-tax maupun transaksi valas
(forex) dan kustodi. Menurut Erwina, Pay­
ment Bank dapat diibaratkan entry ticket
untuk memasuki bisnis layanan pasar mo­
dal yang komprehensif.
“Kami melakukan pengembangan
sistem, produk dan layanan secara berke­
sinambungan sesuai dinamika kebutuhan
pelaku pasar modal. Saat ini kami telah
menyediakan layanan intraday bagi Ang­
gota Bursa untuk settlement transaksi
Saham, government bonds dan corporate
bonds, layanan IPO Emiten, e-banking, tax
payment, lending, mass fund transfer, virtual
account, corporate payroll, corporate card
dan penempatan dana,” papar Erwina.
Menurut Erwina, per Juni 2009, nilai
transaksi melalui KSEI yang dilayani oleh
CIMB Niaga mencapai 52% dengan total
nilai Rp 161,4 triliun dengan frekuensi tran­
saksi C-BEST yang dilayani mencapai 44%.
Jumlah nasabah Payment Bank sebesar
32% dari total perusahaan sekuritas yang
ada dan 83% Bank Kustodian. Adapun to­
tal perusahaan sekuritas yang selama ini
Ardi Sedaka
Wisnu Broto
Aktivitas Bank Permata meliputi antara
lain: investasi IT, pembuatan aplikasi sistem
dan prosedur, persiapan produk/layanan
pendukung sampai dengan tatakerja dan
pelatihan personil di titik-titik penting ke­
seluruhan aktivitas Payment Bank. Menu­
rutnya, Bank Permata telah memenuhi
persyaratan Payment Bank yang ditetap­
kan KSEI.
Bank Permata memiliki 268 cabang
konvensional dan 10 cabang syariah di 55
kota, dengan 563 jaringan ATM yang luas
serta dapat diakses pada lebih dari 17.000
ATM yang tergabung dalam jaringan ATM
Bersama, ALTO, Plus dan Prima. Layanan
Bank Permata dapat diakses melalui in­
ternet banking (Permatae_Business), yang
dapat digunakan oleh perusahaan mau­
pun individu untuk meningkatkan efisiensi
dan keamanan operasional bisnis.
Bank Permata juga memiliki layanan
Virtual Account yang beroperasi secara
Real Time On-line, sehingga memper­
mudah Anggota Bursa dalam menerima
pembayaran dari nasabah tanpa perlu
lagi melakukan proses rekonsiliasi secara
manual.
Untuk para investor yang merupakan
nasabah Anggota Bursa, Bank Permata me­
miliki produk Sub Account yang dapat diak­
ses secara real time on-line guna memantau
transaksi pembayaran Efek. Produk ini akan
meningkatkan transparansi pengelolaan
dana nasabah oleh Anggota Bursa, dan
memudahkan pelaporannya kepada pihak
regulator, yang akhirnya akan mendukung
kemampuan perusahaan sekuritas dalam
melayani transaksi nasabah yang frekuen­
si dan volumenya senantiasa bertumbuh
terutama dengan semakin maraknya online trading.
Menurut Rusdianti, kerja sama BCA
dengan KSEI yang telah terjalin selama ini
telah cukup baik dan kami berharap agar
kestabilan dan kontinuitas sistem dapat di­
pertahankan untuk mendukung transaksi
pasar modal.
Sinergi yang telah terjalin antara per­
bankan dengan industri pasar modal,
lanjut­nya, harus terus ditingkatkan de­
ngan saling memberikan informasi terkini
me­ngenai industri pasar modal sehingga
Payment Bank dapat memberikan pela­
yanan terbaik.
Menurut Erwina, selama ini kerja sama
dengan pihak KSEI sudah berjalan sangat
baik. Pemantauan harian dan evaluasi se­
luruh payment bank secara transparan di­
lakukan bersama untuk menjaga dan me­
ningkatkan kualitas layanan. Kerja sama ini
akan lebih baik lagi apabila KSEI ataupun
SRO lainnya mengikutsertakan Payment
Bank sebagai bagian dari tim pengem­
bang­an pasar modal dalam pembahasan
de­ngan otoritas lain seperti Bank Indone­
sia atau Departemen Keuangan dan lainlain, sehingga layanan kepada pelaku pa­
sar modal dapat terus dikembangkan dan
ditingkatkan bersama untuk memberikan
manfaat yang sebaik-baiknya dalam ber­
bagai dimensinya. l
“Sinergi antara perbankan
dengan industri pasar,
harus terus ditingkatkan
de­ngan saling
memberikan informasi
terkini me­ngenai industri
pasar modal.”
