PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TERASH MINI CAFE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : NAMA NIM : HERMILA HARZALIA : 302 12 11 041 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2016 PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TERASH MINI CAFE SUNGAILIAT Hermila Harzalia 3021211041 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung email:[email protected] ABSTRACT Customers’ loyalty has an important role and become an asset which is valuable for businessman especially of cafe entrepreneur. Therefore, loyalty becomes the main reason for a company to atttract and retain customers. It condition also happens on Terash Mini Cafe Sungailiat which always maintains their existence in the middle of cafe business competition. The aim of this research is to determine how the effect of marketing strategy and experiential marketing on the customers’ loyalty at Terash Mini Cafe Sungailiat. The population of this study is the customers of Terash Mini Cafe which are 407 respondents. This is descriptive quatitative research with total sample of 202 respondents which is obtained using Slovin formula, while the sampling technique uses accidental sampling. The test of instrument uses validity test and reliability test. The data analyzing method uses multiple linear regression with t test, F test and determination analysis. The result of this research indicates that partially variable of marketing strategy and experiential marketing has positive and significant effect on the customers’ loyalty at Terash Mini Cafe Sungailiat with the value of variable of marketing strategy (X1) t value is 12.320 > ttable 1.972 and variable of experiential marketing tvalue is 5.940 > ttable 1.972. Simultaneously variable of marketing strategy and experiential marketing also has positive and significant effect on customers’ loyalty at Terash Mini Cafe Sungailiat with the test result is Fvalue 193.593 > Ftable 3.04 with the significance level is 0.000 < 0.05. The result of the test also get the value of Adjusted R Square in the amount of 0.657 or 65.7% which means the variation of variable of customers’ loyalty can be explained by variable of marketing strategy and experiential marketing while the remaining is explained by other variable out of the reserach. Keywords: Marketing Strategy, Experiential Marketing and Costumers’ Loyalty PENDAHULUAN Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, termasuk Indonesia. Terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu, UMKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UMKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Ketatnya persaingan mulai dari level terendah hingga level tertinggi dalam dunia bisnis, membuat UMKM harus mempunyai strategi yang unggul dan mumpuni. Apabila UMKM sebagai unit bisnis salah dalam menerapkan strategi akan berdampak dalam 2 kelangsungan usaha dan masa depan UMKM itu sendiri. Seorang pelaku UKM dituntut harus bisa menerapkan strategi yang tepat, dalam kondisi yang tepat serta waktu yang tepat pula. Penerapan strategi yang tepat bukanlah hal yang mudah, untuk mencapainya seorang pelaku UMKM harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan entrepeneurship yang mendalam. Namun banyak diantara pelaku UMKM di Indonesia kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki pengetahuan entrepeneurship. Sehingga seringkali kurang tepat dalam menerapkan strategi yang seharusnya dijalankan. Tanpa dukungan strategi yang tepat, perusahaan akan sulit untuk bertahan di tengah persaingan. Hal serupa terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, banyak dari pelaku UMKM yang tidak bisa membuat serta menjalankan strategi yang tepat, sehingga yang terjadi adalah tidak tercapainya keberhasilan dalam suatu usaha bagi pelaku UMKM. Perkembangan usaha di Bangka Belitung saat ini sangat meningkat dan kondisi persainganpun semakin ketat. Menurut Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung peran UMKM mendominasi 99,96 persen dunia usaha. Cafe termasuk kategori usaha kecil, namun diperlukan jiwa wirausaha. Seorang wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problemmanajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Cafe adalah jenis restaurant yang paling sederhana dengan menu yang sangat sederhana pula. Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan pelanggan berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Karena apabila perusahaan memiliki seorang pelanggan yang loyal, maka hal itu dapat menjadi aset yang sangat bernilai bagi perusahaan. Menurut Griffin dalam Hurriyati (2010:129) bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Pelanggan tidak hanya secara terus menerus menggunakan produk atau jasa perusahaan, tetapi dengan sendirinya pelanggan tersebut akan merekomendasikannya kepada orang lain sesuai dengan pengalaman yang ia rasakan. Pelanggan yang loyal secara tidak langsung dapat membantu perusahaan dalam mempromosikan produk atau jasa kepada orang-orang terdekatnya. Tentu saja ini akan membantu perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru. Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha – usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing – masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran adalah cara yang paling tepat dalam upaya meningkatkan penjualan, caranya ialah dengan menetapkan harga, melakukan promosi, serta saluran distribusi terhadap barang dan jasa yang bisa memberikan kepuasan kepada konsumen (Assauri, 2011:168). Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk, penetapan harga, promosi dan lokasi atau tempat (marketing mix). Satu lagi variabel yang diduga ikut berperan dalam mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah experiential marketing. Suatu bentuk pendekatan pemasaran yang mencoba menganalisis konsumen dengan menggunakan model-model psikologis dalam menganalisis perilaku konsumen. Menciptakan persepsi positif suatu produk kepada 3 konsumen merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan produk tersebut. Persepsi positif yang telah tertanam di benak konsumen membuat konsumen dengan mudah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membeli suatu produk yang diinginkannya. Dalam pendekatan ini, pemasar menciptakan produk atau jasa dengan menyentuh panca indra, hati, dan pikiran konsumen. Produk dapat menyentuh nilai emosional konsumen secara positif dapat menjadikan memorable experience antara perusahaan dan konsumen. Hal ini berpengaruh sangat baik bagi perusahaan karena konsumen yang puas biasanya menceritakan pengalamannya menggunakan produk atau jasa suatu perusahaan kepada orang lain. Terash Mini Cafe merupakan salah satu bisnis cafe yang saat ini mengalami perkembangan pesat dan dapat terus mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan bisnis cafe dan kedai kopi di kota Sungailiat Kabupaten Bangka. Terash Mini Cafe berlokasi di pusat keramaian yang berada di daerah perumahan, yaitu di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 1 Sungailiat. Dengan melihat sejarah cafe ini yang berkembang dengan pesat yang dahulunya hanya merupakan sebuah cafekecil dengan fasilitas seadanya. Terash Mini Cafe dalam hal ini juga memiliki pelanggan-pelanggan yang loyal meskipun tak dapat dipungkiri bahwa setiap bulannya mengalami fluktuatif. Situasi yang terjadi menunjukkan bahwa bisnis cafe seperti ini memang mengalami pasang surut, ada banyak faktor yang mempengaruhinya seperti mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang kompleks seperti banyaknya pesaing. Untuk itu sudah semestinya Terash Mini Cafe harus memiliki strategiyang jitu agar para pelanggannya tetap memiliki rasa loyalitas terhadap Terash Mini Cafe yang dalam hal ini dapat diwujudkan oleh melalui penciptaan strategi pemasaran yang tepat dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, memberikan kenyamanan kepada konsumen, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pengalaman yang mengesankan kepada para pelanggan melalui pendekatan experiential marketing. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi pemasaran, experiential marketing dan loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat ? 2. Bagaimana pengaruh strategi pemasaran secara parsial terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat ? 3. Bagaimana pengaruh experiential marketing secara parsial terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat ? 4. Bagaimana pengaruh strategi pemasaran dan experiential marketing secara simultan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat ? 4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran strategi pemasaran, experiential marketing dan loyalitas pelanggan Terash Mini Cafe Sungailiat serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran, experiential marketing dan loyalitas pelanggan Terash Mini Cafe Sungailiat baik secara parsial maupun simultan. LANDASAN TEORI Manajemen Pemasaran Kotler dan Keller (2012:27) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar dan mendapatkan, mempertahankan, dan meningkatkan konsumen dengan membuat, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai konsumen yang superior. Strategi Pemasaran Assauri (2011:168) menjelaskan bahwa strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Experiential