Edisi 04, 2009
ment Bank KSEI sungguh merupakan satu
tonggak pencapaian (milestone) yang
membukti­kan komitmen dan kemampu­
an Bank Per­­mata dalam menyediakan
la­yanan per­bankan sesuai standar yang
te­lah di­te­tapkan KSEI dalam mendukung
akti­vitas pasar modal Indonesia,” papar
Ardi Sedaka, Head - Financial Institutions
Bank Permata.
Fokuss
telah membina hubungan kerja sama de­
ngan CIMB Niaga mencapai 78%.
Bagi Bank Mandiri, penunjukan seba­
gai Payment Bank KSEI juga bukan yang
pertama kali. Bank Mandiri telah ditunjuk
sebagai Payment Bank sejak tahun 1994,
dan penunjukan kali ini adalah untuk yang
keempat kalinya, sehingga tentunya da­
ri segi pengalaman hubungan yang telah
terjalin Bank Mandiri akan lebih siap. Wisnu
Broto, Senior Manager FI Overseas Network
Group Bank Mandiri, mengutip pernyataan
Direktur Bank Mandiri mengatakan, nilai
transaksi KSEI yang dilayani Bank Mandiri
per Juni 2009 telah melampaui Rp 100 tri­
liun. Menurutnya, kelebihan Bank Mandiri
adalah merupakan Bank BUMN pertama di
Indonesia yang ditunjuk sebagai Payment
Bank KSEI selama lebih dari 14 tahun dan
terus dipercaya sampai saat ini.
Bagi BCA, saat ini adalah untuk yang
kedua kalinya ditunjuk sebagai Payment
Bank KSEI, yaitu sejak periode tahun 20052009 dan kini periode tahun 2009-2011.
“Persiapan yang dilakukan BCA kali ini ti­
dak serumit persiapan yang dilakukan Pay­
ment Bank baru yang harus membangun
jaringan host-to-host dengan KSEI. Saat
ini lebih ke arah pengembangan layan­
an yang disesuaikan dengan kepuasan
nasabah,” ungkap Rusdianti Salim, Chief
Mana­ger Satuan Kerja Cash Management
BCA. “Sebagai Payment Bank, BCA diharap­
kan dapat mengembangkan pasar modal
di Indonesia dengan memberikan ke­
mudahan layanan bagi investor maupun
Anggota Bursa untuk melakukan transaksi
pasar modal dengan didukung kecang­
gihan teknologi informasi, sehingga trans­
aksi pasar modal yang dilakukan melalui
BCA menjadi mudah, cepat dan aman,”
lanjutnya.
Perkembangan nilai transaksi yang
dibukukan BCA dari Anggota Bursa yang
memiliki rekening BCA sebesar Rp 135,47
triliun per bulan. Dengan lebih dari 850
kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia, nasabah dapat menggunakan
berbagai sarana dalam melakukan trans­
aksi, antara lain: Internet Banking, Mobile
Banking, Debit BCA, ATM, layanan BCA
Prioritas, BCA Bizz, dan BCA by Phone.
BCA telah mengelola lebih dari tujuh
juta rekening yang tersebar di seluruh In­
donesia, yang merupakan modal dasar
BCA sebagai Payment Bank dimana mayo­
ritas dari komunitas pasar modal, yaitu
investor dan Anggota Bursa telah menggu­
nakan BCA untuk melakukan transaksi per­
bankan yang terkait dengan pasar modal.
Sementara itu, periode ini adalah
untuk yang pertama kalinya Bank Per­
mata ditunjuk sebagai Payment Bank KSEI.
“Penunjukan Bank Permata sebagai Pay­
­
The 11th ACG Cross Training Seminar
‘Serve Our Investor’
Edisi 04, 2009
Pertemuan rutin Asia Pacific Central Depository Group (ACG) Cross Training Seminar
kembali diselenggarakan untuk yang kesebelas kalinya. Dengan mengambil Issuer
Services sebagai topik pembahasan utama, negara-negara peserta ACG sepakat
untuk senantiasa fokus terhadap kebutuhan investor, sekaligus memberikan
layanan terbaik kepada mereka.
Fokuss
P
enyelenggaraan The 11th ACG
Cross Training Seminar bertujuan
untuk memfasilitasi pertukaran
informasi dan meningkatkan kerja sama
antar anggota ACG. Berlangsung pada
tanggal 2 - 4 Juli 2009 dengan tuan rumah
The Central Depository Bangladesh Limited
(CDBL), Dhaka, Bangladesh, kegiatan ini
diselenggarakan di Hotel Pan Pacific So­
nargaon. Acara ini dihadiri 15 institusi dari
11 negara di Asia Pasifik, antara lain, India,
Pakistan, China, Jepang, Korea, Indonesia,
“The 11th ACG Cross
Training Seminar
bertujuan untuk
memfasilitasi pertukaran
informasi dan
meningkatkan kerja sama
antar anggota ACG.”
Malaysia, Mongolia, Hong Kong, Singa­
pura dan Thailand dengan topik utama
“Issuer Services”.
Pada acara tahunan ini, perwakilan
delegasi KSEI berasal dari Divisi Penelitian
dan Pengembangan Usaha (Dian Kurnia­
sarie), Divisi Jasa Kustodian Sentral (Har­
tati Handayani), Divisi Pengembangan
Sistem Informasi (Erna Mudji Ambarsari)
dan Bagian Hukum (Roshida Widyawati).
Delegasi KSEI membawakan presentasi
bertema “Depository Model and Issuer
Services Provided By KSEI”, yaitu menge­
nai layanan Corporate Action yang dise­
diakan KSEI bagi pemakai jasa.
Topik pembahasan utama dibagi
dalam 4 (empat) topik, yaitu Comparison
of Depository Models, CSD’s Legal Protec­
tion in case of Participant Insolvency, Legal
Issues and Implications raised by Unifica­
tion of Private Law (UNIDROIT) Convention,
Collateral Management serta Impact of the
World Financial Crisis on the Market and
Actions Taken by CSDs.
Hari pertama diawali dengan acara
Welcome Reception yang dihadiri hampir
seluruh peserta. Acara ini dimaksudkan
untuk saling mengenal satu sama lain
diselingi pertukaran informasi seputar
masing-masing institusi. Hari kedua, se­
mi­nar dibuka dengan sambutan dari
tuan rumah Chairman of CDBL, Samson
H Chowdhury dan Chairman of The Securi­
ties and Exchange Commission (SEC) Ziaul
Haque Khondker, kemudian dilanjutkan
dengan presentasi oleh Samad dari CDBL
mengenai perkembangan CDBL sejak ta­
hun 1999 dan layanan jasa CDBL, antara
lain pembagian dividen kepada investor,
penyediaan akses internet dan Short Me­
ssaging Service (SMS) untuk melihat saldo
Efek yang dimiliki investor secara lang­
sung ke website CDBL.
Acara tahunan ini kemudian dilanjut­
kan dengan pembahasan topik pertama,
Comparison of Depository Model, yang
merupakan topik yang dipilih dalam per­
tukaran informasi antar Task Force. Ada
tujuh negara yaitu China, India, Singa­
pura, Hong Kong, Malaysia, Indonesia dan
Jepang yang saling bertukar informasi
mengenai layanan jasa penyimpanan Efek
kepada pemakai jasa.
Pembahasan dititikberatkan pada
struktur Rekening Efek dan Sub Rekening
Efek yang berlaku di masing-masing nega­
ra. Kegiatan Corporate Action dan pembe­
rian akses kepada investor untuk melihat
saldo Efek dalam Sub Rekening Efeknya.
Seperti halnya Indonesia yang telah me­
miliki fasilitas Investor Area, negara-negara
lain juga telah memberikan fasilitas yang
sama kepada investor. Investor dapat
meng­akses Sub Rekening Efeknya melalui
Bangladesh, dan diakhiri foto bersama.
Di akhir acara, CDBL memberikan slogan
“Serve Your Investor” yang berarti bahwa
saat ini semua Central Securities Deposito­
ry fokus terhadap kebutuhan investor dan
meningkatkan layanan yang lebih baik.
Sampai jumpa dalam ACG Cross Training
tahun depan. l
[Delegasi KSEI]
Dengan slogan “Serve
Your Investor”, saat ini
semua Central Securities
Depository fokus terhadap
kebutuhan investor dan
meningkatkan layanan
yang lebih baik.
Edisi 04, 2009
nyelesaian transaksi antara negara-ne­gara
yang terlibat cross border. Saat ini ke­
tiga negara tersebut masih dalam proses
pengkajian ketentuan UNIDROIT, dimana
implementasi dari ketentuan UNIDROIT
tersebut akan disesuaikan setelah mem­
peroleh persetujuan dari Capital Market
Supervisory masing-masing negara.
Selanjutnya pada topik ketiga me­
ngenai Collateral Management, delegasi
Indonesia yang diwakili oleh PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta
Thailand dan Korea Selatan menjelaskan
mengenai struktur jaminan atas penyele­
saian transaksi Efek.
Pertemuan selama dua hari ini diakhiri
dengan pemaparan dari Dr Hasan Imam,
Managing Director & CEO Race Capital
Management, Mendjargal Orosoo, Mongo­
lian Securities Clearing House and Central
Depository, Naoko Watanabe, Japan Se­
curities Depository Center, Inc. dan A.C.
Gautam, Managing Director Bank of India
Shareholding, mengenai dampak krisis
keuangan dan tindakan yang dilakukan
oleh kustodian sentral dalam menghadapi
krisis keuangan yang terjadi sejak perte­
ngahan tahun 2008 sampai saat ini.