Marketing Ali Hasan (2013:8) experiential marketing adalah pengalaman pribadi yang terjadi karena respons terhadap stimulus tertentu dengan mengoptimalkan sensory, emosional, cognitive experience, action, relationship marketing dalam usaha-usaha pemasaran sebelum dan sesudah pembelian, pertukaran informasi dan ikatan emosional. Loyalitas Pelanggan Pendapat yang dikemukakan oleh Griffin dalam Ratih Hurriyati (2010:129) bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Menurut Oliver yang dikutip Ratih Hurriyati (2010:128) mengungkapkan ” loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. KERANGKA BERPIKIR Sugiyono, (2014 : 128) mengatakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 Gambar I Model Konseptual Hubungan Antara Strategi Pemasaran, dan Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan H1 Strategi Pemasaran (X1) Experiential Marketing (X2) H2 Loyalitas Pelanggan (Y) H3 H4 Sumber : Diolah peneliti, 2016 HIPOTESIS H1 : Strategi pemasaran diduga rendah, experiential marketing diduga rendah dan loyalitas pelanggan diduga rendah. H2 : Strategi pemasaran secaraparsialberpengaruh positif dan signifikan loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat Bangka. terhadap H3 : Experiential marketingsecaraparsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat Bangka. H4 : Strategi pemasaran dan experiential marketing secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat Bangka. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2014 : 81), penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014 : 148). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah konsumen yang berkunjung pada Terash Mini CafeSungailiat yaitu sebanyak407 orang yang diambil dari jumlah pengunjung rata-rata per hari. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014 : 149). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang yang kebetulan dtemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiono, 2014: 156) 6 Sampel dari penelitian ini adalah bagian dari jumlah populasi yaitu pelanggan Terash Mini Cafe sebanyak 202 sampel. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).Data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada konsumen Terash Mini Cafe. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder diperoleh dari dokumen,literature yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau melampirkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa niat untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi. Analisis Verifikatif Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi(Sugiono, 2014 : 238). Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan yang ada di kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Imam Ghozali, 2013:52). Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir pernyataan dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation) dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau indikator tersebut dinyatakan valid dan layak digunakan. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur sutau kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2013:47). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai α > 0,60. Uji Asumsi Klasik Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan di analisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen atau variabel dependen berdistribusi normal (Ghozali, 2013:160). 7 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Tolerance mengukur variabelitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang terendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jiika nilai tolerance>0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Uji Heteroskedastisitas Danang Sunyoto (2011 : 134), dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda maka disebut terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Danang Sunyoto (2011, 124), analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan model regresi sebagai berikut: Y=a+b1X1+ b2X2+e Keterangan : Y = Loyalitas Pelanggan b1-b2 = Koefisien regresi a = Konstanta X1 = Strategi Pemasaran X2 = Experiential Marketing e = Error Pengujian Hipotesis Uji T Uji T disebut juga uji parsial, yang digunakan untuk menguji apakah suatu variabel independen secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Pada uji-t terdapat nilai thitung dengan ttabel. Apabila thitung< ttabel, maka H0diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara masing-masing variabel X terhadap variabel Y. Apabila thitung> ttabel, maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing variabel X terhadap variabel Y.Taraf nyata yang digunakan sebesar 5%. Uji F Danang Sunyoto (2011 : 126), Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji statistik F dengan taraf signifikan α = 0,05 dan kriteria pengujian dimana bila Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh secara simultan. Bila Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh secara simultan 8 Koefisien Determinasi (Uji R-Square) Imam Ghozali (2013 : 97), koefisien determinasi (R 2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah setara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil bearti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Hasil Rekapitulasi Analisis Deskriptif Tabel I Hasil Rekapitulasi Variabel Strategi Pemasaran, Experiential Marketing dan Loyalitas Pelanggan Variabel Nilai Kategori Strategi Pemasaran 3,83 Tinggi ExperientialMarketing 3.59 Tinggi Loyalitas Pelanggan 3,66 Tinggi Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016. Berdasarkan hipotesis deskriptif yang diduga dalam penelitian ini adalah Strategi Pemasaran, Experiential Marketing dan Loyalitas Pelanggantinggi, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hal ini dikarenakan hasil analisa deskriptif variabel Sttrategi Pemasaran, Experiential Marketing dan Loyalitas Pelanggan termasuk kategori penilaian tinggi. Berdasarkan data diatas pula dapat kita simpulkan, variabel yang memiliki ratarata paling tinggi ialah variabel Strategi Pemasaran yang berarti persepsi pelanggan terhadap Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh Terash Mini Cafe Sungailiat sudah baik, karena kualitas makanan dan minuman di cafe tersebut baik, menetapkan harga yang sesuai dengan kualitasnya, memberikan kenyamanan kepada konsumen sehingga pelanggan merasa puas dan loyal terhadap cafe tersebut. Variabel Experiential Marketing juga memiliki penilaian dalam kategori tinggi. Karena Terash Mini Cafe dapat memberikan pengalaman yang mengesankan kepada pelanggan melalui penciptaan pengalaman melalui panca indera rasa dan bau makanan dan minuman di cafe tersebut enak, alunan musik akustik yang ada di cafe tersebut membuat pelanggan betah, mencipatakan pengalaman dengan menarik emosi dan perasaan pelanggan dengan sense, feel, think, act, dan relate. rerata paling rendah dari kategori keseluruhan variabel, oleh karena itu Terash Mini Cafe harus mengevaluasi permasalahan-permasalahan seperti kesejukan ruangan cafe, ragam menu makanan dan minuman yang tersedia, kecepatan penyajian makanan, dan inovasi menu dapat meningkatkan kepuasan kepada pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan di Terash Mini Cafe. Sementara itu berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa loyalitas pelanggan Terash Mini Cafe juga tinggi. Konsumen Terash Mini Cafe memiliki kecenderungan untuk berkunjung kembali ke cafe dan menjadikan Terash Mini Cafe sebagai pilihan utama mereka. Selain itu responden Terash Mini Cafe mengatakan hal positif dan menyarankan kepada teman atau keluarga untuk berkunjung ke cafe tersebut. 9 Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif kepada cafe karena akan mendatangkan pelanggan yang baru. Hasil Analisis Data Uji Validitas Tabel IIHasilUjiValiditas Variabel Item rhitung rtabel Keterangan Strategi Pemasaran X1.1 0,696 0,138 Valid X1.2 0,644 0,138 Valid X1.3 0,654 0,138 Valid X1.4 0,693 0,138 Valid X1.5 0,740 0,138 Valid X1.6 0,762 0,138 Valid X1.7 0,754 0,138 Valid X1.8 0,669 0,138 Valid X2.1 0,708 0,138 Valid X2.2 0,691 0,138 Valid X2.3 0,640 0,138 Valid X2.4 0,687 0,138 Valid X2.5 0,624 0,138 Valid X2.6 0,723 0,138 Valid X2.7 0,695 0,138 Valid X2.8 0,746 0,138 Valid X2.9 0,769 0,138 Valid X2.10 0,716 0,138 Valid X2.11 0,627 0,138 Valid X2.12 0,769 0,138 Valid X2.13 0,722 0,138 Valid Y1.1 0,589 0,138 Valid Y1.2 0,616 0,138 Valid Y1.3 0,639 0,138 Valid Y1.4 0,560 0,138 Valid Y1.5 0,727 0,138 Valid Y1.6 0,647 0,138 Valid Y1.7 0,749 0,138 Valid Y1.8 0,577 0,138 Valid Experiential Marketing Loyalitas Pelanggan Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016. 10 Berdasarkan Tabel II dapat diketahui bahwa pengujian validitas instrumen penelitian (kuesioner) dengan masing-masing pernyataan dari variabel strategi pemasaran, experiential marketing dan loyalitas pelanggan mendapatkan nilai rhitung lebih besar dari 0,138 rtabel sehingga keseluruhan instrumen dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Tabel III HasilUjiValiditas Variabel Alpha Keterangan Strategi Pemasaran 0,852 Reliabel Experiential Marketing 0,914 Reliabel Loyalitas Pelanggan 0,785 Reliabel Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016. Berdasarkan nilai Cronbach Alpha yang tertera di tabel III dapat disimpulkan instrumen yang digunakan reliabel atau handal, artinya instrument yang digunakan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau mengukur objek yang telah ditetapkan karena nilai Cronbach Alpha > 0.60. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Gambar II Hasil Uji Normalitas Histogram Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016. Gambar III Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016. Berdasarkan tampilan grafik normal plot yang tersaji diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaran 11 mengikuti arah garis diagonalnya. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas. Tabel IV Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 202 Normal Parameters Mean a,b Std. Deviation ,0000000 2,54803307 Most Extreme Absolute ,058 Differences Positive ,058 Negative -,057 Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) ,058 c ,098 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Besarnya nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,098 yang artinya lebih besar dari 0,05. Berdasarkan interpretasi tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima sedangkan Ha ditolak yang artinya data residual berdistribusi normal. Uji Multikolonieritas Tabel V Hasil Uji Multikolonieritas Keterangan Colliniearity statistics Tolerance VIF Strategi Pemasaran 0,697 1,435 Experiential Marketing 0,697 1,435 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Bahwa nilai VIF untuk variabel strategi pemasaran (X1) sebesar 1.435 dan experiential marketing (X2) sebesar 1.435. Karena nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya multikolonieritas. Selain itu, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0.10 strategi pemasaran (X1) sebesar 0.697 dan experiential marketing (X2) sebesar 0.697. Hal ini juga menunjukkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya multikolonieritas. 12 Uji Heteroskedastisitas Gambar IV Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Berdasarkan grafik Scatterplot yang menguji pengaruh strategi pemasaran (X1) dan experiential marketing (X2)terhadap loyalitas pelanggan (Y) pada Terash Mini Cafe dapat terlihat ada titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan. Analisis Regresi Berganda Tabel VI Hasil Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std.Error Beta 1 (Constant) 4,741 1,269 X1.Total 0,561 0,045 0,613 X2.Total 0,159 0,027 0,294 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Persamaan regresi berganda yang diperoleh dari hasil analisis adalah : Y = 4,741 + 0,561X1+ 0,159X2+e Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1. Konstanta = 4,741 Jika variabel strategi pemasaran dan experiential marketing nilainya = 0, maka loyalitas pelanggan nilainya 4,741. 2. Koefisien Strategi Pemasaran = 0,561 Jika strateg pemasaran mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan sementara variabel lain tetap, maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0,561satuan. 3. Koefisien Experiential Marketing = 0,159 Jika experiential marketingmengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan sementara variabel lain tetap, maka loyalitas pelanggan meningkat sebesar 0,159 satuan. 13 Uji Hipotesis Uji T Tabel VII Hasil Uji T Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std.Error T Sig 3,737 0,000 Beta 1 (Constant) 4,741 1,269 X1.Total 0,561 0,045 0,613 12,390 0,000 X2.Total 0,159 0,027 0,294 5,940 0,000 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Berikut ini hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel. 1. Nilai konstanta (constant) sebesar 4,471 dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,737 (3,737 > 1.972) dan nilai signifikasi 0.000 lebih kecil dari 0.05 yang berarti signifikan untuk memprediksi loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 2. Nilai t hitung = 12.390 menunjukkan bahwa semakin tinggi strategi pemasaran (X1) maka akan meningkatkan loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat.Nilai t hitung >t tabel (12.390>1.972) berarti H0 ditolak dan H2 diterima. Kesimpulan: strategi pemasaran (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 3. Nilai t hitung = 5,940 menunjukkan bahwa semakin tinggiexperiential marketing (X2) maka akan meningkatkan loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat.Nilai t hitung >t tabel (5,940>1.972) berarti H0 ditolak dan H3 diterima. Kesimpulan: experiential marketing (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. Uji F Tabel VIII Hasil Uji F Model Sum of DF Squares Mean F Sig 193,593 ,000 Square 1.Regression 2539,058 2 1269,529 Residual 1304,987 199 6,558 Total 3844,045 201 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Nilai Fhitung = 193,593 menunjukkan bahwa semakin besar strategi pemasaran (X1) dan experiential marketing (X2) maka akan meningkatkan loyalitas pelanggan (Y) pada Terash Mini Cafe Sungailiat.Nilai F hitung>F tabel ( 193.593 > 3.04) berarti H0 ditolak dan H4 diterima. Kesimpulan : strategi pemasaran (X1) dan experiential marketing (X2) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 14 Koefisien Determinasi Tabel IX Hasil Uji Koefisien Determinasi(R2 ) Model R R Square Change Statistic Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,813 ,661 ,657 2,561 Sumber: Data SPSS diolah peneliti, 2016 Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka Adjusted R Square 0,657 atau 65,7% yakni berarti variasi variabel loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh strategi pemasaran danexperiential marketing sisanya 34,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pemasaran dan Experiential Marketingterhadap Loyalitas Pelanggan Terash Mini Cafe Sungailiat”, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis deskriptif terlihat bahwa variabel strategi pemasaran, experiential marketing, danloyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat termasukkedalam kriteriatinggi yang berada pada rentang skor pada interval 3,41 - 4,20. Hal inidapatdilihatdariskor rata-rata yang dihasilkanoleh variabel strategi pemasaransebesar3,83, variabelexperiential marketingsebesar3,59, danvariabelloyalitas pelanggansebesar3,66. 2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel strategi pemasaran mempunyai nilai thitung sebesar 12,320> ttabel dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 3. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel experiential marketing mempunyai nilai thitung sebesar 4,431> ttabel dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 4. Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa variabel strategi pemasaran dan experiential marketing berpengaruh terhadap loyalitas pelanggandengan nilai signifikansi 0,000 dan Fhitung sebesar 193,593 sehingga semakin tinggi strategi pemasaran dan experiential marketing akan mengakibatkan semakin tinggi pula loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 5. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel strategi pemasaran dan experiential marketing mempunyai pengaruh sebesar 65,7% terhadap variabel loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat. 15 SARAN 1. Saran untuk Terash Mini Cafe a. Hendaknya kepada pemilik Terash Mini Cafe perlu meningkatkan dan membuat hal yang lebih menarik serta unik khususnya pada aspek promosi penjualan produknya sehingga minat, kesan, dan ketertarikan konsumen pada produk Terash Mini Cafe akan semakin tinggi. Terash Mini Cafe dapat membuat akun media sosial sendiri agar tidak kalah bersaing dengan cafecafe lain, media sosial itu dapat membantu konsumen untuk lebih mengetahui informasi tentang Terash Mini Cafe. Selain dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran produk yang paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memiliki banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat sebuah akun jejaring sosial. Juga bisa dijadikan sebagai sarana interaksi dengan konsumen melalui frekuensi iklan yang berulang setidaknya akan membuat promosi produk terbaca oleh konsumen. b. Berkaitan dengan kesejukan ruangan Terash Mini Cafe sebaiknya pemilik cafe menyediakan kipas angin karena sirkulasi udara di Terash Mini Cafe dikatakan belum cukup stabil terutama pada malam minggu dengan tingkat kunjungan customer yang sangat padat dan ramai. c. Diharapkan dilakukan penambahan jumlah karyawan part-time pada waktu tertentu (weekend) yang dapat dilakukan oleh Terash Mini Cafe agar penyajian makanan dan minuman yang diberikan cepat dan dapat mengurangi antrian ketika customer tengah ramai karena dengan penyajian yang lebih cepat tentunya akan membuat perasaan puas pelanggan semakin meningkat. 2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya a. Menambah variabel penenlitian selain strategi pemsaran dan experiential marketing sebagai variabel independen dan loyalitas pelanggan sebagai variabel dependen karena masih banyak faktor atau variabel lain yang dapat mempenggaruhi loyalitas pelanggan yaitu emotional bonding (ikatan emosi) dan experiential providers (ExPros) meliputi communications (komunikasi), visual identity (identitas visual), product prensence (kehadiran produk), co branding (kerjasama), spatial environment (lingkungan), website dan people (penjual). b. Menggunakan lebih banyak sampel penelitian karena dengan semakin banyak sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat mengenai penelitian yang dilakukan. c. Menggunakan metode analisis lain selain SPSS yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi seperti analisis jalur (AMOS), Partial Least Square dan Structural Equation Model. 