Acara ditutup dengan santap malam
bersama untuk seluruh peserta yang juga
dihadiri oleh keluarga besar CDBL. Acara
ini dimeriahkan oleh kesenian tradisional
Fokuss
website atau SMS. Pada hari yang sama
diadakan pula diskusi antar kelompok
dengan issue utama “Issuer Services” yang
terbagi dalam tujuh kelompok kecil.
Pada hari ketiga, acara dilanjutkan
dengan pembahasan topik kedua yaitu
CSD’s Legal Protection in case of Partici­
pant Insolvency yang dipresentasikan
oleh Pakistan dan Malaysia. Dalam pre­
sentasinya, kedua negara ini memapar­
kan bahwa Efek nasabah harus disimpan
dalam Sub Rekening Efek untuk melin­
dungi aset nasabah dari kebangkrutan
Pemegang Rekening serta adanya la­
rangan bagi Pemegang Rekening untuk
melakukan perpindahan Efek, penarikan
maupun agunan atas Efek tanpa instruksi
dari nasabah.
Pada pembahasan topik ketiga
mengenai Legal Issues and Implication of
UNIDROIT Convention, delegasi dari Ko­
rea Selatan, Jepang dan Thailand mem­
presentasikan mengenai perbandingan
antara ketentuan-ketentuan UNIDROIT
Convention dengan ketentuan penyim­
panan dan penyelesaian transaksi Efek
yang berlaku di masing-masing negara
tersebut.
Latar belakang UNIDROIT Convention
adalah adanya transaksi cross border, di­
mana diperlukan adanya modernisasi
dan harmonisasi ketentuan terkait pe­
aktivitas
Kunjungan Delegasi Iran
Pada tanggal 22 Juli 2009, KSEI bersamasama dengan BEI dan KPEI mendapatkan
kunjungan kehormatan dari delegasi Stock
Exchange Organization (SEO) Iran yang terdi­
ri dari berbagai unsur di pasar modal Iran,
seperti: Perusahaan Efek, Emiten, hakim dan
regulator. Tujuan kunjungan tersebut adalah
pertukaran informasi terkait dengan perkem­
bangan industri pasar modal di masing-ma­
sing negara. Acara diawali dengan kunjungan
ke trading floor, yang kemudian dilanjutkan
presentasi dari masing-masing institusi dan
diakhir de­ngan diskusi. l
Team Building Pemakai Jasa KSEI
KSEI kembali menyelenggarakan kegiatan Team Building Pemakai
Jasa KSEI di Bandung pada tanggal 3 - 5 Juli 2009. Acara bertema “Jungle
Adventure” ini bertujuan untuk mempererat hubungan dan kerja sama di
antara KSEI dan pemakai jasa, sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan ucapan
terima kasih atas segala hasil yang telah dicapai selama ini. Kegiatan team
building ini diikuti oleh 350 peserta yang berasal dari perwakilan Perusahaan
Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan
KPEI. Rangkaian kegiatan sejak keberangkatan, kegiatan team building di
Green Forest hingga Gala Dinner di Nu Art Sculpture diikuti peserta dengan
antusias dan membawa kesan mendalam serta menambah terjalinnya
keakraban antara KSEI dan pemakai jasanya. Acara juga dimeriahkan dengan
pemutaran film hasil kegiatan team building, penampilan live band dan dancer
serta adanya pembagian doorprize. l
DRC Live Test ke-12
Edisi 04, 2009
Dalam rangka menjamin kelancaran, ke­
nyamanan dan keamanan investor dalam
bertransaksi, KSEI kembali melakukan Disas­
ter Recovery Center (DRC) Live Test ke-12 pada
tanggal 31 Juli 2009. Pengujian sistem DRC
tersebut bertujuan untuk memastikan bah­
wa sistem DRC mampu mengaman­kan dan
menggantikan sistem C-BEST utama pada saat
terjadi gangguan pada mesin utama dan Busi­
ness Contingency Plan dapat berjalan sesuai
prosedur yang ditetapkan. l
statistik
���������������������������������������������������
�����������������������������
Total Distribusi “Corporate Action”
(Periode Januari - Juli 2009)
Januari - Juli 2009
Fokuss
Dana
Rp (miliar)
USD (juta)
Equity (Dividen dan Exercise)
20.420,44
20,08
Debt (Bunga dan Pokok)
30.077,06
4,73
Total Dana
50.497,50
24,81
Efek
(Jumlah/Unit Efek)
Saham
7.403.887.511
Waran
15.026.329
HMETD
8.440.366.499
Total
15.859.280.339
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
������
�����������������������������������������������
�����������������������������
����������������������������������
�����������������������������
���������������������
��������
��������
�������
��������
�������
�������
������
�������
������
������
���
������
���
�������
�������
������
���
�������
���
���
���
���
�������
���
���
���
���
���
���
���
Download