16 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Thamrin & Tantri Francis. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Alma, Buchari. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit: Alfabeta Bandung. Andharini dan Rohmat. (2012). “Analisis Experiential Marketing dan Looyalitas Pelanggan Jasa Wisata“. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.14. No. 2, September 2012: 128-137. Andreani, Fransisca. (2007). “Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran)”. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-8. Antara, (2015). “Krisis Ekonomi Global Diklaim Tak Pengaruhi UMKM Babel”. (http://www.beritasatu.com/ekonomi/302729-krisis-ekonomi-global-diklaimtak-pengaruhi-umkm-babel.html, diakses 18 Maret 2016). Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika. Assauri, Sofjan. (2011). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: Rajawali. Bateman, Thomas S & Snell, Scoot A. (2008). Manajemen: kepemimpinan dan kolaborasi dalam dunia yang kompetitif. Jakarta: Salemba Empat. BSN. (2015). (http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/5223, diakses 18 Maret 2016). Daft, Richard L. (2006). Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Daryanto, (2011). Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Depkop. (2015). (http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/, diakses 21 Maret 2016). Dharmawansyah, Inggil. (2013). “Pengaruh Experiential Marketing dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu”. Management Analysis Journal. Universitas Negeri Semaarang. Vol 2. No. 2. Hal 1-10. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gregerius, Chandra. (2008). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Guirong, Shao dan Jian Lian. (2012). “An Analysis on the Effect of Supermarket Experiential Marketing Impacting Customer Loyalty”. University of Shaoxing, China. Hal. 256-262. Handal, Nehemia S. (2010). Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas. Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro. Hasan, A. (2009). Marketing. Yogyakarta: Medpress. Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit CAPS (Center for Academic Publishing Service). Herlambang, Susatyo (2014). Basic Marketing (Dasar-Dasar Pemasaran) Cara Mudah Memahami Ilmu Pemasaran. Yogyakarta: Pustaka Baru. 17 Heryanto, Hery. (2011). “Effect of Marketing Strategy on Consumer Loyalty Bajapuik Savings at PT. BPR Berok Gunung Pangilun Padang”. International Journal of Lean Thinking. Vol. 2, No.1 Hal. 59-87. Hindarto, Daud P. (2013). “Hubungan Realationship Marketing dengan Loyalitas Pelanggan Ritel”. Jurnal JIBEKA. Vol. 7. No.3 Agustus 2013: 41-46. Hurriyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta. Kustini. (2007). “Penerapan Experiential Marketing”. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7. No. 2 September 2007: 44-57. Kotler, Philip. (2011). Manajemen Pemasaran. Edisi Milennium. Jakarta: Penerbit Prenhalindo. Kotler, P dan Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi ke 8. Jakarta: Erlangga. Kotler dan Keller. (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition. Pearson Prentice Hall. Probosuci, Kustania., dkk. (2014). “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus : Restoran Jepang Saboten Shokudo, Malang)”. Universitas Brawijaya. Hal 1-10. Nanle, Magaji., dkk. (2015). “Effect of Marketing Strategy on Customer Loyalty in the Nigerian Oil and Gas Industry: The Mediating Role of Consumer Perceived Value”.International Journal of Investment Management and Financial Innovations. Vol. 1 No. 4. Hal 94-104. Rangkuti, Freddy. (2010). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Satrio, Muhammad dan Santosa Budi. (2014). “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Pelanggan Yakult di Wonosobo”. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Hal 1-15. Saraswati, Riza., dkk. (2013). “Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas (Studi Pada Pelanggan Taman Indie Resto Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Vol. 6. No. 1. Hal 1-9. Setiyaningrum, Ari., dkk. (2015). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. ................ (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sunyoto, Danang. (2011). Metodologi Penelitian Ekonomi (Alat Statistik & Analisis Output Komputer). Jakarta : CAPS. ............... (2013). Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen). Jakarta: CAPS. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV Andi Offset. 18